BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan lumut

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan lumut (Bryophyta) disebut sebagai tumbuhan
perintis dan juga merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan
thallus dan tumbuhan kormus. Dibandingkan dengan alga, fungi, dan
tumbuhan tinggi, maka lumut merupakan tumbuhan yang kecil. Selain itu,
Bryophyta merupakan tumbuhan darat berklorofil yang tumbuhnya
pada tempat-tempat lembab khususnya didaerah tropis, kutub,
dan sub tropis. Lumut berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Dimana, perkembangbiakan seksual terjadi secara fertilisasi sel
telur oleh sperma. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium, dan
spermatozoid dihasilkan oleh anteridium.
Tumbuhan lumut (Bryoph yta) memiliki dua kelas
yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun).
Dimana,
habitat
tempat-tempat
lumut
lembab
hati
yaitu
sehingga
keban yakan
tubuhn ya
pada
mempunyai
struktur yang higromorf dan ada juga yang tumbuh pada tempat-tempat
yang k e r i n g s e p e r t i p a d a k u l i t - k u l i t p o h o n . D a l a m
t u b u h n y a , t e r d a p a t a l a t penyimpan air atau dapat menjadi kering
tanpa mengakibatkan kematian. S e d a n g k a n l u m u t d a u n ( M u s c i )
c i r i n y a y a i t u d a p a t t u m b u h d i a t a s t a n a h gundul yang
periodik mengalami masa kekeringan dan bahkan di atas
pasir pun dapat tumbuh, dan ada juga yang tumbuh pada tempat yang
lembab. D i m a n a , p a d a t e m p a t - t e m p a t y a n g k e r i n g l u m u t i t u
m e m b e n t u k b a n t a l a n sedangkan yang hidup di tempat lembab
seperti di tanah dapat membentuk seperti permadani.
Lumut daun ini telah memiliki organ yang menyerupai
akar, batang dan daun tetapi tidak memi liki jaringan penyokong
dan jaringan pengangkut.
Tumbuhan lumut (Bryoph yta) dari segi ekonomis
m e m a n g t i d a k memiliki nilai. Akan tetapi, tumbuhan lumut
memiliki peranan yang penting dalam siklus nitrogen dan siklus
oksigen di udara sehingga tanaman ini patut untuk dijaga dan
dilestarikan. Upaya pelestarian lumut memang terhitung m u d a h
dan murah sebab tidak perlu memiliki modal, waktu, dan
t e n a g a . Tetapi, cukup dengan menjaga dan membiarkannya hidup.
Mengingat pelestarian dan peranan tumbuhan lumut
s a n g a t b e r a r t i bagi manusia, maka dianggap perlu untuk dilakukan
praktikum agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang lumut baik
dari morfologi maupun perkembangbiakannya.
B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari praktikum ini, antara lain:
1. Mengetahui species-species yang tergolong pada Bryophyta.
2. Mengetahui ciri-ciri umum dari divisio Bryophyta.
3. Mengetahui ciri-ciri khas yang tampak pada species yang tergolong
Bryophyta.
4. Dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi Bryophyta.
BAB II
METODE
A. Alat dan Bahan
Tabel A.1 Alat-Alat Pengamatan Bryophyta
No.
1.
2.
3.
4.
Alat
Alat tulis (pensil)
Alat dokumentasi
Buku catatan
Laptop
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Tabel A.2 Bahan-Bahan Pengamatan Bryophyta
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Bahan
Bioplastik Marchantia sp.
Bioplastik Meteorium sp.
Bioplastik Rhodobryum sp.
Bioplastik Dicranum sp.
Bioplastik Rhizogonium sp.
Bioplastik Jungermania sp.
Bioplastik Pogonatum sp.
Bioplastik Leucolejeuna sp.
Bioplastik Campylopus sp.
Bioplastik Lophocolea sp.
Bioplastik Leucobryum sp.
Bioplastik Dumortiera sp.
Bioplastik Anthoceros sp.
Bioplastik Aerobryopsis sp.
Bioplastik Hypnodendron sp.
Bioplastik Fissidens sp.
Biopastik Sphagnum sp.
Bioplastik Metzgeria sp.
Bioplastik Polyrtrichum sp.
