sambutan menteri agama pada acara pembukaan milad

advertisement
SAMBUTAN MENTERI AGAMA
PADA ACARA PEMBUKAAN MILAD KE-81 DAN RAPAT KERJA
NASIONAL (RAKERNAS) II PERSATUAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yth. Para Ulama, Kyai dan segenap jajaran pimpinan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.
Yth. Para Pimpinan Sekolah, Madrasah, dan Pondok Pesantren,
Hadirin dan Tamu Undangan yang berbahagia
Puji syukur marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu
Wata'ala, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Pada hari yang sangat berbahagia ini, tepatnya tanggal 22 Mei
Tahun 2009, di Gedung Lembaga Pengujian Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta,
kita bersama-sama dapat hadir, bermuwajahah, dan bersilaturrahim pada acara
peringatan Milad ke-81 dan Rakernas II Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Tidak
terlupakan, shalawat dan salam senantiasa kita persembahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, sebagai junjungan, panutan, dan tokoh
tarbiyah terbesar dalam sejarah peradaban Islam, bahkan dunia.
Mengawali sambutan ini, perkenankan saya secara pribadi menyampaikan rasa
takdzim dan syukur yang tidak terhingga, karena dapat bertatapmuka dengan Saudara
Saudara yang nota bene adalah para ulama dan tokoh pendidikan Islam Indonesia.
Kiranya tidak berlebihan, jika saya menggantungkan harapan besar dalam forum ini,
di tengah bangsa yang sedang menghadapi suatu perubahan besar, terutama di bidang
politik dan pendidikan.
Hadirin yang Saya Hormati
Beberapa minggu yang lalu, kita telah mampu melampui momentum krusial
dalam sejarah demokrasi di Indonesia. Kita telah berhasil menyelenggarakan Pemilu
Legislatif secara mulus, tanpa terjadi gejolak yang berarti. Keberhasilan ini
menunjukkan arah positif kedewasaan berpolitik bangsa ini, sekaligus harapan besar
bagi masa depan demokrasi di negeri ini. Tidak lama lagi, kita juga akan
menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Kita sangat berharap,
mereka yang terpilih, kiranya kelak dapat menjalankan amanat pembangunan,
menunjukkan kinerjanya secara positif, dan mampu mempertegas keperbihakannya
kepada masyarakat bawah sebagai entitas terbesar bangsa ini.
Terlepas dari gegap gempita pemilu yang masih akan dirasakan dalam beberapa
bulan ke depan, jangan sampai membuat kita lupa terhadap permasalahan bangsa
yang sesungguhnya. Pemilu tidak lebih merupakan instrumen politik dan demokrasi
dalam memilih para wakil rakyat dan pemimpin negeri ini. Sementara, permasalahan
bangsa itu sendiri tidak mungkin pula diselesaikan hanya oleh mereka, tanpa
melibatkan partisipasi bangsa secara keseluruhan. Dalam konteks inilah, pertemuan
kita menjadi sangat penting dan strategis, karena saat ini di luar hiruk pikuk pemilu,
kita sedang menghadapi sejumlah permasalahan mendasar seperti, masih terjadinya
kesenjangan antara pemahaman keagamaan dengan pengamalan sehari-hari, masih
menggejala keberagamaan yang eksklusif dan cenderung radikal, makin
berkembangnya berbagai pemikiran dan aliran keagamaan baru yang cenderung
berbeda dengan agama meanstream, belum optimalnya pemberdayaan dan peran
lembaga-lembaga keagamaan sebagai agen perubahan, masih terbatasnya pelayanan
keagamaan, belum terbangunnya suatu konstruk sosial yang menjamin kerukunan
umat beragama sebagai pilar kerukunan nasional, dan seterusnya.
