Keanekaragaman Hayati - dwibioangela

advertisement
BAB 2
Keanekaragaman Hayati
I.
Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen,
jenis dan ekosistem) di Indonesia.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman
hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk
media informasi.
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mengikuti pembelajaran mulai dari mengamati, menannya,
mengumpulkan data, mengasosikan, mengomunikasikan hasil peserta didik mampu :
1. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup melalui
pengamatan lingkungan sekitar siswa.
2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis,dan ekosistem.
3. Mengenali berbagai tingkat keanekaragaman lingkungan.
4. Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan.
5. Menganalisis tentang akibat yang mungkin timbul akibat perubahan jumlah dan jenis
terhadap keseimbangan lingkungan.
6. Menjelaskan prinsip dan dasar klasifikasi mahluk hidup
7. Memahami perkembangan klasifikasi mahluk hidup
8. Memahami tata cara pembuatan Binomial nomenclatur
9. Menerapakan Binomial nomenclatur pada macam-macam makhluk hidup
Pendahuluan :
Jenis (spesies) makhluk hidup yang dapat kita jumpai di lingkungan kita sangat beraneka ragam.
Berbagai spesies hewan, misalnya kucing, anjing, kambing, kepiting, cacing dan lain-lain. Dan dari spesies
tumbuhan, misalnya pohon jambu, mangga, jeruk, rerumputan, hidup di sekitar kita. Setiap spesies
makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup disebut sebagai keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Indonesia termasuk negara yang memiliki biodiversitas besar di dunia. Tumbuhan dan hewan di
ndonesia juga banyak yang bersifat endemik atau hanya ada di Indonesia.
A. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Mengapa terjadi keanekaragaman hayati?
Ada dua faktor yang menyebabkan keanekaragaman hayati, yaitu faktor keturunan atau genetik
dan faktor lingkungan. Faktor genetik disebabkan oleh adanya gen yang akan memberikan sifat dasar
atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan turun-temurun dari induk kepada keturunannya. Akan
tetapi sifat bawaan ini terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. Jika faktor
bawaan sama tetapi lingkungan berbeda, sifat yang tampak menjadi berbeda. Jadi terdapat interaksi
antara faktor genetik dan faktor lingkungan untuk menentukan sifat organisme. Oleh karena adanya dua
faktor tersebut, maka muncullah keanekaragaman hayati.Keanekaragaman hayati itu sendiri dapat
dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
1.
Keanekaragaman Gen
Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Jadi “bahan baku”
keanekaragaman sebenarnya terletak pada gen. Gen terdapat di dalam benang kromosom, yakni
benang-benang pembawa sifat terdapat pada inti sel makhluk hidup. Gen adalah materi yang
mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, sifat-sifatpun akan berubah. Sifat-sifat yang
ditentukan oleh oleh gen disebut genotipe, yang disebut juga sebagai pembawaan. Meskipun termasuk
spesies yang sama, tidak ada satu individu yang sama persis dengan yang lain, karena adanya
keanekaragaman gen.Sebagai contoh, Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam
ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran
tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).Contoh : pada tumbuhan
kelapa gading,
Bunga
Mawar Merah
kelapa kopyor
kelapa hijau
Mawar
Mawar Kuning
Mawar Ungu
2. Keanekaragaman Spesies
Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau
membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang
hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika hal
ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah mengetahui tentang
keanekaragaman
jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat
mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan
lain-lain.
Contoh,
dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan
kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya,
karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya
ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang
merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.
keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan
harimau, singa, citah dan kucing.Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku
Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya,
perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing,
harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini
menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Contoh Kelapa
Pinang
Aren
3. Keanekaragaman Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain
Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai
jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi
seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air,
tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti
salinitas
(kadar
garam),
tingkat
keasaman,
dan
kandungan
mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu,
ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi
pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau
komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu
ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak
geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran.
Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang
menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang
tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di
daerah beriklim sedang terdapat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini
adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah
eanekaragaman tingkat ekosistem.Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat
elbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbedabeda merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman
tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena
didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul.
Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponenkomponennya yang mengalami gangguan. Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen
ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya
gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat
pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan
perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem.
Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga
akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.
B. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua
negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki
keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia, dan
peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies
endemik.
1. Memiliki Keanekaragaman Hayati Tinggi
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Keanekaragaman tinggi di
Indonesia dapat dijumpai di dalam lingkungan hutan tropik. Jika di hutan iklim sedang dijumpai satu
atau dua jenis pohon, maka di areal yang sama di dalam hutan hujan tropik memiliki keanekaragaman
hayati sekitar 300 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan iklim sedang. Di dalam hutan hujan tropik
terdapat berbagai jenis tumbuhan (flora) dan fauna yang belum dimanfaatkan, atau masih liar. Di dalam
tubuh hewan dan tumbuhan itu tersimpan sifat-sifat unggul, yang mungkin dapat dimanfaatkan di masa
mendatang. Sifat-sifat unggul itu misalnya tumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, dan tahan
terhadap kadar garam yang tinggi. Ada pula yang memiliki sifat menghasilkan bahan kimia beracun. Jadi,
di dalam dunia hewan dan tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun belum, terdapat sifatsifat unggul yang perlu dilestarikan.
2. Memiliki Tumbuhan Tipe Indo-Malaya yang Arealnya Luas
Tumbuhan di Indonesia
merupakan bagian dari daerah geografi tumbuhan indo-malaya, seperti yang dinyatakan oleh Ronald D.
Good dalam bukunya The Geography of Flowering Plants. Flora indo-malaya meliputi tumbuhan yang
hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Philipina. Flora yang tumbuh di Malaysia,
Indonesia, dan Philipina sering disebut sebagai kelompok flora malenesia. utan di Indonesia dan hutanhutan di daerah flora malenesia memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi. Jumlah ini kirakira setengah dari seluruh spesies tumbuhan di bumi. Hutan hujan tropik di malenesia didominasi oleh
pohon dari famili Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Biasanya
Dipterocarceae merupakan tumbuhan tertinggi. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae
misalnya keruing (dipterocarus spp.), meranti (Shorea spp.), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayu
apur (Dyrobalanops aromatica).
3. Memiliki Hewan Tipe Oriental (Asia), Australia, Serta Perlalihannya
Ketika Alfred Russel Wallace mengunjungi Indonesia pada tahun 1856, ia menemukan
perbedaan besar fauna di beberapa daerah di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda). Ketika ia
mengunjungi Bali dan Lombok, ia menemukan perbedaan hewan di kedua daerah tersebut. Di Bali,
terdapat banyak hewan yang mirip dengan hewan-hewan yang mirip hewan-hewan Asia (Oriental),
sedangkan di Lombok hewan-hewannya mirip dengan Australia. Oleh sebab itu, kemudian ia membuat
garis pemisah yang memanjang mulai dari Selat Lombok ke Utara melewati Selat Makasar dan Philipina
Selatan. Garis ini disebut Garis Wallace.
Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh Garis Wallace. Garis
Wallace membelah Selat Makasar menuju ke Selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, Garis Wallace
memisahkan wilayah oriental (termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan wilayah Australia
(Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).Fauna Daerah Oriental
Hewan-hewan di bagian barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta
pulau-pulaunya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.Banyak spesies mamalia yang berukuran besar,
misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak
ada. Terdapat berbagai macam kera. Kalimantan merupakan pulau yang paling kaya kan jenis-jenis
primata. Ada tiga jenis primata, misalnya bekantan, tarsius, loris hantu, orang utan.
Terdapat
hewan
endemik,
seperti:1.
Badak
bercula
satu
di
Ujung
Kulon
2. Binturong (Arctictis binturong), hewan sebangsa beruang tapi kecil3. Monyet Presbytis thomasi 4.
Tarsius (Tarsius bancanus)5. Kukang (Mycticebus coucang)Burung-burung Oriental memiliki warna yang
kurang menarik dibanding burung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau. Burung-burung
yang endemik misalnya jalak bali (Leucopsar rothschildi), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus
melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons), ayam hutan berdada merah (Arborphila hyperithra),
ayam pegar.
