BAB IV YOUTH CENTER DI KEBUMEN YANG DIRENCANAKAN

advertisement
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
BAB IV
YOUTH CENTER DI KEBUMEN
YANG DIRENCANAKAN
Bab ini akan dikemukakan gambaran umum terkait Youth Center di Kebumen sesuai
dengan tinjauan yang telah dipaparkan sebelumnya dan dibahas pula lingkup dan batasan
yang diterapkan.Sehingga subtansi-subtansi terkait obyek dapat dikaitkan dan secara
konkrit didapat pemahaman terkait perencanaan yang bersifat mengikat dalam aplikasinya
pada konsep perancangan selanjutnya.
4.1
Gambaran Umum “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas
Remaja di Kebumen”
Youth center sebagai wadah interaksi sosial remaja di Kebumen yang direncanakan
adalah tempat pendidikan nonformal remaja (usia 15-22 tahun) di Kebumen untuk
mengembangkan diri melalui kegiatan kegemaran mereka untuk mengembangkan minat dan
bakat yang mereka miliki. Youth Center ini merupakan solusi untuk menyediakan ruang
bagi remaja untuk mengisi kekosongan waktu luang mereka, mewadahi komunitas maupun
even mereka agar lebih terarah dan bermanfaat.
Youth center ini diadaptasikan ke dalam budaya indonesia menjadi Pusat Remaja
dengan fungsinya sebagai tempat olahraga, latihan keterampilan dan kesenian, even remaja,
ruang komunitas remaja, bimbingan dan konsultasi.
Fasilitas ini diperuntukan bagi remaja yang merupakan penduduk atau yang
berdomisili di Kota kebumen dan sekitarnya. Sebagai respon atas fenomena menurunnya
kualitas remaja dalam bidang olahraga dan kesenian, minimnya fasilitas remaja dan potensi
Remaja Kebumen yang perlu di wadahi.
Penelitian Tugas Akhir
IV-1
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.2
Landasan Hukum
Landasan Hukum Yang Menjadi pertimbangan dibangunya Youth Center di Kebumen
antara lain,
1. UU Nomor 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional Indonesia bahwa pendidikan
dilakukan melalui jalur sekolah dan pendidikan diluar jalur sekolah.ǀ Youth Center di
Kebumen merupakan fasilitas pendidikan sosial nonformal yang menggunakan sistem
berbasis kompetensi/ kemandirian
2. Peraturan Pemerintah no 73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah
3. Puskur Balitbang Depdiknas tahun 2003 tentang pelayanan bimbingan dan konseling
sebagai pengambangan diri remaja
4. UU Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan bahwa pembangunan kepemudaan
adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan.
Usaha pembinaan remaja telah dilakukan oleh banyak pihak diantaranya adalah:
a. Departemen Agama
Pembinaan terutama menyangkut moral keagamaan seperti pengajian, pembinaan
organisasi masjid, pelatihan bagi pengajar TPA, dll
b. Departemen Tenaga Kerja
Mengadakan prmbinaan keterampilan dan penyuluhan mengenai ketenagakerjaan.
Pembinaan tersebut dilakukan didalam balai KLK(kursus latihan kerja) maupun
secara berkeliling. Disamping itu juga memberikan bantuan peralatan kepada
peserta khusus
c. Departemen Kesehatan
Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan seperti kesehatan reproduksi,
kampanye AIDS, kampanye anti narkoba, pelatihan PMI
d. KONI
Mengadakan pembinaan dibidang olahraga secara teknik maupun organisasi,
menyediakan fasilitas olahraga, mengadakan pertandingan-pertandingan olah raga.
Penelitian Tugas Akhir
IV-2
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.3
Tujuan “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja di
Kebumen”
Tujuan dari Youth Center di Kebumen adalah mewujudkan bangunan sebagai tempat
pendidikan sosial bagi remaja (usia 15-22 tahun) untuk mengembangkan bakat dan minat
melalui kegiatan kegemaran yang menekankan pada psikologi remaja untuk menciptakan
ruang yang nyaman dan mampu menstimulan kreativitas remaja.
4.4

