Mgg4-5_PERDAGANGAN_DAN_PEMBANGUNAN

advertisement
Teori Perdagangan
dan Pengalaman
Pembangunan
Oleh:
Bakhtiar Mustari
A. Tiga Pilihan terbuka bagi NSB :
1. Outward Looking, melihat keluar dgn me
ningkatkan perdagangan internasional sbg pe
nganut pasar bebas dan budaya internasional.
2. Inward Looking, melihat ke dalam dgn mem
bangun industri substitusi impor sbg penganut
proteksionis dan budaya nasional.
3. Outward n Inward Looking, melihat keluar
dan ke dalam sekaligus dlm kebijakan ekonomi
internasional.
Pertimbangannya tergantung pd penilaian
realistis msg2 NSB atas posisinya skrg dan yad
dlm masyarakat dunia. Baru kemudian
ditentukan derajat keterbukaannya guna
mendapatkan manfaat dan menghadapi resiko
internasional
Dgn kemajuan teknologi, telekomunikasi, dan
transpor (3T), dunia mengalami globalisasi, shg
NSB tdk mempunyai pilihan kecuali membuka
diri dan melakukan perdagangan internasional
Namun sesuai sifat dan kemampuannya, strategi
NSB mungkin lbh baik Outward Looking tetapi
dgn arah yg berbeda, yaitu melakukan
perdagangan dan kerjasama dgn NSB lain
(selatan-selatan), dan Inward Looking, satu
sama lain, yaitu dgn pembentukan kerjasama
regional utk mencapai kemandirian kolektif (spt
ASEAN)
B. Lima Pertanyaan Dasar Mengenai
Perdagangan dan Pembangunan
1. Bgm pengaruh perdagangan internasional
thd kecepatan, struktur, dan karakter
pertumbuhan ekonomi di NSB ??
“Perdagangan sbg mesin pertumbuhan”
(trade as an engine of growth) inilah yg
sebenarnya menjadi pusat perdebatan
tradisional yg msh terus berlangsung
2. Bgm cara perdagangan internasional
mengubah distribusi pendptan dan
kekayaan dlm suatu neg dan antara
suatu neg dgn negara lainnya ??
Apakah perdagangan itu merupakan suatu
kekuatan yg cenderung menciptakan
kesejahteraan domestik dan internasional atau
justru sebaliknya
2. cendrung memperparah ketimpangan yg
sdh ada ??
Dlm kalimat lain bgm segenap keuntungan
maupun kerugian dari perdagangan
didistribusikan ??
Siapa saja kah yg diuntungkan dan siapa pula
yg dirugikan ??
3. Apa sajakah kondisi atau syarat yg hrs
dipenuhi agar perdagangan internasional
dpt membantu NSB dlm mencapai
tujuan2 pembangunan nasionalnya ??
4. Bisakah NSB menentukan sendiri
seberapa banyak mereka berdagang ?
5. Bertolak dari catatan pengalaman di masa
lalu dan segenap penilaian mengenai
masa2 mendatang, haruskah pemerintah
NSB menerapkan suatu kebijakan yg
berorientasi keluar, yakni dgn menjadi
pendukung perdagangan bebas, berusaha
menambah transfer modal, SDM, ide-ide,
dan juga teknologi dari luar ??,
5. Atau rangkaian kebijakan yg berorientasi
ke dlm dgn menerapkan proteksionisme
dlm rangka memupuk kemandirian, atau
mereka hrs berusaha sedemikian rupa
utk mengkombinasikan keduanya, misal
nya dlm bentuk pengembangan dan pe
lembagaan kerjasama ekonomi regional,
agar mencapai hasil yg optimal ??
5. Argumen2 apa yang mendukung dan
yang menentang masing-masing
alternatif strategi perdagangan bagi
pembangunan ini ?
