siaran pers - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Indonesia Akan Memiliki Satu Zona Waktu
Jakarta, 30 Mei 2012 – Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk menggabungkan
tiga zona waktu, yang selama ini dianut oleh Indonesia, menjadi satu. Penyatuan tiga
wilayah waktu yang terdiri dari Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah
(WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) tersebut dinilai akan menguntungkan Indonesia
dari sisi ekonomi.
Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, menyepakati rencana tersebut. Ia mengatakan
bahwa penyatuan zona waktu itu akan menguntungkan sektor perdagangan karena
transaksi perdagangan di Indonesia dapat dilakukan secara bersamaan. "Ini akan
mendatangkan keuntungan dibandingkan kalau kita mulai melakukan transaksi dagang di
waktu Indonesia bagian Barat, lalu di bagian Timur harus menunggu dua jam. Dalam dua
jam itu banyak sekali yang dapat dilakukan dalam perdagangan," ujarnya.
Pemberlakuan satu zona waktu ini rencananya akan dimulai pada 28 Oktober 2012.
Nantinya, waktu seluruh Indonesia akan mengikuti GMT +8 (sama dengan WITA). “Waktu
GMT +8 ini juga digunakan oleh China, Korea, Singapura, dan Malaysia, sehingga waktu
transaksi dagang kita akan sama dengan negara-negara tersebut. Ini jelas akan
menguntungkan,” jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI Ardiansyah
Parman.
Rencana penyatuan zona waktu ini tidak hanya dimiliki oleh Indonesia. China
menggunakan zona satu waktu dan Brasil juga berencana menggabungkan zona waktunya
menjadi satu karena pertimbangan efisiensi dan efektivitas bisnis, serta keamanan negara.
Negara lain yang mempunyai rencana sama adalah Rusia, yang akan menggabungkan
sebelas zona waktunya menjadi sembilan zona waktu.
Adanya perbedaan waktu menyebabkan koordinasi dan transaksi ekonomi antar wilayah
yang dapat dilakukan pada waktu bersamaan hanya tersisa 180 menit dari 480 menit
(delapan jam kerja) per hari. “Jika kita menganut satu zona waktu, maka waktu kerja
efektif delapan jam per hari akan dinikmati secara penuh di seluruh wilayah Indonesia,”
tambah Sekjen Ardiansyah Parman.
“Kami percaya bila GMT +8 ini diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, maka akan dapat
mendorong percepatan ekonomi nasional dan perluasan kesejahteraan masyarakat
Indonesia,” tegas Mendag.
Manfaat lain dengan menerapkan satu waktu, GMT +8, antara lain ruang komunikasi dan
produktivitas kinerja birokrasi dari Sabang sampai Merauke dapat ditingkatkan. Kemudian,
penyebarluasan informasi berbasis teknologi juga tidak terhalang selisih waktu, termasuk
siaran televisi, penggunaan internet dan pemanfaatan jaringan broadband.
Selain itu, bisnis jasa logistik nasional juga akan meningkat. Dunia penerbangan, misalnya,
dapat menarik keuntungan melalui flight time arrangement, produktivitas pesawat,
efisiensi awak pesawat dan peningkatan volume penerbangan. “Siapa tahu penyatuan
zona wilayah ini malah dapat menurunkan biaya usaha,” harap Sekjen Kemendag.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Frank Kandou
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
2
Download