MODEL PENYELESAIAN PERKARA PIDANA KECELAKAAN LALU

advertisement
MODEL PENYELESAIAN PERKARA PIDANA
KECELAKAAN LALU LINTAS
Hambali Yusuf
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang
E-mail: [email protected]
Abstrak
Peradilan progresif adalah sebuah model penyelesaian perkara pidana
yang berbasis hukum yang berkeadilan.Permasalahan yang hendak
dibahas adalah Model menyelesaikan apa yang tepat dalam perkara
pidana lalu lintas yang sesuai dengan rasa kedilan dalam masyarakat
Indonesia. Pada perkembangan nya, pelaku tindak pidana lalu
lintas jalan ini banyak yang memberikan
santunan
kepada
korbannya sebagai
bentuk
perdamaian.Model penyelesaian perkara
pidana kelalai lalu lintas, polisi masih melakukan penegakan hukum
dengan pendekatan hukum positif, namun demikian masyarakat sudah
ada kesadaran utuk menyelsaikan perkara ini dengan peyelesaian diluar
peradilan pidana dengan melakukan perdamaian yaitu memberikan
santunan kepada korban, dalam bentuk menanggung segala biaya
pengobatan bagi korban luka-luka dan biaya kematian bagi korban yang
mati.
Kata kunci: model, penyelesaian perkara pidana, lalu lintas
Pendahuluan
yang
Kerisis
keadilan
penyelenggaran
Indonesia
penyelasaian
dalam
peradilan
di
menangani
Seterusnya
putusan
tidak
hakim
khususnya
dalam
melakukan
perkara
pidana
sampaila
perkaranya.
puas
dengan
banding
perlawan
pada
kasasi,
upaya
hukum
menimbulkan banyak reaksi. Reaksi
Peninjauan
itu berbagai macam bentuknya,
herzining. Tidak puas dengan PK
ada yang secara hukum dibenarkan
pertama dapat meminta PK kedua.
misalnya
melakukan
Tanpa adanya pembatasan perkara
meminta
banding
perlawanan
bagi
pelaku
Ulang
dapat
(PK)
atau
yang dapat diajukan PK menumpuk
pidana yang tidak puas dengan
sisa
perkara
putusan hakim tingkat pertama
Penomena
ini
setiap
dapat
tahunnya.
dipahami
1
bahwa pencari keadilan merasa
berkembang sebagai hukum adat1
tidak
1
puas
dengan
model
.
penegakan hukum. Ketidak puas
Berdasarkan penelitian yang
lainnya dapat berupa protes dalam
dilakukan oleh berbagai kalangan
bentuk unjuk rasa, pengrusakan
akademisi terhadap penyelesaian
kantor pengadilan, teror terhadap
konflik
hakim, dsb.
Indonesia, pada dasarnya budaya
Peradilan progresif adalah
sebuah
model
perkara
penyelesaian
pidana
yang
berbasis
dalam
untuk
masyarakat
penyelesaian
musyawarah
merupakan
atau
nilai
secara
konsiliasi
yang
banyak
hukum yang berkeadilan. Hukum
dianut
yang
Indonesia. Berbagai suku bangsa di
hidup
dalam
masyarakat
oleh
di
masyarakat
di
sejatinya hukum yang terpelihara
Indonesia
seperti hukum adat adalah hukum
penyelesaian
yang progresif. Penyelesaian kasus-
damai, misalnya masyarakat Jawa,
kasus yang tidak merugikan negera
Lampung, Bali, Sumatra Selatan,
dan tidak mengganggu ketertiban
Lombok,
umum
lalu
dan masyarakat Sulawesi Selatan2.
lintas yang menyebabkan korban
Tindak pidana kecelakaan
jiwa ataupun harta benda akan
lalu lintas diatur dalam undang-
lebih
bagi
undang no.UU No. 22 Tahun 2009
perlindungan korban dan pelaku
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jika
Jalan.
seperti
baik
kecelakaan
dan
diterapkan
solutif
penyelesaian
model peradilan alternatif.
menyelesaikan
budaya
konflik
secara
Papua, Sulawesi Barat,
Hal
ini
penyelesaiannya
Masyarakat indonesia sudah
terbiasa
mempunyai
konplik
berarti
model
menggunanakan
hukum positif dengan penyelesaian
peradilan
pidana
bukan
hukum dengan penyelesaian hukum
adat yaitu dengan musyawarah.
Penyelesaian
konflik
secara
musyawarah
untuk
secepat
mungkin
diadakan
perdamaian
1
Trisno Raharjo, “Mediasi Pidana
dalam Ketentuan Hukum Pidana Adat”,
jurnal Hukum, no.3 vol 17, juli 210, hlm.
492
2
Ibid.
2
penyelesaian dengan cara damai di
peradilan
luar peradialan.
hukum.
Tingginya angka kecelakaan
pidana
oleh
Polisi
penyidikan
penegak
melakukan
dan
seterusnya
lalu lintas yang bannyak menelan
dilakukan
korban jiwa
pengadilan, sementara penyelesai
terjadi
yang paling banyak
yang
kecelakaan
disebabkan
lalu
lintas
oleh
perlu
penuntutan
dan
yang telah dilakukan oleh pihakpihak
terkait
dianggap
bukan
penyelesain secara arif dan bijak
penyelesaian oleh sistem hukum
sana. Tindak pidana kecelakaan
positif dalam KUHP. Permasalahan
lalulintas
tindak
dalam
bukan
bagaimana model menyelesaikan
bukan kejahatan
apa yang tepat dalam perkara
adalah
pidana
jenis
kealpaan,
kesengajaan. Ia
tetapi tindak pidana pelanggaran.