Pemikiran Prebisch-Singer
Teori ini mengambil nama dua pakar ekonomi
pembangunan Raul Prebisch dan Hans W Singer
sekitar tahun 1950 an
Raul Prebisch terkenal dgn bukunya yg berjudul
“The Economic Development of Latin America
and its Principal Problems” (New York: United
Nations, 1950)
Hans W Singer dikenal krn karyanya yg berjudul
“The Distribution of Gains Bet ween Borrowing
and Investing Countries”, American Economic
Review 40 (Mei 1950)
 Prebisch-Singer mengeksplorasi dampak2
negatif perdagangan internasional thd NSB pd
dekade 1950 an
Mereka berpendpt bhw Nilai Tukar Perda
gangan (Term of Trade) neg2 Dunia Ketiga akan
trs menurun akibat rendahnya elasti sitas
permintaan komoditi primer thd perubahan
pendapatan (pihak importir) dan harga
Dlm jangka pjg, hal ini mengakibatkan ber
langsungnya transfer pendapatan dari neg
miskin ke neg kaya
Transfer pendapatan dari neg2 miskin ke neg2
kaya hanya bisa dicegah melalui usaha
pengembangan dan perlindungan sektor
manufaktur domestik di NSB (agar NSB punya
industri manufaktur sendiri) dpt dilakukan
melalui proses yg dikenal sbg strategi
industrialisasi substitusi impor.
Dgn menggunakan metoda alternatif, PBB lewat
hasil penelitian Alf Maizels, menemukan bhw
penurunan riil atas harga produk manufaktur yg
di ekspor oleh NSB adalah sekitar 3.5 % per
tahun pd dekade 1980an
Penurunan riil atas harga produk manufak tur yg
diekspor oleh NSB adalah sekitar 3.5% per
tahun pd dekade 1980an, atau sekitar 30%
selama dekade tsb
Dlm penelitian yg lbh mendetail, Alf Maizels
menemukan bhw Nilai Tukar Perda gangan
produk2 manufaktur NSB ke USA trs menurun
selama periode tahun 1981- 1997, sedangkan
harga tekstil menurun semakin cepat secara
dramatis pd akhir deka de 1990-an
C. Teori Tradisional Perdagangan Internasional
Teori Perdagangan Internasional dilandasi berbagai konsepsi
terutama :
 Konsepsi Keunggulan Komparatif (Comparative Ad
vantage Principle) yg menyatakan bhw sesuai ke mampuan
dan SDA yg dimiliki, suatu negara akan lbh
menguntungkan memproduksi dan mengekspor jenis
komoditi tertentu, dan mengekspor jenis komoditi lainnya
 Konsepsi spesialisasi yg menyatakan bhw suatu neg lbh
menguntungkan hanya melakukan produksi komoditi yg
paling cocok dgn kemampuan serta SDA dan melakukan
pertukaran dgn komoditi lain
 Konsepsi Biaya Relatif dan Perbedaan Harga yg
menyatakan bhw bbrp jenis komoditi tertentu lbh murah
di produksi di suatu negara, sdg harganya relatif lbh
baik/tinggi di negara lain shg lbh meng untungkan
 Ketiga Konsepsi tsb yg melandasi Teori dan Praktek
Perdagangan Internasional yg menguntungkan, bahkan
antara mitra dagang (trading partners) yg tdk seimbang
sekalipun.
D. Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantage)
 Menurut David Ricardo ada 2 (dua) pendekatan
(approaches) utk membahas Teori Keunggulan
Komparatif (Comparative Advantage) yaitu :
1. Cost Comparative Advantage (Labor Effi ciency)
2. Production Comparative Advantage (Labor
Productivity)
1. Cost Comparative Advantage
(Labor Efficiency)
 Teori David Ricardo didasarkan pd nilai TK atau Theory
of Labor Value yg menyatakan bhw nilai atau harga
suatu produk ditentu kan oleh jumlah wkt atau jam kerja
yg di perlukan utk menghasilkan produk tsb
 Menurut Teori Cost Comparative Advantage (Labor
Efficiency), suatu neg akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika me lakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor brg dimana neg tsb dpt
berproduksi relatif lbh efisien serta meng impor brg
dimana neg tsb ber produksi krg /tdk efisien
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara
Indonesia
Produksi
1 Kg Gula
3 hari kerja
Produksi
1 m kain
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja
Berdasarkan data hipotesis tsb, jika ditin jau dari
Keunggulan Mutlak (Absolut Adv) Adam Smith
maka Ind unggul mutlak krn labor cost nya lbh
effisien dibandingkan dg China,baik dlm prod 1
Kg Gula maupun prod 1 meter kain.
