APAKAH PRODUK HERBAL YAHG ANDA KONSUMSl AMAN

advertisement
InfoPOM
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN POM RI
Volume XI, No.4
JULI - AGUSTUS 2010
ISSN 1829-9334
DAFTAR ISI
1
1
APAKAH PRODUK HERBAL YANG ANDA KONSUMSI AMAN, BERMUTU DAN BERMANFAAT
2
2
BENARKAH ASPARTAM BERBAHAYA ?
33
MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL
3
4
PROFIL BALAI POM DI JAMBI
APAKAH PRODUK HERBAL YAHG ANDA KONSUMSl
AMAN, BERMUTU DAN BERMANFAAT ?
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Agar dapat menjadi sehat berbagai cara
dilakukan manusia, mulai dari mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat teratur, berolah raga, rekreasi dan
yang sedang menjadi trend saat ini adalah mengkonsumsi produk suplemen kesehatan atau herbal.
Tingginya kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi produk suplemen kesehatan atau herbal tidak
terlepas dari gencarnya promosi para produsen serta adanya pola gaya hidup untuk kembali ke alam
(Back to Nature).
Jamu atau obat tradisional Indonesia merupakan suatu warisan budaya bangsa Indonesia yang
telah dikenal sejak dahulu dan digunakan secara luas oleh masyarakat secara turun-temurun
hingga saat ini. Penggunaan jamu pada awalnya ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, kebugaran, pemulihan kesehatan setelah melahirkan atau
sembuh dari sakit, serta untuk kecantikan. Pemanfaatan tanaman obat untuk jamu
didukung oleh kekayaan alam Indonesia dalam hal keanekaragaman flora dan
fauna, serta tradisi budaya yang telah ada sejak jaman dahulu. Hal ini membuat
Indonesia begitu dikenal di mancanegara akan produk jamu dan telah
mendorong pemerintah Indonesia untuk mendeklarasikan bahwa JAMU
is Indonesia's Brand.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terjadi begitu pesat saat ini, berbagai penelitian tentang
tanaman obat mendapat perhatian yang besar di seluruh dunia,
baik di negara-negara maju, maupun di negara-negara
berkembang yang terlebih dahulu telah mengenal dan
menggunakan tanaman sebagai obat.
Hal ini disebabkan karena berbagai
penyakit degeneratif dan munculnva
tradisional harus memenuhi kriteria
aman, bermutu dan bermanfaat,
sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Bagaimana suatu produk
ternyata dapat memberikan efek
samping yang tidak diinginkan
sehingga sekarang tidak digunakan
penyakit-penyakit infeksi baru yang
herbal dapat dikatakan aman ? Suatu
lagi. Salah satu contoh adalah daun
terjadi dewasa ini belum dapat
produk herbal dapat dikatakan aman
Piper methysticum atau kava-kava
ditanggulangi secara optimal dengan
apabila telah digunakan secara turun-
yang terbukti dapat menyebabkan
metode pengobatan modern
temurun melewati tiga generasi dan
kerusakan hati. Di samping itu
menggunakan obat-obat kimia. Dilain
terbukti aman, atau telah diuji
beberapa tanaman obat terbukti
pihak, beberapa penelitian yang
toksisitasnya menggunakan hevvan
dapat berinteraksi dengan obat-obat
dilaporkan membuktikan manfaat
tanaman obat untuk mencegah
maupun menanggulangi beberapa
gangguan kesehatan. Fenomena ini
uji meliputi uji toksisitas akut, subkronis, kronis dan uji mutagenitas,
dan terbukti aman untuk digunakan
pada manusia. Data keamanan suatu
tanaman obat dapat ditemukan
kimia yang umumnya diberikan
dokter pada penderita penyakit
tertentu
sehingga
dapat
menyebabkan efek keracunan
menyebabkan meningkatnya
melalui berbagai buku resmi yang
maupun menghilangkan efek dari
penggunaan tanaman obat maupun
diterbitkan, baik oleh lembaga
obat kimia itu sendiri. misalnya herba
produk suplemen kesehatan dan
kesehatan dunia seperti WHO,
Hypericum perforatum atau St. John's
herbal termasuk jamu yang
lembaga pemerintah, perguruan
wort dan rhizoma Hydrastis
mengandung tanaman obat tertentu
tinggi. maupun dari laporan pada
canadensis atau Golden seal.
jurnal-jurnal
Beberapa tanaman obat ternyata
untuk pengobatan penyakit.
Produk Herbal Harus Aman,
nasional
dan
internasional.
juga mengandung senyawa
berkhasiat yang sangat toksik atau
Badan Pengawas Obat dan Makanan
tentang tanaman obat menyebutkan
beracun sehingga digolongkan dalam
(Badan POM) telah mempersyaratkan
bahwa suatu tanaman obat yang
obat keras dan produknya tidak dapat
bahwa suatu sediaan herbal atau obat
dahulu digunakan dalam pengobatan
dijual bebas, diantaranya adalah
2 I EDITORIAL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Bermutu dan Bermanfaat
Beberapa laporan hasil penelitian
Editorial
Pembaca yang terhormat,
Tingginya kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi produk herbal tidak terlepas dari gencarnya promosi para
produsen serta adanya pola hidup untuk kembali ke alam. Untuk itu Badan POM selalu berupaya memastikan bahwa produk
herbal yang beredar di pasaran aman, bermutu dan berkhasiat. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada edisi kali ini
disajikan artikel “Apakah Produk Herbal yang Anda Konsumsi Aman, Bermutu dan Bermanfaat” agar masyarakat dapat
mengetahui bagaimana cara memilih produk herbal yang aman, bermutu dan bermanfaat.
