6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Basis Data Menurut

advertisement
BAB 2
LANDAS AN TEORI
2.1
Pengertian Basis Data
M enurut Connoly dan Begg (2005, p15), basis data adalah sebuah kumpulan
data yang berhubungan secara logis dan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang
didesain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Didalam
basis data, semua data diintegrasikan dengan menghindari duplikasi data. Basis data
dapat digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya
memegang data operasional organisasi, tetapi juga penjelasan mengenai data tersebut.
M enurut Date (2000, p10), “A Database is a colection of persistent data that
used by the application system of some given enterprise” dimana artinya basis data
merupakan kumpulan dari data yang hampir tidak mengalami perubahan dan
digunakan oleh aplikasi sistem pada beberapa perusahaan.
M enurut Post (2002, p2), “A Database is a collection of data stored in a
standardized format, designed to be shared by multiple users” yang berarti basis data
adalah sebuah koleksi data yang tersimpan dalam format yang terstandar, yang
didesain untuk digunakan oleh banyak pengguna.
Pendekatan basis data adalah memisahkan struktur data dari program aplikasi
dan menyimpannya dalam basis data. Basis data merupakan sistem penyimpanan
record terkomputerisasi yang bertujuan untuk pemeliharaan informasi dan tersedia
pada saat dibutuhkan. Dalam menganalisa kebutuhan informasi suatu organisasi, kita
6
7
berusaha menentukan entity,
atribut,
dan relation. Teknologi basis
data
memperbolehkan sekumpulan data dengan berbagai tipe (teks, angka, gambar, suara
dll) disimpan dalam komputer dan digunakan secara efisien tanpa adanya duplikasi
oleh aplikasi yang berhubungan.
2.1.1
Database Language
Database Management System(DBM S) merupakan perantara bagi pemakai
dengan basis data dalam disk. M enurut Post (2002, p2), DBMS adalah perangkat
lunak yang mendefinisikan sebuah basis data, menyimpan data, mendukung query
language, menghasilkan laporan, dan membuat tampilan input data. Cara
berinteraksi / berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut diatur
dalam suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS.
Bahasa itu dapat kita sebut sebagai bahasa basis data yang terdiri dari sejumlah
perintah (statement) yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenali /
diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi / pada pekerjaan tertentu.
Contoh-contoh bahasa basis data adalah SQL, dBase, QUEL, dan sebagainya.
Sebuah bahasa database biasanya dapat dipilah dalam dua bentuk, yaitu:
•
Data Definition Language (DDL), dan
•
Data Manipulation Language (DM L)
8
2.1.1.1
Data Definition Language (DDL)
M enurut Fathansyah (2004, p15), Data Definition Language (DDL)
adalah struktur / skema basis data yang menggambarkan / mewakili desain basis
data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus.
M enurut Conolly dan Begg (2005, p16), Data Definition Language (DDL)
mengizinkan pemakai untuk mendefinisikan basis data. DDL juga mengizinkan
pemakai untuk menspesifikasikan tipe data, struktur, dan constraint dari data
yang akan disimpan kedalam basis data.
2.1.1.2
Data Manipulation Language (DML)
M enurut Fathansyah (2004, p15), Data Manipulation Language (DM L)
merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi
dan pengambilan data pada suatu basis data.
M enurut Conolly dan Begg (2005, p16), Data Manipulation Language
(DM L) mengizinkan pemakai untuk insert, update, delete, dan retreive data dari
basis data.
2.1.2
Database Application LifeCycle
M enurut Connoly dan Begg (2005, p283), sistem basis data merupakan
komponen dasar dari suatu organisasi yang besar dengan sistem informasi yang
luas. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam database application lifecycle
adalah bahwa tingkatannya tidak sepenuhnya berurutan. Dimana ada beberapa
9
tingkatan yang berulang dengan alur balik. Karena proses yang terjadi harus cek
ulang pada proses sebelumnya jika hasil tidak optimal.
Databas e Pla nning
S ystem Defi nition
Requirements Collec tion and Analys is
Conceptua l
Databas e Desi gn
DBMS Se lection
(Optimal )
Aplic ation Des ign
Logic al Databas e
Design
Phys ica l Da ta base
Des ign
Prototyping
(Optimal)
Imple me ntation
Data Conv ersion
and Loa ding
Te sting
Opera tional
Maintenance
Gambar 2.1 DataBase Application Lifecycle
(Sumber Connoly dan Begg (2005, p284))
2.1.2.1
Database Planning
Tiga isu pokok yang berkaitan dengan perumusan strategi sistem
informasi, antara lain :
10
ƒ
M engenali rencana dan tujuan perusahaan, kemudian menentukan
kebutuhan sistem informasi.
ƒ
M engevaluasi
sistem informasi yang sedang berjalan
untuk
menentukan kekuatan dan kelemahannya.
ƒ
Penilaian dari kesempatan teknologi informasi yang menghasilkan
kekuatan kompetitif.