Dgn demikian tentu tdk akan terjadi per
dagangan antara kedua neg jika didasarkan pd
Teori Adam Smith
Akan tetapi, berdasarkan Teori David Ricardo
walaupun Ind memiliki Absolut Adv
dibandingkan China utk kedua produk tsb, maka
tetap dpt terjadi perdagangan inter nasional yg
menguntungkan kedua negara melalui
spesialisasi jika neg-neg tsb memi liki Cost
Comparative Advantage atau Labor Efficiency
Data Perhitungan Cost Comparative
Perbandingan Cost
1 Kg Gula
1 M Kain
Indonesia/China
3/6 HK
4/5 HK
China/Indonesia
6/3 HK
5/4 HK
Berdasarkan perbandingan “cost compara tive
advantage” or labor efficiency tsb dpt dilihat
bhw TK Ind lbh efisien dibanding kan dgn TK
China dlm produksi 1 Kg gula (3/6 or ½ HK)
drpd produksi 1 m kain (4/5 HK)
Hal ini akan mendorong Ind melakukan
spesialisasi produksi dan ekspor gula
Sebaliknya, TK China ternyata lbh efisien
dibandingkan dgn TK Ind dlm produksi 1m kain
(5/4 HK) drpd produksi 1 Kg gula (6/3 or 2/1
HK)
Hal ini mendorong China melakukan spe sialisasi
produksi dan eskpor kain
Gain From Trade Ind dan China
Berdasarkan matriks keunggulan komparatif
Ricardo, dpt disusun perbandingan ke mampuan
produksi setiap TK pada msg2 negara dlm suatu
matriks yg bisa menggambarkan Gain From
Trade msg2 negara setelah melakukan
perdagangan (lihat matriks Gain From Trade
berikut) :
Gain From Trade Based On Teori Ricardo
Perbandingan Prod/TK/HK
Neg
Ind
China
Gula
1/3 Kg
1/6 Kg
Kain
1/4 m
1/5 m
Dasar Tukar DN
Neg
Ind
Gula
4 Kg
Kain
3m
China
5 Kg
6m
Dasar Tukar
DN
4 Kg =3 m
5 Kg = 6 m
Alternatif Dasar Tukar
DN
1 Kg = ¾ m or
4/3 Kg = 1 m
1 Kg = 6/5 m or
5/6 Kg = 1 m
a. Bila Ind melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor 1 Kg gula ke China, maka Ind akan
memperoleh 6/5 meter kain, sdg berdasarkan
Dasar Tukar DN hanya mem peroleh ¾ meter
kain
b. Jadi dgn spesialisasi produksi dan ekspor gula,
Ind akan memperoleh keuntungan sebesar : 6/5
m – ¾ m = 9/20 m
c. Sebaliknya, bila China melakukan spesiali sasi
produksi dan mengekspor 1 m kain ke Ind,
maka akan diperoleh ¾ Kg gula, sdg
berdasarkan Dasar Tukar DN hanya mem
peroleh 5/6 Kg gula
d. Jika dgn spesialisasi produksi dan ekspor kain,
China akan memperoleh keuntungan sebesar :
4/3 Kg – 5/6 Kg = 9/18 Kg
e. Keuntungan yg diperoleh msg2 negara da ri
perdagangan internasional ini merupa kan
“gain from trade” atau manfaat perda gangan
internasional krn ada nya perbe daan labor
efficiency atau cost comparative advantage
2. Production Comparative Advantage
(Labor Productivity)
Negara
Indonesia
China
Produksi Setiap TK
Per Hari Kerja
DTDN
1/3 Kg
gula
¼ meter
sutra
4/3 Kg=1m
1 Kg=3/4m
1/6 Kg
gula
1/5 meter 5/6 Kg=1m
sutra
1 Kg=6/5m
Berdasarkan analisa production comparative
advantage atau labor productivity dpt dikatakan
sbb :
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan meng ekspor brg
dimana negara tsb dpt berproduksi relatif lbh
produktif serta meng impor brg dimana neg tsb
berproduksi relatif krg/tdk produktif
Jika ditinjau dari keunggulan absolut atau
absolute advantage Adam Smith, maka
Indonesia unggul mutlak dlm arti labor
productivity nya lbh besar dibandingkan China,
baik dlm produksi gula maupun kain, ini berarti
perdagangan antara kedua negara tdk akan
terjadi
Sebaliknya menurut David Ricardo, walau pun
Indonesia memiliki keunggulan abso lut
dibandingkan China utk kedua produk di atas,
sebetulnya perdagangan interna sional akan dpt
tetap terjadi dan mengun tungkan keduanya
melalui spesialisasi di msg2 neg yg memiliki
labor produktivity
Berdasarkan perbandingan “Production
Comparative Advantage” or Labor Productivity di
atas dpt disimpulkan sbg berikut :
TK Ind lbh produktif dibandingkan TK China dlm
produksi gula (6/3 Kg) drpd pro duksi kain (5/4 m)
Hal ini mendorong Ind utk melakukan spe sialisasi
produksi dan ekspor gula
Dgn melakukan spesialisasi produksi dan ekspor
gula ke China sebanyak 1 kg, akan diperoleh 6/5 m
sutra, sdg kan di dlm ne geri hanya dinilai dgn ¾
m sutra.
