siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
DEPARTEMEN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pusat HUMAS Departemen Perdagangan
Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Tel: 021-3858216, 23528400/Fax: 021-23528456
www.depdag.go.id
Rapat Kerja Departemen Perdagangan 2008:
Tingkatkan Nilai Tambah Ekonomi untuk Perkuat Pasar Dalam Negeri
Jakarta, 11 Agustus 2008 – Jajaran birokrasi Departemen Perdagangan harus mampu ciptakan
sistem peningkatan nilai tambah ekonomi secara lebih luas melalui kemudahan, kecepatan distribusi
barang dan efisiensi biaya transportasi. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat
membuka Rapat Kerja Departemen Perdagangan tahun 2008 yang bertema ”Mengembangkan
Kreativitas Sektor Perdagangan dalam Rangka Kebangkitan Perekonomian Nasional” hari ini,
bertempat di Istana Wakil Presiden.
Wakil Presiden menambahkan bahwa jajaran Departemen Perdagangan di pusat dan daerah harus
pro-aktif turun ke lapangan untuk meningkatkan pengetahuan riil guna mengetahui dengan pasti
tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini akan mempermudah dalam mencari solusi dan langkah
konkrit atas setiap permasalahan dan dinamika yang terjadi di sektor perdagangan secara
komprehensif. Selain itu untuk memperkuat kompetensi jajaran aparatur pemerintah daerah yang
memimpin sektor perdagangan, sudah seyogyanya mereka memiliki sertifikasi di bidang
perdagangan melalui peningkatan kemampuan substansi perdagangan.
Wapres menyinggung pula walaupun selama kurun waktu 10 tahun terakhir ini, Indonesia telah
mencatat kemajuan ekonomi yang berarti, namun untuk tahun 2009 yang akan datang langkah aksi
perlu berfokus antara lain pada upaya meningkatkan ketahanan pangan melalui peningkatan
produksi beras menjadi 2 juta ton sehingga tidak perlu impor; menyediakan pupuk sesuai kebutuhan
petani, serta melakukan gerakan hemat energi di seluruh lapisan aparatur pemerintah melalui
pengaturan yang mengikat dan efektif untuk diimplementasikan.
Ditegaskan oleh Wapres bahwa ada dua hal yang harus dijadikan acuan guna kemajuan sektor
perdagangan ke depan, dimana sektor perdagangan menghadapi tantangan yang sekaligus menjadi
tugas di masa mendatang. Pertama, penting meningkatkan aktivitas perdagangan luar negeri demi
kemajuan bangsa, mengingat tidak ada satupun negara di dunia ini dapat memenuhi kebutuhannya
tanpa melakukan impor. Namun hal ini dilakukan dengan tetap mengedepankan dan selaras dengan
kepentingan perdagangan dalam negeri. Kedua, bagaimana memperkuat perdagangan dalam
negeri melalui penerapan sistem peningkatan nilai tambah ekonomi, terkait dengan kecepatan dan
efisiensi biaya transportasi akibat perpindahan waktu dan tempat atas produk barang dan jasa yang
diperdagangkan.
Sebelumnya, ditempat yang sama, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyampaikan
kepada Wapres bahwa Raker Depdag 2008 ini merupakan siklus manajemen berkala, guna
mengevaluasi pencapaian kinerja Depdag selama tahun 2007-2008 serta kinerja pada tahun yang
sedang berjalan. "Sekaligus untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan program pembangunan
sektor perdagangan tahun 2009 antara pusat dan daerah dalam rangka merampungkan Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2009 sektor perdagangan, serta pencapaian sasaran RPJMN 2004-2009
yang akan berakhir pada 2009," tegas Mendag.
Di hadapan sekitar 200 peserta yang terdiri dari sejumlah Pejabat Eselon I dan II Departemen
Perdagangan, para Kepala Dinas Perindag seluruh Provinsi, Atase Perdagangan, Kepala ITPC
(Indonesia Trade Promotions Centre), Kepala KDEI Taiwan serta beberapa Kepala Dinas Perindag
Kabupaten/Kota, serta pejabat eselon III yang menangani program dan sektor perdagangan di
daerah, Mendag menambahkan bahwa untuk mengatasi tantangan eksternal akibat dinamika
perdagangan global yang masih dipenuhi ketidakpastian maka dituntut kreativitas dalam upaya
peningkatan perekonomian nasional, sehingga potensi yang ada dapat direalisasikan dan pada
akhirnya sasaran-sasaran RPJMN 2004-2009 dapat tercapai.
Untuk itu, dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional, sektor perdagangan
memprioritaskan kebijakannya pada 2 (dua) kegiatan utama, mencakup pertumbuhan ekspor dan
daya saing Indonesia serta upaya menjaga kestabilan bahan pokok dan kesejahteraan
pedagang kecil.
