relasi semantik kata dalam bahasa melayu dialek

advertisement
RELASI SEMANTIK KATA DALAM BAHASA MELAYU
DIALEK SEKADAU
Tiurmina Br Tambunan, Sisiliya Saman dan Hotma Simanjuntak
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, PBS, FKIP Untan Pontianak
email: [email protected]
Abstract: This study aimed to describe the semantic relationships in a
Malay word Sekadau in Sei Ringgin. The method used in this research is
descriptive qualitative research forms. The data in this study are the words
that contain the semantic relationships in the BMDS. Sources of data in this
study is BMDS spoken by the people in the village of Sei Ringgin, Sekadau
Hilir District. The techniques are used in this study is interviewing
techniques, fishing techniques, and documentary studies. The data
procedure analysis technique transcription stage, classification, analyzing
data, and conclusions. Based on the analysis of existing data, it can be
concluded that the BMDS are synonyms, antonyms, homonyms, hiponyms,
and polysemy.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi semantik
kata dalam bahasa Melayu Sekadau di Desa Sei Ringgin. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk
penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang
mengandung relasi semantik dalam BMDS. Sumber data dalam penelitian
ini adalah BMDS yang dituturkan oleh masyarakat di Desa Sei Ringgin,
Kecamatan Sekadau Hilir. Teknik yang digunakan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik wawancara, teknik pancing, dan studi
dokumenter. Teknik analisis data dilakukan melalui tahap transkripsi,
klasifikasi, menganalisis data, dan simpulan. Berdasarkan hasil analisis
data, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam BMDS terdapat sinonim,
antonim, homonim, hiponim, dan polisemi.
Kata Kunci : Relasi Semantik, Relasi, Semantik
B
eragamnya suku yang ada di Indonesia membuat Indonesia dikenal dengan
negeri yang kaya budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki bahasa
daerah yang beragam, yang merupakan warisan turun-temurun oleh nenek
moyang kita. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2009 pada Bab I, pasal 1, ayat 6 yang berbunyi “Bahasa daerah
adalah bahasa yang digunakan secara turun temurun oleh warga negara Indonesia
di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Bahasa daerah juga merupakan satu di antara warisan kekayaan budaya
Indonesia yang harus dilestarikan. Hal tersebut termuat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 pada Bab III, pasal 42, ayat 1 yang
berbunyi “Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
1
bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia”. Oleh karena itu, bahasa daerah
dan kekayaan budaya harus dijaga dan dikembangkan agar tidak mengalami
kepunahan. Sebagai warga negara yang baik dan mencintai budaya, kita perlu
meningkatkan pengetahuan tentang bahasa daerah. Usaha untuk mengembangkan,
menjaga, dan memelihara perlu dilakukan karena bahasa daerah adalah warisan
budaya yang tidak ternilai harganya.
Peneliti memilih semantik sebagai bidang lingustik yang akan diteliti
dikarenakan bahasa adalah bidang kajian semantik yang terdiri dari bentuk dan
makna. Makna dalam suatu bahasa adalah pengertian yang di tersimpan dalam
struktur suatu bentuk bahasa. Berdasarkan hal tersebut, kita tidak akan bisa
mengerti bahasa apabila hanya berupa bunyi dan bentuk tanpa makna yang
terdapat dalam bahasa tersebut. Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
tentang semantik ini hanya pada relasi semantik. Relasi semantik atau yang sering
disebut relasi makna. Relasi makna adalah hubungan antara makna kata yang satu
dengan makna kata yang lain (Prawirasumantri, 1997:154). Relasi semantik
mencakup sinonim, antonim, polisemi, homonim, dan hiponim.
Dalam kegiatan ini peneliti mengembil tempat penelitian di Desa Sei
Ringgin, Kecamatan Sekadau Hillir, Kabupaten Sekadau sebagai tempat
penelitian. Hal tersebut dilakukan berdasarkan atas beberapa pertimbangan, antara
lain: pertama, mayoritas penduduk Desa Sei Ringin adalah suku Melayu. Kedua,
terdapat keunikan pada bahasa Melayu yang digunakan oleh penduduk Desa Sei
Ringgin. Terdapat relasi makna seperti sinonim, antonim, polisemi, hiponim, dan
homonim.