Data Perhitungan Production Compara
tive Advantage (labor Productivity)
Perbandingan
Produksi
Gula
Kain
Indonesia/China
(1/3)/(1/6)=6/
(1/4)/(1/5) =
China/Indonesia
(1/6)/(1/3)=3/ (1/5)/(1/4)= 4/5
3
6
5/4
Jadi, Indonesia memperoleh keuntungan 6/5 m
– ¾ m = 9/20 m sutra
Sebaliknya, TK China lbh produktif diban ding TK
Ind dlm produksi kain (4/5m) drpd produksi gula
(3/6 Kg) shg mendo rong China utk melakukan
spesialisasi pro duksi dan ekspor kain
Dgn melakukan spesialisasi produksi dan ekspor
kain ke Ind sebanyak 1 m akan di peroleh 4/3
kg gula, sdg di DN hanya di nilai dgn 5/6 kg, jadi
China memperoleh keuntungan 3/4kg-5/6kg =
3/6kg or 1/2kg gula
Akhirnya dpt disimpulkan dari Teori Com
parative Advantage David Ricardo, perda
gangan internasional antara dua negara tetap
dpt terjadi, walaupun hanya satu negara yg
memiliki keunggulan absolut, asalkan msg2
negara memiliki perbedaan dlm labor efficiency
(Cost Comparative Ad vantage) dan atau Labor
Productivity (Production Comparative
Advantage)
Kelemahan Teori Comparative Advantage
1. Teori Comparative Advantage menjelas kan
bhw perdagangan internasional dpt terjadi krn
adanya perbedaan fungsi fak tor produksi (TK).
Perbedaan fungsi ini menimbulkan terjadinya
perbedaan pro duktivitas (Prod Comp Adv) or
perbedaan efisiensi (Cost Comp Adv). Akibatnya
terjadilah perbedaan harga brg yg sejenis di
antara dua negara
2. Jika fungsi faktor produksi (TK) sama or prod
dan efisiensi di kedua neg sama, maka tentu
tdk akan terjadi perdag int’l krn harga brg yg
sejenis akan menjadi sama di kedua neg
3. Pd kenyataannya, walaupun fungsi faktor prod
(prod & efisiensi) sama di kedua neg ternyata
harga brg yg sejenis dpt berbeda shg msh dpt
terjadi perdag internasional. Dlm hal ini Teori
Comparative Advantage Ricardo tdk dpt
menjelaskan mengapa terjadi perbedaan harga
utk brg/prod sejenis walaupun fungsi faktor
produksi (Prod & Eff) sama di kedua negara
4. Utk ini Teori Moderen dari Heckser-Ohlin atau
Teori H-O menjelaskan bhw walau pun fungsi
faktor produksi (TK) di kedua neg sama,
perdagangan internasional akan tetap dpt
terjadi. Hal ini disebabkan krn adanya
perbedaan jumlah/proporsi faktor produksi yg
dimiliki oleh msg2 neg, shg terjadilah
perbedaan harga brg yg dihasilkan. Teori
Moderen dari H-O ini yg dikenal sbg “The
Proportional Factors Theory” atau Teori
Kandungan Faktor Produksi
E. Teori Kandungan Faktor Produksi
o Teori Keunggulan Komparatif Klasik ttg perdag bebas
merupakan model “statis” yg di dasarkan atas satu
faktor/ variabel (Biaya TK) dan pendekatan spesialisasi
penuh utk menunjukkan keuntungan/manfaat dari
perdagangan
o Model Perdagangan Bebas dari David Ricardo dan John
Stuart Mill, dimodifikasi dan disempurnakan pd abad 20
oleh dua pakar ekonomi Swedia, Eli Hecksher dan Bertil
Ohlin dgn memasukan perbedaan-perbedaan faktor
produksi (Tanah, TK dan Modal) pd spesialisasi
internasional
o Teori Perdagangan Kandungan Faktor Pro duksi
(The Proportional Factor Theory) dari HecksherOhlin dilandasi atas 2(dua) dasar pemikiran :
a. Produk yg berbeda membutuhkan faktor
