jurnat - Repodig Untan

advertisement
ISSN tgffi -3170
Volume 04 Nomor 02 Tahun 2{X}9
JURNAT
Penelitian dan Pengernbangan
I.
ANALNSF PRODTJI(SI BIOFUEL BUTANOL SECARA MIKROBIOLOGIS
DARI LIilTBAH CANGKANG KELAPA SAWIT
Rady Setyo
2.
Womo
...i...r......rr. I
STUDI PAMANFAATAN SAMPAH ORGANIK I,]N.TUK SAHAN BAKU
INDUSTRI
Rudy Setyo Utomo
3.
................,...,........:...........
.
STUDIPENGEMBANCANPLANKTON DALAM RANGKA PENTNGKATAN
FRODUI$I IKAN/ UDANG DI KALIMANTAN BARAT
Rtady
4.
Setlto Utomo ..
'
.
.. . !. . .. ..
....
. . ..
...
...
PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUNI(SI MINYAK GONENG DARI
KELAPA DALAM (Local Coconat\ DENGAN FERMENTASI DAN SUI{U
RENDAH
Aomo
lz
Rafdinal,DiahWhlandairiRoufry.................
4l
STUDI HEMATOLOGI IKAN NILA (Oreaehrowis sp) HASIL BUDIDAYA
I(ERAMBA APUNC DI TMIAN SWGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT
6.
PENERAPAN TEKNOOGI PRODUI(SI BI0DIESSL DART KSI,APA SAWTT
7.
T.
24
..r..!i..
Rudy Setyo
5.
lt
SKATA RUMAH TANGGA DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI BAHAN
KOMPORRUMA}I TAI{GGA
Ruidy Setya Uomo ..........,..........,...................
STUDI PEMANFAATAN SERASAH / LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI
BAHAN PAKAN TERNAK
48
Rudv Setyo
6l
Utomo
STUDI BUDIDAYA TANAMAN PIRTANIAN DENGAN PEMBARIAN
BMARAPA MACAM PUPUK ORGANIK PADA BERBAGAT JENIS TAI\AH
DI KALTMANTAN BARAT (Dengan Konscntrasi StuS Pada Budidnya
Trnamtn Jagung dan lGdelai &ngan Pemberion Beberapa Macom Doeis
Puptk Organik Sinka Pads Tnnah Po&qlik dan Tanah Alurial Di Kalirmntan
Barat)
9.
IO.
Uray Ali Umran
PENGARUTI UMUR KELAPA DALAM TERHADAP BNBERAPA .MUTU
Viqg i n Co ea nut Ott (VCO)
A.M. Yuniardi, Asrawit, Maryati Saprim, M. Sunar
TEKNOLOGI PEMBUATAII CAT TEMBOKCAIR DART KAOLIN
A.M. Yuniardi, Uray Lusiana, M. Sunar,,Iasrianslah ..i..r.r....
76
g3
KANTOR PANELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Jl. Ahmad .ysni,{.Kompleks:Kanfor Gubernur Kalbar} Gednng Bappeda K*tbar Lantai
'
PONTIANAK ?8124
III
ISSN 1907 -3170
Volume 04 Nomor02 Tahun 2009
JWRF.$Ah
Pereelitian dan Pengernbangarr
Edisi Teknologi
DEWAN REDAKSI
Pelindung / Pengarah
penanggung
Jannb
Penyunting
:
Sekretaris Daerah Kalimantan
Bra
: Kepala Kantor Penelitian dan Porgernbargur Provinsi Kalfunantm Barat
'ffi,'.Tffi:rhaufik
Agus Rosalina
Uray AliUmrut
Broto Sungkowo
Rudi Setyo Utomo
Ashmad Nashar Sety abudi
Penelaah
Pclaksena
(Mtra
Bestari)
Sekrctariat
: Dr. Ir. Rahmatullah Rizieq, M.Si (Universitas Panca Bhakti Pontimak)
Dra Siti Khotimah, M.Si (Universitas Tanjunpura Pontianak)
Ery Niswan, SE, MM (Univasitas Panca Bhakti Pontianak)
: AbangAswardi Putra
Lismawati
Sopiadi
Mamo
Yenni Yuliani
Ismail
Purwiko Hoininpih
Ibrahim
Uqiang
PembantuPeldcsanaSehretariat : AriyaniRamadhani
Surawan
Tomi Supardi
Effendi
Jurnal Penelitian dan Penpmbargan ini merupakan terbitan berkala terbit dua kali dalam satu tahun. Tulisan dan
gambar yarg dimuat dalam jurnal ini dapat dikutip dengan menyebut sumbernya.
