KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL NASKAH

advertisement
KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Diajukan oleh :
IMAM SYAFIUDIN
F 100100004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi
Diajukan oleh :
IMAM SYAFIUDIN
F 100100004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL
ABSTRAKSI
Imam Syafiudin
Prof. Kumaidi, MA., Ph.D
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Pecandu alkohol ketika mengkonsumsi merasa dirinya melayang dan tidak peduli
apa yang dilakukan apakah benar atau salah, masalah yang dialami ketika
mengkonsumsi sangat susah mengontrol emosi, karena sangat sensitive sering
kali berdampak negatife dalam lingkungan. Mantan pecandu alkohol mungkin
memang tampak terlihat merasa nyaman, bahagia, berkumpul bersama temanteman sepergaulannya, namun itu tidak menjamin bahwa individu benar-benar
bahagia dengan keadaan yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kebahagiaan pada mantan
pecancu alkohol. Informan didalamnya adalah mantan pecandu alkohol yang
berada di Boyolali berjumlah 5 orang, dengan rentang waktu berhenti 1-8 tahun.
Peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian yang
diperoleh kecanduan dikarenakan kebahagiaan dikelompok teman sebaya,
mengkonsumsi alkohol setiap hari agar mendapatkan kebahagiaan yang belum
didapatkan dalam hidup. Keluar dari ketergantungan alkohol harus memiliki dasar
yang kuat dalam diri dengan mempunyai keyakinan supaya lepas dari alkohol,
kebahagiaan yang tercipta setelah lepas dari alkohol ditandai dengan
meningkatkan taraf hidup, kesenangan pada diri dengan kesehatan yang
meningkat, semangat ketika bekerja sangat besar.
KataKunci : Kebahagiaan, Mantan Pecandu Alkohol
mengkonsumsi alkohol sepanjang
tahun 2011 dengan 24 jumlah kasus
miras dan narkoba semuanya dapat
diselesaikan, pada tahun 2012
bertambah mencapai 50 kasus yang
bertambah. Tahun 2011 tersangka 25
orang sedangkan pada tahun 2013
PENGANTAR
Penggunaan alkohol dalam
masyarakat sangat mengkhawatirkan
dikarenakan berpengaruh langsung
pada lingkungan. Kenyataan yang
terjadi pada masyarakat sangat
memprihatikan Fenomena yang
terjadi
diindonesia
yang
1
berjumlah tersangka 50 orang
(SOLOPOS, 2013).
Mengkonsumsi alcohol pada
mulanya sedikit semakin lama kadar
yang dikonsumsi semakin tinggi
dalam jangka waktu yang lama
dalam kurun waktu 12 bulan DSM-V
(APA,
2013),
mengakibatkan
seseorang tidak bisa lepas dari
alkohol karena zat tersebut yang
mengakibatkan
ketergantungan.
Gangguan psikiatri acap kali timbul
selama dalam keadaan keracunan
alkohol maupun dalam keadaan
putus alkohol. Disisi lain Teori
Psikodinamikpsikoanalitik
mengatakan pecandu alkohol adalah
seseorang yang mengalami fiksasi
pada fase oral sehingga memuaskan
serta mengatasi frustasi dengan
minum-minuman seperti Alkohol
(Soetjiningsih, 2007).
Alkohol masuk dalam zat
adiktif sesuai dengan yang tertera
dalam undang-undang No. 5 Tahun
1997 dan No. 35 Tahun 2009.
Pengertian ini didapat karena
didefinisikan sebagai zat yang
didapat secara alamiah atau taman
yang mengakibatkan penurunan
kesadaran
yang
menyebabkan
timbulnya ketergantungan yang
berdapak
negatife
pada
diri
berpengaruh pada susunan saraf
pusat yang berpengaruh pada
aktivitas mental.
Wawancara pada salah satu
sujek di Boyolali yang membuat
subjek berhenti adalah kasihan
melihat ibu yang sakit-sakitan karena
kelakuan saya. Setalah berhenti sujek
merasakan tidak ada rasa malas
dalam dirinya hanya ada berkerja,
bermimpi dan berusaha jadi orang yg
sukses berguna buat keluarga.
