31 BAB 4 KONSEP 4.1 LANDASAN TEORI Definisi Buku Menurut

advertisement
31
BAB 4
KONSEP
4.1 LANDASAN TEORI
Definisi Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid,
berisi tulisan atau kosong. Menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang
ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya
yang ditujukan untuk penerbitan.
Definisi Publikasi
Menurut Simon Jennings, publikasi adalah industri yang mendukung desain buku.
Arti kata publikasi adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan di depan
umum, secara terbuka dan membuat ide-ide atau gagasan-gagasan itu diketahui secara
umum (Jennings, Simon, The Complete Guide to Advance Illustration and Design, p134).
Definisi Budaya
Secara Estimologis, budaya berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddayah yang
mempunyai arti dalam bentuk jamaknya yang berarti budi atau akal. Sedangkan
kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal (Koentjaraningrat, 1974).
Adapun ciri-ciri kebudayaan :
1. Merupakan produk manusia sehingga kebudayaan merupakan ciptaan manusia,
dimana manusia sebagai pelaku sejarah dan kebudayaannya.
32
2. Bersifat sosial karena kebudayaan tidak akan dapat dihasilkan secara individu,
tetapi harus bersama-sama.
3. Diteruskan melalui proses belajar karena kebudyaan diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya dengan proses pembelajaran yang selalu berkembang setiap
saatnya.
4. Bersifat simbolik karena mengekspresikan dan mengungkapkan kehadiran
manusia serta segala upayanya untuk dapat mewujudkan dirinya masing-masing.
5. Merupakan sistem pemenuhan atas pelbagai kebutuhan manusia, yaitu setiap
kebutuhan yang melalui cara-cara beradab yang disertai teknik-teknik tertentu
(R.M., Rafael. Manusia dan Kebudayaan, 2000).
Sesuai dengan perancangan buku Seindah Bayang-Bayang dimana wayang
merupakan budaya warisan nenek moyang kita yang tidak ternilai, sudah sepatutnya
kita melestarikannya melalui generasi penerus bangsa kita, dimulai sejak dini, yaitu
melalui anak-anak bangsa.
Fisik alami sebuah buku
Menurut Simon Jennings, untuk mendesain sebuah buku secara tepat kita harus
mengerti dasar dari fisik alami sebuah buku, walaupun tidak menempel di dinding sama
halnya dengan poster, buku juga harus dapat dilihat dari sebuah jarak tertentu, misalnya
ketika diletakkan di sebuah lemari perpustakaan atau di dalam sebuah toko buku dimana
ia harus bersaing dengan judul-judul lainnya untuk menarik perhatian.
Buku juga adalah sebuah benda yang nyata, yang memiliki 3 dimensi. Buku
adalah sebuah objek fisik, sebuah kumpulan yang bertindak sebagai sistem pencarian
33
informasi. Ia harus dibaca, karena itu legible atau informasi di dalamnya harus dapat
diterima dan dimengerti.
Bentuk, ukuran dan proporsi
Menurut David Dabner, dalam memlilih bentuk dan ukuran area desain yang akan
dibuat, pertimbangan-pertimbangan praktis seperti benuk, ukuran kertas serta
fleksibilitas dari jenis mesin cetak yang tersedia selalu menjadi panduan dan pastikan
untuk selalu bekerja dalam apa yang perlu dicapai.
Selain itu, faktor pembiayaan juga dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran. Bentuk
potongan melengkung yang tidak biasa atau bentuk yang tidak praktis membuat biaya
produksi menjadi mahal, sama halnya dengan pembagian kertas yang tidak ekonomis
karena menyebabkan kertas terbuang sia-sia (Dabner, David > 2003, Design and Layout;
Understanding and Learning Graphic, p12).
Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, seorang psikolog perkembangan
manusia, fisik sebuah buku tidaklah menjadi persoalan untuk anak-anak, karena anakanak usia 8-12 tahun seudah berkembang sel-sel motoriknya dan memungkinkan mereka
untuk memegang buku dengan berbagai fisik yang berbeda.
Teori Layout
Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya:
1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat;
2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan;
3. Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi, dan selaras;
4. Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan warna ;
34
5. Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur yang
memberikan kesan kenyaman dan keindahan;
6. Proporsi merupakan suatu perbandingan;
7. Kontras merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang.
Layout adalah suatu perancangan huruf dan seni (fotografi, ilustrasi dan grafik
lainnya) di atas kertas. Ada 3 dasar untuk sebuah layout yang baik yaitu bahwa layout
itu harus bekerja, mengorganisir dan menarik perhatian.