Hadirin yang Berbahagia
Tidak kalah krusialnya permasalahan di bidang pendidikan, khususnya pendidikan
agama dan keagamaan. Sampai saat ini, kita masih menghadapi masalah rendahnya
mutu pelayanan, kurikulum yang tambal sulam, manajemen pendidikan yang belum
optimal, terbatasnya metodologi dan teknologi pembelajaran, keterediaan tenaga
kependidikan yang masih jauh dari harapan, masih terbatasnya akses pendidikan
bagi masyarakat kurang mampu, keterbatasan anggaran yang disediakan, belum
terkelolanya partisipasi masyarakat secara lebih baik, dan seterusnya.
Sebagai catatan, madrasah yang merupakan icon lembaga pendidikan Islam,
sebagian terbesar masih menghadapi berbagai permasalahan tersebut. Kondisi ini
sungguh sangat memprihatinkan kita semua, bagaimana mungkin kita dapat
melahirkan generasi Khairu Ummah (bangsa terbaik) jika tidak didukung lembaga
pendidikan yang bermutu.
Seiring dengan kondisi tersebut, telah dilakukan berbagai perubahan kebijakan,
antara lain melalui penerbitan UU. No. 30 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) dan PP No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan.
Departemen Agama sendiri, dalam lima tahun terakhir memfokuskan kebijakan
pendidikan pada tiga pilar utama, yaitu fokus mengejar ketertinggalan mutu,
perluasan akses pendidikan kepada masyarakat kurang mampu, serta penerapan
perlakuan yang sama terhadap lembaga pendidikan Negeri dan Swasta.
Hadirin dan Tamu Undangan,
Berbagai permasalahan tersebut di atas, kiranya menjadi perhatian seluruh
komponen bangsa, tanpa terkecuali. Para pemimpin harus semakin sensitif dan arif
dalam mensikapi berbagai tuntutan pembangunan. Para tokoh agama dan tokoh
masyarakat harus semakin pro-aktif dan kritis terhadap berbagai perubahan yang
terjadi. Sementara itu, komponen bangsa lainnya dituntut semakin meningkatkan
kontribusi, partisipasi dan kreativitasnya dalam berbagai ranah pembangunan.
Secara strategis, berbagai upaya dan langkah peningkatan pembangunan tersebut
harus berjalan seiring setujuan, terjalin berkelindan dalam suatu komitmen dan
keikhlasan besar untuk selalu berkhidmat kepada pembangunan. Kondisi ini akan
lebih mudah terwujud jika kita mampu membangun suatu sinergi dan harmoni
politik, dimana ranah kebhinekaan tidak lagi menjadi area pertarungan egoisme dan
kepentingan, melainkan sebagai ajang Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba meraih
kebaikan). Karena itu pula, kita perlu merumuskan langkah-langkah konkrit agar
komitmen dan harmoni politik, terutama di bidang pendidikan, dapat membentuk
alunan nada dan irama yang membangkitkan bangsa ini dari krisis berkepanjangan.
Melalui forum ini, saya mengajak kepada Saudara-Saudara sekalian untuk bersamasama memikirkan solusi terbaik terhadap berbagai permasalahan dunia pendidikan
Islam di Indonesia. Saya yakin, dengan memperhatikan komitmen organisasi ini
selama lebih dari sepertiga abad, dan kapasitas peserta yang hadir, forum ini akan
menghasilkan sesuatu yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia ke depan.
Untuk itu, atas nama Pemerintah, khususnya Departemen Agama, perkenankan
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas segala sumbangsih
organisasi ini di bidang pendidikan, dan dengan tulus kami mengucapkan Selamat
Milad Ke-81 dan Rakernas Ke II.
Terima kasih atas kehadiran Saudara-Saudara dalam forum ini. Semoga apa yang
disumbangkan dapat menjadi amal ibadah, bermanfaat bagi masa depan pendidikan
Islam, dan bangsa Indonesia.
Selanjutnya, dengan memohon Ridla Allah Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang
Maha Esa, seraya mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Milad Ke-81 dan
Rakernas II Persatuan Tarbiyah Islamiyah, secara resmi saya nyatakan dibuka.
Semoga Allah Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa
memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita semua.
Waffaqonallahu Waiyyakum.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 22 Mei 2009
Menteri Agama RI
ttd
Muhammad M. Basyuni
Download