Terkait beredarnya informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab mengenai bahaya penggunaan aspartam dan larangan
untuk mengkonsumsi beberapa produk makanan dan minuman karena mengandung aspartam maka kami sajikan artikel
“Benarkah Aspartam Berbahaya?” yang mencoba memberi sedikit penjelasan mengenai aspartam, penggunaan dan sisi
regulasinya.
Selain itu, terdapat juga artikel yang berjudul “Mengatasi Keracunan Parasetamol”. Dengan artikel ini, diharapkan pembaca
dapat memperoleh informasi untuk mencegah dan mengatasi keracunan akibat parasetamol.
Edisi ini ditutup dengan menampilkan Profil Balai POM di Jambi.
Semoga InfoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca semua.
Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pengarah Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan
Penanggung jawab Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Redaktur Ketua Kepala Bidang Informasi Obat Redaktur Eksekutif Budi
Djanu Purwanto, SH,MH; Dra. Deksa Presiana, Apt, Mkes; Yustina Muliani, SSi, Apt; Dra. Lucky Hayati, Apt; Dra. Tri Asti I, Apt, Mpharm;
Dra. Sri Mulyani, Apt; Ellen Simanjuntak, SE; Galih Prima Arumsari, SFarm, Apt; Dewi Sofiah, Ssi, Apt; Dra. Dyah Nugraheni, Apt; Dra. Sri
Hariyati, Msc; Suyanto, SP, Msi; Dra. Murti Hadiyani Editor Yulinar, SKM, Msi; Denik P, Sfarm, Apt; Eriana Kartika, Ssi, Apt; Arlinda
Wibiayu, Ssi, Apt Desain grafis Sandhyani ED, Ssi, Apt; Indah W, Ssi, Apt Sekretariat Ridwan Sudiro, Ssos; Surtiningsih; Netty Sirait
Atropa belladonna, Digitalis sp..
Ephedra sp. dan Rauwolfia
serpentina. Hal-hal ini umumnya tidak
diketahui oleh sebagian besar
masyarakat sehingga timbul
anggapan bahwa semua tanaman
obat adalah aman untuk dikonsumsi.
Untuk melindungi masyarakat dari
Lantana camara, herba Lobelia
suatu industri harus menerapkan
mempunyai potensi menyebabkan
chinensis, akar umbi Merremia
Cara Produksi Obat Tradisional
keracunan, kerusakan organ tubuh,
mammosa, herba Mitragyna
Yang Baik (CPOTB), meliputi semua
ataupun berpotensi berinteraksi
speciosa, buah dan daun Nerium
aspek produksi, mulai dari pemilihan
dengan obat-obat lain yang
oleander, daun Piper methysticum,
bahan baku, proses produksi
merugikan kesehatan, maka Badan
akar umbi Pinnelia ternata, rhizoma
sampai pada produk akhir siap edar.
POM telah mengeluarkan suatu
dan resin Podophyllum emyodi,
Beberapa aspek mutu yang harus
daftar tumbuhan yang dilarang
herba Rauwolfia serpentina, herba
dipenuhi antara lain, batas cemaran
digunakan dalam produk herbal,
Rauwolfia
biji
logam berat ( Pb, As dan Cd ), residu
diantaranya adalah biji Abrus
Schoenocaulon officinale, umbi
pestisida, aflatoksin, dan cemaran
precatorius, herba Aconitum sp,
lapis Scilla sinensis, biji
mikroorganisme. Suatu produk
herba Adonis vernalis, herba
Strophanthus sp, biji dan akar
herbal dipersyaratkan tidak boleh
Aristolochia sp, daun Artemisia sp.
Strychnos nux-vomica dan daun
mengandung cemaran logam berat
herba Atropa belladonna. kulit kayu
Symphytum officinale.
