Kebijakan Moneter Islam

advertisement
KEBIJAKAN MONETER ISLAM
Teori Ekonomi Makro Islam
Disusun oleh :
Panca Putra Kurniawan (0806484244)
1. PENGERTIAN UMUM KEBIJAKAN
MONETER
a.
Sekumpulan kaidah pengadaan dan
pengaturan keuangan dalam suatu negara.
(Syekh Abdul Qodim Zallum, Sistem
Keuangan Negara Islam Khilafah)
b.
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan
otoritas moneter (bank sentral) untuk
mengendalikan jumlah uang beredar.
(Nurul Huda et al., Ekonomi Makro
Islam:Pendekatan Teoretis)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
Ukuran Harga
Uang
Media Transaksi
Media Penyimpan
Nilai/Kekayaan
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, definisi Uang adalah apa yang
digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi
pertukaran, dan media simpanan.
Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah diantara
seluruh harga agar seluruh harta bisa diukur dengan keduanya. (AlGhazali, Ihya Ulumuddin)
a.
Uang sebagai ukuran harga
Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur harta
maka wajib bersifat spesifik dan akurat, tidak meninggi (naik) dan
tidak menurun. Karena kalau unit nilai harga bisa naik dan turun
seperti komoditas sendiri, tentunya kita tidak lagi mempunyai unit
ukuran yang bisa dikukuhkan untuk mengukur nilai komoditas.
Bahkan semuanya adalah barang komoditas. (Ibn al-Qayyim)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
b.
Uang sebagai media transaksi
Uang menjadi media transaksi yang sah dan harus
diterima oleh siapa pun bila ia ditetapkan oleh negara.
(Karim)
Dibutuhkan adanya otoritas negara yang mengesahkan
penggunaan uang sebagai alat pertukaran barang/jasa
ditengah masyarakat.
Ibarat darah didalam tubuh manusia maka fungsi uang
sebagai media transaksi inilah yang paling penting dalam
pandangan ahli ekonomi. (Abdul Mannan).
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
c.
Uang sebagai media penyimpan nilai
Ibnu Khaldun mengisyaratkan uang sebagai alat
simpanan. Ia menyatakan, “kemudian Allah
Ta’ala menciptakan dari dua barang tambang,
emas dan perak, sebagai nilai untuk setiap harta.
Dua jenis ini merupakan simpanan dan
perolehaan orang-orang di dunia kebanyakan.
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
Mengapa dinar dan dirham :
1.
2.
Ketika Islam melarang praktik penimbunan harta (kanz almal), Islam hanya mengkhususkan larangan penimbunan harta
untuk emas dan perak. Larangan ini merujuk pada fungsi emas
dan perak sebagai media transaksi/pertukaran.
(QS at-Taubah [9]: 34)
Islam mengaitkan emas dan perak dengan hukum-hukum Islam
lainnya, seperti diyat (tebusan oleh pembunuh) dan pencurian.
“dan didalam (pembunuhan) jiwa itu terdapat diyat berupa 100
unta … dan terhadap pemilik emas (ada kewajiban) sebanyak
1.000 dinar “ (HR an-Nasa-I dan Amru bin Hazam)
“tangan itu wajib dipotong, (apabila mencuri) ¼ dinar atau
lebih” (HR al-Bukhari, dari Aisyah)
2. TINJAUAN UANG DALAM PERSPEKTIF
ISLAM (LANJUTAN)
3.
4.
5.
Zakat uang yang ditentukan Allah SWT berkaitan dengan emas dan perak.
Allah SWT juga menentukan nishab zakat tersebut dengan nishab emas
dan perak.
Rasulullah Saw telah menetapkan emas dan perak sebagai uang sekaligus
sebagai standar uang. Setiap standar barang dan tenaga yang
ditransaksikan akan senantiasa dikembalikan kepada standar tersebut.
Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang (money changer) dalam
Islam yang terjadi dalam transaksi uang hanya selalu merujuk pada emas
dan perak, bukan pada yang lain.
“emas dengan emas (bisa menjadi riba), kecuali sama-sama tunai/kontan.”
(HR al-Bukhari)
3. INSTRUMEN MONETER KONVENSIONAL
a.
b.
c.
d.
Operasi Pasar Terbuka (Open
Market Operation)
Tingkat
Diskonto
(Discount
Rate)
Ketentuan Cadangan Minimum
(Reserve Requirement)
Himbauan Moral (Moral Suasion)
3. INSTRUMEN MONETER KONVENSIONAL
a.
Operasi Pasar Terbuka
Pembelian dan penjualan sekuritas pemerintah
yang dilakukan oleh Bank Sentral, biasanya
berbentuk obligasi/sukuk.
b.
Tingkat Diskonto
Berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki oleh bankbank
umum untuk meminjam uang secara
langsung kepada Bank Sentral.
3. INSTRUMEN MONETER KONVENSIONAL
c.
Ketentuan Cadangan Minimum
Sejumlah dana yang harus dicadangkan oleh bank untuk
menjamin nasabah akan mendapatkan uangnya jika ia
menarik simpanannya tersebut.
Dalam praktiknya ketentuan ini menentukan berapa besar
persentase minimum dari dana simpanan nasabah yang harus
dicadangkan oleh bank, baik didalam kasnya maupun pada
rekening di Bank Sentral.
c.
Himbauan Moral
Dalam hal ini bank sentral menggunakan pengaruhnya untuk
mendorong perbankan agar cenderung berpihak pada
kepentingan publik, seperti penurunan tingkat suku bunga,
dan pengurangan pemberian kredit pada saat inflasi yang
4. INSTRUMEN MONETER ISLAM
a.
Mazhab Iqthisoduna (Baqir Ash Shadr)
1.
Pada masa awal Islam, tidak diperlukan kebijakan
moneter karena hampir tidak adanya
sistem
perbankan dan minimnya penggunaan uang.
2.
Uang dipertukarkan dengan sesuatu yang benarbenar memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
3.
Perputaran uang dalam periode tertentu sama
dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi pada
rentang waktu yang sama.
b.
Mazhab Mainstream (Dr. Umer Chapra)
Bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada
agar dapat dialokasikan pada kegiatan perekonomian
yang produktif.
Melalui instrumen “dues of idle fund” yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya permintaan uang agar
dapat dialokasikan pada peningkatan produktifitas
4. INSTRUMEN MONETER ISLAM
(LANJUTAN)
c.
Mazhab Alternatif/Analitis Kritis (Dr. M.A. Choudury)
Kebijakan moneter melalui “syuratiq process”, dimana
suatu kebijakan
yang diambil oleh otoritas moneter
adalah berdasarkan musyawarah sebelumnya dengan
otoritas sektor riil. Sehingga terjadi harmonisasi antara
kebijakan moneter dan sektor riil.
Download