Pada
dasarnya
manusia
berusaha untuk mencapai hidup
dalam kebahagiaan. Kebahagiaan
merupakan sebuah kebutuhan dan
sudah menjadi kewajiban moral.
Seseorang akan bertingkah laku baik
jika mereka merasa bahagia. Perilaku
yang baik berkaitan dengan kondisi
psikis
yang
sehat
kemudian
berimplikasi pada kehidupan yang
berkualitas pada diri seseorang
(Seligman, 2004).
Kebahagiaan
atau
kesejahteraan
adalah
perasaan
sujektif ketika sesorang menilai akan
kehidupannya, faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan yaitu
emosi dan kepuasan hidup Papalia
(2009).
Fokus yang dapat ditarik dari
pernyataan diatas bagaimana? Cara
mengetahui kebahagiaan pada yang
terjadi pada mantan pecandu alkohol,
yang
sebelumnya
masih
ketergantungan alkohol, Perasaan
yang dirasa karena manfaat berhenti
mengkonsumsi alkohol.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah tujuan
setiap
manusia.
Kebahagiaan
merupakan sesuatu
hal
yang
menyenangkan, suka cita, membawa
kenikmatan serta tercapainya sebuah
2
tujuan. Kebahagiaan orang berbedabeda, tergantung pada pemaknaan
dan
memahami
kebahagiaan
(Lukman, 2008).
Menurut Diener (2003), yang
menyebutkan bahwa kebahagiaan
tidak dapat didefinisikan dengan satu
cara, karena kebahagiaan dapat
berarti kesenangan, kepuasan hidup,
emosi positif, kebermaknaan hidup
atau rasa suka.
Kebahagiaan
merupakan
kualitas dari kehidupan yang lebih
baik dilihat dari keseluruhan seperti
kesehatan yang lebih baik, kreativitas
yang tinggi maupun pendapatan yang
naik.
Dijelaskan
kebahagiaan
tingginya derajat psikologi positif
yang meningkat ditandai dengan
tingginya derajat kepuasan hidup,
afek positif dan rendahnya afek
negatif (Diener dan Carr dalam
Mardayati, 2010).
Bukti bahwa emosi positif
membatalkan gejala fisiologis yang
dihasilkan oleh emosi negatif, hal ini
juga menunjukkan bahwa mereka
dapat mengembalikan penurnan
kemauan pada sebuah regulasi diri.
Penurunan kemauan mengacu pada
gagasan bahwa pengaturan diri
adalah sumber daya yang terbatas
sehingga dapat berkurang ketika
terlibat dalam kegiatan yang
membutuhkan pengendalian diri atau
kemauan
merusak
seseorang
pengendalian diri dalam situasi
berikutnya (Muraven, Tice, &
Baumeister, 1998 dalam David,
2013).
Seligman
membagi
kebahagiaan menjadi 3 aspek.
a. Kebahagiaan akan masa lalu
Kebahagiaan yang mencakup
emosi positif tentang masa lalu
diantaranya: kepuasan, kelegaan,
kedamaian,
kebanggaan
dan
kesuksesan. Emosi masa lalu
ditentukan sepenuhnya oleh pikiran.
Secara umum, penilaian akan masa
lalu tercermin dari penilaian manusia
dalam menjalani masa lalu.
b. Optimistik akan masa depan
Kebahagiaan akan masa
depan meliputi keyakinan, kepastian,
kepercayaan harapan dan optimis.
Seligman memberikan metode akan
membangun
optimisme
akan
memgali
pikiran,
menantang
pesimistis.
c. Kebahagiaan
akan
masa
sekarang
Kebahagiaan akan masa
sekarang sangat berbeda dengan
kebahagiaan masa lalu. Dan masa
depan yaitu kenikmatann dan
gratifikasi.
Kenikmatan
adalah
kesenangan yang muncul karena
adanya emosi kenikmatan yang kuat.
Gratifikasi datang karena adanya
kegiatan yang disukai sehingga lebih
tahan lama. kenikmatan yang
melibatkan
pemikiran
dan
interpretasi.