Menurut Keraf (2009:35) Sinonim adalah suatu istilah yang dapat sebagai,
(1) telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama,
atau (2) keadaan dimana dua kata atau lebih memiliki makna yang sama. Tiap
kata memiliki nuansa makna yang berbeda, sehingga penggunaannya pun
berbeda. Kesinoniman dapat diukur dari dua kriteria sebagai berikut.
(1) Kedua kata itu harus saling bertukar dalam semua konteks; ini disebut sinonim
total.
(2) Kedua kata itu memiliki identitas makna kognitif dan emotif yang sama; hal
ini disebut sinonim komplet.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat kita peroleh empat macam sinonim,
yaitu (1) sinonim yang total dan komplet, yang dalam kenyataannya jarang ada
(surat kabar dan Koran); dan inilah yang dijadikan landasan untuk menolak
adanya sinonim; (2) sinonim yang tidak total tetapi komplet (meninggal dan
gugur); (3) sinonim yang total tapi tidak komplet (hamil dan bunting); (4) sinonim
yang tidak total dan tidak komplet (pembantu dan pengikut), semua tergantung
dari sudut pemenuhan kedua kriteria di atas.
Menurut Sudaryat (2009:40), macam-macam oposisi diuraikan sebagai
berikut.
2
a. Oposisi Kembar
Oposisi kembar atau mutlak menunjukan bahwa makna yang berlawanan
terbatas pada dua kata saja. Biasanya, oposisi kembar terdapat batas yang mutlak
dan prosesnya bergantian. Misalnya:
gerak X diam
hidup X mati
b. Oposisi Relasional
Oposisi hubungan, kebaikan, atau relasional menunjukan bahwa makna yang
berlawanan itu saling melengkapi atau komplementer. Misalnya:
menjual X membeli
memberi X menerima
maju X mundur
c. Oposisi Kutup (Gradual)
Oposisi kutup atau gradual menunjukan bahwa makna yang berlawanan itu
menyatakan tingkatan. Misalnya:
terependek X terpanjang
pendek sekali X panjang sekali
lebih pendek X lebih panjang
d Oposisi Hierarkial
Oposisi hierarkial menunjukan bahwa makna yang berlawanan itu menyatakan
suatu deret jenjang atau tingkatan. Kata-kata yang beroposisi hierearkial ini
berupa nama satuan ukuran ( berat, panjang, isi), nama satuan hitungan dan
penanggalan, dan nama jenjang kepangkatan. Misalnya:
1) mm, cm, dm, m, km, hm, dst.
2) satu, dua, tiga, empat, lima, dst.
3) prajurit, opsir, letnan, colonel, jendral, dst.
e. Oposisi Majemuk
Oposisi majemuk menunjukan bahwa makna yang berlawanan mengacu ke
pada lebih dari satu kata. Misalnya:
1) merah, hijau, kuning, hitam, dst.
2) Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dst.
3) Januari, Februari, Maret, April, dst.
Homonim adalah nama sama untuk benda atau hal lain (Sudaryat, 2009:41).
Homofon merupakan homonim yang sama bunyinya tetapi beda tulisan dan
maknanya, sedangkan homograf merupakan homonim yang sama tulisanya tetapi
beda bunyi dan maknanya. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis homonim
seperti dipaparkan berikut ini.
1. Homonim Homograf
Homonim homograf adalah homonim yang sama tulisannya, tetapi
berbeda ucapan dan maknanya.
Misalnya:
3
a) teras I = ‘bagian kayu yang keras, intisari’
teras II = ‘lantai rumah di depannya’
b) mental I = ‘terpelanting’
mental II = ‘batin, jiwa, pikiran’
2. Homonim yang Homofon
Homonim yang homofon adalah homonim yang sama bunyinya tetapi
berbeda tulisan dan makna.
Misalnya:
bang I = ‘kakak’
bank II = ‘tempat simpan pinjam uang’
3. Homonim yang homograf dan homofon
Homonim yang homograf dan homofon yakni homonim murni yang sama
bunyinya dan tulisannya tetapi berbeda maknanya.