atau apabila tidak dapat dihindari
Cinchona succirubra. biji Colchicum
Selain berbagai keterangan di atas,
harus sesuai dengan batas
autumnale, akar dan biji Convolvulus
aspek mutu merupakan persyaratan
maksimum yang dipersyaratkan
scammonia, buah dan biji Citrullus
penting yang harus dipenuhi oleh
yaitu Pb dan As masing-masing <
colocynthis, biji dan minyak Croton
suatu produk herbal karena mutu
10,0 ppm dan Cd < 0,3 ppm;
tiglium, biji Datura sp. biji Delphinium
ikut menentukan tingkat keamanan
demikian juga halnya dengan residu
staphisagria,. daun Digitalis sp,
produk tersebut. Misalnya, suatu
pestisida jenis fosfor dan klor = 5
rhizoma Dryopteris filixmax, herba
produk herbal yang terdiri dari
ug/kg. Sedangkan untuk aflatoksin =
Ephedra sp, herba Euphorbia tirucalli,
tanaman obat yang sangat
20 ug/kg. Adapun batas maksimum
daun Justicia gendarussa, resin
berkhasiat akan tetapi tercemar oleh
cemaran mikroorganisme yang
Garcinia harburyii, rhizoma Hydrastis
bakteri patogen, aflatoksin atau
dipersyaratkan tergantung dari
canadensis, daun Hyoscyamus niger,
logam berat, maka produk tersebut
bentuk sediaan dan ditentukan
herba Hypericum perforatum, daun
adalah tidak aman dan tidak layak
dengan penetapan Angka Lempeng
dikonsumsi. Untuk memperoleh
Total dan Angka Kapang Khamir.
mutu suatu produk herbal yang baik,
Namun demikian suatu produk
vomitoria,
herbal tidak diperbolehkan
mengandung
cemaran
mikroorganisme patogen seperti
Pseudomonas aeruginosa.
Staphylococcus aureus. Clostridia
sp., Shigella sp., dan Salmonella sp.
Suatu produk herbal yang
digunakan sebagai obat tentu
diharapkan dapat memberikan efek
pengobatan sesuai dengan tujuan
3I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
penggunaan tanaman obat yang
pemakaiannya. Agar dapat menjamin bahwa
produk herbal yang dikonsumsi mempunyai efek
Kayu manis
pengobatan sesuai dengan klaim yang diajukan,
tentu dibutuhkan data ilmiah pendukung sesuai
dengan penelitian atau pengujian farmakologi
yang telah dilakukan. Jelaslah penelitian atau
pengujian farmakologi suatu produk herbal sangat
diperlukan, baik pengujian secara praklinik
Cengkeh
menggunakan hewan uji ataupun pada tingkat
yang lebih tinggi yaitu uji klinik pada manusia.
Suatu produk herbal yang telah memenuhi aspek
keamanan dan mutu serta bahan bakunya telah
distandardisasi dan telah terbukti dengan uji
Pala
praklinik dapat digolongkan sebagai Obat Herbal
4I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Terstandar (OHT), sedangkan apabila OHT
tersebut diteliti lebih lanjut dengan uji kiinik dan
mengandung BKO. Yang lebih membahayakan lagi adalah
terbukti bermanfaat secara nyata dapat
BKO yang dicampurkan tersebut terkadang tidak sesuai
digolongkan sebagai Fitofarmaka. Sebelum
dengan dosis pemakaian atau melebihi batas yang lazim
melakukan penelitian suatu produk herbal menjadi
dikonsumsi untuk satu kali pemakaian, dan produk herbal
OHT atau fitofarmaka, suatu industri atau peneliti
tersebut digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
dapat mengajukan protokol penelitian kepada
jelas sangat berbahaya karena walaupun efek
bagian penilaian Badan POM untuk dievaluasi dan
penyembuhannya segera terasa akan tetapi dapat
dinilai, sehingga prosedur penelitian sesuai
menimbulkan efek samping yang serius, mulai dari mual,
dengan persyaratan yang ada dan hasil dari
diare, pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
penelitian tersebut dapat diterima.
dada sampai pada kerusakan organ tubuh yang parah
Produk Herbal yang Dicampurkan dengan
seperti kerusakan hati, gagal ginjal, jantung, bahkan sampai
Bahan Kimia Obat (BKO)
menyebabkan kematian. Sebagai contoh, penggunaan obat
Agar dapat memberikan efek pengobatan yang
keras sildenafil dalam produk obat stamina pria atau obat
cepat, suatu produk herbal seringkali dicampurkan
kuat lelaki yang tidak sesuai dosis dapat menyebabkan efek
dengan Bahan Kimia Obat (BKO). Masyarakat
samping yang ringan hingga berat seperti sakit kepala,
perlu menyadari bahwa penggunaan produk
pusing, dispepsia, mual, nyeri abdomen, mialgia, nyeri
herbal secara umum tidak dapat memberikan efek
punggung, gangguan penglihatan, rhinitis, infark miokard,
penyembuhan dalam waktu hanya beberapa jam
nyeri dada, palpitasi dan kematian. Sementara efek samping
atau cespleng, akan tetapi memerlukan waktu
yang dapat timbul akibat penggunaan obat keras tadalafil
tertentu untuk dapat menunjukkan efek yang
yang tidak sesuai dosis adalah nyeri otot, pusing, mual,
diinginkan. Kenyataan ini sering tidak dimengerti
diare, sakit perut, nyeri punggung, muka memerah, hidung
oleh masyarakat, bahkan ada masyarakat yang
tersumbat dan fotosensitif.
memang meminta produk herbal yang cespleng
Beberapa jenis produk herbal yang sering
dan kemudian dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
dicampurkan dengan BKO antara lain adalah produk
berlanggungjawab dengan cara mencampurkan
pelangsing tubuh, stamina pria, untuk gangguan asam urat
BKO ke dalam produk herbal untuk mendapatkan
atau encok/pegal linu/flu tulang dan gemuk badan. Secara
efek yang diinginkan dengan cepat. Perbuatan ini
lengkap tentang nama dan jenis produk herbal yang
jelas melanggar peraturan yang berlaku di
mengandung BKO dan telah dilarang oleh Badan POM dapat
Indonesia yang mempersyaratkan bahwa produk
dilihat pada Peringatan Publik website Badan POM dengan
herbal atau obat tradisional tidak diperbolehkan
alamat http://www.pom.go.id.