2.1.2.2
System Definition
M enurut Connoly dan Begg (2005, p286) sistem adalah menggambarkan
lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan pemakai yang
utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan untuk
mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem
informasi lainnya dalam organisasi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah
batasan pemakai dan aplikasi mendatang. M engidentifikasi pandangan pemakai
sangat penting dalam mengembangkan aplikasi basis data agar dapat
memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika mengembangkan
keperluan untuk aplikasi baru.
2.1.2.3
Requirement Collection And Analysis
M enurut Connoly dan Begg (2005, p288), analisis dan pengumpulan
kebutuhan adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang
11
bagian organisasi yang akan dibuat aplikasi basis data dan menggunakan
informasi ini untuk mengenali kebutuhan pemakai dari sistem baru.
Beberapa teknik atau cara untuk mendapatkan informasi adalah dengan
teknik Fact Finding. Fact Finding adalah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan.
2.1.2.4
Database Design
M enurut Connoly dan Begg(2005, p291), perancangan basis data adalah
proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis data yang mendukung
operasi dan tujuan dari perusahaan.
Tiga tahapan utama perancangan basis data :
ƒ
Perancangan Basis Data Konseptual
ƒ
Perancangan Basis Data Logikal
ƒ
Perancangan Basis Data Fisikal
2.1.2.4.1
Perancangan Basis Data Konseptual
M erupakan proses untuk membuat sebuah model informasi yang
digunakan dalam suatu organisasi, bebas dari semua pertimbangan fisik
(Physical Consideration).
Perancangan konseptual merupakan tahapan
pertama dari tahapan perancangan basis data dan menciptakan model data
konseptual dari bagian perusahaan yang akan dibuat basis datanya. M odel
data dibuat dengan menggunakan suatu dokumentasi informasi yaitu
12
spesifikasi kebutuhan yang dimiliki pengguna.
Tujuan dibangunnya konseptual model adalah untuk membangun suatu
model konseptual local dari suatu perusahaan atau badan.
2.1.2.4.2 Perancangan Basis Data Logikal
Perancangan Basis Data Logikal adalah proses membangun sebuah
model dari informasi yang diperoleh dari sebuah organisasi berdasarkan
model data khusus, tetapi bebas dari hal yang berkaitan dengan DBMS dan
pertimbangan fisik lainnya.
M erupakan level selanjutnya dalam perancangan basis data yang
menggambarkan data apa yang sebenarnya disimpan dalam basis data dan
hubungannya, juga merupakan proses untuk membuat sebuah model
informasi yang digunakan dalam suatu organisasi berdasarkan suatu data
model spesifik, namun bebas dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik
lainnya.
2.1.2.4.3 Perancangan Basis Data Fisikal
M erupakan
proses
untuk
menghasilkan
sebuah
deskripsi
dari
pengimplementasian basis data pada secondary storage, mendeskripsikan
hubungan dasarnya (the base relation), pengaturan file dan pengindexan yang
digunakan untuk memenuhi akses data yang efisien dan batasan integritas
terkait lainnya dan pengukuran keamanan.
13
Aktivitas dari Perancangan Basis Data Fisikal adalah menterjemahkan
model data logikal global ke dalam sasaran DBMS, dimana dengan membuat
base relation dengan menggunakan database design language yang tujuannya
untuk memutuskan bagaimana representasi relasi utama yang diidentifikasi
dalam model data logical global ke dalam DBMS, merancang constraint
perusahaan untuk kegiatan transaksi (update dan retrieve data), menentukan
kebutuhan sumber daya sistem dan organisasi file.
Hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perancangan basis data
adalah :
1. Primary key, merupakan Candidate Key yang dipilih untuk secara unik
mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu tipe
entiti. Pemilihan primary key umumnya didasari oleh
beberapa hal antara lain : key tersebut lebih sering (lebih
natural) untuk dijadikan sebagai acuan, key tersebut lebih
ringkas, jaminan keunikan key tersebut lebih unik.
2. Foreign key, atribut atau himpunan atribut dalam satu relasi yang cocok
dengan candidate key dari beberapa (kemungkinan sama)
relasi.
3. Alternate key, candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
4. Candidate
key,
rangkaian
minimal
dari
suatu
atribut
yang
mengidentifikasikan masing-masing kejadian dari tipe
entiti secara unik.
14
5. integrity constraints, batasan-batasan yang diberlakukan dalam rangka
menjaga suatu basis data agar tidak menjadi tidak
konsisten.
2.1.2.5
Pemilihan DBMS
M enurut Connoly dan Begg (2005, pp295-296), Pemilihan DBMS adalah
memilih DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data. Pemilihan
DBMS dilakukan antara tahapan perancangan basis data logikal dan
perancangan basis data fisikal. Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan
kebutuhan masa mendatang pada perusahaan, membuat keseimbangan biaya
termasuk pembelian produk DBMS, piranti lunak untuk mendukung aplikasi
basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan pegawai.
