Pendidikan Agama Kristen Protestan

advertisement
Pendidikan Agama
Kristen Protestan
Modul ke:
15
AGAMA, GEREJA DAN IBADAT
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
Drs. Sugeng Baskoro,M.M.
STRUKTUR (SISTEM) AGAMA
 SETIAP
AGAMA MEMILIKI 4 SEGI POKOK :
1. SEGI YANG MENYANGKUT KESELURUHAN HIDUP
(Segi eksistensial)
2. SEGI YANG MENYANGKUT PEMAHAMAN
(Segi intelektual )
3. SEGI YANG MENYANGKUT KELEMBAGAAN
(Segi institusional)
4. SEGI YANG MENYANGKUT PERWUJUDAN DALAM
PERILAKU (Segi etikal)
1. Segi Eksistensial  Terjelma dalam iman
dan kepercayaan
 Ad. 2 . Segi Intelektual  Pemahaman tentang
Tuhan dalam pernyataan2, Kata2, Ungkapan
 Ad. 3. Segi InstitusionalBerurusan dengan
lembaga2 & pengorganisasian agama
Membantu pelaksanaan hidup keagamaan
 Ad. 4. Segi Etikal
 Mengungkapkan iman
kepercayaan kepada Tuhan dalam PERILAKU
 Ad.
agama  Perwujudan hubungan manusia
dengan Tuhan yang bisa ditinjau dari segi :
OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF
 Segi
Obyektif : Agama berporos pada
keberadaan dan peranan Tuhan
 Segi Subyektif : Agama menggejala pada sikap,
pemahaman, mengenai hakikat Tuhan dan
hubungan dengan Tuhan dalam hidup sehari2,
baik secara pribadi, keluarga & sosial dalam
masyarakat.
 Maka
MENGAPA MANUSIA BERAGAMA
?
1. MENDAPATKAN KEAMANAN
2. MENCARI PERLINDUNGAN
3. MENEMUKAN PENJELASAN
4. MEMPEROLEH PEMBENARAN PRAKTEK KEHIDUPAN
5. MENEGUHKAN TATA NILAI
6. MEMUASKAN KERINDUAN
PAHAM TENTANG TUHAN : ADA 2
1.Paham MONOTEISME ( Tuhan itu Satu, tak ada Tuhan
yang lain )
 Tuhan itu Transenden ( Mengatasi segala yang ada )
 Tuhan itu Imanen ( Dekat dengan segala makhluk )
2.Paham POLITHEISME ( Mengimani dan memuja
banyak Tuhan )
 Peranan
Tuhan pertama-tama itu NOMADIS
(Pengembara),
lalu menjadi PASTORAL
(Penggembala)  Peranan Tuhan jadi merosot,
kalah dari peranan kekuatan-kekuatan langit /
alam.
PENGETAHUAN MANUSIA TENTANG TUHAN
 Manusia dapat mencapai pengetahuan tentang
Tuhan melalui WAHYU TUHAN dan berdasarkan
PENGALAMAN HIDUP.
 WAHYU
 Dibagi
TUHAN  Termuat dalam Kitab Suci
dua : 1. FIDEISME (Fides : iman, kepercayaan)
2. TRADISIONALISME
1 . FIDEISME : Pengetahuan tentang Tuhan hanya
dapat dimiliki/ dipahami bila orang Percaya pada
Kitab Suci
2.TRADISIONALISME
(Tradere=
menyerahkan,
menyampaikan)
Pengetahuan tentang Tuhan lewat wahyu yang
disampaikan oleh Tuhan kepada nenek moyang
pertama mereka yang secara turun temurun sampai
kepada mereka.
2.PENGALAMAN HIDUP (Pengalaman Religius) 
Dapat muncul waktu manusia mengalami
‘ Yang Kudus’.
 Pengalaman itu bisa misterius, tak
dimengerti,
menakutkan (TRAMENDUM )
 Pengalaman itu bisa menarik, menyenangkan,
menggembirakan (FASCINOSUM)
GAMBARAN TENTANG TUHAN
 Sifatnya
RELATIF dan tergantung dari sumber
pengetahuan tentang NYA.
