BAB II LANDASAN TEORI A. Karakteristik dan Lingkungan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Karakteristik dan Lingkungan Akuntansi Dana Pensiun
Untuk dapat memperoleh teknik analisis yang memadai, hal pertama yang perlu
dilakukan yaitu mengenali dan memahami entitas yang akan dianalisis. Pengenalan dan
pemahaman mengenai akuntansi dan dana pensiun itu sendiri dapat diketahui melalui
konsep-konsep, dasar hukum, dan akuntansi dana pensiun.
1. Konsep Dasar Dana Pensiun
Dana
pensiun merupakan badan
hukum
yang
mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Status badan hukam dana pensiun ini diatur
dalam Undang-Undang Dana Pensiun nomor 11 tahun 1992. Sebagai badan hukum,
dana pensiun merupakan suatu entitas yang terpisah dari pendirinya. Dana pensiun
menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun kepada para
pesertanya.
Pemberi kerja adalah pendiri atau mitra pendiri yang mempekerjakan karyawan yang
dapat menjalankan program pensiun.
Pendiri dana pensiun adalah orang atau badan yang membentuk "Dana Pensiun
Pemberi Kerja (DPPK)"; dan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang membentuk
"Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)." Badan
adalah Perseroan Terbatas,
Yayasan, Koperasi, Firma dan bentuk badan hukum lainnya. Contoh pendiri dana
10
pensiun yaitu Bank Indonesia, Pertamina, Bank Central Asia, Trakindo Utama, dan
badan hukum lainnya.
Mitra pendiri adalah pemberi ketja yang ikut serta dalam suatu dana pensiun
pemberi
kerja
Perusahaan
pendiri,
yang tidak
untuk
kepentingan
sebagian
atau
mampu menyelenggarakan program
selumh
karyawannya.
pensiun sendiri dapat
bergabung dengan program pensiun yang sudah didirikan oleh pendiri lain. Peserta mitra
pendiri adalah karyawan dari mitra pendiri tersebut.
Manajemen dana pensiun terdiri dari para pengums dana pensiun (sebagian dana
pensiun
memberikan nama jabatan
yang berbeda
kepada
manajemennya seperti
pengums atau direksi). Manajemen dana pensiun diawasi oleh Dewan Pengawas yang
merupakan
perwakilan peserta dan pendiri.
Manajemen
bertanggungjawab kepada
peserta dan pendiri.
Jenis dana pensiun terdiri dari dua yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK). DPLK didirikan oleh perusahaan
asuransi jiwa atau bank untuk menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti bagi
perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi
karyawan bank atau pemsahaan asuransi jiwa bersangkutan. DPPK adalah dana pensiun
yang dibentuk o!eh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri,
untuk
menyelenggarakan program
pensiun,
manfaat
pasti
atau iuran pasti, bagi
kepentingan sebagian atau selumh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
kewajiban terhadap pemberi kerja.
Program pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun
bagi peserta. Program pensiun terdiri dari dua yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti
10
(PPMP) dan Program Pensiun luran Pasti (PPIP). PPMP adalah program pensiun yang
I1
manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun Jain yang
bukan merupakan program pensiun iuran pasti. DPPK boleh menyelenggarakan program
PPMP danlatau PPIP, sedangkan DPLK hanya boleh menyelenggarakan program PPIP.
PPIP adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun
dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masingmasing peserta sebagai manfaat pensiun.
Gambar 2-01 memperlihatkan ali ran dana yang keluar/masuk dana pensiun:
Gambar 2-01: Aliran Dana Dana-Pensiun
Pemberi Kerja
Pcserta
luran
Biaya
Opcrasional
/lnvcstasi
Pcmcrintalt
Hasil
Investasi
Instrumcn Invcstasi
Kegiatan utama dana pensiun adalah menerima dana dari peserta/pemberi kerja,
menginvestasikan
akumulasi
dana,
membayar
biaya-biaya
pengelolaan
(biaya
operasional dan investasi) dan membayar manfaat pensiun kepada para pesertanya yang
telah memasuki masa pensiun.