M enurut Ramakrisnan dan Gehrke (2003,p9) pengaturan koleksi data
dengan menggunakan DBMS memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai
berikut:
•
Independensi Data
DBMS memungkinkan program aplikasi untuk dapat menampilkan data
yang tersimpan tanpa pengguna harus mengetahui kompleksitas dari
penyimpanan data.
15
•
Akses data lebih efisien.
DBMS memberikan cara-cara yang mudah untuk menyimpan dan
mengambil data secara efisien.
•
Integritas dan Keamanan Data
DBMS menyediakan fasilitas keamanan sehingga data tidak dapat diakses
oleh pihak yang tidak berkepentingan. Integritas data dalam DBMS
bertujuan untuk menghindari redudansi atau duplikasi data.
•
Pengaturan Akses Data bersama dan Pemulihan dari Kerusakan Data
DBMS menjadwalkan akses data yang dilakukan bersama sehingga
pengguna mengetahui bahwa data sedang diakses oleh pihak lain pada saat
yang bersamaan.
•
M engurangi waktu pembuatan program aplikasi.
DBMS memberi kemudahan pada program aplikasi untuk hanya
menggunakan prosedur-prosedur dalam memanipulasi data baik itu
mengakses, menambah, menghapus maupun merubah data dari database.
Dengan demikian akan mengurangi waktu pembuatan program aplikasi
yang cukup signifikan.
2.1.2.6
Application Design
M enurut Connoly dan Begg (2005,pp299-300) perancangan aplikasi
adalah merancang antarmuka pemakai dan program aplikasi, yang akan
16
memproses basis data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan akitivas
yang dilakukan secara bersamaan pada database application lifecycle.
Dalam merancang aplikasi harus memastikan antarmuka yang dirancang
harus dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan cara menciptakan
user friendly.
2.1.2.7
Prototyping
M enurut Connoly dan Begg (2005,p304) Prototyping adalah membuat
model kerja dari aplikasi basis data, yang memungkinkan perancang atau
pemakai untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun
fungsi yang dimiliki sistem. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pemakai
menggunakan prototype untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sistem, atau memperbaiki dan melengkapi kelebihan dari aplikasi basis data
baru.
Dua strategi prototyping yang biasa digunakan yaitu,
ƒ
requirement prototyping, adalah menggunakan prototype untuk
menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan ketika
kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau
dibuang.
ƒ
evolutionary prototyping, menggunakan tujuan yang sama tetapi
perbedaannya adalah prototype tetap digunakan.
17
2.1.2.8
Implementation
M enurut
Connoly
mendefinisikan
basis
dan
Begg
(2005,p304),
implementasi
data secara eksternal, konseptual dan
adalah
internal.
Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi.
Implementasi basis data dapat dicapai menggunakan Data Definition Language
(DDL)dari DBM S yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI).
2.1.2.9
Data Convertion and Loading
M enurut Connoly dan Begg (2005,p305), Data convertion dan loading
adalah mengambil data dari sistem yang lama untuk dipindahkan kedalam
sistem yang baru. Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem basis data baru
menggantikan sistem yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS
memiliki kegunaan untuk memasukkan file ke dalam basis data baru tujuannya
adalah
untuk
memungkinkan
pengembang
untuk
mengkonversi
dan
menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru.
2.1.2.10 Testing
M enurut Connoly dan Begg (2005,p305), pengetesan adalah proses
menjalankan
program aplikasi untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan.
Sebelum digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji
secara menyeluruh. Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan
18
perencanaan strategi uji dan menggunakan data asli untuk semua proses
penguji.
Pengetesan adalah proses demonstrasi tanpa kesalahan. Jika pengetesan
berhasil maka pengujian akan menemukan kesalahan pada program aplikasi dan
mungkin struktur basis datanya. Setelah pengetesan selesai sistem aplikasi siap
digunakan dan diserahkan pada pemakai.
2.1.3
Tujuan Basis Data.
M engapa dalam mengelola suatu enterprise diperlukan basis data. Tujuan
dari basis data antara lain :
ƒ
M erupakan salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena
merupakan dasar dalam menyediakan informasi.
ƒ
M enentukan kualitas informasi : akurat, tepat pada waktunya dan relevan,
informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya mendapatkannya.
ƒ
M engurangi duplikasi data (data redundancy)
ƒ
Hubungan data dapat ditingkatkan (data relatability)
ƒ
M engurangi pemborosan tempat simpanan luar.
2.1.4
Komponen-komponen Sistem Basis Data
Sistem basis data terdiri dari 4 komponen utama :
1. Data, harus bersifat shared dan integrated yang dapat berupa single user
19
maupun multi user.
