tinjauan kinerja petugas filing di rumah sakit ibu dan anak gunung

advertisement
TINJAUAN KINERJA PETUGAS FILING DI RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK GUNUNG SAWO SEMARANG TAHUN 2013
Sri Soenaryati M *), Widodo **)
*)
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
**) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
E-mail : [email protected]
Abstrak :
Latar belakang Rekam medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung Sawo
Semarang berdiri sejak tahun 2010. Rekam medis tersebut mempunyai enam
tenaga perekam medis empat sebagai tenaga pendaftaran rawat jalan
sedangkan satu merangkap sebagai petugas koding indeksing dan assembling
dan analising / reporting, visum /asuransi dan satu lagi sebagai fling dan
assembling. Di bagian filing masih ada DRM yang disimpan dengan urutan
alfabetik sehingga petugas masih kesulitan dalam melakukan pengamblan
DRMselain itu karena petugas filing merangkap sebagai petugas assembling
sehingga petugas pendaftaran mengambil sendiri DRM di filing. Melihat hal
tersebut peneliti ingin mengetahui kinerja petugas filing di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Gunung Sawo Semarang.
Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengupulan data
wawancara dan observasi untuk mengamati system penjajaran, penggunaan
kode warna, tata letak dan jarak filin, sarana, tata cara pengambilan, ketepatan
pencarian dan pengambilan DRM dan persepsi petugas pendaftaran. Subjek
penelitian yang diambil adalah satu petugas filing dan empat petugas
pendaftaran sedangkan objeknya adalah kinerja petugas filing. Instrument
penelitian menggunakan panduan wawancara untuk petugas filing dan
pendaftaran, pedoman observasi untuk ketepatan pencarian dan pengambilan
DRM dan table chek list. Analisa data dengan mereduksi data untuk disajikan
kemudian menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Hasil dan pembahasan Peneliti menyimpulkan bahwa kinerja petugas filing
dilihat dari sistem penjajaran dan penggunaan kode warna belum seluruhnya
digunakan karena masih ada DRM yang disimpan dengan system alfabetik untuk
DRM yang sebelum tahun 2010 sehingga mempengarui ketepatan pencarian
dan pengambilan DRM namun ketika ada pasien dengan DRM yang sebelum
tahun 2010 petugas langsung menggantinya dengan sistem penjajaran TDF,
sarana untuk pengambilan DRM sudah disediakan, tata cara pengambilan
mudah dimengerti sedangkan tinggi rak filing terlalu tinggi dan panjang rak filing
terlalu panjang sehingga dianjurkan untuk dikurangi.
Kata kunci
: persepsi, Filing, DRM, Petugas pendafaran
31
32
EVALUATION PERFORMANCE OFFICER OF FILING AT HOSPITAL
IBU DAN ANAK GUNUNG SAWO SEMARANG OF SEMARANG YEAR
2013
Sri Soenaryati M *), Widodo **)
Staff Instructor Of Faculty Health Of University dian Nuswantoro
**) Collegiate Faculty Health Of University of Dian Nuswantoro
E-Mail :
Abstraction :
Background medical Record at hospital Ibu dan Anak Gunung Sawo of
Semarang stand up since year 2010. the Medical record have six medical
recorder energy four as registration energy take care of road;street while one
doubling as officer of indeksing koding and of assembling and of analising /
reporting, visum / insurance and one again as and fling of assembling. In part of
filing there is still kept DRM with sequence of alfabetik so that difficulty still officer
in conducting pengamblan of that DRM. because officer of filing double as officer
of assembling so that officer of registration help oneself to DRM in filing. See
researcher the mentioned wish to know performance officer of filing at hospital
Ibu dan Anak Gunung Sawo of Semarang.
