12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya tergantung dari susunan strategi pemasaran yang ada
diperusahaan tersebut. Setiap perusahaan menggunakan sejumlah alat untuk
mendapatkan respon dari konsumen terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan. Salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun
strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Berikut ini merupakan definisi dari
bauran pemasaran dari para ahli :
Menurut Saladin (2003:3) mengemukakan pengertian dari bauran
pemasaran (marketing mix) adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat
dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar
sasaran.
Sedangkan menurut Dharmesta (2002:42) mengemukakan pengertian
marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi
Menurut Buchari Alma (2004:67) marketing mix adalah :
Marketing mix ini merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil
yang memuaskan. Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing
mix yang terkenal dengan sebutan 4 P (Price, Product, Promotion, dan
Place).
12
13
Dari beberapa definisi dari para ahli yang telah dikemukakan tadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi yang digunakan untuk
mencapai pasar sasarannya.
2.1.2. Promosi
Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu
produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan
tersebut. Setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi
manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2003:330), promosi adalah komunikasi
dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para
calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau
memperoleh suatu respon.
Tjiptono (2004:259) menyatakan bahwa bauran promosi tradisional
meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial
dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan,promosi penjualan,
penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat.
Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan dan
konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut.
14
Adapun fungsi promosi adalah sebagai berikut, yaitu :
1.
Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli.
Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses
pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.
2.
Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli.
Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan
pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan
tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang
akan menjadi fungsi utama promosi.
3.
Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang
yang ditawarkan.
Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang
tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon
pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan
sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh
suatu keputusan untuk membeli.
2.1.3.
Proses Komunikasi
Kotler (2005:626) menyebutkan bahwa dewasa ini terdapat suatu
pandangan baru yang memandang komunikasi sebagai dialog interaktif antara
perusahaan dengan pelanggannya yang berlangsung selama tahap prapenjualan,
penjualan, konsumsi , dan pasca konsumsi. Proses komunikasi harus berjalan
seefektif mungkin agar tujuan komunikasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.
15
Elemen–elemen dalam proses komunikasi dibagi menjadi sembilan unsur.
Dua unsur diantaranya adalah pihak utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan
penerima, dua unsur selanjutnya adalah alat komunikasi utama, pesan dan media,
sementara empat unsur selanjutnya merupakan fungsi komunikasi utama
pengkodean (encoding), penguraian kode (decoding), tanggapan (response), dan
umpak balik (feedback). Unsur terakhir dalam sistem tersebut adalah gangguan
(noise) yaitu pesan-pesan acak dan bertentangan yang dapat mengganggu
komunikasi yang diharapkan.
pengirim
pengkodean
pesan
media
Penguraian
kode
penerima
gangguan
Umpan balik
tanggapan
Sumber : Kotler dan Keller (2006 :466)
Gambar 2.1
Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi
Proses komunikasi dimulai ketika pengirim mengirimkan pesan. Pengirim
harus mengetahui siapa yang ingin dicapai dan tanggapan apa yang diinginkan.
Pengirim dalam hal ini perusahaan yang mengirimkan pesan tentang produk yang
telah dihasilkannya kepada pelanggannya. Pesan ini disampaikan dengan kodekode yang sesuai dengan sasaran pelanggannya melalui media –media yang ada.
16
Perusahaan sebagai pengirim pesan harus mengirimkan pesan yang sesuai
guna mencapai pelanggan sasaran dan membangun umpan balik untuk memantau
tanggapan dari para pelanggan atas pesan tersebut. Hal ini bertujuan agar
penyampaian pesan ini efektif, maka pesan harus disampaikan dengan kode-kode
yang dapat dikenali oleh pelanggan.
2.1.4.
Integrated Marketing Communication
Perkembangan zaman yang semakin meningkat dan sangat cepat dari
waktu ke waktu diikuti juga dalam dunia pemasaran. Pada masa sekarang ini telah
terjadi suatu trend aplikasi dengan istilah komunikasi pemasaran terpadu
(integrated marketing communication).
Menurut Brannan (2004:2) pada dasarnya hampir semua komunikasi
pemasaran memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan pesan tertentu kepada
audiens sasaran yang sudah diidentifikasi secara jelas. Semua komunikasi bertujuan
membujuk orang untuk berfikir, merasakan, atau bertindak dengan cara tertentu
dalam hubungan mereka dengan merek.
Pemasar yang sukses di dalam lingkungan baru adalah orang yang
mengkoordinasikan bauran komunikasi secara ketat sehingga kita dapat melihat
program satu ke program yang lainnya dan secara instan dapat melihat bahwa
merek tersebut akan berbicara dengan satu suara (Shimp, 2004:22-3).
Definisi komunikasi pemasaran terpadu dengan perspektif yang lebih luas
dinyatakan oleh Shimp (2004:24) yakni komunikasi pemasaran terpadu atau IMC
adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk komunikasi
persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.