2. Perangkat keras (hardware), merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk manjemen basis data.
3. Piranti Lunak (software), merupakan komponen yang menghubungkan
fisik basis data dengan user yang terdiri dari piranti lunak DBM S sendiri
dan aplikasi program serta sistem operasi
4. Pengguna (user), ada 3 jenis user dalam basis data :
a) Application programmer, bertanggung jawab dalam penulisan
program
aplikasi
dengan
menggunakan
berbagai
bahasa
pemrograman.
b) End User, menggunakan data dalam basis data untuk keperluan
tugas atau fungsinya.
c) Database Administrator, bertanggung jawab terhadap keseluruhan
basis data.
2.1.5
S truktur Data dalam Sistem Basis Data
Tingkatan struktur dalam basis antara lain :
a) Field, unit terkecil dari data record yang disimpan dalam basis
data.
b) Record, kumpulan field-field yang disimpan, yang saling berelasi
membentuk data yang mempunyai arti
c) File, kumpulan seluruh occurrence dari satu tipe record tersimpan.
20
d) Database, kumpulan terintegrasi dari occurrence file atau tabel
yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise
2.2
Pengertian Normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam perancangan logical sebuah basis
data, teknik pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur
relasi yang baik (tanpa redudansi).
Normalisasi adalah proses membagi data ke dalam beberapa tabel yang akan
dihubungkan satu sama lain berdasarkan data di dalam tabel-tabel tersebut. (Post,
2002, p.65).
2.2.1
Tahap-tahap Normalisasi
Normal seharusnya berada dalam bentuk normal tertinggi dan bergerak dari
bentuk normal satu dan seterusnya untuk setiap kali membatasi hanya satu jenis
redudansi. Keseluruhannya cuma ada lima bentuk normal. Tiga bentuk normal
pertama menekankan redudansi yang muncul dari Function Dependencies
sedangkan bentuk keempat dan kelima menekankan redudansi yang muncul dari
kasus Multi Valued Dependencies.
Pada saat belum di normalisasikan suatu tabel masih dalam bentuk tidak
normal atau unformal form dimana relasi antara tabel masih terdapat repeating
group atau ada kelompok atribut yang berulang.
21
Untuk mendapatkan bentuk tabel yang normal dan terstruktur dengan baik
tanpa ada error, harus dilakukan tahapan-tahapan normalisasi sebagai berikut :
a) 1NF, First Normal Form atau Bentuk Normal Pertama
Sebuah tabel dikatakan mempunyai bentuk normal pertama jika sebuah
tabel memiliki domain yang sederhana dan tidak ada repeating group.
Jadi aturan yang berlaku pada 1NF :
ƒ
M endefinisikan atribut kunci
ƒ
Tidak adanya group berulang
ƒ
Semua atribut bukan kunci tergantung pada atribut kunci
b) 2NF, Second Normal Form atau Bentuk Normal Kedua
Sebuah tabel dikatakan mempunyai bentuk normal kedua jika sebuah tabel
tidak memiliki ketergantungan parsial (hanya tergantung pada sebagian dari
primary key). maka dikatakan baik jika sebuah relasi adalah full function
dependency (ketergantungan fungsional secara utuh) pada seluruh primary key
dari relasi tersebut.
Aturan yang berlaku :
ƒ
Sudah memenuhi dalam bentuk normal kesatu
ƒ
Sudah tidak ada ketergantungan parsial, dimana seluruh field hanya
tergantung pada sebagian field kunci.
22
c) 3NF, Third Normal Form atau Bentuk Normal Ketiga
Sebuah tabel dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga jika semua atribut
yang bukan key (non key) dari suatu relasi bersifat mutually independent.
dengan demikian tidak ada atribut non key yang bersifat functional dependent
terhadap atribut non key yang lain.
Aturan yang berlaku :
ƒ
Sudah berada dalam bentuk normal kedua
ƒ
Tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci
tergantung pada field bukan kunci lainnya).
2.3
Entity Relationship Diagrams (ERD)
ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang
mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan
struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD
kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Dan
dengan ERD kita mencoba menjawab pertanyaan seperti; data apa yang kita
perlukan? bagaimana data yang satu berhubungan dengan yang lain?
ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur
dan hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu :
1. Entiti : adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan
pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan
23
dibuat. Sebagai contoh pelanggan, pekerja dan lain-lain. Seandainya A adalah
seorang pekerja maka A adalah isi dari pekerja, sedangkan jika B adalah
seorang pelanggan maka B adalah isi dari pelanggan. Karena itu harus
dibedakan antara entitii sebagai bentuk umum dari deskripsi tertentu dan isi
entiti seperti A dan B dalam contoh di atas.
2. Atribut : Entiti mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi
mendeskripsikan karakter entiti. M isalnya atribut nama pekerja dari entity
pekerja. Setiap ERD bisa terdapat lebih dari satu atribut.
3. Hubungan
: Relationship; sebagaimana halnya entiti maka dalam
hubunganpun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar
entiti dengan isi dari hubungan itu sendiri. M isalnya dalam kasus hubungan
antara entiti siswa dan entiti mata_kuliah adalah mengikuti, sedangkan isi
hubungannya dapat berupa nilai_ujian.
