kartu skor poedji rochjati (KSPR) - FIK

advertisement
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
kartu skor poedji rochjati (KSPR)
Disusun oleh
:
EKO WINARTI, SST.,M.Kes
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1 Tema
: Deteksi dini kehamilan Risti (Risiko Tinggi)
2. Sub Tema
: KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)
3. Hari/Tanggal
: Kamis, 12 Juni 2014
4. Alokasi Waktu
: 30 menit
5. Tempat
: Posyandu Kesemek kel kampong dalem RW 2
6. Sasaran
: Ibu kader RW 2 kelurahan Kampung dalem
7. Kegiatan Penyuluhan
No
Tahap
Metode
1.
Pembukaan
Ceramah
2
Penjelasan
materi
Ceramah
Kegiatan
Petugas
Sasaran
a. Salam pembuka a. Menjawab
b. Memperkenalka
Salam
n diri
b. Mendengarkan
c. Menanyakan
c. Menjawab
pada
peserta
pertanyaan
tentang
pengetahuan
tentang KSPR
(Kartu
Skor
Poedji Rochjati)
a. Menjelaskan
pengertian
KSPR
(Kartu
Skor
Poedji
Rochjati)
b. Menjelaskan
tujuan
KSPR
(Kartu
Skor
Poedji Rochjati)
c. Menjelaskan
Manfaat KSPR
(Kartu
Skor
2
Mendengarkan
dan
memperhatikan.
Waktu
5 menit
10 menit
Ket
Poedji
Rochjati).
d. Menjelaskan
cara
menggunakan
KSPR
(Kartu
Skor
Poedji
Rochjati)
3
Tanyajawab
Diskusi
a. Memberikan
a. Mengajukan
10 menit
kesempatan
pertanyaan
kepada peserta
kepada
untuk
penyuluh
mengajukan
berkaitan
pertanyaan.
dengan diare.
b. Menjawab
b. Mendengarkan
pertanyaan
dan
memperhatikan.
4.
Umpanbalik
Ceramah
Menanyakan
kembali
pada
peserta mengenai
Isi materi
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan penyuluh
dengan tepat.
5 menit
5.
Penutup
Ceramah
a. Mengucap
a. Mendengarkan
terima
kasih
dan
pada peserta.
memperhatikan
b. Menyimpulkan b. Menjawab
isi materi
salam
c. Salam penutup
5 menit
3
MATERI
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin lahir,
lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel
telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria.
Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan maternal selama
hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut dengan
antenatal.
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
1) Tanda dan gejala kehamilan yaitu:
a) Tanda pasti kehamilan
 Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagianbagian janin.
 Denyut jantung janin
-
Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
-
Dicatat dan didengar alat Doppler.
-
Dicatat dengan feto elektrokardiogram.
-
Dilihat pada ultrasonografi (USG).
 Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
4
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama
haid terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang
dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7)
dan (bulan HT + 3).
b) Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari,
maka disebut morning sickness.
c) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu
bau-bauan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat bisa pingsan.
e) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan
kemudian nafsu makan timbul kembali.
f) Fatigue
5
g) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat membesar.
h) Miksi
Miksi
sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan.
i) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
j) Pigmentasi kulit
Pigmentasi
kulit
oleh
pengaruh hormon
kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola
payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).
k) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
c.
Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar.
b) Uterus membesar.
6
c) Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus
segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebirubiruan.
e) Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya
terletak disebelah atas, dengan bimanual
akan terasa benjolan yang asimetris.
f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton
hicks).
g) Teraba ballotement.
h) Reaksi kehamilan positif.
2.
Definisi Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan
kehamilan yang kebetulan atau unik.. (Irene M. Bobak, add all, 1998)
3.
Macam-macam kehamilan risiko tinggi
Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut
berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan
kasus-kasus risiko tinggi.
7
Menurut Poedji Rochyati dkk. Mengemukakan kriteria KRT sebagai berikut:
a. Risiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi.
Ukuran risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut SKOR.
Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap
faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:
a.
Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan
besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu
maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik
bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
c.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
b. Kehamilan dengan faktor risiko:
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi
jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan
tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan
nyawa ibu dan bayinya.
8
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh
dokter Spesialis. (Poedji Rochjati, 2003).
b. Batasan Faktor Risiko / Masalah
A. Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO (kehamilan yang perlu diwaspadai)
1) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan
kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa.
Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:
a) Bayi lahir belum cukup umur
b) Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir
c) Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).
2) Primi tua
1. Lama perkawinan ≥ 4 tahun
2. Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan
perkawinan biasa:
a. Suami istri tinggal serumah
b. Suami atau istri tidak sering keluar kota
c. Tidak memakai alat kontrasepsi (KB)
3. Bahaya yang terjadi pada primi tua:
9
a. Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena
kehamilannya, misalnya pre-eklamsia.
b. Persalinan tidak lancer. (Poedji Rochjati, 2003).
3) Pada umur ibu ≥ 35 tahun
a) Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua.
Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.
Bahaya yang terjadi antara lain:
a. Hipertensi / tekanan darah tinggi
b. Pre-eklamsia
c. Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
d. Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu
jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan
lahir biasa.
e. Perdarahan setelah bayi lahir
f. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.
(Poedji Rochjati, 2003).
b) Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainankelainan antara lain:
g. Frekuensi mola hidantidosa pada kehamilan yang terjadi pada
awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat
dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun.
10
h. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26%
pada mereka yang usianya lebih dari 45 tahun
i. Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih
mungkin mengalami kehamilan ektopik daripada wanita kulit
putih berusia 15 sampai 24 tahun
j. Risiko non disfungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit
tertahan dalam midprofase dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi,
penuaan diperkirakan merusak kiasma yang menjaga agar pasangan
kromosom tetap menyatu. Apabila miosis dilanjutkan sampai
selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan salah satu
gamet
anak
mendapat
dua
salinan
dari
kromosom
yang
bersangkutan, sehingga terbentuk trisomi, anak lahir dengan cacat
bawaan sindrom down. (F. Garry C, add all, 2001)
4) Anak terkecil < 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada
kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan
dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
a) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
b) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu
c) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati,
2003).
11
5) Primi tua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang
pertama lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:
a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.
c) Bahaya yang dapat terjadi:
a. Persalinan dapat berjalan tidak lancer
b. Perdarahan pasca persalinan
c. Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lainlain. (Poedji Rochjati, 2003).
6) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering
melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
a) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi
b) Kekendoran pada dinding perut
c) Tampak ibu dengan perut menggantung
d) Kekendoran dinding Rahim
e) Bahaya yang dapat terjadi:
a. Kelainan letak, persalinan letak lintang
b. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
c. Persalinan lama
d. Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
12
f) Pada grandemultipara bisa menyebabkan:
e. Solusio plasenta
f. Plasenta previa. (F. Garry C, add all, 2001)
7) Umur 35 tahun atau lebih
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur
lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh
ibu. Bahaya yang dapat terjadi:
a) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia
b) Ketuban pecah dini
c) Persalinan tidak lancar / macet
d) Perdarahan setelah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).
8) Tinggi badan 145 cm atau kurang
Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:
a) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas
panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam
hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi:
a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin /
kepala tidak besar.
b. Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar
c) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi
mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
13
d) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup
bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat
terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya.
Kebutuhan pertolongan medik : persalinan operasi sesar. (Poedji
Rochjati, 2003).
9) Riwayat obstetric jelek (ROJ), Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:
a) Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami:
a. Keguguran
b. Lahir belum cukup bulan
c. Lahir mati
d. Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari
b) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami
keguguran ≥ 2 kali
c) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam
kandungan
d) Bahaya yang dapat terjadi:
e. Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan
tanda-tanda pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya
keluar darah, perut kencang.
f. Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan,
misalnya: Diabetes mellitus, radang saluran kencing, dll. (Poedji
Rochjati, 2003).
14
Persalinan yang lalu dengan tindakan
a) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau pervaginam:
b) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
g. Robekan / perlukaan jalan lahir
h. Perdarahan pasca persalinan
i. Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga
rahim dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada
keadaan bila:
i.
Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri
ii.
Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan
banyak > 500 cc
c) Bahaya yang dapat terjadi:
j. Radang, bila tangan penolong tidak steril
k. Perforasi, bila jari si penolong menembus Rahim
l. Perdarahan
e) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu
mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc,
sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi
darah. (Poedji Rochjati, 2003).
10) Bekas operasi sesar
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada
15
robekan rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.
(Poedji Rochjati, 2003).
B. Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan,
dan nifas)
1. Penyakit pada ibu hamil
a) Anemia (kurang darah)
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
Hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
g% pada trimester 2. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok
dan kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi, anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik, seperti:
-
Kematian mudigah
-
Kematian perinatal
-
Prematuritas
-
Dapat Terjadi cacat bawaan
-
Cadangan besi kurang. (Abdul Bari S., 2002)
 Keluhan yang dirasakan ibu hamil:
-
Lemah badan, lesu, lekas lelah
-
Mata berkunang-kunang
-
Jantung berdebar
 Dari inspeksi didapatkan keadaan ibu hamil:
-
Pucat pada muka
16
-
Pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan.
 Dari hasil Laboratorium:
-
Kadar Hb < 11 gr%
 Pengaruh anemia pada kehamilan:
-
Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit
-
Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan
berat badan lahir rendah
 Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
-
Kematian janin mati
-
Persalinan prematur, pada kehamilan < 37 minggu
-
Persalinan lama
-
Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
b) Malaria
 Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
-
Panas tinggi
-
Menggigil, keluar keringat
-
Sakit kepala
-
Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,
maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Abortus
17
-
IUFD
-
Persalinan premature. (Poedji Rochjati, 2003).
c) Tuberculosa paru
 Keluhan yang dirasakan:
-
Batuk lama tak sembuh-sembuh
-
Tidak suka makan
-
Badan lemah dan semakin kurus
-
Batuk darah
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Keguguran
-
Bayi lahir belum cukup umur
-
Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
d) Payah jantung
 Keluhan yang dirasakan:
-
Sesak napas
-
Jantung berdebar
-
Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
-
Nadi cepat
-
Kaki bengkak
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Payah jantung bertambah berat
-
Kelahiran premature
-
Dalam persalinan:
18
BBLR dan Bayi dapat lahir mati. (Poedji Rochjati, 2003).
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan
janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus.
(Abdul Bari S., 2002)
e) Diabetes mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
-
Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar
-
Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan mingguminggu terakhir
-
Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Persalinan premature
-
Hydramnion
-
Kelainan bawaan
-
Makrosomia
-
Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36
-
Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari).
(Poedji Rochjati, 2003).
 Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai
berikut:
-
Pre-eklamsia
19
-
Kelainan letak janin
-
Insufisiensi plasenta
 Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah:
-
Inersia uteri dan atonia uteri
-
Distosia bahu karena anak besar
-
Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio
sesarea
-
Lebih mudah terjadi infeksi
-
Angka kematian maternal lebih tinggi
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan
menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka
episiotomi. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
f) HIV / AIDS (PMS)
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah
terkena infeksi
-
Kehamilan memperburuk progesifitas infeksi HIV, HIV pada
kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir
rendah, serta peningkatan risiko premature
-
Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji
Rochjati, 2003).
g) Toksoplasmosis
20
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak,
yang tercemar kotoran kucing yang terinfeksi.
 Bahaya yang dapat terjadi:
-
Infeksi pada kehamilan muda menyebabkan abortus
-
Infeksi pada kehamilan lanjut menyebabkan kelainan kongenital,
hidrosefalus. (Poedji Rochjati, 2003).
2) Bengkak pada Muka/wajah dan tekanan darah tinggi
a) Tanda-tanda:
-
Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela
jaringan tubuh
-
Tekanan darah tinggi
-
Dalam urin terdapat Proteinuria
-
Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke
atas mungkin masih normal karena tungkai banyak di gantung atau
kekurangan Vitamin B1. tetapi bengkak pada muka, tangan disertai
dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.
b) Bahaya bagi janin dan ibu:
-
Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
-
Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
3) Hamil kembar
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
dan persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu.
21
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
keluhan-keluhan
a. Sesak napas
b. Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai
c. Varises
d. Hemorrhoid
a) Bahaya yang dapat terjadi:
e. Keracunan kehamilan
f. Hidramnion
g. Anemia
h. Persalinan premature
i. Kelainan letak
j. Persalinan sukar
k. Perdarahan saat persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
b) Pengaruh terhadap ibu:
l. Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia
dan defisiensi zat-zat lainnya.
m. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
n. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
o. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva
22
p. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta
sesudah anak pertama lahir.
c) Pengaruh terhadap Janin:
q. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, dan 75% pada
quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi
kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
r. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
s. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
kematian janin. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
4) Hidramnion / Hamil kembar air
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak
dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun
ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hidramnion, antara lain:
a. Penyakit jantung
b. Nefritis
c. Edema umum (anasarka)
23
d. Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia
atau striktur esophagus, hidrosefalus, dan struma blocking oesophagus.