Penyurting menerima sumbangan tulisan yang belum pernair diterbitkan dalam media lain. Naskatr diketik di atas
kertas HVS kuarto spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengn format sep€rti yang tercantum dalam
halaman kulit dalam belakang Naskah yang masuk dieavaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan
tata-cru:a lainnya-
Bagi yang berminat untuk bolanggman dapat menyampaikan permintaan kepada redaksi dengn mengganti biaya
c€tak.
KAIYTOR PENELITIAN DAI\ PENGEMBANGAI\I
PROPINSI KALIMAI\TAII BARAT
Jalan Ahmad Yani (Kompleks Kantor Gubernur Kalbar) GedungBappedaKalbar Lantai
Telepon 056 1- 7069369, 7 365 4l Psr. 359 F ax 7 3 l2l7
PONTIANAK .78124
III
Edisi Teknologi Volume 04 Nomor 02 Tahun 2009
r
2006"
'T L-DI HEMATGLOGI IKAN NILA (Oreochrornis sp.)
:,[, DIDAYA KERAMBA AFUNG DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS
KALIMANTAN BARAT
", Goreng
-{lam
:
,. Jumal
..
April
Rafdinalr), Diah Wulandari Ftousdyr)
,izi. PT.
Abstrak
' ,:::-:-:r
leiltuk pemanfaatan air sungai Kapuas oleh masyarakat di daerah aliran sungai
l:'irrpat budidaya ikan air tawar, salah satunya adalah ikan nila. Namun DAS
".:r -:S tuea menjadi tempat pembuangan limbah yang menumnkan kualitas air sungai dan
, -:.:i nen,"-ebabkan gangguan kesehatan dan kematian ikan hasil budidaya. Indikator
- ..,:: lkan yang sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan adalah darah. Sampel
' :. ":ng diperiksa parameter hematologinya meliputi hemoglobin, hematokrit, jumlah
,"' f{aentoglobin Concentration (MCHC| jumlah leukosit, jumlah leukosit diferensial.
- :;:;ambilan sampel darah ikan yakni lokasi i (Kelurahan Banjar Serasan, dekat
,' -1::. penduduk), lokasi 2 (Kelurahan Parit Mayor, dekat pabrik dan daerah industri) dan
r iieLurahan Arang Limbung, jauh dari pemukiman penduduk). Berdasarkan hasil
'
:
. irperoleh data bahwa darah ikan nila pada lokasi keramba 2 (Kelurahan Parit Mayor)
tercemar memiliki nilai hematologi di luar kisaran normal yakni kadar Hb,
.:.r i, eritrosit dan MCV yang rendah dan jumlah leukosit yang tinggi. Sedangkan pada
:.;:inba apung lainnya, parameter hematologi darah ikan nila masih berada dalarn kisaran
i{e simpulan dari hasil penelitian ini adalah faktor kualitas air berpengaruh terhadap
;iir hematologi darah ikan nila yang dibudidayakan di tepian sungai Kapuas.
- : :::sial
:
:
-:
': -
:: ttlttci Hematologi,
Hemoglobin, Hematoltrit, Eritrosil, Leukosit, Ikan Nila.
PE]VDAHULUAN
tahun 2002 tingkat pemanfaatan baru mencapai
2.829,6 ha atau 25 %o (Anonim,2006).
r..:s /l145 km) yang terletak
di
Jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan menjadi komoditas penting
:
'-,rrrr3r1 urat nadi kesejahteraan
:-'::r Barat. Daerah hulu
, ::rada di wilayah
, :.engalir ke arah barat
: - : .epanjang aliran dan
:
:.:.in.
i
sekitar 20 km dari
daerah
aliran sungai
-=s
. - .1uta Ha (Anonim,
, :.::,anlaatan potensi DAS
* :sr arakat lokal
adalah
- ,.- Jf,\'aan ikan air tawar.
