1 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Manajemen
Manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan – kegiatan pekerjaan
sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan
melalui orang lain. Manajemen melibatkan efisiensi dan efektifitas penyelesaian
aktivitas – aktivitas kerja organisasi. Efisiensi mengacu pada memperoleh output
terbesar dengan input yang terkecil. Input yang langka meliputi sumberdaya seperti
orang, uang, peralatan di efisiensikan penggunaannya. Namun, tidak cukup hanya
sekedar efisien manajemen juga memfokuskan pada efektifitas. Efektifitas sendiri
biasanya diartikan sebagaimenyelesaikan kegiatan – kegiatan sehingga sasaran
organisasi dapat tercapai.
Menurut pendekatan fungsi manajemen menunjukkan aktivitas atau kewajiban
yang jelas ketika mengkoordinasikan pekerjaan orang lain secara efisien dan efektif.
Empat fungsi dasar manajemen:
a. Merencanakan
Fungsi manajemen yang mencakup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan
strategi
untuk
mencapai
sasaran
itu,
dan
menyusun
mengintegrasikan dan mengoordinasikan sejumlah kegiatan.
b. Mengorganisasi
6
rencana
untuk
7
Fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas
– tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat.
c. Memimpin
Fungsi manajemen yang mencakup memotivasi bawahan, mempengaruhi
individu atau tim sewaktu mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang
paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku
karyawan.
d. Mengendalikan
Fungsi manajemen yang mencakup memantau kinerja aktual, membandingkan
aktual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu.
Peran manajemen mengacu pada kategori – kategori tertentu perilaku manajerial.
Sepuluh peran manajerial dikelompokkan manjadi tiga yaitu:
a. Peran antarpribadi dimana peran manajerial ini melibatkan orang (bawahan dan
orang di luar organisasi) dan kewajiban lain yang bersifal seremonial dan
simbolis. Tiga peran antarpribadi itu meliputi menjadi seorang tokoh pemimpin,
pemimpin, penghubung. Pemimpin simbolis diperlukan untuk menjalankan
sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal dan sosial. Pemimpin bertanggung
jawab untuk motivasi bawahan, bertanggung jawab untuk mengisi staff, melatih,
dan tugas – tugas yang terkait. Penghubung menyelenggarakan jaringan kontak
dan pemberi informasi luar yang berkembang sendiri yang memberikan
dukungan dan informasi.
8
b. Peran informasional meliputi menerima, mengumpulkan dan menyebarkan
informasi. Tiga peran informasional meliputi pemantau, penyebar dan juru
bicara. Pemantau mencari dan menerima beraneka ragam informasi internal dan
eksternal untuk mengembangkan pemahaman yang menyeluruh tehadap
organisasi dan lingkungannya. Penyebar meneruskan informasi yang diterima
dari orang luar atau dari bawahan kepada para anggota organisasi. Juru bicara
meneruskan informasi kepada orang luar mengenai rencana, kebijakan, tindakan,
dan hasil organisasi dll.
c. Peran pengambilan keputusan yaitu peran manajerial yang berkisar seputar
membuat pilihan. Keempat peranan pengambilan keputusan itu meliputi
kewirausahaan, penyelesaian gangguan, pembagi sumber daya dan perunding.
Wirausahawan mencari di dalam organisasi dan lingkungannya peluang dan
inisiatif proyek – proyek perbaikan untuk melakukan perubahan. Penyelesai
gangguan bertanggung jawab atas tindakan korektif bila organisasi menghadapi
gangguan mendadak dan penting. Pengalokasi sumber bertanggung jawab
terhadap alokasi segala sumberdaya organisasi membuat atau menyetujui semua
keputusan organisasi yang berarti. Perunding bertanggung jawab mewakili
organisasi pada perundingan – perundingan besar.
Dalam proses manajemen diperlukan tiga keahlian atau kompetensi yang hakiki.
Keahlian teknis mencakup pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus tertentu,
misalnya perekayasaan, komputer, akuntansi, atau pabrikasi. Keahlian ini lebih
penting pada tingkat manajemen yang lebih rendah karena para manajer itu
9
berhadapan langsung dengan karyawan yang melakukan pekerjaan organisasi.
Keahlian tentang orang meliputi kemampuan untuk bekerja sama dengan baik
dengan orang lain secara perorangan atau dalam kelompok. Keahlian konseptual
adalah keahlian yang harus dimiliki oleh manajer untuk berpikir dan berkonsep
tentang situasi yang abstrak dan rumit.
2.2 Manajemen Operasi
2.2.1 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006, p.4) produksi adalah proses
penciptaan barang dan jasa sedangkan Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengbah input menjadi
output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa, berlangsung di semua organisasi.
