PDF

advertisement
RANCANG BANGUN
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY
BERBASIS SMS GATEWAY UNTUK PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI KENTANG DI KOTA BATU
Dimas Indra Laksmana
Jurusan Teknik Informatika – STT Nurul Jadid Paiton
Abstrak
Salah satu produk pertanian dan agroindustri yang memiliki nilai karbohidrat yang
tinggi adalah kentang. Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan sumber
makanan terbesar ke empat di dunia setelah padi, gandum, dan barley. Umbi kentang
umumnya diperdagangkan sebagai kentang segar atau sebagai olahan. Sektor pertanian juga
harus disentuh dengan Information and Communication Technologies (ICT). Selama ini, ICT
hanya diterapkan pada industri dan jasa.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan sebuah rancang bangun Information and
Communication Technology berbasis SMS Gateway untuk pengembangan agroindustri
kentang di Kota Batu sehingga mendapat kemudahan dalam memperoleh informasi tanaman
kentang khususnya agroindustri kentang yang mudah, murah, cepat dan handal, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, menjadi tanaman yang kompetitif, mempunyai
nilai tambah yang tinggi, dan memberi tingkat kesejahteraan yang memadai.
Metode pendekatan dalam pengembangan Information and Communication
Technologies berbasis SMS Gateway menggunakan metode prototyping dengan tahapan
sebagai berikut: 1) Identifikasi kebutuhan informasi pengguna. 2)
Membangun
prototipe sistem informasi 3) Merevisi prototipe yang telah dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. 4) Menggunakan dan memelihara sistem yang telah diterima.
Hasil pengembangan Information and Communication Technologies berbasis SMS
Gateway mendapatkan sebuah rancang bangun Information and Communication
Technologies berbasis SMS Gateway untuk pengembangan agroindustri kentang di Kota
Batu yang mudah, murah, cepat dan handal, sehingga dapat meningkatkan produktivitas,
efisiensi, menjadi tanaman yang kompetitif, mempunyai nilai tambah yang tinggi, dan
memberi tingkat kesejahteraan yang memadai.
Kata Kunci : Agroindustri Kentang, ICT, SMS Gateway
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting da-lam
perekonomian Indonesia. Hal ini dapat diukur dari pangsa sektor pertanian dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pengentasan kemiskinan,
perolehan devisa melalui ekspor non migas, penciptaan ketahanan pangan
nasional dan penciptaan kondisi yang kondusif bagi pembangunan sektor lain.
Selain itu, sektor per-tanian juga berperan sebagai penyedia bahan baku dan pasar
yang potensial bagi sektor industri.
Pada saat perekonomian nasional dilanda krisis, ternyata sektor pertanian
terbukti mampu menjadi penyangga ekonomi nasional. Pengalaman krisis multi
dimensi Tahun 1997-1998 mem-berikan pelajaran berharga betapa strategisnya
sektor pertanian se-bagai jangkar, peredam gejolak, dan penyelamat bagi
29
sistem perekonomian nasional. Sementara itu, sektor-sektor lainnya mengalami
keterpurukan sebagai akibat krisis ekonomi tersebut, terutama industri yang
banyak komponen impornya (foot loose industries).
Transformasi struktur per-ekonomian dari dominasi sektor pertanian ke
dominasi sektor industri menghendaki adanya kaitan yang kuat antara sektor
pertanian dan sektor industri.
Melalui keter-kaitan tersebut, diharapkan nilai
tambah komoditas pertanian dan penyerapan tenaga kerja menjadi semakin
meningkat. Selain itu, me-lalui keterkaitan tersebut proses industrialisasi dapat
berjalan mulus karena industri yang dikembangkan menggunakan bahan baku yang
tersedia.
Salah satu produk pertanian dan agroindustri yang memiliki nilai
karbohidrat yang tinggi adalah kentang. Sebagai sumber karbohidrat, kentang
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan beras. Hal ini disebabkan kentang
memiliki nilai cerna yang lebih baik.
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman sumber
makanan terbesar ke empat di dunia setelah padi, gandum, dan barley (Fernie dan
Willmitzer, 2001). Di Indonesia, kentang merupakan komoditas yang menda-pat
prioritas tinggi di bidang penelitian dan pengembangan sayuran.