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
B. Langkah Kerja
Bahan praktikum
(Bioplastik)
disiapkan
Spesimen yang telah
disiapkan diamati
karakteristiknya
Setiap spesimen
diamati dan
didokumentasikan
Setelah data
dikumpulkan, BDK dan
kunci determinasinya
dibuat
Hasil pengamatan
dicatat dalam tabel
pengamatan
Gambar B.1 Langkah Kerja Pengamatan Bryophyta
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Karakteristik
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah dicatat beberapa
karakteristik pada tabel pengamatan.
2. Bagan Dikotomi Konsep
3. Kunci Determinasi
4. Tabel Klasifikasi
No
Taksa
Gambar Pengamatan
Gambar Referensi
Gambar Manual
1.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Marchantiales
Famili
: Marchantiaceae
Genus
: Marchantia
Species
: Marchantia sp
Gambar
A.1 Gambar
Marchantia sp
Marhantia sp
(Dokumentasi
(Nicky, 2013)
A.2
Kelompok, 2015)
2.
3.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Metzgeriales
Famili
: Metzgeriaceae
Genus
: Metzgeria
Species
: Metzgeria sp
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Marchantiales
Famili
: Marchantiaceae
Genus
: Dumortiera
Species
: Dumortiera sp
(TIDAK ADA)
Gambar
A.3
Metzgeria sp
(Schachner, 2013)
Gambar
Marchantia sp
A.4 Gambar A.5
Dumortiera sp
(Dokumentasi
Kelompok, 2015)
(Lobban, 2007)
4.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Anthocerotales
Famili
: Anthocerotaceae
Genus
: Anthoceros
Species
: Anthoceros sp
Gambar
A.6
Anthoceros sp
Kelompok, 2015)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Hypnales
Famili
: Meteoriaceae
Genus
: Meteorium
Species
: Meteorium sp
Gambar
A.8
Meteorium sp
Kelompok, 2015)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Bryales
Famili
: Bryaceae
Genus
: Rhodobryum
Species
: Rhodobryum sp.
(Miguelperez,
2014)
Gambar
(Zhang, 2008)
Gambar
Gambar
A.9
Meteorium sp
(Dokumentasi
6.
A.7
Anthoceros sp
(Dokumentasi
5.
Gambar
A.10
Rhodobryum sp.
(Dokumentasi
kelompok, 2015)
A.
Rhodobryum sp
(Margie, 2011)
11
7.
8.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Dicranales
Famili
: Dicranaceae
Genus
: Dicranum
Gambar
Species
: Dicranum sp.
Dicranum sp.
Gambar
(Dokumentasi
Dicranum sp
kelompok, 2015)
(Vitt, 2007)
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Bryales
Famili
: Rhizogonaceae
Genus
: Rhizogonium
Species
: Rhizogonium sp.
Gambar
A.12
A.14
Rhizogonium
9.
Divisi
Classis
Ordo
Famili
Genus
Species
A.13
(Dokumentasi
Gambar A. 15
Rhizogonium sp
kelompok, 2015)
(Jordan, 2011)
: Bryophyta
: Musci
: Sphagnales
: Sphagnaceae
: Sphagnum
: Sphagnum sp.
Gambar
A.16 Gambar
A.17
Sphagnum sp
Sphagnum sp
(Dokumentasi
(Heilman, 2011)
kelompok, 2015)
10.
Divisi
Classis
Ordo
Famili
Genus
Species
: Bryophyta
: Musci
: Fissinales
: Fissinaceae
: Fissidens
: Fissidens sp.
Gambar
A.
18 Gambar
A.
Fissidens sp
Fissidens sp
(Dokumentasi
(David, 2012)
19
Kelompok, 2015)
11.
Divisi
Classis
Ordo
Famili
Genus
Species
: Bryophyta
: Musci
: Embryales
: Hypnodendraceae
: Hypnodendron
: Hypnodendron sp.
Gambar
Gambar
A.
Hypnodendron sp
A.
21
20 Hypnidendron sp
(Heino, 2007)
(Dokumentasi
Pribadi, 2015)
12.
Divisi
Classis
Ordo
Famili
Genus
Species
: Bryophyta
: Bryopsida
: Isobryales
: Meteoriaceae
: Aerobryopsis
: Aerobryopsis sp.
Gambar
Gambar
A.
Aerobropsis sp
(Dokumentasi
pribadi, 2015)
A.