Capaian ekspor Indonesia selama kurun waktu tahun 2004 ke tahun 2007 cukup menggembirakan
dengan angka peningkatan yang signifikan. Dalam kurun waktu tersebut, nilai ekspor Indonesia dari
Rp71,6 miliar menjadi Rp114 miliar atau hampir naik dua kali lipat. Rata-rata pertumbuhan tercatat
sebesar 30,8 persen untuk total ekspor dan 23,2 persen untuk nonmigas. “Kondisi ini selain
didorong oleh harga komoditi dan beberapa diantaranya karena peningkatan volume ekspor seperti
produk kertas, otomotif, TPT dan sepatu, juga terbantu dengan keadaan makro ekonomi dan politik
Indonesia yang relatif lebih stabil serta kerjasama regional IJ-EPA yang telah diimplementasikan. Di
tengah ketidakpastian perekonomian dunia, pertumbuhan ekspor ke AS dan Uni Eropa justru di atas
tren dari semula tahun 2007 masing-masing sebesar 5 persen dan 11,4 persen menjadi 16,7 persen
dan 19,1 persen,” ujar Mendag.
Dalam hal kestabilan harga, Mendag menjelaskan dengan usaha yang maksimum pemerintah telah
dapat mengatasi gejolak harga pangan yang terjadi di paruh waktu pertama tahun 2008. Saat ini
harga pangan, terutama beras, mulai stabil dan bahkan ada yang bergerak turun. Stabilitas harga
pangan ini disebabkan oleh peningkatan produksi dan stok yang mencukupi. Agar kestabilan harga
tetap terjaga diperlukan Early Warning System sebagai langkah antisipatif dan koordinasi antara
pemerintah pusat dan daerah untuk menghindari gangguan distribusi menjelang bulan puasa dan
lebaran.
Dalam upaya mengembangkan kemajuan sektor ritel modern dan sektor ritel tradisional secara
seimbang dan berkeadilan, Mendag menekankan bahwa telah ditetapkan Perpres 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Perpres ini mengatur mengenai zonasi; pengeluaran perizinan pusat perbelanjaan/ritel
modern/pasar tradisional; trading terms untuk pemasok ke ritel modern; standar, norma dan
pedoman untuk pasar tradisional yang harus mengutamakan pedagang kecil yang telah berada di
lokasi awal dalam proses revitalisasi pasar; yang seluruhnya bermuara pada pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan pedagang kecil. Oleh karenanya, Peraturan Daerah sebagai
implementasi dari Perpres tersebut haruslah tetap mengedepankan pengembangan pasar
tradisional yang berdaya saing, menuju pasar yang sehat, bersih, nyaman dengan manajemen
modern yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah.
Langkah tindak lanjut yang perlu dilakukan Depdag untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor dan
daya saing menurut Mendag adalah dengan melakukan berbagai program antara lain (1) menjaga
iklim investasi yang kondusif, mengatasi berbagai hambatan ekspor dan menjaga kelancaran arus
barang, menjaga dan membuka akses pasar serta pengamanan pasar; (2) melakukan promosi dan
pemahaman mengenai pasar (market intellegence), lobi dan negosiasi yang lebih intens serta
melakukan diversifikasi pasar, produk dan jasa; (3) mendorong keunggulan daerah (produk per
daerah), peningkatan mutu, desain, packaging dan branding sejalan dengan cetak biru ekonomi
kreatif dan program Indonesia Design Power (IDP), serta (4) menggali dan mengembangkan potensi
pasar dalam negeri melalui pengembangan beberapa komoditi yang dapat ditingkatkan produksinya
di dalam negeri, serta promosi dan sosialisasi/kampanye yang konsisten mengenai pengunaan
produk dalam negeri antara lain dengan menggiatkan diversifikasi pangan, kuliner tradisional, dan
produk busana nasional.
“Pasar dalam negeri merupakan peluang dan potensi yang besar dalam menghadapi ketidakpastian
di luar negeri saat ini mengingat selain besarnya jumlah penduduk juga meningkatnya pendapatan
dan daya beli yang masih baik, terbukti adanya peningkatan penjualan mobil dan motor sekitar 40
persen,” jelas Mendag.
Raker Departemen Perdagangan tahun 2008, akan berlangsung mulai hari ini sampai dengan esok
selasa 12 Agustus 2008 bertempat di hotel Borobudur, Jakarta.
--Selesai--
Informasi lebih lanjut, hubungi:
Srie Agustina
Kepala Pusat Humas
Departemen Perdagangan
Tel: 021-3858216, 23528400
Fax: 021-23528456
E-mail : [email protected]
Karyanto Suprih
Plt Kepala Biro Perencanaan
Departemen Perdagangan
Email : [email protected]
Download