PERMAINAN BAHASA BAGI PENINGKATAN KUALITAS

advertisement
PERMAINAN BAHASA BAGI PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB GURU-GURU SD/MI DAN
SMP/MTs SE-KOTA DAN KABUPATEN SEMARANG
OLEH : Hasan Busri, S.Pd.I., M.S.I dan Retno Purnama Irawati, S.S., M.A
ABSTRAK
Permainana bahasa akan membantu guru-guru, dalam hal ini guru-guru bahasa Arab
se-kota dan kabupaten Semarang untuk melihat apa yang dilakukan guru-guru di kelas
masing-masing, pembelajaran apa yang sudah diberikan, dan tujuan pembelajaran apa yang
akan dicapai. Permainan bahasa yang diterapkan dalam pembelajaran dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah dipelajarinya.
Permainan bahasa merupakan aktivitas yang bertujuan dan dirancang dalam pengajaran serta
ada hubungannya dengan kandungan isi pelajaran secara langsung atau tidak langsung.
Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan
materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada
masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru. Dan
sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang
disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini
baik. Pertanyaan penutup pada kuesioner yaitu kesediaan guru jika mengikuti pelatihan
lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Sebanyak
17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju dan
bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan
kompetensi profesional guru. Dan sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh
peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas
pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi tidak untuk jangka waktu dekat.
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Arab sudah lama dilakukan di Indonesia namun hasilnya belum
sepenuhnya maksimal. Berbagai problem masih sering bermunculan dan hampir jarang
terpecahkan. Dapat dilihat dari beberapa faktor, di antaranya: kurang siapnya siswa mengikuti
pelajaran bahasa, kompleksitas materi bahasa Arab yang menjadikan tingkat kesulitan tinggi
pada teknik, strategi dan metode penyampaiannya. Juga kurangnya inovasi mahasiswa bahasa
Arab: skripsi dan tesis yang dibuat tidak menjawab tantangan keilmuan dan kelembagaan
pendidikan bahasa Arab. Juga tenaga pendidik bahasa Arab (instruktur, guru, atau dosen)
dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran; mereka tidak kreatif, kurang bisa menguasai
situasi kelas karena siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab.
Aktivitas pengajaran bahasa Arab sebagai inti proses pendidikan tidak berjalan
sewajarnya, guru sebagai salah satu pemegang utama pengajaran bahasa lebih banyak berpaku
pada buku paket (text book oriented) dan sulit mencipatakan suasana pembelajaran kreatif,
0
inovatif, dan menyenangkan. Faktor lain yang menjadi penghambat pembelajaran bahasa
Arab saat ini diantaranya adalah: heterogenitas siswa, sarana yang kurang memadai, siswa
yang kurang aktif dalam KBM (kegiatan belajar mengajar), beban materi banyak, dan jumlah
siswa yang banyak (kelas besar) yang tidak semuanya memiliki dasar pengetahuan bahasa
Arab.
Salah satu produk kreatifitas yang dapat digunakan sebagai inovasi dalam
pembelajaran adalah permainan bahasa. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada
seorang anak, siswa dan peserta didik bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan,
berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Permainan merupakan alat bagi peserta didik
atau siswa untuk menjelajahi dunia, dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui,
dan dari yang tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan.
Pembelajaran memang tidak selalu membutuhkan permainan, dan permainan sendiri
tidak selalu mempercepat pembelajaran. Akan tetapi, permainan yang dimanfaatkan dengan
bijaksana dapat menambah variasi, semangat, dan minat pada sebagian program belajar.
Permainan bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sarana untuk mencapai tujuan, yaitu
meningkatkan pembelajaran (Mujib dan Rahmawati, 2012: 25-26).
Permainan tidak selalu bersifat rekreasi semata, tetapi juga bersifat edukasi. Bukti
paling mudah mengenai hal itu adalah digunakannya teknik bermain dalam pendidikan prasekolah, misalnya di TK ataupun kelompok bermain (play group). Dalam pendidikan prasekolah, anak- anak selain memperoleh kegembiraan dari permainan, juga memperoleh
sejumlah pengalaman belajar tentang sikap, kemahiran motorik, bentuk, warna, bahasa, dan
lainnya (Asrori, 2009:2).
Khusus dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, prinsip belajar sambil bermain
dan bermain sambil belajar di atas sejalan dengan teori pendidikan atau pembelajaran bahasa,
baik bahasa ibu, bahasa kedua, maupun bahasa asing. Teori yang dimaksud menyatakan
bahwa kemampuan berbahasa seorang pembelajar lebih banyak diperoleh melalui proses
pemerolehan yang alami. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa asing yang lazimnya
berlangsung secara formal, perlu diciptakan atau dikondisikan suasana informal, sehingga
proses pemerolehan informasi dan kemahiran berbahasa secara alami dapat terjadi pada diri
siswa (Asrori, 2009:4).