Method this Type research is descriptive with data collecting method interview
and observation to perceive juxtaposition system, usage of colour code, arrange
distance and situation of filin, medium, intake procedures, accuracy of seeking
and intake of DRM and perception of officer of registration. Research Subjek the
taken is one officer of filing and four officer of registration while its object is
performance officer of filing. Research Instrument use guidance interview for the
officer of registration and filing, guidance of observation for the accuracy of
seeking and intake of DRM and of table list chek. Data analysis with reducing
data to be presented later;then conclude from result of research.
Result and solution of Researcher conclude that performance officer of filing
seen from juxtaposition system and usage of colour code not yet [is] entirely used
[by] because there [is] still kept DRM with alfabetik system for DRM which before
year 2010 so that influence accuracy of seeking and intake of DRM but when
there [is] patient with DRM which before year 2010 direct officer changing [him/ it]
with system juxtaposition of TDF, medium for the intake of DRM have been
provided, easy intake procedures understood [by] while is high [of] rack of filing
too high and rack length of filing too long [is] so that suggested to be lessened.
Keyword : perception, Filing, DRM, Officer of registration
33
PENDAHULUAN
Sistem rekam medis yaitu suatu sistem yang mengorganisasikan formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikianrupa untuk menyediakan
informasi
yang
dibutuhkan
manajemen
klinis
dan
administrasi
guna
memudahkan pengelolaan dalam melayani pasien. Formulir dan catatan tersebut
dicatat dan dibuat oleh berbagai unsur dalam pelayanan pasien sehingga perlu
dikoordinaasikan untuk menghasilkan informasi yang nantinya digunakan untuk
pengambilan
keputusan.
Informasi
rekam
medis
akan
berguna
untuk
pengelolaan pasien oleh manajemen administrasi maupun tenaga kesehatan
lainya misalnya dokter, perawat, dan bidan. Dengan demikian maka informasi
yang disajikan oleh perekam medis harus dapat dibaca dari waktu ke waktu dan
dari tempat ke tempat lain sebagai alat komunikasi yang berkesinambungan.1
Rumah Sakit gunung Sawo Semarang adalah rumah sakit bersalin
pertama di Semarang. Rekam medis di rumah sakit ini mempunyai enam
tenaga perekam medis, empat sebagai pendaftaran rawat rawat jalan dan
inap sedangkan satu petugas merangkap sebagai petugas koding
indeksing, analising/reporting dan visum/asuransi dan satu lagi sebagai
filing dan assembling.2 Di rumah sakit Gunung Sawo Semarang sistem
penyimpanan dokumen rekam medis menggunakan metode sistem
penomoran dan metode terminal digit fling (TDF), karena rumah sakit
Gunung Sawo Semarang baru berdiri tahun 2010 demikian masih ada
DRM yang disimpan berdasarkan nama pemilik DRM secara alfabetik.
Untuk pengambilan dokumen di filing secara alfabetik tersebut masih mengalami
kesulitan dalam hal kecepatan pengambilan. Selain itu karena petugas yang
bertugas di filing hanya satu dan merangkap tugas sebagai asembling membuat
pengambilan DRM di rumah sakit ini dilakukan oleh petugas pendaftaran itu
sendiri yang seharusnya dilakukan oleh petugas filing. Ini menyulitkan petugas
pendaftaran yang seharusya fokus untuk mempercepat pendaftaran pasien
harus mencari sendiri DRM di filing sehinga waktu untuk mendaftar pasien
menjadi lebih lama.
Untuk menjalan tugas pokok dan fugsinya sebagai TPPRJ maka fungsi filing
URM bertanggung jawab dalam hal pencarian dokumen rekam medis (lama)
dengan menggunakan tracer dan penyerahan ke bagian pengendalian di
34
TPPRJ.3 kualitas maupun kuantitas petugas filing dapat dilihat dari sistem
penjajaran, pnggunaan kode warna, tataletak dan jarak filing, sarana dan
tatacara pengiriman DRM. Dalam melakukan penyimpanan DRM pemilihan
sistem
penjajaran yang sesuai juga dapat membantu mencegah terjadinya
misfile, salah satu sistem penjajaran yang bias digunakan adalah penyimpanan
dengan sistem akhir lazim disebut (terminal digit filing). Disini digunakan 6 angka,
yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing – masing terdiri dari 2 angka.
Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kanan, angka
kedua adalah angka yang ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 yang
terletak paling kiri.4
Salah satu upaya untuk menjaga kualitas penyimpanan DRM di filing dentan
baik dan bermutu adalah pelaksanaan penjajaran DRM dengan kode warna
dibagian filing rawat jalan. Kode warna merupakan labelisasi pada folder / map
DRM. Keuntungan dapat mecegah / meminimalkan misfile dan memudahkan
penyimpanan, pengambilan serta pelacakan DRM. 5 tata letak filin dapat
disesuaikan denan ruang gerak petugas. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
mutu pelayanan dokumen rekam medis. 6 fasilitas dan peralatan harus disediakan
agar pelayanan yang efisien. Unit rekam medsi harus memliki lokasi
yang
strategis sehingga distribusi DRM berjalan lancer, ruang kerja harus memadai,
rung penyimpanan cukup untuk dokumen rekam medis yang masih aktif, sesuai
dengan peraturan yang ada, cukupnya peralatan diruang filing.7
Pengambilan DRM dari rak file sebelum diserahkan / digunakan untuk
keperluan pelayanan. Missal, untuk control ke URJ, opname di URI dan lain-lain
perlu dicatat. Dan sebelum masuk rak file lagi harus dicatat pula pada buku
kendali. Pada dasarnya semua surat / dokumen, baik keluar ataupun masuk
perlu dicatat pada buku / kartu kendali. Pncatatan surat dokumen diperlukan
untuk mempermudah penendalian. 8
Melihat kondisi tersebut peneliti ingin melihat kinerja petugas filing di Rumah
Sakit Ibu dan Anak gunung Sawo Semarang dengan tujuan mengetahui kinerja
petugas filing di Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung Sawo Semarang
berdasarkan sistem penjajaran, penggunaan kode warna, tataletak dan jarak
filing, sarana, tatacara pengiriman DRM, ketepatan pengambilan DRM dan
persepsi dari petugas pendaftaran.
35
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sesuai kenyataan
kemudian disajikan dalam bentuk informasi yang mudah dipahami oleh pembaca.
Metode yang dilakukan adalah observasi dan wawancara yaitu melakukan
pengamatan dan pencatatan pekerjaan petugas filing dan tanya jawab secara
langsung. Serta menggunakan pendekataan cross sectional, yaitu meneliti
secara langsung pada saat penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah empat petugas pendaftran dan satu
petugas filing dan objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas filing.
Untuk mendapatkan data, instrumen yang digunakan adalah panduan
wawancara petugas filing dan petugas pendaftran, pedoman observasi ketepatan
pencarian dan pengambilan DRM, tabel chek list untuk melihat faktor- faktor
yang mempengarui kinerja petugas filing. Observasi atau pengamatan adalah
suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi dan mencatati jumlah
dan akivitas tertentu yang ada hubungannya
denan masalah yang diteliti. 9
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan peranyaan dan
terwawancara yang memberikan pertayaanatas pertayaan tersebut.10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Gunung Sawo Semarang, diketahui bahwa :
1. Sistem penjajaran
Sistem penjajaran yang digunakan di Rumah Sakit ini menggunakan
sistem Angka sistem akhir (terminldigitfiling/ TDF) untuk DRM tahun 2010
keatas yaitu dengan mensejajarkan folder DRM, berdasarkan hasil penelitian
sistem penjajaran yang digunakan adalah sisitem akhir. Filing di rmah sakit
ini mempunyai 100 section masing-masing diberi section 00-12, section 1325, section 29-38, section 39-51, section 52-64, section 65-77, section 78-90,
section 91-99.