produksi dlm proporsi relatif yg berbeda. Produk
pertanian memerlukan proporsi relatif lbh
banyak tenaga kerja per unit modal drpd brg
manufaktur. Produk2 primer relatif merupakan
komoditi inten sif- tenaga kerja (labor intensive),
sdg brg2 manufaktur relatif intensif-modal
(capital intensive)
b. Berbagai neg mempuyai kandungan faktor
produksi yg berbeda. Neg maju memiliki jumlah
besar modal per pekerja, shg dise but neg
melimpah modal (capital-abundant countries)
NSB umumnya mempunyai sedi kit modal, dan
banyak tenaga kerja, shg di sebut negara
melimpah tenaga kerja (labour-abundant
countries)
Capital Abundant Countries cendrung me
lakukan spesialisasi pd produk2 manufak tur, spt
mobil, pesawat terbang, alat komu nikasi, dan
komputer yg menggunakan mo dal secara
intensif dlm teknologi produk sinya.
Neg2 tsb akan meng-ekspor sebagian pro duk
intensif modal tsb utk mendptkan (di
pertukarkan dgn) produk2 intensif tenaga kerja
or intensif tanah spt bahan pangan, bahan
mentah, dan mineral yg paling baik diproduksi
oleh neg2 yg relatif melimpah tenaga kerja
Teori ini mendorong NSB utk mengarahkan
ekspornya pd produk primer yg in tensif tenaga
kerja dan tanah.
Memperdagangkan komoditi primer ini dgn brg2
manufaktur yg paling cocok di produksi neg
maju, NSB akan memperoleh manfaat potensial
yg besar dari perdagangan bebas dgn negara
kaya.
Doktrin perdagangan bebas ini juga men dasari
ke pentingan politis neg kolonial yg mencari
bahan mentah utk pengembangan industrinya,
dan utk pemasaran brg2 manufaktur di koloni
nya.
F. Asumsi Dasar Teori Perdagangan Bebas
 Teori perdagangan bebas internasional, termasuk Teori
Kandungan Faktor Produksi, dilandasi atas 6 (enam)
asumsi dasar :
1. Semua sumber daya bersifat statis, jumlahnya tetap,
mutunya konstan, penggunaannya penuh dan tdk ada
mobilitas internasional
2. Teknologi produksi tetap atau serupa, dan bebas
tersedia bagi semua neg, selera konsumen juga tetap,
dan kedaulatan konsumen bebas dari pe ngaruh
produsen
3. Di dlm negeri, faktor2 produksi mobilitasnya sem purna
diantara kegiatan-kegiatan produksi, dan perekonomian
sbg keseluruhan dlm persaingan sempurna, tdk ada
resiko dan ketdkpastian
4. Pemerintah tdk berperan dlm hubungan ekonomi
internasional, krn perdagangan dilakukan oleh para
produsen sendiri yg ingin meminimumkan biaya dan
memaksimalkan laba, shg harga2 inter nasional
terbentuk dari Demand (permintaan) dan Supply
(penawaran)
5. Perdagangan berimbang utk msg2 neg setiap saat, dan
semua perekonomian dpt menyesuaikan diri thd
perubahan harga2 internasional dgn minimum dislokasi
6. Keuntungan dari perdagangan (gain from trade) yg
diperoleh negara memberi manfaat bagi para warga
negara
 Asumsi2 tsb sering tdk sesuai dgn realita hubungan
ekonomi internasional termasuk perdagangan
internasional yg dialami oleh NSB
G. Kritik Thd Asumsi Teori Perdagangan Bebas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asumsi Sumber Daya Statis
Asumsi kesempatan kerja penuh
Asumsi immobilitas faktor produksi
Teknologi tetap
Kedaulatan konsumen
Penyesuaian thd perubahan pasar dunia
Persaingan sempurna
8.