Mengembangkan kreativitas remaja sesuai bakat dan minat yang mereka miliki

Alternatif solusi SDM di bidang olahraga dan seni

Menciptakan hubungan sosial yang sehat bagi remaja

Media pengenalan budaya lokal kepada remaja

Mencari bibit-bibit unggul dari remaja dalam bidang olahraga dan seni.
Fungsi “ Youth Center Sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Remaja di
Kebumen”
Fungsi dari Youth Center di Kebumen adalah:

Sebagai sarana pendidikan nonformal bagi remaja
Youth Center sebagai wadah bagi kegiatan nonformal remaja, artinya remaja dapat
mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki serta mengembangkan
kreativitas dalam upaya pengaktualisasikan diri.

Sebagai wadah bersosialisasi bagi remaja
Remaja membutuhkan ruang bersosial antar sesamanya untuk mengaktualisasikan
dirinya, dan hal ini merupakan penting untuk pertumbuhan mental dan kejiwaan
remaja dalam proses menuju dewasa. Namun hal tersebut menjadi persoalan
tersendiri jika remaja tersebut berkumpul dan bersosial dengan dengan kelompok
yang negatif dan mengarah ke tindakan yang negatif atau kriminal.
Penelitian Tugas Akhir
IV-3
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Youth center merupakan salah satu solusi untuk menyediakan wadah bagi remaja
untuk memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul dan bersosial untuk
mengembangkan hal-hal yang positif dan berguna untuk masa depan mereka

Sebagai sarana hiburan dan rekreasi bagi remaja
Youth center menjadi sarana hiburan, karena pada masa remaja sudah muncul
minat rekreasi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya kegiatan dan tuntutan baik
di sekolah maupun di rumah dirasakan penting bagi remaja untuk memiliki sarana
rekreasi, misalnya :permainan dan olahraga, santai, hobi, dll.

Sebagai sarana menyelenggarakan even remaja
Even remaja yang cukup banyak sitiap tahunya namun belum adanya fasilitas yang
mampu mewadahi kegiatan tersebut sehingga penyelengaraanya seringkali
brantakan, tempat seadanya dan peralatan seadanya pula. Dengan adanya Youth
Center di Kebumen diharapkan mampu memfasilitasi kegiatan tersebut sehingga
lebih maksimal dan teratur penyelenggaraanya.

Sebagai sarana pengenalan budaya lokal kepada remaja
Budaya lokal merupakan warisan serta identitas bagi suatu daerah. Sehingga harus
diwariskan dari generasi kegenerasi selanjutnya untuk menjaga eksistensinya.
Kurangnya wadah pementasan ataupun tidak terwadahinya komunitas kesenian
lokal tersebut membuat kesenian tersebut perlahan punah. Hal ini dikarenakan tidak
mengertenya remaja luas terhadap kesenian itu dan juga tidak adanya wadah yang
lebih besar bagi para komunitas untuk memperkenalkan budaya tersebut.
Keberadaan Youth Center di Kebumen diharapkan mampu merangkul komunitas
budaya lokal serta memberikan wadah untuk melakukan pementasan ataupun
pagelaran untuk memperkenalkan kesenian lokal ini.
Penelitian Tugas Akhir
IV-4
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.5
Visi dan Misi
Visi
Youth Center ini berfungsi sebagai wadah pembinaan dan penyaluran minat dan bakat
remaja dengan kegiatan edukatif maupun rekreatif sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kreatifitas maupun meningkatkan sumber daya generasi muda menyongsong
masa depan yang lebih baik.
Misi
-
Memberikan pembinaan karakter bagi remaja
-
Menyalurkan minat dan bakat bagi remaja dalam bidang olahraga dan kesenian
serta hobi
-
Menyediakan wadah bagi pengembangan komunitas remaja
-
Memperkenalkan remaja kepada kesenian lokal dengan cara yang lebih
menyenangkan
-
Mengembangkan kreativitas remaja dengan pendekatan terhadap psikologi remaja
dalam kegiatan didalamnya maupun ruang tempat kegiatan itu.
-
4.6
Menaungi kegiatan maupun even remaja di Kebumen
Sasaran dan Skala Pelayanan
4.6.1 Sasaran
Youth center yang direncanakan ditujukan bagi masyarakat umum khususnya bagi
remaja mulai dari golongan menengah bawah hingga menengah atas usia 10-22 tahun.
Sehingga sarana yang disediakan pada Youth Center ini diharapkan dapat dinikmati oleh
seluruh kalangan.
Penelitian Tugas Akhir
IV-5
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.6.2 Skala Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Youth Center di Kebumen yang direncanakan adalah
masyarakat (anak-anak) lokal di Kebumen pada Khususnya dan masyarakat (anak-anak)
Indonesia pada umumnya.
4.7
Status dan Kelembagaan
4.7.1 Status
Sebagai fasilitas kegiatan remaja yang dikelola oleh pemerintah yaitu Departemen
Pendidikan Nasional bidang generasi muda, bersifat non formal dan non komersial
4.7.2 Kelembagaan
Youth Center ini bersifat sosial, yang pengelolanya diserahkan kepada pemerintahan.
Hubungan kelembagaan bersifat lintas sektoral, diantaranya: Departemen Pendidikan
Nasional Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan dan Departemen
Tenaga Kerja.
4.8
Kegiatan di Youth Center
Kegiatan di Youth Center yang direncanakan didasarkan pada tinjaun dari potensi
remaja yang ada di Kebumen pada pembahasan sebelumnya.
1. Kegiatan Utama