Model
dengan
penegakan
menggunakan
peradilan
pidana
pidana
rasa
adalah
yang
dengan
sistem
masyarakat Indonesia.
sesuai
kedilan
dalam
model
Pembahasan
Paham Hukum Positivis
pendekatan penyelesaian konplik
antara
lintas
hukum
perkara.
seharusnya
hukum
lalu
ini
menggunakan
pendekan penyelesaian
Yang
penelitian
dengan
hukum positif dipengaruhi oleh
korban, negara dan masyarakat.
falsafah barat, yaitu cara pandang
Pendekatan penyelesaian perkara
libral,
terikat
pada
hukum
skuler. KUHP adalah salah satu
formal
keacaraan.
Penyelesaian
produk pemikiran barat yang masih
konplik
hukum
melakuan
pendekatan
pelaku
Model penyelesaian menurut
ketentuan
negosiasi
antara
berlaku
individual,
sebagai
Indonesia.
kapital,
hukum
Positivisme
dan
positif
adalah
pelaku dengan korban, negara dan
aliran filsafat ilmu yang lahir sejak
masyarakat.
abad ke 20 sebagai refleksi dari
Permasalahan yang muncul
perkembangan
ilmu
dan
dalam penyelesaian perkara pidana
dampaknya
lalu
manusia, perubahan sosial yang
lintas adalah dilakukannya
terhadap
alam
kehidupan
3
fundamental dan meluas begitu
3
cepat.
membedakan
dengan
nilai-nilai
berasal dari Tuhan dan moral yang
Positivisme
hukum
atau
abstrak dan tidak nyata.
disebut juga Mazhab Formalistik,
mencoba
menjawab
masalah-
Sebagai
pemahaman
(verstehen),
positivisme hukum
masalah hukum melalui sistem-
atau aliran hukum positif ini pada
sistem norma, aturan-aturan, bagi
dasarnya sangat memandang perlu
aliran ini alam berpikir hukum
untuk memisahkan secara tegas
adalah berfikir normatif bahkan
antara hukum dan moral atau
cenderung legisme.4
antara
Apa yang dimaksud dengan
hukum
(dassain)
yang
dengan
berlaku
hukum
yang
aliran positivisme ?. Positivisme
seharusnya (dassolen). Hukum yang
disini
seharusnya adalah hukum yang
jangan
lawan
diartikan
negatif.
sebagai
Positivisme
dibentuk
oleh
maksudnya poenere yang artinya
kekuasaan
ditetapkan.5
tertulis.
Kata
positivisme
digunakan untuk menggambarkan
suatu
maksud
dari
sebuah
yang
Dalam
pemegang
berupa
aturan
kacamata
aliran
hukum positif analitis, tiada hukum
pemikiran yang menyatakan bahwa
lain
hukum adalah suatu yang pasti,
atau inti aliran hukum positif ini
tegas
adalah menyatakan bahwa norma
dan
nyata,
yang
jelas
kecuali
hukum
3
.Bernard Arief Sidartha, 2000,
Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum:
sebuah
penelitian
tentang
fundasi
kefilasafatan dan sifat keilmuan Hukum
sbagai Lnadasan Pengembangan Ilmu
Hukum
nasional
Indonesia:Jakarta.
Mandar Maju, hlm.84
4
. HR.Otje Salman, 2009. Filsafat
Hukum (perkembangan dan Dinamika
Masalah): Bandung Reflika Aditama, hlm
37
5
Muhammad
Erwin,
Amrullah
Arpan: 2007. Filsafat Hukum: Renungan
untuk Mencerahkan Kehidupan Manusia di
bawah Sinar Keadilan. Bukit Besar
Palembang.Penerbit Unsri, hlm. 23
adalah
ditetapkan
otoritas
perintah
oleh
yang
sah
penguasa
apabila
ia
lembaga
atau
berwenang
dan
didasarkan pada aturan yang lebih
tinggi, bukan digantungkan pada
nilai moral. Norma hukum yang
ditetapkan itu tidak lain adalah
undang-undang.
Undang-undang
adalah sumber hukum, di luar
undang-undang
bukan
hukum.
4
Teori
hukum
adanya
positif
norma
mengakui
yang
hukum tertulis. Pandangan yang
bertentang dengan nilai moral,
mengagungkan hukum tertulis pada
tetapi
positivisme
hal
itu
hukum
dalam masyarakat diatur dalam
tidak
mengurai
keabsahan norma hukum tersebut.