Ada upaya untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan
dalam dunia pendidikan yakni saat munculnya konsep edutainment yang mencoba
memadukan antara dua aktivitas ”pendidikan” dan ”hiburan”. Edutainment bisa didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan
1
hiburan secara harmonis sehingga aktivitas pembelajaran yang berlangsung menyenangkan
(Hamruni, 2009:50).
Konsep edutainment berusaha membalik paradigma belajar pasif. Di dalam konsep ini,
muridlah yang lebih banyak aktif, sehingga konsekuensi belajar lebih besar. Konsep ini juga
akan membantu murid untuk belajar tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat,
mempertanyakan, dan mendiskusikan. Dengan demikian guru lebih menekankan pada
penciptaan suasana kelas yang aktif dan menggairahkan melalui berbagai strategi belajar dari
pada subyek yang otoritatif.
Dalam hubungannya dengan pembelajaran bahasa Arab, maka permainan bahasa akan
sangat mendukung siswa dalam proses pembelajaran, karena permainan memberikan
kebebasan bagi siswa untuk berekspresi, mengungkapkan dan mengeluarkan segala
kreativitas dan bakat yang ada dalam dirinya. Untuk mengoptimalkan pembelajaran bahasa
Arab, guru perlu menyediakan bahan yang menarik yang dapat menyajikan tantangan bagi
siswa untuk giat secara aktif dan kreatif ” mengotak- atik ” apa yang dihadapinya. Bahan
tersebut haruslah sesuai dengan perkembangan emosi dan sosial.
Hal inilah yang menjadi titik tolak untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada
para guru bahasa Arab. Permainan bahasa bisa digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan proses pembelajaran bahasa Arab. Artikel ini menggambarkan hasil workshop
permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang,
khususnya guru-guru bahasa Arab.
Permainan adalah kebutuhan yang muncul secara alami dalam setiap individu
manusia. Permainan muncul dan ada karena adanya naluri setiap manusia untuk memperoleh
kesenangan, kepuasan, kenikmatan, kesukaan dan kebahagiaan hidup. Hal ini dikarenakan
sifat bawaan sejak lahir bahwa: “Manusia akan menghibur dirinya sampai ia mati”. Setiap
manusia selalu memiliki keinginan menjadikan setiap situasi, kondisi dan keadaan yang
dihadapinya menjadi situasi yang senantiasa fun dan happy, kondusif dan stabil. Keinginan
akan permainan akan selalu ada dan tumbuh berkembang tidak hanya pada masa kanak-kanak
tetapi juga berkembang dalam diri orang dewasa pula.
Permainan bagi seorang anak adalah wahana belajar yang sangat penting untuk proses
pendewasaan diri, membantu
menjaga stabilitas emosi, mendorong prilaku pro-sosial,
sekaligus memperkenalkan mereka dalam dunia yang lebih luas. Sedangkan permainan bagi
orang dewasa bersifat berbeda hanya saja membutuhkan sasaran, konsep dan teknik bermain
yang berbeda. Permainan adalah sarana yang efektif, efisien dan penting dalam menghibur,
2
mendidik, memberikan dampak positif dan membesarkan setiap pribadi dengan cara
menghibur dan menyenangkan.
Permainan bahasa adalah cara mempelajari bahasa melalui permainan. Permainan
bahasa bukanlah merupakan aktivitas tambahan untuk bergembira semata-mata, tetapi ia
dapat digolongkan dalam pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada pelajar untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah
dipelajarinya. Permainan bahasa merupakan aktivitas yang dirancang dalam pengajaran dan
ada hubungannya dengan kandungan isi pelajaran secara langsung atau tidak langsung.
Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk
melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan sastra) serta
unsur- unsur bahasa (kosakata dan tata bahasa). Apabila suatu permainan menimbulkan
kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa atau unsur tertentu, maka
permainan tersebut bukan permainan bahaa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih
ketrampilan berbahasa atau unsur tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan
disebut permainan bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut
mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa atau unsur bahasa
tertentu.
Menurut Suyatno (2005:14) permainan yang tepat dapat membuat pembelajaran
menyenangkan dan menarik, dapat menguatkan pembelajaran, dan bahkan menjadi semacam
ujian. Kesenangan bermain yang tidak terhalang melepaskan segala macam endorfin positif
dalam tubuh kita, melatih kesehatan, dan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Bagi
banyak orang, ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif yang paling tinggi di dalam diri
mereka tercapai dalam sebuah permainan. Permainan belajar (learning games) menciptakan
atmosfer menggembirakan dan membebaskan kecerdasan penuh dan tidak terhalang dapat
memberi banyak sumbangan.
