JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.3 : 388 – 392

advertisement
JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.3 : 388 – 392
ISSN 2252-5416
PENGARUH LATIHAN FISIK AEROBIK DAN ANAEROBIK TERHADAP KOMPONEN DARAH
PERIFER PADA MENCIT JANTAN
The Effect of Aerobic and Anaerobic Physical Exercise on Peripheral Blood Components in Males Mencit
Wahyuni AR1, Aryadi Arsyad2, Firdaus Hamid3
1
Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran,Universitas Hasanuddin
(email: [email protected] )
2
Bagian Biomedik, Fakultas Fakultas Kedokteran,Universitas Hasanuddin
(email: [email protected] )
3
Bagian Biomedik, Fakultas Fakultas Kedokteran,Universitas Hasanuddin
(email: [email protected] )
ABSTRAK
Latihan Fisik mempengaruhi komponen darah perifer dimana komponen darah perifer sangat penting. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik aerobik dan anaerobik terhadap komponen darah perifer (leukosit,
eritrosit, hemoglobin, limfosit, dan granulosit) pada mencit jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Animal
Universitas Hasanuddin dan Balai Besar Veteriner Maros. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test
control design group only. Sampel terdiri dari 15 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol,
kelompok yang latihan aerobik, dan kelompok yang diberi latihan fisik anaerobik. Data dianalisis dengan menggunakan
uji one way anova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap kadar eritrosit
(p=0.003) dan kadar hemoglobin (p=0.41) pada kelompok kontrol, kelompok latihan aerobik, dan kelompok latihan
anaerobik sedangkan kadar leukosit, kadar limfosit dan kadar granulosit ada perbedaan tapi tidak bermakna.
Kata Kunci: leukosit, eritrosit, hemoglobin, limfosit, granulosit
ABSTRACT
Physical exercise influence peripheral blood component in which peripheral blood components are very important. The
aim of this research is to determine the effect of aerobic and anaerobic physical exercise on peripheral blood
components that include leukocytes, erythrocytes, hemoglobin, lymphocytes, and granulocytes on males mencit. The
research was perfomed at Animal Laboratory of Medical Faculty Hasanuddin University and at Veterinary Centre
Maros. The Method used in this research was post-test design group only. The samples were 15 mencits classified into
three groups, namely the controlled group, anaerobic exercise group, and anaerobic exercise group. The data were
analyzed by means of One Way Anova test. The results of the research show a significant different of erythrocytes level
(p=0.003) and hemoglobin level (p=0.041) in all the three groups meanwhile, leukocytes, lymphocytes, and
granulocytes level exhibited a different but not significant level
Keywords: leukocytes, erythrocytes, hemoglobin, lymphocytes, granulocytes
satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai
dan mempertahankan kesegaran jasmani adalah
dengan melakukan gerak badan (olahraga) dalam
bentuk latihan fisik yang teratur dan terukur.
Latihan fisik merupakan perwujudan dari responrespon muscular dan diekspresikan dalam gerak
tubuh secara teratur (Muliadin, 2009).
PENDAHULUAN
Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting
untuk dipertahankan agar dapat menjalani hidup
yang lebih produktif. Menurut World Heath
Organization (2010), sehat adalah adalah sejahtera
jasmani, rohani, dan sosial, bukan hanya bebas
dari penyakit, cacat maupun kelemahan. Salah
388
leukosit, eritrosit, hemoglobin, limfosit, granulosit
ISSN 2252-5416
Berdasarkan proses mendapatkan ATP,
latihan fisik dibagi menjadi dua, yaitu latihan
aerobik dan latihan anaerobik. Latihan aerobik
merupakan latihan yang bergantung terhadap
ketersediaan oksigen untuk membantu proses
pembentukan ATP yang akan digunakan sebagai
sumber sedangkan latihan anaerobik adalah
latihan yang tidak membutuhkan oksigen pada
proses pembentukan sumber energinya. Latihan
anaerobik bergantung pada energi yang disimpan
di otot dan hasil dari proses glikolisis (Muliadin,
2009). Latihan fisik secara umum dapat
mempengaruhi fungsi sistem di dalam tubuh.
Salah satunya adalah sistem hematologi (Bhatti &
Shaikh, 2007).