Fauna Daerah Australia
Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian Timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama
dengan Australia. Ciri-ciri hewan di Indonesia bagian Timur adalah:a) Mamalia berukuran kecil b) Banyak
hewan berkantungc) Tidak terdapat spesies kerad) Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam. Di
Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan langka misalnya:
• Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
• Harimau jawa (Panthera tigris sondanicus)
• Macan kumbang (Panthera pardus)
• Badak sumatera (Decerorhinus sumatrensis)
• Tapir (Tapirus indicus)
• Gajah asia (Elephas maximus)
• Bekantan (Nasalis larvatus)
• Komodo (Varanus komodoensis)
Tumbuh-tumbuhan langka misalnya:
• Sawo kecik (Manilkara kauki)
• Winong (Tertrameles nudiflora)
• Sanca hijau (Pterospermum javanicum)
• Gandaria (Bouea marcophylla)
• Matoa (Pometis pinnata)
• Sukun berbiji (Artocarpus communis)
Di Indonesia terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya
hewan dan tumbuhan itu haya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain. Hewan endemik misalnya
harimau jawa, harimau bali (sudah punah), jalak bali putih di Bali, badak bercula satu di Ujung Kulon,
biturong, monyet Presbytis thomasi, tarsius, kukang, maleo hanya di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo
dan sekitarnya.Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatera
Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. ciliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii
(Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi
(Sumatera bagian timur).
C. Keanekaragaman Hayati Dunia
Kehadiran makhluk hidup ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibedakan
sebagai kondisi dan sumber daya. Faktor lingkungan penting yang mempengaruhi kehadiran dan
penyebaran oraganisme adalah suhu. Variasi suhu lingkungan menentuakn proses kehidupan,
penyebaran dan kelimpahan organisme. Variasi suhu lingkungan alami dapat bersifat siklik (misalnya
musiman, harian). Hal ini berkaitan dengan letak tempat di garis lintang (latitudinal), atau ketinggian di
permukaan laut (altitudinal). Variasi suhu berdasarkan garis lintang berkaitan dengan variasi musim yang
disebabkan oleh posisi poros bumi terhadap matahari.Interaksi antara suhu, kelembapan, angin,
altitudinal, latitudinal, dan topografi menghasilkan daerah iklim yang luas yang dinamakan bioma. Setiap
bioma memiliki hewan dan tumbuhan tertentu yang khas. Beberapa bioma di bumi antara lain tundra,
taiga, hutan gugur, hutan hujan tropik, padang rumput, dan gurun, dll.
1. Tundra
Tundra terdapat di lingkungan kutub utara dan kutub selatan, Green Land, Siberia utara. Daerah
ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum
dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Tumbuhan semusim berumur pendek dan
berbunga serempak pada musim panas, serta memiliki biji-biji yang dorman selama musim dingin.
2. Taiga
Taiga terdapat di antara daerah subtropik dan kutub, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada,
dan Alaska. Jadi, taiga terletak di sebelah selatan tundra. Tumbuhan khas yang ada di taiga adalah
konifer atau tumbuhan berdaun jarum (pohon spruce, alder, dan birch), yang hijau sepanjang tahun.
Taiga juga sering disebut sebagai hutan boreal. (tumbuhan konifer)
3. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika
Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun, memiliki empat musim. Tumbuhan yang
ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan
yang
umum
adalah
rusa,
beruang,
dan
rubah.
4. Hutan Hujan Tropik
Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya, Costa Rica, dan
Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis
tumbuhan sangat banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi,
serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan khas
adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu
tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan
hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa.
5. Padang Rumput
Padang rumput banyak terdapat di Nusa tenggara, Amerika Serikat bagian Tengah, Afrika Tengah
dan Selatan, serta Eropa Timur. Bioma ini curah hujannya rendah yaitu 25 -30 cm per tahun. Tumbuhan
utama adalah rumput-rumputan. Hewannya meliputi bison, zebra, kanguru, jerapah, kijang, singa,
serigala, jaguar, binatang pengerat, reptilia, dan beberapa burung. Padang rumput di daerah tropik
disebut
sebagai
stepa.