9.
10.
11.
12.
Kenaikan hasil yang makin berkurang
Resiko ketidak pastian
Peranan pemerintah
Keseimbangan neraca pembayaran
Manfaat bagi warga negara berkembang
G. Kritik Thd Asumsi Teori Perdagangan Bebas
1.
Asumsi sumber daya statis, dalam kenyataan
perekonomian dunia ditandai dgn perubahan yg cepat.
Model neoklasik statis digantikan dgn mo del
perdagangan utara-selatan. Negara-negara kaya di
belahan utara bumi secara historis me miliki sumber
daya modal, kewirausahaan, tena ga terdidik/terampil,
dan teknologi yg digunakan dgn intensif untuk proses
produksi brg-brg perda gangan dunia dgn terms of
trade yg menguntung kan, shg menciptakan kondisi dan
insentif bagi pertumbuhan berkelanjutan yg makin
mening kat.
2. Asumsi kesempatan kerja penuh
 Asumsi kesempatan kerja penuh dari model
perdagangan tradisional dikoreksi oleh teori
perdagangan internasional lobang untuk surplus (vent
for suplus theory of international trade) yang pertama
dirumuskan oleh Adam Smith (untuk perekonomian
kolonial) kemudian dikembangkan oleh pakar ekonomi
Myanmar, Hla Myint (untuk perekonomian negara
berkembang)
 Menurut teori ini, terbukanya pasar dunia bagi
masyarakat agraris negara berkembang mencip
takan kesempatan bukan untuk merealokasi
sumber daya yang telah digunakan penuh (fully
employed), tetapi untuk memanfaatkan sumber
daya tanah dan tenaga kerja yang tidak bekerja
penuh (underemployed) guna memproduksi
output untuk ekspor ke pasar luar negeri
 Pengangguran di negara berkembang dapat
dikurangi melalui penciptaan kesempatan kerja
lokal dengan memberi perlindungan pada industri
dalam negeri (baik pertanian maupun industri)
terhadap persaingan luar negeri yang berbiaya
rendah
 Perlindungan dilakukan melalui penciptaan ber
bagai hambatan perdagangan (trade barrier) spt
tarif dan kuota
3. Asumsi immobilitas faktor produksi
 Pada kenyataannya, sumber daya modal dan tenaga
kerja bergerak antar negara
 Aliran global sumber daya memainkan peranan penting
dalam investasi luar negeri dan hubungan ekonomi
internasional
 Perusahaan-perusahaan multinasional (multinasional
corporations/MNC) membawa modal, teknologi, dan
SDM terampil ke seluruh dunia, termasuk negara
berkembang
 Dua fenomena ironis terjadi dalam perekonomian dunia
saat ini :
• Capital Flight, modal lari dari negara berkembang yang
sangat membutuhkan ke negara maju yang berlebihan
untuk mendapatkan jaminan keamanan dan hasil yang
lebih baik
• Brain Drain, tenaga terdidik/terampil pindah dari selatan
ke utara untuk mendapatkan kesempatan kerja yang
lebih baik
4. Teknologi tetap
 Seperti sumber daya modal yang tumbuh dengan cepat
dan disebarkan keseluruh dunia untuk mendapatkan
hasil yang maksimal, teknologi juga dikembangkan
dengan cepat sehingga berdampak pada hubungan
dagang dunia
 Salah satu dampak kemajuan teknologi negara maju
pada penghasilan ekspor negara berkembang adalah
penemuan subtitusi sintetis terhadap berbagai produk
primer tradisional seperti tiruan atau sintetis : karet, wol,
kapas, kulit
 Berbagai bahan plastik, stereofoam, fiberglass telah
menggantikan produk aslinya
5. Kedaulatan Konsumen
 Dlm perekonomian dgn persaingan sempurna, konsumen
memiliki kebebasan memilih sesuai selera dan