Ada gambaran lain tentang Tuhan :
 Gambaran
Ideal : Disimpulkan dari Kitab Suci
 Gambaran Real : Disimpulkan dari benak /
pikiran orang
 Manusia
sering menggambarkan Tuhan secara
manusiawi  ANTROPOMORFISME.
 Orang
membicarakan Tuhan secara AFIRMATIF
(dengan sifat-sifatNya) mis : Tuhan itu baik.
Negasi  Membicarakan Tuhan dengan
penyangkalan .
(Tuhan itu baik,
tetapi
baiknya Tuhan tidak sama dengan manusia yang
berselubung pamrih, ada maunya (interest)
 Cara
 TANGGAPAN
MANUSIA TERHADAP TUHAN
Dalam prakteknya peranan Tuhan dalam hidup
manusia di nomor duakan atau tak diacuhkan
sama sekali oleh pandangan yang DEISTIS dan
ATEISTIS.
A. DEISTIS (DEISME)  (Deus = Tuhan )  Mengakui
Tuhan sebagai Pencipta tetapi bukan sebagai
penyelenggara. Tuhan tidak diyakini sebagai
campur tangan dalam kehidupan dunia dan
manusia. Dunia dan manusia dapat hidup tanpa
Tuhan.
Bagi kaum DEIS, Tuhan dibayangkan sebagai
tukang pembuat jam yang canggih.
Tukang itu membuat jam, menyetel jalannya dan
membiarkan jam itu hidup, menurut kecepatan
dan irama yang telah ditentukan.
Akibatnya Tuhan menjadi Tuhan yang
menganggur, Deus Otiosus, Useless God.
=Tuhan menjadi jauh dan sia-sia
B. ATEISTIS (ATEISME) =(A=tanpa )  Faham yang
mengingkari adanya Tuhan
 Dipandang
dari SIFATNYA kita mengenal ATEISME
NEGATIF dan POSITIF.
1.ATEISME NEGATIF 
Faham yang menyangkal
adanya Tuhan, karena tidak tahu,
Kurang tahu tentang Allah, atau tahu tetapi
pengetahuannya cacat / salah.
2.ATEISME POSITIF Faham yang benar-benar
dengan sadar menyangkal adanya Tuhan,
alasannya karena Tuhan tidak dapat dibuktikan,
karena keyakinan bahwa tak mungkin manusia
mengetahui adanya Tuhan, atau karena alasan
yang sifatnya amat pribadi.
 Dipandang
dari MACAMNYA , kita mengenal
ATEISME TEORITIS dan PRAKTIS.
1.ATEISME TEORITIS berpendapat bahwa Tuhan tidak
ada berdasarkan teori-teori tertentu.
Mis : Karena teori Monisme Kosmis (pendapatnya
bahwa dunia merupakan satu-satunya kenyataan)
2.ATEISME PRAKTIS : Paham yang secara teoritis tidak
menyangkal adanya Tuhan tetapi secara praktis
tidak mengakui dan menyembahNya.
Orang Ateistis Praktis tetap mengakui Tuhan, tetapi
hidup seolah-seolah Tuhan tidak ada.
Di dalam Ateisme Praktis inilah yang kemungkinan
banyak dianut oleh orang-orang beragama.
GEREJA
GEREJA(bahasa Portugis “Igreja” = bahasa
latin / Yunani Ekklesia)  Persidangan umat
untuk beribadat kepada Tuhan.
Gereja pada pokoknya berarti “Umat Allah”
Istilah Gereja kerap dipakai dalam arti ini
“Persatuan orang-orang (Umat Beriman)
yang dengan memiliki Roh Kristus menerima
baik seluruh susunan inti Gereja”
Dengan kata lain : Mereka yang telah
tergabung sepenuhnya dalam masyarakat
Gereja dan dipersatukan oleh ikatan-ikatan,
pengakuan
iman,
sakramen-sakramen,
pimpinan Gereja serta kesatuan cinta kasih
dengan Kristus.
 PINTU
masuk Gereja : Kepercayaan / Permandian
/ Pembaptisan.
Percaya berarti menyatakan ‘YA” secara total dan
melaksanakan kehendak Allah.
Sabda
Yesus
“Barangsiapa
percaya
dan
dipermandikan akan selamat, tetapi yang tidak
percaya akan kena hukuman “
( Mrk 16 : 16 )s
Permandian sebagai dasar dan pelantikan diri pada
keanggotaan kita dalam umat Allah dan Gereja .
