SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi

advertisement
Lilik Sri Hariani
09123317798
[email protected]
Pendekatan Saintifik Dalam
Pembelajaran
 Pengertian pendekatan saintifik
 Esensi pendekatan saintifik
 Pendekatam ilmiah dan non ilmiah
 Kriteria pendekatan ilmiah
 Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
Pendahuluan
 Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran
kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran
dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan
 Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang
mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Pendahuluan
 Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi
 Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang
harus dicapai
 Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan
dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
 (1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik
mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya
sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan
proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi
pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran
parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6)
pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi;
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
 (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10)
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013
menekankan perubahan paradigma
 (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang
menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas;
(13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individualdan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian Autentik
 Penilaian autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai
dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik
menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar
secara utuh
Pembelajaran Saintifik
 Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang
mengadopsi langkah-langkah saintis dalam
membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah
yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry”
dan kemampuan berpikir kreatif siswa
Pembelajaran Saintifik
 Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil
belajar sebagai muara akhir, namum proses
pembelajaran dipandang sangat penting
 Pembelajaran saintifik menekankan pada
keterampilan proses
 Pada umumnya seseorang selalu ingin memperoleh
pengetahuan:
 Pengetahuan ilmiah
 Pengetahuan tidak ilmiah
Metode ilmiah
 Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan
koleksi data atau fakta melalui observasi dan
eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis
 Metode ilmiah merujuk pada:
(1) adanya fakta,
(2) sifat bebas prasangka,
(3) sifat objektif, dan
(4) adanya analisa
Pendekatan ilmiah
 Mengamati
 Menanya
 Mencoba/mengumpulkan informasi
 Menalar/mengasosiasi
 Mengkomunikasikan
Proses Pembelajaran
 Proses pembelajaran pada kurikulum 2013
dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah
 Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah
 Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”
 Ranah keterampilan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
bagaimana”
 Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”
Proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah
 Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills)dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Hasil Akhir Proses Pembelajaran
Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran
Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
Mengamati dengan indra,
membaca, mendengar,
menyimak, melihat, dsb.
Perhatian waktu mengamati,
membaca suatu tulisan,
mendengar suatu penjelasan,
dsb.
Mananya
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi
yang belum dipahami,
informasi tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai
klarifikasi
Jelas, kualitas, jumlah
pertanyaan yang diajukan
pesrta didik
Mancoba
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi, mendemontrasikan,
meniru, melakukan
eksperimen, dsb.
Jumlah dan kualitas sumber
yang dikaji, kelengkapan
informasi, validitas informasi
yang dikumpulkan, instrumen
yang digunakan untuk
mengumpulkan data
Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
Menalar
Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan,
menganalisis data,
menghubungkan fenomena
yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola dan
menyimpulkan
Mengembangkan
interprestasi, argumentasi,
dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari
dua/ lebih fakta/konsep
Mengkomunikasikan
Menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram,
atau grafik, menhyususn
laporan tertulis dan
menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan
Menyajikan hasil kajian
dalam bentuk tulisan, grafis,
media elektronik, multi
media, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini
 Menentukan objek apa yang akan diobservasi
 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek




yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah
dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera,
tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Manfaat/fungsi bertanya
1.
2.
3.
4.
5.
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap,
keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Manfaat/fungsi bertanya
6. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa
kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat,
serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba
muncul
9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif yang lebih
rendah
Subtingkatan
 Pengetahuan
(knowledge)
 Pemahaman
(comprehension)
Kata-kata kunci
pertanyaan
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama..., dll
 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Subtingkatan
Kognitif yang lebih
rendah
 Penerapan
(application
Kognitif yang lebih
tinggi
 Analisis (analysis)














Kata-kata kunci
pertanyaan
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang
lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini
Tingkatan
Kognitif yang
lebih tinggi
Subtingkatan
 Sintesis
(synthesis)
 Evaluasi
(evaluation)
Kata-kata kunci pertanyaan


















Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimanakita dapat memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Kembangkan…
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
Mencoba/mengeksplorasi
 Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan
melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena
 Strategi yang digunakan adalah memperluas dan
memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi
belajar aktif
 Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara
empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar
 Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik
temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan
Mencoba/mengeksplorasi
 Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus
pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan,
pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi
dengan peningkatan mutu materi ajar
 Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas,
memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya
 Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi
informasi sebagai input bagi kegiatan belajar
Mencoba/mengeksplorasi
 Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata
pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja
sama dalam kelompok kecil
 Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam
menelusuri informasi yang mereka butuhkan,
merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam
kehidupan yang nyata dan bermakna
 Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan
penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk
menjawab fenomena yang ada
Menalar
 Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum
2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif
 Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta
didik harus lebih aktif daripada guru
 Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis
atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan
 Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat
Cara menalar
 Penalaran induktif
 Penalaran deduktif
Penalaran Induktif
 Penalaran induktif merupakan cara menalardengan
menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum
 Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak
berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman
empirik
Penalaran Deduktif
 Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan
menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau
fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang
bersifat khusus
 Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme
 Cara kerja menalar secara deduktif adalah
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus
Penalaran Deduktif
 Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial,
silogisme hipotesis, silogisme alternatif
 Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan
 Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu langsung dan tidak langsung
 Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,
sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua
premis
Contoh
 Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya
memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan
sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan
ekstern
 Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai
pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara
 Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai
pengajar atau dosen di perguruan tinggi
 Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan
yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di
bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola
perusahaan
Simpulan
Akuntan publik, Akuntan pemerintah,
Akuntan pendidik, Akuntan Intern
merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan
akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan
dan bidang garapannya
Analogi dalam Pembelajaran
 Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang
mempunyai kesamaan atau persamaan
 Analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan
analogi deklaratif
Analogi Induktif
 Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada
pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua
gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang
ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada
fenomena atau gejala kedua
 Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang
dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang
diperbandingkan
Contoh
 Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik
adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar
 Peserta didik adalah generasi muda yang harus
memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar
Analogi Deklaratif
 Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar”
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu
fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih
samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal
 Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ideide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau
dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal
yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai
Contoh
 Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat
dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling
menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan
muda dan golongan tua
 Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak
terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap
pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan
seluruh stake holder sekolah
Hubungan Antarfenomena
 Kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala
sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu
akan mempertajam daya nalar peserta didik
 Guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai
hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya
hubungan sebab-akibat
 Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan
satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau
beberapa fakta yang lain
Contoh 1
 Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya
terisolasi
 Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses
untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah
kemiskinan keluarga yang akut
 Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang
baik
 Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi
kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal
Contoh 2
 Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi
yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang
tersebut
 Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya
akan semakin tinggi
Mengkomunikasikan
 Mengkomunikasikan merupakan ilmu dan praktik
menyampaikan informasi atau mentransmisikan
informasi atau aneka jenis pesan
 Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan
yang kompleks
Mengkomunikasikan mengandung makna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Mengkomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau
pendapat
Berbagi informasi
Memperagakan sesuatu
Menampilkan hasil karya
Membangun jejaring
Melatih keberanian
Melatih keterampilan berkomunikasi
Memasarkan ide
Mengembangkan sikap saling memberi-menerima
informasi
Menghayati atau memaknai fenomena
Menghargai pendapat karya sendiri dan orang lain
Berinteraksi antar sejawat atau dengan pihak lain
Download