Permainan belajar, jika dimanfaatkan secara bijaksana, dapat (1) menyingkirkan
“keseriusan” yang menghambat, (2) menghilangkan stres dalam lingkungan belajar, (3)
mengajak orang terlibat penuh, (4) meningkatkan proses belajar, (5) membangun kreativitas
diri, (6) mencapai tujuan dengan ketidaksadaran, (7) meraih makna belajar melalui
pengalaman, dan (8) memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah
disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa Arab pada khususnya dan guru
bidang studi lain pada umumnya. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, guru mata
pelajaran bahasa harus memahami bahwa tujuan akhir pembelajaran bahasa adalah agar siswa
3
dapat mempergunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan agar siswa terampil berbahasa,
yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pengajaran bahasa Arab senantiasa dihadapkan pada berbagai situasi kompleks, yang
pada satu sisi membutuhkan perhatian pada bagian-bagian kompleksitas secara kasuistis,
tetapi di sisi lain harus dilihat secara keseluruhan. Situasi kompleks dimaksud adalah adanya
berbagai aspek dalam pengajaran bahasa Arab yang harus disoroti secara bersama-sama. Di
antara aspek yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran bahasa Arab adalah aspek
problematika metodologis.
Salah satu problematika metodologis adalah problem metode pengajaran yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Metode pengajaran bahasa Arab pada
dasarnya telah berkembang pesat tetapi praktik di lapangan menunjukkan belum adanya
progres yang berarti (Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006:73).
Dalam kenyataan sehari- hari sering kita jumpai sejumlah guru bahasa Arab yang
menggunakan metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran.
Dapat ditemukan juga sejumlah guru bahasa Arab yang mampu memilih metode yang tepat
untuk mengajarkan materi tertentu, namun kurang mampu mengaplikasikannya secara baik.
Hal tersebut berdampak pada kritik, respon dan timbulnya asumsi-asumsi negatif terhadap
martabat (kedudukan) bahasa Arab itu sendiri.
Salah satu cara untuk menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan dalam
pembelajaran adalah dengan bermain. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media pembelajaran
yang dapat menarik minat dan mengaktifkan semua siswa dalam proses belajar mengajar
bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan permainan bahasa akan
menjadi lebih menarik dan dapat mempermudah proses pembelajaran. Permainan bahasa
dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa,
membangkitkan rasa senang, gembira, membangkitkan semangat dan menghidupkan
pelajaran, memungkinkan adanya interaksi dan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar
bahasa Arab secara efektif. Dengan permainan bahasa, guru dapat menciptakan suasana
menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan
mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok.
METODE PELAKSANAAN
Realisasi pemecahan masalah adalah melalui kegiatan seminar dan workshop
permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang.
4
Lokasi kegiatan berada di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Peserta
kegiatan seminar dan workshop total berjumlah 23 orang yang berasal dari SD/MI dan
SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang.
Kegiatan workshop pengabdian masyarakat ini di dalamnya terdapat kegiatan (1)
ceramah dan tanya jawab mengenai pentingnya permainan bahasa bagi guru-guru SD/MI dan
SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; (2)
modeling atau pemberian contoh permainan bahasa untuk peningkatan kualitas pembelajaran
guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang, (3) praktek
permainan bahasa oleh guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten
Semarang dengan dibimbing oleh tim, dan (4) evaluasi kegiatan.
Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
adalah guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang
sejumlah 23 orang. Khalayak sasaran yang akan menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian
pada masyarakat ini akan dibatasi dengan kualifikasi sebagai (1) peserta adalah guru-guru
SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang yang mengampu mata pelajaran
bahasa Arab, diperbolehkan juga guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa
asing lainnya. (2) Peserta adalah guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten
Semarang yang mempunyai minat tinggi untuk mengembangkan kualitas pembelajaran.
Setelah pelatihan selesai, guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten
Semarang selain diharapkan dapat menerapkan ragam permainan bahasa bagi peningkatan
pembelajaran di kelas masing-masing, juga diharapkan dapat menyalurkan ilmu yang
diperoleh kepada teman sejawat dalam berbagai bidang ilmu. Selain itu, guru-guru SD/MI dan
SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang diharapkan mampu membuat artikel ilmiah dari
hasil pembelajaran dengan ragam permainan bahasa yang telah dilakukan. Hal ini berperan
penting dalam meningkatkan kemampuan mengajar, sekaligus kemampuan meneliti dan
menulis artikel ilmiah guru-guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 8
November 2014 di Ruang 106 B1 FBS UNNES. Undangan yang disebarkan kepada 50 calon
peserta yaitu guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten
Semarang. Pada saat kegiatan pelaksanaan, peserta yang hadir sebanyak 23 orang dari
beberapa SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang.
5
Kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat diawali dengan seminar tentang
pembelajaran bahasa Arab pada Kurikulum 2013. Pembicara yang dihadirkan dalam seminar
tersebut adalah pakar dan praktisi yang berkecimpung dalam pembelajaran bahasa Arab dan
Kurikulum 2013. Kegiatan seminar berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 12.00.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop permainan bahasa dari pukul 13.00 hingga pukul
16.00.
Pada saat kegiatan pelaksanaan, peserta yang hadir sebanyak 23 orang dari beberapa
SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang. 14 orang (61%) peserta kegiatan
pengabdian ini adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 9 orang (39%) peserta adalah
perempuan.