Sedangkan untuk DRM yang sebelum tahun 2010 masih menggunakan
sistem alfabetik yaitu menyimpan DRM berdasarkan nama pemilik DRM
tersebut. Penyimpanan DRM dengan sistem alfabetik ini telah mempersulit
36
petugas dalam melakukan pencarian DRM pasien, karena petugas harus
mencari DRM berdasarkan nama dan alamat pasien yang terkadang nama
dan alamat pasien tersebut ada kesamaan sehingga petugas melakukan
kesalahan pengambilan. Maka untuk mengatasi masalah tersebut pihak
rekam medis di RSIB Gunung Sawo Semarang mengganti dokumen yang
sebelum tahun 2010 dengan pelahan yaitu ketika ada pasien yang dokumen
rekam mdisanya masih di simpan dengan sistem alfabetik, petugas langsung
menggantinya dengan membuatkan dokumen baru dengan sistem TDF.
Menurut teori Sistem Penyimpanan dengan sistem akhir lazim disebut
(terminal digit filliing system). Disini di gunakan nomor-nomor dengan 6
angka, yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2
angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak paling kanan,
angka kedua adalah angka yang
ditengah dan angka ketiga adalah
kelompok 2 angka yang terletak paling kiri. Sistem penyimpanan angka akhir
lebih dianjurkan untuk dipilih karna umum dipakai, lebih mudah, efisien dan
efektif yaitu dengan Pertambahan jumlah rekam medis selalu tersebar
merata ke 100 section didalam rak penyimpanan. Petugas-petugas
penyimpanan tidak akan terpaksa berdesak-desak disatu tempat ,dimana
rekam medis harus disimpan dirak. Petugas-petugas dapat diserahi
tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu misalnya ada 4 petugas
masing-masing diberi : section 00-12, section 13-25, section 29-38, section
39-51, section 52-64, section 65-77, section 78-90, section 91-99.4
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penjajaran yang
digunakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung Sawo Semarang sudah
sesuai dengan teori, walaupun masih ada DRM yang disimpan dengan
sistem alfabetik namun ketika ada pasien dengan DRM yang sebelum tahun
2010 petugas langsung menggantinya dengan sisitem penjajaran.
2. Penggunaan kode warna
Dokumen yang kembali dari Rawat Jalan dan Rawat Inap dilengkapi
kemudian di kode angka-angkanya sesuai angka tahun, dua angka untuk
angka akhir dan dua angka untuk angka tahun. Dengan warna-warna yang
tersedia pada tabel dibawah ini.
37
Kode Nomer
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 1
Tabel kode warna
Warna dua angka
akhir
Biru tua
Ungu muda
Kuning
Hijau tua
Orenge
Biru muda / laut
Coklelat muda
Merah
Hijau muda
Ping
Warna tahun
Putih
Hitam
Ungu terang/tua
Cokelat tua
Kode warna tersebut digunakan petugas untuk menentukan kode warna
tahun dan kode warna DRM. Sebagai contoh untuk kode warna tahun, misal
dokumen tersebut dibuat tahun 2010 dengan nomor rekam medis 12 86 87
maka dengan melihat kode warna tersebut petugas dapat menentukan
warna-warna yang harus digunakan. Nomor terakhir untuk tahun tersebut
adalah 10 maka petugas melihat kode 1 dan 0 sehingga kode warna untuk
tahun adalah hitam untuk angka 1 dan putih untuk angka 0. Begitu pula
untuk menentukan kode dua angka terakhir pada nomor rekam medis. Dua
angka untuk nomor rekam medis tersebut adalah 87 maka petugas dapat
menentukan warna hijau muda untuk angka 8 dan warna merah untuk angka
7.
