PDF (BAB I)

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang
terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Penyakit infeksi ini
merupakan penyebab utama kematian. Penyakit infeksi tidak hanya disebabkan
oleh virus tetapi juga bakteri (Mardiastuti et al., 2007). Pengobatan infeksi dengan
kombinasi berbagai antibiotik yang dipercaya sebagai obat yang mampu
membunuh bakteri penyebab infeksi ternyata dapat menimbulkan bakteri yang
multiresisten (Maryati et al., 2007). Penggunaan antibiotik yang tidak disiplin
atau diagnosa penyebab penyakit yang tidak tepat mengakibatkan resistensi
(Nikham, 2006).
Salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah bisul.
Bisul adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan di sekitarnya, yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Wilson et al., 1995). Bisul terjadi ketika
suatu area dari jaringan menjadi terinfeksi dan sistem kekebalan tubuh mencoba
untuk melawannya. Sel darah putih bergerak melalui dinding pembuluh darah ke
daerah infeksi dan masuk dalam jaringan yang rusak. Selama proses ini terbentuk
nanah. Nanah adalah penumpukan cairan, sel darah putih yang mati, jaringan
mati, dan bakteri atau benda asing lainnya (Medlineplus, 2012).
Daun ubi jalar digunakan oleh masyarakat di beberapa daerah untuk
mengobati bisul dengan cara menumbuk daunnya dan ditempelkan pada bisul.
Penelitian yang sudah dilakukan oleh Melati et al., (2009) menggunakan bakteri
Staphylococcus aureus untuk melakukan pengujian antibakteri penyebab penyakit
bisul. Pada penelitian ini menggunakan bakteri Streptococcus pyogenes yang juga
dapat menyebabkan penyakit bisul (Cuningham, 2000).
1
2
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak
etanol dan infusa daun ubi jalar merah terhadap Streptococcus pyogenes.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan antibakteri yang dapat dimanfaatkan
untuk mengobati bisul yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan antara lain :
1. Apakah ekstrak etanol dan infusa daun ubi jalar merah memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Streptococcus pyogens ?
2. Senyawa apa yang terdapat dalam daun ubi jalar merah ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan infusa air daun ubi jalar
merah terhadap bakteri Streptococcus pyogens
2.
Mengetahui senyawa yang terdapat dalam daun ubi jalar merah
D. Tinjauan Pustaka
1. Tanaman ubi jalar merah (Ipomoea batatas)
a. Sistematika
Tanaman ubi jalar merah adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanes
Famili
: Convolvulaceae
Genus
: Ipomoea
Spesies
: Ipomoea batatas (Plantamor, 2012).
3
b. Deskripsi ubi jalar merah
Ubi jalar merah memiliki bentuk umbi cenderung bulat, permukaan kulit
umumnya tidak rata, daging umbi lebih keras dan warnanya merah dibagian
tengah dan putih di bagian dekat kulit, rasa tidak semanis ubi putih, permukaan
kulit cenderung tidak rata. Ubi jalar merah memiliki kandungan vitamin A
(retinol) paling tinggi diantara ubi jalar yang lain dan tidak hilang dengan proses
perebusan, selain itu serat yang terdapat pada ubi jalar merah maupun ungu
berfungsi sebagai prebiotik yaitu untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang
baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus lebih
bersih (Pustaka Departemen Pertanian, 2005).
Gambar 1. Tanaman ubi jalar merah (Sekolah Sobat Bumi, 2013)
c. Khasiat
Pada penelitian sebelumnya, tanaman Ipomoea batatas memiliki aktivitas
sebagai antidiabetes (Kusano dan Abe, 2001), antiulser (Kim et al., 2008),
antiinflamasi (Kazuko et al., 2010), antimutagen (Yoshimoto et al., 2000),
relaksan (Runnie et al., 2004), hepatoprotektif (Suda et al., 2008), dan
antiproliferatif (Huang et al., 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Melati et al,
(2009) menunjukkan bahwa daun ubi jalar merah memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus penyebab bisul.
d. Kandungan kimia
Daun ubi jalar merah memiliki beberapa kandungan kimia yaitu quercetin,
catechin, epicatechin, epigallocatechin (Hue et al., 2012), 3,5-di-O-caffeoylquinic
acid, 4,5-di-O-caffeoylquinic acid (Islam et al., 2008) dan tanin (Antia et al.,
2006) seperti pada (Gambar 1).
