evaluasi status gizi dan prestasi belajar pada murid

advertisement
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
EVALUASI STATUS GIZI DAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID
SEKOLAH DASAR NEGERI SAMAR KILANG KABUPATEN BENER
MERIAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Diana Mayasari1), M.Nasir Yusuf 2), Nyak Amir3)
1)
2)
(Alumni FKIP Unsyiah)
(Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Unsyiah)
3)
(Dosen Program Studi Penjaskesrek FKIP Unsyiah)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi status gizi dan prestasi belajar
pada murid Sekolah Dasar Negeri Samar KilangKabupaten Bener Meriahtahun
pelajaran 2012/2013, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah murid
kelas IV (Empat), V (Lima), dan VI (Enam) dengan jumlah murid sebanyak 38
(47,5%) orang murid laki-laki, 42 (52,5%) murid perempuan, dengan jumlah
keseluruhannya adalah sebanyak 80 orang. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan statistik Deskriptif/Deduktif. Berdasarkan hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa: (1) Presentase status gizi 38 orang (47,5%)
murid yang mengalami kategori status gizi kurus dan 42 orang (52,5%) murid
yang status gizinya normal dengan nilai rata-rata adalah 18,57 dan termasuk
kedalam kategori baik/normal. (2) Tingkat prestasi belajar 36 orang (45%) murid
yang berkategori cukup dan 44 orang (55%) yang berkategori baik dengan nilai
rata-rata adalah 7,06 dan termasuk kedalam kategori baik.
Kata Kunci: Evaluasi, Status Gizi, Prestasi Belajar.
PENDAHULUAN
Memasuki era globalisasi Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk
menyiapkan masyarakat menuju era baru, yaitu globalisasi yang menyentuh
semua aspek kehidupan. Dalam era global ini seakan dunia tanpa jarak dimana
komunikasi dan transaksi ekonomi dari tingkat lokal hingga international dapat
dilakukan sepanjang waktu dan cepat. Demikian pula nanti ketika perdangangan
bebas sudah berjalan, tentu persaingan dagang dan tenaga kerja bersifat antar
bangsa. Pada saat itu hanya bangsa unggullah yang mampu bersaing dan
pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang beriman dan
berkualitas.
45
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
Masalah gizi di Indonesia pada hakikatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Meskipun masalah gizi sering berkaitan
dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa
pengingkatan produksi dan pengadaan pangan. “Masalah gizi muncul akibat
masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga dimana kemampuan rumah
tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya” (Supariasa, 2001:1).
Peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin
setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan
mutunya. Dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah
kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan
kerja.
Upaya peningkatan status gizi masyarakat adalah sangat penting karena
status gizi terutama pada kelompok murid sekolah merupakan salah satu faktor
yang menentukan kualitas sumber daya manusia. “Kurang gizi akan menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya
tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian” (Achmad, 2008:8).
Murid yang berada di kelas tinggi sekolah dasar adalah murid yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi
merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu,
pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki murid perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan murid pada kelas tinggi
sekolah dasar biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka
telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
Perkembangan emosi murid usia sekolah dasar antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, tleah dapat mengontrol emosi, sudah
mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Untuk perkembangan kecerdasannya murid usia kelas tinggi sekolah dasar
ditunjukkan
dengan
kemampuannya
dalam
melakukan
variasi
gerak,
mengelompokkan objek, berminat terhadapt angka tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan mampu
bersaing dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
46
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
Secara umum penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan muris
sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah, diare,
cacingan, infrksi saluran pernapasan akut, serta reaksi samping terhadap makanan
akibat buruknya sanitasi dan kekurangan makanan. Penderita kekurangan makan
disebut Kekurangan Energi Protein (KEP), gejalanya jelas terlihat kurus, selalu
letih, lemah, lesu dan mudah diserang bibit penyakit. “Sudah jelas, dengan kondisi
anak yang seperti itu, sukar diharapkan menjadi manusia-manusia yang
berkualitas baik. Apabila hal itu menimpa suatu bangsa, maka tidak bisa
diharapkan bangsa itu akan tumbuh besar dan berwibawa” (Sabariah, 1996:224).