(Rustam M., 2002)
Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan biasanya nampak
pada trimester III, dapat terjadi perlahan-lahan atau sangat cepat.
a) Keluhan-keluhan yang dirasakan:
e. Sesak napas
f. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
g. Edema labia mayor, dan tungkai
b) Bahaya yang dapat terjadi:
h. Keracunan kehamilan
i. Cacat bawaan pada bayi
j. Kelainan letak
k. Persalinan premature
l. Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
5) Janin mati dalam Rahim (IUFD)
a) Keluhan-keluhan yang dirasakan:
a. Tidak terasa gerakan janin
b. Perut terasa mengecil
c. Payudara mengecil
24
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur
kehamilan 4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak
bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan janin mungkin terancam.
b) Dari keluhan ibu dapat dilakukan pemeriksaan:
d. DJJ tidak terdengar
e. Hasil tes kehamilan negative
c) Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu:
Gangguan pembekuan darah ibu, disebabkan dari jaringan-jaringan mati yang
masuk ke dalam darah ibu. (Poedji Rochjati, 2003).
6) Hamil serotinus / Hamil lebih bulan
Ibu dengan umur kehamilan ≥ 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak baik bagi janin:
a) Janin mengecil
b) Kulit janin mengkerut
c) Lahir dengan berat badan rendah
d) Janin dalam rahim dapat mati mendadak. (Poedji Rochjati, 2003).
7) Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim
dengan kepala diatas dan bokong atau kaki dibawah.
a) Bahaya yang dapat terjadi:
a. Bayi lahir bebang putih yaitu gawat napas yang berat
25
b. Bayi dapat mati. (Poedji Rochjati, 2003).
8) Letak lintang
Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua
(hamil 8-9 bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi
letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin
melintang terhadap sumbu tubuh ibu.
Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat
dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan
sudah beberapa waktu mati masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan
yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan
akibatnya:
a) Bahaya bagi ibu
a. Perdarahan yang mengakibatkan anemia berat
b. Infeksi
c. Ibu syok dan dapat mati
b) Bahaya bagi janin
d. Janin mati. (Poedji Rochjati, 2003).
c.
Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
a. Perdarahan pada saat kehamilan
Perdarahan antepartum (Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan
terjadi sebelum kelahiran bayi). Tiap perdarahan keluar dari liang senggama
26
pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan
antepartum harus dapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya
yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat
keluar:
a) Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat
b) Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun.
c) Perdarahan dapat terjadi pada:
-
Plasenta Previa plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi
sebagian / seluruh mulut rahim.
-
Solusio Plasenta plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari
tempatnya. Biasanya disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan
darah tinggi atau pre-eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat
melekat plasenta. Akibat perdarahan, dapat menyebabkan adanya
penumpukan darah beku dibelakang plasenta.
d) Bahaya yang dapat terjadi:
 Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
 Dapat membahayakan ibu:
-
Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
-
Ibu dapat meninggal
b. Pre-Eklamsia berat / Eklamsia
Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan tidak
dirawat, ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani
27
dengan benar akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu
kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang,
supaya lidah tidak tergigit.
a) Bahaya yang dapat terjadi:
 Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal
 Bahaya bagi janin:
-
Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir
kecil
-
Mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
4. Langkah-langkah Pencegahan
Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko maka pada semua ibu hamil perlu
dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan
4 kali selama kehamilan
a.
Satu kali pada triwulan I (K1)
b. Satu kali pada Triwulan II
c.
Dua kali dalam triwulan III (K4) (Poedji Rochjati, 2003).
Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan
memberi KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan
keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya. (Poedji Rochjati, 2003).
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur selama
masa kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas
kesehatan dan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat, mengenai:
28
a. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan,
pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah
lahir.
b. Aspek psikologik, agar menghadapi kehamilan dan persalinannya ibu hamil
mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan
bayinya. Pendekatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), dengan sikap
ramah, penuh pengertian, diberikan secara sederhana, dapat ditangkap dan
dimengerti melalui dukungan moril dari petugas, suami, keluarga, dan
masyarakat di sekitarnya.
c. Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya
tergolong dalam kelompok gizi kurang, anemis, penyakit menahun. Ibu risiko
tinggi atau ibu dengan komplikasi persalinan dari keluarga miskin
membutuhkan dukungan biaya dan transportasi untuk rujukan ke Rumah Sakit.