Seligman (2005) menemukan
bahwa seorang yang sangat bahagia
jarang
menghabiskan
waktu
sendirian dan mereka senang
berkumpul dengan orang-orang yang
mereka sayangi (keluarga) dan
3
bersosialisasi dengan lingkungan.
Kemungkinan besar orang yang
bersosialisasi
tinggi
membuat
bahagia.
mengendalikan
atau
memaksa
karakteristik).
DSM-5
(APA,
2013)
menjelaskan
aspek
kecanduan
Karakteristik penggunaan alkohol
dalam kurun waktu 12 bulan dapat
disebut dengan ketergantungan zat,
karakteristik yang muncul antara
lain:
a. Penggunaan dosis zat yang lebih
besar atau, untuk periode waktu
yang lebih lama dari pada yang
diinginkan
orang
yang
bersangkutan.
b. Keinginan yang terus ada untuk
mengurangi atau mengendalikan
penggunaan zat atau kurang
berhasil
saat
mencoba
melakukan self-control.
c. Menghabiskan banyak waktu
untuk aktifitas memperoleh zat,
mengonsumsi
zat,
atau
memulihkan
diri
dari
penggunaan zat. Pada kasuskasus yang parah, kehidupan
sehari-hari individu berkisar
pada penggunaan zat.
d. Keinginan yang kuat tidak dapat
dikendalikan
untuk
menggunakan zat tersebut.
e. Penggunaan zat mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai hasil
yang maksimal.
f. Keputusan menggunakan zat
secara
berkelanjutan
menimbulkan masalah sosial
atau interpersonal, disebabkan
oleh penggunaan zat (contoh:
berdebat dengan orang lain
mengenai penggunaan zat).
Pengertian Pecandu Alkohol
Pecandu
alkohol
adalah
mereka yang mengalami fiksasi pada
fase
oral
sehingga
mereka
memuaskan serta mengatasi dengan
alkohol. Sering mereka tergolong
dalam kepribadian yang anti sosial
(soetjiningsih,2007).
Ketergantungan alkohol atau
alkoholisme adalah kondisi fisik
yang ditandai dengan tingkah laku
kompulsif, dimana seseorang tidak
mampu mengendalikannya. Pelaku
penyalahgunaan alkohol berulang
kali dalam situasi berbahaya karena
mengganggu hubungan sosial atau
ketidakmampuan
memenuhi
kewajiban norma Papalia, (2009).
Bronfenbrenner
(dalam
Tudge,
2009)
mengungkpakan
memberikan pandangan tentang
individu dalam mengubah konteks
mereka, perubahan dapat relative
pasif (perubahan lingkungan dengan
berada didalamnya, sampai-sampai
orang lain bereaksi terhadap dia
berbeda atas dasar karakteristik),
untuk lebih aktif (cara orang
mengubah lingkungan terkait dengan
karakteristik sumber dayanya, baik
fisik, mental, atau emosional), untuk
yang paling aktif (sejauh mana orang
tersebut mengubah lingkungannya
terkait
keinginannya
dan
4
g. Individu telah mengurangi atau
menghindari aktivitas sosial,
pekerjaan, atau rekreasional
yang penting karena penggunaan
zat.
h. Menggunakan menggunkan zat
dalam situasi dimana secara fisik
hal itu sudah membahayakan.
i. Penggunaan zat masih berlanjut
meski
terdapat
bukti-bukti
adanya masalah psikologis atau
fisik yang persisten atau
berulang, baik disebabkan tau
diperparah oleh penggunaan zat.
j. Toleransi pada zat, ditunjukkan
salah satunya oleh:
1) Kebutuhan
untuk
meningkatkan dosis zat
agar mendapatkan efek
yang diinginkan atau
intosiksasi.
2) Berkurangnya efek secara
drastis
bila
terus
mengkonsumsi
dosis
yang sama.
k. Simtom-simtom
putus
zat,
ditunjukkan salah satunya oleh:
1) Sindrom putus zat yang
dianggap sebagai ciri
khas dari zat.
