Umat Hindu di Bali Menggelar Prosesi Ritual Melasti

advertisement
Umat Hindu di Bali Menggelar Prosesi Ritual Melasti
Oleh Redaksi Mukinews.com
Minggu, 10 Maret 2013 15:42
Umat Hindu Dharma di Bali menggelar prosesi ritual Melasti, yakni membersihkan "pratime"
atau benda suci yang disakralkan, mengawali perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka
1935, Selasa (12/3).
"Prosesi Melasti sesuai dengan pedoman dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali
dapat dilakukan sesuai dengan kondisi setempat (desa, kala, patra) antara hari Sabtu (9/3) dan
Minggu (10/3," kata Ketua PHDI Provinsi Bali Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si. di Denpasar,
Minggu.
Ia mengatakan bahwa kegiatan ritual bermakna membersihkan "pratime" atau
benda yang disucikan itu ke laut bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai atau
danau bagi masyarakat di daerah pegunungan dan sumber mata air setempat bagi masyarakat
yang jauh dari laut maupun gunung.
Pelaksanaan upacara Melasti disesuaikan dengan kesempatan dan tradisi desa yang diatur
oleh prajuru desa adat masing-masing.
Masing-masing desa adat di Bali dapat memilih salah satu dari dua hari baik yang ditetapkan
untuk melaksanakan ritual Melasti, tutur Ngurah Sudiana.
Masyarakat di Kota Denpasar telah melaksanakan ritual Melasti itu ke Pantai Padanggalak
Sanur, Sabtu (9/3) pagi.
Sementara itu, masyarakat Desa Adat Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kabupaten Tabanan
melaksanakan ritual melesti ke Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti yang berjarak
sekitar 15 km ke arah utara dari desa Pekraman bersangkutan pada Minggu pagi.
Desa Adat Ole yang berpenduduk 287 kepala keluarga (KK) melaksanakan Melasti pada hari
kedua sesuai dengan pedoman PHDI tersebut, bersamaan dengan desa adat di sekitarnya,
tutur Jero Bendesa adat setempat I Wayan Dana.
Sebagian besar warga masyarakat Ole ikut ambil bagian dalam kegiatan ritual itu yang
menggunakan belasan kendaraan maupun sepeda motor menuju lokasi yang berjarak sekitar
15 km arah timur laut dari desa adat bersangkutan.
Ratusan warga berbondong-bondong mengikuti rangkaian upacara Melasti sambil membawa
sesaji dan peralatan suci yang diiringi dengan alunan musik tradisional Bali (gamelan) yang
bertalu-talu.
Kegiatan ritual tersebut berlangsung dari pagi hingga sore, baik di danau maupun di desa adat
Ole.
Umat Hindu di Bali dalam memperingati pergantian tahun saka dari 1934 ke tahun baru saka
1935 melakukan serangkaian upacara keagamaan yang diawali dengan Melasti.
Selesai Melasti dilanjutkan dengan melaksanakan upacara "Tawur Kesanga" pada hari Senin
1/2
Umat Hindu di Bali Menggelar Prosesi Ritual Melasti
Oleh Redaksi Mukinews.com
Minggu, 10 Maret 2013 15:42
(11/3), sehari menjelang Nyepi, dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Provinsi Bali
yang dipusatkan di Pura Besakih, tingkat kabupaten/kota, kecamatan, desa adat, hingga rumah
tangga masing-masing.
Kegiatan tersebut, menurut Ngurah Sudiana, bermakna untuk meningkatkan hubungan yang
harmonis dan serasi sesama umat manusia, lingkungan, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tawur Kesanga yang berakhir pada petang hari itu dilanjutkan dengan "Ngerupuk" dan
arak-arakan ogoh-ogoh bertujuan menetralkan semua kekuatan dan pengaruh negatif.
Keesokan harinya, Senin (12/3), umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka
1935 dengan melaksanakan Tapa Berata penyepian.
Empat pantangan wajib dipatuhi meliputi tidak menyalakan lampu/api (Amati Geni), tidak
melakukan aktivitas (Amati Karya), tidak bepergian (Amati Lelungan), serta tidak mengadakan
rekreasi atau bersenang-senang (Amati Lelanguan).
"Pelaksanaan Catur Brata penyepian diawasi secara ketat oleh petugas keamanan desa adat
(pecalang) di bawah koordinasi prajuru banjar setempat," ujar Ngurah Sudiana.
2/2
Download