6. Bioma Sabana
Padang rumbut yg diselingi oleh pohon" yg tumbuh menyebar, biasanya pohon palem
dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar dibumi yg menempati daerah
luas di Benua Afrika, Amerika Serikat, dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk didaerah
tropik sampai subtropik. - Ciri-cirinya: a. Bersuhu panas sepanjang tahun
b. Hujan terjadi secara musiman, da menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana
7. Gurun
Bioma gurun terdapat di Asia Kecil, Afrika utara, Chima, Mongolia, dan Amerika Barat. Curah
hujan sangat rendah kurang lebih 25 cm per tahun, suhu sangat tinggi di siang hari dan sangat rendah di
malam hari, kelembapan udara rendah, tanahnya tandus. Tumbuhannya terutama kaktus, dan
tumbuhan efemera (tumbuhan yang pada waktu hujan cepat tumbuh, cepat berbunga dan memiliki biji
yang dorman). Hewan yang ada adalah unta, tikus, ular, kadal, dan semut.
D. Manfaat Keanekaragaman Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Yang
dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang
tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan
yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga
merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu
dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam
dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan beras.
Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan
pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya: 1) Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai,
kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan
(pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).2)
Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.3) Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe,
lengkuas.
2. Sebagai Sumber Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku
industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya kayu gaharu dan cendana
untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri
makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai,
bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
3. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena
mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting. Sebgai contoh,
tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat
ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber
makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan,
sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati
enyakit tekanan darah.
E. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan internasional.
Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan
jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang
termasuk flora tidak hanya tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan
paku-pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia tetapi juga ikan,
burung, dan serangga. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh
pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata,
Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat
tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.
F. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati
1) Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati
Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis
tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Sebagai contoh,
Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak,
200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa
penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya,
alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling
juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang
sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita. Punahnya spesies tumbuhan dan hewan dapat
disebabkan oleh adanya bencana alam dan perbuatan manusia. Kegiatan manusia yang dapat
mengancam punahnya spesies tumbuhan dan hewan adalah :
a. Pembukaan Hutan
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan di hutan
merupakan simpanan keanekaragam yang tak ternilai harganya. Jika pohon-pohon besar dan rindang
ditebangi maka mengakibatkan terbukanya hutan. Lantai hutan yang biasanya teduh, lembab dan
tertutup oleh komunitas hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, menjadi terdedah oleh teriknya
matahari, dan lambat laun akan rusak merana dan mati.
b. Perburuan Yang Tak Kenal Batas.
Perburuan yang tak kenal batas telah menjadi penyebab punahnya hewan tertentu dari hutan-hutan di
Indonesia. Walaupun perburuan tidak menghabiskan suatu spesies, tetapi jumlah individu yang tinggal
sedikit dalam suatu populasi spesies tidak memungkinkan terjadinya perkembangbiakan. Akhirnya
spesies tersebut akan punah.
c. Penangkapan Ikan Yang Tak Kenal Batas.
Penangkapan ikan yang tak kenal batas waktu, jumlah dan cara, mengakibatkan punahnya jenis-jenis
ikan dan organisme air. Penggunaan bahan peledak dan racun untuk menangkap ikan menyebabkan
ikan dan organisme lain yang hidup di air akan mati. Penangkapan yang tidak mengenal waktu,
menyebabkan ikan-ikan tertentu yang sedang dalam masa reproduksi ikut tertangkap dan tidak sempat
meninggalkan keturunannya.
d. Pembangunan Fisik.
Pembangunan Pabrik, jalan, real estate, dam, sekolah dan lain-lain mengakibatkan tergusurnya habitat
aneka ragam jenis tumbuhan dan hewan. Sehingga terjadi erosi plasmanutfah. Selain pembangunan
fisik, hilangnya plasma nutfah juga dapat disebabkan karena penggunaan bibit unggul terus menerus.
2) Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga
aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati. Antara lain, penghijauan, pembuatan taman
kota, pemuliaan
3) Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan
secara in situ dan ex situ.Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya
mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.Pembiakan secara ex situ adalah
pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal
penangkaran
hewan
di
kebun
binatang
(harimau,
gajah,
burung
jalak
bali).