2) Mengkonsumsi zat yang
sama
untuk
menghilangkan
atau
mencegah simtom putus
zat.
a. Keturunan
Karakteristik keturunan atau
faktor genetis yang sangat berperan
untuk memicu penggunaan alkohol,
walau penting diingat faktor genetik
dan lingkungan sangat berperan
penting.
b. Pengaruh Keluarga
Pada
penelitian
yang
dilakukan
pada
afrika-amerika
banyak ditemukan orang tua tunggal
dan memliki pendapatan yang
rendah, remaja menunjukkan tidak
mengkonsumsi alkohol yang tinggi.
Dalam hal ini sangat berkaitan erat
dengan pengasuhan orang tua yang
sama(dukungan, pengawasan, dan
komunikasi pada anak remaja).
c. Agama
Hasil dari penelitian yang
diuraikan diatas juga menemukan
peran agama sangat berpengaruh
melindungi
remaja
dalam
pengkonsumsian alkohol. Memiliki
pemahaman
untuk menghindari
konsumsi alkohol karena kurang baik
bagi kesehatan dan menimbulkan
masalah.
Tahapan Pecandu
Wills, McNamara, vaccaro,
dan Hirky (dalam Zapert k, 2002)
mengemukakan tentang identifikasi
kelompok pada pengguna narkoba
dan
sejenisnya.
Diidentifikasi
menjadi 5 kelompok antara lain :
1. Non pengguna stabil yang
menunjukkan hampir selesai
disemua pengukuran.
Menurut
Santrock,(2005)
menjelaskan
faktor
yang
menyebabkan
seseorang
mengkonsumsi alkohol, antara lain:
5
dalam
sistem
aksis
menjadi
faktornya
yang
menyebutkan
keterkaitan kecanduan zat yang di
sebabkan oleh problem psikososial
dan lingkungan. Dukungan social
dan
lingkungan
yang
salah
menyebabkan perilaku abnormal.
Kelompok
remaja
yang
mudah terpengaruh menggunakan zat
tersebut antara lain: pertama,
kelompok yang mengalami masalah
kejiwaan. Penyebabnya bisa karena
kecemasan,
depresi,
dan
ketidakmampuan
menerima
kenyataan hidup. Kedua, kelompok
yang mempunyai sifat anti sosial.
Kepribdiannya selalu bertentangan
dengan norma-norma masyarakat.
Ketiga, kelompok ketergantungan
yang bersifat relatif. Biasanya terjadi
pada remaja yang ababil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungannya.
(Saksono, 2013).
Menurut Nowinski (dalam
Junaiedi) pengunaan yang terus
menerus menyebabkan kecanduan
(addiction), pada pandangannya itu
merupakan
proses
yang
berkesinambungan dimulai karena
rasa ingin tahu sampai tahap
kompulsif.
Dimana
kebutuhan
mengkonsumsi tersebut menjadi
menjadi kebutuhan psikologis dan
fisiologis, jika tidak mengkonsumsi
menjadi stress dan mempunyai
keterbatasan
dalam
memenuhi
kebutuhan individu, rentan bahaya,
melanggar UU, dan menyebabkan
konflik sosial. Bagi orang yang telah
lama mengkonsumsi timbul rasa
jenuh dan memiliki keinginan untuk
2. Pengguna
yang
memliki
tingkat pengunaan minimal
disemuanya.
3. Pengalaman yang digunakan
dalam penggunaa sebelumnya
dan meningkat pada level lebih
tinggi pada sesudahnya.
4. Escalator yang tinggi dalm
penggunaan dan meningkat
melalui studi.
5. Kelompok lain esklator yang
juga
menunjukan
tren
meningkat dan memiliki skor
yang lebih ekstrim.
Kebahagiaan
pada
Mantan
Pengguna Alkohol
Ketergantungan alkohol atau
dengan kata lain pecandu alkohol
adalah penggunaan yang zat di pakai
oleh individu dengan kadar yang
meningkat pada setiap waktu.
Penggunaan alkohol mengakibatkan
gangguan atau pola respons dan
fungsi fisiologis, psikologis atau
perilaku (Puri, 2011).
Bornferbrenner
(dalam
Tudge.