Jenis-jenis hubungan :
1. Relasi S atu ke Satu, yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A
berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan
entitas B, dan begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan B
berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada suatu entitas
himpunan A. M isalnya dalam suatu perusahaan mempunyai aturan satu
supir hanya boleh menangani satu kendaraan karena alasan tertentu.
Sebaliknya juga satu kendaraan hanya dapat dikendarai oleh satu supir.
24
2. Relasi S atu ke Banyak, yang berarti setiap entitas pada himpunan A dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan B berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A. M isalnya setiap
dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedang setiap mata kuliah
diajar hanya oleh paling banyak satu orang dosen.
3. Relasi Banyak ke Satu , yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas
A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan
entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan
entitas A berhubungan dengan paling banyak satu himpunan entitas B.
4. Relasi Banyak ke Banyak, yang berarti setiap entitas pada himpunan
entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas
B, dan demikian juga sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan
entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas
A. M isalnya, entitas mahasiswa dengan entitas kuliah. Setiap mahasiswa
dapat mempelajari lebih dari satu mata kuliah. Demikian juga sebaliknya,
setiap mata kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.
25
2.4
SQL ( Structured Query Language)
SQL (dibaca "ess-que-el") singkatan dari Structured Query Language (Bahasa
Query yang terstruktur). M enurut Date (2000,p83), SQL adalah bahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan database. M enurut ANSI (American
National Standards Institute), bahasa ini merupakan standard untuk Relational
Database Management Systems (RDBM S).
Pernyataan-pernyataan SQL digunakan untuk melakukan beberapa tugas
seperti : update data pada basis data, atau menampilkan data dari basis data. Beberapa
software RDBMS dan dapat menggunakan SQL, seperti : Oracle, Sybase, Microsoft
SQL Server, Microsoft Access, Ingres, dsb. Setiap software database mempunyai
bahasa perintah atau sintaks yang berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai arti
dan fungsi yang sama. Perintah-perintah tsb antara lain : "Select", "Insert", "Update",
"Delete", "Create", dan "Drop”, yang dapat digunakan untuk mengerjakan hampir
semua kebutuhan untuk memanipulasi sebuah basis data.
2.4.1
S truktur Dasar SQL
Sebuah ekspresi SQL dasar sebenarnya hanya terdiri dari atas 3 klausa, yaitu
: select, from dan where.
ƒ
Klausa select digunakan unutk menetapkan daftar atribut (field)yang
diinginkan sebagai hasil query.
ƒ
Klausa from digunakan untuk menetapkan tabel (atau gabungan tabel) yang
akan ditelusuri selama query data dilakukan.
26
ƒ
Klausa where yang
sifatnya optional,
digunakan
sebagai predikat
(criteria)yang harus dipenuhi dalam memperoleh hasil query.
Sintaks (cara penulisan)dari ekspresi SQL dasar dengan 3 klausa tersebut
adalah:
Select A1[ , A2, …., An]
From t1[ , t2, … , tm]
[ Where P ]
dimana :
A1, A2,…,An merupakan daftar atibut.
t1, t2,…, tm merupakan daftar tabel.
P merupakan predikat query.
[ ] merupakan tanda opsional (boleh digunakan, boleh tidak digunakan).
2.5
Teori-Teori Sumber Daya Manusia
2.5.1
Pengertian Sumber Daya Manusia
M enurut M uhaimin (web source), Sumber Daya M anusia (SDM ) adalah
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil,
tenaga kerja, pekerja atau karyawan). SDM adalah potensi yang merupakan asset
dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi
27
bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
2.5.2
Pengertian Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
M enurut Dessler (2003, p5), Sistem Informasi Sumber Daya M anusia
adalah komponen-komponen terkait yang bekerja bersama untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan penggambaran aktifitas
M anajemen Sumber Daya M anusia pada perusahaan.
2.5.3
Manajemen S umber Daya Manusia
M enurut Dessler (2003, p3), M anajemen Sumber Daya M anusia adalah
proses mendapatkan, melatih, menilai, memberi balas jasa kepada pekerja, dan
terlibat kedalam hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, dan masalah
kebijakan dan keadilan.
M anajemen Sumber Daya M anusia meliputi:
1. Analisis masing – masing pekerjaan dari semua pekerja
2. Perencanaan kebutuhan kerja dan perekrutan kandidat pekerja
3. Pemilihan kandidat pekerja
4. Orientasi dan pelatihan karyawan baru
5. M engatur upah dan gaji
6. M enyediakan dorongan dan manfaat
28
7. M enilai penampilan
8. Komunikasi ( interviewing, konseling, disciplining )
9. Pelatihan dan Pengembangan manajer
10. Pembentukan komitmen pekerja
2.5.3.1
Perencanaan Kebutuhan Kerja dan Perekrutan
M enurut Dessler (2003, p90), perekrutan adalah proses untuk menentukan
posisi-posisi di dalam perusahaan yang akan / dapat diisi oleh orang baru, dan
bagaimana untuk mengisi posisi tersebut.