17
Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung
kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh
sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan
produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur potensial untuk
menyampaikan pesan di masa yang akan datang. Lebih jauh lagi, IMC
menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima
oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses berawal dari
pelanggan ke calon pelanggan, kemudian berbalik pada perusahaan untuk
menentukan dan mendefiniskan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi
program komunikasi yang persuasif.
Berdasarkan definisi komunikasi pemasaran terpadu (IMC) di atas, maka
Shimp (2004:24) membagi lima ciri-ciri komunikasi pemasaran terpadu (IMC)
sebagai berikut :
1.
Mempengaruhi perilaku
Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Hal
ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar
mempengaruhi kesadaran merek atau “memperbaiki” perilaku konsumen
terhadap merek.
2.
Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan
Ciri IMC yang kedua adalah bahwa prosesnya diawali dari pelanggan atau
calon pelanggan, kemudian berbalik kepada komunikator merek untuk
menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengembangkan
komunikasi persuasif.
18
3.
Menggunakan seluruh bentuk “kontak”
IMC menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan selurh “kontak” yag
berhubungan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur
penyampaian
pesan
yang potensial.
Istilah
“kontak”
dipakai
untuk
menerangkan segala jenis media yang dikomunikasikan melaui cara yang
mendukung. Ciri utama dari elemen IMC ketiga ini adalah bahwa ia
merefleksikan kesediaan menggunakan bentuk komunikasi apa pun, dengan
syarat merupakan yang terbaik dalam upaya menjangkau khalayak, dan tidak
menetapkan suau media tertentu sebelumnya.
4.
Menciptakan sinergi
Dalam definisi IMC terkandung kebutuhan akan sinergi (berkesinambungan),
semua elemen komunikasi (iklan, komunikasi di tempat pembelian, promosi
penjualan, event, dan lain-lain). Harus berbicara dengan satu suara; koordinasi
merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat
dan utuh, serta dapat membuat konsumen melakukan aksi.
5.
Menjalin hubungan
Karakteristik dari IMC yang kelima adalah kepercayaan bahwa komunikasi
pemasaran yang sukses membutuhka terjalinnya hubungan antara merek
dengan pelanggannya.
Penggunaan IMC mengharuskan terjadinya perubahan yang fundamental
dalam cara-cara komunikasi pemasaran tradisional yang selama ini dilakukan.
Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang perlu dilakukan (Shimp, 2004 :30):
1. Mengurangi ketergantungan pada media massa.
19
2. Meningkatkan kepercayaan pada metode komunikasi yang highlytargeted.
3. Tingkat permintaan yang lebih tinggi akan supplier komunikasi
pemasaran.
4. Berbagai upaya untuk mengukur pengembalian modal dalam
komunikasi.
Aspek dari program komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated
Marketng Communication (IMC) menurut pendapat Shimp (2004:1-38) yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.1.5.
Periklanan
Promosi
Strategi pengemasan dan penentuan merek
Point of purchase
Humas
Sponsor pemasaran
Personal selling
Sponsor pemasaran
Sponsor pemasaran adalah aktivitas komunikasi yang dikaitkan pada
kegiatan lain dengam tetap bertujuan memperkuat kesadaran merek dan
membangun citra perusahaan atau produk (Kulluvaara dan Tornberg, 2003:1).
Sedangkan menurut pendapat Jefkins (2003:170) mendefinisikan sponsor
pemasaran adalah merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk-bentuk
dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan penerima tetap lancer atau
menjadi lebih kokoh.
Umumnya dukungan dapat berupa uang misalnya hadiah, tetapi dapat juga
berupa piala atau insentif lainnya. Sponsor pemasaran yang didasarkan pada
kemitraan mampu memberikan beragam jenis hasil yang menyebabkan sponsor
manapun sulit untuk meninggalkan kerja sama kemitraan tersebut (Anne-Marie
Grey and Ki Skildum-Reid, 2006:4).
20
Menurut Grey dan Kim-reid (2007:2) definisi dari sponsor pemasaran
adalah bentuk investasi dalam aktivitas olahraga, sosial, komunitas, aktivitas
publik, individu atau siaran yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pihak
sponsor di masa yang akan datang. Sponsor pemasaran digunakan untuk membina
hubungan dengan para konsumen, meningkatkan ekuitas merek, dan kaitannya
dengan dunia bisnis.
Praktek dari sponsor pemasaran meliputi dua kegiatan utama, yaitu
pertama merupakan pertukaran antara sponsor (seperti merek) dan pihak yang
disponsori (seperti peristiwa olahraga) dimana pihak yang terakhir menerima fee
dan pihak sponsor memiliki hak untuk dikaitkan dengan kegiatan yang disponsori,
kedua adalah pemasaran asosiasi oleh sponsor.