Wadah Kegiatan Olahraga
 Bola Voli
 Futsal
 Badminton
 Tenis
 Catur
 Basket
 Jogging

Wadah Kegiatan Kesenian
 Seni Tari Kontenporer
Penelitian Tugas Akhir
IV-6
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
 Seni Musik
 Seni Drama
 Seni Rupa

Wadah Kegiatan Hobi
 Photografi
 Skearboarding
 BMC
 Film

Wadah Kegiatan Komunitas
 Komunitas Remaja Muslim
 Komunitas Kesenian Lokal
 Komunitas Remaja wiraswasta lainya
2. Kegiatan Penunjang

Wadah Kegiatan Konseling bagi remaja
 Seminar
 Penyuluhan
 Bimbingan

Wadah kegiatan pertunjukan dan pameran seni dan even remaja

Kegiatan perpustakaan

Kegiatan bazar remaja
3. Kegiatan Pengelola

Koordinasi segala kegiatan baik pada kegiatan utama maupun kegiatan
penunjang

Mengadakan hubungan atau kerjasama dengan dinas-dinas yang berwenang
4. Kegiatan Service
4.9
Pelaku Kegiatan
1) Pengunjung
Penelitian Tugas Akhir
IV-7
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Pengunjung Youth Center di Kebumen merupakan remaja lokal maupun dari luar
Kebumen.

Pelajar (SMP, SMA dan yang sederajat)