Hal-hal untuk membantu mengatur, menyusun layout (Siebert and Ballard, 1992, p5) :
-
Gunukan ukuran huruf yang berbeda.
-
Warnai background dari sebuah informasi yang penting.
-
Bagilah informasi menjadi beberapa bagian.
-
Gunakan ketebalan hurug yang berbeda yang sesuai dengan kesan yang ingin
ditampilkan.
-
Pilihlah lokasi yang terbaik (bagian kiri atau biasanya yang pertama kali dibaca).
-
Letakkan gambar setelah copy
-
Buatlah point-point untuk setiap informasi yang penting
Dalam wawancara dengan Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, beliau
mengemukakan bahwa anak-anak usia 8-12 tahun mempunyai memori yang sangat
baik, sehingga layout yang cerah dan unik akan merangsang dan mengajak mereka
untuk mengingat lebih lama dengan apa yang dilihatnya.
35
Teori Warna
Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain
adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood
(suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan
beberapa alasan berikut:
1. Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.
2. Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna
3. Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.
4. Menurut Affendi, 1978, intensitas warna dapat dinaikan atau diturunkan dengan
cara:
a. Meletakkan di atas latar yang kontras-intensitas naik.
b. Meletakkan di atas latar yang analog-intensitas turun.
c. Mencampur dengan abu-abu-intensitas turun.
Warna dapat mempengaruhi emosi dan tingkah laku kita. Reaksi kita terhadap
warna dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosial dan budaya.
Menurut pendapat para ahli jiwa, pengaruh warna dapat menyumbang sekitar 60% dari
penerimaan atau penolakan dari sebuah produk atau servis (Anonim, The Psychology of Color,
http://psychology.about.com).
Menurut Steve Edgell, warna dapat menambahkan sebuah dimensi baru dalam sebuah
kartu, ia menunjukkan emosi, tempat dan mood. Warna dapat merupakan sebuah
komunikasi non verbal dan bila digunakan secara tepat dapat mempertinggi nilai dari
sebuah gambar (Edgell, Steve, The Complete Cartooning Course, p100-101).
Dalam buku Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Penertib ITB, 2002)
dikatakan bahwa berdasarkan eksperimen, anak-anak bila disuruh memilih antara warna
36
dan bentuk, hampir semua memilih objek berwarna. Dapat disimpulkan bahwa dalam
mendesain
untuk
anak-anak
sebaiknya
pemanfaatan
kekuatan
elemen
warna
dimaksimalkan.
Dalam buku yang sama, Sulasmi Darmaprawita W.A. menjabarkan kembali mengenai
hasil eksperimen warna berkaitan dengan psikologi anak-anak : “Menurut penelitian
secara umum, warna panas merangsang anak-anak....”. Berdasarkan tulisan dalam
bukunya, yang temasuk golongan panas adalah keluarga merah atau jingga yang
mempunyai sifat hangat, segar, menyenangkan, merangsang dan bergairah.
Buku Pantone: Guide to Communication with Color (Ohio Graphix Press, 2001). Leatrice
Eiseman menyatakan bahwa orang-orang yang tinggal dekat garis khatulistiwa cenderung
digambarkan dalam warna-warna hangat atau cerah.
Maka untuk Buku Seindah Bayang-Bayang, warna yang akan menonjol disini adalah
warna hangat atau panas, sebagainaman target audiens adalah anak-anak Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa, yang beriklim tropis.
Sehingga warna yang cocok adalah warna panas atau hangat. Warna juga disesuaikan
dengan wanda atau bentuk wajah pada wayang sesuai karakter atau perasaan. Warna
hitam adalah warna kebijaksaan, seperti Gatot kaca atau Bhisma, warna merah biasanya
digunakan untuk raksasa dan menggambarkan kemarahan dan lain sebagainya.
Teori Tipografi
Menurut kutipan dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing
MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah
menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik
37
sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf
memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.
Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi
satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi
bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat
dengan prima.Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang
harus, terpenuhi antara lain :
•
Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat
dilihat secara jelas.
•
Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut.
•
Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak.
•
Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.
Menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 8-12 tahun mudah
mengingat apa yang dilihat dan dibacanya. Mereka mulai bisa membaca buku yang lebih
tebal, tetapi jangan terlalu tebal karena akan menyebabkan kejenuhan pada si anak. Begitu
juga dalam pemilihan judul, bukan masalah panjang atau pendeknya kata-kata, tetapi
persuasif tidaknya kata-kata yang mereka baca dan lebih baik sesuatu yang mempunyai
irama yang enak didengar.
