1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya
akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri
berasal dari bahasa sansekerta yaitu “budhayah” yang berarti akal. Jadi,
kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia.
Menurut E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture
kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi
pengetahuan,
kepercayaan,
kesenian,
susila,
hukum,
adat-istiadat
dan
kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut ahli dari dalam negeri Koentjoroningrat (1985: 180) berpendapat
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia
dengan belajar.
Pengaruh kebudayaan Hindu Budha di Yogyakarta dapat dilihat dari
peninggalan berupa fisik maupun non fisik. Peninggalan kebudayaan pada masa
Hindu Budha berupa fisik diantaranya candi, stupa, yupa, arca, prasasti.
Sedangkan peninggalan berupa non fisik diantaranya kesenian tari, adat istiadat,
upacara keagamaan, karya sastra dan bahasa.
Candi sangat menarik untuk dikunjungi sebagai tempat wisata bahkan
merupakan tempat wisata yang wajib dikunjungi jika berwisata ke Yogyakarta. Di
Yogyakarta terdapat candi yang cukup terkenal seperti Candi Prambanan. Dibalik
dari semua keelokkan dan keindahan candi, ternyata ada beberapa candi yang
merupakan makam para raja jaman dahulu. Abu raja diletakkan di sebuah batu
perabuan yang disebut “peripih” dan ditanam di bagian bawah candi.
Candi memiliki fungsi yang beragam diantaranya sebagai tempat
beribadah, tempat pemujaan para Dewa Dewi, tempat menyimpan abu jenazah
1
2
raja, selain untuk tempat kegiatan keagamaan candi juga sebagai tempat wisata.
Banyak acara kesenian yang diadakan di candi seperti acara kesenian sendratari
Ramayana di Candi Prambanan, kegiatan seni budaya kreatif dan spiritual
bertajuk doa pertiwi nusantara di Candi Jolotundo dan Candi Brahu, pagelaran
Seni Padang Bulan di Candi Jawi, Purnama Seruling Penataran di Candi
Penataran, dan masih banyak lagi acara kesenian yang diadakan di candi. Acara
kesenian seperti ini menambah daya tarik candi sebagai objek wisata pilihan dan
juga sebagai sarana promosi wisata untuk lebih mempublikasikan candi kepada
wisatawan asing maupun domestik.
Gambar 1. 1 Sendratari Ramayana
(sumber : www.thejakartapost.com)
Indonesia dan india memiliki hubungan yang telah terjalin sejak abad
pertama masehi. Hubungan Indonesia dan India bermula dari bidang perdagangan
dan berkembang ke bidang agama dan kebudayaan. Pengaruh yang diberikan
India dapat berkembang dengan baik di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya
kesamaan budaya India Indonesia dan juga ragam corak yang tidak jauh berbeda.
3
Masuknya kebudayaaan India ke Indonesia semakin memperkaya ragam budaya
Indonesia. Hubungan yang telah terjalin selama berabad-abad lamanya
memberikan dampak kepada Indonesia salah satunya adalah masuknya ajaran
Hindu Budha beserta kebudayaannya.
Bangunan candi yang merupakan peninggalan jaman Hindu Budha banyak
mendapat pengaruh dari India dalam berbagai aspek seperti teknik bangunan, gaya
arsitektur dan hiasannya. Meskipun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi
alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia mempunyai
karakter tersendiri, baik dalam penggunaan bahan, teknik kontruksi maupun corak
dekorasinya. Dinding candi biasanya diberi hiasan berupa relief yang
mengandung ajaran atau cerita tertentu.
Di Indonesia terdapat dua jenis bangunan candi, yaitu candi Hindu dan
candi Budha. Keduanya memiliki perbedaan dari segi bentuk dan fungsi. Dari segi
bentuk candi Hindu lebih kerucut dan tidak memiliki stupa karena bentuknya
yang lancip pada bagian atas sedangkan untuk candi Budha memiliki bentuk lebih
melebar dan datar. Terdapat stupa pada candi Budha pada bagian atas atau tengah.
Dari segi fungsi candi Hindu digunakan untuk makam raja dan untuk menyimpan
abu jenasah sedangkan candi Budha sebagai sanggar untuk memuja Dewa-Dewa.
Candi Hindu Budha tersebar di berbagai pulau di Indonesia. Khususnya di
Yogyakarta terdapat beberapa candi yang sudah tidak asing lagi bagi wisatawan
seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Kalasan dan Candi Mendut. Dari
beberapa candi tersebut masih banyak juga candi yang belum diketahui oleh
masyarakat. Ada beberapa faktor penyebab ketidaktahuan dan kurangnya minat
dari masyarakat diantaranya kurangnya publikasi mengenai candi tersebut,
kondisi candi yang kurang baik dan juga akses jalan yang kurang mendukung.