22 Aerobyosis sp
(Niels, 2014)
23
13.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Polytricales
Famili
: Polytrichaceae
Genus
: Pogonatum
Species
: Pogonatum sp
A.25
A.24 Gambar
Pogonatum sp
Pogonatum sp
(Storey, 2011)
(Dokumentasi
Gambar
Kelompok, 2015)
14.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Dicranidae
Famili
: Dicranales
Genus
: Campylopus
Species
: Campylopus sp
Gambar
A.26 Gambar
A.27
Campylopus sp
Campylopus sp
(Dokumentasi
(Storey, 2010)
Kelompok, 2015)
15.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Musci
Ordo
: Dicranidae
Famili
: Dicranales
Genus
: Leucobryum
Species
: Leucobryum sp
Gambar A.28
Leucobryum sp
(Dokumentasi
Kelompok, 2015)
Gambar
Leucobryum sp
A.29
(Hlasek, 2006)
16.
Divisi
:Bryophyta
Classis
:Musci
Ordo
:Polytricales
Famili
:Polytrichaceae
Genus
:Polytrichum
Spesies
:Polytrichum sp
Gambar
A.30
Gambar
Polytrichum sp
Poltrichium sp
(Dokumentasi
Kelompok, 2015)
17.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Jungermaniales
Famili
: Jungermaniaceae
Genus
: Jungermania
Species
: Jungermania sp
(Konfeld, 2006)
Gambar
Gambar
A.31
A.32
Jungermania sp
A.33
Jungermania sp
(Sheren, 2007)
(Dokumentasi
Kelompok, 2015)
18.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Jungermaniales
Familia
: Lophocoleaceae
Genus
: Lophocolea
Species
: Lophocolea sp
A.34 Gambar A.
Lophocolea sp
Lophoccolea sp
Gambar
(Dokumentasi
Kelompok, 2015)
(Gian, 2013)
35
19.
Divisi
: Bryophyta
Classis
: Hepaticae
Ordo
: Jungermaniales
Famili
: Jungermaniaceae
Genus
: Leucolejeuna
Species
: Leucolejeuna sp
Gambar
A.36
Leucolejeuna sp
(Dokumentasi
Gambar
A.37
kelompok, 2015)
Leucolejeuna sp
(Wati, 2010)
B. Pembahasan
1. Marchantia sp
Sporofit
Thallus dengan
ala sempit
Gambar Marchantia sp
(Nicky, 2013)
Marchantia sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas
Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit bergelombang
dengan bentuk sporofitnya seperti jari-jari memayung. Ciri lainnya
yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun, habitus
membentuk thallus, percabangan thallus dikotom dan sporofit muncul
di permukaan thallus.
2. Metzgeria sp
Thallus dengan
ala sempit
Gambar Metzgeria sp
(Schachner, 2013)
Metzgeria sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas
Hipaticeae yang memiliki ciri khas alanya yang sempit. Ciri lainnya yaitu,
arah tumbuhnya horizontal, habitus membentuk thallus, tidak memiliki
urat daun, percabangan thallus dikotom, bentuk sporofitnya mangkok dan
sporofit muncul di permukaan thallus.
3. Dumortiera sp
Gambar Dumortiera sp
(Lobban, 2007)
Dumortiera sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas
Hipaticeae yang memiliki ciri khas ala lebih lebar dari Marchantia sp. Ciri
lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, tidak memiliki urat daun,
habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom, sporofit
berbentuk mangkok dan sporofit muncul di permukaan thallus.
4. Anthoceros sp
Sporofit
berbentuk tanduk
Gambar Anthoceros sp
(Miguelperez, 2014)
Anthoceros sp. merupakan lumut yang termasuk ke dalam kelas
Hipaticeae yang memiliki ciri khas sporofitnya berbentuk tanduk. Ciri
lainnya yaitu, arah tumbuhnya horizontal, memiliki ala, tidak memiliki
urat daun, habitus membentuk thallus, percabangan thallus dikotom
dan sporofit muncul di permukaan thallus.
5. Meteorium sp
Gambar
Daun oval kecil
mirip meteor
Meteorium
sp
(Zhang, 2008)
dalam
kelas
Sporofit kapsul
di
termasuk
ke
ujung cabang
muci.