Dalam pengelolaan investasi, pengurus dana pensiun harus menginvestasikan
kekayaan dana pensiun sesuai dengan ketentuan investasi yang ditetapkan Menteri
12
Keuangan dan araban investasi yang telab ditetapkan oleh pendiri bersama dewan
pengawas. Walaupun dibatasi oleb ketentuan investasi dan araban investasi, pengurus
tetap
memiliki
kewenangan
untuk
menentukan
piliban
investasi
yang
paling
menguntungkan dan aman. Ketentuan dan araban investasi tersebut hanya memberikan
batasan-batasan umum sehingga dapat memberikan ruang gerak dan keleluasaan yang
cukup bagi pengurus untuk mengelola investasinya.
Peraturan Dana Pensiun (PDP) adalah peraturan yang berisi ketentuan yang
menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun. PDP dibuat ketika pendiri mendirikan
dana pensiun dan dapat diu bah sewaktu-waktu.
2. Dasar Hukum Dan Peraturan Mengenai Laporan Keuangan
Dana Pensiun
Standar Akuntansi Keuangan mengatur mengenai akuntansi dana pensiun bagi
pemberi kerja (pendiri) dan dana pensiun itu sendiri. Standar Akuntansi Keuangan yang
terkait dengan laporan keuangan dana pensiun yaitu PSAK nomor 18.
Peraturan dan dasar hukum yang terkait dengan penyusunan dan analisis laporan
keuangan dana pensiun antara lain terlihat pada tabel2-0l:
Tabel 2-01: Peraturan Perundangan Mengenai Laporan Keuangan Dana Pensiun
UNDANG-UNDANG
I. UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun dan Penjelasan
PERATURAN PEMERINTAH
I. PP No. 76 tahun 1992 tentang DPPK dan Penjelasan
KEPUTUSAN MENTER!KEUANGAN
I. KMK No. 51!/K.MK.06/2002 tentang Investasi Dana Pensiun
KMK No. 509/KMK.06/2002 tentang Laporan Keuangan Dana Pensiun
2.
13
KMK No. 510/KMK.06/2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun
Pemberi Kerja
4.
KMK No. 343/KMK.O 17/1998 tentang luran dan Manfaat Dana Pensiun
KEPUTUSAN DIRJEN LEMBAGA KEUANGAN
I. Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No. KEP.2345/LK/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun
3.
Untuk
aktual
menganalisis laporan keuangan, analis perlu
dengan standar (benchmark) tertentu yang
salah
membandingkan kondisi
satunya yaitu
peraturan
perundangan. Sebagai contoh yaitu aturan mengenai rasio kecukupan dana yang harus
dipenuhi oleh dana pensiun minimal I 00% (kewajiban sama dengan kekayaan).
3. Laporan Kcuangan Dana Pcnsiun
Pengurus diwajibkan oleh Undang-Undang nomor
II tahun
1
1992 untuk
menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik secara
periodik. Ketentuan mengenai penyampaian laporan
keuangan ini diperjelas oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 1992, pasal 18 yang menyatakan bahwa:
Pengurus wajib meyampaikan secara berkala kepada Menteri: a. laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik; b. laporan teknis yang disusun
oleh pengurus atau oleh pengurus dan aktuaris sesuai ketentuan yang ditetapkan
Menteri; c. laporan aktuaris sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali".
Kewajiban menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik
dilakukan sekali dalam setahun.
Penunjukan akuntan publik
Pengawas2 . Selain
merupakan tugas
dan
wewenang dari Dewan
melakukan pengawasan pengelolaan dana pensiun secara langsung,
Dewan Pengawas juga menunjuk kantor akuntan publik yang akan melakukan audit
1
2
Pasal25.
Undang-undang Nomor 11 tahun 1992, Dana Pensiun, Pasal 52 ayat I.a.