Sponsor pemasaran memiliki kemampuan untuk penyampaian di sejumlah
bidang komunikasi. Paket sponsor pemasaran yang dikemas secara tepat dapat
menciptakan dan memperkuat kesadaran akan nama tinggi (Brannan, 2004:72).
Keberhasilan kegiatan sponsor pemasaran terletak pada kekuatannya dalam
mendukung
teknik
komunikasi
ketika
menyampaikan
kesadaran
merek,
pemahaman produk dan preferensi pembelian. Hal yang terpenting disini adalah
kita harus mengetahui apa yang kita inginkan dari sponsor pemasaran sebelum
memulai proses perencanaan.
Grey dan Kim-Reid (2007:94-100) menyatakan bahwa sebuah program
atau event sponsor pemasaran yang baik harus memiliki tiga elemen yang penting
yang digambarkan sebagai berikut :
21
audiens
sasaran
Atribut
sponsor
Sumber : Anne-Marie Grey and Kim Skildum-Reid (2007:94)
GAMBAR 2.2
Tiga Elemen Penting Dalam Pelaksanaan Suatu Program Sponsor Pemasaran
Berdasarkan gambar diatas tiga elemen dalam pelaksanaan program sponsor
pemasaran adalah :
1.
Audiens
Kecocokan dalam memilih audiens dengan sponsor pemasaran adalah dengan
memastikan bahwa segala aktivitas yang dilakukan didalam kegiatan sponsor
pemasaran sesuai dalam artian bahwa semakin besar pasar sasaran dari sebuah
kegiatan dengan pasar sasaran sponsor, maka akan semakin besar potensi
kecocokan audiens dengan sponsor pemasaran yang dilaksanakan.
2.
Sasaran
Pencapaian sasaran yang baik dalam suatu program sponsor pemasaran dapat
dijadikan alat yang sangat tepat untuk mencapai tujuan dalam penyelenggaraan
program sponsor pemasaran atau dengan kata lain suatu program sponsor yang
baik akan memiliki sasaran yang nyata dan sama atau ketika sponsor dan
sasaran satu sama lain saling melengkapi.
22
3.
Atribut sponsor
Atribut yang kuat merupakan indikator dari penyelenggaraan promosi yang
baik. Atribut yang kuat akan menciptakan relevansi antara merek dengan
program sponsor pemasaran.
Sebagaimana halnya dengan setiap keputusan komunikasi pemasaran
lainnya, menurut Shimp (2004:263-268) titik awal untuk melaksanakan sponsor
pemasaran yang efektif yaitu :
1.
Penentuan pasar sasaran
Pasar sasaran dapat diartikan sebagai jumlah audiens yang terjaring, atau
dengan kata lain sponsor pemasaran yang berhasil adalah suatu event yang
dapat menjangkau sasaran audiens yang diinginkan baik dari segi geografis
maupun demografi.
2.
Perumusan tujuan sponsor pemasaran
Tujuan sponsor pemasaran adalah membangun suatu kemitraan objektif antara
perusahaan dengan konsumennya.
3.
Pengukuran
Penyelenggaraan suatu sponsor pemasaran, harus diukur dan ditentukan
tingkat keefektifannya. Pemasar harus terlebih dahulu menentukan tujuan
khusus yang ingin dicapai sponsor pemasaran, kemudian memperoleh ukuran
sebelum dan sesudahnya untuk meyakinkan apakah sponsor pemasaran telah
menambah citra merek atau meningkatkan volume penjualan. Pada intinya,
adanya pengukuran dari sponsor pemasaran adalah menghasilkan kesimpulan
akhir dari keberhasilan dari suatu sponsor pemasaran.
23
Kunci keberhasilan proses perencanaan kegiatan sponsor pemasaran
terletak pada pemahaman kita tentang audiens sasaran sehingga pihak pemberi
sponsor harus mengetahui apa yang mereka sukai dan apa yang menjadi
kepentingan mereka.
Menurut Brannan (2004:75) sponsor pemasaran dapat dilakukan pada
berbagai kegiatan diantaranya adalah kegiatan olahraga, sosial, publikasi, atau
pertemuan tahunan.
Keikutsertaan perusahaan dalam berbagai kegiatan yang banyak diminati
oleh publik melalui program sponsor pemasaran dengan mengeluarkan sejumlah
biaya untuk mendukung kegiatan tersebut dengan tujuan memperkuat merek
perusahaan di mata masyarakat.
Menurut Kotler dan Keller (2006;59) tujuan suatu perusahaan atau produk
mensponsori suatu kegiatan olahraga ataupun sosial adalah untuk :
1. Mengidentifikasi pasar sasaran atau gaya hidup tertentu.
2. Meningkatkan kesadaran atas suatu produk.
3. Menciptakan persepsi konsumen terhadap citra yang ingin
ditimbulkan.
