BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum
terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization
(WHO) menetapkan tema untuk Hari Kependudukan Dunia yaitu “Kehamilan
Remaja”. Hal ini menandakan kasus tersebut perlu diperhatikan oleh seluruh
warga dunia. Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta anak perempuan berusia
15-19 tahun melahirkan setiap tahun (WHO, 2012). Kejadian kehamilan remaja
banyak terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah, termasuk
Indonesia. Di Indonesia jumlah remaja berusia 15-19 tahun menurut Badan Pusat
Statistik, sebesar 20,9 juta atau 9 % dari total penduduk (BPS, 2010).
Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012,
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur atau “Age Specific Fertility Rate
(ASFR)” terjadi 48 kelahiran per 1000 perempuan usia 15-19 tahun (SDKI cit
BKKBN, 2012). Hal ini masih jauh dari target sasaran Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014 yang dilaporkan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dimana harapan ASFR hanya
sebesar 30 kelahiran per 1000 perempuan usia 15-19 tahun (Bappenas, 2013). Di
Yogyakarta, Kehamilan Tidak Dikehendaki (KTD) pada remaja selama kurun 2007,
tercatat 460 kasus. Terjadi peningkatan 30 kasus dibanding tahun 2006, yang
berjumlah 430 kasus. Kejadian ini meningkat pesat pada tahun 2013, berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan di Departemen Kesehatan Daerah Istimewa
1
2
Yogyakarta (Dinkes DIY) jumlah kehamilan remaja pada tahun 2013 sebesar
1103. Jumlah kehamilan tidak di kehendaki pada remaja usia 15-19 di Sleman
sebesar 249 kasus (Dinkes DIY, 2013).
Kejadian kehamilan remaja dipengaruhi oleh adanya hubungan seksual
pra nikah yang dilakukan pada masa subur. Seks pra nikah di kalangan remaja
dipengaruhi oleh lemahnya nilai-nilai moral pada remaja dan masyarakat akibat
arus globalisasi yang semakin pesat dan mudahnya mengakses informasi yang
berbau pornografi melalui media massa (Widiastuti, 2005). Selain itu keluarga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi kejadian kehamilan remaja.
Keluarga merupakan lingkungan utama yang membentuk perkembangan remaja.
Kontrol dari keluarga sangat penting untuk mengetahui seberapa jauh pergaulan
remaja. Remaja yang mengalami kehamilan pra nikah mempunyai tingkat
kebersamaan yang rendah di dalam keluarga. Komunikasi yang kurang terbuka
mengenai kesehatan reproduksi serta pola asuh keluarga yang sangat otoriter juga
berpengaruh terhadap kejadian kehamilan pra nikah remaja (Ginting, 2004).
Lingkungan keluarga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
terbentuknya perilaku kesehatan. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja
menyebabkan konflik di dalam keluarga, orang tua menganggap kehamilan
merupakan penyimpangan dari norma yang dianut sejak dini. Konflik berdampak
pada kurangnya pemberian dukungan, dimana dukungan merupakan aspek
penting untuk perkembangan remaja dan janinnya (James & Strumpher, 2012).
Namun dalam studi pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Sayegan,
Kabupaten Sleman pada tanggal pada tanggal 10 Juni 2014 pukul 10.15, keluarga
3
dan partisipan manganggap kehamilan merupakan takdir Tuhan dan harus
diterima dengan sukacita. Keluarga memberikan dukungan penuh, walaupun
awalnya merasa sedih dan marah mengetahui kehamilannya.
Secara psikologis remaja dengan kehamilan pra nikah akan merasa
tertekan, takut, bingung, dan malu, akibatnya mereka cenderug melakukan aborsi.
Berdasarkan data BKKBN tahun 2010 aborsi yang terjadi di Indonesia mencapai
2,4 juta jiwa per tahun dan sekitar 33% diantaranya adalah remaja (BKKBN,
2010). Remaja yang hamil kurang mendapat dan menjalani perawatan antenatal
(ANC), hal ini dikarenakan kurang mengetahui pentingnya perawatan antenatal
dan juga merasa malu dan takut untuk melapor (Setianingrum, 2013).
Remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan biasanya terlambat
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, dan hanya sekali melakukan
pemerikasaan hanya ketika sakit (Purbanova, 2006). Perasaan malu untuk bertemu
dengan orang sekitar juga dapat menghambat remaja untuk mencari pelayanan
kesehatan. Selain itu, keadaan ekonomi remaja juga sangat mempengaruhi,
keadaan ekonomi remaja yang kekurangan, membuat remaja lebih memilih
berobat ke dukun daripada berobat ke rumah sakit atau puskesmas (Atuyambe, et
al, 2009).
Ketidakpatuhan perawatan ANC dapat berdampak pada janin dan remaja
itu sendiri. Kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
dampak paling sering muncul pada kehamilan remaja (Yorita, 2009). Kasus lain
yang muncul adalah anemia pada ibu hamil dan kelahiran prematur (Thaithae &
Thato, 2011). Namun dalam studi pendahuluan partisipan rutin melakukan ANC
4
walaupun terlambat 3 bulan karena takut untuk melapor kepada orang tua. Hal ini
diperparah dengan keadaan remaja dan keluarga yang tidak disukai oleh sebagian
masyarakat sekitar, sehingga menyebabkan partisipan menarik diri dari pergaulan
dan kurang bersosialisasi. Partisipan justru menceritakan kehamilannya kepada
teman sebayanya yang belum mempunyai pengalaman hamil.
Kehamilan remaja berdampak negatif pada pendidikan dan akhirnya
dapat merusak masa depannya. Banyak remaja yang mengalami kehamilan harus
keluar dari sekolah. Kejadian ini sesuai dengan hasil studi pendahuluan yaitu,
partisipan mengalami putus sekolah dan mengakibatkan tidak mendapatkan
pekerjaan yang layak karena keterampilan dan pengetahuan yang kurang
memadahi. Kurangnya pengetahuan berdampak pada perilaku partisipan dalam
memelihara kehamilannya. Partisipan kurang menjaga asupan nutrisi yang
diperlukan selama kehamilan, sehingga menyebabkan partisipan sering merasa
lemas dan kurang beraktivitas. Perawatan terhadap bayi sebagian besar
ditanggung oleh ibu partisipan, dengan alasan partisipan kurang memahami
bagaimana cara merawat bayi.
Melihat fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa masalah yang
ditimbulkan pada kehamilan remaja lebih kompleks daripada kehamilan pada
wanita dewasa. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan.
Menurut hasil penelusuran yang dilakukan peneliti, belum banyak penelitian yang
meneliti mengenai perilaku remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan,
oleh karena itu peneliti ingin meneliti secara mendalam mengenai gambaran
5
perilaku terhadap kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan di Kabupaten Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana
gambaran perilaku perawatan kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan
tidak diinginkan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku
perawatan kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan dimana kehamilan
tersebut tidak diinginkan.
Tujuan khusus :
1. Mengetahui respon remaja terhadap kehamilannya.
2. Mengetahui pandangan remaja tentang kehamilan yang dialaminya.
3. Mengetahui perilaku remaja dalam melakukan perawatan selama kehamilan
dan pasca melahirkan.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat bagi petugas kesehatan
Memberikan masukan kepada petugas kesehatan tentang gambaran perilaku
remaja yang mengalami kehamilan dimana kehamilan tersebut terjadi di luar
pernikahan, dengan demikian dapat mencanangkan program pencegahan,
intervensi dan rehabilitasi dengan tegas dan tepat, terutama berkaitan tentang
pendidikan seksualitas dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Petugas
6
kesehatan juga dapat merekomendasikan strategi untuk meningkatkan
kualitas kehamilan remaja.
2. Manfaat bagi keluarga
Memberikan informasi kepada keluarga mengenai gambaran perilaku remaja
yang mengalami kehamilan, sehingga keluarga dapat lebih aktif mengawasi
perkembangan remaja dan memberikan dukungan bagi remaja yang sudah
terjadi kehamilan.
3. Manfaat bagi remaja
Memberikan informasi mengenai gambaran perilaku remaja yang mengalami
kehamilan, sehingga remaja dapat berfikir lebih kritis, dan dapat melakukan
perencanaan yang tepat untuk kehamilannya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain adalah:
1. James & Strumpher (2012) meneliti tentang pengalaman remaja yang hamil
di luar nikah di keluarga Xhosa, Afrika. Jenis penelitian ini eksplorasi
deskriptif kualitatif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Partisipan
dalam penelitian ini adalah remaja, ibu, ayah, kakek, dan nenek dari remaja
yang mengalami kehamilan pranikah. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan
purposive
sampling.