Tips yang dapat digunakan sebelum mengkonsumsi dan
memilih suatu produk herbal yang aman, bermutu dan
bermanfaat:
!
Konsultasikan masalah kesehatan anda kepada dokter atau ahli medis sebelum
mengkonsumsi suatu produk herbal, terutama untuk mereka yang mengalami
gangguan kesehatan atau penyakit yang serius.
!
Ingatlah bahwa suatu produk herbal secara umum tidak dapat memberikan efek
penyembuhan yang langsung cepat, oleh karena itu untuk penyakit-penyakit yang
membutuhkan penanganan secara cepat, segera hubungi dokter atau ahli medis.
!
Gunakanlah produk herbal yang sudah jelas terbukti keamanannya atau telah
mempunyai izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang ditandai
dengan tulisan POM TR atau Tl diikuti dengan 9 digit angka.
!
Jika meragukan suatu produk herbal sudah terdaftar atau belum, hubungi Pusat
Informasi Obat dan Makanan Badan POM (Telp. 021-4259945, e-mail:
[email protected] ).
!
Bacalah
petunjuk penggunaan dan semua keterangan yang ada sebelum
mengkonsumsi suatu produk herbal.
Periksalah kemasan produk herbal apakah tidak rusak; bau, warna dan rasa isinya
harus normal, tidak berjamur. Jika berbentuk serbuk apakah tidak basah dan
menggumpal.
!
Apabila
anda sedang menggunakan suatu obat kimia dari dokter, berikan
tenggang waktu 3 sampai 4 jam sebelum mengkonsumsi suatu produk herbal.
!
Segera hentikan penggunaan suatu produk herbal apabila terjadi efek yang tidak
diinginkan dan hubungi dokter atau ahli medis.
!
Periksalah
kesehatan anda secara berkala untuk memastikan efek yang
diinginkan dari penggunaan suatu produk herbal.
DR. Tepy Usia., MPhil
- Direktorat Obat Asli Indonesia-
5 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
!
Benarkah
ASPARTAM
Berbahaya
?
B
eberapa waktu belakangan ini marak
beredar informasi dari pihak yang tidak
bertanggung jawab mengenai bahaya
penggunaan aspartam dan larangan untuk
mengkonsumsi beberapa produk makanan dan
minuman karena mengandung aspartam.
Menanggapi isu yang beredar ini, Badan POM telah
mengeluarkan Peringatan Publik yang dapat
diakses melalui website Badan POM tentang
bantahan atas berita terkait dengan keamanan
aspartam. Artikel ini akan memberi sedikit
penjelasan mengenai aspartam, penggunaan dan
sisi regulasinya.
6I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Apa Itu Aspartam?
Aspartam adalah salah satu jenis pemanis buatan
yang diizinkan untuk digunakan pada makanan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Adapun
yang dimaksud dengan pemanis buatan adalah
bahan tambahan makanan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan atau
produk pangan, yang tidak, hampir tidak, atau
sedikit mempunyai nilai gizi atau kalori, serta hanya
boleh ditambahkan ke dalam produk pangan dalam
jumlah tertentu.
Aspartam digunakan sebagai pemanis dalam
berbagai makanan dan minuman seperti minuman
ringan, makanan penutup, permen, permen karet,
yoghurt, pangan kurang energi, dan pangan untuk
mengontrol berat badan serta pemanis yang dapat
dihidangkan di meja makan.
Apa yang terjadi
dengan aspartam dalam tubuh?
Setelah dikonsumsi, aspartam akan dimetabolisme
menjadi tiga senyawa utama yaitu asam aspartat,
fenilalanin dan metanol yang secara alami juga
terdapat pada makanan lain dan dalam tubuh
manusia.
Asam aspartat merupakan asam amino nonesensial yang terdapat secara alami dalam tubuh.
Asam aspartat penting untuk sintesis DNA,
sintesis urea dan sebagai neurotransmitter dalam
otak.
Fenilalanin, termasuk asam amino esensial yang
dapat diperoleh dari makanan atau minuman,
merupakan prekursor untuk sintesis tirosin dan
beberapa neurotransmitter. Kelebihan fenilalanin
akan diubah menjadi senyawa fumarat dan
asetoasetat yang merupakan bagian dari siklus
metabolisme energi.