4. Menciptakan dimensi citra perusahaan atau citra merek.
5. Menciptakan pengalaman dan menimbulkan perasaan terikat.
6. Mengekspresikan komitmen terhadap komunitas.
7. Menghibur klien atau karyawan.
8. Memperoleh kesempatan berpromosi.
24
Pengukuran efek dari sponsor pemasaran dapat dilakukan melalui dua
pendekatan. Pertama, penawaran yaitu metoda yang membandingkan jumlah waktu
atau penyediaan ruang dengan jangkauan media. Kedua, permintaan yaitu metoda
yang mengidentifikasi tanggapan konsumen untuk mengukur efek sponsor
pemasaran berdasarkan pengetahuan konsumen tentang merek atau produk sponsor
melalui survey yang memperlihatkan pengaruh kegiatan sponsor pemasaran
terhadap awareness.
2.1.6.
Promosi Penjualan
Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan
serta konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Dan salah satu kegiatan
promosi yang sering dilakukan perusahaan adalah promosi penjualan. Promosi
penjualan menurut Cummins (2004:27) adalah insentif dan penawaran yang
mendorong konsumen atau pelanggan berperilaku tertentu pada waktu tertentu.
Secara definisi promosi penjualan berarti segala insentif yang digunakan
perusahaan untuk menarik pedagang, pengecer atau konsumen untuk membeli
merek dan memberi dukungan bagi pemasar dalam menjual produk secara agresif
(Shimp, 2007:490).
Pemasar menggunakan promosi tipe insentif untuk menarik orang-orang
baru untuk mencoba, untuk memberi imbalan kepada pelanggan setia, dan untuk
menaikkan tingkat pembelian ulang orang yang sesekali menggunakan produk
yang ditawarkan.
25
Tabel .2.1.
Alternatif Promosi Penjualan
Jenis
Tujuan
Keunggulan
Kelemahan
Kupon
Merangsang
Permintaan
Merangsang cobacoba, membalas aksi
pesaing
Dukungan
pengecer
Mengurangi
risiko konsumen
Premium
(diskon)
Membentuk goodwiil
Konsumen suka
barang gratis
atau diskon
Kontes
Mendorong
pembelian,
membentuk business
inventory
Mendorong trial,
memberi in store
support bagi alat
promosi lainnya
Konsumen membeli
lebih banyak,
meminimumkan aksi
pergantian merek
Mendorong
keterlibatan
konsumen
terhadap merek
Penampian
produk yang
baik
Konsumen menunda
pembelian
Konsumen menunda
membeli,
mengurangi product
value.
Konsumen beli
karena diskon,
bukan karena
produk
Memerlukan ide
kreatif dan analisis
Deals
Point of
Purchase
display
Undian
Trading
Stamps
Mendorong pembelian
ulang
Sampel
Mendorong konsumen
coba-coba
Mendorong konsumen
membeli,
menghentikan
penurunan penjualan
Potongan
Rabat
Konsumen lebih
sering
menggunakan
produk dan
menyimpannya
Membantu
menciptakan
loyalitas
Risiko kecil bagi
konsumen
Efektif
merangsang
permintaan
Sulit meminta
pengecer
menempatkan
merek pada tempat
Penjualan bisa
menurun setelah
undian berakhir
Biaya relatif tinggi
Biaya relatif tinggi
Mudah ditiru,
mengurangi
perceived product
value
Sumber : Uyung Sulaksana (2007:112)
Promosi penjualan dapat mempertahankan merek, seperti yang
diungkapkan oleh Aaker (1997:15) bahwa promosi penjualan memberikan satu
cara untuk mempertahankan merek. Selain itu, Aaker (1997:248) mengungkapkan
bahwa salah satu cara yang memungkinkan promosi bisa menguatkan ekuitas
merek adalah menguatkan asosiasi-asosiasi dari kesadaran merek.
26
Berdasarkan pendapat Durianto (2004:69) bahwa kesan-kesan yang terkait
dengan merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman
konsumen dalam mengkomunikasikan merek atau semakin seringnya penampakan
merek tersebut dalam strategi komunikasinya.
Menurut Cummins (2004:113-116) dalam menciptakan kegiatan promosi
penjualan dilandasi beberapa hal agar promosi berjalan efektif, yaitu :
•
Penetapan waktu
Promosi penjualan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pasar jangka
pendek. Proses penetapan waktu sangat penting untuk menentukan kapan
promosi dibutuhkan untuk mempengaruhi pelanggan, berapa lama promosi
akan berlangsung, dan bagaimana promosi berkaitan dengan frekuensi
pembelian produk atau jasa.
•
Penentuan komunikasi yang tepat
Penyampaian pesan produk perusahaan kepada konsumen harus dilakukan
dengan cara yang menarik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemilihan media komunikasi yang layak dan perkiraan spesifikasi warna,
berat, frekuensi, dan sebagainya yang dapat menarik perhatian konsumen.
