BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Menurut PSAP No.7 Aset Tetap merupakan aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset
tetap merupakan komponen penting dalam
menjalankan kegiatan
operasional pemerintahan yaitu sebagai potensi ekonomi suatu daerah yang
memiliki manfaat finansial dan ekonomi yang bisa diperoleh pada masa
yang akan datang, dan dapat menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah
sebagai penyedia layanan publik.
Salah satu dampak dari dilaksanakannya otonomi daerah yang
menimbulkan bertambahnya kewenangan pemerintah daerah sebagai akibat
dari pelimpahan urusan (wewenang) yang semula dilakukan oleh
pemerintah pusat yang kemudian dialihkan kepada daerah. Salah satu
contohnya adalah terjadinya perubahan kewenangan dalam hal pengelolaan
aset Negara (pemerintah) yang semula banyak ditangani oleh pemerintah
pusat, maka kewenangan yang lebih besar untuk melakukan pengelolaan
aset Negara (pemerintah). Perubahan tersebut meliputi terjadinya kenaikan
jumlah maupun nilai kekayaan Negara yang dikuasai pemerintah daerah
yang tadinya dimiliki/dikuasai oleh pemerintah pusat.
1
Terkait dengan semakin besarnya kewenangan daerah untuk
melakukan manajemen aset Negara atau secara spesifik manajemen aset
daerah, maka pemerintah daerah perlu menyiapkan instrument yang tepat
untuk melakukan manajemen aset daerah secara professional, transparan,
akuntabel, efisien, dan efektif mulai dari perencanaan, pengelolaan/
pemanfaatan, serta pengawasannya.
Pengelolaan aset milik daerah diatur dalam PP No.38 Tahun 2008
sebagai perubahan atas PP No.6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/ Daerah yang kemudian ditindaklanjuti dalam Peranturan
Menteri Dalam Negeri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lingkup Pengelolaan Aset meliputi a.
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, b. pengadaan, c. penggunaan, d.
pemanfaatan,
e.
pengamanan
dan
pemeliharaan,
f.
penilaian,
g.
penghapusan, h. pemindahtanganan, i. penatausahaan, dan j. pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
Pengelolaan Barang Milik Daerah atau yang biasa disebut
Manajemen Aset Daerah adalah proses akuntansi yang bertujuan untuk
melacak status aset pemerintah daerah baik lokasi, kondisi, maupun
karakteristik pembeda lainnya dari setiap aset. Setiap tahap, mulai dari
perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset daerah harus diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada DPRD selaku wakil rakyat. Oleh karena itu,
aset daerah yang pada dasarnya adalah bagian dari aset Negara harus
2
dikelola secara optimal dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas,
transaparansi, dan akuntabilitas publik.
Karena aset yang dimiliki pemerintah daerah sangat bervariasi baik
jenis maupun jumlahnya, sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat agar
dapat mengoptimalkan aset tetap yang dimiliki pemerintah daerah agar
dapat mendayagunakan aset tetap yang dimilki dan juga dapat dimaksudkan
untuk meningkatkan penerimaan daerah dan juga mengurangi beban
anggaran pemeliharaan aset.
Menurut Britton, Connellan, Crofts (1989) mengatakan bahwa
manajemen aset (asset management) “ define good asset management in
terms of measuring the value of properties (assets) in monetary terms and
employing the minimum amount of expenditure on its management”.
Manajemen aset itu sendiri telah berkembang cukup pesat, bermula dari
orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi dinamis, inisiatif, dan
strategis.( Doli D. Siregar: 2004).
Dalam sektor publik selain permasalahan tentang perlakuan
akuntansi aset tetap dalam penyusunan laporan keuangan masalah
manajemen aset tetap juga menjadi fokus perhatian untuk diteliti lebih lanjut
dan diperbaiki. Tahapan Manajemen Aset terdiri dari lima tahapan yaitu
Inventarisasi Aset, Legal audit, Penilaian Aset, Optimalisasi Aset, dan
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA) dalam
Pengawasan dan Pengendalian Aset. (Supriyadi; 2008, p.30) dalam Alicia
adriati N)
3
Pengendalian
adalah
salah
satu
bagian
dari
manajemen,
pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan
dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun
tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian adalah salah satu tugas dari
seoarang manajer, pengendalian pada hakikatnya tindakan yang disertai
pelurusan (tindakan korektif).