Perekrutan secara umum adalah Proses mendapatkan sejumlah calon
tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan / pekerjaan utama (produk lini dan
penunjangnya) di lingkungan suatu organisasi / perusahaan.
Untuk memprediksi kebutuhan kerja, maka ada beberapa metode yang
dapat dilakukan :
1. Trend Analysis
Analisis dengan mempelajari kebutuhan kerja perusahaan yang lalu selama
periode beberapa tahun untuk memprediksi kebutuhan mendatang.
2. Ratio Analysis
Teknik analisis untuk menentukan kebutuhan kerja mendatang dengan
menggunakan rasio di antaranya seperti, volume penjualan dan jumlah
pekerja yang dibutuhkan.
29
3. Scatter Plot
M etode grafik yang digunakan untuk menidentifikasi hubungan antara dua
variabel seperti jumlah produksi dan jumlah pekerja.
4. Computerized Forecast
M etode penentuan kebutuhan kerja mendatang dengan proyeksi penjualan,
volume penjualan, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memelihara
volume ini untuk output, menggunakan paket perangkat lunak.
5. Managerial Judgment
M etode ini tidak memperhatikan tren, rasio, atau hubungan karena semua itu
jarang berubah untuk beberapa waktu mendatang, namun berdasarkan
keputusan manager yang melihat secara langsung kebutuhan kerja yang ada
di perusahaan, tanpa adanya prediksi.
M enurut Dessler (2003, p97), perekrutan pekerja yang efektif bagi
perusahaan akan sangat sulit dicapai karena akan ada begitu banyak pelamar
yang masuk, sehingga harus melakukan pemilihan yang lebih mendalam untuk
memperkerjakan salah seorang dari mereka. Perekrutan pekerja yang efektif
sedang terus ditingkatkan di semua perusahaan karena begitu banyak pelamar
yang datang ketika diadakan perekrutan pekerja, juga banyak pekerja yang
beralih pekerjaan untuk kembali melamar, dan pertumbuhan teknologi tinggi
pada para pekerja juga menambah pelamar dalam sesuatu perekrutan.
30
Gambar 2.2 Proses Perekrutan
(Sumber www.organisasi.org)
Saluran / metode perekrutan yang biasa digunakan adalah :
1. Walk-Ins / Aplikasi lamaran langsung pada gedung kantor /
perusahaan.
2. Rekomendasi dari karyawan.
3. Pengiklanan.
4. Agen-agen penempatan kerja.
5. Lembaga-lembaga pendidikan.
6. Organisasi-organisasi karyawan.
31
7. Leasing.
8. Nepotisme.
9. Asosiasi-asosiasi profesional.
10. Operasi-operasi M iliter.
11. Open House.
2.5.3.2
Pemilihan Kandidat Pekerja
M enurut Dessler (2003, p127), pemilihan kandidat kerja yang tepat sangat
penting, karena tiga alasan utama :
1. Performance dari perusahaan bergantung dari siapa pekerja yang ada di
dalamnya. Pekerja yang memiliki kemampuan yang baik akan memberikan
hasil yang baik kepada perusahaan.
2. Butuh biaya yang cukup besar untuk merekrut dan memperkerjakan
karyawan, ditambah dengan biaya pelatihan dan biaya lainnya.
3. Legal implication of incompetent hiring.
Langkah-langkah / prosedur dalam proses seleksi :
1. Penerimaan pendahuluan pelamar
2. Tes-tes penerimaan
3. Wawancara seleksi
4. Pemeriksaan-pemeriksaan referensi
5. Evaluasi medis (tes kesehatan)
32
6. Wawancara oleh penyelia
7. Keputusan penerimaan
M enurut Greek (2001, p201), prosedur pemilihan yang baik sangat
penting untuk mendapatkan tenaga kerja yang dapat menjadi sumber
keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang
berkembang akan
sangat selektif dalam mengambil keputusan untuk
memperkerjakan pekerja.
2.5.3.3
Orientasi dan Pelatihan Pekerja
M enurut Dessler (2003, p185), orientasi pekerja adalah sebuah prosedur
bagi pekerja baru untuk mendapatkan informasi dasar tentang perusahaan.
Tanpa informasi dasar tentang perusahaan yang jelas, pekerja baru akan
memakan banyak waktu dalam bekerja bahkan ada kemungkinan terjadi
kesalahan yang berbahaya.
Sebuah orientasi yang sukses harus mencapai empat hal, yaitu pekerja
baru harus merasa nyaman dalam perusahaan; mereka harus mengerti kondisi
perusahaan baik dari masa lalu, sekarang, bahkan kondisi ke depan; pekerja
harus jelas tentang apa yang diharapkan dalam setiap tugas; dan setiap orang
harus memulai sosialisasi dengan cara perusahaan dalam bertindak dan bekerja.