Metanol juga merupakan hasil metabolisme dari
aspartam. Metanol hasil metabolisme aspartam ini
berada dalam jumlah yang tidak mungkin
menyebabkan toksisitas bagi tubuh, karena
secara alami di dalam tubuh juga terdapat metanol
yang masih mampu dimetabolisir oleh organ hati
manusia
Fenilketonuria
Terdapat sekelompok orang dengan kondisi
tertentu yang tidak dapat mengkonsumsi
aspartam karena mengalami kelainan yang
disebut fenilketonuria. Fenilketonuria atau PKU
(Phenylketonuria) adalah kelainan genetis pada
orang-orang tertentu dimana tubuhnya tidak dapat
memetabolisme asam amino fenilalanin secara
efektif. Hal ini menyebabkan akumulasi fenilalanin
dalam tubuh hingga berada pada kadar yang
dapat membahayakan dan apabila tidak ditangani
dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan
otak. Penderita PKU hanya satu dari sepuluh ribu
orang yang biasanya dapat diketahui segera
setelah lahir melalui pemeriksaan darah rutin.
Penderita PKU diharuskan mematuhi aturan diet
yang ketat untuk membatasi asupan fenilalanin.
Kadar fenilalanin yang tinggi dapat
membahayakan janin yang dikandung oleh wanita
hamil yang menderita PKU, oleh karenanya
wanita penderita PKU yang berencana untuk
hamil diharuskan juga menerapkan pola makan
dengan kadar fenilalanin yang terkontrol (preconception phenylalanin-controlled diet).
Pelabelan Produk yang
Mengandung Aspartam
P r oduk makanan dan minuman y a n g
mengandung aspartam harus menuliskan
kandungan aspartam pada komposisi produk.
Hal ini sesuai dengan penomoran bahan
tambahan pangan mengikuti The Codex
Alimentarius, dimana kode untuk aspartam
adalah 951 (dapat tertulis E-951 atau A-951 yang
menandakan bahwa telah mendapat
persetujuan di Eropa dan Australia).
Hal lain yang wajib dilakukan produsen dalam
penulisan informasi pada kemasan adalah
mencantumkan peringatan fenilketonik apabila
produk tersebut mengandung aspartam. Hal ini
sesuai dengan Pasal 43 ayat 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan, yang menyebutkan bahwa:
untuk pemanis aspartam mencantumkan
peringatan Fenilketonik: mengandung
fenilalanin; pada label sediaan pemanis buatan
dan pangan yang mengandung pemanis buatan
harus mencantumkan tulisan yang menyatakan
bahwa pangan tersebut untuk penderita diabetes
dan atau orang yang membutuhkan pangan
berkalori rendah.
Amankah Aspartam
Dikonsumsi?
untuk
Penggunaan aspartam di Indonesia diizinkan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan. Sedangkan
peraturan selengkapnya mengenai teknis
penggunaannya seperti nilai kalori, asupan
harian yang dapat diterima serta batas
penggunaan maksimun untuk masing-masing
jenis makanan terdapat pada Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
nomor HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pemanis Buatan dalam Produk Pangan.
Codex Alimentarius Commission (CAC) adalah
komisi yang ditetapkan oleh FAO/WHO (The
Food and Agricultural Organization/World
Health Organization) yang bertujuan untuk
melindungi kesehatan konsumen dan
menjamin terjadinya perdagangan yang jujur.
Saat ini anggotanya berjumlah 180 negara
termasuk Uni Eropa. Aspartam telah diatur
dalam Codex stan 192-1995 Rev 9 Tahun 2008,
yang menyatakan bahwa aspartam dapat
digunakan untuk berbagai jenis pangan antara
lain minuman berbasis susu, permen, makanan
ringan dan minuman ringan.
Penelitian mengenai aspartam terus dilakukan
di berbagai negara, dan hingga saat ini tidak
ada perubahan kebijakan mengenai izin
peredaran aspartam. Aspartam masih
digolongkan sebagai pemanis buatan yang
aman dikonsumsi oleh orang dewasa dan anakanak selama memperhatikan batas maksimal
penggunaan dan peringatan lainnya serta
memperhatikan asupan makanan yang
seimbang pada anak-anak.
- PIO Nas-
7 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Peraturan lain yang mewajibkan hal serupa
adalah Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.5.1.4547
tentang Persyaratan Pengunaan Bahan
Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam
Produk Pangan, dalam Bab II Pasal 6 ayat 3,
menyebutkan: Wajib mencantumkan peringatan
Fenilketonuria: mengandung fenilalanin; yang
ditulis dan terlihat jelas pada label jika makanan
atau minuman atau sediaan mengandung
pemanis buatan aspartam.
Rumus bangun
Aspartam
MENGATASI KERACUNAN
PARASETAMOL
PENDAHULUAN
P
Farmakokinetik
Obat ini menjadi pilihan analgesik yang relatif
aman bila dikonsumsi dengan benar sesuai
petunjuk penggunaan. Parasetamol boleh
dikonsumsi tidak lebih dari 5 hari untuk anakanak, dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis
seperti pada tabel.
Parasetamol terdistribusi dengan cepat pada
hampir seluruh jaringan tubuh. Lebih kurang
25% parasetamol dalam darah terikat pada
protein plasma.
arasetamol adalah golongan obat
analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah
untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga
untuk demam.