Dalam perusahaan manufaktur terlihat aktivitas yang produksi yang menghasilkan
barang sedangkan pada perusahaan yang tidak menghasilkan barang secara fisik, fungsi
produksi tidak terlihat secara jelas. Contohnya adalah proses yang terjadi di bank, rumah
sakit, perusahaan penerbangan, atau akademi pendidikan.
Manajemen operasi didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem
yang memproduksi dan memberikan produk utama perusahaan dan layanan jasa. Chase,
Jacobs dan Aquilano (2005, p.6)
2.2.2 Pengertian Riset Operasi
10
Operations didefinisikan debagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa
masalah atau hipotesa. Sementara kata research adalah suatu proses yang terorganisasi
dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesa tadi. Operation Research secara
teoritis secara teoritis merupakan ilmu pengetahuan yang berakar ke Scientific
Management yang dipelopori oleh Taylor pada abad XVII.
Di inggris, Operations Research dikenal sebagai Operational Research dengan
definisi riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah
rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengolahan dari suatu sistem besar manusia,
mesin, bahan dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan pertahanan. Pendekatan
khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan
ukuran-ukuran faktor-faktor seperti kesempatan dan resiko, untuk meramalkan dan
membandingkan hasil-hasil dan beberapa keputusan, strategi atau pengawasan.
Tujuannya adalah membantu pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan dan
tindakannya secara ilmiah.
Dipicu oleh keberhasilan Operations Research di dalam operasi-operasi militer
Perang Dunia II, berbagai bidang industri dan usaha secara bertahap menjadi tertarik
dengan bidang baru ini. Paling sedikit ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan
Operations Research yang sangat pesat di bidang industri.
Pertama adalah kemajuan yang pesat di dalam perbaikan dan perkembangan teknikteknik Operations Research. Setelah perang selesai, beberapa ahli yang berpartisipasi di
11
dalam tim Operations Reseach termotivasi untuk melakukan penelitan lebih lanjut.
Faktor kedua adalah perkembangan teknologi komputer yang dramatik. Komputer telah
memungkinkan perhitungan yang rumit pada teknik Operations Research dilakukan
dengan sangat mudah dan cepat. Namun demikian, kedua faktor ini juga telah menjadi
faktor pendorong yang luar biasa bagi perkembangan teknik-teknik Operations Research
di bidang Industri.
Model-model dalam Operation Research adalah teknik-teknik optimisasi, yaitu suatu
teknik penyelesaian terhadap permasalahan matematis yang akan menghasilkan sebuah
jawaban optimal. Istilah optimal bersifat teoritis, artinya bisa dibuktikan secara
matematis. Model adalah penggambaran atau tiruan dari dunia nyata. Di dalam
Operations Research, abstraksi tersebut diwujudkan ke dalam model-model matematis.
Oleh karena itu, keputusan optimal dari sebuah model mungkin merupakan keputusan
terbaik, atau mungkin tidak. Hal itu tergantung kepada kemampuan model untuk
mewakili persoalan. Sebuah penyelesaian optimal yang dihasilkan oleh sebuah model
adalah sebuah penyelesaian matematis sehingga hasil tersebut hendaknya ditafsirkan
sehingga dapat dibuat sebuah kebijaksanaan
2.2.3 Parameter Biaya dan Laba
Biaya yang timbul dari pengoperasian sebuah sistem dapat di kelompokan kedalam
tiga macam biaya, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.
12
a. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah secara langsung dengan satuan yang
diproduksi. Di dalam realitas,karakteristik biaya variabel tidak selalu linear; namun
demikian untuk kebutuhan analisis praktis bentuk linear semacam itu paling sering
digunakan. Secara singkat bisa dikatakan bahwa bila suatu elemen biaya bertambah
besar karena produksi bertambah maka elemen biaya tersebut adalah biaya variabel.
b. Biaya tetap adalah elemen biaya yang tidak berubah pada setiap satuan barang yang
diproduksi. Biaya tetap pada dasarnya telah dibayarkan sehingga tidak ada keputusan
yang dapat mempengaruhi pengeluaran tersebut
c. Biaya semi variabel adalah elemen biaya yang berubah dengan arah yang sama
dengan unit yang di produksi namun kurang proporsional,atau dengan kata lain tidak
linear. Contohnya adalah biaya pemeliharaan, indirect labor (pengawas)
Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Berdasakan defenisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya yang diperlukan untuk mengolah bahan
baku menjadi bahan jadi. Dari uraian di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur
biaya produksi terdiri dari:
a. Bahan baku langsung (direct material)
b. Tenaga kerja langsung (direct labor)
13
c. Overhead pabrik (manufacturing overhead).
Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah
untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur
biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran produksi.
Untuk teknik-teknik operation research yang menggunakan fungsi-fungsi
matematika berkarakteristik linear, tidak semua jenis biaya tersebut dapat digunakan,
hanya biaya variabel yang memiliki karakteristik linear yang dapat digunakan. Biaya
variabel yang tidak memiliki karakteristik linear kemudian dipisahkan menjadi biaya
variabel dan biaya tetap.
Laba, secara sederhana adalah harga dikurangi biaya-biaya. Pengertian laba secara
operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari
transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
2.2.4 Maksimalisasi Laba
Maksimalisasi laba mengacu pada proses dimana perusahaan fokus pada
memaksimalkan keuntungan atau mendapatkan keuntungan terbaik dalam jenis tertentu
bisnis mereka. Maksimalisasi laba hanyalah sebuah proses melakukan segala upaya
untuk mencapai keuntungan maksimum dari semua operasi bisnis.
Sedangkan optimalisasi laba adalah sebuah proses pencapaian keuntungan dari
tempat yang tepat. Misalnya, jika perusahaan memuttuskan untuk mengurangi biaya
14
tenaga kerja, dengan tujuan akhir memperoleh keuntungan lebih maka hal tersebut
bukan keuntungan yang optimal karena hal tersebut hanya merupakan suatu kegiatan
maksimisasi keuntungan. Jenis maksimalisasi yang pada akhirnya menyebabkan
hilangnya keuntungan dalam bisnis karena tidak berasal dari kegiatan yang tepat.
2.3 Linear Programming
2.3.1 Sejarah Linear Programming
LP adalah salah satu teknik Operations Research yang paling banyak digunakan
perusahaan-perusahaan di Amerika menurut penelitian Turban, Russel, Ledbetter, Cox
dan lain- lain. Siswanto (2006, p.23)
Model LP dikembangkan dalam tiga tahap, antara lain pada tahun 1939-1947.
Pertama kali dikembangkan oleh Leonid Vitaliyevich Kantorovich, ahli matematika
Rusia yang memperoleh Soviet government’s Lenin Prize pada tahun 1965 dan the
Order of Lenin pada tahun 1967; kedua, oleh Tjalling Charles Koopmans, ahli ekonomi
dari Belanda yang memulai karir intelektualnya sebagai fisikawan yang melontarkan
teori Kuantum Mekanik; dan ke-3, George Bernard Dantzig yang mengembangkan
Alogaritma Simpleks.
Pada tahun 1930, Kantorovich dihadapkan pada kasus nyata optimisasi sumbersumber yang tersedia di pabrik. Dia mengembangkan sebuah analisis baru yang nantinya
akan dinamakan LP. Kemudian pada tahun 1939, Kantorovich menulis buku “The
Mathematical Method of Production Planning and Organization”, di mana Kantorovich
15
menunjukkan bahwa seluruh masalah ekonomi dapat dilihat sebagai usaha untuk
memaksimumkan suatu fungsi terhadap kendala-kendala. Di sisi lain, Koopmans sejak
awal sudah bergelut dengan matematika ekonomi dan ekonometri. Dia mengembangkan
teknik Activity Analysis yang sekarang dikenal dengan LP. Makalah-makalah yang
dipublikasikan Koopmans selama tahun 1960-an mengupas masalah tentang bagaimana
membagi pendapatan nasional antara konsumsi dan investasi secara opimal.
Kantorovich dan Koopmans telah memberi kontribusi pada teori optimisasi alokasi
sumber dan memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1975. Namun
demikian, juga ada nama-nama lain yang berperan di dalam pengembangan model ini,
yaitu J. von Neuman. Bahkan dia yang mengembangkan “Activity Analysis of
Production Set” sebelum dilanjutkan oleh Koopmans. Pada saat itu, teknik yang mereka
kembangkan dikenal dengan istilah “Programming of Interdependent Activities in a
Linear Structure”. Istilah LP diusulkan oleh Koopmans ketika mengunjungi Dantzig di
RAND Corporation pafa tahun 1948. Dan istilah ini menjadi populer dan digunakan
hingga sekarang.
2.3.2 Pengertian Linear Programming
Siswanto (2006, p.38) menyatakan bahwa LP adalah salah satu model Operations
Research yang menggunakan teknik optimisasi matematika di mana seluruh fungsi harus
berupa fungsi matematika linear.
