BAB I - Universitas Sebelas Maret

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendapat masyarakat umum tentang sistem pengajaran dan kualitas
lulusan sekolah menengah yang dilontarkan oleh para pengamat pendidikan
mengandung penilaian yang kurang menguntungkan bagi para penyelenggara
pendidikan. Penilaian itu lahir dari tahun ke tahun seirama dengan munculnya
keluhan tentang rendahnya kemampuan para lulusan sekolah yang belajar di
perguruan tinggi. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dianggap
kurang mampu menempatkan eksistensinya dalam menjawab tuntutan jaman.
Beberapa contoh misalnya siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
atau Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan listrik tidak siap pakai di bursa
kerja, bila dibandingkan dengan kursus elektronika, produk pendidikan luar
sekolah yang hanya memerlukan waktu beberapa bulan saja. Atau lulusan
Sekolah Menengah Umum (SMU) yang akan mengikuti Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) merasa kurang yakin dan percaya diri bila tidak
mengikuti kursus-kursus bimbingan belajar (Kompas, 24 Juli 2006).
Ilustrasi kecil di atas hanyalah sebagian kecil contoh dari
kekurangpercayaan masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Gejala tersebut menunjukkan bahwa sekolah dewasa ini tidak mampu
bersaing dengan perkembangan perubahan yang terjadi pada masyarakat. Pada
gilirannya berakibat makin menipisnya keyakinan masyarakat terhadap
sekolah (Kompas, 24 Juli 2006).
Dari berbagai faktor menyebabkan kekurangberhasilan sekolah dalam
mengemban misinya, diyakini keterlibatan dan peran guru dalam proses
pembelajaran sebagai salah satu faktor penyebabnya. Kegagalan sekolah
berarti juga kegagalan guru dalam memainkan perannya. Untuk dapat
meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana mestinya yang diharapkan
masyarakat,
diperlukan
interaksi
sosial
antara
pihak-pihak
yang
berkepentingan di dalam pendidikan yang bersifat kreatif dan kooperatif
1
2
sehingga tercipta suasana belajar yang diinginkan (Winkel, 1996:69). Untuk
menjawab keinginan tersebut, guru memiliki peran yang ampuh baik sebagai
fasilitator, motivator maupun sebagai pengelola belajar. Jika peran tersebut
benar-benar dimainkan oleh guru, maka tujuan peningkatan mutu pendidikan
segera menjadi kenyataan (Sediyarto,1993:79).
Dari beberapa mata pelajaran yang diberikan, salah satunya adalah
pelajaran sejarah. Dengan pemahaman yang baik terhadap sejarah, diharapkan
akan berkembang sikap hormat dan sadar akan nilai-nilai kehidupan bangsa
dalam diri anak didik (Slamet Imam Santoso, 1981:101). Dalam kegiatan
belajar mengajar sejarah dewasa ini, kebanyakan guru menyampaikan materi
ajar yang didominasi dengan menggunakan metode ceramah. Dengan metode
ini “transfer of knowledge” terjadi secara satu arah dan hanya berpusat pada
guru. Pengajaran sejarah yang diajarkan dengan cara ini cenderung
berorientasi pada cara belajar menghafal fakta-fakta sejarah (Sardiman,
1992:29).
Akibatnya proses dialogis antara siswa dengan materi yang dipelajari
menjadi kurang. Materi sejarah menjadi bahan yang membosankan dan kurang
mengandung makna yang mendalam. Masih banyak anggapan di masyarakat
bahwa sejarah bukan pelajaran favorit yang menjanjikan kehidupan yang
lebih cerah di masa depan. Di sisi lain, agar pengajaran lebih berkualitas,
dituntut keterlibatan siswa secara intensif dalam proses belajar. Makin intensif
pengalaman yang dihayati oleh peserta didik, makin tinggilah kualitas proses
belajar mengajar yang dimaksud. Tingkat keterlibatan siswa dapat dilihat dari
tingkat partisipasi aktif peserta didik dalam proses belajar mengajar. Rasa
keterlibatan itu dilandasi dengan motivasi dan minat yang tinggi dari pihak
pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar (Jurnal Teknodika, bulan
Maret 2006).
Keadaan seperti di atas dapat terjadi karena kurang memadainya
kemampuan guru sejarah untuk mengembangkan penggunaan media, strategi
dan metode pengajaran sejarah. Oleh karena itu guru sejarah di samping
menguasai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang pelajaran sejarah,
3
juga dituntut menguasai penggunaan berbagai macam media (Jurnal
Teknodika, bulan Maret 2006).
Berbagai cara dapat digunakan oleh guru dalam rangka penggunaan
media pengajaran sejarah. Daerah yang berdekatan dengan peninggalan
sejarah, dapat memanfaatkan media alam seperti candi dan situs purbakala
lainnya sebagai media pengajaran sejarah.
Kabupaten Sleman adalah salah satu daerah yang terdapat peninggalan
situs purbakala yaitu candi Prambanan. Sekolah-sekolah yang berada di
sekitar situs tersebut,
dapat memanfaatkan situs tersebut sebagai media
pengajaran sejarah. Namun untuk dapat memanfaatkan candi dengan baik agar
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah, diperlukan guru yang
mempunyai kemampuan mengajar yang baik.