Perlu diingat bahwa penggunaan parasetamol
adalah antara lain untuk mengatasi rasa sakit,
sementara rasa sakit itu sendiri adalah
manifestasi dari suatu penyakit, artinya obat ini
hanya menghilangkan gejala yang timbul tanpa
mengobati penyebab penyakit.
8I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
parasetamol sebagai edukasi untuk mencegah
terjadinya keracunan obat tersebut.
Banyak kesalahan dalam mengkonsumsi obat
ini, karena obat digunakan secara terus
menerus untuk menghilangkan gejala rasa sakit
yang timbul. Misalnya seorang yang sering
merasakan sakit kepala, untuk mengatasi sakit
kepalanya selalu minum parasetamol. Bila
gejala yang dirasakan tidak hilang setelah efek
obat habis, yang bersangkutan seharusnya
segera konsultasi ke dokter untuk dicari
penyebab penyakitnya sehingga dapat diobati
penyebabnya dengan benar.
Karena parasetamol merupakan obat bebas
yang digunakan secara luas oleh masyarakat,
maka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
penggunaan yang dapat menyebabkan
keracunan parasetamol cukup besar, sehingga
dirasa perlu untuk memberikan informasi
mengenai cara untuk mengatasi keracunan
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap
secara cepat dan mencapai kadar serum puncak
dalam waktu 30 120 menit. Adanya makanan
dalam lambung akan sedikit memperlambat
penyerapan sediaan parasetamol lepas lambat.
Waktu paruh parasetamol adalah antara 1,25 - 3
jam. Penderita kerusakan hati dan konsumsi
parasetamol dengan dosis toksik dapat
memperpanjang waktu paruh zat ini.
Parasetamol diekskresikan melalui urine sebagai
metabolitnya, yaitu asetaminofen glukoronid,
asetaminofen sulfat, merkaptat dan bentuk yang
tidak berubah.
Mekanisme Keracunan
Sebagaimana juga obat-obat lain, bila
penggunaan parasetamol tidak benar, maka
berisiko menyebabkan efek yang tidak
diinginkan. Parasetamol dalam jumlah 10 - 15g
(20-30 tablet) dapat menyebabkan kerusakan
serius pada hati dan ginjal. Kerusakan fungsi
hati juga bisa terjadi pada peminum alkohol
kronik yang mengkonsumsi parasetamol dengan
dosis 2g/hari atau bahkan kurang dari itu.
Keracunan parasetamol disebabkan karena
akumulasi dari salah satu metabolitnya yaitu Nacetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang
dapat terjadi karena overdosis, pada pasien
malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik.
Penegakan Diagnosa
Penegakan diagnosa keracunan parasetamol
dilakukan setelah mendapatkan
riwayat/anamnesa yang jelas dari korban
maupun saksi (keluarga atau penolong). Saat
melakukan anamnesa, tenaga medis harus
menanyakan apakah korban sedang menjalani
terapi menggunakan obat-obatan yang bersifat
menginduksi enzim CYP2E1 (seperti isoniazid),
atau obat-obatan yang meningkatkan
metabolisme enzim CYP450 (seperti fenobarbital
dan rifampisin). Selain itu harus diketahui juga
apakah pasien mempunyai riwayat
mengkonsumsi alkohol secara kronik serta
periksa kondisi pasien, apakah pasien tersebut
mengalami malnutrisi. Pemberian antidot (Nasetilsistein) dilakukan setelah mendapatkan
hasil konsentrasi parasetamol dalam plasma
pada pasien maksimal 4 jam setelah
parasetamol ditelan.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
sebagai pertolongan pertama saat menemukan
korban yang dicurigai keracunan parasetamol
adalah sebagai berikut:
- rangsang muntah (tindakan ini hanya efektif
bila parasetamol baru ditelan atau peristiwa
tersebut terjadi kurang dari 1 jam sebelum
diketahui)
- berikan arang aktif dengan dosis 100 gram
dalam 200 ml air untuk orang dewasa dan
larutan 1 g/kg bb untuk anak-anak.
Bila kadar serum parasetamol di atas garis
toksik (lihat nomogram) maka N-asetilsistein
dapat mulai diberikan dengan loading dose
140mg/kg BB secara oral, lalu dosis berikutnya
40 mg/kg BB diberikan setiap 4 jam. Larutkan
asetilsistein ke dalam air, jus atau larutan soda.
Terapi asetilsistein paling efektif bila diberikan
dalam waktu 8-10 jam pasca penelanan
parasetamol.
N-asetilsistein harus diberikan secara hati-hati
dengan memperhatikan kontraindikasi dan
riwayat alergi pada korban, terutama riwayat
asthma bronkiale.
Penutup
Keracunan parasetamol perlu ditatalaksana
secara serius dan tepat meskipun korban tidak
menampakkan gejala keracunan. Dengan
tatalaksana yang tepat kerusakan akibat
keracunan yang mungkin timbul dapat
diminimalisir, bahkan sebelum gejala keracunan
tersebut terdeteksi.