Tubuhnya
telah
memiliki
Meteorium
struktur mirip akar, batang, dan daun (habitus serupa kormus),
memiliki batang yang tegak dan bercabang, daunnya oval kecil,
tersusun rapat, dan terlihat seperti menyerupai meteor. Memiliki urat
daun, dan memiliki sporofit berbentuk kapsul yang mulai muncul di
ujung percabangan.
6. Rhodobryum sp
Arah tumbuh
vertikal
Gambar Rhodobryum sp
(Margie, 2011)
Lumut ini termasuk ke dalam kelas musci, yang memiliki arah
tumbuh vertical. Tumbuh dalam berkas-berkas yang membentuk masa
seperti keset dengan batang yang tumbuh merayap (seperti stolon)
dengan daun-daun kecil atau tanpa daun dan cabang-cabang yang
tumbuh tegak dengan daun-daun yang agak lebar. Habitusnya serupa
kormus, memiliki urat daun, dengan percabangan bebas. Bentuk
sporofit seperti kapsul, mulai muncul di ujung kormus. Ciri khas
tanaman ini adalah warna kormusnya yang merah.
7. Dicranum sp
Sporogonium berbentuk
kapsul dengan seta
panjang
Habitus serupa
thallus
Gambar Dicraum sp
(Vitt, 2007)
Dicranum merupakan species yang termasuk kedalam kelas musci,
yang memiliki arah pertumbuhan vertical, thallus serupa kormus, yang
memiliki urat daun. Bentuk tubuhnya mirip ulat bulu, karena padatnya
daun-daun yang serupa jarum. Percabangannya bebas, memiliki bentuk
sporofit kapsul, yang mulai muncul di ujung kormus.
8. Rhizogonium sp
Sporogonium berbentuk
kapsul dengan seta panjang
(muncul dari akar)
Habitus serupa
thallus
Gambar Rhizogonium sp
(Jordan, 2011)
Rhizogonium termasuk kedalam kelas musci, dimana memiliki
habitus yang menyerupai kormus. Lumut ini menyerupai sikat botol
kecil terdiri dari cabang-cabang yang tumbuh kea rah vertikal, di
kelilingi daun bentuk linier dan lancet. Ditemukan adanya urat daun,
dan memiliki percabangan yang bebas. Sporofit dari Rhizogonium ini
berbentuk kapsul dengan tangkai panjang, berbentuk silindris, yang
mulai muncul di akar.
9. Sphagnum sp
Daun
serupa
jarum yang
berhadapa
Sprofit
kapsul
Habitus mirip
kormus, arah
tumbuh
vertikal
Gambar Sphagnum sp.
(Heilman, 2011)
Berdasarkan hasil pengamatan bioplastik, dapat didientifikasi
bahwa spesies Sphagnum sp. merupakan jenis tumbuhan lumut daun
(Musci). Spesies ini tumbuh kearah vertikal, habitus mirip kormus
(batang, daun dan rhizoid yang multiseluler), memiliki bentuk daun
serupa jarum dalam susunan yang berhadapan, tidak terdapat urat
daun, bentuk spororfit kapsul dengan arah munculnya sporofit terletak
di ujung kormus lebih dari satu dengan sporogonium berbentuk bulat.
10. Fissidens sp.
Sporofit
kapsul
Ada daun
pelepah
(vagina)
Gambar Fissidens sp
Habitus
mirip
kormus
(David, 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi spesies
Fissidens sp. merupakan tumbuhan lumut daun berbatang tegak atau
merebah/menjalar yang ditutupi oleh daun-daun yang memiliki vagina
(daun pelepah) dengan susunan menyirip. Bentuk daun lanset, dengan
urat daun sampai ke ujung daun. Bentuk sporofit kapsul dengan
munculnya di ujung kormus. Percabangan bebas, dengan seta panjang
dan tegak. Sporogonium agak membengkok dengan kaliptra kecil
bercelah satu dan operculum berparuh.
11. Hypnodendron sp
Gambar Hypnodendron
(Heino, 2007)
Berdasarkan hasil pengamatan, Hypnodendron sp. merupakan
tumbuhan lumut daun (Musci) dengan arah tumbuh tegak/vertikal dan
ujungnya bercabang-cabang mirip pohon. Cabang-cabang berdaun
ovatus sampai lanceolatus yang ujungnya meruncing dna sering
bergerigi rangkap. Habitus mirip kormus yang artinya ada daun, batang
dan akar rhizoid. Memiliki urat daun yang sampai ke ujung daun,
percabangan bebeas, bentuk sporofit berupa kapsul dan munculnya di
ujung kormus.