16
LP adalah suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer
operasi dalam merencanakan dan membuat keputusanyang diperlukan untuk
mengalokasikan sumber daya. Jay Heizer dan Barry Render (2006, p.588)
2.3.3 Persyaratan Sebuah Linear Programming
Semua persoalan LP mempunyai empat sifat umum:
1. Persoalan LP bertujuan untuk memaksimalkan atau meminimalkan kuantitas (pada
umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut fungsi tujuan dari suatu
persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan pada umumnya untuk memaksimalkan
laba jangka panjang. Dalam kasus lain seperti sistem distribusi penerbangan atau
angkutan, pada umumnya bertujuan untuk meminimalkan biaya.
2. Adanya batasan atau kendala, yang membatasi tingkat sampai di mana sasaran dapat
dicapai. Sebagai contoh, keputusan untuk memproduksi berapa banyak unit dari tiap
produk dalam satu lini produk perusahaan, dibatasi oleh tenaga kerja dan permesinan
tersedia. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan atau meminimalkan suatu kuantitas
(fungsi dan tujuan) bergantung kepada sumber daya yang jumlahnya terbatas (batasan).
3. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan menghasilkan tiga produk berbeda, manajeman dapat menggunakan LP
untuk memutuskan bagaimana cara mengalokasikan sumber dayamya yang terbatas
(tenaga kerja, permesinan, dan seterusnya). Jika tidak ada alternatif yang dapat diambil
maka LP tidak dibutuhkan.
17
4. Tujuan dan batsan dalam permasalahan LP harus dinyatakan dalam hubungan dengan
pertidaksamaan atau persamaan linear.
2.3.4 Linearitas dan Dalil Matematika
Istilah LP secara eksplisit telah menunjukkan karaktertistiknya. Seluruh fungsi
matematika model harus berupa fungsi matematika linear dan penyelesaian optimal
diturunkan melalui teknik optimisasi linear. Karena penyelesaian model ini
menggunakan teknik optimisasi linear maka sebagai konsekuensinya seluruh asumsi dan
dalil matematika yang berlaku bagi teknik penyelesaian tersebut juga berlaku bagi model
LP. Sebagai contoh, perhatikan fungsi matematika linear berikut,
a1x1 + a1x2 + a1x3 = b1
Agar fungsi matematika tersebut tetap terpenuhi oleh perubahan parameter-parameter
yang terjadi, maka ruas kiri (a1, a2, a3) harus diimbangi oleh perubahan parameter pada
ruas kanan (b1). Bila seluruh parameter ruas kiri dikalikan dengan dua, maka “b1” juga
harus dikalikan dengan dua sehingga fungsi matematika tersebut menjadi:
2a1x1 + 2a1x2 + 2a1x3 = 2b1
Peranan dalil semacam ini di dalam model menjadi sangat penting mengingat fungsi
matematika bisa mewakili aneka realitas. Sebagai contoh, bila “b1” mewakili kapasitas
mesin dalam satuan ton sedang Xi mewakili produk yang harus diproduksi di mesin itu
dan parameter “ai” menunjukkan satuan waktu proses yang diperlukan oleh setiap unit
18
Xi, maka kita tidak mungkin menyetarakan kedua macam parameter yang berbeda satuan
tersebut dan merumuskannya ke dalam sebuah fungsi matematika. Bila “a1” dalam
satuan jam, maka “b1” harus dinyatakan dalam satuan yang setara, misal bisa dalam hari,
jam, menit atau bahkan detik. Yang terpenting adalah kesetaraan itu harus tetap dijaga.
Dengan demikian, kini bisa disimpulkan dua hal. Pertama, seluruh dalil matematika
yang berhubungan dengan fungsi matematika line4a dan penyelesaian optimisasi linear
berlaku untuk model LP. Kedua, suatu kasus di mana hubungan antara variabel-variabel
yang terkait tidak berkarakteristik linear tidak mungkin dimodelkan ke dalam LP.
2.3.5 Model Linear Programming
Model adalah suatu tiruan terhadap realitas. Langkah untuk membuat peralihan dari
realitas ke model kuantitatif, dinamakan perumusan model, adalah sebuah langkah
penting pertama pada penerapan Operation Research, di dalam manajemen. Pemahaman
terhadap unsur-unsur model akan sangat memnbantu untuk mengatasi kesulitan ini.
Model LP memiliki tiga unsur utama yaitu:
1. variabel keputusan
2. fungsi tujuan
3. fungsi kendala
Variabel keputusan adalah variabel persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan
yang hendak dicapai menurut Siswanto (2006, p.25). Dalam proses pemodelan,
19
penemuan variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya.