Supariasa (2001:18) mengatakan, “Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah
seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
protein dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu”. Pada
umumnya penderita Kekurangan Energi Protein (KEP) berasal dari keluarga yang
berpenghasilan rendah, “Usaha perbaikan gizi adalah usaha pendidikan yang
terkoordinasi antara semua komponen yang bersangkutan dengan tujuan untuk
meningkatkan keadaan gizi masyarakat terutama anak-anak dipedesaan”.
(Entjang, 2000:131).
Entjang
(2000:134),
“kekurangan
protein
dalam
makanan
anak
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang terlambat baik fisik maupun
psikis. Anak-anak menjadi kurus kering, perangai yang apatis dan kecerdasan
yang kurang”. Dengan beragam penyakit maka penyembuhannya memerlukan
waktu dan disiplin yang kuat. Penyakit-penyakit itu berbeda dibandingkan dengan
yang disebabkan oleh bibit penyakit. Karena yang terakhir ini, cukup dengan
membasmi bibit penyakitnya dan memulihkan gangguan serta harus menjaganya
supaya tidak sampai bibit penyakit masuk kembali ke dalam tubuh. Bila tidak
dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan ini akan mempengaruhi prestasi
belajar dan masa depan murid.
Salah satu cara menilai kualitas seorang murid adalah dengan melihat
prestasi belajarnya di sekolah. Prestasi yang dicapai menunjukkan hasil proses
belajar, prestasi belajar murid dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh
mana mereka dapat menguasai pelajaran yang sudah diajarkan atau dipelajari.
47
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
Hasil prestasi belajar ini biasanya bersifat dokumntatif yang dinyatakan dengan
nilai raport.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kunjungan yang penulis lakukan pada
hari senin, tanggal 2 Juli 2012 di Sekolah Dasar Negeri Samar Kilang Kabupaten
Bener Meriah Provinsi Aceh, dimana keadaan sekolah yang jauh dari perkotaan
dan masyarakat di sekitar mayoritasnya adalah petani. Mengingat keadaan
tersebut, peneliti ingin meneliti evaluasi status gizi dan prestasi belajar murid
SDN Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah Tahun Pelajaran 2012/2013.
PENDAHULUAN
1. Pengertian dan Tujuan Evaluasi
Hakikat evaluasi dalam olahraga dapat dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu berupa pemantauan status gizi dan prestasi belajar seorang anak secara
umum. Evaluasi juga dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar secara terusmenerus dan mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
Adi (2001:134), “Evaluasi adalah menentukan nilainya”. “Evaluasi adalah
suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan,
dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar” (Achmad, 2000:81).
Arikunto (2008:1) menyatakan bahwa, “Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan”. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasiinformasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
Fungsi evaluaasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan
48
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk
memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan sustu proses pemberian skor atau
angka-angka terhadap suatu atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Evaluasi atau penilaian merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh
setiap guru mempunyai arti yang sangat besa bagi keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran guru dan siswa. Dalam setiap kegiatan pembelajaran mempunyai
tujuan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan oleh guru yang tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang
dapat memberi gambaran tentang hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
Achmad (2000:39) mengatakan, “Kegunaan evaluasi antara lain adalah
untuk: (1) menentukan status kemampuan anak, (2) mengklasifikasi anak, (3)
memotivasi anak, (4) menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan program latihan,
(5) Menentukan prioritas sasaran program latihan selanjutnya, dan (6)
Membandingkan kemampuan anak sebelumnya setelah dilatih dan dengan anak
lain”.
Evaluasi pembelajaran merupakan evaluasi dalam bidang pembelajaran.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang
dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian
belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup
kegiatan pengukuran dan penilaian. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan.