Menurut teori Upaya untuk menjaga kualitas penyimpanan DRM di filing
dengan baik adalah pelaksanaan penjajaran DRM dengan kode warna
dibagian rawat jalan. Ini untuk meminimalisasikan misfile dan memudahkan
penyimpanan karena membantu koordinasi antara indra penglihatan dengan
peraba dapat mempercepat proses pelayanan DRM. 5 adapun ketentuan
kode warna yang digunakan yaitu :
Angka 1 = Ungu
Angka 2 = Kuning
Angka 3 = Hijau tua
Angka 4 = Oranye
Angka 5 = Biru muda
Angka 6 = Coklat
38
Angka 7 = Kemerahan
Angka 8 = Hijau muda
Angka 9 = Merah
Angka 0 = Biru tua4
Hasil penelitian ini menunjukkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung
Sawo Semarang sudah melakukan prosedur penyimpanan DRM dengan
benar yaitu menggunakan kode warna sesui ketentuan untuk penyimpanan
DRM sehingga petugas dapat menemukan DRM yang salah letak dengan
mudah.
3. Tata Letak dan Jarak Fiing
Tabel 2
kesesuaian dimensi antropometri petugas dengan dimensi rak filing
No Dimensi rak
file
1
Tinggi
rak(220 cm)
Antropometri
Penilaian
Jankauan tangan
atas (186,48 cm)
kurang baik karena lebih
tinggi dari jangkauan tangan
keatas persetil 5
Kurang bak karena lebih
panjang dari panjang depa,
sehingga mempersulit dalam
pengambilan 2 DRM secara
bersamaan di sub rak yang
sama.
Sudah sesuai dengan
lebar bahu karena dua kali
lebar bahu.
2
Panjang rak
(247 cm)
Panjang depa
(154,63 cm)
3
Jarak antar
rak 85 cm,
69 cm )
Lebar bahu (36,83
cm)
Menurut teoriTata letak filing dapat di sesuaikan dengan efisiensi ruang
sedangkan jarak harus disesuaikan dengan gerak petugas sehingga dapat
meningkatkan kualitas mutu pelayanan dokumen rekam medis. 14
Hasil penelitian Ini dapat diihat dari kesesuaian antropometri petugas
dengan dimensi rak file. Tinggi rak di Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung
Sawo Semarang terlalu tinggi sehingga tidak sesuai teori karena bila rak
terlalu tinggi maka akan memperlambat pengambilan DRM karena petugas
harus menyiapkan tangga untuk mengambil DRM yang berada di sub rak
paling atas, selain itu petugas juga rentan terkena kecelakaan bila harus
menaiki tangga. Untuk itu tinggi rak sebaiknya dikurangi satu sub rak lagi.
39
Panjang Rak juga terlalu panjang sehingga perlu dikurangi karena bila terlalu
pnjang akan mempersulit ptugas jika ingin mengmbil DRM yang berda pada
sub rak ang sama.
4. Sarana dan prasaran.
Lokasi
filing Rekam Medis dekat dari tempat pelayanan pendftaran
pasien namun tempatnya masih sempit sehingga bila ada penambahan rak
belum ada tempatnya, Sedangkan untuk pencahayaanya sudah baik.
Sarana dan prasarana yang digunakan di filing seperti tracer, tangga untuk
mengambil DRM yang berada di rak paling tinggi dan buku ekspedisi untuk
mencatat dokumen yang keluar atau masuk sudah tersedia.
Menurut teori Peralatan harus disediakan agar pelayanan efisien. Unit
rekam medis harus memiliki lokasiyang strategis sehingga distribusi DRM
berjalan lancar, ruang pnyimpanan juga harus cukup untuk dokumen rekam
medis yang masih aktif.7
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana rekam
medis Rumah Sakit Ibu dan Anak Gunung Sawo Semarang sudah
disediakan namun untuk luas ruang filing sebaiknya ditambah agar nanti bila
ada penambahan rak tidak mengurangi ruang gerak petugas.
