PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUNJUNG KARYA

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUNJUNG KARYA
TERHADAP KEBERHASILAN PEMBELAJARAN
MENULIS PANTUN
(Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal Semester I
Tahun Ajaran 2015/2016)
Deni Chandra
Email : [email protected]
Prof. Dr. H. Dedi Heryadi, M.Pd.
Hj. Titin Kusmini, M.Pd.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK
Deni Chandra. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kunjung Karya
Terhadap Keberhasilan Pembelajran Menulis Pantun. (Eksperimen pada
Siswa Kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal Tahun Ajaran
2015/2016). Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi
Tasikmalaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berpengaruh secara signifikankah
model kunjung karya terhadap kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan syarat
pantun pada siswa kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal tahun ajaran
2015/2016. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian eksperimen. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu
kelas VII A dan kelas VII B. Kelas VIIA sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran kunjung karya, sedangkan kelas VII B merupakan
kelas kontrol yang memakai model diskusi.
Penelitian yang penulis laksanakan yaitu di dua kelas. Kelas pertama sebagai
kelas eksperimen yang menggunakan model Kunjung Karya, sedangkan kelas kedua
merupakan kelas kontrol yang menggunakan model diskusi. Pada tahap preetest di
kelas eksperimen rata-rata skor mencapai angka 42,8 sedangkan rata-rata skor yang
diperoleh di kelas kontrol adalah 39,33.
Pada tahap postest, kedua kelas mengalami perbedaan yang signifikan. Kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kunjung karya memperoleh nilai
rata-rata yaitu 82,67, sedangkan kelas kontrol yang menggunakan model diskusi
hanya memperoleh nilai rata-rata yaitu 76,67. Rata-rata tersebut memiliki perbedaan
yang signifikan dari tahap preetest.
Berdasarkan perhitungan data di atas penulis melakukan uji beda untuk
mengetahui perbandingan pengaruh kedua model tersebut. Setelah melakukan
perhitungan uji beda menggunakan uji Wilcoxon, maka diperoleh nilai w-hitung (0)
<w-daftar (107,27) itu artinya terjadi perbedaan yang berarti atau model
pembelajaran kunjung karya lebih baik daripada model diskusi.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat terbukti kebenarannya
dan dapat diterima. Dengan kata lain, model kunjung karya berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan pembelajaran menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
pada siswa kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal tahun ajaran 2015/2016.
Kata kunci : Kemampuan Menulis Pantun yang Sesuai dengan Syarat Pantun, Model
Pembelajaran Kunjung Karya, Penelitian Eksperimen.
ABSTRACT
Deni Chandra. 2016. Effect of learning model persistence works toward
succesful writing pantun learning. (Experiments In Class VII SMP IT
Daarussalam Karangnunggal Academic Year 2015/2016). Study Program
Language and literature Indonesia. Faculty of teacher Training and
Education. Siliwangi University in Tasikmalaya.
This study aims to determine the effect significant model of itinerant works
against the ability to write rhymes in accordance with the terms rhymes in class VII
SMP IT Daarussalam Karangnunggal the academic year 2015/2016. To achieve the
objectives of this study, the authors use the method of experimental research. While
the sample in this research is class VII VII A and class B. Class VIIa as a class
experiment using model itinerant work, while class VII B is a control class that uses
the model discussion.
The study, the authos do, there are two class. The first class as a class
experiment that uses Kunjung Model Works, while the second class is a control class
that uses a model of discussion. At this tage in the experimenttal class preetest entire
student has not reached a value above the KKM. Like wise in the control class. The
average vield in the experimental clas score was 42,8 while the average score
obtained in the control group was 39,33.
In the postest phase, the two classes has increased significantly. Class
experiments using model itinerant work of obtaining the average value is 82,67,
whilw the control class that uses a model of discussion only acquire average value is
76,67. All students (100%) in the experimental class has reached a value above KKM
predetermined school is 70, whereas in the control class students are able to achieve
grades above KKM there are 27 people (90%) and who did not achieve grades above
KKM there 3 (10%).
Based on the calculations above data the authors conducted a different test to
compare the effect of this two models. After doing a different test calculations using
the Wilcoxon test, the obtained value w-count (0) < w-list (107,27) it means there is a
significant difference or itinerant learning model works better than the model
discussion.
Thus the hipotesis that authors can submit an attested and acceptble. In other
words, the model works go significantly influence the succes of attesed and
acceptable. In other words, the model works go significantlyinfluence the succes of
learning to write rhymes in accordance with the terms rhymes in class VII SMP IT
Daarussalam Karangnunggal the academic year 2015/2016.
Key words : The ability to Write Rhymes in Accordance with The Terms Rhymes,
Itinerant Learning Model Work, and Experiment Research
A. PENDAHULUAN
Belajar bahasa pada hakikatnya belajar komunikasi. Oleh karena itu,
dinyatakan dalam (Depdiknas, 2006:13) bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Selain
itu, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan berbahasa
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Hal tersebut tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:232) dijelaskan, “Ruang
lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis.”