Bagi kaum positivisme, tak
hukum
ini
pada
hakekatnya merupakan perhargaan
berlebihan
terhadap
kekuasaan
ada hukum selain hukum positif,
yang menciptakan hukum tertulis
yaitu hukum yang didasarkan pada
itu, sehingga kekuasaan ini adalah
otoritas yang berdaulat. Bagi kaum
sumber
positivisme, hukum positif berbeda
adalah hukum.
jika dibandingkan dengan asas-asas
lain
yang
didasarkan
moralitas,
religi,
hukum
Menurt
dan
W.
kekuasaan
Friedmann,
pada
secara umum, tesis-tesis pokok
kebiasaan
dari aliran positivisme ini dapat
masyarakat. Secara mendasarnya
dirumuskan sebagai berikut:
perbedaan antara hukum alam dan
1. Hanya
ilmu
yang
dapat
hukum positif apabila dilihat dari
memberikan pengetahuan yang
ladasannya
sah,
dapat
dibedakan
seperti gambar berikut ini:
2. Hanya
fakta
yang
dapat
menjadikan
Aliran hukum alam
objek
pengetahuan;
Keabsahan norm hukum
tergantung nilai moral
dari metode ilmu
landasan
norma hukum
Norma hk adalah sah apabila
ditetapkan oleh otoritas yg
berwng
Aliran hukum positif
Aliran positivisme ini sangat
mengagungkan
hukum
tertulis
sehingga aliran ini beranggapan
tidak ada norma hukum diluar
hukumpositif,
3. Metode filasafat tidak berbeda
senua
persoalan
4. Tugas
filsafat
adalah
menemukan asas umum yang
berlaku bagi semua ilmu dan
menggunakan
asas-asas
ini
sebagai pedoman bagi perilaku
manusia dan menjadi landasan
bagi organisasi sosial;
5. Semua
dunia
interpretasi
harus
tenatng
didasarkan
5
semata-mata atas pengalaman
lebih
(empirik-verifikatif);
dalam Muhammad Erwim Sumber
6. Bertitik tolak pada ilmu-ilmu
alam;
rendah.
hukum
itu
langsung,
7. Berusaha
memperoleh
Ridwan
adalah
yang
Syahrani
pembuatnya
berdaulat
atau
sautu
badan perundang-undangan yang
tentang
tinggi, dan semua hukum dialirkan
dunia fenomena, baik dunia
dari sumber yang sama itu. Hukum
fisik maupun dunia manusia,
yang bersumber dari situ harus
melalui
aplikasi
metode-
ditaati
metode
dan
perluasan
terang
pandangan
jangkawan
tunggal
hasil-hasil
ilmu
alam.
tanpa
sekalipun
dirasakan
tidak
7
adil. Sumbangan
Austin
Dalam bidang hukum, aliran
syarat,
terhadap
adalah
terbesar
teori
satu-satunya
dari
hukum
pendapat
positivisme ini memunculkan teori
mengenai perintah dari penguasa,
positivisme
hukum
(legal
untuk mencapai keadilan dalam
positivisme)
yang
meliputi
definisi hukum.8Jonh Austin dalam
analyticallegal
positivisme,
Muhammad Erwin.:
Kelsen’s Pure Theory, of Law dan
“
the
matter
of
jurisprudence is positive
law: law, simply and
stricklyso called: or law
set by political supriors
to political inferiors...a
law, in the most general
and
comprehensive
acception in which the
term in its literal
meaning, is employed,
may be said to be a rule
laid down for the
guidence of an intelligen
being having power of
him....
analytcal jurisprudence.6
Aliran Hukum Positif Analitis
Toko aliran hukum positif
analitis yang terutama adalah Jonh
Austin, seorang ahli hukum Inggris,
menyatakan bahwa satu-satunya
sumber
hukum adalah kekuasaan
yang tertinggi dalam suatu negara.
Sedangkan
hanyalah
sumber-sumber
sebagai
sumber
lain
yang
7
6
. Ibid. Hlm 25
8
ibid
Ibid. Hlm 25
6
Pernyataan
atas
oleh manusia untuk manusia, yang
John
dapat dibagai lagi:
yaitu
1. Hukum positif, yaitu hukum
tegas
yang dibentuk oleh manusia
keberadaannya, yang merupakan
dengan political superior yang
suatu produk dari kekuatan politik
ada
yang
peraturan perudang-undangan
menunjukkan
Austine
suatu
di
pemahaman
tentang
yang
lebih
hukum,
jelas
dan
padanya,
contohnya
kuat
untuk
suatu
politik
yang
lebih
2. Bukan
lemah. Selanjutnya hukum dalam
hukum
pengertiannya, adalah juga aturan
manusia dengan tidak adanya
yang diberlakukan untuk memberi
political
arahan (guidence) bagi manusia
contohnya
(intelligen
pada buruh.
kekeuatan
being)
yang
mempunyai kekuasaan
(having
hukum
positif,
yaitu
yang
dibentuk
oleh
superior
perintah
padanya,
majikan
Kategori yang kedua dari
power over him).
hukum yang pada bagian atas
Jonh Austin kemudian membagi
disebut dengan Laws improperly so
dua kategori dari hukum yaitu:
called,
1. Laws properly so called, dan
dengan
2. Laws improperly so called.
dengan
Lili
dicontohkan
olehnya
menganologikan
suatu
hukum
aturan-aturan
Rasyadi
kebiasaan yang tidak tertulis pada
menterjemahkan kedua kategori
situasi atau lingkungan tertentu,
hukum
istilah
seperti Laws of fashion, dan laws
hukum
of honours9.
di
atas
masing-masing,
dengan
adalah
dalam arti yang sebenarnya dan
hukum
dalamarti
yang
tidak
sebenarnya.
Menurut Jonh Austin, hukum
tidak lain adalah perintah yang
bersumber
dari
otoritas
yang
Hukum yang dibuat oleh
berdaulat di dalam masyarakat.