Makna Permandian disini adalah :
- Kita dibersihkan dari dosa asal.
- Kita dimeteraikan dengan Meterai Abadi Keputeraan
Allah.
- Kita menjadi umat Allah / anggota gereja.
- Menjalani hidup yang baru, karena kita dipermandikan
(Turut ditenggelamkan dalam kematian Yesus / Lambang
kematian  Melawan kematian/dosa
Sejarah Gereja
Dibagi atas beberapa tahap :
I. Perjanjian Lama :
Yaitu pada masa awalnya
kita mulai dengan iman kepada Allah  yaitu masa
Adam diciptakan  bahwa asal usul saya dari Allah.
A. Perjanjian Pertama :Yaitu kalau dia menuruti
kehendak Allah dia akan Selamat
B. Perjanjian Kedua : Dalam riwayat nabi Nuh 
Bahwa Allah akan menyelamatkan manusia, kalau
manusia mau menjalankan perintah Tuhan.
C. Perjanjian Ketiga : Dalam jaman nabi Abraham 
Sbg Bapa orang Israel. Abraham dipanggil oleh
Allah dari tanah Ur – Kasdim dan mendengarkan
panggilan itu, karenanya dia diselamatkan.
 D.
Perjanjian Keempat : Yaitu perjanjian Sinai
(=Perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel) 
Kel 20 : Allah mau menjadi Allah Israel & bangsa
Israel mau menjadi umatnya.
Perjanjian dikhususkan lagi antara Yahwe & Israel
yg diwakili Daud.
yaitu kalau Daud mau menurut kehendak Tuhan,
maka Kerajaannya tidak akan berakhir.
Perjanjian Baru  Disini batasannya yaitu :
Bagaimana ajaran Yesus main peranan dalam
pembentukan Gereja.
Bisa kita lihat / ringkas sebagai berikut :
A. Gereja punya titik tolak pada ajaran Yesus
B. Orang-orang yang dikumpulkan oleh Yesus pada
awal ajaran itu.
 II.
Ad. A. Gereja punya titik tolak pada ajaran Yesus.
ajaran Yesus  Tentang Kerajaan Allah
 Kerajaan Allah : Bagaimana di dalamnya Allah merangkum
kita semua, sehingga hidupNya adalah hidup kita.
 Sehingga kita bisa dikatakan ‘Selamat’ karena bersama
Allah Selain itu Allah merajai kita semua
 Inti
Ad. B Orang-orang yg dikumpulkan oleh Yesus.
Yaitu untuk mewujudkan kerajaan Allah.
Dengan kata lain Yesus mengumpulkan orang
banyak dalam rangka pemberitaan Kerajaan
Allah.
Jadi maksud dengan pengumpulan itu yaitu :
A. Supaya mereka menyertai Yesus
B. Supaya mereka mewartakan kabar tentang
Kerajaan Allah tadi (Luk 10 : 1-20)
C. Para murid itu benar-benar diangkat
menjadi pembantu-pembantu Yesus
III. Pada Masa Gereja Purba (Jaman Para Rasul)
Dalam masa Gereja Purba : Melihat dirinya sebagai
kelompok orang yg mempunyai hubungan satu sama
lain yaitu hubungan beriman kepada Yesus Kristus,
entah kesetiakawanan dengan orang lain, sedang
berbuat apapun juga seluruhnya  Umat Beriman
KESELAMATAN
Dalam peristiwa kebangkitan  Memiliki arti yg
menyelamatkan (PASKAH)
Orang beriman yang percaya kepada Kristus yg
bangkit memperoleh jaminan bahwa Allah akan
memperlakukan dia spt yg dialami Kristus, yaitu Allah
tak membiarkan mati. Manusia boleh mengalami
Kehidupan Kekal.
Paham Keselamatan : (Rumusan)
Eklesiosentris ( Berpusat pada Gereja )
Kristosentris ( Berpusat pada Kristus )
Teosentris
( Berpusat pada Allah )
I. EKLESIOSENTRIS
ALLAH
YESUS KRISTUS
GEREJA
GEREJA
BAGAN
II. KRISTOSENTRIS
ALLAH
GEREJA  YESUS KRISTUS GEREJA
GEREJA
GEREJA
III. TEOSENTRIS
NABI MUSA
 ALLAH  YESUS
TOKOH AGAMA
GEREJA
PENJELASANNYA SEBAGAI BERIKUT :
I. EKLESIOSENTRIS : Keselamatan itu diberikan kepada
umat manusia melalui Yesus Kristus dan keselamatan
itu terjadi dalam salah satu gereja saja.