Sistem hematologi terdiri atas darah dan
tempat darah dihasilkan. Darah terbagi atas tiga
elemen selular khusus yaitu, eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit
(keping darah). Eritrosit mengandung hemoglobin
yang berfungsi mengedarkan oksigen. Sedangkan
leukosit (sel darah putih) adalah sel pertahanan
tubuh yang terdiri dari lima jenis leukosit yaitu,
neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit
yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi
tersendiri (Sherwood, 2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Isprayoga
pada tahun 2015 menunjukkan bahwa ada
peningkatan kadar hemoglobin dan leukosit pada
individu yang diberi latihan aerobik lari (running
aerobic). Penelitian yang dilakukan Isprayoga
pada tahun 2015 adalah ada peningkatan nilai
komponen darah berupa eritrosit, leukosit dan
trombosit pada latihan aerobik lari (running
aerobic). Penelitian yang dilakukan oleh Ibis
tahun 2010 menunjukkan hal yang berbeda, yaitu
terjadi penurunan yang signifikan terhadap
parameter hematologis berupa hemoglobin,
hematokrit, dan leukosit setelah diberi latihan
aerobik.
Penelitian yang dilakukan oleh Atan &
Alacam tentang efek latihan anaerobik terhadap
komponen darah tidak banyak dijelaskan,
disimpulkan bahwa ada peningkatan nilai
komponen darah berupa eritrosit, leukosit dan
trombosit pada latihan anaerobik lari (running
aerobic).
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat
bahwa ada perbedaan pendapat tentang pengaruh
latihan aerobik terhadap komponen darah dan
masih belum banyak penelitian yang menjelaskan
efek latihan anaerobik terhadap komponen darah
perifer. Jadi tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh latihan aerobik dan
anaerobik terhadap komponen darah di perifer
serta perbandingan efek kedua jenis latihan
tersebut.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Hewan Universitas Hasanuddin dan di Balai
Besar Veteriner Maros. Secara umum rancangan
penelitian ini adalah eksperimental laboratorium
dengan rancangan penelitian post-test control
design group. Subjek penelitian yaitu mencit
diadaptasi kemudian diberikan intervensi berupa
latihan aerobik renang, yaitu mencit dengan beban
3% dari berat badan mencit yang diikatkan 5 cm
dari ujung ekornya selama 13 menit dan latihan
anaerobik renang pada mencit dengan beban 9%
dari berat badan mencit yang diikatkan 5 cm dari
ujung ekornya, dilakukan secara intermitten
selama 1 menit dengan periode waktu pulih asal
selama 3 kali waktu kerja (3 menit). Untuk
kelompok kontrol tidak diberi intervensi.
Populasi dan Sampel
Sampel terdiri dari 15 ekor mencit yang
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok
kontrol, kelompok yang latihan aerobik, dan
kelompok yang diberi latihan fisik anaerobik.
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan program
software statistic computerize (SPSS 24) dengan
menggunakan uji one way annova untuk
mengetahui pengaruh latihan aerobik dan
anaerobik terhadap leukosit, eritrosit, hemoglobin,
leukosit, dan limfosit. Selanjutnya dilakukan post
hoc tests untuk melihat perbandingan leukosit,
eritrosit, hemoglobin, leukosit, dan limfosit antara
kelompok kontrol, aerobik dan anaerobik.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1
yang menunjukkan nilai rata-rata kadar leukosit
mencit yang diberi latihan fisik lebih tinggi
dibandingkan mencit pada kelompok kontrol
yaitu, yang tidak diberi intervensi berupa latihan
fisik. Hasil olah data statistik menggunakan uji
389
Wahyuni AR
ISSN 2252-5416
one way anova menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna pada jumlah leukosit antara
kelompok kontrol, kelompok yang diberi latihan
aerobik, dan kelompok yang diberi latihan
anaerobik (nilai p=0.18). Kadar granulosit darah
pada uji statistik one way anova tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0.65).
Perbedaan antara kelompok kontrol, kelompok
aerobik, dan kelompok anaerobik dapat dilihat
dari nilai rata-rata. Kadar granulosit pada
kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada
kelompok yang diberi latihan aerobik dan
anaerobik.
anaerobik menunjukkan nilai p=0.16 yang berarti
tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok latihan aerobik dengan kelompok
latihan anaerobik tapi dari nilai mean dapat dilihat
bahwa kadar eritrosit mencit yang diberi latihan
fisik anaerobik yaitu, 9.14 (103 / µL) lebih tinggi
dibandingkan kelompok yang diberi latihan
aerobik 7.65 (103 / µL) (Tabel 2).
Tabel 2. Uji post hoc jumlah eritrosit dan kadar
hemoglobin
Tabel 1. Nilai rata-rata (mean), standar error, dan
nilai signifikasi leukosit, eritrosit,
hemoglobin, limfosit, dan granulosit
pada kelompok kontrol, latihan fisik
aerobik, dan kelompok latihan fisik
anaerobic
Hasil olah data statistik menggunakan uji one
way anova menunjukkan perbedaan yang
bermakna pada kadar hemoglobin antara
kelompok kontrol, kelompok latihan aerobik, dan
kelompok latihan anaerobik dengan nilai p=0.041.