Tuhan, dapat disebut juga dengan
Suatu perintah yang merupakan
Hukum Alam atau hukum Almiah,
ungkapan
dari
keinginan
yang
dan kemudian hukum yang dibuat
9
Ibid, hlm. 27
7
diarahkan
oleh
berdaulat,
orang
otoritas
yang
atau
yang
strickly so called, is set by a
sovereign person , or
sovereing body of persons,
to a members. Of the
independent
political
society wherein that person
or body is sovereign or
supreme. Or it is set by
monarch,
or
sovereign
member, to a person or
persons in a state of state
of
subjection
to
its
author.10
Jadi, menurut John Austin,
mengharuskan
orang-orang
untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu
hal. Perintah itu bersandar karena
adanya ancaman keburukan, yang
akan dipaksakan
berlakunya jika
perintah
tidak
itu
Keburukan
yang
ditaati.
mengancam
mereka yang tidak taat adalah
berwujud sanksi yag berada di
belakang perintah itu. Jadi hukum
dipisahkan
keadilan
secara
dan
tegas
hukum
dari
tidak
didasarkan atas cita yang baik dan
buruk melainkan atas kekuasaan
dari penguasa yang lebih tiggi.
Sejak
dikatakan
otomatis harus ada subjek yang
Subyek
(commander).
pemerintah
tersebut
tenteng mempunyai kekuatan atau
perintah
(commander)atau
pembentuk
hukum tersebut dapat digolongkan
sebagai orang maupun suatu badan
atau institusi dengan kedaulatan
dimilikinya dari suatu masyarakat
politik yang bebas.
Pada akhirnya Lili Rasyadi
bahwa
hukum adalah suatu perintah maka
memerintahkannya
pemberi
merumuskan
inti
dari
ajaran
positivisme hukum yang analitis
dari
John
Austin
itu
sebagai
berikut11:
1. Ajarannya
tidak
berkaitan
kekuasaan yang ada padanya untuk
dengan soal atau penilaian baik
mengeluarkan perintah tersebut.
dan buruk, sebab penilaian itu
Inilah
berada di luar hukum;
yang
kedaulatan
jelas,
John
dsebut
(soevereign).
Austin
dengan
Lebih
2. Walau diakui adanya hukum
mengatakan
moral
bahwa:
“every positive law,
or every law simply and
yang
berpengaruh
terhadapa masyarakat namun
10
Ibid, hal. 27
. Ibid hlm. 29
11
8
secara yuridis tidak penting
Tatanan
hukum
yang
bagi hukum. Austin memisahkan
beroperasi dalam suatu masyarakat
secara tegas antara moral di
pada
satu pihak dan hukum di lain
pengejawantahan cita-hukum yang
pihak;
dianut
3. Pandangannya
dasarnya
dalam
merupakan
masyarakat
yang
bertolak
bersangkutan ke dalam berbagai
belakang dengan,baik penganut
perangkat aturan hukum positif,
hukum alam maupun mazhab
lembaga hukum dan proses (prilaku
sejarah;
birokrasi pemerintahan dan warga
4. Hakekat
dari
hukum
adalah
masyarakat).
Yang
perintah. Semua hukum positif
dengan
adalah
gagasan, karca, cipta dan pikiran
perintah
dari
yang
berkuasa;
cita
dimaksud
berkenaan
hukum
dengan
adalah
hukum
atau
5. Kedaulatan adalah merupakan
persepsi tentang makna hukum
hal di luar hukum yaitu berada
yang dalam intinya terdiri atas tiga
pada
unsur:
dunia
politik
atau
keadilan, kehasil gunaan
sosiologi karenanya tidak perlu
dan kepastian hukum. Cita hukum
dipersoalkan
dianggap
itu terbentuk dalam pikiran dan
sebagai suatu yang telah ada
sanubari manusia sebagai produk
dalam kenyataan;
berpadunya
pandangan
keyakinan
keagamaan
dan
kenyataan
kemasyarakatan
yang
6. Ajaran
Austin
memberikan
hukum
sebab
yang
kurang/tidak
tempat
hidup
bagi
dalam
masyarakat .
Cita Hukum Pancasila.12
diproyeksikan
pada
proses
pengkaidahan
perilaku
warga
masyarakat yang mewujudkan tiga
unsur cita hukum tersebut tadi.
Dalam
12
. Bernard Arief Sidharta. 2013.
Ilmu
Hukum
Indonesia
:
upaya
Pengembangan Ilmu Hukum Sistematik
yang Responsif Terhadap Perubahan
Masyarakat.
Genta
Publishing.
Yogyakarta.hlm.96
hidup,
dinamikan
kehidupan
kemasyarakatan, cita hukum itu
akan mempengaruhi dan berfungsi
sebagai
asas
umum
yang
mempedomani,
norma
kritik
9
(kaidah evaluasi)dan faktor yang
kefilsafatan
memotivasi
dalam
kerangka
dan
penyelenggaraan
hukum
organisasi
negara
(pembentukan,
penemuan
dan
dalam
menata
strukur
dasar
sebagaimana
dirumuskan dalam Undang Undang
penerapan hukum) dan perilaku
Dasar
hukum.
dan
pandangan hidup bangsa Indonesia
akan
yang mengungkapkan pandangan
ke
bangsa Indonesia tentangan antara
dalam berbagai perangkat aturan
manusia dan Tuhan, manusia dan
kewenangan dan aturan perilaku,
sesama manusia, serta manusia
dan
terjaganya
dan alam semesta, yang berintikan
konsistensi dalam penyelenggaraan
keyakinan tentang tempat manusia
hukum.
individual di dalam masyarat dan
Dirumuskan
dipahaminya
cita-hukum
memudahkan
penjabarannya
memudahkan
Dengan
demikian,
seyogianya
tata
hukum
merupakan
sebuah
itu
1945.