5. Tatacara pengambilan DRM
Hasil
penelitian
dan
wawancara
terhadap
petugas
filing
dan
pendaftaran di Rumah Sakit Gunung Sawo Semarang bahwa pengambilan
DRM yaitu :
1. Menulis nama pasien dan nomor yang diminta pada tracer,
2. Menulis nama dan nomor rekam medis pada buku ekspedisiDRM
membawanya ke tempat pendaftaran untuk.
3. Mengambil DRM di rak filing dan menggantinya dengan tracer.
4. Membawa DRM ke tempat pendaftaran untuk diberikan kepada pasien
dan mempersilahkan pasien menuju tempat pelayanan.
Sedangkan menurut teori pengembalian DRM dari rak file sebelum
diserahkan / digunakan untuk keperluan pelayanan. Misal, untuk kontrol
ke URJ, opname di URI dan lain-lain perlu dicatat. Dan sebelum masuk
rak file lagi harus dicatat pula pada buku kendali. Pada dasarnya semua
surat/ dokumen, baik keluar ataupun masuk perlu dicatat pada
40
buku/kartu kendali. Pencatatan surat / dokumen diperlukan untuk
mempermudah pengendalian.8
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari pengamatan dan
wawancara tatacara pengambilan DRM di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Gunung Sawo Semarang sudah dipahami oleh petugas dan sesuai
dengan teori sehingga tidak perlu lagi perubahan aturan yang harus
diterapkan.
6. Ketepatan pencarian dan pengambilan
Tabel 3
Pangamatan ketepatan pencarian dan pengambilan DRM
Tanggal penelitian
09-07-2013
10-07-2013
11-07-2013
12-07-2013
13-07-2013
Jumlah
Jumlah DRM
46
48
36
52
54
236
TEPAT
100 %
93,75%
100 %
100 %
98,15 %
91,9 %
TIDAK TEPAT
0%
6,25 %
0%
0%
1,85 %
8,1 %
Pada tanggal 10 ada tiga DRM dan tanggal 13 ada satu DRM yang
salah dalam pengmbilan DRM untuk DRM yang sebelum tahun 2010.
Dari hasil pengamatan selama satu minggu yaitu terhitung dari tanggal
09 juli 2013 sampai dengan 13 juli 2013 jumlah dokumen yang tidak tepat
pengambilanya hanya 8,1% dan terjadi pada tanggal 10 juli dua dokumen
rekam medis dan 13 juli 2013 satu DRM,melihat data tersebut maka
kesalahan tersebut masih dianggap wajar karena kesalahan pengambilan
DRM tersebut terjad padaDRM yang disimpan dengan sisitem alfabetik.
Untuk meghindari salah pengambilan
sebiknya
sebelum melakukan
pencarian DRM dipastikan dahulu kebenaran nama, alamat dan tanggal lahir
pasien yang akan berobat.
7. Persepsi
Dari wawancara secara face to face dengan petugas pendaftaran,
petugas pendaftaran masih beranggapan bahwa kinerja pelayanan failing
adalah baik, hasil wawancara dan penelitian mengenai variabel yang
ditanyakan bahwa, sistem penjajaran sudah digunakan yaitu sistem
penyimpanan TDF (terminal digit filing) , kode warna untuk melacak bila
terjadi missfile sudah digunakan, sarana dan prasarana sudah disediakan
41
dengan lengkapseperti tracer, buku ekspedisi dan tangga. Tatacara
pengambilan yang sudah dimengerti olehpetugas pendaftaran. namun
peneliti juga melihat ada jawaban dari petugas yang mengeluhkan
pelayanan di filing yaitu pada ruang gerak di filing yang masih kurang dan
tinggi rak filing juga terlalu tinggi begitu juga untuk panjang rak yang masuh
terlalu panjang.