Beberapa manfaat tanaman kentang antara lain: 1) bahan diversifikasi
pangan non beras yang bernilai gizi tinggi, 2) tanaman cepat menghasilkan (cash
crop) bagi petani, 3) komoditas ekspor non-migas, 4) Bahan dasar industri pan-gan
dan tekstil, (5) Bahan makanan fast food yang banyak ditemui di kota-kota besar.
Kota Batu merupakan salah satu dari 15 kabupaten sentra kentang di Jawa
Timur, dengan kisaran luas tanam sekitar 700 ha (Dinas Pertanian Jawa Timur,
2005). Wilayah tersebut terletak di lahan kering dataran tinggi dengan iklim kering
dan termasuk zona agroekologi III (Saraswati et al, 2000).
Permasalahan tanaman kentang sangat kompleks yang tidak hanya dapat
dipecahkan dari sisi sosial ekonomi tetapi juga harus ditangani dari sisi teknologi
dan informasi. Kendala pengembangan Industri pengolah hasil pertanian selain
permodalan, bahan baku dan pemasaran, adalah kemampuan SDM yang terbatas
dalam penguasaan manajemen dan teknologi menyebabkan rendahnya efisiensi dan
daya saing produk (Deperindag, 2005).
Menurut Ditjen P2HP (2005), permasalahan dalam pengem-bangan
agroindustri pertanian antara lain adalah keterbatasan informasi dan penerapan
teknologi pe-ngolahan. Sedangkan kendala utamanya selain permodalan dan pasar
adalah teknologi.
Menurut Soekartawi (2008), pertanian juga harus disentuh dengan ICT
(Information and Communication Technologies). Selama ini, ICT hanya diterapkan
pada industri dan jasa. Teknologi yang diterapan bisa sangat se-derhana, misalnya
dengan telepon seluler (ponsel) untuk menghubungi buyer atau pembeli. Untuk
skala besar, pengguna ponsel ini akan memperpendek siklus produksi sehingga jauh
lebih efisien. Keuntungan lain, dengan teknologi informasi. Jaringan akan lebih luas
tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Sejak manusia mengenal dan memahami lingkungannya manusia mulai
belajar dan menciptakan teknologi untuk lebih meningkatkan kualitas kerjanya
misalnya panah, tombak dan kampak yang digunakan sebagai alat bantu pada masa
berburu. Teknologi-teknologi ter-sebut diciptakan sebagai alat bantu yang dapat
mempercepat kerja dan meningkatkan hasil. Dalam bidang komunikasi,
30
perkembangan per-adaban dimulai dari penggunaan peralatan seadanya seperti kentongan, api unggun dan merpati pos, radio, telepon, dan sampai ponsel dewasa ini
(Suryani. 2008).
Ponsel yang pada umumnya digunakan oleh banyak orang telah dilengkapi
dengan aplikasi untuk pengiriman pesan. Aplikasi tersebut berkembang secara pesat
dalam beberapa tahun terakhir, contohnya Short Message Service (SMS).
Dengan adanya Information and Communication Technology ber-basis SMS
Gateway, maka pengguna mendapat kemudahan dalam memperoleh informasi
tanaman kentang khususnya agroindustri kentang yang mudah (dapat dioperasikan
semua lapisan masyarakat), murah (± Rp.100,-/SMS), cepat (± 30 detik sudah
terkirim) dan handal (real time), sehingga dapat meningkatkan produktivitas,
efisiensi, menjadi tanaman yang kompetitif, mem-punyai nilai tambah yang tinggi,
dan memberi tingkat kesejahteraan yang memadai.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah membuat sebuah rancang bangun Information and
Communication Technology ber-basis SMS Gateway untuk pengem-bangan
agroindustri kentang di Kota Batu?
