Kekayaan Mineral di Malang Masih Terabaikan

advertisement
Kekayaan Mineral di Malang Masih Terabaikan
Dikirim oleh humas3 pada 23 October 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 5302
Sutoyo saat memperlihatkan
temuan batu mulia pada
peserta pelatihan
Pusat Penelitian Peradaban (P3) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Brawijaya Universitas Brawijaya (UB) bekerjasama dengan Perkumpulan
Mutumanikam Nusantara pada Senin (21/10) menyelenggarakan Pelatihan Mineralogi-Metalurgi "Menguak
Kekayaan Mineral Malang Raya yang terabaikan (emas, perak, logam dan batu mulia)" di Auditorium Fakultas
Hukum (FH) lantai enam.
Ketua LPPM UB Prof. Dr. Ir. Siti Chuzaemi, MS. menyampaikan Indonesia itu sangat kaya dengan kekayaan
sumber daya mineral namun masih belum dikelola secara maksimal. Penelitian di UB sendiri sangat banyak
dengan dana yang besar.Sehingga harapannya dana penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat dan
digunakan sesuai dengan payung penelitian UB.
“Saya berharap dengan kegiatan ini bisa menjadikan peserta yang hadir paham akan pengelolaan mineraldi tanah
air dengan perkembangan teknologi yang berkembang,” ungkapnya.
Dr. Jazim Hamidi, SH., MH. selaku sekretaris P3 menyampaikan kegiatan ini dilakukan melihat potensi sumber
daya mineral di Indonesia sangat banyak namun belum dikelola dengan baik.
“Potret tentang pertambangan di Indonesia secara Yuridis ketentuannya diatur dalam UU No.11 tahun 1967 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pertambangan,” ungkapnya.
Hukum pertambangan merupakan seperangkat aturan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan bangsa yang
berkaitan dengan industri pertambangan dan untuk meminimalkan konflik antara perusahaan tambang dan
memberikan penjelasan yang bersifat umum kepada siapa saja yang mempunyai hak-hak untuk melakukan
kegiatan pertambangan.
“Namun permasalahan pertambangan di Indonesia masih saja terjadi mislanya di Kalimantan Timur terjadi konflik
pencemaran kawasan hutan adat oleh PT Nikel,” jelasnya.
Jazim kemudian memaparkan potensi kekayaan sumber daya alam mineral yang ada di Malang sangat banyak
misalnya di Malang selatan banyak batu mineral yang memiliki nilai tinggi oleh masyarakat karena tidak tahu
dijadikan bahan jalan makadam. Hal ini terjadi karena belum ada pemberian pemahaman kepada masyarakat,
anggaran dana dan payung hukum.
“Tenaga ahli juga masih belum banyak sehingga UB sebagai perguruan tinggi terpanggil untuk bekerjasama dengan
para praktisi melakukan ekspedisi mineralogi,” ungkapnya.
Sutoyo Bsc. Pakar Metalurgi menyampaikan sejak dulu bangsa Indonesia menjadi incaran bangsa lain karena
memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Pada jaman kerajaan, seorang raja mampu mengumpulkan
prajurit ribuan orang dan membeli peralatan perang dalam jumlah yang besar.
“Hal ini bisa diukur dengan seberapa besar penguasa mampu mengumpulkan kekayaan yang bisa dipanen setiap
harinya berupa uang logam yang terbuat dari emas, perak dan tembaga,” paparnya.
Bangsa ini juga dikenal dengan sebutan bangsa Jina (bangsa penakluk) karena menguasai dua pertiga dunia dan
disebut bangsa Syin karena keturunan besar bangsa syailendra
yang dahulu mampu mengajarkan peradaban ke bangsa-bangsa lain.
“Namun kekayaan mineral ini juga telah banyak diambil oleh bangsa lain. Menurut Data Bank Indonesia Malang
menyebutkan terakhir belanda pada 1942 mengangkut 90 ton emas,” jelasnya.
Potensi mineral batu mulia yang ada di pulau jawa ini sudah diketahui oleh bangsa lain mereka telah lebih dulu
membeli tanah yang memiliki potensi ini seperti negara Australia yang sudah memiliki lahan seluas 5000 ha di
Malang Selatan, Terenggalek-Tulungagung 4000 ha dan daerah Pacitan-Wonogiri seluas 1000 ha.
“Kondisi seperti ini harus disebarkan kepada generasi muda khususnya mahasiswa yang memiliki ilmu di berbagai
bidang. Jangan sampai kita terus dirampok dengan bangkit memberikan tentang rahasia besar ini,” tegasnya. [rian]
Artikel terkait
Tingkatkan Capaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi Lewat Pelatihan RPS
Kenali Sistem Hukum di Indonesia, Mahasiswa QUT Australia Kunjungi UB
Fakultas Hukum Gelar Kuliah Tamu tentang Sistem Pemilihan Umum 2019
Prof. Dr. Agus Sardjono SH. MH. : Banyak Kekeliruan Konseptual pada Undang Undang Hak Cipta
Prof. Koesno Luncurkan Empat Buku Sekaligus Pada Academic Gratiarum Action
Download