12. Aerobryopsis sp
Gambar Aerobryopsis sp
(Niels, 2014)
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi bahwa spesies
ini memiliki habitus mirip kormus, dengan ciri khas daun seperti
selaput. Merupakan tumbuhan dengan arah tumbuh vertikal, memiliki
urat daun, percabangan bebas, bentuk sporofit kapsul dan munculnya
sporofit terletak pada ujung kormus.
13. Pogonatum sp
Gambar Pogonatum sp
(Storey, 2011)
Pogonatum adalah musci yang memiliki daun dan sporofit bentuk
kapsul. Pogonatum memiliki urat daun, bentuk daunnya lancet
panjang, kedudukan daunnya tersebar. Percabangan batangnya tidak
dikotom, memiliki ciri khas tangkainya tidak berdaun dan mirip
kemoceng.
14. Campylopus sp
Gambar
Campylopus
sp
(Storey, 2010)
Campylopus sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang ke
arah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk
daunnya seperti jarum tidak berurat dan melingkar dan tidak memiliki
pola percabangan dan memiliki ciri khas sendiri yaitu mirip benang
terpilin. Daun-daun serupa jarum bersifat keras dan daun-daun
mudanya di ujung seolah-olah bersatu serupa jarum pula, tetapi
beberapa cabang, daun-daun di ujung membentuk bangun cawan,
sedangkan di bagian bawahnya daun-daun itu merapat dengan
batangnya.
15. Leucobryum sp
Gambar Leucobryum sp
(Hlasek, 2006)
Leucobryum sp bentuk sporofit seperti tiang yaitu memanjang
kearah atas, dan arah tumbuhnya vertikal dan berkormus. Bentuk
daunnya seperti jarum tebal tidak berurat dan berhadapan dan tidak
memiliki pola percabangan. Lumut ini terdiri dari batang tumbuh
merayap seperti stolon dengan banyak rhizoid tetapi tanpa daun-daun
dan cabang-cabang batang dengan daun-daun tersusun spiral menutupi
cabang. Kapsul berbentuk bulat, memiliki kaliptra berbentuk seperti
kerucut dan tangkai yang muncul dari ketiak daun pada cabang-cabang
batang.
16. Polytrichum sp
Gambar Polytrichum sp
(Kornfeld, 2006)
Polytrichum sp bentuk sporofitnya seperti tiang, berkormus, arah
tumbuhnya vertikal, karakteristik daun berurat, letak daun melingkar,
bentuk daun lanset, percabangan tidak bercabang. Bentuk daun
Polytrichum sp yaitu lanset dengan urat daun (costae) melebihi ujung
daunnya sehingga membentuk seperti rambut. Pada umumnya berumah
dua. Kaliptranya memiliki rambut. Apabila sporogoniumnya dibuka
operkulumnya terlihat parafise. Bentuk dan pinggir daunnya lanset/garis
dan bergerigi.
17. Jungermania sp
Jungermania merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta,
termasuk ke dalam class Hepaticae. Jungermania mempunyai daun
yang berbentuk ovatus. Jungermania memiliki arah tumbuh horiontal,
dan percabangan dikotom. Bentuk sporofiynya mangkuk dan
munculnya
sprofit
pada
permukaan
thallus.
Ciri
khas
dari
Jungermania ini adalah memiliki daun kekiri dan kekanan.
18. Lophocolea sp
Gambar Lophocolea sp
(Gian, 2013)
Lophocolea merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta,
termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya mangkuk dan
munculnya pada permukaan thallus. Lophocolea memiliki arah tumbuh
horizontal, dan percabangan dikotom. Ciri khas dari Lophocolea ini
adalah memiliki torehhan yang lebih pendek daripada Jungermania sp
dan Leucolejeuna sp
19. Leucolejeuna sp
Gambar Leucolejeuna sp
(Wati, 2010)
Leucolejeuna merupakan salah satu spesies dari divisi Bryophyta,
termasuk ke dalam class Hepaticae. Bentuk sporofitnya payung atau
mangkok, dan filotaksisnya kiri kanan. Leucolejeuna memiliki arah
tumbuh horizontal, dan percabangannya dikotom. Ciri khas dari
Leucolejeuna ini adalah memiliki daun yang bertumpuk seperti
genteng dan memiliki torehan yang lebih kecil dibandinngkan
Jungermania sp.