2.Pengertian Status Gizi
Supariasa (2000:17), “Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
organ-organ, serta menghasilkan energi”. Maka sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah
terjadinya malnutrisi (gizi salah) dan resiko untuk menjadi gizi kurang.
49
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
Achadi (2007:275), “Status gizi yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu
atau masyarakat”. Status gizi terjadi diakibatkan dari keseimbangan antara
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat tersebut yang
diakibatkan dari ketersediaannya zat gizi dalam seluler tubuh. “Status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu” (Supariasa, 2001:18).
Supariasa (2001:16), “penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu secara
langsung dan tak langsung”. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik
sedangkan penilaian status gizi tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu: survei
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Dalam penelitian ini, untuk
menentukan status gizi digunakan indeks antropometri. Status gizi adalah data
sampel yang diperoleh dari hasil pengukuran antropometri dengan indeks IMT/U
dengan menggunakan alat timbangan injak dan microtoise.
Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh.
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya
terlihat daro pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak,
otot, dan jumlah air dalam tubuh. “secara umum antropometri artinya ukuran
tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat gizi” (Supariasa,
2001:19).
Achadi (2007:278), “Indeks antropometri adalah pengukuran terhadap
dimensi tubuh dan komposisi tubuh”. Indeks antropometri bisa merupakan rasio
dari pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan
dengan umur, antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2003 pasal 3 dalam
Depdiknas (2004:4) pendidikan bertujuan untuk: “Mengembangkan kemampuan
50
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Oleh karena itu
pemerintah telah memberikan kesempatan yang luas untuk memperoleh
pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Asrori (2007:6), “Belajar berlangsung melalui lima alat indra kita yaitu:
penglihatan (visual), pendengaran (auditory), pembauan (alfactory), rasa atau
pengecap (taste), dan sentuhan (tactile)”. Dalam proses belajar tidak hanya
melibatkan penguasaan fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga
melibatkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci,
hasrat, dan kerohanian. “secara umum, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan”
(Asrori, 2007:6).
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu peribahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. “Proses belajar terjadi
sepanjang hidup karena manusia selalu dihadapkan kepada perubahan dan
dinamika kehidupan yang menurut dirinya untuk mengembangkan keterampilan
hidup yang dapat menjadikan dirinya tetap berada sebagai makhluk pribadi,
sosial, dan makhluk Tuhan” (Hamijoyo, 1990:9).
Dalam proses pembelajaran terkandung proses belajar mengajar, sebagai dua
proses yang saling bergantung. “Jelasnya proses pembelajaran adalah proses yang
dinamis, proses yang berkembang terus dan akan terjadi proses belajar”
(Hamijoyo, 1990:46).
Asrori (2007:6), “Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan raport yang diberikan oleh guru”. Prestasi belajar siswa meliputi prestasi
kognitif, prestasi afektif, dan prestasi psikomotor. Namun dari tiga aspek tersebut
51
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
aspek kognitiflah yang menjadi tujuan utama dalam suatu sistem pendidikan tanpa
mengesampingkan aspek yang lain.
Salah satu cara menilai kualitas seorang murid adalah dengan melihat
prestasi belajarnya disekolah. Prestasi belajar murid dipakai sebagai ukuran untuk
mengetahui sejauh mana mereka dapat menguasai pelajaran yang sudah diajarkan
atau dipelajari. Hasil prestasi belajar ini biasanya bersifat dokumentatif yang
dinyatakan dengan nilai raport. Raport adalah nilai dari hasil evaluasi yang
dilakukan selama proses pembelajaran/ nilai raport biasanya dibuat setiap
semester, hasil raport tersebut dapat diketahui nilai setiap semesternya apakah
mengalami peningkatan atau penurunan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
statistik deskriptif/deduktif. “Statistik deskriptif/deduktif merupakan metode dan
prosedu statistik yang dipakai hanya terbatas pada pengumpulan, penyajian, dan
analisa data dalam bentuk narasi, tabulasi atau diagram, serta perhitungan
persentase, nilai rata-rata, standar deviasi” (Chandra, 1995:2).
