Siaran Pers EU-Indonesia meningkatkan kualitas

advertisement
 Untuk segera disiarkan Siaran Pers EU‐Indonesia meningkatkan kualitas infrastruktur ekspor dan meningkatkan volume perdagangan Jakarta, 9 April 2013 – Hari ini, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan dan Duta Besar Uni Eropa (EU) Julian Wilson, secara resmi meluncurkan fase kedua Program Dukungan Perdagangan EU‐Indonesia/ Trade Support Programme (TSP II) Melalui dana hibah empat tahun ini, UE mendukung berbagai kementrian dan lembaga pemerintah untuk membantu Indonesia memenuhi standar konsumen di UE dalam bidang kesehatan, keamanan, kualitas serta lingkungan hidup, sehingga Indonesia dapat memenuhi potensi perdagangannya secara maksimal. Program €15 juta dimulai pada tahun 2011 dan memiliki fokus untuk memenuhi kualitas infrastruktur ekspor dan memfasilitasi peningkatan akses terhadap pasar yang cukup menuntut, seperti UE. Indonesia dan UE telah menjalani kemitraan ekonomi selama lebih dari 30 tahun. Nilai perdagangan antara UE dan Indonesia tahun lalu mencapai €25 milyar, dengan surplus sebesar €5,7 milyar. Nilai perdagangan ini diharapkan dapat meningkat di masa depan. (Euro Stat 2013) “Indonesia dan UE adalah mitra yang strategis dalam perdagangan dan investasi. Indonesia terus meningkatkan pangsa pasarnya untuk bahan mentah dan industri‐industri dengan nilai tambah besar di UE dan meningkatkan kualitas produknya untuk memenuhi tuntutan pasar melalui penguatan kapasitas dari para produsen di Indonesia,” tutur Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan dalam acara Program Dukungan Perdagangan (TSP) II di Le Meridien Hotel, Jakarta 9 April 2013. “UE berkomitmen untuk memperdalam hubungan perdagangan dengan Indonesia dan melalui TSP II, kami berharap untuk memperkuat daya saing ekspor Indonesia di pasar UE dan meningkatkan nilai perdagangan diantara kedua belah pihak di tahun‐tahun yang akan datang terutama dalam bidang yang memiliki banyak nilai tambah. Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dan lembaga pemerintah lainnya dalam kegiatan ini,” kata Julian Wilson, Kepala Delegasi UE untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN. Indonesia adalah negara yang dinamis dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, serta perekonomian yang telah menghasilkan AS$846 miliar GDP tahun 2012 (Bank Dunia, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah mitra ekonomi yang penting bagi UE. Di sisi lain, UE merupakan kekuatan ekonomi paling besar di dunia yang berkontribusi terhadap 20 persen hasil produksi global. Nilai import UE mencapai nilai €1,32 triliun pada tahun 2012, menjadikannya tujuan ekspor ketiga terbesar di dunia untuk Indonesia. Walaupun volume perdagangan antara UE‐Indonesia baik, kemitraan ekonomi menghadapi pula berbagai tantangan. Kesadaran para konsumen akan produk‐produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungkan meningkat setiap tahunnya, sehingga tuntutan terhadap eksportir semakin tinggi pula. Dengan diproyeksikan berada pada peringkat ke‐7 sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030, Indonesia lebih dari siap untuk mengubah tantangan‐tantangan yang ada menjadi peluang‐peluang dan meningkatkan penetrasi ekspornya ke pasar UE yang mencapai seperlima dari total perdagangan dunia. TSP II dikoordinir oleh Kementerian Perdagangan dan melibatkan badan‐badan penting pemerintah seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Standardisasi Nasional, Badan Akreditasi Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. TSP II telah berhasil memenuhi beberapa tujuan program tersebut dan akan dipresentasikan pada acara hari ini, seperti:  Memastikan keamanan pangan dan keterlacakan untuk pala sebagai upaya untuk mengurangi kontaminasi jamur aflatoxin dan mycotoxin untuk pala yang dieskpor ke UE;  Mencegah dan memberantas Penangkapan Ikan secara Ilegal, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur (IUU) melalui sertifikasi hasil tangkapan sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh UE. Dengan skema sertifikasi ini Indonesia dapat mempertahankan dan menjamin posisinya sebagai negara yang memiliki akses terhadap ekspor ikan ke Eropa  Memastikan keamanan pangan untuk ekspor akuakultur Indonesia melalui pelaksanaan Rencana Pemantauan Residu Nasional. Rencana nasional ini bertujuan untuk memberi jaminan bahwa ikan, udang dan produk akuakultur lainnya yang diekspor dari Indonesia ke UE memenuhi standar batas‐batas yang berlaku dalam peraturan di Eropa;  Mengembangkan Sistem Manajemen Informasi untuk memungkinkan para eksportir mendapatkan informasi yang terpercaya mengenai standar‐standar dan peraturan teknis yang berlaku di pasar‐pasar ekspor utama, dan dimulai dengan UE. Untuk informasi lebih lengkpk mengenai peraturan teknis serta informasi untuk panduan ekspor, silahkan kunjungi: http://inatrims.kemendag.go.id. ‐‐selesai‐‐ Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Arlinda Imbang Jaya Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021‐3860371/021‐3508711 Email: [email protected] Frida Adiati Direktur Standardisasi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 3863928 Email: [email protected] Untuk informasi Uni Eropa di Indonesia, silahkan menghubungi: Tioria Silalahi Press & Information Officer Delegasi UE untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN Telp: 021‐25546261 Fax: 021‐25546201 Email: [email protected] Juan Casla Manager Program Kerja Sama Ekonomi Delegasi UE untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN Telp: 021‐25546261 Fax: 021‐25546201 Email: [email protected] 
Download