Pada post hoc test di tabel 2 dapat dilihat bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara kelompok
kontrol dengan aerobik (p=0.041) dan antara
kelompok kontrol dengan anaerobik (p=0.019)
sedangkan antara kelompok aerobik dan
anaerobik terdapat perbedaan kadar hemoglobin
namun tidak bermakna (p=0.69).
Hasil uji statistik one way anova untuk
kadar limfosit antara kelompok kontrol, kelompok
latihan aerobik, dan kelompok anaerobik
menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna
(p=0.18). Dari nilai rata-rata pada tabel 1 dapat
dilihat bahwa kelompok yang diberi latihan lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Hasil uji statistik one way anova untuk
eritrosit menunjukkan nilai p=0.041 yang berarti
ada perbedaan yang bermakna antara kelompok
kontrol, kelompok yang diberi latihan fisik
aerobik, dan kelompok yang diberi latihan fisik
anaerobik sehingga dapat disimpulkan bahwa
latihan fisik mempengaruhi kadar eritrosit dalam
darah. Pada post hoc test dilihat bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara kelompok
kontrol dengan kelompok latihan aerobik
(p=0.012) dan antara kelompok kontrol dengan
kelompok latihan anaerobik (p=0.001) sedangkan
hasil post hoc test untuk kelompok aerobik dan
PEMBAHASAN
Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara
3 kelompok. Pada penelitian, Harahap tahun 2008
menyatakan bahwa jumlah leukosit meningkat
setelah melakukan latihan fisik. Penelitian yang
dilakukan oleh Shahidi tahun 2012, leukosit
meningkat disebabkan oleh stres yang muncul
390
leukosit, eritrosit, hemoglobin, limfosit, granulosit
ISSN 2252-5416
akibat dari latihan fisik dan adanya mobilisasi
cadangan darah dari pembuluh limfa ke pembuluh
darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Leeuwenburg & Heinecke (2001), latihan aerobik
meningkatkan radikal bebas namun jika dilakukan
secara teratur akan menurunkan tingkat hydrogen
peroksida di mitokondria yang secara potensial
akan
meningkatkan
sistem
pertahanan
antioksidan. Penelitian yang dilakukan oleh
Purnomo (2011), latihan anaerobik akan
menyebabkan peningkatan asam laktat yang akan
menyebabkan penurunan pH yang memicu
pembentukan radikal bebas. Penurunan pH
menyebabkan asidosis yang menyebabkan
terganggunya kerja enzim antioksidan sehingga
terjadi stress oksidatif. Stress oksidatif akan
menyebabkan inflamasi yang kemudian memicu
pengeluaran leukosit untuk menghentikan
inflamasi.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada
perbedaan bermakna pada kadar eritrosit dan
hemoglobin antara 3 kelompok. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Simanulang (2009), yang menunjukkan bahwa
ada peningkatan eritrosit setelah melakukan
latihan fisik. Peningkatan eritrosit berkaitan erat
dengan peningkatan hemoglobin darah dimana
kadar hemoglobin darah meningkat sebagai
mekanisme kompensasi terhadap keadaan
kekurangan oksigen yang diakibatkan oleh latihan
fisik yang meningkat. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Atan & Alacam (2015), yang
menyimpulkan bahwa ada peningkatan nilai
komponen darah berupa eritrosit, hemoglobin,
leukosit dan trombosit pada latihan aerobik lari
(running aerobic) dan latihan anaerobik lari
(running aerobic). Pada saat melakukan latihan
fisik terjadi peningkatan kebutuhan oksigen
sehingga merangsang eritropoetin menghasilkan
sel darah merah di sumsum tulang. Latihan
aerobik menyebabkan peningkatan radikal bebas
akibat metabolise aerobik tubuh. Menurut
Purnomo (2011), latihan aerobik secara teratur
dapat menyebabkan peningkatan pertahanan
antioksidan yang dapat mengurangi stress
oksidatif. Menurut Goodwin (2007), pada latihan
anaerobik terbentuk asam laktat, tingginya asam
laktat dapat menyebabkan hipoksia yang akan
meningkatkan
stress
oksidatif.