1.3 Tujuan Penelitian
Mendapatkan sebuah rancang bangun Information and Communication
Technology ber-basis SMS Gateway untuk pengembangan agroindustri kentang di
Kota Batu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Sudaryanto dan Soekarwati (2009) “Extent and Purpose of Adopting ICT
for Agribusiness Development: The Case of Sampled-Firms in East Java”
menyatakan bahwa dalam tujuan penelitian ini adalah membagi informasi yang
berhubungan dengan penelitian dari adopsi ICT yang dilakukan oleh sample
sebanyak 178 orang dari 4 daerah (Jember, Banyuwangi, Malang dan Sidoarjo)
dengan cara wawancara. Model adopsi ICT digunakan sebagai analisis sample yang
dibagi menjadi empat level adopsi (level rendah-level tinggi) yaitu ICT
Conventional (saluran telp, fax dan hp), ICT Computer (computer pribadi dengan
akses internet), ICT Internet (pengguna internet melalui e-mail dan menggunakan
web browser) dan ICT e-business (pengguna internet untuk iklan, bisnis online dan
aktitas organisasi). Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
1)
Pengguna ICT dalam agribisnis tergaantung dari otomi daerah, semakin besar
dukungan yang diberikan pemerintah maka akan memperbaiki pembangunan
ekonomi. 2) Semakin cangih teknologi, maka pengguna kurang mengadopsi
teknologi ke tingkat yang lebih tinggi dalam tingkat ICT.
Ika Atsari Dewi (2006) ”Desain Sistem Informasi Komoditas Hortikultura
Berbasis SMS (Short Message Service) di Sub Terminal Agribisnis Mantung
Pujon” mengatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah mendesain sistem informasi
komoditas yang berbasis SMS secara cepat, tepat, akurat dan murah. Metode
pengolahan data yang diinginkan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan dalam
pengembangan
sistem
informasi
yang
digunakan
menggunakan metode prototyping yang terbagi atas dua tahap yaitu tahap
31
identifikasi kebutuhan informasi pengguna dan tahap membangun desain
prototipe sistem informasi yang meliputi desain konseptual, desain arsitektur,
dan pengkodean program. Desain arsitektur terdiri dari desain basis data, desain
proses, desain user interface, dan desain jaringan. Pengembangan sistem dilakukan
dengan mengguna-kan perangkat lunak Gammu, Firebird 1.5, SMS Demon dan
bahasa pemrograman Delphi 7.0. Hasil yang didapat adalah sistem informasi
komoditas hortikultura berbasis SMS yang dapat mem-berikan informasi
agribisnis dengan cepat, tepat, akurat, dan murah sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Tanaman Kentang
Nikolai lvanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet yang memimpin
ekspedisi ke berbagai negara asal tanaman, memastikan sentrum asal tanaman
kentang adalah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, Bolivia dan Cile. Di
Pegunungan Andes (Peru) di-temukan jenis kentang liar yang disebut Solanum
andigenum atau S. andigena, sementara di Cile terdapat S. tuberossum yang diduga
sebagai keturunan kentang liar. Dari Amerika Selatan jenis kentang ini kemudian
menyebar ke Amerika Tengah (Rukamana, 1997)
Masih menurut Rukamana (1997) Penyebaran tananan kentang dari
Amerika Selatan ke berbegai negara di dunia terjadi pada pertengahan abad ke-16.
Tahun 1534 kentang di datangkan (diintroduksikan) ke Spanyol. Tahun 1570
tanaman kentang mulai diperkenalkan ke Eropa, dan tahun 1587 penanaman kentang
telah meluas ke Portugal, Ausria, Jerman, Prancis dan Swiss, sementara penyebaran
kentang ke lnggris terjadi sekirar tahun 1590. Pada abad ke-17 kentang sudah
ditanan secara luas di beberapa negara di Asia, Amerika Utara, Kepulauan Hindia
Barat dan Afrika. Pusat penyebaran kentang di Asia adalah India, Cina dan Jepang,
kemudian meluas ke beberapa Negara.
2.2.2 AgroIndustri
Austin (1981) memberikan de-finisi agroindustri sebagai suatu usaha yang
mengusahakan ta-naman mulai dari usaha pertanian dan pertenakan sampai
pengolahan hasil yang meliputi transformasi dan preservasi melalui perubahan
secara fisik dan kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Ka-rakteristik
pengolahan dan derajat transformasi dapat sangat beragam, mulai dari pembersihan,
grading dan pengemasan, pemasakan, pen-campuran dan perubahan kimiawi yang
menciptakan makanan sayur-sayuran yang berserat.
Agroindustri dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu agroindustri hulu
(upstream agrobusiness) yaitu subsektor industri yang meng-hasilkan sarana
produksi pertanian, dan agroindustri hilir (downstream agrobusiness) yaitu
subsektor industri yang mengolah hasil-hasil pertanian (Sinaga, 1998).