Undangan tidak dapat dihadiri oleh total 50 calon peserta, atau hanya 23 orang (46%)
peserta saja, mengingat lokasi kegiatan pengabdian yang jauh dari sekolah guru-guru tersebut.
Selain itu, guru-guru bahasa Arab juga beralasan mereka sulit meninggalkan tugas mengajar
karena tuntutan untuk memenuhi penyampaian materi agar tepat selesai selama satu semester
berjalan. Meskipun demikian, total 23 peserta mengikuti kegiatan pengabdian dengan
antusias, dan bersedia mengikuti kegiatan hingga selesai. Guru-guru bahasa Arab SD/MI dan
SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang mengemukakan kesediaan dan keinginan
mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat. Guruguru mengharapkan mendapatkan banyak masukan pengetahuan dan informasi baru yang
berkaitan dengan pembelajaran, demi perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah mereka
masing-masing.
Workshop pengabdian pada masyarakat dengan tema “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Permainan Bahasa Bagi Guru-Guru SD/MI dan
SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang” diawali dengan pemaparan materi workshop
oleh tim pengabdian pada masyarakat.
Tim pengabdian memaparkan dengan panjang lebar tentang pengertian dan hakekat
permainan bahasa serta manfaat permainan bahasa bagi siswa dan kualitas pembelajaran.
Materi pertama diakhiri dengan sesi tanya jawab. Berdasarkan tanya jawab pada materi
pertama, ditemukan fakta bahwa guru selama ini memang sudah mengetahui tentang manfaat
permainan bahasa, tetapi belum banyak menerapkan permainan bahasa di pembelajaran
bahasa Arab di kelas masing-masing.
Materi kedua masih disajikan oleh tim pengabdian pada masyarakat. Materi ini
difokuskan pada pemaparan ragam-ragam permainan bahasa dan prakteknya. Tim pengabdian
pada masyarakat meminta peserta membentu kelompok. Peserta menerapkan permainan
6
bahasa di masing-masing kelompok. Jenis permainan bahasa yang dilatihkan kepeda peserta
mencakup permainan untuk pengetahuan gramatika, kemahiran berbicara, kemahiran
mendengar, kemahiran menulis, dan kemahiran membaca. Peserta mempraktekkan masingmasing permainan bahasa sesuai dengan kemahiran yang akan ditekankan, di kelompok
masing-masing. Alat peraga dan bahan permainan, sudah terlebih dahulu disiapkan oleh tim
pengabdian pada masyarakat. Peserta workshop dengan sangat antusias mengikuti praktek
permainan bahasa ini. Peserta mendapatkan kesan, melalui permainan bahasa, pembelajaran
bahasa Arab di kelas akan berlangsung menyenangkan, kelas lebih hidup, dan siswa akan
lebih bersemangat belajar.
Setelah peserta berlatih permainan bahasa, tim pengabdian membimbing peserta untuk
berkreasi dan menciptakan permainan bahasa sendiri. Bahan dan alat sudah disediakan oleh
tim pengabdian pada masyarakat, peserta tinggal berkreasi dan memanfaatkan bahan yang
tersedia.
Pada awalnya peserta kesulitan berkreasi dengan bahan dan alat yang telah disediakan.
Mereka agak lama berdiskusi dahulu dengan anggota kelompok untuk memutuskan
permainan bahasa seperti apa yang akan dibuat dan untuk jenis pengetahuan atau
keterampilan berbahasa yang seperti apa. Setelah berdiskusi cukup lama, peserta berhasil
membuat permainan bahasa oleh mereka sendiri. Sebagian besar permainan bahasa yang
mereka buat, bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Arab siswa.
Kosakata merupakan materi yang paling mudah untuk diterapkan permainan bahasa
didalamnya. Tim pengabdian pada masyarakat mendampingi peserta saat mencoba berkreasi
membuat permainan bahasa.
Setelah berhasil menciptakan permainan bahasa, setiap kelompok peserta diminta
mempraktekkannya di depan kelas. Terdapat satu kelompok peserta, hanya mampu membuat
media permainan bahasa yang sangat sederhana, tetapi atas kepiawaian mereka, permainan
bahasa yang tercipta pun menjadi sangat menyenangkan. Ada pula kelompok peserta yang
ragu-ragu saat tampil di depan untuk mempresentasi hasil kreasi kelompok mereka. Mereka
mengaku grogi ketika harus mempresentasikan hasil karya mereka, berbeda ketika mengajar
di kelas masing-masing.
Saat masing-masing kelompok peserta melakukan presentasi, suasana workshop
menjadi riuh dan semarak. Melalui permainan bahasa, semua yang terlibat didalamnya
menjadi lebih bersemangat belajar dan menjadi lebih ingin tahu.
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Arab Melalui Permainan Bahasa Bagi Guru7
Guru SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang” ini maka perlu dilakukan
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan umpan
balik mengenai pelaksanaan program.