Teori Ilustrasi
Drs. Soemarsono. D menyatakan bahwa ilustrasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
utama dan pendamping. Ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide besar, ilustrasi
pendamping untuk memperjelas ide utama.
38
Dalam buku Teori Desain Komunikasi Visual, yang ditulis oleh Artini Kusmiati R dan
Sri Pudjiastuti serta Pamudji Suptandar, dan diterbitkan oleh penerbit Djambatan, Ilustrasi
digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat tegas dan
merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi diharapkan dapat memberi suasana
penuh emosi dan menjadikan gagasan seakan-akan nyata. Meski ilustrasi merupakan
attention getter paling efektif, tetapi lebih efektif lagi bila ilustrasi tersebut menunjang
pesan yang terkandung. Ilustrasi harus didesain dengan baik dan jangan menggunakan
ilustrasi hanya sebagai pengisi ruangan yang kosong atau sekedar membuat halaman
menarik. (Kopec, Ph.D, David, Color, Mood EffectPsychology).
Ilustrasi adalah suatu cara mengvisualkan atau menampilkan gambar, lukisan,
fotografi dan seni lainnya yang mencondongkan subjek daripada bentuk. Tujuan ilustrasi
adalah untuk menguraikan atau merangkai suatu informasi tekstual (sepeti sebuah cerita,
puisi atau artikel koran) ke dalam visual (www.wikipedia.org).
Lagi menurut Esther Widhi Andangsari, M.Psi.,Psi, anak-anak usia 8-12 tahun
sudah bisa menerima tulisan yang banyak, tetapi tetap harus dibatasi karena mereka
gampang jenuh. Maka dalam buku Seindah Bayang-Bayang tulisan tidak akan terlalu
banyak, tetapi tetap informatif dan persuasif.
Psikologi Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung
secara lisan atau tidak langsung melalui media (Onong, 1986).
Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesaamaan mengenai hal yang dikomunikasikan.
39
Dari pengertian di atas, maka unsur-unsur atau komponen yang merupakan
persyaratan terjadinya komunikasi, adalah:
1. Komunikator, seseorang yang akan menyampaikan pesan;
2. Pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh lambang;
3. Media, adalah sarana untuk menyampaikan pesan;
4. Komunikan, orang yang akan menerima pesan.
Ruang lingkup komunikasi:
•
Komunikasi sosial merupakan komunikasi yang lebih diarahkan kepada
pencapaian suatu situasi integrasi sosial.
•
Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada
orang banyak yang tidak dikenal, selain itu sifat lain dari komunikasi massa adalah
bahwa komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam latar belakang sosial, latar
belakang ekonomi, latar belakang budaya dan latar belakang pendidikan.
Komunikasi massa dapat mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi
tanpa media. Beberapa kriteria komunikasi massa adalah :
•
Khalayak luas (banyak jumlahnya).
•
Khalayak heterogen.
•
Khalayak anonim (tidak dikenal).
Dalam membuat sebuah produk, perlu dipikirkan psikologi audiensnya. Begitu juga
dalam membuat buku anak-anak perlu diadakan penelitian mengenai cara berkomunikasi
dengan baik secara visual maupun verbal.
Di dalam buku Bermain, Mainan dan Permainan :”...yang menjadi kesukaan anakanak adalah buku dengan gambar-gambar besar dan berwarna cerah, mempunyai tokoh
40
cerita manusia, binatang atau benda-benda yang sudah dikenalnya. Kalaupun ada tulisan,
maka sebaiknya tulisan ditulis dalam huruf yang dicetak besar-besar, kalimat singkat,
sederhana, sehingga mudah dipahami” (Tedjasaputra, 2001, p66).
Maka untuk buku Seindah Bayang-Bayang akan menampilkan gambar-gambar
tokoh-tokoh hero wayang dengan background alam dan tempat adegan sedang
berlangsung, serta beberapa binatang dalam cerita wayang seperti kancil, sapi, garuda,
anjing dan-lain-lain.
Mendesain untuk anak-anak
Anak-anak merupakan individu yang kompleks dan penuh kejutan. Mendesain untuk
anak-anak tidak semata-mata membuat gambar-gambar jenaka. Menurut Catharine
Fishel (Designing For Children, 2001, Rockport Publishers), desain yang efektif untuk anak-anak
adalah :
1.