2009)
memberikan
pernyataan atas perubahan dalam diri
manusia yang di pengaruhi oleh
lingkungan yang berada disekitarnya,
terdapat tuntutan yang terjadi di
dalamnya karena kebiasaan yang
berbeda sehingga mengedepankan
karakteristik yang berlaku.
ketergantungan zat dapat
dikaitkan dengan perilaku social
yang didukung oleh lingkungan
sekitarnya. Perilaku tersebut dapat
disebut dengan perilaku abnormal
tercantum di DSM lebih tepatnya
6
berhenti. Mantan pecandu memiliki
arti protes untuk berhenti dari
kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
Kebahagiaan
menurut
Summer dan Watson (2007) adalah
nilai yang diperjuangkan untuk
didapat. Dijelaskan kebahagiaan
dipengaruhi oleh lingkungan, segala
sesuatu yang didengar, rasa yang
muncul disekelilingnya, tempat
dimana dia tinggal, cucaca dan
ikilim. Diener, Scollon dan Lucas
(2003) menyebutkan kebahagiaan
tidak bisa didefinisikan dalam satu
bentuk cara, kebahagiaan bisa berati
kesenangan, kepuasan hidup, emosi
positif, kebermaknaan hidup atau
rasa suka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dinamika Kebahagiaan
Subjek 1
Awal penggunaan alkohol
pertama kali diperkenalkan oleh
teman karena ajakan teman yang
lebih dewasa, pengenalan ini
bertujuan untuk mendapat tempat
dalam pergaulan. Pembentukan akan
kebahagiaan ini didasari oleh diri
sendiri yang mempunyai niat untuk
berhenti dengan adanya dukungan
dari pasangan, kebahagiaan yang
didapat lebih dapat instrospeksi diri,
kedekatan
orang
tua
dengan
intensitas tinggi, dapat memberikan
masukan akan pengalamannya.
Subjek 2
Awal
mula
penggunaan
alkohol diperkenalkan dengan teman
bermain, penasaran dan pergaulan
menjadi dasar mencoba alkohol.
Pengambilan keputusan berhenti
dengan dorongan diri sendiri karena
kesehatan dan ingin menjaga nama
baik keluarga. Kebahagiaan yang
didapat tidak ada beban dalam
melakukan sesuatu, lebih hemat
dengan dapat menabung, dekat
dengan orang tua tidak ada
pembatas.
Subjek 3
Awal mengkonsumsi ini
diperkenalkan oleh teman dengan
didasari rasa pengen dan pergaulan.
Pembentukan kebahagiaan dengan
niat diri sendiri mendapat masalah
dari segi kesehatan mendapat
dukungan dari pasangan dan
keluarga, Kebahagiaan yang di
METODE PENELITIAN
Informan
penelitian
ini
adalah orang yang sudah berhenti
mengkonsumsi
alkohol
dengan
jumlah 5 orang dengan karakteristik:
a. Mantan Pecandu Alkohol b.
Bertempat tinggal diboyolali.
Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
observasi dan wawancara. Hasil ini
akan dianalisis dengan cara sebagai
berikut :
Mengolah
dan
mempersiapkan,
Membaca
keseluruhan data, Menganalisis lebih
detail dengan meng-coding data,
Analisis atau interpletasi data.
7
peroleh terkabulnya cita-cita, lebih
berharga ketika dirumah, dan dapat
memenuhi kebutuhan pribadi dari
segi financial.
mengendalikan
dirinya
dalam
perilaku kompulsif. Penyalahgunaan
alkohol mengakibatkan gangguan
perilaku pada hubungan sosial dan
norma lingkungan yang berlaku
Papalia (2009), pengertian di atas
dapat dikategorikan seseorang yang
menggunakan
dengan
jangka
panjang. Hasil penelitian dari NS,
TQ, WY ketergantungan alkohol
dapat menyebabkan dengan perilaku
membolos dalam sekolah dan
menyebabkan keinginan pengunaan
alkohol sangat besar.
Ketergantungan
alkohol
dapat disebabkan oleh pergaulan
yang salah atau timbul rasa ingin
tahu apa yang mereka lakukan.
Bronfenbrenner (dalam Tudge, 2009)
mengungkapkan bahwa lingkungan
sangat berpengaruh besar dalam
pembentukan diri, tuntutan dalam
kelompok sangatlah berpengaruh
karena
bertujuan
memenuhi
kebutuhan yang terjadi didalamnya.