2.2.3 Information and Communication Technology
Teknologi Informasi dan Komunikasi, atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Information and Communication Technologiy, adalah payung besar
terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. Tek-nologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua
aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi
32
Teknologi Informasi menekankan pada pelaksanaan dan pem-prosesan data
seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanifulasi atau
me-nampilkan data dengan menggu-nakan perangkat-perangkat tek-nologi
elektronik terutama komputer. Makna teknologi informasi tersebut belum
menggambarkan secara langsung kaitannya dengan sistem komunikasi, namum
lebih pada pengolahan data dan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi menekankan pada penggunaan perangkat
teknologi elektronika yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam
proses komunikasi, sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi
informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif. Sebagai contoh salah
satu aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah video conference, yang
menggunakan teknologi informasi untuk menghubungkan (networking) antar clien
dengan fasilitas internet, pesan-pesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak
diterima, diolah, dianalisis dan ditrasmisikan, oleh teknologi informasi sehingga
sampai pada masing-masing pihak melalui internet dengan jaringan satelit atau
kabel. Peran teknologi komunikasi adalah mengatur mekanisme komunikasi antar
kedua belah pihak dengan cara desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas,
pesan teks, suara, video memenuhi standar komunikasi, pengaturan feed back
sehingga komunikasi berlangsung menjadi dua arah.
2.2.4 Sistem Informasi Manajemen
1. Konsep Dasar Sistem
Definisi sistem yang menekankan pada prosedur adalah: suatu jaringan kerja
dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Definisi sistem yang menekankan pada komponen atau elemen adalah:
kumpulan dan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
(Jogiyanto, 1989)
2. Konsep Dasar Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data
merupakan bentuk jamak dan bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang
tertentu. (Jogiyanto, 1989)
3. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
tergantung satu sama lain dan terpadu. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem
secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran
(output). Di samping itu, suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari
lingkungan sekitarnya, maka umpan balik (feedback) dapat berasal dari output
tetapi dapat juga berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud (Kumorotomo dan
Margono, 1996).
Kristanto (2003) mendefinisikan sistem informasi sebagai sekumpulan tata
cara atau prosedur yang terorganisasi yang ketika dijalankan mampu menyediakan
33
informasi untuk pengambilan
keputusan, komunikasi, dan atau mengontrol
organisasi.
Sementaara sistem informasi menurut Hariyanto (2004) dide-finisikan
sebagai kumpulan kom-ponen yang saling terkait dan be-kerjasama untuk
mengumpulkan, mendapatkan kembali, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan
infor-masi dengan maksud memudahkan perencanaan, pengawasan, koor-dinasi, dan
pengambilan keputusan suatu organisasi.
2.2.5 Manajemen Sistem Basis Data/Database Management System
DBMS adalah suatu software sistem database untuk menyimpan, mengubah,
menghapus, dan mengekstrak data ke/dari database, dengan bahasa query yang
disebut SQL (Structured Query Language), serta pemeliharaan database seperti
archive dan backup & recovery. Sebuah DBMS dapat menyimpan lebih dari satu
database. Contoh DBMS adalah Oracle, SQL Server, MySQL, dan Microsoft
Access. (Mulia Hartono, 2004)
2.2.6 Diagram Konteks
Diagram konteks adalah model lingkungan (berupa model grafis) yang
menggambarkan interaksi sistem, lebih tepatnya pada garis batas sistem (system
boundary) dengan lingkungannya. Jadi dari diagram konteks hanya akan terlihat
sumber mana yang memberikan data ke sistem dan kemana sistem memberikan data.
2.2.7 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan model grafis dan aliran
data/informasi dari sumber ke tujuan, dengan proses pengolahannya. Model ini
menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu
sama lain melalui penyimpanan data.
DFD merupakan turunan dari diagram konteks, dalam pengertian diagram
konteks dan DFD haruslah konsisten. Hubungan/konteks sistem dengan terminator
akan transparan pada DFD.