Mahasiswa
2) Pelaku Kegiatan Pengelola
Pengelola Kebumen Youth Center merupakan penyelenggara dan pengatur
kegiatan manajemen dan administrasi yang diwadahi. Pengelola ini terdiri dari :
1. Dewan Komisaris
2. Direktur dibantu Wakil Direktur
3. Sekretaris
4. Kabag administrasi dan staff
5. Kabag HRD dan staff
6. Kabag Humas dan staff
7. Kabag operasional dan staff
8. Kabag promosi dan informasi
9. Kabag umum
3) Pelaku Kegiatan Penunjang
Pelaku kegiatan penunjang adalah pengunjung umum yang ada Kebumen
Youth Center yang direncanakan.
4) Pelaku Kegiatan Servis
Pelaku kegiatan servis adalah karyawan maupun pengelola yang ada di
Kebumen Youth Center yang direncanakan.
4.10 Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegaiatan Olahraga
Frekuensi kegiatan olahraga tiap klub disesuaikan dengan tingkat kebutuhanya.
Umumnya dilaksanakan pada sore hari untuk memberikan kesempatan kepada remaja yang
masih sekolah.
Penelitian Tugas Akhir
IV-8
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Fasilitas olahraga oleh klub-klub yang tercatat sesuai jadwal mereka, fasilitas olah
raga dapat digunakan oleh remaja yang tidak tergabung dalam suatu klub dengan ijin pihak
dari pengelola.
2. Kegiatan Kesenian
Frekuensi latihan disesuaikan dengan frekuensi kebutuhan
3. Kegaiatan Hobi
Frekuensi kegiatan dilakukan sesuai kebutuhan disela jadwal sekolah maupun kegiatan
yang lain, biasanya sore hari saat hari biasa dan pagi sampai sore saat weekeed
4. Kegaiatan komunitas
Kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap komunitas yang ada.
4.11 Perancangan Objek Youth Center
Bangunan Youth Center di Kebumen merupakan fasilitas yang diperuntukan bagi
remaja minat dan bakatnya serta kreativitasnya. Pendekatan Psikologi Arsitektur
merupakan langkah untuk menciptakan sebuah ruang yang mampu menstimulan kreativitas
remaja serta nyaman berkegitan didalamnya. Dan juga mempengaruhi remaja ke arah yang
diinginkan dan menghindarkan remaja kepada tindakan-tindakan negatif seperti vandalis
dan hal lainnya.
Dengan pendekatan terhadap psikologi remaja untuk bisa mengerti dan memahami
karakter remaja serta kebiasan remaja dan juga perkembangan emosi remaja. Yang
kemudian hal-hal tersebut dikaitankan dengan elemen-elemen arsitektur serta ilmu dan
teori yang berkaitan untuk menghasilkan sebuah ruang yang diingikan.
Secara
umum
remaja
mengaktualisasikan diri,
mempunyai
karakter
dinamis,
kecenderungan
untuk
selalu ingin tampil beda, terbuka terhadap hal baru, aktif,
atraktif, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut harus bisa ditransferkan kedalam bangunan
maupun ruang sebagai wadah kegiatan mereka agar mereka bisa merasakan ruangan ini
atau bangunan ini adalah mereka sehingga mereka nyaman dan bisa mengembangkan
kreativitas dalam minat dan bakat mereka masing-masing. Kriteria dan aspek perancangan
dijabarkan satu-persatu sebagai berikut:
Penelitian Tugas Akhir
IV-9
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
4.11.1 Kriteria Lokasi dan Site
lokasi dan site yang direncanakan adalah yang sesuai dengan RTRW yaitu berada
didaerah Pendidikan dan Olahrga. Daerah ini merupakan pusat kota atau pusat pendidikan
karena bangunan ini merupak pendukung faktor pendidikan yaitu pendidikan non formal
Daerah perletakan site merupakan daerah yang strategis, mudah dijangkau, tidak
tersembunyi dan berada pada daerah dengan sirkulasi tidak terlalu padat atau macet. Dan
juga keberadaanya dekat dengan pusat remaja
4.11.2 Perencanaan Desain Bangunan
a. Tata Letak Peruangan
Penataan ruang direncanakan sesuai hubungan antar peruangan dan penzoningan
kegiatan berdasarkan dengan prinsip desain Psikologi Arsitektur dengan pendekatan
terhadap Psikologi Remaja yang dinamis dan keterbukaan terhadap hal baru. Penataan
ruang yang direncanakan berupa ruang-ruang besar denagan sedikit penyekat dan adanya
ruang komunal disetiap hubungan ruang. Ruang-ruang memaksimalkan penghawaan dan
penjahayaan alami sehingga memperbanyak hubungan dengan ruang luar dan ruang hijau
hal ini penting untuk mendekatkan remaja terhadap alam