Kuesioner yang disebarkan kepada peserta workshop memuat sembilan butir
pertanyaan. Pertanyaan nomor 1 sampai nomor 5 dimaksudkan untuk mengetahui tentang
pandangan peserta workshop mengenai permainan bahasa. Pertanyaan selanjutnya
dimaksudkan untuk menjaring pendapat peserta mengenai pelaksanaan proses kegiatan
pengabdian. Pertanyaan kuesioner pertama adalah guru sudah atau belum memahami tentang
permainan bahasa, terlihat pada tabel 1. berikut.
Tabel 1. Pemahaman Guru Tentang Permainan Bahasa
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Ya, sudah paham dan sudah menerapkan permainan bahasa
dalam pembelajaran di kelas
Ya, sudah tahu tetapi belum pernah menerapkan permainan
bahasa
Pernah mendengar, sebagian kecil diterapkan sesuai tema yang
ada
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
12
52
8
35
3
13
23
100%
Sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan sudah
paham dan sudah menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas
masing-masing. Informasi mengenai permainan bahasa ini sudah langsung diterapkan di
kelas, dan mereka menuturkan respon siswa dan suasana pembelajaran memang menjadi lebih
kondusif daripada sebelumnya. Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh
peserta menyatakan sudah mengetahui tentang permainan bahasa tetapi belum pernah
menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing.
Mereka mengikuti workshop pengabdian pada masyarakat ini karena ingin mengetahui lebih
jelas tentang permainan bahasa dan termotivasi untuk menerapkan permainan bahasa di kelas
masing-masing. Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta
menyatakan sudah pernah mendengar tetapi belum paham tentang permainan bahasa.
Keikutsertaan peserta mengikuti workshop karena ingin mengetahui teknik permainan bahasa
lebih detil lagi. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini terlihat pada diagram berikut.
8
Diagram 1. Pemahaman Guru Tentang Permainan Bahasa
Pertanyaan kuesioner kedua adalah pandangan guru tentang permainan bahasa, terlihat
pada tabel 2. berikut.
Tabel 2. Pandangan Guru Tentang Permainan Bahasa
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Permainan bahasa merupakan bagian aktivitas guru untuk
menjadi guru profesional
Permainan bahasa bermanfaat untuk membantu guru
memperbaiki kualitas pembelajaran
Belum merasakan manfaat permainan bahasa karena belum
pernah melakukan permainan bahasa
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
9
39
11
48
3
13
23
100%
Sebanyak 9 orang guru bahasa Arab (39%) dari seluruh peserta menyatakan
permainan bahasa merupakan bagian aktivitas guru untuk menjadi guru profesional. Guru
yang sudah mengetahui tentang permainan bahasa ini sudah langsung diterapkan di kelas, dan
mereka berpandangan permainan bahasa sudah menjadi bagian aktivitas guru untuk menjadi
guru profesional sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab di kelas masingmasing. Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan
permainan bahasa bermanfaat untuk membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran.
Melalui workshop pengabdian pada masyarakat ini, guru menjadi memahami permainan
bahasa dan berniat menerapkan permainan bahasa agar membantu guru memperbaiki kualitas
pembelajaran. Sisanya sebanyak 3 orang (13%) dari seluruh peserta menyatakan belum
9
merasakan manfaat permainan bahasa karena belum pernah melakukan permainan bahasa.
Keikutsertaan peserta mengikuti workshop karena ingin mengetahui teknik permainan bahasa
lebih detil lagi. Setelah mengetahui lebih detil, akan muncul keinginan menerapkan teknik
permainan bahasa di kelas masing-masing. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini terlihat
pada diagram berikut.
Diagram 2. Pandangan Guru Tentang Permainan Bahasa
Pertanyaan kuesioner ketiga adalah pandangan guru jika dalam Kurikulum 2013,
permainan bahasa selalu diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Respon yang diberikan guru
dapat diketahui dari tabel 3 berikut.
Tabel 3. Penerapan Permainan Bahasa dalam Kurikulum 2013
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Sangat setuju, karena permainan bahasa selaras dengan
Kurikulum 2013
Setuju, karena permainan bahasa membuat siswa bersemangat
belajar, sesuai dengan harapan Kurikulum 2013
Biasa saja, semua teknik pembelajaran bagus-bagus saja
Tidak selalu dengan permainan, disesuaikan dengan materi,
kondisi, dan jumlah siswa
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
6
26
9
39
3
13
5
22
23
100%
Sebanyak 9 orang guru bahasa Arab (39%) dari seluruh peserta menyatakan setuju
jika permainan bahasa diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas. Permainan
bahasa membuat siswa bersemangat belajar dan termotivasi. Capaian ini sesuai dengan apa
10
yang diharapkan oleh Kurikulum 2013. Sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari
seluruh peserta menyatakan sangat setuju jika permainan bahasa diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Hal ini selaras dengan Kurikulum 2013
yang memacu siswa untuk mengalami sendiri setiap proses belajar mereka. 5 orang guru
bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta menyatakan bahwa tidak setuju jika pembelajaran
bahasa Arab dalam Kurikulum 2013 selalu dengan permainan bahasa. Permainan bahasa tidak
selalu bisa diterapkan, harus disesuaikan dengan materi pembelajaran, situasi, jumlah siswa,
dan kebutuhan. Sedangkan sisanya sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh
peserta berpendapat bahwa biasa saja menanggapi hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa
semua teknik pembelajaran bagus-bagus saja jika akan diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Arab. Kunci keberhasilan ada pada guru sejatinya. Tanggapan peserta tersebut dapat dilihat
pada diagram 3 berikut.