Misalnya:
a) buram I = ‘rancangan, konsep’
buram II = ‘tidak bercahaya, tidak bening’
b) beruang I = ‘nama binatang’
beruang II = ‘memiliki uang’
beruang III = ‘memiliki ruang’
c) buku I = ‘sendi bambu’
buku II = ‘kitap’
d) kali I = ‘sungai’
kali II = ‘lipat’
e) baku I = ‘standar’
baku II = ‘saling’
f) pucuk I = akar tumbuhan yang dikeringkan untuk obat.
pucuk II = ‘daun muda’
g) wasiat I = ‘pesan terakhir’
wasiat II = ‘pusaka’
Secara harfiah hiponim berati ‘nama yang termasuk di bawah nama lain’
(Chaer, 2009:98). Jika relasi makna sinonim, antonim, dan homonim bersifat dua
arah maka relasi makna hiponim bersifat searah. Jika kata mujair merupakan
berhiponim terhadap ikan, tetapi ikan tidak berhiponim terhadap kata mujair. Ikan
disebut hipernim dan mujair disebut hiponim. Hiponim dan hipernim menandakan
bahwa adanya kelas atas dan kelas bawah. Hipernim kelas atas dan hiponim kelas
bawah.
Menurut Aminuddin (2008:123) polisemi adalah sebuah bentuk
kebahasaan dapat mengandung makna yang berbeda-beda. Polisemi dapat
berakibat negatif dan pisitif. Dikatakan memberi berakibat negatif karena
interpretasi seseorang itu berbeda seperti pada kesalahan penyampaian dan
penerimaan informasi. Dikatakan berakibat positif karena memperkaya
pengetahuan tentang kandungan makna sebuah bentuk kebahasaan sehingga dapat
digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda.
4
Contoh:
1. berjalan =
a. terlaksana
b. berlangsung
c. berjalan dengan kaki
2. orang tua =
a. ayah dan ibu
b. orang yang sudah tua
c. orang yang dituakan atau orang yang dihormati
METODE
Metodologi dalam penelitian ini dibagi menjadi lima tahapan yaitu: (1)
metode penelitian, (2) bentuk penelitian, (3) data dan sumber data, (4) teknik dan
alat pengumpulan data, dan (5) langkah-langkah analisis data. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sudaryanto (1988:62)
mengemukakan
Metode deskriptif menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan sematamata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang
secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan
atau yang dicatat varian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti
potret: paparan seperti apa adanya.
Berdasarkan uraian tersebut, metode deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan
relasi semantik kata bahasa Melayu dialek Sekadau
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa persepsi,
motivasi, tindakan, dll., secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Moleong, 2010:6). Penelitian kualitatif, memungkinkan data yang
diperoleh adalah berupa kata-kata, gambar-gambar, dan bukan angka-angka.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data yang dikumpulkan
didapatkan dari wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi,
catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung relasi
semantik dalam BMDS yang digunakan oleh masyarakat Melayu di Desa Sei
Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. Sumber data dalam
penelitian ini adalah BMDS yang dituturkan oleh masyarakat Melayu Kabupaten
Sekadau. Beberapa penutur bahasa Melayu dialek Sekadau tersebut dijadikan
informan dalam penelitian dan dokumen-dokumen lainnya yang mengandung
relasi semantik.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara, teknik pancing, dan teknik dokumenter. Pelaksanaan teknik
wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang sesuai dengan daftar kalimat yang digunakan untuk menguji
data, apakah kata-kata yang disebutkan oleh informan mengandung relasi
5
semantik atau tidak. Teknik pancing dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan data penelitian. Peneliti pertama-tama harus dengan segenap
kecerdikan dan kemauannya memancing informan agar berbicara. Teknik studi
dokumenter dilakukan dengan mencari dokumen-dokumen yang menggunakan
BMDS baik itu cerita rakyat maupun dokumen lainnya.
Pada tahap analisis data dilakukan upaya pengelompokan, menyamakan
data yang sama, dan membedakan data yang berbeda, serta menyisihkan pada
kelompok lain data yang serupa, tetapi tak sama (Mahsun, 2007:253). Adapun
langkah-langkah analisis data adalah transkripsi, klasifikasi, menganalisis data,
dan simpulan. Pada tahap transkripsi peneliti melakukan pengubahan wicara dari
bentuk tertulis; biasanya dengan menggambarkan tiap bunyi/fonem dengan satu
lambang (Kridalaksana, 2008:246). Pada tahap ini, data yang diperoleh dari
wawancara dan pemancingan dengan cara proses perekaman diterjemahkan dari
bahasa lisan menjadi bahasa tulis. Pada tahap klasifikasi adalah pengelompokan
dan memisah-misah kata. Data yang sudah ditranskripsikan ke dalam bahasa tulis,
diklasifikasikan berdasarkan submasalah yang diteliti. Data dikelompokkan
berdasarkan relasi makna sinonim, antonim, homonim, hiponim, dan polisemi.