Pada suatu penelitian sering kali terdapat data-data hasil penelitian yang
jumlahnya cukup besar dan membingungkan, sehingga untuk memudahkan
pengolahan data kita harus melakukan pengelompokkan data menjadi beberapa
kalompok atau kelas dalam suatu format yang disebut sebagai tabel frekuensi atau
frekuensi distribusi. “Frekuensi distribusi katagorikal adalah pengelompokan
freakuensi yang terdiri dari data kualitatif yang menyatakan jenis atau mewakili
karakteristik tertentu seperti orang, jenis kelamin dan lainnya” (Chandra,
1995:48).
Sudjana (2005:161) mengatakan, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif ataupun
kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap dan jelas”. Dari penjelasan tersebut dipahami bahwa populasi adakah
keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti dan memiliki karakteristik fisik
tertentu, populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas tinggi yang terdiri dari
52
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
murid kelas IV (Empat), V (Lima), dan VI (Enam) Sekolah Dasar Negeri Samar
Kilang Kabupaten Bener Meriahdengan jumlah murid sebanyak 38 (47,5%) orang
murid laki-laki, 42 (52,5%) murid perempuan, dengan jumlah keseluruhannya
adalah sebanyak 80 orang.
Sudjana (2005:161) mengatakan, Sampel adalah sebagian yang diambil dari
populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu”. Jadi sampel merupakan bagian
yang homogen dari populasi yang akan dijadikan subjek penelitian guna
mendapatkan sejumlah data. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,
jika jumlaj subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”
(Arikunto, 2002:112).
Dari penjelasan tersebut maka subjek pada penelitian ini kurang dari 100
oleh karena itu diambil kesemuanya sehingga jumlah sampel merupakan jumlah
populasi yaitu,sebanyak 38 (47,5%) orang murid laki-laki, 42 (52,5%) murid
perempuan, dengan jumlah keseluruhannya adalah sebanyak 80 orang.
Taknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan peneliti dalam
mengumpulakn data penelitian, agar dalam penelitian diperoleh informasi atau
data-data yang relevan dengan topik masalah yang hendak diteliti. Dalam
mengumpulkan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur status
gizi dan prestasi belajar murid Sekolah Dasar Negeri Samar Kilang Kabupaten
Bener Meriah Tahun Pelajaran 2012/2013.
Langkah-langkah pengukuran status gizi adalah dengan mengukur berat
badan murid menggunakan timbangan berat badan/injak (Kg), kemudian dibagi
dengan kuadrat tinggi badan murid (cm) menggunakan mikrotoise. Sedangkan
untuk prestasi belajar yang diperoleh dari nilai rata-rata semua mata pelajaran
yang terwujud dalam nilai raport dan rangking kelas.
Teknik pengolahan data penelitian menggunakan penelitian kualitatif,
pembuktian hipotesis dari data hasil penelititan perlu diolah dengan statistik
deskriptif/deduktif. Statistik deskriptif/deduktif yaitu merupakan metode dan
prosedur statistik yang dipakai hanya sebatas pada pengumpulan, penyajian, dan
analisa data dalam bentuk narasi, tabulasi atau diagram, serta perhitungan
persentase, nilai rata-rata, standar deviasi” (Chandra, 1995:2).
53
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa evaluasi status gizi dan prestasi
belajar pada murid Sekolah Dasar Negeri Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah
Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah persentase status gizi 38 orang (47,5%) murid
yang mengalami kategori status gizi kurus dan 42 orang (52,5%) yang status
gizinya normal dengan rata-rata adalah 18,57 dan termasuk kedalam kategori
baik/normal. Sedangkan prestasi belajar 36 orang (45%) murid yang berkategori
cukup dan 44 orang (55%) yang berkategori baik dengan nilai rata-rata adalah
7,06 dan termasuk kedalam kategori baik.