Keterampilan berbahasa pada dasarnya dapat dilakukan secara lisan atau tulis.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa tidak langsung yang
bertujuan untuk menyampaikan ide, informasi, atau gagasan yang ingin disampaikan
penulis kepada pembaca. Sehubungan dengan hal tersebut penulis melakukan sebuah
observasi awal ke SMP IT Darussalam Karangnunggal tahun ajaran 2015/2016 untuk
mencari sebuah permasalahan yang dihadapi siswa, dan dari hasil observasi awal
diperolehlah sebuah permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan menulis
pantun.
Sesuai informasi yang penulis dapatkan dari hasil mewawancarai guru bahasa
Indonesia di sekolah tersebut yaitu Ibu Fitry, S.Pd. Beliau mengungkapkan bahwa
faktor yang membuat siswa kelas VII SMP IT Karangnunggal tidak mampu menulis
pantun yang sesuai dengan syarat pantun disebabkan oleh materinya yang sulit
dipahami oleh peserta didik. Faktor lain yang beliau ungkapkan yaitu bercermin dari
pembelajaran tahun lalu, siswa kesulitan dalam hal menentukan sampiran, isi, serta
menentukan jumlah suku kata tiap baris. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan
penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, ungkap beliau.
Berdasarkan data dan penjelasan di atas, penulis terdorong untuk melakukan
sebuah penelitian dengan mengujicobakan model
kunjung karya terhadap
kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun pada siswa kelas VII
SMP IT Darussalam Karangnunggal tahun ajaran 2015/2016 dengan tujuan model
pembelajaran kunjung karya dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan menulis pantun. Melalui model kunjung karya siswa bisa saling
mengoreksi, menganalisis, mengomentari, dan menilai hasil karyanya dengan penuh
tanggung jawab dan toleransi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Berdiarti
(2010:146) yang menyatakan bahwa model pembelajan kunjung karya merupakan
bagian dari pembelajaran kooperatif ini dapat diterapkan dengan mengoreksi,
menganalisis, mengomentari, dan menilai hasil karya kelompok lain.
Karya yang telah dibuat masing-masing kelompok akan diputar ke meja-meja
kelompok lain untuk dikoreksi, dianalisis, dikomentari, dan dinilai. Hasil pekerjaan
kelompok 1, dapat dikoreksi dan dinilai oleh kelompok 2, sedangkan pekerjaan
kelompok 2 di koreksi dan dinilai oleh kelompok 3, begitupun seterusnya sampai
semua kelompok dapat mengoreksi dan menilai hasil pekerjaan kelompok lain.
Dengan proses yang seperti itu, penulis beranggapan bahwa siswa akan mengetahui
letak kekurangan sebuah pantun yang mereka buat sehingga bisa memperbaikinya.
Selain itu, siswa juga akan termotivasi untuk belajar lebih baik.
Sejalan dengan hal tersebut penulis mewujudkan penelitian ini dalam bentuk
karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kunjung Karya
Terhadap Keberhasilan Pembelajaran Menulis Pantun.” (Eksperimen pada Siswa
Kelas VII SMP IT Darussalam Karangnunggal Tahun Ajaran 2015/2016).
B. METODE PENELITIAN
Menurut Heryadi (2014:42),”Metode penelitian adalah cara melakukan
penelitian yang telah direncanakan berdasarkan pendekatan yang dianut.”
Dalam buku Heryadi (2010: 48-49) mengungkapkan,
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat (hubungan pengaruh) antara variable yang diteliti. Untuk
mengetahui bahwa variabel X menjadi sebab atau pengaruh terhadap variabel Y
dapat dilakukan dengan men-treatment-kan variabel X terhadap kelompok sampel
sebagai kelompok eksperimen, kemudian dilakukan pengukuran variabel Y
terhadap kelompok sampel tersebut untuk diiketahui pengaruh perlakuan X
terhadap Y.
Sejalan dengan pernyataan diatas metode penelitian yang dipakai yaitu
metode eksperimen karena prinsip dari penelitian eksperimen yaitu mencari pengaruh
varibel X terhadap variabel Y. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode eksperimen untuk mengukur pengaruh model Kunjung karya
terhadap kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun pada siswa
kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal tahun ajaran 2015/2016.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian, maka ada perlunya pembahasan hasil
penelitian. Berdasarkan Hasil penelitian yang telah penulis laksanakan melihat dari
tes akhir dan hasil perhitungan uji beda maka penelitian yang penulis laksanakan
berhasil. Penulis menyatakan bahwa penelitian ini berhasil karena melihat dari ratarata skor tahap preetest di kelas eksperimen mencapai angka 42,8 sedangkan tahap
postest rata-rata skor mencapai angka 82,67, dan pada tahap uji beda dengan
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh harga w-hiting = 0 < w-daftar = 107,27 dalam
taraf signifikasi 0,01 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya data tersebut
memiliki perbedaan yang berarti setelah diadakannya perlakuan. Pada kelas kontrol
tahap preetest rata-rata skor mencapai angka 39,33 sedangkan tahap postest rata-rata
skor hanya mencapai angka 76,67. Langkah selanjutnya menguji beda tahap preetest
dengan postest di kelas kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Pada tahap ini diperoleh
harga w-hitung = 0 < w-daftar = 107,27 dalam taraf signifikasi 0,01 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima, artinya kedua data tersebut memiliki perbedaan yang berarti.