Desain tersebut harus menarik, dapat menggelitik intelektual mereka dan
membuat mereka berinteraksi.
Desain yang menarik tidak hanya harus baru, yang tidak pernah diliaht
sebelumnya.
2.
Desain tersebut harus memberi informasi.
Desain yang efektif untuk anak-anak adalah desain yang menghargai itelegensi
mereka, memberitahu mereka tentang dunia luar dan mereka sendiri tanpa
harus menggurui mereka.
3.
Desain tersebut dapat memuaskan anak-anak.
Desain yang bagus harus dapat memuaskan secara isi, nilai estetis serta value
yang ada dalam produk tersebut.
41
Masih dalam buku yang sama, Catharine Fishel menjabarkan petunjuk-petunjuk
yang dapat digunakan dalam mendesain untuk anak-anak berdasarkan tingkat usia dan
perkembangan mereka. Anak-anak di usia 8-12 tahun mempunyai ciri-ciri:
Dengan bertambahnya pengetahuan matematika mereka, anak-anak usia 8-12 tahun
meningkatkan
pemikiran
spesial
mereka.
Mereka
sudah
dapat
menggunakan
pengetahuannya sendiri untuk memahami desain yang komples dalam hal interaksinya.
Kelompok umum ini juga mulai bertambah kosakata budayanya yang memungkinkan
mereka untuk memahami humor dan memiliki penghargaan yang luar biasa untuk hal-hal
yang bersifat lucu. Desain untuk anak-anak usia ini bisa beresiko besar. Anak-anak ini
walaupun masih kecil terlihat lebih dewasa 3 sampai 4 tahun :
1. Perkembangan motorik dan fisik
a. Otot-otot halus pada tangan sedang berkembang
Kesenian dan kerajinan tangan sedang disukai. Permainan dengan benda-benda
kecil atau tombol-tombol sudah memungkinkan.
b. Memiliki aktifitas kesukaan
Desain yang berhubungan dengan aktifitas kesukaan seperti tas ato kaos kaki
bergambar skateboard sudah dapat diterima.
2. Perkembagan sosial
a. Merupakan pemain tim yang baik, sudah dapat mengikuti aturan dan
menunggu giliran tanpa campur tangan orang dewasa.
Grafis yang menunjukkan pemakainya sebagai bagain dari tim akan berhasil,
begitu juga dengan permainan berkelompok.
b. Sudah dapat menikmati resiko dalam taraf tertentu.
42
Desain tidak seharusnya mendorong ke perilaku yang beresiko, tepat dapat
mencoba menggunakan warna-warna dalam bentuk grafis yang lebih ekstrim.
c. Menghormati kepunyaan orang lain dan berharap hal yang sama dari orang
lain.
Grafis yang menunjukkan kepemilikan sedang digemari. Desain yang dapat
diubah-ubah juga disukai.
d. Menyadari emosi orang lain dan dapat menyingkapinya secara tepat.
Desain dapat melibatkan emosi dan abstrak.
e. Sangat tertarik dengan persahatan
Aktifitas berpasangan sangat disukai. Desain yang membiarkan anak-anak
untuk berkomunikasi satu sama lain akan berhasil.
f. Selera humornya berkembang.
Dapat memahami desain yang sifatnya satir. Desain dapat lebih banyak
melibatkan hal-hal yang lucu.
3. Perkembangan Kognitif dan Sosial
a. Sudah menjadi pembaca yang lebih baik.
Instruksi-instruksi sederhana dan teks yang lebih panjang daapt ditoleransi
namun masih menggunakan bentuk gambar.
b. Suka bereksperimen dengan shade warna tertentu.
Desain menunjukkan kedalaman warna. Menggambar dengan lebih detail.
c. Dapat membaca buku yang memiliki bab.
Dapat mencerna pokok pikiran. Cerita dapat lebih panjang dengan plot yang
lebih setail dan akhir yang sesuai.
d. Paham lebih banyak mengenai alam dan sekitarnya.
43
Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam buku Seindah Bayang-Bayang, desain
yang akan ditampilkan adalah ilustrasi yang terlihat kompleks tapi sederhana, warna yang
tajam dan dalam, teks yang tidak banyak, mengandung sisi absurd (sesuatu yang aneh,
lucu) namum tetap memiliki makna dan format yang dapat berinteraksi dengan pembaca.
Format yang cocok untuk usia 8-12 tahun ada beberapa macam seperti : Pop Up, Semi
Pop Up, 2 dimensi dan lain-lain. Dalam hal ini dipilih format Pop Up.