Diagram 3. Penerapan Permainan Bahasa dalam Kurikulum 2013
Pertanyaan kuesioner keempat adalah ketertarikan guru untuk mengetahui permainan
bahasa lebih rinci lagi. Sebanyak 23 orang guru bahasa Arab (100%) dari seluruh peserta
mengaku tertarik untuk mengetahui permainan bahasa lebih rinci lagi. Kertertarikan peserta
tersebut membuat peserta dengan serius dan antusias mengikuti keseluruhan dari workshop
pengabdian ini. Alasan yang dikemukakan oleh guru mengenai ketertarikan tersebut, terlihat
pada tabel 4 berikut.
11
Tabel 4. Ketertarikan Guru Mengetahui Permainan Bahasa
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Membuat pembelajaran bahasa Arab ringan, menarik, dan
mudah dipahami siswa
Agar guru lebih mudah menyampaikan materi dan lebih kreatif
lagi dalam kegiatan belajar mengajar
Untuk menambah wawasan guru dan memperbaiki kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Dapat menambah semangat siswa dalam pembelajaran bahasa
Arab dan memudahkan siswa memahami materi yang
disampaikan guru
Menambah kreativitas guru untuk memotivasi siswa dalam
belajar sehingga kelas menjadi hidup
Agar pembelajaran lebih aktif dan bermakna, siswa lebih tertarik
untuk mempelajari bahasa Arab melalui permainan bahasa
Selama ini baru sebagian kecil, dan sebagian besar materi di
buku kurang memungkinkan untuk permainan
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
5
22
4
17
4
17
3
13
3
13
2
9
2
9
23
100%
Sebanyak 5 orang guru bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta menyatakan
tertarik, karena permainan bahasa dapat membuat pembelajaran bahasa Arab ringan, menarik,
dan mudah dipahami siswa. Materi bahasa Arab dapat dengan mudah dipahami siswa melalui
teknik permainan bahasa ini. Sebanyak 4 orang (17%) peserta menyatakan tertarik, karena
permainan bahasa sangat membantu guru. Permainan bahasa membantu gutu, agar guru lebih
mudah menyampaikan materi dan lebih kreatif lagi dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebanyak 4 orang guru bahasa Arab (17%) peserta menyatakan tertarik, untuk menambah
wawasan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan
tertarik, karena melalui permainan bahasa dapat menambah semangat siswa dalam
pembelajaran bahasa Arab dan memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan guru.
Sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik,
karena mengetahui permainan bahasa berarti menambah wawasan guru, guru dapat
mengembangkan pembelajaran, dan mengubah pembelajaran lebih bagus lagi daripada
pembelajaran dengan teknik pembelajaran sebelumnya. Permainan bahasa menambah
kreativitas guru untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga kelas menjadi hidup.
Sebanyak 2 orang guru bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena
agar pembelajaran lebih aktif dan bermakna, siswa lebih tertarik untuk mempelajari bahasa
Arab bisa dicapai melalui permainan bahasa. Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang guru
12
bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan tertarik, karena selama ini baru sebagian
kecil permainan bahasa yang direapkan oleh guru, dan sebagian besar materi bahasa Arab di
buku kurang memungkinkan untuk permainan. Jawaban peserta pada point pertanyaan ini
terlihat pada diagram berikut.
Diagram 4. Ketertarikan Guru Mengetahui Permainan Bahasa
Pertanyaan kuesioner kelima adalah ketertarikan guru bahasa Arab untuk menerapkan
permainan bahasa di kelas masing-masing. Sebanyak 23 orang guru bahasa Arab (100%)
dari seluruh peserta mengaku tertarik untuk menerapkan permainan bahasa dalam
pembelajaran bahasa Arab di kelas masing-masing. Alasan yang dikemukakan oleh guru
mengenai ketertarikan tersebut, terlihat pada tabel 4.4. berikut.
Tabel 5. Ketertarikan Guru Menerapkan Permainan Bahasa
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Bermain sambil belajar menyegarkan suasana, sekaligus
menciptakan pembelajaran yang inovetif, kreatif, menyenangkan,
dan membuat pembelajaran lebih bermakna
Supaya dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa lebih tertarik dan
bersemangat belajar
Supaya pembelajaran bahasa Arab lebih diminati siswa dan tidak
membosankan
Supaya pembelajaran bahasa Arab lebih menarik dan memotivasi
siswa dalam belajar
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
8
35
7
30
5
22
3
13
23
100%
13
Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) seluruh peserta peserta menyatakan
tertarik menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran di sekolah masing-masing.