Menganalisis data adalah penelaahan dan penguraian data sehingga menghasilkan
simpulan. Data yang sudah diklasifikasikan dianalisis berdasarkan relasi makna
sinonim, antonim, homonim, hiponim, dan polisemi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sinonim Bahasa Melayu dialek Sekadau.
Sinonim merupakan relasi antara dua kata atau lebih yang berpadanan
dalam hal makna. Ada empat macam sinonim yaitu; 1) sinonim yang total dan
komplet, 2) sinonim yang total tetapi tidak komplet, 3) sinonim yang tidak total
tetapi komplet, dan 4) sinonim yang tidak total dan tidak komplet. Keempat
sinonim tersebut akan dianalisi berdasarkan data yang sudah diperoleh dalam
BMDS.
Sinonim yang Total dan Komplet
Tabel 1 Sinonim yang Total dan Komplet dalam BMDS
1
2
3
Kosakata dalam
BMDS
lawa
aa
jaja
Pasangan Sinonim
dalam BMDS
cante
osba
kue
‘cantik’
‘ranjang’
‘kue’
4
utan
ima
‘hutan’
5
atap
bumbo
‘atap’
No
Kosakata dalam BI
6
Kata-kata yang terdapat di dalam tabel di atas adalah sinonim yang total dan
komplet karena kata-kata tersebut dapat bertukar dalam semua konteks dan
memiliki makna kognitif dan emotif yang sama.
Sinonim yang Total tetapi tidak Komplet
Tabel 2 Sinonim Total tetapi tidak Komplet dalam BMDS
No
Kosakata dalam
BMDS
Pasangan Sinonim
dalam BMDS
Kosakata dalam BI
1
ikau
dii
‘kamu’
2
nial
mati
‘meninggal’
3
ano
bunti
‘hamil’
4
kojam
bois
‘kejam’
5
bodo
tolol
‘bodoh'
Kata-kata yang terdapat dalam tabel di atas adalah sinonim yang total
tetapi tidak komplet. Keduanya dapat bertukar dalam semua konteks tetapi tidak
memiliki makna kognitif dan emotif yang sama.
Sinonim yang tidak Total tetapi Komplet
Tabel 3 Sinonim yang tidak Total tetapi Komplet dalam BMDS
No
1
2
3
4
5
Kosakata dalam
BMDS
ael
begoyap
dinun
Kosakata dalam BI
tempele
Pasangan Antonim dalam
BMDS
najo
pelesa
dia
gocoh
nyangka
beampah
‘banyak’
‘mancing’
‘jalan-jalan’
‘sana’
‘pukul’
Kata-kata di atas merupakan sinonim yang tidak total tetapi komplet.
Meskipun kedua kata di atas memiliki nilai rasa yang sama tetapi kedua kata
tersebut tidak dapat di pertukarkan dalam semua konteks.
Sinonim yang tidak Total dan tidak Komplet
7
Tabel 4 Sinonim yang tidak Total tetapi Komplet dalam BMDS
1
2
Kosakata dalam
BMDS
kosin
pemantu
Pasangan Sinonim dalam
BMDS
mance
peikut
Kosakata Sinonim
dalam BI
‘kencing’
‘pembantu’
3
kraton
langkau
‘rumah’
No
Kata-kata di atas merupakan sinonim yang tidak total dan tidak komplet.
Kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan dalam semua kalimat dan tidak
memiliki makna kognitif dan nilai rasa yang sama
Antonim dalam Bahasa Melayu dialek Sekadau.
Antonim Kembar
Tabel 5 Antonim Kembar dalam BMDS
No
Kosakata dalam
BMDS
1
lelaki
Pasangan
Antonim dalam
BMDS
betina
2
3
tu
idup
4
ili
5
kanan
‘laki-laki’
Pasangan
Antonim dalam
BI
‘perempuan’
dolo
mati
‘sekarang’
‘idup’
‘dulu’
‘mati’
ulu
‘hilir’
‘hulu’
kiba
kanan
‘kiri
Kosakata dalam
BI
Kata-kata pada tabel di di atas merupakan antonim kembar atau antonim
mutlak. Antonim kembar adalah antonim yang menunjukan bahwa makna yang
berlawanan terbatas pada dua kata saja.