II. KRISTOSENTRIS : Allah menyelamatkan manusia
melalui Yesus Kristus dan keselamatan itu terjadi di
dalam setiap kebersamaan yg mengakui
Yesus
Kristus sebagai penyelamatNya.
III. TEOSENTRIS : Allah menyelamatkan semua manusia
dan keselamatan ini disampaikan kepada manusia
melalui tokoh-tokoh keselamatan di dalam jemaat
mereka masing-masing.

NASKAH ALKITAB
EKLESIOSENTRIS
KRISTOSENTRIS
TEOSENTRIS
-Yoh 14 : 6 b
(Kristus Penyelamat)
-Kis 9 : 5 – 6
-(Kristus mewujudkan
dalam Gereja)
-Mat 12 : 30
-(Kristus diwartakan
sbg pribadi yg inklusif)
-Yoh 10 : 16
-(Gereja itu satu)
-Mat 16 : 18-20
-(Gereja itu dipimpin
oleh wakilnya)
-Mrk 16 : 5 – 6
-(Gereja itu diutus ke
seluruh dunia)
Yoh 14 : 6 b
(Kristus Penyelamat)
Mrk 9 : 40
(Kristus diwartakan sbg
pribadi yg inklusif)
Tim 2 : 4
(Pergerakan
kebenaran Allah)
Kis 17 :25 – 28
Mrk 9 : 40 (idem)
Mat 7 : 21
(g menentukan adl
melakukan perbuatan
baik)
Mat 25 : 31 – 36
(Orang miskin adalah
perwujudan Kristus)
SIKAP TERHADAP KITAB SUCI
Sikap umat beragama pada Kitab Suci tidak seragam,
baik diantara umat
beragama, maupun para
penganut agama yg sama
Kita bedakan Sikap terhadap Kitab Suci  ada 4
1. Legalistik = (lex=hukum) Memandang KS terutama
dan pertama-tama berisikan hukum agama.
KS
dipandang sbg Kitab kumpulan hukum Tuhan.
Terbatas pada “melaksanakan HK Tuhan”.
Mereka
menilai mutu penghayatan agama “melulu” dari
ketaatan atau ketidaktaatan dalam melaksanakan Hk
agama.
2. Literalistik (littera = huruf)  Memandang KS
hanya memperhatikan huruf-huruf yg tertulis dan
mengartikan isinya berdasarkan arti kata dan kalimat yg
tertulis.
 Kaum Literalis
 Tidak memperhatikan bentuk-bentuk
sastra, konteks bagian-bagian dalam keseluruhan,
struktur teks, situasi historis dan semangat jaman waktu
teks ditulis, kesempatan dan maksud penulisan dan
pribadi, serta situasi jiwa penulis pada waktu menulis teks
KS.
 Jadi semua kata, kalimat, alinea, bab, seluruh KS dibaca
dan dimengerti sebagaimana tertulis, dengan arti apa
adanya.
3. Demitologistik
 (Mytos=cerita ; dongeng)  Membersihkan KS dari unsurunsur cerita dan dongengnya,
untuk menemukan
pesan aslinya. Pembersihan itu meliputi : kata-kata khas,
ungkapan-ungkapan khusus, bentuk-bentuk sastra unik
dan peristiwa-peristiwa fiktif imaginer.
 Untuk menyampaikan pesannya dari unsur mistisnya
maka akan tampil isi KS sebagaimana adanya dan
dimaksud, tanpa kabut penghalang.
 Setelah pesan asli KS ditemukan, lalu diungkapkan dlm
bahasa, bentuk sastra dan istilah yg dapat dimengerti
orang sejaman.