Bentuk tapak bangunan yang telah dirancang untuk memberikan kesempatan bagi
ruangan berhubungan dengan ruang luar, tata letak ruang-ruang di dalam bangunan
semestinya diatur menyesuaikan. Hal ini semakin kompleks karena diadakanya pola
hubungan yang memungkinkan semua ruang terhubung dan saling melihat.
b. Peruangan
Tentang kondisi lingkungan yang dapat merangsang kreativitas dijelaskan oleh
Hurlock (1999) bahwa lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas
dengan memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan
mendorong kreativitas.
Perkembangkan kreativitas remaja bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan psikis
saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki andil yang cukup besar. Bagaimana seorang
Penelitian Tugas Akhir
IV-10
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
remaja dapat bermain dan belajar dengan nyaman bila mereka harus berada dalam ruang
yang sempit, pengap dan gelap. Atau bagaimana bisa tumbuh rasa ingin tahu seorang
remaja bila ia selalu berhadapan dengan lingkungan yang “kosong”, “rapi” dan “steril”.
Hal ini menjadi acuan utama dalam mendesain sebuah ruang untuk remaja, yaitu
stimulan-stimulan untuk merangsang syaraf motorik untuk berkreativitas. Faktor yang
menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan
adanya ( Munandar, 2009):
1) Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau
sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.)
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran,
tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan
menerimanya.
2) Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk
bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
Sesuai dengan kaidah diatas maka keamanan dan kebebasan psikologis menjadi kunci
awal terciptanya sebuah ruang yang mampu menstimulan kreativitas penggunanya. Yang
kemudian hal-hal yang mengenai psikologi pengguna kita transfer kedalam elemen
arsitektur.Efek psikofisik terhadap psikologi manusia menjadi media untuk mentrasfer
bentuk ruang yang diinginkan guna mampu mempengaruhi psikologi penggunanya. Efek
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan harus mampu mengahdirkan
situasi atau keadaan sesuai dengan kaidah diatas.
c. Massa Bangunan
Penelitian Tugas Akhir
IV-11
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Massa bangunan mencerminkan kesan pertama kali dari fungsi bangunan itu sendiri.
Tempat yang formal dan nonformal akan tercerminkan dengan fungsi bangunan itu. Massa
bangunan untuk desain Kebumen Youth center ini harus mampu mencerminkan sifat
kegiatan atau fungsi didalamnya.
Karakter remaja yang merupakan pengguna utama dari bangunan tersebut harus
terwadahi dalam tata maupun gubahan massa bangunan agar lebih tertarik dan nyaman
dalam berkegiatan didalamnya.
Unsur dinamis, atraktif, dan ekspresif adalah hal yang perlu ditampilkan dalam
penataan massa bangunan namun demikan sifat ramah terhadap lingkungan juga harus
masuk dalam pertimbangan desain massa bangunan tersebut.
d. Sirkulasi Bangunan
Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali
yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (D.K.
Chink,1973) .Sirkulasi direncanakan untuk dapat menjangkau semua banguna ataupun
ruang denga zona yang berbeda-beda. Sirkulasi ini penting direncanakan secara baik sesuai
kebutuhan kegiatan didalamnya. Sirkulasi yang direncanakan memiliki dua jenis tujuan:
1. Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat
langsung. Sirkulasi ini menggunakan jalan tercepat untuk mencapai tujuan lokasi.
Sistem
ini
akan
diterapkan
pada
hubungan
ruang-ruang
tertentu
yang
membutuhkanya.
2. Bersifat rekreasi dengan waktu yang tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan
kenikmatan lebih diutamakan. Hal ini akan diterakpan pada bagian-bagian tertentu
dimana remaja sebagai penggunanya akan merasa nyamna dan mengalami hal- hal
yang baru didalamnya.
Sehingga dalam merancang sirkulasi ini perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