Pancasila
alamsemesta.
Dalam
adalah
dinamika
eksemplar
kehidupan, pandangan hidup yang
ramifikasi cita-hukum ke dalam
dianut akan memberikan koherensi
berbagai asas dan kaidah hukum
dan direksi (arahan) pada pikiran
yang
dan
tertata
(tersusun)
dalam
tindakan.
hukum
berakar
dalam
sebuah sistem. Sejalan dengan itu,
Pancasila
Ilmu
pandangan hidup Pancasila dengan
Hukum
tatanan
yang
hukum
mempelajari
sebagai
sarana
yang
Cita
sendirinya
akan
mencerminkan
intelektual untuk memahami dan
tujuan
menyelenggarakan tatanan hukum
nilaidasar yang tercantum dalam
tersebut, dalam pengembanannya
Pembukaan, Batang Tubuh serta
seyogianya
Penjelasan Undang Undang Dasar
pula
bertumpu
dan
mengacu pada cita-hukum itu.
Cita-hukum
menegara
bangsa
Pandangan hidup Pancasila
bertolak
yang
alam
Negara
ditetapkan
para
Bapak
Republik
sebagai
Pendiri
nilai-
1945.
Indonesia berakar dalam Pancasila
oleh
dan
dari
keyakinan
bahwa
dengan
segala
semesta
Indonesia
isinya, termasuk manusia, yang
landasan
sebagian
suatu
keseluruhan
10
terjalin
secara
harmonis,
didahulukan
diciptakan oleh Tuhan. Kehadiran
Sebab,
manusia
di
kebersamaan
dalam
kebersamaan
sesamanya,
dunia
dikodratkan
dengan
namun tiap manusia
dari
terbawa
masyarakat.
oleh
dengan
kodrat
sesamanya
itu, tiap manusia individual hanya
dapat
mewujudkan
mempunyai keperibadian yang unik
kemanusiaannya
yang membedakan yang satu dari
masyarakat , dalam kebersmaan
yang lainnya. Keseluruhan peribadi
dengan
manusia
keunikannya
dalam
mewujudkan
kehidupannya, manusia iu tidak
dengan
masing-masing
kesatuan
,
kemanusiaan.
Jadi,
sesama
Perbedaan”.
kebersmaan
Sebaliknya
dalam
kebersamaan
dalam
(kesatuan)
itu
individual
warga
negara
memperlihatkan
keperibadian
itu
kodrat
yang
Jadi,
dan
dengan
masyarakat.
sesamanya
Kebahagiaan
dan upaya untuk mewujudkannya
tidak terisolasi dari kebahagiaan
masyarakat
sebagai keseluruhan.
yang
Selain itu, manusia juga tidak
berarti terdapatnya perbedaan di
lepas dari ketergantungan pada
dalam
lingkungan
alam
Kebersmaan
dengan
kesatuan
Jadi,
unik,
manusia.
lepas dari ketergantungan pada
dalam
manusia
dalam
kehadiran
“Kesatuan
tiap
di
kemanusiaan.
“Perbedaan
Kesatuan”.
dalam
dan
Tuhan.
sesamanya
Kodrat keperibadian
serta ketergantungan pada alam
ini tidak dapat disangkal tanpa
dan Tuhan adalh struktur dasr yang
meniadakan
kodrat
hakiki dri keberadaan manusia.
kmanusiaannya. Tiap manusia dan
Sruktur dasar kebersamaan dengan
masyarakat
sesamanya dan keterikatan pada
harus
mengakui,
menerima,
memelihara
dan
alam dan Tuhan ini dirumuskan
melindungi,
keperibadian
tiap
dalam
manusia warga masyarakat. Namun
hal
itu
tidak
kepentingan
berarti
tiap
bentu
sila-sala
dari
Pancasila.
bahwa
Pandangan hidup Pancasila
manusia
dirumuskan dalam kestuan lima
individual secara bersendiri harus
sila
yang
msing-masing
11
mengungkapkan nilai fundamental
atau diwujudkan. Sebagai sistem
dansekaligus menjadi lima asas
nilai, Pancasila merupakan “base
operasional
dalam
values”
kehidupan,
termasuk
menjalani
dalam
penyelenggaraan
menegara
kegiatan
dan
pengembanan
dan
sekaligus
merupakan
“goal
Keseluruhan
nilai-nilai
sistem
nilai
juga
values”.
dalam
Pancasila
itu
hukum praktis. Kestuan lima nilai
dipersatukan oleh asas “Kesatuan
fundamental
dalam Perbedaan” dan “Perbedaan
dengan
itu
bersama-sama
berbagai
yag
dalam Kesatuan” yang menjiwai
diderivasi
struktur dasar keberadaan manusia
berdasarkannya,
mewujudkan
dalam kebersmaan itu. Asas yang
sebuah
nilai,
mempersatukan itu dalam lambang
dijabarkan
nilai
atau
sistem
dielaborasi
dan
(diejawantahkan)
ke
negara
Republik
Indonesia
dalam berbagai asas hukum dan
dirumuskan
kaidah hukum yang keseluruhannya
“Bhenneka
mewujudkan sebuah sistem hukum
beragam itu satu). Jadi , Benneka
(tata-hukum). Tiap kaidah hukum
Tunggal Ika mengungkapkan titik
mencerminkan atau dijiwai sebuah
tolak
nilai,
tata-hukum
Indonesia
bermuatan
manusia
dan
mencerminkan
sistem
nilai.