- --.day'a ikan air tawar di
- : :.-ti sungai, rawa, danau
:-6 ha, namun sarnpai
dalam bisnis ikan air tawar adalah ikan nila
nila
Indonesia
di
telah dimulai sejak tahun 1969.
(O reo c lt romrs sp.). Pengemban gan budiday a
Namun budidaya secara intensif mulai berkembang
tahun 1990-an yang berkaitan dengan maraknya
budidaya nila oleh masyarakat di keramba jaring
apung. Budidaya ikan nila pada keramba jaring
apung di Sungai Kapuas menghadapi berbagai
kendala. Kendala yang paling sering dihadapi
petani keramba adalah kualitas air sungai Kapuas
yang menjadi sumber air utama budidaya ikan air
tawar. Kualitas air dipengaruhi oleh faktor alam
dan kegiatan manusia. Pencemaran perairan
terjadi apabila air di alam dikotori oleh kegiatan
manusia sehingga tidak mernenuhi syarat untuk
:gi Fakultas MIPA [Jniversitas Tanjungpuru Pontianak
_
.,,.'
DA]{ PENGEMBANGAN
*i
I
rEdisi Telcnologi Volume 04 Nomor 02 Tahun 20A9
suatu penggunaan yang khusus. Bahan pencemar
yang menyebabkan penurunan kualitas air pada
sebagian sungai, terutama berasal dari limbah
domestik, limbah industri, kegiatan pertambangan
dan limbah dari pbnggunaan lahan pertanian
(Chahaya,2002).
Pencemaran air sungai Kapuas menimbulkan
berbagai penyakit pada ikan budidaya petani
keramba. Penyakit ikan yang mungkin timbul
akibat penurunan kualitas air dapat berupa
penyakit infeksi mikroorganisme dan penyakit
non-infeksi yang disebabkan oleh kondisi
lingkungan. Indikator biologis pada ikan yang
sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan
ini adalah darah. Perubahan faal darah ikan yang
diakibatkan senyawa pencemar akan timbul
sebelum terjadinya kematian (Larsson et al,
1976). Parameter hematologi darah dapat diukur
dengan mengamati kadar hemoglobin, nilai
hematokrit dan jumlah sel darah merah dan sel
darah putih (Salasia et a|.,2001; Dickinson er a/.,
2002). Perubahan hematologi dan kimia darah
baik secara kuantitatif dan kualitatif diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai respon
fisiologi ikan terhadap kualitas air. Penelitian ini
mencoba memberikan llambaran awal mengenai
kondisi dan respgn hematologi ikan nila hasil
budidaya keramb;t apung terhadap kualitas air
sungai Kapuas.
di tepian sungai Kapuas, masing-masing lokasi
budidaya terdiri dari 5 ulangan. Ikan nilai beserta
media air tempat asal budidaya dibawa ke
Laboratorium Ekofisiologi Hewan FMIPA
UNTAN. Pengambilan darah dan analisis
hematologi darah ikan dilakukan sesegera
mungkin untuk meminimalkan pengaruh
perubahan lingkungan.
Sarnpel darah ikan diambil sebanyak 1 mL
melalui arteri caudalis dengan cara jarum
ditusukkan cukup dalam melalui garis medial
tepat di belakang sirip analis ke arah dorso
cranial. Pembuluh darah arteri caudalis berada
tepat di bawah vertebra. Kemudian, darah
dimasukkan ke dalam mikrotube yang telah diisi
antikoagulan NaEDTA (Salasia et al., 2003).
Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan dengan
metode Sahli, yaitu hemoglobin direaksikan
dengan asam klorida 0,1 N sehingga terbentuk
senyawa hematin yang berwama coklat tua.
Warna tersebut dibandingkan secara visual
dengan warna standar pada alat hemometer. Nilai
hematokrit
(Hct) diperiksa dalam
tabung
mikrohematokrit yang disentrifuse selama 15
menit dengan kecepatan 3500 rpm. Pengukuran
kadar hematokrit dilakukan dengan
membandingkan volume padatan sel darah
dengan volume seluruh darah pada skala
hematokrit (Zainun,
2007 ).