Bermain sambil belajar menyegarkan suasana, sekaligus menciptakan suasana pembelajaran
yang inovatif, kreatif, menyenangkan, dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Sebanyak
7 orang guru bahasa Arab (30%) dari seluruh peserta tertarik menerapkan permainan
bahasa di kelas masing-masing, supaya dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa lebih tertarik
dan bersemangat belajar. Sebanyak 5 orang guru bahasa Arab (22%) dari seluruh peserta
menyatakan tertarik ingin menerapkan permainan bahasa di sekolah, supaya pembelajaran
bahasa Arab lebih diminati siswa dan tidak membosankan, hasil belajar siswa menjadi lebih
maksimal. Sedangkan sebanyak 3 orang guru bahasa Arab (13%) dari seluruh peserta
menyatakan tertarik menerapkan permainan bahasa dalam pembelajaran di kelas karena
supaya pembelajaran bahasa Arab lebih menarik dan memotivasi siswa dalam belajar.
Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut.
Diagram 5. Ketertarikan Guru Menerapkan Permainan Bahasa
Pertanyaan kuesioner selanjutnya untuk mengetahui respon peserta mengenai
pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat. Pertanyaan pada point ini
terdiri atas empat pertanyaan. Pertanyaan pertama point ini adalah pandangan guru tentang
pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan. Guru
bahasa Arab diminta memberikan tanggapannya tentang pelaksanaan workshop berikut kesan
yang mereka dapatkan. Jawaban yang dikemukakan oleh guru bahasa Arab mengenai
pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat
pada tabel 6 berikut.
14
Tabel 6. Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan Kegiatan Workshop Pengabdian
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Jumlah
Jawaban
Prosentase
15
65
8
23
35
100%
Sangat baik, karena pelatihan ini memberikan masukan yang
baru tentang permainan bahasa
Baik dan cukup memberi manfaat
JUMLAH
Sebanyak 15 orang guru bahasa Arab (65%) dari seluruh peserta menyatakan secara
keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat berjalan sangat baik, karena
workshop ini memberikan masukan yang baru tentang permainan bahasa. Sedangkan
sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh peserta menyatakan secara
keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat berjalan baik dan cukup
memberi manfaat. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut.
Diagram 6. Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan Kegiatan Workshop Pengabdian
Pertanyaan kedua point ini adalah pandangan guru tentang materi yang disajikan
dalam kegiatan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan.
Penilaiannya bisa seputar materi umum saat paparan awal, dan materi saat peserta workhop
diminta menerapkan permainan bahasa saat workshop berlangsung. Jawaban yang
dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada
masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 7 berikut.
15
Tabel 7. Pandangan Guru Tentang Materi Kegiatan Workshop Pengabdian
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Sangat baik, karena materi pelatihan memberikan
pengetahuan yang baru
Baik dan bisa menjadi referensi saat menerapkan dalam
pembelajaran di kelas
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
11
48
12
52
23
100%
Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh peserta menyatakan
materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada
masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan pengetahuan yang baru. Dan
sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh peserta menyatakan materi yang
disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini
baik. Materi pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi referensi saat menerapkan dalam
pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran
bahasa Arab. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut.
Diagram 7. Pandangan Guru Tentang Materi Kegiatan Workshop Pengabdian
Pertanyaan ketiga point ini adalah pandangan guru tentang pemateri yang melakukan
presentasi dalam kegiatan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat secara
keseluruhan. Jawaban yang dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop
pengabdian pada masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 8 berikut.
16
Tabel 8. Pandangan Guru Tentang Pemateri Kegiatan Workshop Pengabdian
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Sangat baik, karena memang sudah sesuai dengan bidang
keahlian pemateri
Baik, karena pemateri cukup komunikatif saat menyampaikan
materi
Biasa saja
JUMLAH
Jumlah
Jawaban
Prosentase
13
57
8
35
2
23
9
100%
Sebanyak 13 orang guru bahasa Arab (57%) dari seluruh peserta menyatakan
pemateri yang melakukan presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada
masyarakat ini sangat baik, karena memang sudah sesuai dengan bidang keahlian pemateri.
Sebanyak 8 orang guru bahasa Arab (35%) dari seluruh peserta menyatakan pemateri yang
melakukan presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian pada masyarakat ini
baik, karena pemateri cukup komunikatif saat menyampaikan materi. Sisanya sebanyak 2
orang guru bahasa Arab (9%) dari seluruh peserta menyatakan pemateri yang melakukan
presentasi secara keseluruhan kegiatan workshop pengabdian ini biasa saja seperti kegiatan
workshop pada umumnya. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut.
Diagram 8. Pandangan Guru Tentang Pemateri Kegiatan Workshop Pengabdian
Pertanyaan terakhir point ini adalah kesediaan guru jika mengikuti pelatihan lainnya
yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Jawaban
yang dikemukakan oleh guru mengenai pelaksanaan kegiatan workshop pengabdian pada
masyarakat secara keseluruhan, terlihat pada tabel 9 berikut.