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992, Dana Pensiun Pemberi Kerja,
14
laporan keuangan pada periode tertentu. Dewan Pengawas dianggap cukup mewakili
kepentingan
peserta dan pendiri karena keanggotaan dewan pengawas terdiri dari
perwakilan kedua belah pihak tersebut dalam jumlah yang seimbang.
Bentuk dan isi laporan keuangan dana pensiun secara khusus diatur dalam Surat
Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan nomor K.EP.2345/LK/2003. Laporan
keuangan dana pensiun terdiri dari laporan perhitungan hasil usaha, laporan aktiva
bersih, laporan perubahan aktiva bersih, neraca, dan laporan arus kas. Contoh format
laporan keuangan dana pensiun dapat dilihat pada lampiran I.
Menurut
Sura! Keputusan
Direktur
Jenderal
Lembaga
Keuangan
nomor
KEP.2345/LK/2003, bahwa:
Tujuan penyusunan laporan keuangan dana pensiun adalah menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan kinerja
keuangan dana pensiun serta informasi keuangan lainnya yang bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dengan dana pensiun, khususnya pemberi
kerja, peserta, pengurus, dewan pengawas, dan pemerintah, dalam pengambilan
keputusan.
Asumsi
dasar dalam
penyusunan
laporan
keuangan
yaitu:
1) pembukuan
dilakukan secara akrual dimana pendapatan dan biaya diakui pada saat tetjadinya; 2)
penerapan prinsip kelangsungan usaha, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip
kelangsungan usaha yang berkesinambungan.
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di Indonesia tetap berlaku
dalam penyusunan
Laporan Keuangan dana pensiun, sepanjang tidak diatur secara
khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 18 tahun 1994.
15
B. Teori Mengenai Analisis Laporan Keuangan
Analisis adalah memisahkan sesuatu obyek-sebuah mesin, proses manufaktur,
tim sepakbola, atau laporan keuangan-menjadi bagian-bagian kecil. Analis memeriksa
elemen-elemen dari bagian tersebut untuk menemukan
sifat, proporsi, fungsi, dan
keterkaitan (interrelationship/. Menurut Peter M. Bergevin, analisis laporan keuangan
adalah
seni
dan
ilmu
pengetahuan
dalam
memeriksa
komponen-komponen
pengungkapan keuangan perusahaan.
Sedangkan John J. Wild 4 , mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai
"Pengaplikasian alat-alat
dan
keuangan
terkait agar memperoleh estimasi
dan data-data
teknik-teknik analitis
untuk
tujuan
umum laporan
dan kesimpulan
yang
bennanfaat dalam analisis bisnis". Menurutnya analisis laporan keuangan mengurangi
ketidakpastian dari analisis bisnis.
1. Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting manajemen atau investor pada akhir tahun adalah
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dapat diperiksa oleh
akuntan publik. Analisis
laporan
keuangan
mempunyai
arti menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit infonnasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui
3
Peter M. Bergevin, Financial Statement Analysis: An Integrated Approach,
edisi ke-8 (New York: McGraw-Hill, 2003), hal. 2.
4
John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey, Financial Statement
16
Analysis, edisi ke-8 (New York: McGraw- Hill, 2004), hal. 4.
17
kondisi
keuangan
secara
lebih
mendalam
yang
sangat
penting
dalam
proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah visi dari sisi
lain dan memperdalam infonnasi dari data yang ada yang terdapat dalam suatu laporan
keuangan konvensional, sehingga lebih bennanfaat bagi para pengambil keputusan.
Kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal
dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih
mendalam dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
Analisis laporan keuangan ini memaksimalkan informasi yang masih relatif
sedikit menjadi infonnasi yang yang lebih luas dan akurat. Hasil analisis
laporan
keuangan akan dapat membongkar berbagai inkonsistensi dari suatu laporan. Hasil
analisis akan
bisa
menghilangkan situasi duga-menduga, ketidakpastian, intuisi,
pertimbangan pribadi dan lain sebagainya. Hal ini akan memperkuat keyakinan kita pada
infonnasi yang ada sehingga keputusan yang diambil lebih tepat.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Penetapan tujuan
analisis adalah
hal penting dalam
keuangan. John J. Wild mengatakan dalam
proses analisis laporan
bukunya "Financial Statement Analysis":
Eight Edition, bahwa:
Analisis laporan keuangan diarahkan kepada pencapaian tujuan spesifik. Tujuan
analisis yang jelas dan spesifik membantu mengurangi analisis yang tidak perlu
dan berlebihan. Mengidentifikasi tujuan analisis adalah penting untuk mencapai
analisis yang efektif dan efisien.
17
Tujuan analisis 1aporan keuangan menurut Bernstein (1983) yang dikutip ke
da1am buku karangan Sofyan Syafri Harahap5 adalah:
1. Screening: analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan
keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger,
2. Forecasting: analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan di masa yang akan datang,
3. Diagnosis: analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masa1ah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan,
atau masalah lain,
4. Evaluation: analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,
operasional, efisiensi, dan lain-lain.
Analisis
laporan
keuangan
yang dilakukan
dimaksudkan untuk menambah
informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Kegunaan analisis laporan keuangan
ini menurut Sofyan Syafri Harahap6 dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan infonnasi yang lebih luas dan dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali infommsi yang tampak secara kasat mata (eksplisit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implisit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal uang bersifat tidak konsisten dalam hubm1gannya
dengan suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan dengan komponen
internal laporan keuangan maupilll kaitannya dengan infom1asi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan
keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga anatara lain:
dapat menilai prestasi perusahaan, memproyeksi keuangan perusahaan,
menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang, menilai
perkembangan dari waktu ke waktu, dan melihat komposisi struktur
keuangan dan arus dana.
7. Perusahaan menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
5
Sofyan Syafri Harahap, Analisa Krilis Atas Laporan Keuangan,edisi ke-2
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999), hal. 197.
6
Ibid., hal. I 95.
18
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan,
baik kondisi keuangan, basil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
I 0. Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang
akan datang.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi mentah yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan dalam. Hubungan satu pos
dengan pos yang lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan
perusahaan.
3. Tahapan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sotyan Syafri Harahap7 , terdapat beberapa tahap/langkah yang dapat
dipakai dalam menganalisis laporan keuangan. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I 0.
II.
Mengenal perusahaan: mengenal industri dimana beroperasi/bidang usahanya,
manajemen/komisaris/pemilik, sejarah, filosofi, budaya dan misinya.
Menguasai situasi ekonomi: situasi industri yang bersangkutan, situasi ekonomi
nasional, dan situasi ekonomi international.
Menilai reliability dan akurasi laporan keuangan.
Membaca informasi laporan keuangan secara eksplisit: asset, utang, modal
saham, penghasilan, dan biaya.
Menganalisis hubungan antar pos laporan keuangan: perbandingan antara aktiva
Iancar dengan hutang lancar (likuiditas), hutang dengan modal dan asset,
Duppont analisis, gross profit method, break even ana/isis, common size.
Melihat trend/growth: kenaikan atau penurunan periodik semua pos penting
(pertumbuhan), menyusun laporan time series, penggunaan angka indeks,
common size yang diperbandingkan.
Melakukan analisis perbandingan: perbandingan internal antar periode, divisi dan
dengan anggaran. Perbandingan eksternal antar pesaing, perusahaan terbaik, dan
rata-rata industri.
Menilai komposisi arus kas: analisis sumber dan penggunaan kas operasi,
investasi dan pembiayaan.
Melakukan evaluasi fakta dan kualitas perusahaan dari hasil analisis umum atau
khusus.
Melakukan prediksi atau proyeksi: Z-score dan cash in flow.
Kesimpulan dan saran: saran dapat berupa perbaikan, pertahankan atau tingkatan.
7
Ibid., hal. 223.
Download