preferensinya
 Namun dlm realitanya, berbagai upaya dilakukan oleh
perusahaan nasional utk mempengaruhi se lera dan
preferensi konsumen, bahkan utk mencip takan
kebutuhan baru yg seblmnya tdk dikenal oleh
masyarakat
 Jenis2 makanan dan minuman, hamburger, french fries,
coca-cola, dan fast food lainnya dikenalkan di NSB dan
akibatnya mendesak jenis2 makanan tradisional
6. Penyesuaian Thd Perobahan Pasar Dunia
 Penyesuaian struktur ekonomi NSB thd perobah an
harga-harga dan pasar dunia jauh lbh sulit dlm realita
drpd dlm teorinya
 Dlm perekonomian NSB yg menggantungkan pd ekspor
bbrp produk primer telah dikerahkan selu ruh prasarana
ekonomi dan sosial spt pengolah an, jalan, komunikasi,
pengaturan kredit, pasar dsb, utk memfasilitasi produksi
dan distribusi pro duk2 tsb shg tdk mudah dipindahkan
ke kegiatan lainspt manufaktur
7. Persaingan Sempurna
 NSB yg berhasil mengembangkan produksi brg
manufaktur yg berbiaya rendah, padat karya utk ekspor
spt tekstil, sepatu, tas, alat olahraga, se ring mengalami
hambatan tarif dan non tarif (Tariff & Non Tariff
Barriers)
 Hambatan ini diciptakan oleh negara maju utk
membatasi masuknya brg murah ke pasar domes tiknya
shg akan menimbulkan pengangguran pd industri dalam
negeri yg berbiaya tinggi
8. Kenaikan Hasil yg Makin Berkurang
 Teori perdagangan internasional tradisional meng
gunakan asumsi kenaikan hasil yg tetap atau ma kin
berkurang dgn meningkatnya skala produksi (fixed or
diminishing return to scale of produc tion), sdg dlm
realitanya terjadi kenaikan hasil yg semakin bertambah
dgn meningkatnya skala pro duksi (increasing return to
scale) dan krn itu biaya produksi menurun shg
menimbulkan mono poli di pasar dunia
 Ekonomi skala produksi besar dan posisi monopoli
ditambah dgn kekuasaan non ekonomis dari perusahaan
multinasional menyebabkan neg industri dpt
melestarikan posisi dominan nya di pasar dunia. Dgn
demikian pasar dunia tdk mengandung persaingan
murni, tetapi persaingan tdk sempurna (imperfect
competition)
9. Resiko dan Ketdkpastian
Dalam kenyataannya pasar dunia utk komoditi
pri mer tdk lepas dari resiko dan ketdkpastian,
oleh krn itu konsentrasi pd satu atau dua ekspor
produk primer dpt menimbulkan instabilitas
perekonomian hal ini disebabkan krn nilai tukar
dan penghasilan devisa sulit diprakirakan
10. Peranan Pemerintah
 Teori perdagangan internasional tradisional meng
gunakan asumsi bhw pemerintah tdk berperan dlm
persaingan bebas ini
 Dlm realitanya pemerintah nasional suatu negara dpt
melakukan intervensi melalui subsidi, pajak, tarif, kuota
dlm ekspor dan impor, namun di tingkat dunia, tdk ada
pemerintah internasional yg efektif dpt mencegah ketdk
adilan dlm perda gangan dunia
 Pemerintah neg industri maju justru sering ber usaha
memperkuat dan melestarikan kesenjang an distribusi
sumber daya dan manfaat dari per dagangan
internasional melalui penciptaan skala besar dan
kekuatan ekonomi
 Selain itu neg kaya dpt mempengaruhi ekonomi dunia
melalui ketentuan2 dlm perjanjian multila teral spt WTO
 Dlm perjanjian multilateral tsb dimasukkan social clauses
(klausul2 sosial) yg dpt dijadikan alasan utk menolak impor
dari neg berkembang, spt :