sistem
nilai
atau
Berkaitan
ini
Kesumaatmadja
,
dengan
Mochtar
dalam
Tugal
cara
ungkapan
Ika”
pandang
tentang
individual
masyarakat
(yang
dan
bangsa
temapat
di
dalam
dalam
alam
semestademikian kata Soediman
mengemukakan,
Kartohadiprodjo
bahwa dalam esensinya, sistem ilai
13
Arief Sidharta . Dalam ungkapan
itu dapat dibedakan ke dalam
tersbut
nilai-dasar
(base
serta
landasan
dan
values)sebagai
acuan
untuk
dalam
terkandung
penghormatan
martabat
manusia
Bernard
pengakuan
terhadap
individual,
mencapai atau memperjuangkan
kekhasan kelompok-kelompok etnis
sesuatu, dan nilai tujuan (goal-
kedaerahan
yang
adan
dan
values)sebagai sesuatu yang harus
dan
layak
untuk
diperjuangkan
13
. ibid hlm. 99
12
keyakinan
keagamaan
keastuan
dalam
mencakup alam semesta dengan
dan
segala isinya, termasuk sesama
berbangsa
bernegara.
manusia
dan
kulturnya
yang
Dalam kerangka pandangan
dialaminya. Struktur keberadaan
tentang cara keberadaan manusia
yang demikian itu menyebabkan
yang dikemukakan tadi,
dengan
cita-cita
hukum
maka
Pancasila
sendirinya
manusia
selalu
kehidupan
menghadirkan
berintikan:
hukum di dalamnya. Dengan kata
(a) Ketuhanan Yang Maha Esa;
lain,
(b) Penghormatan atas martabat
inheren
manusia
keberadaan
dalam
manusia,
(c) (Wawasan
Kebangsaan
dan
Wawasan Nusantara;
hukum
itu
keberadaan
karena
struktur
keberadaaannya yang ada bersama
dengan sesamanya
di dunia, dan
(d) Persmaan dan kelayakan;
manusia itu berakal budi, serta
(e) Keadilan Sosial;
berhati nurani. Pemahaman akal
(f) Moral dan Budi Pekerti yang
budi dan penghayatan hati nurani
Luhur;
terhadap struktur dan kenyataan
(g) Partisipasi
dalam
dan
proses
transparansi
keberadaannya
pengambilan
penghayatan tentang apa yang adil
putusan publik
memunculkan
dan yang tidak adil (kesadaran
hukum). Pada hakikatnya, hukum
Konsepsi Hukum
adalaha produk penilaian akal budi
Struktur
manusia
keberadaan
(eksistensi)
dalam
yang berakal dalam hati nurani
manusia
tentang
keadilan
pandangan hidup Pancasila adalah
berkenaan
kebersamaan dengan sesamanya di
manusia
dunia. Lingkungan hidup manusia
manusia.
atau
keadilan memunculkan penilaian
dunia
kehidupan
konkret
dengan
perilaku
situasi
kehidupan
dan
Penghayatan
manusia (Lebenswelt), yakni dunia
bahwa
yang
kemasyarakatan
di
menjalani
dalamnya
manusia
kehidupannya,
seyogyanya
dalam
tertentu
berperilaku
tentang
situasi
orang
dengan
13
cara tertentu, artinya seharusnya
maka kesogyaan atau keharusan itu
melakukan atau tidak melakukan
menjadi
perbuatan tertentu, karena hal
bentuknya
adil atau tidak memenuhi rasa
tidak tertulis. Sebagai demikian,
keadilan. Penilaia demikian itu
kaidah
disebut
kekuatan
penilaian
hukum
kaidah
dapat
hukum,
yang
tertulis
atau
hukum
menyandang
berlaku
obyektif
(rechtsoordeel). Penilaian hukum
(mengikat
umum)
ini
mengkaidahan
perilaku
terbentuk
sebagai
produk
yang
orang.
proses pemaknaan akal-budi dan
Karena situasi kemasyarakat itu
hati nurani tertutup hasil persepsi
menjalani
manusia
situasi
kaidah hukum (penilaian hukum)
dalam
itu
hidup,
merupakan produk sejarah yang
dan
sekali terbentuk akan menjalani
tentang
kemasyarakatan
rangka
tertentu
pandangan
keyakinan
keagamaan
perkembagan,
pada
dasarnya
maka
merupaka
keyakinan etis dengan berbagai
kehidupan
nilai yang dianut. Jika keseyogyaan
menyandang sifat kemasyarakatan
ini
dari
atau
keharusan
kesadaran
di
manusia
dalam
mengalami
sosial
yang
mengoyektifkannya
pedoman
dalam
menjadi
menetapkan
masyarakat
dan
yang
bersangkutan.
transpormasi lewat proses dialetik
interaksi
menyejarah
Kaidah hukum menetapkan
bahwa jika terjadi peristiwa atau
situasi
tertentu,
subyektertentu
dalam
maka
hubungan
keharusan berprilaku dengan cara
dengan subyek yang lain tertentu
tertentu
atau
di
kepatuhannya
masa
depan
tidak
dan
sepenuhnya
masyarakat
keseluruhan
harus
sebagai
berprilaku
diserahkan kepada keyakinan dan
dengan cara tertentu, karena hal
kemauan
suyektif
orang
itu adil dan langsung berkaitan
perorangan,
melainkan
dapat
dengan
terwujudnya
ketertiban
dipaksakan oleh masyarakat (yang
dalam masyarakat yang diperlukan
diwakilkan
kekuasaan
tiap orang untuk dapat mejalani
publik) melalui prosedur tertentu,
kehidupannya secara wajar sesuai
kepada
14
dengan
martabat dan
sebagai
manusia,
haratnya
tanpa
harus
mengandalkan kekuatan.