Melihat hasil pengamatan terhadap sistem penjajaran, penggunaan kode
warna, tataletak dan jarak filing,sarana dan prasarana dan tata cara
pengmbilan
DRM
di
Rumah
Sakit
Gunung
Sawo
Semarangtidak
mempengaruhi ketepatan pengambilan dan pengiriman DRM dan setelah
diamati selama lima hari dari 236 DRM hanya 3 DRM atau 8,1% DRM yang
salah dalam pengambilan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sistem
penjajaran di Rumh Sakit Gunung Sawo Semarang :
1. Menggunakan sistem TDF ( terminal digit filing ) untuk tahun sesudah
tahun 2010 dan menggunakkan alfabetik untuk yang sebelum tahun
2010.
2. Menggunakan kode warna dengan ketentuan sesuai teori dalam
penyimpanan DRM sehingga missfile dapat diminimalisir.
3. Berdasarkan data pengukuran
yang dilakukan
terhadap petugas
pendaftaran, rata- rata tinggi badan144,,15 cm dan tinggi rak 220 cm,
sehingga dengan ukuran tersebut petugas kesulitan untuk mengambil
DRM. Panjang rak 247 cm lebih panjang dari panjang dep 154,63
sehingga mempersulit petugas dalam melakukan pengambilan DRM yang
berada pada sub rak yang sama.
4. Sarana yang digunakan seperti tracer, tangga untuk mengambil DRM
yang berada di rak paling tinggi dan buku ekspedisi untuk mencatat
dokumen yang keluar atau masuk sudah tersedia.
5. Tatacara pengambilan mudah dipahami dan dilakanakan petugas
pendaftaran.
6. Petugas dalam melakukan pengambilan DRM yang disimpan dengan
sisitem alfabetik masih mengalami kesulitan. Dalam pengamatan selama
42
lima hari ditemukan pengambilan DRM yang tidak tepat untuk DRM yang
sebelm tahun 2010.
7. Petugas pendaftaran bersepsi baik terhadap kinerja petugas filing.
SARAN
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, untuk meningkatkan kinerja
petugas filing peneliti menyarankan :
1. Disarankan sistem penjajaran yang masih menggunakan sistem alfabetik
untuk dirubah semua agar ketika ada pasien yang pernah berobat sebelum
tahun 2010 DRM nya sudah disimpan dengan sistem TDF sehinngga
pelayannya bisa lebih mudah dan cepat.
2. Disarankan untuk disain rak file, tinggi dan panjang rak file yang ada di unit
bagian filing perlu dikurangi hal ini untuk menghindari cidera dan mengurangi
lamanya waktu atau mempercepat dalam pencarian DRM.
DAFTAR PUSTAKA
1. Shofari, bambang. Modul rekam medis di pelayanan kesehatan.
Semarang:2008.
2. Buku profil RSIA Gunung Sawo Semarang.
3. Shofari, bambang. Modul pembelajaran pengelolaan rekam medis-1,
semarang.2004
4. Wintri, santi. Sistem penyimpanan, penomoran dan penjajaran rekam
medis, 2011, http//dedemedrec.blogspot.com, diakses tanggal 27 januari
2013.
5. Huffman, E. K. Health information managemen. Tenth edition. Physicions
record company berwin. Llionis. 1994
6. Astuti setijaningsih retno. Pemanfaatan kode warna untukkmudahan
pelacakan berkas rekam medis, visikes jurnal kesehatan 2004 ; volume 3
: 41-47.
7. Basir, Barthos. Menejemen kearsipan. Untuk lembaga negara, swasta
dan perguruan tinggi. Edisi 1, cetkan 1,bumi aksara, jakarta.1990.
8. Shofari, bambang. Buku 1 modul pembelajaran pengelolan rekam medis
dan dokumentasi rekam medis (tidak dipublikasikan), semarang. 2002
43
9. Abramson, J. H. Metode Survei Dalam Kedokteran Komunitas, Pengantar
Epidemiologi
dan
Evaluatif.
Edisi
Ketiga,
Yogyakarta,Gajahmada
University press, 1991.
10. Notoatmodjo, S.,Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan
Yogyakarta,Andi offset, 2003.
Download