Cara
pengambilan
data
melalui
wawancara mendalam dimana peneliti sebagai instrumen utama. Analisis data
pada penelitian ini mengikuti langkah yang disarankan oleh Tesch. Hasil
wawancara disalin dan dilakukan coding untuk mengidentifikasi tema dan
sub tema. Hasil dari penelitian ini adalah remaja yang hamil mengalami
7
kehancuran emosi, orang tua kehilangan kontrol terhadap kehamilan tersebut
dan kakek nenek dari remaja tersebut menganggap bahwa kehamilan menjadi
kehancuran keluarga. Remaja kehilangan dukungan dari keluarga sehingga
mempengaruhi kesejahteraan remaja yang hamil tersebut.
Persamaan penelitian ini adalah topik penelitian, jenis penelitian, dan
cara pengambilan data. Topik penelitian yang dilakukan peneliti adalah
kehamilan remaja pranikah dengan jenis penelitian kualitatif. Cara
pengambilan data yang dilakukan peneliti dengan wawancara mendalam
terhadap narasumber. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subyek,
lokasi, dan kebudayaan. Subyek penelitian yang dilakukan peneliti adalah
remaja yang berumur 15-19 tahun yang berdomisili di Sleman Yogyakarta,
dengan kebudayaan yang jauh berbeda dengan kebudayaan yang ada di
Xhosa, Afrika.
2. Kristiani (2009) meneliti tentang Determinan Sikap Remaja terhadap
Kehamilan Remaja di SMU 2 Klaten. Jenis penelitian ini deskriptif analitik
kuantitatif non eksperimen dengan rancangan penelitian cross sectional.
Partisipan penelitian ini adalah siswa kelas II dan III di SMU 2 Klaten.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan stratified random
sampling. Cara penganbilan data melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh
partisipan. Intrumen penelitian berupa kuesioner yang mengarah pada tingkat
pengetahuan remaja kehamilan remaja dan sikap terhadap kehamilan. Teknik
analisis data dilakukan dengan analisa univariate dan analisis bivariate. Hasil
penelitiannya adalah sebagian remaja berpengetahuan baik, mereka tahu
8
tentang organ reproduksi dan bagaimana kehamilan dapat terjadi. Tingkat
pengetahuan tentang risiko kehamilan masih perlu ditingkatkan.
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel pada penelitian
yaitu kehamilan remaja. Sedangkan perbedaannya adalah jenis penelitian,
partisipan, cara pengambilan data penelitiannya. Jenis penelitian yang
digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif fenomenologi. Narasumber
dalam penelitian berupa remaja perempuan (usia 15-19 tahun) dengan
kehamilan pra nikah yang berdomisili di Kabupaten Sleman. Cara
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling yang menggunakan teknik purposive sampling.
3. Damarini (2009) meneliti tentang Pengaruh Kesehatan Reproduksi Remaja
terhadap Kemampuan Penyelesaian Masalah Kehamilan Tidak Diinginkan
pada Mahasiswa Kebidanan di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan rancangan kuasi eksperimental non randomized pretest-posttest
control group. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswi bidan tingkat I
semester 1 yang berusia 17 sampai 20 tahun pada pendidikan Akademi
Kesehatan Sapta Bakti dan Politeknik Kesehatan Bengkulu. Cara
pengambilan data melalui tes yang terdiri pretest dan post test. Instrumen
penelitian berupa kuesioner dalam bentuk pertanyaan, dan pernyataan
berdasarkan materi yang telah diberikan. Analisis data menggunakan
univariabel, bivariabel, dan multivariable. Hasil penelitiannya adalah terjadi
peningkatan yang signifikan pada kemapuan remaja dalam menyelesaikan
9
masalah kehamilan tidak diinginkan menggunakan metode diskusi kelompok
sebaya.
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel pada penelitian
yaitu kehamilan tidak diinginkan pada remaja. Sedangkan perbedaannya
adalah jenis penelitian, partisipan, cara pengambilan data penelitiannya. Jenis
penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif fenomenologi.
Narasumber dalam penelitian berupa remaja perempuan (usia 15-19 tahun)
dengan kehamilan pra nikah yag berdomisili di Kabupaten Sleman. Cara
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling yang menggunakan teknik purposive sampling.
xiv
Download