@ hak azazi manusia, bhw brg2 primer itu dihasil
kan dgn mengeksploitasi tenaga kerja, spt
upah di bawah minimum standar, tdk diberikan
jaminan sosial
@ lingkungan hidup, bhw produk2 kayu itu dihasil
kan tanpa memperhatikan pelestarian hutan
tropis
 Sebaliknya utk ekspor brg2 manufaktur dari neg ma ju
didukung pemerintah melalui subsidi, dumping, n
keringanan pajak ekspor
11. Keseimbangan Neraca Pembayaran
• Sebagaimana model ekonomi keseimbangan umum
persaingan sempurna, maka teori perdagangan inter
nasional menggunakan asumsi bhw harga2 produk dan
sumber daya dlm negeri dan internasional sela lu dpt
menyesuaikan dgn kondisi2 permintaan dan penawaran
• Khususnya term of trade (rasio2 harga komoditi in
ternasional) selalu menyesuaikan permintaan dan
penawaran produk2 yg dpt diekspor dan di impor suatu neg
shg perdagangan selalu seimbang, arti nya nilai ekspor
selalu sama dgn nilai impor
• Dgn keseimbangan perdagangan dan tdk ada aliran modal
internasional, maka tdk ada masalah NPI dlm teori
perdagangan murni
• Dlm kenyataannya, banyak NSB mengalami defisit NPI
artinya aliran keluar devisa lbh banyak drpd aliran devisa
masuk, shg menimbulkan terkurasnya cadangan devisa,
dan kebutuhan pin jaman luar negeri
• Jadi pasar dlm perekonomian internasional meng
andung persaingan tdk sempurna (imperfect com
petition) dan sistem harga komoditi yg tidak di tentukan
pasar, sehingga mekanisme penyesuai an otomatis tdk
terjadi
12. Manfaat Bagi Warga NSB
 Dlm teori tradisional, manfaat perdagangan inter
nasional akan dinikmati oleh warga negara dari neg2 yg
melakukan perdagangan, termasuk neg berkembang yg
ikut dlm perdagangan
 Realitanya di NSB terdpt kantong2 ekonomi (en clave
economics) spt daerah pertambangan (mis Freeport di
Irian Jaya), perkebunan (mis kelapa sawit, Sumatera),
dan manufaktur (misalnya Batam) yg dimiliki asing
 Di daerah2 tsb perusahaan asing membayar sewa murah
utk penggunaan tanah, mendatangkan mo dal dan
tenaga terampil dari negaranya sendiri, menggunakan
tenaga tdk terampil lokal dgn upah minimum, dan
memberikan dampak kecil pd perekonomian setempat
 Dlm fenomena tsb ekspor produk primer hanya
menguntungkan perusahaan asing bukan warga negara
setempat
 Utk menganalisis penerima manfaat tsb dibeda kan
antara Produk Domestik Bruto/PDB (Gross Domestic
Product/GDP) dan Produk Nasional Bruto/PNB (Gross
National Product/GNP)
 PDB adalah seluruh nilai brg dan jasa yg dihasil kan
(baik olehusaha nasional maupun usaha asing) dlm
wilayah suatu negara selama setahun
 PNB adalah seluruh nilai brg dan jasa yg dihasil kan oleh
usaha nasional (baik dlm wilayah atau di luar wilayah
suatu negara) selama setahun
 Bila PDB > PNB maka besar kemungkinan bhw ekspor
akan lbh banyak memberi manfaat usaha asing yg
umumnya mempunyai skala produksi yg jauh lbh besar
drpd usaha nasional
 Selain itu, usaha2 asing di NSB sering merupakan bagian
dari usaha multinasional, atau sering melakukan
perdagangan dgn warga negara lain di negara maju
 Jadi perdagangan inter or intra industri yg terjadi
kelihatannya antara neg kaya dan neg miskin, te tapi
dlm kenyataan, perdagangan tsb terjadi antara negara2
kaya sendiri, shg akhirnya manfaatnya kembali ke
negara kaya juga.
Download