C. Pembahasan Nilai Kehidupan
A. Nilai – Nilai Pendidikan
1. Nilai Praktis
Tumbuhan lumut jenis tertentu dapat dimanfaatkan untuk dekorasi
ruangan (ornamen tata ruang). Jenis lumut lainnya dapat dijadikan bahan
obat, sedangkan manfaat tumbuhan lumut yang hidup di hutan dapat
menyerap air di musim kemarau dan membantu menahan erosi sehingga
dapat mencegah banjir.
Selain manfaat tadi, tumbuhan lumut juga dapat dijadikan indikator
biologi
untuk
mengetahui
degradasi
lingkungan
di
sekitarnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di negera China, terbukti
lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan masyarakat China sebagai
bahan obat-obatan seperti untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain
yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Adapun manfaat tumbuhan lumut bagi manusia, diantaranya:
a.
b.
c.
d.
Dapat dijadikan tanaman pengganti ijuk.
Dapat mencegah terjadinya erosi dan banjir.
Menyediakan cadangan air karena dapat meyerap air di musim kemarau.
Lumut jenis tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti obat hati,
e.
f.
g.
h.
penyakit mata, dan kulit.
Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik.
Dapat membantu menghilangkan racun akibat gigitan ular.
Dapat dijadikan sebagai obat luka bakar.
Sebagai obat untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak
kalah penting dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain
berfungsi sebagai tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan
dan bernilai estetis sebagai tanaman hias.
Beberapa jenis Sphagnum atau lumut rawa memiliki manfaat dalam
dunia kesehatan. Species endemik yang hanya dapat ditemui di Curug
Cibeureum, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, ini sudah
digunakan untuk obat penyakit kulit dan mata.
2. Nilai Religi
Meskipun banyak yang menganggap tumbuhan lumut sebagai
tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di
tempat-tempat yang tidal layak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup
banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk
manusia khususnya untuk pengobatan.
Begitu pula dengan manusia meskipun memilki kekurangan dalam
fisik maupun psikis dalam masing-masing individu, yakini bahwa
manusia memiliki kelebihan.
Sebagaimana terdapat pada surat Al-Isra’ayat
70 Allah SWT
berfirman :
‫فولففقمد فكضرممفنا فبتنىى فءافدفم فوفحفمملن نهمم تفى ٱملفبضضير فوٱملفبمحضضتر فوفرفزمقن نهضضم يمضضفن ٱلضطي بنتت فو ف ض‬
‫ضضضملن نهمم‬
‫ضي للل۞ا‬
‫فعفلنى فكتثي ررر يمضممن فخلفمقفنا فتمف ت‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa manusia diciptakan
dengan berbagai kelebihan dari semua makhluk yang Tuhan ciptakan dan
setiap, walaupun hakikatnya tetap Tuhan lah yang paling sempurna dari
apapun.
Sedangkan dalam ayat lain Al-Qur’an Ar-Rad ayat 4 yaitu :
‫فوتفضضى ٱ م ف‬
‫ن فوفغميضضهر‬
‫صضضمنفوا ن ل‬
‫عل فوفنتخيضض نلل ت‬
‫رت فوفج ن ن ل‬
‫جتو ن ن ل‬
‫ض تقفطضض ن ل‬
‫نبر فوفزمر ن‬
‫نت يمضضمن أفمع ن ر‬
‫لمر ت‬
‫ع مفت ن‬
‫ضفها فعفلى فبمع رضر تفضضى ٱ م ه‬
‫ن هيمسفقنى تبفما رء نوتح رد فوهنف ي‬
‫لهكضضتل إتضن تفضضى نذتلضضفك فلفءا ن ر ر‬
‫يت‬
‫صمنفوا ر ر‬
‫ت‬
‫ضهل فبمع ف‬
‫ن‬
‫ليفقمو ررم فيمعتقهلوفن‬
Artinya: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama.
Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang
lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.”