Fungsi tujuan. Dalam LP, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan ke dalam
sebuah fungsi matematika linear. Kemudian fungsi tersebut dimaksimumkan atau
diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada.
Kendala-kendala fungsional. Manajemen menghadapi berbagai kendala untuk
mewujudkan tujuan-tujuannya. Kenyataan tentang eksistensi kendala-kendala tersebut
selalu ada, misal:
1. Keputusan untuk meningkatkan volume produksi dibatasi oleh faktor-faktor
seperti kemampuan mesin, jumlah sumber daya manusia dan teknologi yang
tersedia.
2. Manajer produksi harus menjaga tingkat produksi agar permintaan pasar
3. Agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar tertentu maka unsur
bahan baku yang digunakan harus memenuhi kualifikasi umum.
Dengan demikian kendala dapat diumpamakan sebagai suatu pembatas terhadap
kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam fungsi
matematika linear. Dalam hal ini, sesuai dengan dalil-dalil matematika terdapat tiga
macam kendala yaitu:
1. Kendala berupa pembatas
20
2. Kendala berupa syarat
3. Kendala berupa keharusan
Ketiga macam kendala akan ditemui pada setiap susunan kendala kasus LP, baik
salah satu maupun gabungan ketiganya. Dengan demikian, LP adalah sebuah metode
matematis yang berkarakteristik linear untuk menemukan suatu penyelesaian optimal
dengan cara memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu susunan
kendala. Siswanto (2006, p.26)
2.3.6 Model Matematis
Berbeda dengan bentuk-bentuk fungsi matematika pada model optimisasi pada
umumnya, model matematis pada LP memiliki struktur tertentu yang bersifat baku agar
realitas dijelaskan dengan baik oleh model atau agar realitas itu bisa dibaca langsung
melalui fungsi-fungsi matematika yang mewakili model.
Struktur model matematis teknik LP diawali oleh fungsi tujuan yaitu sebuah fungsi
matematika yang mencerminkan tujuan model. Fungsi tujuan itu harus diminimumkan
atau dimaksimumkan terhadap suatu susunan kendala sehingga di dalam fungsi tujuan
harus muncul pernyataan mengenai arah tersebut. Oleh karena itu, hanya ada dua
kemungkinan fungsi tujuan yaitu,
1. Maksimumkan Z = f(x1,x2,…,xn)
2. Minimumkan Z = f(x1,x2,…,xn)
21
Dalam hal ini notasi Z digunakan untuk menandai nilai fungsi tujuan, di mana nilai Z
tergantung pada nilai x1,x2,…,xn yang berfungsi sebagai variabel bebas. Pemaksimuman
atau peminimuman fungsi tujuan terhadap fungsi kendala akan menghasilkan
penyelesaian optimal, yaitu nilai variabel keputusan xj yang memenuhi seluruh fungsi
matematika kendala dan membuat nilai fungsi tujuan menjadi ekstrem.
2.4 Kajian Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Judul
Penyusunan Anggaran
Sumber
Narumondang Bulan Siregar
Hasil Jurnal
Anggaran merupakan hasil kerja
Perusahaan sebagai Alat
berupa taksiran yang digunakan
Manajemen dalam
sebagai pedoman untuk masa
Pencapaian Tujuan
yang akan datang, dan disusun
secara sistematis dalam bentuk
naskah.
Penentuan Laba Optimal
Suryadi
Untuk
meningkatkan
laba
Melalui Fungsi Pendapatan
perusahaan perlu meningkatkan
dan Biaya
efisiensi cara produksinya dan
menekan biaya bahan baku dan
22
tenaga kerja.
Sumber: google.co.id
2.5 Kerangka Pemikiran
Persaingan industri yang semakin ketat, membuat perusahaan menerapkan
berbagai macam strategi untuk memperoleh keunggulan bersaing dari pesaingnya dalam
hal memaksimalkan laba didalam perusahaan. Cara yang jitu untuk perusahaan ini
adalah dengan cara peningkatkan pada segi kinerja, meminimalisasi pengeluaran barang
di bidang produksi (operasi), serta memberikan maintenance kepada mesin secara
berkala agar tidak tejadi kerusakan yang fatal pada saat mesin sedang beroperasi.
23
PT.Bukaka Teknik
Utama
Unit Usaha
Boarding Bridge
Two Tunnel
Three Tunnel
Optimalisasi
Produksi
Biaya Bahan
Baku
Biaya Upah
Tenaga Kerja
Linear
Programming
Laba Produksi
Yang Optimal
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran
Biaya Overheat
Mesin Pabrik
Download