Hipoksia
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
yang akan meningkatkan kadar eritrosit dalam
darah. Penelitian tentang hemoglobin yang
dilakukan oleh Atan & Alacam pada tahun 2015,
bahwa terjadi peningkatan kadar hemoglobin
setelah diberi latihan fisik dan kadar hemoglobin
pada latihan fisik anaerobik lebih tinggi
dibandingkan pada latihan fisik anaerobik. Pada
latihan aerobik pemakaian oksegen lebih efisien
karena tubuh memasuki fase konsumsi oksigen
yang stabil. Peningkatan kadar hemoglobin karena
sistem pernapasan yang meningkat untuk
memenuhi penghantaran oksigen.
Penelitian yang dilakukan oleh Harahap
(2008), yang menyatakan bahwa limfosit
meningkat setelah latihan fisik maksimal
dikarenakan oleh aktifitas limfosit yang
menghasilkan pertahanan imun dan latihan
memicu limfosit keluar dari lien menuju aliran
darah karena rangsangan dari hormon kortisol.
Penelitian yang dilakukan oleh Harahap
(2008), yang menyatakan bahwa komponen
granulosit, yaitu neutrofil dan eosinofil menurun
sedangkan basofil tidak terdapat perubahan
setelah diberi latihan fisik maksimal. Penurunan
kadar neutrofil dikarenakan oleh latihan fisik
maksimal yang menyebabkan inflamasi sehingga
berdiapesis ke dalam jaringan meninggalkan
ruang pembuluh darah. Penurunan kadar eosinofil
dikarenakan latihan fisik yang menyebabkan
stress sehingga meningkatkan sekresi hormon dan
salah satu produksi dari hormon tersebut
mengakibatkan penurunan jumlah eosinofil
(Harahap, 2008).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa latihan fisik aerobik dan
latihan fisik anaerobik berpengaruh terhadap
jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada
mencit jantan dan tidak ada pengaruh latihan fisik
aerobik dan latihan fisik anaerobik terhadap
jumlah leukosit, limfosit dan granulosit pada
mencit jantan.Tidak ada perbedaan jumlah
leukosit, jumlah eritrosit, kadar hemoglobin,
jumlah limfosit, dan jumlah granulosit pada
latihan fisik aerobik dan latihan fisik anaerobik.
Adapun saran pada penelitian ini adalah
sebaiknya dilakukan penelitian dengan waktu
adaptasi yang lebih lama agar dapat dibandingkan
dengan penelitian ini.
391
Wahyuni AR
ISSN 2252-5416
Leeuwenburg C. & Heinecke. J.W. (2001).
Oxidative Stress and Antioxidants in
Exercise. Journal of Medical Chemistry, 8
(7):829-300.
Muliadin. (2009). Pengaruh Circuit Training
Terhadap Nilai Kapasitas Vital Paru, Daya
Tahan Otot dan Jumlah Eritrosit Mahasiswa
Keperawatan (Tesis). Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Purnomo M. (2011). Asam Laktat dan Aktivitas
SOD Eritrosit pada Fase Pemulihan Setelah
Latihan Submaksimal (Tesis). Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Sherwood L. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sel
Ke Sistem. Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Simanulang R.H. (2009). Pengaruh Vit.C Sebelum
Latihan Fisik Maksimal Terhadap Kualitas
Eritrosit Mencit Jantan (Mus Musculus
Strain DD Webster. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
World Heath Organization. (2010). Global
Recommendations on Physical Activity for
Health. Geneva, Switzerland : WHO Press,
10.
DAFTAR PUSTAKA
Atan T. & Alacam H. (2015). The Effects of
Acute Aerobic and Anaerobic Exercise on
Blood Parameters. Faculty of Medical
Samsun, Turkey, 19(1): 87-93 (2015)
Bhatti R. & Shaikh D. M. (2007). The Effect of
Exercise On Blood Parameters. Physiology
Journal. 3(2): 211-215
Goodwin
M.L.
(2007).
Blood
Lactate
Measurements and Analysis During Exercise:
A Guide for Clinicans, J. of Diabetes Sci and
Tech.1(4):558-569.
Harahap N.S. (2008). Pengaruh Aktivitas Fisik
Maksimal Terhadap Jumlah Leukosit dan
Hitung Jenis Leukosit Pada Mencit (Mus
Musculus L). Universitas Sumatera Utara.
Ibis S. et al.
(2010). Acute effect of
hematological parameters on aerobic and
anaerobic exercise. Uluslararası İnsan
Bilimleri Dergisi [Bağlantıda]. 7(1): 13031334
Isprayoga I. (2015). Efektivitas Latihan Aerobik
Pagi dan Malam Hari Terhadap Kadar
Hemoglobin dan Kadar Leukosit (Tesis)
Semarang: Universitas Negeri Semarang
392
Download