BAB IV PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian

advertisement
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai
Penertiban Tambang Batuan Ilegal Di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam melakukan penertiban terhadap tambang batuan yang tidak
memiliki izin, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melakukan upaya
penertiban sesuai dengan instruksi Presiden dan mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara. Selain itu juga penertiban yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan adanya laporan mengenai
pelanggaran terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
Penertiban terhadap tambang batuan ilegal di Kabupaten Rejang
Lebong dilakukan oleh pihak kepolisian yang telah berkoordinasi
kepada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bengkulu.
Tim PETI tersebut melibatkan Tipiter Polres Rejang Lebong yang
dipimpin langsung oleh Asisten Tata Pemerintahan Edy Prawisnu dan
petugas gabungan lainya yaitu Kanit Tipiter, Ipda Bayu Heri,
kejaksaan, Satpol-PP, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi.
2. Penertiban terhadap pertambangan yang melanggar Peraturan Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2012 juga melibatkan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP). Hal ini dkarenakan Satpol-PP
memiliki tugas dan fungsi sebagai penegak peraturan daerah.
Mengatasi
permasalahan
mengenai
tidak
diaturnya
sanksi
administrasi terhadap pertambangan illegal, Bupati mengeluarkan
aturan kebijakan mengenai larangan terhadap pertambangan ilegal atau
PETI.Beberapa kebijakan yang dibuat tersebut berupa himbauan tertulis
dan disosialisasikan kepada masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong.
Himbauan tersebut berisi :
a. Larangan untuk melakukan Pertambangan Ilegal di daratan
maupun di aliran sungai
b. Menghentikan kegiatan Pertambangan Ilegal
c. Apabila himbauan ini tidak dihiraukan, maka pemerintah akan
melakukan tindakan penertiban serta tindakan tegas sebagaimana
yang telah diatur oleh perundang-undangan.
Wujud dari penerapan aturan kebijakan yang dikeluarkan oleh
Bupati ,Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melakukan sosialisasi
kepada Masyarakat Rejang Lebong mengenai larangan pertambangan
ilegal/PETI. Sosialisasi tersebut berupa himbauan dan peringatan
tertulis yang dibuat dalam bentuk spanduk.
3. Tindakan penertiban yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong adalah upaya atau tindakan represif (penerapan sanksi)
berupa penertiban dengan cara penutupan lokasi yang dilakukan
terhadap pertambangan batuan yang tidak memiliki izin usaha
pertambangan atau berada dikawasan yang tidak sesuai dengan
peruntukannya. Penertiban yang dilakukan adalah sebagai bentuk dari
pengendalian agar pelaku pertambangan batuan yang tidak memiliki
izin menghentikan kegiatan usahanya.
Sanksi yang diberikan kepada pemilik usaha pertambangan yang
tidak memiliki izin yaitu sesuai dengan sanksi administratif yang
dijelaskan pada Pasal 76 Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, yaitu
penutupan lokasi pertambangan dengan memberikan police line bagi
usaha pertambangan yang berada di kawasan bukan peruntukan
pertambangan dan penutupan ini bersifat permanent. Sedangkan bagi
pemilik usaha yang tidak melanggar Peraturan Daerah Kabupaten
Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah, akan tetapi belum mengantongi izin, maka penutupan usaha
hanya bersifat sementara, sampai pengurusan izin usaha tersebut selesai
diterbitkan.
4. Kendala hukum dalam melakukan penertiban terhadap tambang batuan
ilegal di Kabupaten Rejang Lebong yaitu belum adanya aturan yang
mengatur mengenai pengenaan sanksi administratif bagi penambang
batuan ilegal di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Selain itu juga, di dalam
Peraturan
Daerah
Provinsi
Bengkulu
tentang
Pengelolaan
Pertambangan Mineral dan Batubara tidak ada aturan yang mengatur
mengenai sanksi terhadap pelaku usaha pertambangan tanpa izin
(PETI). Begitu juga dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rejang
Lebong yang tidak mengatur mengenai pertambangan ilegal/PETI.
Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, Pemerintah Kabupaten Rejang
Lebong hanya melakukan sosialisasi kepada Masyarakat Rejang
Lebong mengenai larangan pertambangan ilegal/PETI. Sosialisasi
tersebut berupa himbauan dan peringatan tertulis yang dibuat dalam
bentuk spanduk.
Kendala lainya yang juga menjadi penghambat dalam penertiban
pertambangan ilegal yaitu:
a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang aturan Pertambangan
ilegal.
b. Kurang tegasnya pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan
pertambangan ilegal.
1.2 Saran
1. Perlunya komitmen bersama dari pemerintah, kepolisian, dan tokoh
masyarakat untuk melakukan penertiban pertambangan illegal atau
PETI.Selain itu pemerintah juga harus membuat kebijakan atau aturan
baru yang mengatur mengenai pertambangan tanpa izin/illegal.
2. Perlu adanya revisi mengenai Peraturan Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
3. Pemerintah daerah perlu membantu para penambang dan memberikan
jalan keluar agar penambangan dapat dilakukan sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat.
4. Kepada masyarakat hendaklah mematuhi peraturan mengenai
pertambangan yang telah diberlakukan.
Download