Yani_streptococcosis (911

advertisement
911
Eksplorasi bakteri probiotik sebagai antibakteri ... (Yani Aryati)
EKSPLORASI BAKTERI PROBIOTIK SEBAGAI ANTIBAKTERI UNTUK
PENANGGULANGAN PENYAKIT Streptococcosis
Yani Aryati dan Hambali Supriyadi
Pusat Riset Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Isolasi bakteri probiotik dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kandidat bakteri probiotik yang akan
digunakan sebagai antibakteri untuk menanggulangi penyakit Streptococcosis pada ikan nila (Oreochromis
niloticus). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai untuk mendapatkan berbagai
jenis ikan nila untuk diisolasi pada organ pencernaan (usus). Survai dilakukan di beberapa daerah yaitu
Cianjur, Klaten, dan Tasikmalaya. Isolasi bakteri pada organ pencernaan (usus) mendapatkan 97 isolat
bakteri. Dari uji daya hambat didapatkan bahwa 3 bakteri merupakan bakteri yang bisa dijadikan kandidat
bakteri probiotik, karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus iniae.
KATA KUNCI:
antibakteri, bakteri probiotik, eksplorasi, penanggulangan, penyakit Streptococcosis
PENDAHULUAN
Sektor perikanan, khususnya sub sektor perikanan budidaya, sangat berperan dalam perekonomian
Indonesia. Namun kadang permasalahan penyakit pada ikan budidaya menyebabkan kerugian yang
cukup besar. Penyakit tersebut disebabkan oleh parasit, virus, dan bakteri. Penyakit bakterial
merupakan masalah yang cukup serius karena selain dapat menyebabkan kematian hingga 100%
juga menyebabkan penurunan mutu daging.
Beberapa penelitian terdahulu mendapatkan hasil bahwa penyakit bakterial seperti yang
disebabkan bakteri Streptococcus iniae merupakan penyakit yang selalu terjadi pada budidaya ikan
nila hingga menyebabkan kerugian besar juga zoonotik bagi manusia Holden (1996), Wesissten et al.
(1997) dalam Bowser et al. (1998).
Hingga saat ini solusi untuk mengatasi penyakit Streptococcosis terus dicari. Penelitian diarahkan
untuk mencari alternatif penanggulangan penyakit Streptococcosis yang ramah lingkungan seiring
dengan adanya peraturan larangan menggunakan antibiotika demi kesehatan, mutu, dan keamanan
pangan. Pengendalian penyakit Streptococcosis akan lebih aman bila dilakukan secara biologis, misalnya
dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri) yang mampu menghambat perkembangan Streptococcus iniae, tapi tidak bersifat patogen bagi ikan. Dalam hal ini bakteri tersebut disebut bakteri
probiotik. Namun hingga saat ini perkembangan probiotik dalam dunia perikanan masih sebatas
mengisolasi, mengkarakterisasi, mempurifikasi, dan memperbanyak saja. Dengan alasan tersebut
maka ke depan sangat perlu dikembangkan probiotik untuk akuakultur khususnya ikan, salah satunya
adalah untuk pengembangan pakan.
Streptococcosis
Streptococcosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri genus Streptococcus, salah satunya
adalah bakteri Streptococcosis iniae. Bakteri Streptococcosis iniae adalah bakteri gram positif yang
berbentuk bulat dengan karakteristik membentuk pasangan atau rantai selama pertumbuhannya
(Parera, 1994) Bakteri ini mengakibatkan meningoencephalitic otak, di bagian luar terdapat hemoragic
dan luka congestive, petechia di bagian operkulum, congestion di bagian pektoral di bagian sirip ekor
serta mulut, eksoptalmia, distensi bagian perut, nanah tumbuh di sekitar orbit dan operkulum. Di
bagian dalam, Streptococcus menimbulkan luka antara lain ascites atau peritonitis, hemorrage sering
terdapat di dalam usus, focal necrosios di dalam lemak atau hati berwarna pucat, congestion, dan
hemorage di hati, spleen, ginjal, otak, dan usus dengan karakteristik hemorage enteris di dalam
enterococcosis (Anonim, 2006). Streptococcus akan mengalami pertumbuhan yang cepat apabila
ditanam dalam media padat yang diperkaya dengan cairan darah. Di dalam media padat, Streptococ-
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010
912
cus nampak sebagai koloni discoid, biasanya berdiameter 1-2 mm. Secara visual apabila ikan terserang
Streptococcus gejalanya adalah lesu, tampak tidak sehat, berenang tidak teratur, dan pendarahan
pada kornea.