Senada dengan hal di atas kedua model tersebut memiliki pengaruh yang baik
terhadap kemampuan menulis pantun, hanya dalam tahap perhitungan selanjutnya
yaitu membandingkan model manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan menulis pantun pada siswa kelas VII SMP IT Daarussalam
Karangnunggal antara model kuujung karya dengan model diskusi. Penulis
membandingkan data kedua model tersebut yang diambil dari hasil postest. Data
postest kelas kontrol penulis sajikan sebagai kelompok A, sedangkan untuk data
postest di kelas eksperimen sebgai data B. Dari hasil perhitungan membandingkan
data kedua model tersebut diperoleh lah hasil w-hitung = 0 < w-daftar = 107,27
dalam taraf signifikasi 0,01 sehingga tolak Ho dan H1 diterima. Artinya kedua data
tersebut memiliki perbedaan yang berarti atau kelompok B lebih baik daripada
kelompok A. Jika dikaitkan dengan metode maka model pembelajaran kunjung karya
lebih berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis pantun daripada
model diskusi.
Sejalan dengan uraian di atas, penulis menyatakan bahwa pembelajaran yang
telah penulis laksanakan berhasil dengan baik. Rumusan masalah yang penulis ajukan
sudah terjawab dan dapat dipetanggungjawabkan. Begitupun dengan tujuan penelitian
dapat dicapai sesuai harapan dan hipotesis tindakan yang dikemukakan dapat diterima
dan terbukti kebenarannya. Hal ini jelas bahwa model pembelajaran kunjung karya
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis pantun yang sesuai
dengan syarat pantun pada siswa kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal
tahun ajaran 2015/2016.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data secara statistik
maka kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran kunjung karya dapat
berpengarus secara signifikan terhadap kemampuan menulis pantun dan model
pembelajaran kunjung karya lebih baik daripada model diskusi. Hal ini dapat dilihat
dari perolehan nialai rata-rata dua kelompok yang dibandingkan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol melalui uji statistik.
Nilai rata-rata postest untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran
kunjung karya (kelas A) mencapai angka 82,67, sedangkan untuk kelas yang
menggunakan model diskusi (kelas B) mencapai angka 76,67. Dengan demikian, nilai
rata-rata kelompok kelas
yang menggunakan model kunjung karya lebih tinggi
daripada nilai rata-rata siswa yang menggunakan model diskusi.
Kemudian, apabila data nilai kedua kelompok dihitung secara statistik,
diperoleh hasil W-hitung = 0 < t-daftar = 107,27. Artinya model pembelajaran
kunjung karya berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menulis pantun
pada siswa kelas VII SMP IT Daarussalam Karangnunggal tahun ajaran 2015/2016.
E. SARAN
Dalam kesempatan ini penulis mencoba mengemukakan beberapa saran yang
terkait dengan penelitian yang penulis laksanakan sebagai berikut.
1. Guru harus lebih menguasai keterampilan mengajar dalam mengelola kelas
ataupun mengelola waktu.
2. Bagi guru haruslah lebih inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
dalam hal menentukan model pembelajaran haruslah tepat sehingga dapat
membuat anak semangat dan menyenangkan dalam pembelajaran karena dengan
proses yang seperti itu siswa dapat lebih aktif dan kreatif.
3. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya tidak
mengajarkan teori-teori
kebahasaan dan kesastraan saja, melainkan harus dengan penerapannya..
4. Guru bahasa Indonesia hendaknya harus bisa menjadi motivator, dan fasilitator
bagi siswa.
5. Pihak sekolah harus lebih banyak menyediakan buku-buku bacaan demi
menunjang bahan-bahan pembelajaran siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Berdiati, Ika. (2010). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Bandung: Sega Arsy.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan.
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Heryadi, Dedi. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Pustaka
Billah.
Heryadi, Dedi. (2014). Statistika Praktis Untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya:
Universitas Siliwangi.
Kosasih, E.(2014). Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.
Ganie, Tajuddin N.(2015).Buku Induk Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska.
Rizal, Yose.(2010).Pantun Jenaka.Bandung: CV Pustaka Setia
Download