siaran pers ojk perkuat pasar modal biayai pembangunan

advertisement
SP 18/DKNS/OJK/III/2017
SIARAN PERS
OJK PERKUAT PASAR MODAL BIAYAI PEMBANGUNAN
Jakarta, 7 Maret 2016. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan perhatian
khusus untuk menjadikan pasar modal sebagai sumber pembiayaan
pembangunan nasional mengingat perkembangan positif sektor tersebut dalam
penghimpunan dana masyarakat dan korporasi beberapa tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan sektor jasa
keuangan memiliki peran penting dalam menyediakan likuiditas yang sangat
berguna menunjang pembiayaan pembangunan melalui non-APBN.
“Ruang fiskal untuk mendorong pertumbuhan terbatas. Sementara pembangunan
khususnya infrastruktur membutuhkan pembiayaan besar. Inilah yang mendasari
OJK untuk terus meningkatkan peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan
jangka panjang,” kata Muliaman dalam sambutannya pada acara Market Update
PT Mandiri Manajemen Investasi 2017 di Jakarta, Selasa.
Dikatakan Muliaman, sejak berdiri OJK telah mengeluarkan berbagai inisiatif dan
program strategis yang ditujukan untuk memperkuat peran pasar modal sebagai
sumber pembiayaan pembangunan.
Inisiatif-inisiatif pendalaman pasar modal yang telah dilakukan mencakup
penguatan sisi demand maupun sisi supply. Penguatan sisi demand di pasar
modal terutama ditujukan untuk memperluas basis investor domestik, yaitu
investor ritel maupun institusi.
“Dengan basis investor domestik yang kuat, pasar modal tidak hanya akan
bertumbuh, namun juga semakin resilient dalam menghadapi gejolak pasar yang
dipicu oleh faktor eksternal,” katanya.
Dalam meningkatkan basis investor ritel, OJK memberikan prioritas dalam
peningkatan literasi keuangan masyarakat, sehingga masyarakat akan semakin
memahami produk dan layanan jasa keuangan dan kemudian tergerak untuk
memanfaatkannya, termasuk produk-produk di pasar modal.
Selain itu, OJK juga terus melakukan penguatan peran investor institusi domestik,
seperti investor reksa dana, perusahaan asuransi, dan dana pensiun, mengingat
potensinya yang besar untuk terus berkembang dan memainkan peran di bidang
investasi.
“OJK telah menerbitkan ketentuan mengenai kepemilikan lembaga keuangan
nonbank di instrumen Surat Berharga Negara, yang diharapkan dapat
memperkuat peran investor domestik dalam mendorong pertumbuhan dan
stabilitas di pasar SBN,” katanya.
Untuk memperkuat sisi supply di pasar modal, OJK menyiapkan beberapa
ketersediaan ragam produk yang dapat menjadi pilihan investor, seperti Reksa
Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), dan Dana
Investasi Real Estate (DIRE); juga Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP)
untuk mendukung pembiayaan sekunder perumahan.
Dalam waktu dekat, OJK akan menerbitkan beberapa peraturan baru terkait
produk-produk pengeloaan investasi sepeti Reksa Dana Target Waktu dan Dana
Investasi Multi-Asset.
Dua produk baru tersebut akan diterbitkan sebagai bentuk pemenuhan aspirasi
industri pengelolaan investasi Indonesia yang membutuhkan produk one-stop
solution, yakni produk investasi yang terencana dengan alokasi aset yang semakin
konservatif seiring dengan usia (Reksa Dana Target Waktu), dan produk investasi
bagi investor besar dan sophisticated yang melampaui kapasitas reksa dana
konvensional (Dana Investasi Multi-Asset).
OJK juga sedang merevisi ketentuan tentang Kontrak Pengeloaan Dana (KPD),
yang mengubah nilai minimum investasi setiap investor dari Rp10 miliar menjadi
Rp5 miliar, untuk memberikan kesempatan kepada lebih banyak lagi investor
menyusun portofolio secara profesional namun tetap sesuai kebutuhan masingmasing.
Relaksasi ketentuan ini dikeluarkan agar kemudahan berinvestasi pada produk
KPD dapat dinikmati tidak hanya oleh investor yang melaksanakan program
pengampunan pajak, tetapi juga oleh seluruh investor pasar modal.
Selain itu, untuk mengakomodasi pembiayaan pembangunan infrastruktur, saat
ini OJK juga sedang merumuskan peraturan mengenai Dana Investasi
Infrastruktur, yang nantinya dapat menyalurkan dana investasi kepada proyekproyek pengembangan infrastruktur publik, baik yang masih berstatus greenfield
(praproduksi) maupun yang sudah berjalan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2016 tumbuh sebesar 15,3% year-onyear, dan menempatkan IHSG sebagai salah satu indeks saham berkinerja terbaik
di dunia.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana juga melanjutkan tren peningkatan meskipun
terekspos pada fluktuasi pasar. Pada akhir 2016, NAB reksa dana tercatat sebesar
Rp339 triliun, meningkat 24,6% dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Perkembangan yang menggembirakan juga terlihat pada penghimpunan dana di
pasar modal. Sepanjang tahun 2016, total penghimpunan dana oleh korporasi
melalui IPO, rights issue, dan obligasi korporasi mencapai Rp195 triliun;
meningkat 68,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
***
Informasi lebih lanjut:
Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB Slamet Edy
021.29600000. Email [email protected]. www.OJK.go.id
Purnomo.
Telp.
Download