Sama halnya dengan semua dari hasil
penelitian
yang
menggukapkan
bahwa mereka terpengaruh minuman
alkohol
karena
dampak
dari
lingkungan dan rasa ingin mencoba
yang sangat besar serta masalah yang
ingin dilupakan ataupun ingin
diterima dalam kelompok.
Setiap
manusia
menginginkan kebahagiaan dalam
hidupnya, ditandai dengan hal yang
menyenangkan, suka cita, mencapai
tujuan
dengan
kenikmatan.
Pemaknaan kebahagiaan sangatlah
berbeda
tergantung
bagaimana
Subjek 4
Awal mengkonsumsi yang
diperkenalkan oleh teman main yang
bertujuan untuk menghilangkan
masalah dan pergaulan. Perasaan
takut mengikuti jejak teman yang
sudah
meninggal
menjadikan
motivasi dari diri untuk dapat lepas
dari alkohol, hanya itu jalan satusatunya cara meyakinkan diri.
Perasaan nyaman menjadi dasar
untuk mencapai kebahagiaan, dengan
perubahan yang di alami bisa berfikir
sepenuhnya dengan membuktikan
kepada keluarga dan lingkungan
sebagai manusia pada umumnya.
Subjek 5
Awal
mengkonsumsi
diperkenalkan oleh teman kost yang
mempunyai tujuan untuk pergaulan
dan mencari jati diri. Berhenti
mengkonsumsi mendapat dukungan
dari lingkungan yang baru dan ingin
membangun kehidupan yang baru,
dukungan dari pasangan dapat
meyakinkan diri. Perasaan ini dapat
menikmati hidup dengan normal,
bebas melakukan apapun, dan tidak
ada yang dikorbankan. Hidup lebih
terarah dengan mencapai tujuan yang
diinginkan
Pembahasan Umum
Ketergantungan
alkohol
menyebabkan seseorang tidak dapat
8
memahami
(Lukman,
2008).
Penelitian menyebutkan semua hasil
yang didapat dalam penelitian ini,
mereka
berpendapat
bahwa
kehidupan tidak hanya berpaku pada
kenikmatan sesaat tetapi berani
mengubah agar mencapai tujuan
dengan apa yang dicari.
Peryataan lain menyebutkan
bahwa NS, TQ, WY, DM, FS, hal
yang mereka menikmati hidup
dengan kegiatan yang membuat
mereka lupa dengan melakukan halhal yang mereka anggap sebagai
tanggung jawab pada diri sediri.
Peryataan dapat dibuktikan dengan
lupa akan rasa keinginan untuk
mengkonsumsi lagi karena hal yang
dilakukan
sangatlah
berharga,
dengan
bekerja,
kuliah,
atau
menyibukkan diri dengan hobi.
Kegiatan yang menyita waktu atau
mencari kesibukan lainnya sangat
baik untuk pengaturan emosi dalam
diri, pada hakikatnya pengontrolan
diri berimbas pada kebiasaan yang
sangat bermanfaat bagi tubuh dalam
menanggukangi
gejala
fisilogis
(Muraven, Tice, & Baumeister, 1998
dalam David, 2013).
Hal ini sesuai dengan hasil
FS, WY, DM, NS, TQ pengambilan
keputusan ingin hidup lebih baik
diperbuat dengan pindah ke tempat
baru, rasa takut, ingin membuktikan
pada lingkungan, menjaga nama baik
keluarga, menjaga perilaku dari
perkataan yang pernah disampaikan,
akan menyusul teman yang sudah
meninggal.
Seligman
(2005)
pengolahan emosi dengan baik
merupakan konsep dasar pada
kebahagiaan, dengan di dasari
aktifitas yang bermanfaat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kecanduan
alkohol
dapat
disebabkan karena pergaulan
yang terjadi di sekolah dan
lingkungan bermain, teman
sangat mempengaruhi seseorang
mengkonsumsi alkohol dan
tuntutan di dalam kelompok
sebayanya.
2. Alkohol digunakan remaja setiap
hari
agar
mendapatkan
kebahagiaan
yang
belum
didapatkan
dalam
hidup.