•
Logistik
Setiap kegiatan promosi penjualan memerlukan sesuatu untuk diberikan, bisa
berupa hadiah, kupon, ongkos kirim gratis, atau sumbangan amal. Perusahaan
harus membuat spesifikasi barang-barang yang akan dipromosikan dan
memperkirakan jumlah yang diperlukan.
27
2.1.7.
Produk
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk
disini bisa berupa apa saja (baik yang berujud fisik maupun tidak) yang dapat
ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan
tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide
Tjiptono (2002:96) mengungkapkan pengertian produk adalah segala
sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki
digunakan, atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, orang tempat,
dan gagasan.
Sedangkan menurut Saladin (2003:71) produk ialah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan, atau
dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Pada sebuah produk ada yang dinamakannya atribut produk. Atribut
produk adalah sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung dalam suatu produk dan
yang nantinya akan menjadi suatu pertimbangan bagi konsumen untuk menyenangi
dan kemudian membeli produk tersebut. Menurut Kotler (2006:96) Atribut produk
terdiri dari variasi produk, kemasan, fitur, desain, kualitas, ukuran, pelayanan,
jaminan, dan merek.
28
2.1.8.
Merek
Setiap perusahaan hendaknya mengembangkan sendiri kebijakan-
kebijakannya mengenai merek bagi mata produk dalam lini yang sama. Merek
merupakan kombinasi dari nama, kata, simbol atau desain yang memberi identitas
produk. Seperti yang telah dibahas di muka, bahwa yang diiklankan bukan produk
tetapi merek.
Merek mempunyai peran ekonomi jika merek tersebut diproduksi secara
masal sehingga mencapai skala ekonomis dan merek yang sukses dapat
menghambat bagi pesaing yang ingin memeperkenalkan merek yang sama. Merek
juga mempunyai peran strategis dengan menjadi pembeda antara merek yang
ditawarkan perusahaan dengan merek para pesaingnya.
Menurut American Marketing Association (Kotler, 2000 : 460), merek
adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau
kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merekmerek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekadar
simbol.
Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, serta
slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-individu satu sama
lain dalam hal apa yang mereka tawarkan.
29
Penggunaan konsisten suatu merek, simbol, atau logo membuat merek
tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga segala sesuatu yang
berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan demikian, suatu merek dapat
mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut.
2.1.9.
a.
Menjelaskan apa yang dijual perusahaan.
b.
Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan.
c.
Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.
Ekuitas Merek
Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di
mata pelanggannya. aset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam
menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk
danm erek tersebut.
Ekuitas merek menurut Aaker (1997:22) adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa
kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan.
Setiap perusahaan harus membangun dan mempertahankan ekuitas
mereknya, sehingga tertanam di benak konsumen dengan kuat. Dengan ekuitas
merek yang kuat, konsumen akan semakin menyadari keberadaan sebuah produk,
lalu tertartik, dan kemudian memutuskan utnuk melakukan pembelian.
Brand equity merupakan kumpulan dari adanya persepsi merek pada
benak konsumen, kesadaran merek, penerimaan merek, brand preference yang
pada akhirnya menimbulkan kesetiaan merek (Buchari Alma, 2004:154).
30
Menurut Shimp (2004:10) bahwa ekuitas merek dalam perspektif konsumen terdiri
atas 2 bentuk pengetahuan tentang merek yaitu kesadaran merek (brand
brand awareness
awareness)
dan citra merek (brand
brand image).
image). Berikut merupakan kerangka ekuitas merek
berbasis konsumen.
Sumber : Terence A. Shimp (2004:10)
Gambar 2.3
Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen
2.1.10. Citra Merek ((Brand Image)
2.1.10.1. Pengertian Citra Merek
Pencitraan merupakan suatu proses dimana informasi (dari) syaraf dan
pengalaman
galaman diproses dalam ingatan. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan,
atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada
dalam pikiran setiap
iap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka
memahaminya dan apa yang mereka sukai atau tidak disukai dari objek tersebut.
31
Menurut Rangkuti (2002:224), citra merek adalah sekumpulan asosiasi
merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Citra merek merupakan
persepsi dalam bentuk asosiasi yang terbentuk oleh konsumen terhadap suatu
merek. Asosiasi merek (Brand association) adalah segala kesan yang muncul di
benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Durianto,
2004:69). Menurut Aaker (1997:77) bahwa citra adalah keseluruhan kesan dari
suatu objek yang ditangkap oleh individu atau kelompok mengenai sesuatu hal.
Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin banyaknya
pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin
seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah
lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.
Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan
bila didukung oleh asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling
berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut citra merek.
Semakin banyak asosiasi yang berhubungan, maka akan semakin kuat citra merek
yang dimiliki oleh merek tersebut dan sebaliknya.