Antonim Relasional
Tabel 6 Antonim Relasional dalam BMDS
No
Kosakata dalam
BMDS
1
2
laki
uma
Pasangan
antonim dalam
BMDS
bini
apa
Kosakata dalam
BI
‘suami’
‘ibu’
Pasangan
antonim dalam
BI
‘istri’
‘ayah’
8
3
4
guu
aja
muit
atu
‘guru’
‘raja’
‘murit’
‘ratu’
5
ual
moli
‘menjual’
‘membeli’
Kata-kata pada tabel di atas merupakan antonim relasional. Antonim
relasional adalah antonim yang menunjukan hubungan antara dua kata yang
mengandung relasi kebalikan dan dua kata yang berlawanan itu saling melengkapi
atau komplementer.
Antonim Gradual
Tabel 7 Antonim Gradual dalam BMDS.
1
2
3
4
Kosakata
Antonim dalam
BMDS
kaya
tii
bose
paa
Pasangan
Antonim dalam
DMDS
miskin
onah
kocit
pene
Kosakata
Antonim dalam
BI
‘kaya’
‘tinggi’
‘besar’
‘panjang’
Pasangan
Antonim dalam
BI
‘miskin’
‘rendah’
‘kecil’
‘pendek’
5
sompit
luas
‘sempit’
‘luas’
No
Kata-kata pada tabel di atas merupakan antonim gradual. Antonim gradual
atau yang disebut juga antonim kutup merupakan dua kata yang berantonim
namun kata yang berlawanan itu menyatakan tingkat.
Antonim Majemuk
Tabel 8 Antonim Majemuk dalam BMDS
1
Kosakata
Antonim dalam
BMDS
itam
2
bedii
3
malam
No
Pasangan
Kosakata
Antonim dalam
Antonim dalam
BMDS
BI
putih,
ijau, ‘hitam’
meah, kunin,
biu,
ungu,
dsb.
‘berdiri’
dudo, guin,
encakong.
lolam,
soe.
siang, ‘malam’
Pasangan
Antonim dalam
BI
‘putih’, ‘hijau’,
‘merah’,
‘kuning’, ‘biru’,
‘ungu’, dsb.
‘duduk’,
‘baring’,
‘jongkok’.
‘pagi’, ‘siang’,
‘sore’.
9
4
manis
pait,
masam, ‘manis’
masin.
‘pahit’,
‘asin’.
5
munci
kasih, cinta
‘sayang’, ‘cinta’
‘benci;
‘asam’,
Kata-kata dalam tabel di atas merupakan antonim majemuk. Antonim
majemuk merupakan antonim yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari
dua kata. Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih.
Antonim Hierarkial
Tabel 9 Antonim Hierarkial dalam BMDS
No Kosakata
dalam BMDS
1
januai
2
Senen
3
desa
4
5
Pasangan
Kosakata dalam Pasangan
Antonim dalam BI
Antonim dalam
BMDS
Bi
‘februari’.
febuari, maet, ‘januari’
‘maret’, ‘april’,
apil, mei, juni,
‘mei’,
‘juni’,
juli, agustus,
‘juli’,
‘agustus’,
septembe,
‘september’,
novembe,
‘november’,
desembe.
‘desember’.
‘selasa’, ‘rabu’,
selasa,
abu, ‘senin’
‘kamis’, ‘jumat’,
kamis,
jumat,
‘sabtu’.
sabtu, mingu.
‘desa’
kg
kecamatan,
kabupaten
ons, ton.
‘kg’
‘kecamatan’,
‘kabupaten’.
‘ons’, ‘ton’
km
m, cm
‘km’
‘m’, ‘cm’
Kata-kata pada tabel di atas adalah antonim hierarkial dalam bahasa
Melayu dialek Sekadau. Kata-kata tersebut merupakan lawan kata namun
memiliki deretan jenjang atau tingkat.
Homonim dalam Bahasa Melayu dialek Sekadau
Homonim adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya, tetapi mengandung
makna yang berbeda.