Model
Tindak
Pidana Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut Hukum Positif
Kecelakaan lalu lintas sering
menyebabkan pengendara
jalan
ringan
dan
mengalami luka
atau
lalu lintas sebagai hukum yang
diterapkan dalam menyelesaikan
Penyelesaian
pengguna
Undang-undang no. 22 tahun 2009
kematian.
perkara tindak pidana kecelakaan
lalu lintas. Dalam Pasal 310 ayat 14
penyelesaian
Undang -Undang
No.
22
pidana
diselesaikan dengan proses hukum
yang ancamannya sangat ringan.
Keadaan
sperti
ini
sanagt
merugikan korban dan masyarakat.
Sebagaimana diatur dalam Pasal
310
tindak
Paham
bersifat
hukum
individual,
positif
libral,
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
material.
dan Angkutan Jalan, Menekankan
rasional. Aspek keadilan adalah
penyelesaian
pelanggaran
rana rasa (perasaan) yang dibangun
lalu lintas melalui jalur hukum.
dari nurani yang sangat dalam.
Namun
Makanya
kasus
dalam
realitanya,
perdamaian
ada
terhadap
semata
Ukurannya
dan
keadilan
dianalisis
adalah
tidak
bisa
dengan
cipta
pelanggaran lalu lintas di tingkat
atau pikiran. Paham posotivisme
kepolisian, yang dilakukan oleh
sangat bertolak belakang dengan
pelaku
paham hukum hukum alam. Hukum
dengan
memberikan
sejumlah ganti kerugian
maupun
immateril
(santunan)
kepada
korban.
dengan
jalur perdamaian
diakui
dalam
tetapi
telah
materil
Penyel pesaian
hukum
alam
atau
kodrati,
dalam
hukum
lain
hukum
Tuhan,
atau
sunnatullah. Adalah hukum yang
tidak
sarat akan nilai-nilai moral, nilai-
pidana
nilai yang berasal dari Tuhan.
berkembang
dan
hidup di tengah masyarakat.
Paham positivis bahwa tidak
ada hukum di luar undang-undang.
Hukum
yang
bermoral
memperhatikan
kemanusiaan,
dibanguan
sangat
nilai-nilai
hukum
dengan
yang
perinsip
15
kemanusiaan
tidak
saja
hanya
melindungi daader atau pelaku
bertentangan
masyarakat
mendapat
yang
di
atasnya.
tetapi juga aspek keadilan korban,
dan
dengan
Penyelesaian perkara tindak
juga
perlu
pidana kecelakaan lalu lintas yang
perlindungan
yang
menggunakan undang-undang no.
sama.
22 tahun 2009 tentang Lalu lintas
Penyelesaian tindak pidana
kecelakaan
lalu
lintas
standar
dan Angkutan adalah mengikuti
pola pikir paham positivis jalan
penyelesaian nya mengacu pada
pikiran
Pasal
sebagaimana
329
ayat
penyelesaiannya
1-4.
sangat
Pola
formal,
paham
bicarakan
yang
di
positivis
telah
atas.
kita
Adalah
sederhana
pendekatan
normatif
bertengan dengan pola berfikirnya
seharusnya
yang
berlaku.
cita
Kepentingan
korban
hukum
Pancasila.
Hukum
dan
dalam cita hukum Pancasila sarat
dilindungi.
akan nilai moral, nilai Ketuhanan.
Penyelesaian menurut hukum yang
Yang dimaksud dengan cita hukum
seharusnya
standar
adalah gagasan, karsa, cipta dan
diterapkan.
pikiran berkenaan dengan hukum
ini
atau
masyarakat
tidak
(dassolen)
penguasalah
Hukum
yang
(dalam
hal
Udang-
persepsi
tentang
makna
undang No.22 tahun 2099 tentang
hukum yang dalam intinya terdiri
Lalu lintas dan Angkutan Jalan)
atas tiga unsur: keadilan, kehasil
sebagai
dalam
gunaan
dan
pidana
Dalam
paham
hukum
menyelesaikan
kecelakaan
positif
perkara
dapat
berintikan
dipaksakan keberlakuannya, secara
kepastian.
yuridis
telah
lalu
formal
sesuai
lintas
keberlakuannya
dengan
Dalam
kepastian
hukum.
positivis
hukum
ketertiban
dan
konsep
hukum
ketentuan
masyarakat Indonesia istilah tindak
yang berlaku. Teori keberlakuan
pidana (Barat KUHP Strafbarfeit)
hukum Hans Kelsen bahwa hukum
tidak dikenal, yang dikenal adalah
berlaku sesuai struktur stupenbau
telah terjadi ketidak” seimbangan”
yang lebih rendah tidak boleh
dalam
masyarakat,
maka
16
diperlukan pemulihan, bukan vonis
belah
pidana
seperti dalam kasus perdata.
atau
hukuman
pidana,
pihak,
tetapi pelaku dituntut bertanggung
sama halnya
Perdamaian
ini
secara
jawab atas korban dan masyarakat
yuridis
formal
tidak diakui
yang
dalam
peraturan
perundang -
telah
terganggu
keseimbangannya.
penyelesaian
kelalaian
Jadi
tindak
lalau
bagaiana
lintas
pelaku
model
undangan hukum
pidana
sehingga
adalah
dipandang
melindungi
landasan
luar sistem peradilan pidana atau
positif.
dikenal
dengan
penyelesian
pelaksanaannya
liar
karena
korban. Polanya penyelesaian di
:
dan
tidak
dalam
Di era
illegal
mempunyai
hukum
modern
pidana
sekarang
Mekanisme Alternatif Penyelesaian
ini,
Sengketa
menjadi masalah bagi manusia,
(Alternative
Resolution/ADR).