2.1.10.2. Atribut Citra Merek
Citra merek merupakan persepsi pelanggan terhadap sebuah merek yang
dicerminkan
pada
serangkaian
asosiasi
yang
dikaitkan
bersangkutan dengan nama merek tertentu dalam memorinya.
oleh
pelanggan
32
Berdasarkan artikel yang dipublikasikan di Journal of Consumer
Marketing, del Rio, Varquez dan Iglesias (2001:23) yang dikutip Tjiptono
(2005:112) mengatakan bahwa untuk menganalisa asosiasi merek berdasarkan
fungsi atau manfaat merek dilakukan melalui empat dimensi utama : Jaminan
(guarantee), identifikasi pribadi (personal identification), identifikasi sosial (sosial
identification), dan status.
Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan
suatu rangkaian yang disebut citra merek. Semakin banyak asosisai yang saling
berhubungan, semakin kuat citra merek yang dimiliki oleh merek tersebut.
Menurut Shimp (2004:12) bahwa asosiasi dapat dikonseptualisasi
berdasarkan atribut, manfaat, dan sikap. Yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Atribut, yaitu keberagaman suatu produk baik yang berwujud maupun
tidak berwujud.
b) Sikap, yaitu persepsi, sikap yang muncul berupa pendapat, kesan, atau
reson terhadap kinerja merek.
c) Manfaat, yaitu manfaat fungsional, simbolis, dan pengalaman.
Suatu asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan
akan suatu merek mengenai manfaat yang didapat dan pengalaman
setelah menggunakan merek tersebut.
Suatu merek yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol
dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Merek ini
akan bernilai tinggi untuk atribut-atribut yang dikehendaki.
33
Asosiasi membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan sekumpulan
spesifikasi yang sulit diakses dan diproses para pelanggan. Sebuah asosiasi bisa
menyampaikan informasi padat bagi pelanggan yang menyampaikan sebuah cara
untuk menghadapinya. Asosiasi juga bisa mempengaruhi interpretasi mengenai
fakta-fakta dan mempengaruhi pengingatan atas informasi suatu produk atau jasa.
Dimensi citra merek menurut Keller (2007:56-58) merupakan sebuah citra merek
yang positif diciptakan oleh program pemasaran yang memiliki hubungan yang
kuat, manfaat (favorability), dan asosiasi keunikan (unique) yang dimiliki terhadap
minat dan ingatan.
1. Kekuatan asosiasi merek
Semakin seseorang memikirkan informasi produk dan menghubungkannya
dengan pengetahuan merek yang ada, maka yang lebih kuat dapat
menghasilkan asosiasi merek. Faktor yang menjadikan asosiasi merek menjadi
lebih kuat adalah ikatan personal dan konsistensinya dengan apa yang merek
gambarkan.
2. Manfaat asosiasi merek
Pengertian dasar, asosiasi merek yang baik diciptakan dengan meyakinkan
konsumen bahwa merek memiliki kesesuaian atribut dan bermanfaat bagi
mereka yang membutuhkan kemudian membentuk keseluruhan pendapat positif
tentang merek. Asosisasi yang baik untuk suatu merek adalah asosiasi yang
diinginkan konsumen dan dengan sukses disampaikan oleh produk dan
disampaikan juga oleh pendukung program pemasaran untuk merek tersebut,
34
misalnya seperti merek menyenangkan, dapat dipercaya, efektif, efisien,
berwarna-warni, dan sebagainya.
3. Keunikan asosiasi merek
Hal ini merek mempunyai suatu keuntungan yang kompetitif dan hal tersebut
memberi konsumen suatu alasan mengapa mereka perlu membeli merek
tertentu. Perbedaan tersebut dikomunikasikan dengan tegas dengan membuat
perbandingan langsung dengan pesaing,
2.1.11. Pengaruh Sponsor Pemasaran dan Promosi Penjualan terhadap Citra
Merek
Promosi
diciptakan
dengan
tujuan
untuk
menginformasikan,
mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Promosi penjualan dirancang untuk memperkenalkan produk baru dan
juga membangun merek dari suatu produk dengan penguatan pesan iklan dan citra
perusahaan.
Brannan (2004:117) menyatakan bahwa promosi dapat memberikan
pengaruh yang tinggi jika dipublikasikan secara efektif dan dengan alasan tersebut
dapat meningkatkan citra merek.
Didalam lingkungan baru pemasar yang cerdik adalah orang yang
mengkoordinasikan bauran komunikasi secara ketat, sehingga kita dapat melihat
dari program satu ke program yang lainnya, dan secara instan dapat melihat bahwa
merek tersebut akan berbicara dengan satu suara (Shimp 2004:22-23).
35
Pada masa sekarang ini telah terjadi suatu trend aplikasi dengan istilah
komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication/IMC). Aspek
dari program komunikasi pemasaran terpadu menurut pendapat Shimp (2004:1-38)
yaitu ; periklanan, promosi penjualan, strategi pengemasan, point of purchase,
humas, sponsor pemasaran, dan personal selling.