33
M enurut Dessler (2003, pp187-188), pelatihan adalah proses mengajarkan
pekerja baru dengan kemampuan dasar yang mereka perlukan dalam pekerjaan
mereka.
Program pelatihan pekerja terdiri dari lima langkah :
1. Needs analysis
M engidentifikasi kemampuan
kerja
spesifik
yang diperlukan,
menganalisa kemampuan dan kebutuhan prospektif trainee, dan
mengembangkan sasaran pengembangan dan kemampuan.
2. Instructional design
M enentukan, mengkompilasi, dan menghasilkan isi dari program
pelatihan, termasuk latihan dan kegiatan dalam pelatihan.
3. Validation step
M enemukan
bugs
yang
di
luar
jalur
pelatihan
dan
mempresentasikannya kepada representative audience yang kecil.
4. Implementation
M engimplementasikan program yang dipakai oleh sekelompok pekerja
yang menjadi sasaran pelatihan.
5. Evaluation and follow-up
M anajemen kesuksesan dan kegagalan program pelatihan.
Teknik-teknik Latihan dan Pengembangan :
1. M etode praktis (on – the – job training)
34
2. Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off –
the – job training)
2.5.3.4
Penilaian Prestasi Kerja
M enurut Dessler
(2003, p241), yang dimaksud dengan Penilaian
Prestasi Kerja (“Performance Appraisal”) adalah proses mengevaluasi kinerja
pekerja sekarang yang ditunjukkan di dalam perusahaan.
Penilaian ini mencakup standar kerja, kemampuan aktual pekerja yang
terkait dengan standar kerja, menyediakan feedback untuk pekerja dengan
tujuan untuk memotivasi orang tersebut untuk mengeliminasi defisiensi atau
untuk meningkatkan kemampuan di atas standar normal.
M enurut Dessler (2003, p242) proses penilaian prestasi kerja terdiri 3
langkah, yaitu menentukan pekerjaan agar pekerja mengerti yang harus mereka
kerjakan; penilaian kemampuan berarti membandingkan kemampuan pekerja
dengan standar yang telah ditetapkan; menyediakan umpan balik bagi pekerja.
Beberapa metode dalam penilaian prestasi kerja :
1. Graphic Rating Scale Method
Skala yang menunjukkan range kemampuan masing-masing. Pekerja
akan di-rated dengan mengidentifikasi nilai yang dibandingkan
standar nilai terbaik pada masing-masing bagian.
2.
Alternation Ranking Method
35
M endaftarkan pekerja dari yang terbaik ke terburuk pada masingmasing poin penilaian, memilih yang terbaik dan dan terburuk
hingga semua dinilai.
3. Paired Comparison Method
M endaftarkan pekerja dengan membuat bagan pasangan pekerja
pada masing-masing poin untuk memperoleh data pasangan pekerja
yang lebih baik.
4. Forced Distribution Method
M embuat grade pada sebuah kurva, menentukan persentase dari rate
yang ditempatkan dalam setiap kategori kemampuan.
5. Critical Incident Method
M enyimpan data contoh pekerja yang kurang baik dengan
kebiasaannya, dan me-review-nya kembali dengan pekerja dalam
kurun waktu yang ditentukan.
6. Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS)
BARS mengkombinasikan keuntungan dari narrative, critical
incidents, dan graphic type, dengan membuat skalah kuantitatif
dengan contoh narasi yang spesifik dari kemampuan yang baik dan
buruk.
7. Management by Objectives (M BO)
M embuat ukuran tujuan yang jelas pada masing-masing pekerja,
kemudian secara periodik me-review hasil yang dicapai.
36
8. Computerized & Web-based Performance Appraisal
9. Mixing the Methods
Kegunaan-kegunaan Penilaian Prestasi Kerja :
1. Perbaikan prestasi kerja
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
3. Keputusan-keputusan penempatan
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan
5. Perencanaan dan pengembangan karier
6. Penyimpangan-penyimpangan proses stafting
7. Ketidakuratan informasional
8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
9. Kesempatan kerja yang adil
10. Tantangan-tantangan eksternal
Tujuan umum penilaian prestasi kerja :
1. Untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja.
2. Untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja dan
para manajer dalam membuat keputusan yang dapat dilaksanakan.
3. Untuk menyusun inventarisasi SDM di lingkungan organisasi /
perusahaan.
4. Untuk meningkatkan motivasi kerja.
37
Tujuan khusus :
1. Sebagai dasar dalam melakukan promosi, menghentikan pelaksanaan
pekerjaan yang keliru, menegakkan disiplin, menetapkan pemberian
penghargaan / balas jasa.
2. M enghasilkan informasi yang dapat dipergunakan sebagai kriteria
dalam membuat tes yang validitasnya tinggi.
3. M enghasilkan informasi sebagai umpan balik bagi pekerja dalam
meningkatkan efisiensi kerjanya dengan memperbaiki kekurangan /
kekeliruannya dalam melaksanakan pekerjaan
4. Berisi informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pekerja dalam meningkatkan prestasi kerja.
5. M emberikan informasi tentang spesifikasi jabatan baik menurut
pembidangannya maupun berdasarkan penjenjangannya dalam
struktur organisasi / perusahaan.