Pop Up
Format Pop Up (gambar timbul) sering diaplikasikan dalam bentuk tiga dimensi atau
format yang dapat digerakkan. Format Pop Up mempunyai bermacam-macam bentuk
seperti transfomasi, buku terowongan, volvelles, penutup, membuka tutup, menutup
bukaan, menarik keluar dan lain-lain. Adapun persamaan dari semua bentuk itu adalah
sama-sama mempunyai teknik 3 dimensi.
a. Transformasi
Transformations membuat kertas berdiri vertikal. Dengan menarik carikan kertas
di satu sisi, ke sisi bawah dan sisi lainnya sehingga berubah menjadi bentuk yang
berbeda sama sekali. Ernset Nister, salah seorang pengarang buku anak-anak,
sering menghasilkan buku-buku yang bisa transformasi. Beberapa telah
diproduksi kembali oleh Metropolitan Museum of Art.
b. Volvelles
Volvelles adalah kontruksi kertas yang bisa diputar bagian-bagiannya. Contoh
bukunya adalah the Astronomicum Caesareum oleh Petrus Apianus, yang dibuat
44
untuk Kaisar Roma Charles pada 1540. buku ini penuh dengan kumpulan kertas
yang berputar melingkar-lingkar.
c. Buku Terowongan
Buku terowongan atau biasa disebut tunnel books terbuat dari dua kertas tebal
yang rata, mempunyai satu lubang di tengah, dan disatukan oleh lipatan kertas.
Visual digambar pada kertas tebal itu, di dalam terowongan kertas dan kadang
item-itemnya ditempatkan pada ujung kertas. Pembaca menaikkan kertas, dan
melihat melalui lubang tersebut gambar-gambar tiga dimensi.
Konsumen format pop up awalnya adalah untuk dewasa, bukan anak-anak. Pop up
pertama kali digunakan sebagai tenik pergerakan yang muncul dalam manuskrip untuk
buku astrologi tahun 1306. Mistik Catalan dan pusi Ramon Lull menggunakan format
volvelle untuk mengilustrasikan teori mereka. Selama berabad-abad volvelles digunakan
untuk berbagai tujuan seperti mengajarkan astrologi, membuat prediksi astrologi,
menciptakan kode rahasia dan memberitahukan ramalan.
Pada awal 1990 an, pop up telah berganti haluan yang mana lebih sering digunakan
untuk anak-anak, karena adanya penemuan Robert Sabuda, Matthew Reinhart dan paper
engineer yang lainnya. Buku mereka yang bertajuk untuk anak-anak telah banyak
diterbitkan dalam jumlah yang banyak dan terjual berjuta-juta kopi, contohnya Buku
Bugs in a Box, karangan David A. Carter terjual 4 juta kopi pada tahun 1987.
Berdasarkan keterangan di atas, untuk buku Seindah Bayang-Bayang format yang
cocok untuk anak-anak dan prospektif adalah dengan format pop up.
45
4.2 STRATEGI KREATIF
4.2.1 Strategi Komunikasi
a. Tujuan Komunikasi
1. Mengenalkan anak-anak usia 8-12 tahun tentang budaya wayang dari
segi visual dan pengetahuan.
2. Mempengaruhi mereka supaya tertarik dengan budaya wayang.
b. Fakta Kunci
1. Pada kenyataanya anak-anak zaman sekarang, sebagaimana yang ada
di pasaran Indonesia, lebih menyukai karakter-karakter Jepang dan
Amerika daripada karakter lokal.
2. Karakter-karakter luar lebih menarik dari segi visual dan sederhana
serta menyerupai manusia daripada karakter-karakter wayang yang
tidak boleh menyerupai manusia, karena adanya ideologi Islam yang
tidak boleh membuat karakter menyerupai manusia karena dianggap
berhala.