Sponsor pemasaran merupakan salah satu alat dari integrated marketing
communication. Didukung pula oleh definisi sponsor pemasaran menurut
Kulluvaara dan Tornberg (2003:1) bahwa sponsor pemasaran adalah aktivitas
komunikasi yang dikaitkan pada kegiatan lain dengan tetap bertujuan pada
memperkuat kesadaran merek dan membangun citra perusahaan atau produk
perusahaan. Umumnya dukungan dalam kegiatan sponsor pemasaran ini dapat
berupa uang misalnya hadiah, tetapi dapat juga berupa piala atau insentif lainnya.
Pembentukan citra merek sebuah produk dapat dipengaruhi oleh sponsor
pemasaran karena salah satu tujuan sponsor pemasaran adalah untuk menciptakan
dan memperkuat kesadaran merek, hal ini sesuai dengan pendapat Shimp
(2004:261) yang menyatakan bahwa kegiatan sponsor pemasaran mencakup
investasi dalam event atau causes yang bertujuan mencapai tujuan perusahaan,
terutama meningkatkan kesadaran merek (brand awareness), memperkuat citra
merek dan memperbesar volume penjualan.
Keberhasilan kegiatan sponsor pemasaran terletak pada kekuatannya
dalam mendukung teknik komunikasi ketika menyampaikan kesadaran merek,
pemahaman produk dan preferensi pembelian.
36
Adapun menurut Kotler dan Keller (2006:59) juga menyebutkan salah satu
tujuan perusahaan atau produk mensponsori suatu kegiatan adalah untuk
meningkatkan dimensi citra perusahaan atau citra merek.
Hal ini menunjukan bahwa sponsor pemasaran yang termasuk dalam
integrated marketing communication atau komunikasi pemasaran terpadu, juga
merupakan program komunikasi pemasaran yang salah satu tujuan yang terpenting
adalah berkontribusi dalam memperkuat citra perusahaan yang secara langsung
dilakukan ke konsumen.
Salah satu aspek lain dari integrated marketing communication adalah
promosi penjualan. Promosi penjualan berarti segala insentif yang digunakan
perusahaan untuk menarik pedagang, pengecer atau konsumen untuk membeli
merek dan memberi dukungan bagi pemasar dalam menjual produk secara agresif
(Shimp, 2007:490).
Promosi
penjualan
dapat
mempertahankan
merek,
seperti
yang
diungkapkan oleh Aaker (1997:15) bahwa promosi penjualan memberikan satu
cara untuk mempertahankan merek. Selain itu, Aaker (1997:248) mengungkapkan
bahwa salah satu cara yang memungkinkan promosi bisa menguatkan ekuitas
merek adalah menguatkan asosiasi-asosiasi dari kesadaran merek.
Berdasarkan beberapa pemdapat ahli mengenai pengaruh sponsor
pemasaran dan promosi penjualan terhadap citra merek diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan sponsor pemasaran dan promosi penjualan yang dilakukan
perusahaan maka akan terbentuk kesadaran konsumen dalam memperkuat
kesadaran merek dan membangun citra atau produk perusahaan.
37
2.2. Kerangka Pemikiran
Persaingan usaha yang ketat membuat perusahaan harus selalu siap dan
terampil dalam menerapkan strategi dan kebijakan pemasarannya yang biasa
disebut bauran pemasaran. Menurut Buchari Alma (2004:205) pengertian bauran
pemasaran adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran agar dicari
kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Bauran
pemasaran terdiri atas empat komponen atau disebut dengan 4P, yaitu product,
place, price, dan promotion.
Promosi (promotion) menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para
pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut
Menurut Tjiptono (2002:219) promosi merupakan salah satu bentuk
komunikasi pemasaran, sedangkan komunikasi pemasaran itu sendiri adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau
membujuk, dan kemudian mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya, agar bersedia menerima, membeli, dan setia pada produk yang
ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Berkembangnya ilmu pengetahuan, telah terjadi suatu tren aplikasi yang
dinamakan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication).
Tren ini menjadi salah satu bagian yang penting dalam kegiatan pemasaran yang
dilakukan perusahaan sekarang ini.
38
Komunikasi pemasaran terpadu atau IMC menurut Shimp (2004:24)
adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk komunikasi
persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC
adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak
sasaran. Aspek dari program komunikasi pemasaran terpadu menurut pendapat
Shimp (2004:1-38) yaitu : periklanan, promosi penjualan, strategi pengemasan dan
penentuan merek, point of purchase, humas, sponsor pemasaran, dan personal
selling.
Salah satu aspek dalam program komunikasi pemasaran terpadu ialah
sponsor pemasaran. Grey dan Kim-Reid (2007:94-100) menyatakan bahwa sebuah
program atau event sponsor pemasaran yang baik harus memiliki tiga elemen yang
penting yaitu audiens, sasaran, dan atribut sponsor. Kunci keberhasilan proses
perencanaan kegiatan sponsor pemasaran terletak pada pemahaman kita tentang
audiens sasaran sehingga pihak pemberi sponsor harus mengetahui apa yang
mereka sukai dan apa yang menjadi kepentingan mereka.