Seorang guru yang kompeten mampu menyelesaikan masalah lebih
baik dibandingkan yang lainnnya. Individu-individu seperti ini menikmati
tantangan dan cenderung untuk memandang permasalahan sebagai sebuah alat
untuk mencapai tujuan. Persepsi siswa tentang kompetensi guru ini sangat
diperlukan dalam pengajaran sejarah dewasa ini, agar dapat makin
meningkatkan pemahaman siswa tentang makna sejarah.
Berdasarkan kerangka di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
“Pemanfaatan Komplek Candi Prambanan Sebagai Media Pengajaran Sejarah
dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dalam Peningkatan
Pemahaman Siswa Tentang Sejarah di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri I Sleman Tahun Ajaran 2006/2007”.
A.
Berdasarkan
Identifikasi Permasalahan
uraian
latar
belakang
masalah
di
atas,
dapat
diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu :
Bagaimana cara meningkatkan mutu pengajaran sejarah? Apa sajakah upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang muncul dalam pengajaran
sejarah?
4
Guru dalam proses belajar mengajar merupakan kunci keberhasilan
terjadinya proses “transfer of knowledge”. Di samping itu juga masih ada
anggapan bahwa guru adalah sumber informasi, di mana jumlah dan mutu
informasi berupa materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa sangat
tergantung pada banyak faktor antara lain, penguasaan guru terhadap materi
pelajaran, keterampilan mengajar, metode mengajar dan media pengajaran
yang digunakan, penilaian hasil belajar serta sarana penunjang yang
dibutuhkan di dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah yang kemudian
muncul adalah :
1. Apakah keterampilan mengajar guru, pemilihan media, strategi serta
metode mengajar juga berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman
sejarah siswa ?
2. Berkaitan dengan penggunaan candi Prambanan sebagai media
pengajaran sejarah, dapat diajukan beberapa pertanyaan lebih lanjut.
Apakah
cara yang dipakai guru untuk dapat memanfaatkan Candi
Prambanan tersebut sebagai media pengajaran sejarah? Sejauh manakah
usaha yang dapat dilakukan guru agar dapat memaksimalkan
pemanfaatan candi tersebut ?
3. Berkenaan dengan persepsi siswa tentang kompetensi guru dapat
diajukan pertanyaan : Apakah ada hubungan antara persepsi siswa
tentang kompetensi guru dan hasil belajar siswa ? Bagaimana guru
memanfaatkan persepsi siswa tentang kompetensi guru yang ada dalam
dirinya untuk meningkatkan pemahaman siswa ?
4. Berhubungan dengan pemahaman sejarah siswa dapat diajukan sejumlah
pertanyaan antara lain. Bagaimana cara belajar pemahaman sejarah ?
5. Bagaimana
prinsip-prinsip yang memudahkan belajar pemahaman
sejarah ?
6. Tipe belajar bagaimana yang cocok untuk belajar pemahaman ?
5
Pembatasan Masalah
Dari sekian banyak permasalahan di atas, perlu dilakukan pembatasan
berhubungan dengan permasalahan utama yang akan dipecahkan. Fokus
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan candi dalam penelitian ini dibatasi pada Prambanan
sebagai media pengajaran sejarah
2. Persepsi siswa tentang kompetensi guru dalam penelitian ini dibatasi
pada persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah
3. Pemahaman dalam penelitian ini dibatasi pada pemahaman siswa
tentang pelajaran sejarah
4. Lokasi penelitian dibatasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) I
Sleman khususnya Kelas VII (tujuh)
5. Waktu penelitian dibatasi pada semester Satu (I) tahun ajaran 2006 –
2007.
Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar hubungan antara pemanfaatan komplek candi
Prambanan sebagai media pengajaran sejarah dengan pemahaman
sejarah Indonesia ?
2. Seberapa besar hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi
guru dengan pemahaman sejarah Indonesia ?
3. Seberapa besar hubungan antara pemanfaatan komplek candi
Prambanan sebagai media pengajaran sejarah dan persepsi siswa
tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan pemahaman
sejarah Indonesia ?
6
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pemanfaatan komplek
candi Prambanan sebagai media pengajaran sejarah dengan pemahaman
sejarah Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara persepsi siswa tentang
kompetensi guru dengan pemahaman sejarah Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pemanfaatan komplek
candi Prambanan sebagai media pengajaran sejarah dan persepsi siswa
tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan pemahaman sejarah
Indonesia.
B. Manfaaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, setidaknya bagi
dunia pendidikan. khususnya di Kabupaten Sleman, dapat ditemukan
media pemanfaatan candi sebagai media pengajaran sejarah dengan
cara mengoptimalkan pemahaman sejarah bagi siswa.
b. Dapat memberikan manfaat dengan diketahuinya persepsi siswa
tentang kompetensi guru, diharapkan dapat diidentifikasi persepsi
siswa tentang kompetensi guru agar semakin meningkatkan
pemahaman siswa tentang sejarah.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7
b. Menambah bahan referensi di Perpustakaan Program Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dorongan terhadap SMP
Negeri I Sleman agar dapat mengembangkan pembelajaran sejarah.
d. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan
dalam penelitian sejenis dengan masalah yang lebih komplek.
Download