Pengakuan dari
lingkungan
sekitar
menyebabkan
lebih
nyaman
dengan
perilaku
mengkonsumsi,
tanpa
memperdulikan aspek yang
sesuai
dengan
norma
lingkungan.
3. Kebahagiaan setelah lepas diri
dari alkohol harus didasari
dengan niat yang kuat, serta
dukungan keluarga, teman dekat,
lingkungan baru, dan tanggung
jawab yang besar sangat
diperlukan. Hambatan yang
dihadapi oleh mantan pecandu
alkohol
dengan
kehadiran
teman-teman yang ada di
lingkungan
sekitar.
Setiap
manusia mempunyai cara sendiri
untuk menikmati proses dan
mempunyai hak dan kewajiban
atas dirinya sendiri. Hambatan
9
dapat dialihkan dengan caranya
sendiri dengan menikmati proses
yang ada sehingga dapat
mencapai tujuan yang di
inginkan.
4. Kebahagiaan
yang
dicapai
setelah lepas dari alkohol
mendapatkan kehidupan baru
dari
sekeliling,
dengan
masyarakat menerima dirinya
disertai meningkatnya taraf
hidup yang ditandai dengan
kesehatan yang meningkat serta
dapat terwujudnya keinginan
setelah tidak menggunakan
alkohol. Pemenuhan kebutuhan
hidup yang cukup ditandai
dengan dapat fokus dalam
pekerjaan yang dihadapi, hidup
lebih teratur tanpa ada lagi rasa
malas ketika bangun di pagi
hari. Kesenangan yang didapat
tanpa harus mengorbankan
perasaan
orang
lain
dan
kedekatan orang tua sangatlah
berharga. Menghargai hasil yang
diperoleh dengan memanjakan
diri dan keluarga maupun
dengan
orang
lain
serta
tercapainya tujuan yang dicari
dalam kehidupan.
Berdasarkan hasil penelitian
dan kesimpulan, maka penulis
memberikan saran antara lain kepada
:
1. Bagi Pecandu Alkohol
Mencapai kebahagiaan itu
hanya
dengan
cara
menghentikan
kebiasaan
mengkonsumsi
alkohol.
Pembuktian yang ada diatas
dapat
memberikan
influen
sebagai
patokan
apakah
kebiasaan itu baik untuk diri
sendiri maupun orang lain.
Dengan didasari keyakinan diri
dan agama sehingga dapat
melapaskan sedikit demi sedikit
dari kebiasaan mengkonsumsi
alkohol, menunggu sampai
badan rusak atau meninggal baru
berhenti.
2. Bagi Masyarakat
Lebih bijak lagi dalam
memilih teman sehingga dapat
menghindari
pelaku
mengkonsumsi alkohol.
a. Media Massa
Pemilihan acara yang
akan di tayangkan sangatlah
berpengaruh bagi kehidupan
Masyarakat,
sehingga
masyarakat dapat menonton
acara dengan kualitas baik
atau mendidik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya lebih kritis lagi
dalam
membuat
guide
wawancara,
bagaimana
mengungkap kebahagiaan yang
lebih mendalam lagi. Dapat
mencapai kesempurnaan dalam
melakukan penelitian.
10
NAPZA
gunadharma
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association.
(2013).
Diagnostic
And
Statistical Manual of Mental
Disorder Edition “DSM-5”.
Washinton DC: American
Psychiatric
Publishing.
Washinton DC.
Carr,
universitas
Kompas. (2014). Seorang Pemuda
diMagelang
Tewas
Usai
Tenggak
Ciu.
http://regional.kompas.com/rea
d/2014/09/24/15503501/Seoran
g.Pemuda.di.Magelang.Tewas.
Usai.Tenggak.Ciu.
diakses
pada tanggal 13 Oktober 2014
pada pukul 23:00 WIB.
Alan.
(2004).Positive
Psychology (The Science of
Happiness
and
Human
Strengths). Print edition.
Kutipan Keputusan Fatwa Majelis
Ulama Indonesia Nomor 4
Tahun 2003 tentang Pedoman
Fatwa Produk Halal;
Creswell, J.H. (2010). Edisi Ketiga
RESEARCH
DESIGN
Pedekatan
Kualitatit,
Kuantitatif,
dan
Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Lukman, M.E. (2008). Bahagia
tanpa menunggu kaya. Jawa
Timur: Kanzun Book.