Apabila dicurigai telah terjadi keracunan
parasetamol, segera hubungi Sentra Informasi
Keracunan atau dokter setempat untuk
mendapatkan informasi dan petunjuk seputar
penanganan keracunan.
dr. Meilandna M Ulli
- Sentra Informasi Keracunan NasionalPustaka:
1.
Olson, K. R., Poisoning and Drug Overdose 5th ed,
McGraw-Hill Inc., 2007, p. 68-71.
2.
Tierney, L.M., Current Medical Diagnosis and
Treatment 43rd ed, McGraw-Hill Inc, 2004, p. 15551556.
3.
AHFS 2010
4.
IONI 2008
5.
Http://emedicine.medscape.com/article/820200overview (di unduh Mei 2010)
6.
Http://poisons.co.nz/fact.php?f=33&c=21 (di unduh
Mei 2010)
9 I ARTIKEL I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Penatalaksanaan
Bila terjadi muntah spontan, maka pemberian
asetilsistein dapat dilakukan melalui sonde
lambung (nasogastric tube) atau berikan
metoklopramid pada pasien untuk mengatasi
kondisi muntah tersebut.
PROFIL
BALAI POM
DI JAMBI
10I PROFIL BALAI I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
B
alai POM di Jambi merupakan salah
satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Badan POM yang dibentuk
berdasarkan SK Kepala Badan POM No.
05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Sebagai UPT,
tentunya Balai POM di Jambi mempunyai
peranan penting sebagai perpanjangan tangan
dari Badan POM dalam melaksanakan
kebijakan di bidang pengawasan produk
terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lain, obat tradisional, kosmetika, produk
komplemen, keamanan pangan dan bahan
berbahaya. (Surat Keputusan Kepala Badan
POM No.HK.00.05.21.4232 Tahun 2004
tentang Pelaksanaan Keputusan Kepala
Badan POM No.HK.00.05.21.3592 tanggal 9
Mei 2007 tentang Perubahan kedua atas Surat
Keputusan Kepala Badan POM
No.05018/SK/KBPOM tanggal 17 Mei 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di
Lingkungan Badan POM )
KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. Lingkungan Eksternal
Wilayah kerja (catchment area) Balai POM di
Jambi tahun 2009 adalah 9 (sembilan)
Kabupaten (Kerinci, Bungo, Tebo, Merangin,
Sarolangun, Batang Hari, Muaro Jambi,
Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur
dan 1(satu) Kota Jambi. Luas wilayah kerja
53.435.72 km2 dan wilayah terjauh adalah
Kabupaten Kerinci dengan waktu tempuh 12
jam melalui jalan darat menggunakan mobil.
Untuk mencapai Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
bisa ditempuh dengan jalan darat
menggunakan mobil atau melalui sungai dan
laut dengan menggunakan speetboat. Waktu yang
diperlukan di satu wilayah kerja rata-rata 2 hari,
untuk Kabupaten yang terjauh dibutuhkan waktu 3
hari kerja dan yang terdekat 1 hari kerja.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Balai POM di
Jambi adalah 2.683.099 jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 1.365.132 jiwa (50,88%) dan
jumlah penduduk perempuan 1.317.967 jiwa
(49,12%). Jumlah keluarga miskin terbanyak di
Kabupaten Sarolangun yaitu 40,88%. Laju
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi 2005 -2006
mengalami kenaikan, pendapatan regional
perkapita atas dasar harga berlaku mengalami
kenaikan 13,82 %, sedangkan kenaikan
pendapatan atas harga konstan adalah 3,85%
perkapita.
Jumlah sarana yang termasuk dalam ruang lingkup
pengawasan Balai POM di Jambi meliputi 4 Industri
PKRT, 4 Industri Kecil Obat Tradisional,, 1 Industri
Kosmetika, 16 Industri Pangan, 710 Industri Rumah
Tangga Pangan, 38 Pedagang Besar Farmasi, 16
Rumah Sakit, 120 Puskesmas dan 531 Puskesmas
Pembantu, 105 Balai Pengobatan/ Klinik, 132
Apotek, 206 Toko Obat, 10 Gudang Farmasi, 71
Pengcer Alkes/PAK, 553 Pengecer Pangan, 240
Pengecer Obat Tradisional dan 204 Pengecer
Kosmetik.
B. Lingkungan Internal
Jumlah total pegawai Balai POM di Jambi sampai 31
Desember 2009 seluruhnya adalah 74 orang. terdiri
dari. Pegawai golongan IV berjumlah 7 orang,
Golongan III 47 orang dan 20 orang golongan II.
Pejabat struktural berjumlah 7 orang. Jumlah
pegawai di Sub.Bag. TU adalah 16 orang, Seksi
Pemeriksaan 15 orang, Seksi Teranokoko 20 orang,
Seksi Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya 11
orang, Seksi Pengujian Mikrobiologi 5 orang dan
Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
7 orang.