4. Egoistik  Mengembangkan pemikiran, gagasan, ide
terlepas dari iman kepada Tuhan dan KS
Alasannya : -Mereka dapat bersikap Agnostik
(tak
percaya bahwa Tuhan dapat diketahui manusia)
- Bahwa KS sudah diterima sbg sumber kewibawaan
dalam ajaran dan moral
- Kaum Egois  Memanfaatkan KS sbg dukungan
untuk pemikiran gagasan dan ide mereka sendiri
lalu diberi pendukung-pendukung ayat-ayat KS
 SKEMA
Allah
Wahyu
Iman
umum)
BERIMAN DAN BERAGAMA
Agama
Masyarakat
a. Jemaat
Nilai-nilai kemanusiaan
b. Ibadat
(Keadilan kesejahteraan
umum)
c. Pelayanan
d. kesaksian
Kenyataan batin :Perwujudan
Lahir : Lisan (Pewartaan nyanyian)
Tulisan : Tulisan (Kitab Suci)
 PROSES
BERIMAN DAN BERAGAMA
Permenungan
atas pengalaman
(Pikiran, refleksi)
Perumusan atas
Pengalaman
Pengintegrasian pengalaman
dan pemikirannya ke dalam
pengalaman umat beriman
(Alkitab, Gereja, Jemaat)
Pengalaman hidup
Perencanaan tindakan
pengalaman beriman
Perayaan syukur atas
IMAN EKSTRINSIK DAN INTRINSIK
A. Iman Ekstrinsik (Luar) 
Adalah iman yg tak
menyatu dengan pribadi orang yg beragama.
Bagi mereka iman merupakan perkara luar yg tak
mempengaruhi cara berpikir, berkehendak dan
berperilakunya.
Orang beriman Ekstrinsik  Tidak menghayati tetapi
menggunakan iman demi kepentingan pribadi.
Dia menganut agama dengan pamrih, karena
kepentingan : pribadi, ekonomi, sosial yg ada di luar
kepentingan iman
B. Iman Intrinsik (Dalam) Orang beriman intrinsik tidak
memanfaatkan, tetapi menghayati iman.
 Alasan mereka untuk memeluk iman tidak terletak di
luar tetapi di dalam pribadi mereka.
 Tujuan mereka memeluk agama sampai ke lubuk hati
dan agama mempengaruhi keseluruhan hidup dan
sepak terjang mereka dalam masyarakat.
 Orang beriman Intrinsik  Berhasil membuat diri terlibat
total kpd iman mereka.
Tampil sebagai manusia
penuh tanggung jawab, dan berpendirian
IBADAT
Ibadat  Tidak seragam dari satu agama ke agama
lain
Ibadat  Berupa : rangkaian kata, tindakan,
perbuatan yg dilaksanakan oleh petugas resmi
dengan menggunakan benda-benda, peralatan
dan perlengkapan tertentu dan mengenakan
pakaian tertentu pula.
Ibadat
Cara
manusia
mengungkapkan
pengakuan terhadap Tuhan.
-Menyatakan hubungannya dengan Tuhan
- Tuhan disapa, dipuja, dihormati, diluhurkan
dan dimuliakan
- Manusia mengajukan permohonan2.
Ada ibadat-ibadat yang tidak tepat :
Misalnya :
1. Pietisme : Ibadat yang dilakukan seseorang / kelompok,
hanya untuk mencari kesalehan / kesucian dirinya
sendiri saja, mengabaikan tanggung jawabnya yg lain
2. Quietisme : Suatu ibadat yg lebih mengutamakan unsur
diam saja/ hening, sehingga kurang ada hikmatnya
3. Estetisme : Suatu ibadat yg diadakan dan hanya
mengandalkan
segi
keindahannya
saja
tanpa
mempedulikan makna ibadat itu sendiri. Tempat ibadat
dihias dengan sangat berlebihan.
4. Eskapisme: Suatu ibadat yg dilakukan seseorang /
kelompok dengan tujuan untuk melarikan diri dari
tanggung jawabnya sebagai manusia

5. Formalisme  Suatu ibadat yang hanya berbentuk
(Acara)itu-itu saja,sehingga kesannya membosankan.
6. Usaha magic (sihir) Suatu ibadat yg dilakukan
seseorang / kelompoknya dengan memasukkan unsur
magic / sihir, sehingga sangat berlawanan dengan
makna ibadat itu sendiri.
Mis : Dengan menghadirkan arwah, memakai
benda-benda gaib,dsb.
Download