Macam-macam hewan yang langka dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Badak
gajah
Kancil
Tapir
Gambar macam-macam burung langka
Komodo
Trenggiling
Kakatua
Beo
Gagak
Branjangan’
G. Klasifikasi Makhluk Hidup
1. Tujuan klasifikasi
Klasifikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati. Tujuan dari
klasifikasi adalah sebagai berikut.
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciricirinya;
d. mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.
2. Manfaat klasifikasi
Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung dapat
dirasakan manusia, yaitu sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam mempelajari
organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme
satu dengan lainnya.
3. Proses Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongangolongan tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya
(hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih
besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam
golongannya disebut taksonomi atau sistematik. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk
hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan
mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun
perbedaan yang dapat diamati. Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan
memberi nama. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke
dalam satu kelompok yang disebut takson. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson.
Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri.
Kemudian, tiap-tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan
tingkatannya. Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya
taksonomi disebut pula sistematik.
4. Langkah-langkah Tahapan Klasifikasi Makhluk HidupUntuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan. Tahapan
tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Identifikasi sifat makhluk hidup
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua
kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan
perbedaan antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak,
baru kemudian memberi nama. Identifikasi terhadap makhluk hidup yang sudah dikenal pada
umumnya dapat dilakukan langsung oleh otak kita. Misalnya, jika kalian melihat seekor harimau,
kalian akan menyebut bahwa itu adalah harimau meskipun pada saat itu kalian tidak
mengidentifikasi ciri-ciri harimau karena kalian menyebut nama harimau tentu kalian melakukan
proses identifikasi di dalam otak kalian. Identifikasi yang kalian lakukan adalah membandingkan
ciri-ciri pada hewan yang kalian temukan (yaitu harimau) dengan ciri-ciri harimau yang telah ada
di pikiran kalian. Jika ciri-ciri hewan yang dilihat tersebut sama dengan ciri-ciri harimau yang
ada di otak kalian, baru kalian memberi nama untuk hewan yang baru saja kalian lihat tersebut
harimau.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat
pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau
tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga
kunci determinasi. Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk
identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri
taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif
(dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis. Cara menggunakan kunci
determinasi antara lain sebagai berikut.
1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada
makhluk hidup yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus
beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya,
pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki
organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor
yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang
diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat
pilihan:
a. tumbuhan berupa herba, atau
b. tumbuhan berkayu.
Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur.
6. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari
makhluk hidup yang diamati.
b. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada ciri yang diamati
Hasil pengamatan kemudian diteruskan ke tingkat pengelompokkan makhluk hidup. Dasar
pengelompokkannya adalah ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan makhluk hidup yang
diamati.
c. Pemberian nama makhluk hidup
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi. Ada berbagai
sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan sistem tata nama ganda
(binomial nomenclature). Dengan adanya nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk
hidup akan lebih mudah dipahami.
5. Sistem klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga,
yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.
a. Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup.
Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah
ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat
hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat.
Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan,
sandang, papan dan obat-obatan.
b. Sistem klasifikasi alami
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson
yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini
didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri
morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan
berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya
tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
c. Sistem klasifikasi filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang
satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik),
diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin
banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin
besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat
kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes
biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang
kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
4. Takson dalam Sistem Klasifikasi
Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka
ragam pula jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu,
dan semenjak itu pula manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan
mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya.
Klasifikasi yang didasarkan pada filogenik telah mengalami berbagai perkembangan
karena adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan peradaban manusia. Mulanya pada
abad ke-19 sampai 20 masih menggunakan sistem dua kingdom, yaitu dunia tumbuhan
(Plantarum) dan dunia hewan (Animalia), tetapi pada kenyataannya untuk organisme tingkat
rendah seperti Amoeba, Paramecium, dan Hydra sangat sulit ditentukan, termasuk dunia
tumbuhan ataukah dunia hewan. Oleh karena itu, para ahli mengemukakan berbagai sistem
klasifikasi sebagai berikut.
a. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom,
Penemu sistem ini adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk
hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan
berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan
tumbuhan.
b. Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan
dapat bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera,
Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
b. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom,
Penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan
makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Monera, memiliki ciri-ciri tubuh tersusun atas satu atau banyak sel, inti selnya tanpa
selubung (prokariotik), contohnya adalah bakteri dan ganggang biru.