Dispute
Dispute
Alternative
Resolution (ADR)
dalam
bahasa
yang
Indonesia
diterjemahkan
dengan
alternatif
penyelesaian
sengketa merupakan
lembaga
lalu
pidana,
lintas jalan
karena
semakin
manusia
yang bergerak
banyaknya
berpindah -pindah
tempat
lain.
masyarakat
menggunakan
yang
sarana
sengketa melalui
transportasi angkutan
prosedur
disepakati
berakibat
para
satu
tempat
penyelesaian
yang
atau
dari
ke
Besarnya
dapat
pada
jalan
ini
tingginya angka
pihak, yakni penyelesaian di luar
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan
pengadilan
itu bisa terjadi
konsultasi,
dengan
negosiasi,
cara
mediasi.
kesalahan
karena
manusia maupun
Perdamaian dalam hukum pidana
karena
artinya adalah penyelesaian kasus
transportasi, baik
kejahatan
jalan
acara
dilakukan di
peradilan,
cara perdamaian
luar
yaitu
dengan
antara
kedua
faktor
buruknya
pada
maupun
bermotor
sarana
sebagai
sarana
kendaraan
alat
transportasinya.
17
Pada
perkembangan nya,
Penutup
pelaku tindak pidana lalu lintas
jalan
Model penyelesaian perkara
ini
banyak
yang
memberikan
santunan
kepada
masih
bentuk
hukum dengan pendekatan hukum
korbannya sebagai
perdamaian. Santunan
bagi
pidana kelalai lalu lintas, polisi
melakukan
positif,
penegakan
namun
demikian
korban tindak pidana lalu lintas
masyarakat sudah ada kesadaran
jalan
utuk
pada
sudah
saat ini
menjadi
seperti
kewajiban
dalam perdamaian,
jika
pelaku
apalagi
tindak pidananya
adalah
orang
mempunyai
yang
kedudukan
ekonomi
menyelsaikan
dengan
perkara
peyelesaian
peradilan
pidana
melakukan
diluar
dengan
perdamaian
memberikan
ini
santunan
yaitu
kepada
korban, dalam bentuk menanggung
kuat atau mempunyai uang yang
segala
berlebih.
proses
korban
hakim
kematian bagi korban yang mati.
Pada
persidangannya
sendiri
biaya
pengobatan
luka-luka
dan
bagi
biaya
akan selalu menanyakan kepada
pelaku tindak pidana lalu lintas
jalan, apakah sudah memberikan
santunan
kepada
korban atau
keluarganya. Hal ini disebabkan
korban tindak
lintas
pidana
jalan
lalu
umumnya
mengalami luka -luka atau luka
berat, sehingga harus dirawat di
rumah
sakit
biaya,
yang
maupun
meninggal
memerlukan
yang
dunia memerlukan
biaya pemakaman.14
14
. Al Mahdi Mohd. Din Saifuddin
Bantasyam , “Perdamaian Dalam Tindak
Daftar Pustaka
Buku :
Bernard Arief Sidharta. 2013. Ilmu
Hukum Indonesia : upaya
Pengembangan Ilmu Hukum
Sistematik yang Responsif
Terhadap
Perubahan
Masyarakat.
Genta
Publishing. Yogyakarta.
------2000.
Refleksi
Tentang
Struktur
Ilmu
Hukum:
sebuah penelitian tentang
fundasi kefilasafatan dan
sifat
keilmuan
Hukum
sbagai
Lnadasan
Pidana Kecelakaan Lalu Lintas “, Jurnal
Ilmu Hukum, hlm.
18
Pengembangan Ilmu Hukum
nasional Indonesia. Mandar
Maju. Jakarta.
HR.Otje Salman, 2009. Filsafat
Hukum (perkembangan dan
Dinamika Masalah). Reflika
Aditama. Bandung
Muhammad Erwin, Amrullah Arpan.
2007.
Filsafat
Hukum:
Renungan
untuk
Mencerahkan
Kehidupan
Manusia di bawah Sinar
Keadilan. Penerbit Unsri.
Bukit Besar Palembang.
Magister Ilmu Hukum Pascasarjana
Universitas
Syiah
Kuala
Banda Aceh Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala).
Jurnal:
Al Mahdi Mohd. Din Saifuddin
Bantasyam ,
Perdamaian
Dalam
Tindak
Pidana
Kecelakaan
Lalu
Lintas
jurnal Ilmu Hukum . ISSN
2302 - 180 Pascasarjana
Universitas
Syiah
Kuala
Volume 2 , No. 1, Agustus
2013,
Trisno Raharjo, “Mediasi Pidana
dalam Ketentuan Hukum
Pidana
Adat”,
jurnal
Hukum, no.3 vol 17, juli
210, hlm. 492
19
Download