Pengawasan merupakan salah satu aktivitas atau fungsi manajemen
yang terkait dengan fungsi lainnya, seperti perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, penetapan, dan pelaksanaan keputusan. Pengawasan
merupakan fungsi derivasi yang bertujuan untuk memastikan bahwa
aktivitas manajemen berjalan sesuai dengan performa sebaik mungkin.
Begitu juga untuk menyingkap kesalahan dan penyelewengan, kemudian
memberikan tindakan korektif. Kurangnya pengawasan dapat memberikan
dampak yang membahayakan kesehatan organisasi, merusak reputasinya
dan mengancam masa depan dari suatu organisasi.
Penelitian
mengenai
pengaruh
manajemen
aset
terhadap
optimalisasi aset tetap pemerintah daerah memang telah banyak dilakukan
namun hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak
konsisten, sehingga peneliti ingin meneliti kembali hubungan dari setiap
variable, dan memodifikasi variabel pengendalian aset sebagai variabel
intervening atau variabel antara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana
hubungan pengaruh antara Inventarisasi aset dan penilaian Aset terhadap
4
optimalisasi pemanfaatan aset tetap pemerintah daerah Kabupaten Jepara
dengan menggunakan Pengendalian Aset sebagai variabel intervening. Dan
untuk melihat apakah Pengendalian Aset dapat memediasi hubungan antara
Inventarisasi
Aset
dengan
Optimalisasi
Pemanfaatan
Aset
Tetap
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Jepara dan memediasi antara
Penilaian Aset dengan Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemda Jepara.
Dari latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul
“ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
OPTIMALISASI PEMANFAATAN ASET TETAP PEMERINTAH
KABUPATEN JEPARA”
1.2. RUANG LINGKUP MASALAH
Ruang lingkup masalah penelitian ini adalah pengaruh dari
inventarisasi, penilaian aset, dan pengendalian aset yang dilakukan oleh
pemerintah daerah itu sendiri terhadap pengoptimalan pemanfaatan aset
tetap milik pemerintah daerah kabupaten Jepara.
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Inventarisasi Aset berpengaruh positif terhadap
Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemda Jepara?
5
2. Apakah
Penilaian
Aset
berpengaruh
positif
terhadap
Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemda Jepara?
3. Apakah Pengendalian Aset berpengaruh positif terhadap
Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemda Jepara?
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menguji pengaruh antara inventarisasi aset terhadap optimalisasi
pemanfaatan aset tetap Pemda Jepara.
2. Menguji pengaruh antara penilaian aset terhadap
optimalisasi
pemanfaatan aset tetap Pemda Jepara.
3. Menguji pengaruh antara pengendalian aset terhadap optimalisasi
pemanfaatan aset tetap Pemda Jepara.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Adapun masing-masing manfaat tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang bagaimana suatu proses manajemen aset berpengaruh
terhadap optimalisasi pemanfaatan aset tetap pemerintah daerah.
6
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti:
1) Dapat menambah wawasan serta khazanah ilmu tentang pengaruh
inventarisasi aset, penilaian aset, dan pengendalian aset yang
berpengaruh terhadap optimalisasi pemanfaatan aset tetap
pemerintah kabupaten Jepara.
2) Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari
bangku perkuliahan.
b. Aparatur pemerintah daerah kabupaten Jepara
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan gambaran dan
wawasan serta masukan bagi aparat pemerintah daerah untuk
mengoptimalkan pemanfaatan
aset tetap yang dimiliki sehingga
pemerintah daerah bisa mendapatkan manfaat finansial dan ekonomi
yang bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa
menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi
pelayanan publik kepada masyarakat.
1.6. SITEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan Skripsi perlu adanya garis besar pembahasan atau
sistematika penulisan agar mempermudah dalam penulisan laporan. Adapun
sistematika yang di susun penulis adalah sebagai berikut:
7
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab Pendahuluan yang di bahas adalah Latar Belakang,
Ruang Lingkup Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan bab yang berisi tentang landasan teori yang digunakan,
hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan
hipotesis yang akan di uji.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang variabel penelitian dan definisi
operasional, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup gambaran umum obyek penelitian, analisis data
dengan melakukan pengujian-pengujian terhadap masing-masing
variabel, uji asumsi klasik, analisis model regresi, dan pembahasan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian akhir dari penulisan, berisi kesimpulan dari
analisis data serta saran-saran bagi instansi pemerintah kabupaten
Jepara yang sekiranya dapat memberikan manfaat di masa yang
akan datang.
8
Download