DFD dapat dituangkan beberapa level, dimana level yang makin tinggi
merupakan turunan level sebelumnya. (Pusat Komputer PIKSI ITB, 1996)
2.2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data,
sehingga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan: data apa yang diperlukan,
bagaimana data satu berhubungan dengan data lainnya? Pada dasarnya ada tiga
macam simbol yang dipergunakan yaitu entitas, atribut, relasi (hubungan).
2.2.9 Short Message Service (SMS)
SMS (Short Message Service) merupakan fasilitas standar dari Global
System for Mobile Comunication (GSM) dan Code Division Multiple Access
(CDMA). Pesan SMS ditetapkan oleh ETSI (European Telecommunication
Standards Institute) sebagai dokumen pada GSM 03.40 dan GSM 03.38 yang bisa
berisi text sampai di atas 160 karakter (standar karakter umumnya 160) dimana
masing-masing karakter dihitung dengan nilai 7 bit, ada juga pesan SMS dengan
nilai 8-bit tetapi karakter dibataskan pada 140 dan digunakan untuk gambar dan
34
ringtone. Pesan SMS 16-bit memiliki maksimal karakter sejumlah 70 yang
digunakan untuk 'Flash SMS' (Oetomo, 2003)
2.2.10 SMS Gateway
Menurut Marcus Zakaria, dkk (2006), SMS Gateway adalah suatu platform
yang menyediakan mekanisme untuk EUA menghantar dan menerima SMS dari
peralatan mobile (HP, PDA phone, dll) melalui SMS Gateway’s shortcode.
SMS Gateway merupakan pintu gerbang bagi penyebaran informasi dengan
menggunakan SMS. Kita dapat menyebarkan pesan ke ratusan nomor secara
otomatis dan cepat yang langsung terhubung dengan database nomor-nomor ponsel
saja tanpa harus mengetik ratusan nomor dan pesan di ponsel kita karena semua
nomor akan diambil secara otomatis dari database tersebut. Selain itu dengan adanya
SMS Gateway anda dapat mengustomisasi pesan-pesan yang ingin dikirim. Dengan
menggunakan program tambahan yang dapat dibuat sendiri, pengirim pesan dapat
lebih fleksibel dalam mengirim berita karena biasanya pesan yang ingin dikirim
berbeda-beda untuk masing-masing penerimanya.
2.2.11 Visual Basic
Menurut Petroutsos (2000) Visual Basic adalah software yang mudah dan
cepat dan sangat user friendly dalam membuat aplikasi yang berbasis Windows.
Visual Basic sendiri merupakan pemrograman yang berupa GUI (Graphical User
Interface). Visual Basic bersifat even-driven,maksudnya program tidak akan
dijalankan sampai terjadi suatu event (kejadian) seperti event penekanan tombol,
pemilihan menu dan lain-lain. Visual basic mem-punyai sebuah event processor
dimana akan melihat apa yang terjadi. Bila terjadi suatu event maka program yang
sesuai dengan event tersebut akan dijalankan. Kemudian program akan kembali pada
event processor.
2.2.12 GSM dan CDMA
Global Sistem for Mobile Communications (GSM). Standar digital pertama
di Eropa, pengem-bangan ini digunakan untuk mem-berikan jaminan kompatibilitas
se-lular di seluruh Eropa. Kesuksesan ini ternyata telah menyebar ke seluruh dunia
sehingga lebih dari 80 jaringan GSM telah diopera-sionalkan. Teknologi ini dioperasionalkan pada 900 dan 1800 MHZ pada seluruh bagian di Eropa dan Inggris. Di
beberapa bagian Amerika menggunakan frekuensi 1900 MHZ dan menggunkan
TDMA base. (Mulyanta, 2005)
Code Multiple Access (CDMA) IS-95. Dikembangkan oleh qualcomm
dengan ciri kapasitas tinggi dengan radius sel yang kecil. frekuensi band yang sama
dengan AMPS dan mendukung operasi AMPS, menggunakan teknologi spreadspectrum dan menggunakan skema pengkodean yang khusus. Teknologi ini diadopsi
oleh Telecomuniocations Industry Association (TIA) pada tahun 1993 untuk
pertama kalinya jaringan CDMA-based yang dioperasikan. (Mulyanta, 2005)
III. METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam pengembangan sistem informasi yang di-gunakan
menggunakan metode prototyping. Menurut James A. O Brien (1993) yang dapat
dilihat pada Gambar 3.1, dengan tahapan sebagai berikut : 1) Identifikasi kebutuhan
informasi pengguna. 2) Membangun prototipe sistem informasi. 3) Me-revisi
35
prototipe yang telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengguna. 4) Menggunakan
dan me-melihara sistem yang telah diterima.