Probiotik (Antibakteri Streptococcus)
Bakteri probiotik adalah bakteri yang menguntungkan. Pemanfaatan bakteri probiotik sebagai
salah satu penyeimbang kondisi lingkungan sudah mulai diperkenalkan dalam rangka pengendalian
organisme penyebab penyakit secara biologis. Probiotik merupakan makanan tambahan berupa selsel mikroba hidup, yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang
mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba intestinalnya (Fuller, 1987). Selanjutnya
Verschere et al. (2000) menyatakan bahwa probiotik sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki
pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba lingkungan hidupnya. Dikemukakan juga oleh
Salminen et al. (1999) bahwa probiotik merupakan segala bentuk preparasi sel mikroba atau komponen
sel mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inangnya. Ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan pada saat melakukan pemilihan mikroorganisme yang
akan dijadikan probiotik di antaranya: 1) tidak bersifat patogen atau mengganggu inang, tidak bersifat
patogen bagi konsumen (manusia dan hewan lainnya), 2) tidak mengganggu keseimbangan ekosistem
setempat, 3) mikroba tersebut hendaknya dapat dan mudah dipelihara dan diperbanyak, 4) dapat
hidup dan berkembang di dalam air wadah pemeliharaan ikan (Feliatra, 2002).
Prinsip kerja probiotik adalah pemanfaatan kemampuan mikroorganisme untuk memecah atau
menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein, dan lemak yang menyusun pakan yang diberikan.
Probiotik antibakteri Streptococcus adalah bakteri probiotik karena kemampuannya dalam menghambat
keberadaan bakteri Streptococcus. Menghambat yang dimaksud bisa diartikan kemampuannya dalam
menghambat pertumbuhan atau menghambat bakteri untuk memperbanyak diri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi kandidat bakteri priobiotik yang
menghambat bakteri Streptococcus iniae yang umumnya menyerang ikan nila budidaya.
METODOLOGI
Eksplorasi bakteri dari organ pencernaan (usus) ikan nila dilakukan untuk mengoleksi
keanekaragaman bakteri yang akan digunakan sebagai kandidat bakteri probiotik sebagai antibakteri
Streptococcus iniae. Sampel ikan nila berasal dari Cianjur, Klaten, dan Tasikmalaya. Teknik yang dilakukan
adalah dengan mengisolasi bakteri dari pencernaan (usus). Untuk menemukan antibakteri Streptococcus iniae dilakukan dengan melakukan uji daya hambat. Metode yang dipakai adalah metode Pour
plate (agar tuang). Teknik ini menggunakan agar yang belum padat untuk dituang dengan suspensi
bakteri ke dalam cawan petri yang kemudian dihomogenkan dan ditunggu hingga memadat. Hal ini
akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan saja tapi juga terendam di dalam
agar sehingga terdapat sel yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak mengandung oksigen.
Kemudian ditanam bakteri kandidat probiotik di atas media yang sudah mengandung suspensi bakteri.
Setelah 24 jam diamati pertumbuhan dari kedua bakteri tersebut. Apabila ada pertumbuhan seperti
zona hambat (clear zone) maka fenomena itu diamati lebih lanjut apakah bakteri tersebut layak disebut
kandidat bakteri probiotik.