2.5.3.5
Promosi, Mutasi dan Pengembangan Karir
M enurut Dessler (2003, p277), promosi adalah proses penaikan posisi /
jabatan ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih bertanggung jawab. Sedangkan
mutasi adalah memperkerjakan ulang pada posisi yang sama atau lebih tinggi
pada bagian atau divisi lain dalam perusahaan.
38
M enurut Dessler (2003, p274), pengembangan karir merupakan suatu
proses dalam diri seseorang untuk peka terhadap atribut karir yang berhubungan
dan tingkatan level yang dapat dikontribusikan ke dalam pemenuhan karirnya.
Di dalam pengembangan karir, pekerja akan lebih diarahkan dan
dibekali dengan informasi mengenai alur karirnya dengan posisinya yang
sekarang dan segala aktivitas yang berhubungan erat dengan karirnya.
M anfaat perencanaan karier antara lain :
1. M engembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan
2. M enurunkan perputaran
3. M engungkap potensi karyawan
4. M endorong pertumbuhan
5. M engurangi penimbunan
6. M emuaskan kebutuhan karyawan
2.5.3.6
Pemberian Balas Jasa dan Penghargaan
M enurut Dessler (2003, p302), pemberian balas jasa mengarah kepada
semua bentuk pembayaran atau pemberian penghargaan kepada pekerja yang
berasal dari hasil pekerjaan mereka.
Tujuan pemberian balas jasa atau kompensasi adalah :
1. M emperoleh personalia yang Qualified
2. M empertahankan para karyawan yang ada sekarang
3. M enjamin keadilan
39
4. M engendalikan biaya-biaya
5. M emenuhi peraturan-peraturan legal
Jenis-jenis kompensasi :
1. Kompensasi langsung
•
Gaji
•
Upah
2. Kompensasi tidak langsung
•
THR
•
Tunjangan hari natal
•
Jaminan kesehatan
•
Liburan
•
Cuti
•
Dana Pensiun
3. Insentif
•
Bonus
40
2.5.3.7
Pengertian
Pemutusan
Hubungan
Kerja
(PHK)
atau
Pemberhentian Personil
M enurut M uhaimin (web source), PHK adalah suatu kondisi tidak
bekerjanya lagi karyawan tersebut pada perusahaan karena hubungan kerja
antara karyawan dan perusahaan terputus, atau tidak diperpanjang lagi.
Dampak PHK :
A. Bagi Perusahaan
1. Terhentinya produksi sementara
2. Harus mencari penggantinya dengan karyawan baru
3. M elepas karyawan yang sudah berpengalaman dan setia
4. M emerlukan biaya yang besar untuk merekrut lagi
B. Bagi Karyawan
1. Timbulnya situasi yang tidak enak karena harus menganggur
2. Terputusnya hubungan dengan teman-teman sekerja
3. Berkurangnya rasa harga diri
4. Hilangnya penghasilan yang diterima untuk membiayai keluarga
5. Harus bersusah payah mencari pekerjaan baru
Sebab-sebab PHK :
A. PHK atas dasar permintaan sendiri
1. M asalah keluarga
2. Tidak dapat mengembangkan karier
41
3. Lingkungan kerja yang kurang nyaman
4. M asalah kesehatan
5. Perlakuan yang kurang adil
6. Tingkat kompensasi yang rendah
7. Pekerjaan tidak cocok dengan minat dan bakat
B. PHK karena kebijaksanaan perusahaan
1. Karyawan tidak disiplin
2. Karyawan kurang cakap dan tidak produktif
3. Karyawan melakukan tindakan asusila
4. Penyederhanaan organisasi dalam perusahaan
C. PHK karena peraturan perundang-undangan
1. M eninggal dunia
2. Telah mencapai batas usia untuk PHK
3. M elanggar peraturan yang berlaku
4. Berakhirnya kontrak dengan perusahaan
M acam-macam PHK :
A. PHK yang bersifat sementara
1. Karyawan tidak tetap
2. Perusahaan yang bergerak atau menghasilkan produk secara
musiman
3. Karyawan yang dikenakan tahanan sementara
42
B. PHK yang bersifat permanen (pemberhentian)
1. Pemberhentian dengan hormat
2. Permintaan sendiri
3. Telah mencapai usia pensiun
4. M eninggal dunia
5. Adanya penyederhanaan organisasi perusahaan
6. Tidak cakap jasmani atau rohani
C. Pemberhentian dengan tidak hormat
1. M elakukan pelanggaran atau kejahatan
2. Terlibat dalam perbuatan yang menentang pemerintah
3. M eninggalkan tugas tanpa izin
4. Sengaja melanggar ikatan perjanjian kerja
5. M erugikan perusahaan tempat bekerja
Download