17
Tabel 9. Kesediaan Guru Mengikuti Pelatihan Lainnya
Jawaban Peserta Workshop Pengabdian
Sangat setuju dan bersedia mengikuti
Setuju tetapi tidak untuk jangka waktu dekat
JUMLAH
Jumlah Jawaban
17
6
23
Prosentase
74
26
100%
Sebanyak 17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan
sangat setuju dan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan
pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Bahkan ada guru yang berkomentar,
workshop yang sekarang mereka ikuti, diharapkan akan ada kelanjutannya. Guru-guru bahasa
Arab akan bersedia mengikuti workshop lain selanjutnya. Dan sebanyak 6 orang guru
bahasa Arab (26%) dari seluruh peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya
yang berkaitan peningkatan kualitas pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi
tidak untuk jangka waktu dekat. Jawaban peserta ini terlihat pada diagram berikut.
Diagram 9. Kesediaan Guru Mengikuti Pelatihan Lainnya
SIMPULAN DAN SARAN
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi khalayak
sasaran dalam hal ini guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten
Semarang. Melalui pelatihan ini, guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan
Kabupaten Semarang memperoleh tambahan pemahaman dan peningkatan pengetahuan
tentang teknik permainan bahasa untuk penuntasan masalah pembelajaran pembelajaran
18
bahasa Arab, peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab, dan meningkatkan hasil belajar
bahasa Arab siswa di sekolah masing-masing.
Disamping memperoleh pengetahuan, para guru juga berlatih menerapkan dan
membuat permainan bahasa sendiri berdasarkan materi, kondisi kelas, dan jumlah siswa.
Salah satu solusi yang dilatihkan adalah dengan penerapan teknik permainan bahasa untuk
menuntaskan problematika pembelajaran bahasa Arab.
Terakhir, guru diminta mengisi kuesioner untuk sarana evaluasi kegiatan workshop
pengabdian pada masyarakat. Sebanyak 11 orang guru bahasa Arab (48%) dari seluruh
peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop
pengabdian pada masyarakat ini sangat baik karena materi pelatihan memberikan
pengetahuan yang baru. Dan sebanyak 12 orang guru bahasa Arab (52%) dari seluruh
peserta menyatakan materi yang disajikan pemateri secara keseluruhan kegiatan workshop
pengabdian pada masyarakat ini baik. Materi pelatihan yang mereka dapatkan bisa menjadi
referensi saat menerapkan dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan teknik
permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab.
Pertanyaan penutup pada kuesioner yaitu kesediaan guru jika mengikuti pelatihan
lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan kompetensi profesional guru. Sebanyak
17 orang guru bahasa Arab (74%) dari seluruh peserta menyatakan sangat setuju dan
bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran dan
kompetensi profesional guru. Dan sebanyak 6 orang guru bahasa Arab (26%) dari seluruh
peserta menyatakan setuju mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan kualitas
pembelajaran dan kompetensi profesional guru, tetapi tidak untuk jangka waktu dekat.
Setelah pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat ini, maka disarankan kepada
guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang selaku
peserta untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di lembaga
pendidikan masing-masing untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, juga
meningkatkan kompetensi siswa lainnya. Diharapkan pula agar peserta dapat menularkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada teman seprofesi, agar semua guru-guru
bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang dapat maju bersama
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
Kegiatan seminar dan workshop peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Arab
melalui permainan bahasa bagi guru-guru bahasa Arab SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan
Kabupaten Semarang ini diharapkan membawa manfaat bagi guru, dan membuahkan hasil
berupa perbaikan metode pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas. Selanjutnya, guru
19
tergerak untuk membuat penelitian dan menulis artikel berdasarkan pengalaman guru
menerapkan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas masingmasing. Selain itu mengingat 23 orang guru bahasa Arab (100%) dari seluruh peserta
menyatakan bersedia mengikuti pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan pembelajaran
dan kompetensi profesional guru, maka pelatihan lainnya yang berkaitan peningkatan
pembelajaran dan kompetensi profesional guru sangat diperlukan oleh guru-guru bahasa Arab
SD/MI dan SMP/MTs Se-Kota dan Kabupaten Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Imam. 2009. Aneka Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab. Surabaya:
Penerbit Hilal Pustaka.
Hamruni. 2009. Edutainment dalam Pendidikan Islam dan Teori-teori Pembelajaran Quantum.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Maksudin. 2006. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Dalam Jurnal Al-arabiyyah. Vol 2. No. 2
Januari. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2006
Mujib, Fathul dan Rahmawati, Nailur. 2012. Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran
Bahasa Arab (2). Yogyakarata: Penerbit Diva Press.
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2006. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Kencana.
Soeparno. 1980. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Proyek Peningkatan/ Pengembangan
Perguruan Tinggi IKIP Yogyakarta.
Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: PT
Gramedia.
,)١٩٨٣‫ عام‬,‫ المملكة العربيةالسعودي‬: ‫ االلعاب اللغوية في تعليم اللغات االجنبية (الرياض‬, ‫ناصف مصطفى عبد العزيز‬
12 .‫ص‬
20
Download