Uji selanjutnya adalah uji patogenitas dari kandidat bakteri probiotik yang didapatkan. Uji
patogenitas (Postulat koch) adalah uji untuk mengetahui apakah kandidat bakteri probiotik yang
berhasil diisolasi dari pencernaan ikan nila mampu menginfeksi ikan nila yang sehat dan menyebabkan
penyakit. Uji patogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri yang dihasilkan bersifat patogen
bagi ikan atau tidak. Apabila bakteri bersifat patogen maka bakteri tersebut tidak bisa dikatakan
sebagai kandidat bakteri probiotik. Masing-masing kandidat tersebut diencerkan pada pengenceran
10-1, 10-4, dan 10-7 kemudian disuntikkan pada ikan uji (Gambar 1). Patogenitas dari bakteri diamati
dari kondisi fisiologis ikan atau kematian ikan apabila infeksinya sudah sangat parah Uji ini dilakukan
dengan skala laboratorium. Kandidat bakteri probiotik tersebut disuntikkan pada ikan nila yang
sehat. Pengamatan dilakukan selama 48 jam. Apabila terdapat kematian, berarti bakteri tersebut
913
Eksplorasi bakteri probiotik sebagai antibakteri ... (Yani Aryati)
Gambar 1. Uji patogenitas kandidat bakteri probiotik (kiri); pengenceran
kandidat bakteri probiotik (tengah); Penyuntikan bakteri pada ikan
nila (kanan)
bersifat patogen. Apabila tidak ada kematian berarti bakteri tersebut tidak bersifat patogen dan
layak diteruskan menjadi kandidat bakteri probiotik.
HASIL DAN BAHASAN
Isolasi bakteri yang dilakukan pada ikan nila budidaya, khususnya pada organ pencernaan
mendapatkan 97 isolat, dan setelah dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri Streptococcus
didapatkan hasil bahwa 3 bakteri merupakan kandidat bakteri probiotik. Bakteri yang diisolasi tampak
pada Tabel 1.
Tabel 1. Isolasi bakteri dari organ pencernaan
Asal Isolat
Cianjur
Klaten
Tasikmalaya
Jenis Isolat Asal bakteri Kandidat probiotik
43
33
21
Usus
Usus
Usus
3
-
Uji zona hambat yang dilakukan mendapatkan hasil bahwa beberapa bakteri mempunyai
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus iniae dapat dilihat pada Gambar 2.
Kandidat bakteri probiotik yang didapatkan berupa bakteri-bakteri yang mempunyai kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus iniae yang sudah ditumbuhkan terlebih dahulu pada
media. Kandidat bakteri yang ditemukan merupakan bakteri yang mempunyai pertumbuhan sangat
baik (tumbuh dengan subur pada media yang sudah ditumbuhi Streptococcus iniae). Dari Gambar 2,
zona hambat tidak tampak kentara, karena bakteri probiotik sangat tumbuh subur sehingga bakteri
Streptococcus iniae tidak nampak lagi karena tertutup bakteri probiotik. Beberapa karakteristik bakteri
yang bisa digolongkan dalam bakteri probiotik adalah sebagai berikut:
1. Bakteri probiotik, karena menghambat pertumbuhan bakteri patogen
2. Bakteri probiotik, karena bakteri tersebut mendominasi pertumbuhan bakteri patogen yang menjadi
target.
Gambar 1. Zona hambat kandidat bakteri probiotik
914
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010
Dari penggolongan bakteri probiotik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bakteri probiotik
yang ditemukan adalah bakteri yang mampu mendominasi pertumbuhan bakteri patogen yang
menjadi target. Tampak pada Tabel 2, terdapat 3 jenis bakteri probiotik yang ditemukan.
Tabel 2. Kandidat bakteri probiotik
Kode
Asal
Warna koloni
3/Ci/09
11/Ci/09
42/Ci/09
Luka ekor
Ginjal
Air
Putih
Kekuningan
Putih
Kandidat bakteri probiotik yang ditemukan berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Kandidat 3/Ci/09
merupakan bakteri yang diisolasi dari luka pada ekor ikan nila. Bakteri 11/Ci/09 merupakan bakteri
yang diisolasi dari ginjal ikan nila sedangkan bakteri 42/Ci/09 merupakan bakteri yang diisolasi dari
air Waduk Cirata. Untuk warna koloni 3/Ci/09 berwarna putih, 11/Ci/09 berwarna kekuningan dan 42/
Ci/09 berwarna putih. Di bawah ini adalah uji patogenitas yang dilakukan pada beberapa kandidat
bakteri probiotik yaitu pengenceran bakteri probiotik, penyuntikan dan pengamatan yang dilakukan.