Aspek estetis yang dapat menimbulkan aspek emosional

Perencanaan yang lebih baik pada tingkat keamanan
Penelitian Tugas Akhir
IV-12
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur

Pencapaian kedalam menyebabkan penerima bangunan secara keseluruahan akan ,
menarik, menyenangkan, mengejutkan
Pola sirkulasi yang akan dipakai dalam bangunan ini adalah pola campuran atau
organik. Hal ini diharapkan memberikan kesan yang berbeda pada remaja, jiwa ingin tahu
yang besar, terbuka terhadap hal yang baru dan dan dinamis akan di terapkan pada pola
sirkulasi bangunan tersebut. Sehingga remaja akan bereksplorasi terhadap ruang-ruang
yang ada.
Pola Organik adalah konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan
titik-titik tertentu dalam ruang. Ciri-ciri pola sirkulasi organik adalah sebagai berikut:

Peka terhadap kondisi alam

Ditandai dengan garis –garis lengkung berliku-liku

Pada tapak yang luas sering membingungkan karena sulit berorientasi
Gambar 4.1 Pola Sirkulasi Organik
Sumber: google.com 2015
e. Material Bangunan dan Fasad Bangunan
Fasade bangunan tersusun oleh material - material dan struktur yang menutup bangunan
dan berfungsi sama seperti kulit pada manusia yang diartikan sebagai wajah bangunan.
Beberapa kriteria harus dipenuhi oleh suatu sistem selubung bangunan yang baik yang
meliputi kriteria lingkungan, struktural, biaya, regulasi bangunan, estetika, konstruksi dan
pemeliharaan..
Penelitian Tugas Akhir
IV-13
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
Konservasi sumber daya alam merupakan salah satu hal yang menciptakan
sustainability. Desain yang berkelanjutan ini merupakan jawaban atas isu-isu global
warming. Implementasi sustainable design pada bangunan adalah dengan memperhatikan
olahan bentuk fasad yang berefek pada pencahayaan dan penghawaan, pemilihan material
dan juga lanscaping.
Selain hal tersebut merupakan tuntutan pada setiap bangunan dewasa ini, dilain hal
juga berfungsi untuk mengedukasi penggunanya yang pada umumnya adalah remaja.
Dengan memasukan unsur sustainable design akan mendekatkan remaja kepada alam
Namun hal terpenting tetang ekspresi dan karakter remaja tetap menjadi poin utama
dalam menciptakan ruang. Dalam hal ekspresi dan efek psikologi ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan diantaranya tekstur dan warna dari material tersebut. Penggunaan
material yang mampu mepengaruhi psikologi penggunanya ke arah semangat, kreativitas
dan ketenangan sangat diperlukan. Berikut ini ada beberapa material beserta efek
psikologisnya,
f. Pencahayaan dan Penghawaan
1. Pencahayaan
Cahaya dibagi menjadi 2 sumber yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Cahaya memiliki peran yang penting dalam pembentukan lingkungan yang produktif.
Pencahayaan alami dapat diperoleh melalui bukaan pada dinding (jendela) maupun pada
langit-langit (skylight). Manfaat pencahayaan alami khususnya pada kondisi psikis
seseorang adalah mengurangi kecemasan psikis (psychological fatigue) serta mendorong
emosi positif seseorang (Journal of Green Building , 2008:10).
Pencahayaan alami pada desain nanti akan memanfaatkan dinding transparan, bukaanbukaan melalui rooster dan juga penggunaan skylight. Pencahayaan buatan, penataan
cahaya yang bagus akan memberikan efek psikologis secara visual yang dapat dinikmati di
malam hari dimana terjadi perubahan dari siang dengan malam hari, sekaligus dapat
menjadi identitas bangunan dengan lighting yang menonjol dan bangunan di sekitarnya.
Hal ini penting di atau sedemikian sehingga memberikan efek nyaman dalam berkegiatan
Penelitian Tugas Akhir
IV-14
Youth Center di Kebumen dengan Pendekatan Psikologi Arsitektur
dimalam hari dan juga bisa menampilkan citra Kebumen Youth Center sebagai wadah
kegiatan remaja.
2. Penghawaan
Penerapan sistem penghawaan pada bangunan Kebumen Youth Center lebih
menekankan ke penghawaan alami hal ini penting untuk kaitanya respon terhadap isue
global warming juga sebagai pengedukasian terhadap penggunanya.Penghawaan alami ini
dapat diperoleh dengan desain bangunan yang terdapat banyak bukaan yang disesuaikan
dengan arah angin dan matahari. Selain itu pemanfaatan unsur alam seperti penataan
vegetasi dan elemen kolam air pun perlu diterapkan untuk menstabilkan suhu ruangan.
Penelitian Tugas Akhir
IV-15
Download