(Poedji Rochjati, 2003)
5. Tujuan perawatan antenatal
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan
berakhir dengan:
a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma
fisik meupun mental yang merugikan.
b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
c. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya
d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya. (Poedji Rochjati, 2003)
29
6. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil
Dalam strategi pendekatan risiko, kegiatan skrining merupakan komponen
penting dalam pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk
perencanaan persalinan aman dilakukan persiapan rujukan terencana bila
diperlukan. (Poedji Rochjati, 2003).
Melalui kegiatan ini beberapa factor risiko yang ada pada ibu hamil telah
dapat dilakukan prediksi / perkiraan kemungkinan macam komplikasi yang akan
terjadi. Oleh karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga
dapat ditemukan secara dini factor risiko yang berkembang pada umur kehamilan
lebih lanjut. (Poedji Rochjati, 2003).
a. Batasan Pengisian Skrining Antenatal Deteksi dini Ibu Hamil Risiko
Tinggi Dengan Menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati
Berupa kartu skor untuk digunakan sebagai alat skrening ANTENATAL
berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya
dilakukan upaya terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan
terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan → dengan Kartu Skor
Poedji Rachjati.
b. Manfaat KSPR
1) Untuk Menemukan faktor resiko Bumil
2) Menentukan Kelompok Resiko Bumil
30
3) Alat pencatat Kondisi Bumil
c. Setiap ibu hamil mempunyai :
1) Satu Kartu Skor / Buku KIA
2) Dipantau ole Ibu PKK, Kader Posyandu, Tenaga Kesehatan. (Poedji
Rochjati, 2003).
d. Alat Skrining Ibu Hamil
1) Kartu Skor “ Poedji Rochjati” ( KSPR)
a) Kartu skor mempunyai fungsi:
-
Skrining antenatal / deteksi dini factor risiko pada ibu hamil Risiko
Tinggi
-
Pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan
-
Pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas mengenai
ibu / bayi
-
Pedoman untuk memberikan penyuluhan
-
Validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan KB.
(Poedji Rochjati, 2003).
b) Sistem SKOR
Cara Pemberian SKOR:
 Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Untuk umur dan paritas
pada semua ibu hamil sebagai skor awal
 Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) Untuk tiap faktor risiko
 Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
31
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan pre-eklamsia berat / eklamsia (Poedji Rochjati,
2003). (Poedji Rochjati, 2003).
c) Alat Skrening / Deteksi Dini Rersiko Ibu Hamil berupa:
Alat untuk melakukan skrining adalah Kartu Skor Poedji Rochjati
 Format : kartu skor disusun dengan format kombinasi antara
cecklis dan system skor. Cecklis dari 19 faktor resiko dengan skor
untuk masing-masing tenaga kesehatan maupun non kesehatan PKK
(termasuk ibu hamil, suami dan keluarganya) mendapat pelathan
dapat menggunakan dan mengisinya. (Poedji Rochjati, 2003).
32
Contoh KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)
I
II
KEL
F.R
NO
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
II
a.
c.
11
e.
f.
12
III
13
14
15
16
17
18
19
20
III
Masalah / Faktor Resiko
Skor Awal Ibu Hamil
Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun
Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun
Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun
Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun
Terlalu banyak anak, 4 atau lebih
Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun
Terlalu pendek ≥145 cm
Pernah gagal kehamilan
Pernah melahirkan dengan
a.terikan tang/vakum
b. uri dirogoh
c. diberi infus/transfuse
Pernah operasi sesar
Penyakit pada ibu hamil
Kurang Darah
b. Malaria,
TBC Paru
d. Payah Jantung
Kencing Manis (Diabetes)
Penyakit Menular Seksual
Bengkak pada muka / tungkai
dan tekanan darah tinggi.
Hamil kembar
Hydramnion
Bayi mati dalam kandungan
Kehamilan lebih bulan
Letak sungsang
Letak Lintang
Perdarahan dalam kehamilan ini
Preeklampsia/kejang-kejang
JUMLAH SKOR
33
SKO
R
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
8
8
8
I
2
IV
Triwulan
III.1
II
III.
2
Download