4
quercetin
epicatechin
4,5 -di-O- caffeoylquinic acid
catechin
epigallocatechin
3,5 -di-O- caffeoylquinic acid
Gambar 2. Struktur senyawa daun ubi jalar merah
2. Streptococcus pyogenes
a. Deskripsi
Streptococcus pyogenes adalah salah satu golongan bakteri Gram positif,
berbentuk kokus, tidak memiliki spora, berdiameter kurang lebih 0,1 mikrometer,
dan merupakan bakteri fakultatif anaerob. Bakteri ini melakukan metabolisme
secara fermentasi. Streptococcus pyogenes digolongkan ke dalam bakteri beta
hemolitik, sehingga membentuk zona terang bila ditumbuhkan dalam media agar
darah (Cuningham, 2000).
5
Streptococcus pyogenes tidak memiliki kapsul, tidak bergerak dan
patogenik (Irianto, 2006). Streptococcus pyogenes menyebabkan faringitis,
penyakit demam skarlet, demam rematik dan glomerulonefritis (Irianto, 2006).
Pengatasan infeksi digunakan antibiotik. Antibiotik yang sering digunakan adalah
penisilin yang dikombinasi dengan klindamisin (Lappin dan Ferguson, 2009).
b. Klasifikasi
Klasifikasi bakteri Streptococcus pyogenes adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Fillum
: Firmicutes
Kelas
: Bacili
Ordo
: Lactobacilales
Famili
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Species
: Streptococcus pyogenes (Bergey et al., 1994)
3. Antibakteri
Antibakteri adalah suatu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri atau bahkan membunuh dengan cara mengganggu proses metabolisme dari
bakteri tersebut (Madigan et al., 2005). Mekanisme kerja antibakteri antara lain
merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas membran, merusak molekul
protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, dan menghambat sintesis
protein
(Muslimin,
1996).
Bakteri
dapat
mengubah
keadaan
dengan
mendenaturasi protein dan asam–asam nukleat sehingga merusak sel tanpa dapat
diperbaiki lagi (Pelczar dan Chan, 1988).
E. Landasan Teori
Penelitian yang dilakukan oleh Melati et al., (2009) telah membuktikan
bahwa daun ubi jalar merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Gram
positif yaitu Staphylococcus aureus penyebab penyakit bisul. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil ekstrak n-heksana daun ubi jalar merah pada konsentrasi 8%
diameter zona hambatnya 7,5 mm, sedangkan ekstrak metanol diameter zona
hambatnya 12,3 mm. Penelitian yang dilakukan Melati et al., (2009)
6
menyimpulkan bahwa ekstrak daun ubi jalar merah yang diekstrak dengan
metanol lebih berpengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan Staphylococcus
aureus dibandingkan dengan pelarut n-heksana. Penelitian yang dilakukan oleh
Islam (2008) menunjukkan bahwa daun Ipomoea batatas memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Gram positif dan Gram negatif yaitu Escherichia coli,
Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Komponen utama antibakteri dari
ekstrak daun Ipomoea batatas adalah senyawa pektin sehingga daun ubi jalar
dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan
tanaman. Daun ubi jalar selain sebagai anti bakteri juga memiliki khasiat sebagai
anti oksidan karena mengandung senyawa antosianin (Islam et al., 2008).
F. Hipotesis
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik hipotesis bahwa ekstrak etanol dan
infusa daun ubi jalar merah mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
Streptococcus pyogens penyebab bisul. Senyawa yang terdapat dalam daun ubi
jalar merah adalah golongan flavonoid.
Download