3. Anak-anak menyukai visual dengan warna yang cerah dan tidak
banyak tulisan.
c. Masalah yang akan dikomunikasikan
Masalah yang akan dikomunikasikan adalah memperkenalkan budaya
wayang, seperti jenis-jenis wayang, asalnya, bahan pembuatnya, dan
cerita-ceritanya. Komunikasi yang lebih ditonjolkan adalah melalui
visual, yaitu dengan format pop up.
d. Profil Target Komunikasi
Anak-anak SD
46
Demografi :
•
Usia : 8-12 tahun
•
Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
•
Pendidikan : Sekolah Dasar
Geografi:
•
Domisili : Perkotaan
•
Iklim : tropis
Psikografi:
•
Tingkat sosial : SES A-B
•
Gaya hidup : penuh perhatian orangtua,
•
Hiburan : jalan-jalan, membaca, nonton kartun
•
Perilaku : aktif
e. Positioning
Adapun positioning dari publikasi ini adalah untuk meluncurkan hal baru
yang unik sebagai metode baru dalam menyebarluaskan budaya wayang,
yaitu dengan format buku pop up.
f. Keyword
Hangat, Jawa, fun
g. Pendekatan Rasional / Emosional
Pendekatan Rasional adalah dengan menampilkan visual secara
mayoritas, karena anak-anak lebih suka melihat visual dan lebih mudah
mencerna
visual.
Dan
pendekatan
emosional
adalah
dengan
meningkatkan keingintahuan mereka kepada karakter-karakter dan ceritacerita wayang sehingga menjadi ikatan antara pengamat dan objeknya.
47
4.2.2 Strategi Desain
a. Tone & manner/ mood
Mood yang hendak diambil adalah clear/jelas, fun, tetapi tetap
mempertahankan kesan-kesan wayang.
b. Strategi Verbal (big idea)
Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang informal,
tidak memakai kata-kata ilmiah yang susah dimengerti anak-anak.
c. Strategi Visual (layout, warna, tipo)
a.Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah, hangat, tapi tetap
menampilkan kesan Jawa.
b.Jenis font atau tipografi yang digunakan adalah san serif seperti Bandit,
dimana jenis font yang simple akan memudahkan pembacaan untuk
anak-anak usia 8-12 tahun.
c.Ilustrasi yang digunakan adalah gambar manual (tangan) yang diolah
dengan photoshop, diberi ornamen-ornamen Jawa.
d.Menggunakan ilustrasi jenis-jenis wayang dengan menampilkan
adegan-adegan dari cerita wayang yang bersangkutan.
e.Latar belakang ilustrasi adalah dengan memakai adegan yang sedang
berlangsung dan memakai keadaan di sekitar alam, seperti di hutan,
arena peran, dalam istana, gunung dan lain sebagainya.
4.2.3 Desain Buku
Judul dari buku yang dirancang adalah Seindah Bayang-Bayang. Bayang-Bayang
disini maksudnya adalah wayang, karena wayang berasal dari kata bayang. Kata bayang
disini mencerminkan tentang bayang-bayang kehidupan.
48
4.2.4 Sampul Buku
Sampul atau cover buku yang dirancang adalah berbentuk hard cover. Cover
menggunakan ilustrasi gunugan di centre (tengah) dengan warna yang hangat dan kuno.
Cover juga diberi ornamen-ornamen Jawa di sekitarnya (kiri, kanan,bawah,atas).
4.2.5 Bentuk Buku
Ukuran buku akan dirinci sebagai berikut:
Sampul
: 32,5 cm x 23 cm
Isi
: 29,7 cm x 21 cm
Banyak Halaman
: 23 halaman
4.2.6 Struktur Buku
Struktur buku ini cukup sederhana, karena aspek yang dibahas cenderung sedikit,
akan tetapi ide format yang dibuat lebih beragam, disesuaikan dengan jenis wayang.
Berikut adalah pembagian struktur buku:
Sampul luar
Sampul dalam
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Pustaka
Bab I Pengantar
Memberi penjelasan tentang keberadaan wayang di Indonesia sebagai warisan
nenek moyang yang patut dipelihara. Juga menjelaskan tentang kekayaan
49
wayang yang berisi cerita-cerita rakyat dan keadaan sekitar serta nilai-nilai yang
terkandung di dalam wayang.
Bab II Isi
Menampilkan jenis-jenis wayang dengan penjelasan nama wayang, asal, bahan
pembuatnya, dan cerita apa yang disampaikan adegan dalam ilustrasi. Format
pop up yang ditampilkan adalah adegan yang utama, sedangkan adegan figuran
digunakan format ilustrasi datar (tidak timbul).
Bab III Ajakan
Berisi ajakan kepada pembaca untuk mengenal wayang lebih dalam lagi dan
mengajak untuk melestarikan budaya wayang.
4.2.7 Pemilihan Item
1. Desain judul
2. Slip Case
3. Sampul
4. Daftar isi
5. Ilustrasi
6. Penjelasan per bab
7. Stiker
8. Poster
9. Pembatas Buku
10. Kartu Pos
11. Kartu Umbul
Download