Sedangkan Gambar 3.2 menyajikan diagram alir penelitian.
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengembangan Sistem dengan Prototyping
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
Langkah Kerja
Langkah-langkah kerja dalam prototyping ini terbagi atas dua tahapan
yaitu: 1) Identifikasi kebutuhan informasi pengguna, mencakup: a. Penentuan target
pengguna. Penentuan target pengguna didasarkan pada siapa saja dan pihak mana
saja yang membutuhkan dan akan me-manfaatkan layanan sistem informasi
pertanian kentang berbasis SMS Gateway. b. Identifikasi masing-masing kebutuhan
peng-guna. Masing-masing pengguna tersebut di atas diidentifikasi informasi apa
saja yang mereka butuhkan dalam output pembuatan prototipe sistem. c) Identifikasi
ke-lompok data yang dibutuhkan beserta sumbernya. Mencakup data apa saja
yang dibutuhkan serta bagaimana koleksi dan seleksi datanya. 2) Membangun
desain prototipe sistem informasi.
36
1. Desain konseptual
Desain konseptual sistem merupakan sarana mem-presentasikan secara
grafis model konseptual sistem sebagai gambaran statis yang menunjukkan
sekumpulan elemen statis sistem. Penyusunan desain konseptual sistem
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang telah dibuat serta
gambaran detail yang diperoleh.
2. Desain arsitektur
Desain arsitektur diperlukan untuk merancang sistem sehingga memiliki
konstruksi yang baik, proses pengolahan data yang tepat dan akurat, bernilai,
memiliki aspek user friendly dan memiliki dasar-dasar untuk pengembangan
selanjutnya. Desain arsitektur ini terdiri dari desain basis data, desain proses,
desain user interface yang mencakup desain input dan output dan desain jaringan.
3. Desain basis
Desain basis data diperlukan untuk merancang struktur data sistem
informasi pertanian kentang. Desain ini difokuskan pada desain struktur basis
data dan arsip-arsip yang akan digunakan. Desain data menghasilkan kamus
data yang dengan detail mendeskripsikan: a)
Atribut atau karakteristik entitas
dan elemen data yang lebih spesifik yang akan dibangun sistem informasinya. b)
Hubungan antar data.
Basis data didesain dengan menggunakan DBMS Microsoft Office Access
2007 yang diharapkan dapat mengintegrasikan kumpulan data yang saling
berhubungan dan membuatnya tersedia untuk aplikasi SMS Gateway Auto Respon
yang akan didesain pada informasi pertanian kentang ini. Dalam perancangan basis
data dilakukan pemodelan (desain konseptual) menggunakan pemodelan ER (Entity
Relationship Model) yang kemudian dilakukan desain logis (Logical Design
Database) untuk men-transformasi model ER menjadi basis data relasional sehingga
diperoleh struktur tabel basis data.
4. Desain proses
Desain ini menyampaikan fungsionalitas suatu sistem informasi yang
melaksanakan pekerjaan di dalam suatu sistem. Proses-proses yang terjadi
digambarkan dalam Diagram Arus Data.
5. Desain user interface
Difokuskan pada pendesainan interaksi yang terjadi antara pengguna
(user) dan sistem komputer, mencakup metode input-output dan konversi
data dan informasi antara form-form yang dapat dibaca manusia dan yang
dapat dibaca komputer. Desain ini seringkali merupakan prototyping itu sendiri
dimana prototipe metode-metode didesain dan dimodifikasi dengan pengaruh
timbal balik (feedback) dari pengguna. Kebutuhan input/output pengguna harus
didukung oleh sistem informasi yang akan dibangun, termasuk sumber
informasi, format, content, volume dan frekuensi setiap tipe input dan output.
Desain user interface menghasilkan spesifikasi detail untuk produk informasi
seperti layar display, form, dokumen dan laporan.