Tabel 10 Homonim dalam BMDS
10
1
Kosakata dalam
BMDS
koa
2
masin
3
jaja
4
tama
5
kalo
No
Makna I
Makna II
koa ’kerak’
koa ‘binatang kera’
Lapisan yang kering atau Binatang
menyusui,
hangus.
bentuk
tubuh
mirip
manusia.
masin ‘pelit’
masin ‘asin’
Tidak suka memberi.
Satu di antara macam rasa
(rasa garam).
‘jajanan pasar’
‘jual’
Kue tradisional.
Kegiatan menawarkan
barang.
‘masuk’
‘tamak’
Datang ke dalam ruangan. Serakah, menginginkan
hak orang lain.
‘kalung’
perhiasan yang dipakai di
leher.
‘binatang kalong’
Binatang yang
menyerupai kelelawar.
Hiponim dalam Bahasa Melayu dialek Sekadau
Hiponim adalah relasi antarakata yang berwujud kelas atas dan kelas bawah.
Tabel 11 Hiponim dalam BMDS
1
Kosakata dalam
BMDS
buah
2
engkayu
3
jai
4
buo
mepati, antu,
geeja
‘burung’
5
kayu
tekawa,
jelutu, atu
‘pohon’
No
Hiponim dalam
BMDS
kloto, kates,
limau
ensawi, boto,
too, bayam
jempol, teluu,
tongah, manis,
kelingking
Kosakata
dalam BI
‘buah’
‘sayur’
‘jari’
Hiponim dalam BI
‘rambutan’,
‘papaya’, ‘jeruk’
‘sawi’, ‘kecipir’,
‘terong’, ‘bayam’
‘jempol’,
‘telunjuk’,
‘tengah’, ‘manis’,
‘kelingking’
‘merpati’, ‘hantu’,
‘gereja’
‘tengkawang’,
‘jelutung’,
‘nyatuk’.
Polisemi dalam Bahasa Melayu dialek Sekadau
11
Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau
kata yang memiliki makna yang berbeda namun masih dalam satu arti.
Tabel 12 Polisemi dalam BMDS
3
Kosakata
Pasangan Polisemi
dalam BMDS
dalam BMDS
kepala
kepala omo,
kepala paku
kaki
kaki guno, kaki
meja
bola
bola lampu
4
bangun
5
Nait
No
1
2
bangun tidu,
bangun umah.
nait kelas, nait aji
Kosakata
dalam BI
‘kepala’
‘kaki’
‘bola’
‘bangun’
‘naik’
Pasangan Polisemi
dalam BI
‘kepala rombongan’,
‘kepala paku’
‘kaki gunung, ‘kaki
meja’
‘bola mata’, ‘bola
lampu’
‘bangun tidur’,
‘bangun rumah’
‘naik kelas’
‘naik haji’
Pembahasan
Pembahasan penelitian ini berdasarkan hasil penelitian relasi semantik
(sinonim, antonim, homonim, hiponim, dan polisemi) dalam BMDS. Pada tabel 1,
tabel 2, tabel 3, dan tabel 4 merupakan tabel sinonim. Tabel 1 merupakan tabel
sinonim yang total dan komplet. Sinonim tersebut dapat dipertukarkan dalam
semua konteks dan nilai emotifnya sama sehingga kelima pasang sinonim pada
tabel tersebut saling bertukar pada semua konteks kalimat dan nilai emotifnya
sama. Tabel 2 merupakan sinonim yang total tetapi tidak komplet. Sinonim
tersebut dapat dipertukarkan dalam semua konteks kalimat tetapi nilai emotifnya
berbeda. Kelima kata yang bersinonim tersebut dapat saling menggantikan dalam
semua konteks tetapi nilai emotifnya berbeda. Tabel 3 merupakan sinonim yang
tidak total tetapi komplet. Sinonim tersebut tidak dapat bertukar dalam semua
konteks tetapi nilai emotifnya sama sehingga kelima pasang sinonim pada tabel
tersebut tidak dapat saling bertukar dalam semua konteks tetapi nilai emotifnya
sama. Tabel 4 merupakan sinonim yang tidak total dan tidak komplet. Sinonim
tersebut tidak dapat bertukar dalam semua konteks dan nilai emotifnya juga
berbeda, sehingga kelima pasang sinonim pada tabel tersebut tidak dapat saling
menggantikan dan nilai rasanya berbeda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai relasi semantik maka
ditemukan antonim dalam BMDS, antonim tersebut terdiri dari antonim kembar,
antonim relasional, antonim gradual, antonim majemuk, dan antonim hieralkial.