Candi Ijo merupakan salah satu candi Hindu yang terdapat di Yogyakarta.
Candi Ijo diambil dari nama desa yaitu “Desa Erhijo” yang berarti hijau untuk
pertama kalinya disebut dalam prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 masehi.
Diantara candi-candi yang terdapat di Yogyakarta, Candi Ijo merupakan candi
dengan letak tertinggi karena memiliki ketinggian 395 meter diatas permukaan
4
laut. Candi Ijo layak sebagai tempat tujuan wisata karena selain tempatnya yang
sejuk Candi Ijo juga menyuguhkan pemandangan yang menarik.
Gambar 1. 2 Candi Ijo
Secara historis, Candi Ijo pertama kali ditemukan pada tahun 1886 oleh
HE Doorepaal, kemudian ditemukan lagi tiga buah arca batu oleh CA Rosemeler.
Pada tahun 1887 dilakukan penggalian arkeologis oleh Dr J Groneman dan
menemukan lembaran emas bertulis, cincin emas serta beberapa jenis biji-bijian.
Hingga saat ini Candi Ijo belum selesai dipugar.
Film dokumenter merupakan film yang mendokumentasikan kenyataan.
Dalam film dokumenter terdapat dua aspek yang ada di kehidupan nyata setiap
manusia yaitu aspek sains dan seni. Aspek sains dan seni yang ada di film
dokumenter merupakan suatu penjabaran fakta yang disusun sedemikian rupa
sehingga bernilai artistik dan tentunya dapat membuat penonton memahami
informasi apa yang ingin disampaikan dalam film dokumenter tersebut.
Film dokumenter Candi Ijo menggabungkan teknik pengambilan gambar
dari darat dan juga dari udara. Pengambilan gambar dari udara atau yang sering
disebut aerial shoot diambil dengan menggunakan helicam. Aerial shot bertujuan
untuk menciptakan angle yang lebih dramatis sekaligus memberikan penyegaran
dan inspirasi dalam pembuatan film dokumenter. Teknik pengambilan gambar ini
5
memperlihatkan betapa asrinya Candi Ijo dilihat dari ketinggian. Animasi 3D dan
motion graphic menjadi bagian penting dalam film dokumenter ini karena untuk
memperjelas informasi yang akan disampaikan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu permasalahan
yaitu bagaimana menciptakan sebuah visualisasi dalam bentuk film dokumenter
yang menarik yang dapat memberikan wawasan tentang Candi Ijo.
1.3
Batasan Masalah
Dalam penciptaan film dokumenter ini ada beberapa batasan yang perlu
diperhatikan. Yaitu :
1. Film dokumenter ini tidak membahas tentang proses pembuatan Candi Ijo
2. Film dokumenter ini tidak membahas tentang candi-candi di sekitar
komplek Candi Ijo yang masih berupa puing-puing batu.
3. Film dokumenter ini tidak membahas tentang bangunan-bangunan di
setiap teras.
4. Film dokumenter ini tidak membahas keterkaitan antara Candi Ijo dan
Candi Hindu yang berada di Yogyakarta.
1.4
Tujuan Penciptaan
Tujuan dari penulisan
tugas
akhir ini
adalah membuat sebuah
visualisasi dalam bentuk film dokumenter bertema kebudayaan dan sejarah
dengan judul Film Dokumenter Candi Ijo.
1.5
Manfaat Penciptaan
Manfaat dari penciptaan film dokumenter ini adalah :
1. Dapat menjadi media pembelajaran kepada penonton untuk menambah
wawasan tentang Candi Ijo.
2. Dapat menjadi inspirasi untuk filmmaker dalam berkarya dengan
menggunakan aerial shot dan animasi 3D.
6
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 5 bab,
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang dalam pembuatan film dokumenter yang berjudul
Film Dokumenter Candi Ijo, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi uraian-uraian dasar teori yang digunakan untuk mendukung analisis
dan rancangan pembuatan film dokumenter.
BAB III PROSES PENCIPTAAN
Berisi tentang rancangan dan proses dari pembuatan film dokumenter dari
pra-produksi, produksi dan pasca-produksi.
BAB IV PEMBAHASAN KARYA
Berisi tentang ulasan-ulasan dari setiap sekuen dalam film dokumenter ini.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran tentang pembuatan karya film dokumenter ini.
Download