37
6. Desain Input
Dalam desain input, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih
dahulu input-input yang akan didesain secara rinci, yaitu bentuk dari dokumen
dasar yang digunakan untuk menangkap data, kode-kode input yang digunakan dan
bentuk dari tampilan input di alat input. Langkah-langkah desain input secara umum
adalah:
• Menentukan kebutuhan input dari sistem
• Menentukan parameter dari input yang meliputi bentuk input, dokumen
dasar atau bentuk isian di alat input (dialog layar teminal), sumber, alat
yang digunakan, volume dan periode.
7. Desain Output
Desain output (keluaran) adalah produk dari sistem informasi yang dapat
dilihat, didasarkan pada masing-masing kebutuhan pengguna, dan bagaimana tampilannya nanti yang akan diterima pengguna. Langkah-langkah desain output
didasarkan pada:
• Kebutuhan output dari sistem
• Parameter output yang meliputi tipe dari output, formatnya, media dan alat
yang digunakan, dan periode output.
8. Desain jaringan
Desain ini difokuskan pada perencanaan kebutuhan hardware dan
hubungan antar hardware yang digunakan berdasarkan identifikasi pada
kebutuhan pengguna, menentukan alat penghubung
yang melintasi jaringan.
9. Implementasi program (pengkodean) program
Desain ini menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 yang
sudah memiliki ke-mampuan untuk menangani dan mengimplementasikan prosesproses yang telah dirancang.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi kebutuhan informasi pengguna
Masing-masing pengguna diidenti-fikasi informasi apa saja yang dibutuhkan
dalam output pembuatan prototipe sistem. daftar kebutuhan informasi pengguna
sistem dapat dilihat pada Tabel 4.1
38
Tabel 4.1. Daftar Kebutuhan Informasi Pengguna Sistem
Data-data yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan informasi pengguna
dikelompokkan ber-dasarkan kesamaan jenis informasinya. Daftar kebutuhan
informasi pengguna sistem dari Tabel 1 dikelompokkan menjadi identifikasi
kelompok data kebutuhan informasi pengguna yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
39
Tabel 4.2 Identifikasi Kelompok Data Kebutuhan Informasi Pengguna
4.2 Membangun desain Prototipe Sistem Informasi
Pada tahap desain konseptual, komponen-komponen sistem infor-masi
didesain dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada pengguna. Diagram Konteks
(Context Diagram) menunjukkan urut-urutan kegiatan sistem informasi dan
komunikasi berbasis SMS Gateway yang mengandung satu proses yang diberi nomor
proses 0. Dalam diagram konteks digambarkan hubungan antara entitas, masukan
dan keluaran dari sistem yang dapat dilihat pada Gambar 4.1
40
Gambar 4.1 Context Diagram ICT berbasis SMS Gateway
Desain basis data diperlukan untuk merancang struktur data sistem
informasi dan komunikasi berbasis SMS Gateway. Desain ini difokuskan pada
maintenance data dan management data yang akan digunakan. Basis data didesain
menggunakan Microsoft office Access 2007 dengan menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 yang dapat mengintegrasikan kumpulan data yang
saling berhubungan dan membuatnya tersedia untuk aplikasi Auto Respond SMS
yang didesain pada ICT berbasis SMS Gateway untuk peningkatan agroindustri
kentang.
Dalam perancangan basis data dilakukan pemodelan (desain konseptual)
menggunakan pemodelan ER (Entity Relationship Model). Entity Relationship
Diagram Teknologi Informasi dan Komunikasi berbasis SMS Gateway dapat dilihat
pada Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
41
Gambar 4.2 Entity Relationship Diagram
Gambar 4.3 Diagram Arus Data Level 1
42
Gambar 4.4 Diagram Arus Data Level 2 dari Maintenance Pesan
Desain user interface difokuskan pada pendesainan interaksi yang terjadi
antara pengguna (user) dan sistem komputer, mencakup metode input-output dan
konversi data dan informasi antara form-form yang dapat dibaca manusia dan yang
dapat dibaca komputer. Desain ini terdiri atas desain input dan desain output.
Gambar 4.5. Desain Input Form Autentifikasi code reply
Berdasarkan analisis kebutuhan pengguna dibutuhkan perangkat keras yang
dapat memenuhi kebutuhan sistem. Spesifikasi minimal perangkat keras yang
digunakan pada ICT berbasis SMS Gateway Agroindustri Kentang Edition tertera
pada Tabel 4.3. Namun demikian dianjurkan untuk menggunakan komputer dengan
spesifikasi yang lebih tinggi.