Uji patogenitas dilakukan pada bakteri 3/Ci/09, 11/Ci/09, dan 42/Ci/09 mendapatkan hasil seperti
pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji patogenitas kandidat probiotik
Bakteri
Pengenceran
Pengamatan (Jam)
6
12
18
24
3/Ci/09
-1
10
10-3
10-7
-
30%
-
30%
-
11/Ci/09
10-1
10-3
10-7
-
30%
30%
-
30%
-
-
42/Ci/09
10-1
10-3
10-7
-
30%
30%
-
-
Berdasarkan Tabel 3, pada 6 jam pertama, untuk semua pengenceran yang dilakukan pada semua
bakteri probiotik tidak menimbulkan kematian. Pada 12 jam kematian terjadi pada bakteri 3/Ci/09
dengan pengenceran 10-3. Bakteri 11/Ci/09 terjadi kematian pada pengenceran 10-1 dan 10-3, sedangkan
pada bakteri 42/Ci/09 terjadi kematian pada pengenceran 10-1 dan 10-7.
Pada pengamatan 18 jam terjadi kematian ikan yang disuntikkan bakteri 3/Ci/09 pada konsentrasi
10-7 dan terjadi juga kematian pada ikan yang disuntikkan bakteri 11/Ci/09. Pada pengamatan selama
24 jam tidak terjadi kematian pada ikan yang disuntikkan kandidat probiotik dengan berbagai
konsentrasi. Dari pengamatan patogenitas kandidat probiotik di atas, 3 isolat bakteri tersebut dapat
dijadikan kandidat probiotik. Namun untuk memastikan, perlu uji ulang lebih lanjut, dalam hal ini
uji identifikasi secara biokimia.
KESIMPULAN
Isolat bakteri 3/Ci/09, 11/Ci/09, dan 42/Ci/09 adalah kandidat probiotik yang diisolasi dari ikan
nila yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit bakterial Streptococcosis pada ikan nila.
915
Eksplorasi bakteri probiotik sebagai antibakteri ... (Yani Aryati)
Bakteri-bakteri tersebut dapat digunakan sebagai salah satu alternatif mengendalikan penyakit Streptococcosis yang diberikan dalam beberapa metode, salah satunya dengan metode penambahan dalam
pakan.
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan konsentrasi probiotik dalam pakan yang sesuai
untuk mengatasi permasalahan Streptococosis pada ikan nila (dosis yang optimal).
DAFTAR ACUAN
Bowser, P.R., Wooster, G.A., Gitchell, R.G., & Timmons, M.B. 1998. Streptococcus iniae Infection Orechromis
niloticus in a Resirculation Production Facility. J. of The World Aquaculture, 29(3): 335-339.
Cowan, S. 1974. Cowan and Stell’s Mammal for Identification of Medical Bacteria, 2nd edition. Cambridge University Press. Cambridge.
Feliatra. 2002. Implementasi dan Pengembangan Bioteknologi Kelautan dalam upaya Optimalisasi
Pemanfaatan Laut Indonesia. Makalah dalam Pengukuhan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru, 5 November 2002.
Fuller, R. 1987. A review, probiotics in man and animals. J. of Applied Bacteriology, 66: 365ˆ378.
Perera, R.P., Johnson., S.K., Collins, M.P., & Lewis, P.H. 1994. Streptococcus iniae Associated with Mortality of Tilapia niloticus x T. aurea. J. Aquatic Health, 6: 335-340.
Salminen, S., Ouwhand, A., Benno, Y., & Lee, Y.K. 1999. Probiotics: How Should be Defined Trend in
Food Science and Tecnology, 10: 107-110.
Verschere, L., Rombaut, G., Soegeloos, P., & Verstraete, W. 2000. Probiotic bacteria as bioligical control agents in aquaculture. Microbiology and Molecular Biology Review, 64: 655-671.
Download