Hasil penelitian yang diperoleh perlu mendapat pembahasan lebih lanjut
untuk memaparkan alasan-alasan yang logis dan empirik yang berhubungan
dengan hasil analisis, sehingga dapat memperjelas dan membantu pemahaman
serta penyusunan hasil penelitian dengan baik dan benar.
Achmad
(2000:81), “Evaluasi
atau
penilaian adalah suatu
usaha
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar”. “Status gizi adalah ekspresi
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu” (Supariasa, 2001:18).
Achmad (2000:39) mengatakan Kegunaan evaluasi antara lain adalah untuk:
(1) Menentukan status kemampuan anak, (2) Mengklasifikasikan anak, (3)
Memotivasi anak, (4) Menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan program latihan,
(5) Menentukan prioritas sasaran program latihan selanjutnya, dan (6)
Membandingkan kemampuan anak sebelumnya setelah dilatih dan dengan anak
lain”.
Arikunto (2008:1) menyatakan bahwa, “Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasiinformasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.
54
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
Supariasa (2000:17), “Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal
organ-organ, serta menghasilkan energi”.
Asrori (2007:6), “Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan raport yang diberikan oleh guru”. Prestasi belajar adalah penilaian hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu” (Asrori:6).
Pada penelitian ini, untuk menentukan status gizi digunakan indeks
antropometri. Status gizi adalah data sampel yang diperoleh dari hasil pengukuran
antropometri dengan indeks IMT/U dengan menggunakan alat timbangan injak
dan microtoise. Hasil belajar ini biasanya bersifat dokumentatif yang dinyatakan
dengan nilai raport. Raport adalah nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran/ nilai raport biasanya dibuat setiap semester, hasil raport
tersebut dapat diketahui nilai setiap semesternya apakah mengalami peningkatan
atau penurunan.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan di atas, maka cukup
beralasan untuk mengatakan bahwa evaluasi status gizi dan prestasi belajar murid
Sekolah Dasar Negeri Samar Kilang Kabupaten Bener Meriah Tahun Pelajaran
2012/2013 adalah persentase status gizi 38 orang (47,5%) murid yang mengalami
kategori status gizi kurus dan 42 orang (52,5%) yang status gizinya normal
dengan nilai rata-rata adalah 18,57 dan termasuk kedalam kategori baik/normal.
Sedangkan prestasi belajar 36 orang (45%) murid yang berkategori cukup dan 44
orang (55%) yang berkategori baik dengan nilai rata-rata adalah 7,06 dan
termasuk kedalam kategori baik.
55
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Syiah Kuala
JURNAL PESONA DASAR
Vol. 2 No.3, Oktober 2014, hal 45-56
ISSN: 2337-9227
KESIMPULAN
Berdasarkan dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1) persentase status gizi 38 orang (47,5%) murid yang mengalami kategori
status gizi kurus dan 42 orang (52,5%) yang status gizinya normal dengan
nilai rata-rata adalah 18,57 dan termasuk kedalam kategori baik/normal.
2) Tingkat prestasi belajar 36 orang (45%) murid yang berkategori cukup dan
44 orang (55%) yang berkategori baik dengan nilai rata-rata adalah 7,06 dan
termasuk kedalam kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, D. K. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.
Achadi, E. L. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Granfindo
Persada.
Achmad. 2000. Materi Pelatihan Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD/
Pelatih Klub Olahraga Usia Dini SD. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Asrori. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Bandung.
Chandra, B. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.
Depdiknas.2004. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Citra Aditya Bakti.
Hamijoyo, 1990. Landasan-landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Nasional.
Lutan, R dkk. 2002. Pendidikan Kebugaran Jasmani Orientasi Pembinaan di
Sepanjang Hayat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sabariah, I. 1996. Penuntun Belajar Biologi 3. Bandung: Ganeca Exact Bandung.
Slamet. 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kedokteran EGC.
56
Download