b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan berbiji.
c. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai
golongan Chordata.
c. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom,
Penemu sistem kingdom ini adalah Robert Whittaker pada tahun 1959. Pengelompokan makhluk
hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang
memiliki selaput inti, dan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat
kingdom itu antara lain:
a. Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran (prokarion), contohnya
bakteri dan ganggang biru.
b. Kingdom Fungi, mencakup semua jamur.
c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan
tumbuhan berbiji.
d. Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata.
d. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem empat kingdom oleh Whittaker pada tahun
1969 dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel, dan faktor nutrisinya.
Klasifikasi ini dianut oleh banyak ilmuwan sampai sekarang. Adapun sistem klasifikasi lima
kingdom ini adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel
satu, dan mikroskopis. Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri),
misalnya Escherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik,
umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan. Contohnya: Euglena,
Paramecium, dan Amoeba.
c. Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis.
Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
d. Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel banyak, berdinding sel yang
mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis, autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi
tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji. Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku
ekor kuda.
e. Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga
tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan
sebagainya.
e. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom.
Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu
tingkatan klasifikasi ada enam kingdom, yaitu Virus, Protista, Monera, Fungi, Plantae, dan
Animalia.
Bab 2
Keanekaragaman Hayati
1.
Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
................................................................................................................ ............................................
.............................................................................................................................................................
2.
Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu gen, jenis dan ekosistem. Jelaskan
perbedaan dari ke-3 tingkat keanekaragaman hayati tersebut dan berikan contohnya masingmasing
A. Tingkat gen
........................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
A
B
C
D
Gambar 7.1 Macam-macam varietas Adenium
B. Tingkat Jenis
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
A
B
C
Gambar 7.2 Macam-macam bunga
C. Tingkat Ekosistem
.........................................................................................................................
A
B
C
Gambar 7.2 Macam-macam Ekosistem
3.
Indonesia dengan ribuan pulau, terletak diantara dua benua dan di
daerah tropis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beraneka ragam sehingga kaya dengan
keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut
Dr.
Sampurno
Kadarsan,
Flora
Indonesia
termasuk
dalam
kawasan...............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
......................
4.
Isilah tabel perbedaan karakteristik flora di kawasan Indonesia Barat
dan kawasan Indonesia Timur !
No. Flora di kawasan Indonesia Barat
Flora di kawasan Indonesia Timur
5.
Ada 4 Bioma yang ada di Indonesia. Perhatikan tabel berikut dan lengkapi !
No. Nama Bioma
1.
Hutan hujan tropis
Kondisi Ekosistem
Ciri Flora
Lokasi
2.
Hutan Musim
3.
Sabana
4.
Stepa
6.
Penyebaran fauna Indonesia ditentukan oleh garis yang dikemukakan oleh Wallace dan Weber.
A.
Garis Wallace memisahkan Fauna di Indonesia bagian ......................................
B.
Garis Weber memisahkan Fauna di indonesia bagian ......................................
7.
Perhatikan tabel berikut, kemudian lengkapilah !
No. Tipe Fauna Karakteristik
Contoh
8.
1.
Asiatis
2.
Peralihan
3.
Australis
Lokasi
Ada dua cara untuk melestarikan keanekaragaman jenis makhluk
hidup yaitu secara insitu dan secara exsitu
A. Pelestarian insitu artinya ..................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Contoh :..............................................................................................
.............................................................................................
B. Pelestarian exsitu artinya .................................................................
.........................................................................................................
..........................................................................................................
Contoh :.............................................................................................
..............................................................................................
9.
Keanekaragamn hayati mempunyai bermacam-macam manfaat,
keanekaragaman hayati dan beri masing-masing 3 contoh !
Sebutkan 4
manfaat
..................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Daftar
1.
2.
3.
Pustaka :
Aryulina Diah, dkk, 2007, Biologi SMA X, Esis, Jakarta.
Maniam, MBS, Biologi 2A, 2011, Biology 1B, Facil-Grafindo, Bandung.
http ://Biologiklaten.files.wordpress.com/2011
***Bertekun sampai akhir ***
Download