43
Tabel 4.3 Perangkat Keras ICT Berbasis SMS Gateway
Gambar 4.6. Skema Hubungan Antar Hardware
Tabel 4. Perangkay Lunak ICT SMS Gateway
4.3 Implementasi Program (Peng-kodean) Program
Tampilan output dari desain prototipe yang telah disusun berupa inbox teks
SMS dari pengguna dan outbox teks SMS kepada pengguna dapat dilihat pada
Gambar 4.7, 4.8, 4.9, 4.10.
44
Gambar 4.7. Inbox SMS dari Pengguna (Sembarang Teks)
Gambar 4.8. Inbox SMS dariPengguna (Meminta Informasi Menu Utama)
Gambar 4.9 Outbox SMS kepada Pengguna (Jawaban Sembarang Tombol)
Gambar 4.10 Outbox SMS kepada Pengguna (Jawaban Info)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat yaitu mendapatkan rancang bangun
Information and Communication Technology berbasis SMS Gateway yang mudah,
murah, cepat dan handal, sehingga dapat me-ningkatkan produktivitas, efisiensi,
menjadi tanaman yang kompetitif, mempunyai nilai tambah yang tinggi, dan
memberi tingkat kesejahteraan yang memadai untuk pe-ngembangan agroindustri
kentang di Kota Batu.
45
5.2 Saran
Adapun saran yang diajukan yaitu perlu dilakukan penelitian tentang studi
Information and Communi-cation Technology pada teknologi tepat guna pada
penanganan panen, pasca panen, dan pengolahan bagi pengembangan agroindustri
kentang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 1996. Sistem Informasi Manajemen. Pusat Komputer PIKSI ITB.
Atsari, Ika Dewi. 2006. Desain Sistem Informasi Komoditas Hortikultura Berbasis
SMS (Short Message Service) di Sub Terminal Agribisnis Mantung Pujon.
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol.7 No.2 Agustus 2006.
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic
Development. Washington, D.C. USA.
Deperindag, 2005. Program dan Strategi Pembangunan Industri Kimia, Agro, dan
Hasil Hutan. Jakarta: Dirjen Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan (IKAH)
2005-2009.
Ditjen P2HP, 2005. Revitalisasi Agroindustri Perdesaan. Jakarta: Departemen
Pertanian.
Jogiyanto. H.M. 2003. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kristanto, Andri. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava
Media. Yogyakarta.
Kumorotomo, Wahyudi dan Margono, Subando Agus. 1996. Sistem Informasi
Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Mulyanta, Edi S. 2005. Kupas Tuntas Telepon Seluler, Yogyakarta: Andi.
O`Brien, James A. 1993. Management Information Systems: A Managerial End
User Perspective Second Edition. Irwin. Boston USA.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma dan Handoko, Yosia. 2003. Teleakses Database
Pendidikan Berbasis Ponsel. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Petroutsos, Evangelos. 2000. Pemrograman Database Dengan Visual Basic 6. Alih
bahasa oleh : Andi Kurniadi. PT ELEK Media Komputindo : Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Kentang Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta.
Saraswati, D.P.; Suyamto,H; D. Setyorini dan Al.G. Pratomo. 2000. Zona
Agroekologi Jawa Timur. Buku I: Zonasi dan Karakterisasi sumberdaya lahan
wilayah Jawa Timur. BPTP Karangploso.
Sinaga, R.S. 1998. Peluang Perekonomian Indonesia Melalui Pemahaman Konsep
dan Peran Agribisnis. Dies Natalis XI STIE IBII. IBII, Jakarta.
Soekartawi, 2008. Aplikasi Teknologi Informasi. Makalah Seminar Nasional
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. ISSN:1907:5022
Sudaryanto and Soekartawi, 2009. Extent and Purpose Of Adopting ICT for
Agribusiness Development: The Case of Sampled Firms in East Java. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta, 20 Juni
2009. ISSN: 1907-5022
Suryani, 2008. Rancang Bangun Sistem Informasi Sekolah Via SMS Gateway
Berbasis CMS" Skripsi Universitas Islam Negeri Malang.
46
Download