Compton, W.C. (2005). Introduction
to positive psikologi. USA:
Malloy Incorporated.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
David, S. A. Ilona Boniwell, I. And
Ayers, A. C. (2013).
the
oxford
handbook
of
HAPPINESS.
United
Kingdom: University Press
Oxford.
Nevid, J.S. Rathus, S.A. and Greene,
B. (2005).
Edisi Kelima
PSIKOLOGI
ABNORMAL.
Jakarta: Erlangga.
Oktivia, D.P. (2012). Makna Hidup
Pada Mantan Pecandu Alkohol
yang Sudah Menikah ,SKRIPSI
universitas gunadharma
Diener, E., Scollon, C.N., & Lucas,
R.E. (2003). The evolving
concept of subjective wellbeing: The multifaceted nature
of happiness. Advances In Cell
Aging and Gerontology, vol.
15, 187–219.
Papalia, D. E. S. W. (2009). Human
Development: Perkembangan
Manusia. Jakarta: Salemba
Humanika.
Eddington, N & Shuman, R. (2005).
Subjective
well-being
(happiness).
Continuing
Psychology
Education.
6
Continuing Education Hours.
Poerwanti Endang,M. Pd. dan
Widodo Nur,M. Kes. (2002).
Perkembangan peserta didik.
Malang:
universitas
Muhammadiyah Malang.
Junaiedi. MAKNA HIDUP PADA
MANTAN
PENGGUNA
Puri, B. K., Paul, J. L., Ian, H. T.
(2011). Buku Ajar: Psikiatri
11
(Textbook
of
Psychiatry).
Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
Summers, H & Watson, A. (2007).
The book of happiness. Jakarta
: PT. SUN
Rivers, P. C. (2009). ALCOHOL
AND HUMAN BEHAVIOR
Theory,
Research,
and
Practice.
New
Jersy
:
Paramount Comunications.
Sugiyono.
(2005)
Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung
: Alfabeta.
Santrock,
J.
W.
ADOLESCENCE
Perkembangan
Jakarta : Erlangga.
Tudge, J. R. H. Mokrova, I. Hatfield,
B. E. And Rachana, B. Karnik,
A. B. (2009). The University of
North Carolina at Greensboro
Uses
and
Misuses
of
Bronfenbrenner’s.
Bioecological
Theory
of
Human Development Journal
of Family Theory & Review 1.
The University of North
Carolina.
(2005).
Remaja.
Santrock, J. W. (2014). PSIKOLOGI
PENDIDIKAN.
Jakarta
:
Salemba Humanika
Saksono, Ign Gatut. (2013). Kaya
miskin (bisa) Hidup Bahagia.
Yogyakarta : Ampera Utama.
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun
1997 tentang Psikotropika;
Seligman, M.E.P. (2004). Bahagia
Sejati. (diterjemahkan oleh:
Rekha Trimaryoan). Jakarta:
Pustakaraya
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika;
Seligman, M.E.P. (2005). Authentic
happiness
:
Menciptakan
Kebahagiaan dengan Psikologi
Positif. Bandung : Mizan
Pustaka
Wikipedia.
2014.
Minuman
berakohol.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mi
numan beralkohol, diakses
pada tanggal 18 September
2014 pukul 20.45 wib.
Soetjiningsih.
(2007).
Tumbuh
Kembang
Remaja
Dan
Permasalahannya.
Jakarta:
Sagung Seto.
Yudantara, K.G. (2008). Semestinya
hidup itu bahagia. Jakarta :
Praninta Aksara.
Solopos. (2013). Kasus Narkoba dan
Miras di Sukoharjo Naik.
http://www.solopos.com/2013/
01/01/kasus-narkoba-danmiras-di-sukoharjo-naik-lebihdari-50-363609, diakses pada
tanggal 24 september 2014
pada pukul 20.07 wib.
Zapert k, snow d. l. & tebes j k
(2002) Petterns Of Substance
Use In Early Through Late
Adolescence. America journal
of community psychology.
12
Download