Balai POM di Jambi beralamat di Jalan RM. Nur
Atmadibrata No.11 Telanaipura Jambi. Terdapat 3
saluran telepon untuk menghubungi Balai POM di
Jambi yaitu (0741) 61894, 61031 dan 64077,
Faximili yaitu (0741) 61894, 61031.
HASIL KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN
MAKANAN TAHUN 2009
Pada tahun 2009 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap sarana produksi dan distribusi obat,
NAPZA, obat tradisional, kosmetika, produk
komplemen, pangan dan bahan berbahaya serta
dilakukan pengambilan contoh komoditi produkproduk tersebut untuk diuji di Laboratorium Balai
POM di Jambi.
Pengawasan Produk Beredar
Pemeriksaan Sarana Produksi Dan Distribusi
Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmakes)
Cakupan pemeriksaan pada sarana produksi dan
distribusi farmakes masih kecil dibanding sarana
yang ada.
·
Sarana pelayanan NAPZA 390 buah jumlah cakupan
pemeriksaan 80 (20,51%) dan yang tidak memenuhi
ketentuan 29 sarana (36,25%).
·
Jumlah sarana produksi kosmetika di Jambi sebanyak
1 sarana. Diperiksa dalam rangka pengawasan rutin:
1 (100%) sarana dan tidak memenuhi ketentuan.
·
Cakupan pengawasan industri kecil obat tradisional
sebanyak 4 (10,9%) dari sarana yang ada, hasil
pemeriksaan menunjukkan sarana (100%) tidak
memenuhi ketentuan.
·
Tahun 2008 iklan yang diawasi dan dinilai sebanyak
466 iklan dan 4,94% diantaranya tidak memenuhi
ketentuan.
Penyidikan
Penyidikan kasus tindak pidana bidang obat dan
makanan berhasil menjaring 11 tersangka, 4 kasus telah
P21 selebihnya masih dalam proses penyelesaian.
Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam rangka pelayanan dan pemberdayaan masyarakat
telah diterima dan ditindaklanjuti 232 pengaduan, serta
telah dilaksanakan penyebaran informasi ke berbagai
instansi dan media sebanyak 35 kali, untuk meningkatkan
pengetahuan petugas Balai POM di Jambi, Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan produsen telah dilatih tentang
Farmakes utamanya keamanan pangan sebanyak 162
Kepala Balai POM Jambi : Drs. Irwansyah, Apt
Kepala Seksi Pengujian Produk Terapetik, Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen :
Dra. Tessi Mulyani, Apt
Kepala Seksi Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya:
Dra. Emli, Apt
Kepala Seksi Pengujian Mikrobiologi : Drs. H. Syartoni
Kepala Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan:
Drs. Koeswanto, Apt
Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi
Konsumen : Armeiny Romita, Ssi, Apt
Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Drs. Syafrizal, Apt, MKes
11 I PROFIL BALAI I INFOPOM Vol. XI /No. 1/Edisi Juli - Agustus 2010
Contoh produk beredar yang diterima untuk diuji
pada tahun 2008 sebanyak 1030 sampel terdiri dari
Obat (1030 sampel), NAPZA (99 sampel), Pangan
dan BB (1972 sampel), Obat Tradisional (560
sampel), Kosmetika (434 sampel), Suplemen (61
sampel).. Hasil uji menunjukkan 0,10% sampel
obat; 1,18% sampel NAPZA, 9,82% obat
tradisional; 4,92% suplemen, 2,54% kosmetika;
12,93% pangan tidak memenuhi syarat. Jajanan
anak perlu perhatian karena jumlah yang tidak
memenuhi syarat cukup tinggi yaitu 5,56% dari 90
sampel MAJS yang diuji, utamanya karena
mengandung boraks
dan pemanis buatan/
c y c l a m a t . H a s i l u j i O b a t Tr a d i s i o n a l
mengindikasikan penggunaan Bahan Kimia Obat
masih cukup banyak=3,57% dari sampel yang diuji.
Kosmetika beredar masih juga ditemukan
mengandung bahan berbahaya merkuri (8 sampel)
dan hidrokinon (1 sampel).
·
Produsen pangan jumlah 18 sarana, diperiksa 17
sarana (94,4%) tidak memenuhi ketentuan 6 sarana
(35,29%). Produsen IRTP 710 sarana, diperiksa 151
sarana (21,27%), tidak memenuhi ketentuan 48
sarana (31,79%), perlu diketahui bahwa pengawasan
IRTP menjadi tanggung jawab Kabupaten/Kota
sehingga pengawasan rutin oleh Balai POM sangat
dikurangi. Pengawasan distribusi makanan dilakukan
terhadap 220 sarana, sedang pada kegiatan
pengamanan parcel Lebaran, Natal dan tahun Baru
diperiksa 13 sarana. Sarana distribusi yang tidak
memenuhi ketentuan 1 (4,69%).
Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Makanan - Badan pengawas Obat dan Makanan,
Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat; Telp: 021-4259945; Fax: 021-42889117; email: [email protected]
Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan obat, kosmetika, obat tradisional, produk
komplemen, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan melalui alamat redaksi dengan format minimal MS. Word
97, spasi single maksimal 4 halaman A4
Download