Pada tabel 5 merupakan antonim kembar, antonim tersebut merupakan antonim
yang menunjukan bahwa makna yang berlawanan terbatas pada dua kata saja. Ciri
utama dari antonim kembar adalah penyangkalan terhadap yang satu berarti
penegasan terhadap anggota yang lain dan sebaliknya. Pada tabel 6 merupakan
antonim relasional, antonim tersebut merupakan antonim yang menunjukan
12
hubungan antara dua kata yang mengandung relasi kebalikan dan dua kata yang
berlawanan itu saling melengkapi atau komplementer.
Pada tabel 7 merupakan antonim gradual, antonim tersebut menyatakan bahwa
dua kata yang berantonim itu berlawanan itu menyatakan tingkat. Ciri utama
antonim gradual adalah penyangkalan terhadap yang satu tidak mencakup
penegasan terhadap yang lain, walaupun penegasan terhadap yang satu mencakup
penyangkalan terhadap yang lain. Tabel 8 merupakan antonim majemuk, antonim
tersebut merupakan antonim yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari
dua kata. Satu kata memiliki dua lawan kata atau lebih. Ciri utama kelas antonim
ini adalah penegasan terhadap suatu anggota akan mencakup penegasan
mengenai kemungkinan anggota lain. Tabel 9 merupakan antonim hieralkial,
antonim tersebut menunjukan makna yang berlawanan itu menyatakan suatu deret
jenjang atau tingkatan. Antonim ini pada hakikatnya sama dengan antonim
majemuk, namun dalam antonim hierarkial terdapat suatu kriteria tambahan yaitu
tingkat.
Selain sinonim dan antonim terdapat juga homonim, hiponim, dan polisemi.
Homonim (tabel 10) adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya, tetapi
mengandung makna yang berbeda. Seperti kata bisa I yang berarti boleh atau
dapat, dan bisa II yang berarti zat beracun yang dapat membahayakan mahluk
hidup. Kata bisa I dan kata bisa II merupakan homonim. Hiponim (tabel 11)
adalah relasi antarakata yang berwujud kelas atas dan kelas bawah. Kelas atas
mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil, sedangkan kelas bawah
merupakan komponen-komponen yang tercakup dalam kelas atas. Misalnya kata
bulan hipernim dari kata-kata Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Polisemi (tabel 12)
adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata
yang memiliki makna yang berbeda namun masih dalam satu arti. Bila
dibandingkan dengan homonim, polisemi dan homonim memang memiliki
kesamaan, yaitu sama-sama memiliki makna yang ganda. Namun dalam polisemi
terdapat hanya satu kata saja sedangkan homonim dua kata atau lebih.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis data pada bab IV dapat disimpulkan bahwa pada
BMDS terdapat relasi makna. Relasi makna tersebut adalah sinonim, antonim,
homonim, hiponim, dan polisemi. Terdapat empat jenis sinonim dalam BMDS
yaitu, sinonim yang total dan komplet, sinonim yang total tapi tidak komplet,
sinonim yang tidak total tetapi komplet, dan sinonim yang tidak total dan tidak
komplet. Terdapat lima jenis antonim dalam BMDS, yaitu, antonim kembar,
antonim relasional, antonim gradual ,antonim majemuk, dan antonim hiralkial .
Selain itu, dalam BMDS juga terdapat relasi makna homonim, hiponim, dan
polisemi.
Saran
13
Peneliti berharap bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melanjutkan
penelitian tentang relasi semantik kata dalam BMDS untuk meneliti data yang
belum diperoleh dalam penelitian ini. Peneliti juga berharap adanya penelitian
tindak lanjut tentang BMDS dari berbagai aspek bahasa, baik aspek fonologi,
morfologi, maupun sintaksis. Bagi mahasiswa yang berminat mengambil judul
dari aspek semantik khususnya relasi makna, skripsi ini dapat dijadikan sebagai
bahan bacaan atau acuan untuk menambah wawasan tentang relasi makna dan
bahasa daerah yang ada di Kalimantan Barat.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar
Baru Algensindo Bandung.
Badan Pengenbangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, Serta Lagu Kebangsaan. Rawamangun: Kementrian Pendidikan
Nasional.
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Prawirasumantri, dkk. 1997. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas
Press.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: CV. Yrama Widya.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
14
15
Download