Pada akhirnya memang segala sesuatu yang diciptakan walaupun
terlihat tidak sempurna akan tetapi memiliki manfaat yang luar biasa
untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia. Penciptaan yang detail dan
terstruktur merupakan bentuk dari cinta Allah terhadap makhluknya.
3. Nilai Pendidikan
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di
pohon,batu, atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan
bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian
orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan
penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempattempat yang tidal layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat
tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di
sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan.
Hal ini dapat dianalogikan pada kehidupan manusia. Kita tidak dapat
menilai orang hanya berdasarkan bagaimana seseorang itu terlihat atau
bagaimana penampilannya. Jangan menilai orang terlalu cepat karena
mungkin saja orang yang kita nilai jauh lebih baik daripada kita.
4. Nilai Intelektual
Hepaticae megandung sejenis minyak dalam tubuhnya atau yang
dikenal sebagai oil bodies dan kandungan minyak ini tidak ditemui pada
kelas tumbuhan lumut lainnya. Penelitian yang telah dilakukan oleh para
peneliti yang memperhatikan tentang Hepaticae, telah melaporkan bahwa
oil bodies dari tumbuhan lumut hati mengandung senyawa metabolit
sekunder terutamanya adalah golongan terpenoid dan senyawa aromatik.
Beberapa dari senyawa metabolit ini telah diketahui memiliki aktivitas
farmakologis yang menarik.
5. Nilai Sosial-Politik
Marchantia polymorpha dapat dijadikan sebagai obat hepatitis (radang
hati). Kita sebagai masyarakat dapat menyehatkan Indonesia baik dengan
mengurangi kebiasaan buruk seperti membuang sampah di sungai yang
nantinya menimbulkan pencemaran yang merusak lingkungan dan
mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal disekitarnya.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Bryophyta memiliki ciri umum, yaitu daun lumut belum memiliki
pertulangan maupun urat daun, memiliki rhizoid bukan akar sejati,
batangnya terdapat jaringan parenkim sebagai alat angkut, berjenis
kelamin satu, berkembangbiak dengan spora, gametofit bersifat
haploid (n) dan sporofitnya bersifat diploid (2n).
2. Ciri-ciri khas yang tampak pada species-species Bryophyta
Tabel 10.1 Ciri Khas Species Bryophyta
Species
Ciri Khas
Marchantia sp.
Ala sempit dan sporofitnya berbentuk
mangkok
Meteorium sp.
Daun kecil oval menyerupai meteor
Rhodogonium sp.
Daun tumbuh di bagian ujung batang
Dicranum sp.
Daun bertumpuk dan menyerupai jarum
Rhizogonium sp.
Sporofit muncul di bagian akar
Jungermania sp.
Ala bertoreh dalam dan lebih lebar dari
Leucolejeuna sp.
Pogonatum sp.
Tangkai sporofitnya panjang 2-3 kali dari
gametofitnya
Leucolejeuna sp.
Ala bertoreh dalam dan hasil torehan
lebih kecil dari Jungermania sp.
Campylopus sp.
Bentuk sporofit cawan
Leucobryum sp.
Kormusnya berwarna hijau pucat
Lophocela sp.
Hasil
torehan
lebih
kecil
dari
Leucolejeuna sp. dan Jungermania sp.
Polytrichum sp.
Panjang setae (urat daun yang melebihi
ujung daun) dan gametofitnya sama
Dumortiera sp.
Ala lebar
Aerobryopsis sp.
Daun seperti berselaput
Anthoceros sp.
Sporofit berbentuk tanduk
Hypnodendron sp.
Mempunyai thallus tubuh yang jelas
antara daun, batang dan rhizoid
Fissidens sp.
Daun berpelepah
Sphagnum sp.
Daun mengkilat dan tidak memiliki urat
daun
Metzgeria sp.
Ala sempit panjang
3. Dari hasil pengamatan, dapat diklasifikasikan bahwa Bryophyta yang
diamati termasuk ke dalam kelas:
a. Hepaticae
Ciri umunya, yaitu arah tumbuh horizontal, tidak memiliki urat
daun, memiliki ala, habitus berupa thallus, percabangan thallus
dikotom dan sporofit muncul di permukaan thallus.