Integritas sponsor pemasaran memperlihatkan pengamatan audiens tentang
sponsor dan bagi pihak sponsor tentu menginginkan tanggapan yang baik dari
audiens. Menurut Smith, Graetz, dan Westerbeek (2008) dalam Journal of
Marketing Communication mengemukakan bahwa sponsor yang baik memiliki
kecocokan antara sponsor dengan event/kegiatan yang disponsori, kepastian dari
sponsor, dan kegiatan yang disponsori dapat diterima oleh audiens sehingga akan
berpengaruh pada diterimanya produk sponsor dan terjadinya keinginan untuk
membeli produk.
39
Menurut Kulluvaara dan Tornberg (2003:1) bahwa sponsor pemasaran
adalah aktivitas komunikasi yang dikaitkan pada kegiatan lain dengan tetap
bertujuan pada memperkuat kesadaran merek dan membangun citra perusahaan
atau produk perusahaan. Berdasarkan Jin-Woo (2008) dalam jurnal yang berjudul
The Worth of Sport Event Sponsorship mengemukakan bahwa sponsor pemasaran
dapat membuat segmen pasar berdasarkan kesukaan dan psychographic dari target
audiens dan hal tersebut akan meningkatkan kesadaran konsumen dengan
menghubungkan merek dan kegiatan/event yang disponsori. Hal tersebut dapat
mengindikasikan bahwa semakin besar event yang diselenggarakan maka akan
semakin meningkatkan kesadaran merek sponsor pada benak konsumen.
Selain kegiatan sponsor pemasaran yang dilakukan perusahaan, terdapat
juga kegiatan promosi lain yang menyertainya yaitu promosi penjualan Secara
definisi promosi penjualan berarti segala insentif yang digunakan perusahaan untuk
menarik pedagang, pengecer atau konsumen untuk membeli merek dan memberi
dukungan bagi pemasar dalam menjual produk secara agresif (Shimp, 2007:490).
Kegiatan promosi penjualan menurut Sulaksana (2007:112) mempunyai
berbagai macam bentuk yang bertujuan merangsang konsumen mencoba merek dan
melakukan pembelian seperti : kupon, diskon, kontes, undian, point of purchase,
potongan rabat, dan sampel.
40
Brannan (2004:117) menyebutkan bahwa promosi dapat memberikan
pengaruh yang tinggi jika dipublikasikan secara efektif dan dengan alasan tersebut
dapat meningkatkan citra merek. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dengan melaksanakan kegiatan promosi yang terdiri dati sponsor pemasaran
dan promosi penjualan yang efektif maka akan meningkatkan citra merek.
Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan semakin banyaknya
pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin
seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah
lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain.
Menurut Keller (2007:56-58) dimensi citra merek yang positif diciptakan oleh :
kekuatan asosiasi merek, manfaat asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek.
Perusahaan
penghasil
suatu
produk
harus
membangun
dan
mempertahankan citra merek dari produk tersebut sehingga menimbulkan kesan
yang baik pada konsumen. Dengan memiliki citra merek yang kuat maka
konsumen akan menyadari keberadaaan suatu produk dan timbul ketertarikan
sehingga memutuskan melakukan pembelian.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa program
sponsor pemasaran dan promosi penjualan merupakan faktor yang berpengaruh
bagi perusahaan karena dapat membantu meningkatkan citra merek suatu produk.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran yang dapat
digambarkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
41
Sumber: Buchari Alma (2004:205), Kotler (2006:96), Shimp (2004:1
(2004:1-38), Grey
dan Kim-reid
reid (2007:94),
(2007:94) Uyung (2007:112) dan Keller (2007:56
(2007:56-58)
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Arah hubungan
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran Pengaruh Sponsor Pemasaran dan Promosi Penjualan
Terhadap Citra Merek
42
Sedangkan paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Program Sponsor
Pemasaran (X1)
•
•
Audiens
Sasaran
Atribut
•
Citra Merek
(Y)
Grey dan Kim-reid
(2007:94)
Promosi Penjualan
(X2)
•
•
•
•
•
•
Kekuatan
Manfaat
Keunikan
Keller
(2007:56-58)
Sampel
Undian
Kontes
Uyung Sulakasana
(2007:112)
Gambar 2.5
Paradigma Pemikiran
Gambar 2.5 menunjukan bagaimana pengaruh program sponsor pemasaran
dan promosi penjualan (variabel independent) terhadap citra merek (variabel
dependent).
2.3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang relevan dengan
penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada faka-fakta yang empirik yang
diperoleh dari pengumpulan data (Sudjana, 2000:34)
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis penelitian ini secara umum, yaitu “Program sponsor pemasaran dan
promosi penjualan berpengaruh terhadap citra merek”.
Download