Species yang tergolong ke dalam kelas Hepaticae, antara lain:
Marchantia sp., Dumortiera sp., Anthoceros sp., Metzgeria sp.,
Jungermania sp., Leucolejeuna sp. dan Lophocolea sp.
b. Musci
Ciri umumnya, yaitu arah tumbuh vertikal, memiliki urat daun,
tidak memiliki ala, habitus serupa kormus dan percabangannya
bebas.
Species yang tergolong ke dalam kelas Musci, antara lain:
Meteorium sp., Rhodobryum sp., Dicranum sp., Rhizogonium sp.,
Pogonatum sp., Campylopus sp., Leucobryum sp., Polytrichum sp.,
Aerobryopsis sp., Hypnodendron sp., Fissidens sp. dan Sphagnum
sp.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar A.1 Nicky. 2013. Marchantia sp. (Liverwort). [online]. Tersedia:
http://www.ispotnature.org/node/512928 [19 November 2015]
Gambar A.3 Schachner, Hermann. 2013. Metzgeria sp. [online]. Tersedia:
http://www.gbif.org/species/5710215 [19 November 2015]
Gambar A.5
Lobban,
C. 2007.
Dumortiera
sp.
[online]. Tersedia:
http://university.uog.edu/botany/plant_di/bali-complex.htm
[19 November 2015]
Gambar A.7 Miguelperez. 2014. Anthocerotophyta. [online]. Tersedia:
http://www.flickriver.com/search/Anthocerotophyta/ [19 November 2015]
Gambar A.11 Margie. 2011. Caldwell Fork Trail. [online]. Tersedia di:
https://hikinginthesmokies.wordpress.com/2011/06/15/caldwell-fork-trailmay-25-28-2011/ . [19 November 2015]
Gambar A.13 Vitt, Dale. 2007. Dicranum majus. [online]. Tersedia di: . [19
November 2015]
Gambar A.15 Jordan, Greg. 2011. Rhizogonium. [online]. Tersedia di:
http://www.utas.edu.au/dicotkey/dicotkey/Mosses/mRHIZOGONIACEAE
/gRhizogonium.htm. [19 November 2015]
Gambar A.17 Heilman, Alan. 2011. Sphagnum sp. [online]. Tersedia :
http://kiva.lib.utk.edu/heilman/items/show/12504 [18 November 2015]
Gambar
A.19
David.
2012.
Fissidentaceae.
[online].
Tersedia
:
http://www.anbg.gov.au/abrs/Mosses_online/64_Fissidentaceae.html
[18 November 2015]
Gambar A. 21 Lepp, Heino. 2007. Hypnodendron sp.. [online]. Tersedia :
http://www.cpbr.gov.au/bryophyte/photos-captions/hypnodendronM2.html [18 November 2015]
Gambar A. 23 Niels. 2014. Aerobryopsis longissima. [online]. Tersedia :
http://www.anbg.gov.au/abrs/Mosses_online/images/NK_Aerobryopsis_lo
ngissima_1.jpg [18 November 2015]
Gambar A.25
Storey, Marcolm.
2011.
Pogonatum.
[online]. Tersedia:
http://www.discoverlife.org/mp/20q?search=Pogonatum
[21
November 2015]
Gambar A.27 Storey, Malcolm. 2010. Campylopus atrovirens. [online]. Tersedia:
http://www.bioimages.org.uk/html/p4/p46498.php
[21
November
2015]
Gambar A.29 Hlasek, Josef. 2006. Leucobryum glaucum. [online]. Tersedia:
http://www.hlasek.com/leucobryum_glaucum_ag7872.html
[21
November 2015]
Gambar A.31 Kornfeld, Ari. 2006. Polytrichum (Haircaps). [online]. Tersedia:
http://www.natperspective.com/nature/plantae/polytrichum.html
[21
November 2015]
Gambar
A.33
Sheren.
(2007).
Jungermania
.[Online].
Tersedia
:
http://www.taxateca .com/ordenjungermanniales.html [19 November
2015]
Gambar A.35 Gian. (2013). Lophocolea
.[Online]. Tersedia : http://rybicky.
net/atlasrostlin/lophocolea [02 Mei 2015]
Gambar A. 37 Wati, Ai Mira. (2010). Leucolejeuna
.[Online]. Tersedia :
http://aimirawati.blogspot.com/2010_10_01_archive.html
November 2015]
[19
Download