Penghitungan jumlah diferensial leukosit
dilakukan pada sampel darah yang telah dibuat
BAHAN DAN METODB PENELITIAN
Penelitian dilakukan menggunakan riset semu
preparat apus darah (smear
method)
menggunakan pewarna Giemsa (Gunarso, 1989).
Inti dan granula leukosit akan terwarnai sehingga
yaitu plot pengambilan sampel darah ikan dan
pengambilan sampel air dilakukan secara
dapat dibedakan jenis-jenis leukosit.
Penghitungan jumlah leukosit diferensial
langsung dengan melihat kondisi rona lingkungan
sungai yang berbeda (Hadi, 2005). Sampel ikan
dilakukan hingga jumlah total leukosit mencapai
100 sel (Turgeon, 2008).
Penghitungan jumlah eritrosit dan leukosit
air
tawar yang digunakan adalah ikan nila
(Oreochromis sp.) yang dibudidayakan
masyarakat di tepian sungai Kapuas. Tempat
budidaya ikan nila yang dipilih disesuaikan
dengan rona lingkungan sungai, yaitu daerah
dskat pemukiman penduduk (Kelurahan Banjar
,Serasan, Kota Pontianak), daerah yang potensial
terkontaminasi (Kelurahan Parit Mayor,
Kabupaten Kubu Raya) dan daerah jauh dari
pemukiman (Kelurahan Sungai Ambawang,
Kabupaten Kubu Raya). Sampel ikan nila diambil
secara acak dari ketiga tempat budidaya ikan nila
total dilakukan secara manual menggunakan
hemositometer Improved-Neaubeur. Sampel
darah dihisap dengan pipet berskala sampai angka
I dan dilanjutkan dengan menghisap larutan NattHerrick sampai skala l0l dan dikocok homogen.
Cairan yang terdapat pada batang pipet dibuang,
tetesan berikutnya dimasukkan ke dalam
hemositometer dan ditutup dengan kaca penutup.
Penghitungan eritrosit dilakukan pada 80 kotak
kecil yang berada di tengah hemositometer
sedangkan penghitungan leukosit dilakukan pada
JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
rt
It
-
--
lln
Lt
tlt
: -r:-
s.: total dihitung
l
- -* :- .:.::.rsir x 4000 x 100
llllll
rendah dibandingkan lokasi keramba
:,
.,,ilL
lillilltt
. -* r- i-i.sit r
l
|
ll
"lll '
lll
..
.1..,
r'llT*ll rri
lllllll*
l'l'
I
.,
,, ,1
I il
- il
100
- ., : adalah Mean
: - - _:.:3:iration (MCHC),
:.-:-'.;
*
.:: \{CFi) dan Mean
*- ; ', i :',
i a-ng dihitung
' -'S r.:::e er al.,2005).
-- trj r:::lakukan sebagai
' .: - : = :..:::i ini. Parameter
- - -'-- ::.:::a lain suhu, pH,
, -' . i.".,::.:isida bebas. Data
: :i:. :srameter kualitas
I
I
160x
'
'l''
luillillilr
i,1t11l
ii
. . -'r
lL,lllL,
i
I
-
: : .!".r i-ngan DUnCan'S
: - :; -:ir3n SOfu afe SPSS
-- : ...: :..:n
nilai rata-rata +
,LLLLLLIIIIIL
..-I
.
?ElIB{HASAN
--
- ::::ii dari ikan nila
-'
-r. t;islrlater kadar Hb,
. ::rbeda nyata pada
' I : ;: Jnq. namun tidak
;" .r :
ll
"-
:
.. :r:::.;ier \1CV, MCH dan
- .-. :.::l tersebut diketahui
*:,
keramba apung 2, berada dekat pabrik sehinggz
potensial untuk terkontaminasi, mempunyai kadat
Hb, hematokrit, jumlah eritrosit dan MCV paling
I
keramba 2 paling rendah (20,16 g/dl,) masit
dalam kisaran normal. Hal ini didasarkan padr
penelitian yang dilakukan oleh Salasia dkk
(2001) yang menyatakan bahwa kadar Hb ikar
nila jantan dan betina berkisar antara 5,53-6,30 g
dL. Kadar Hb ikan nila yang lebih rendah pade
keramba 2 dibandingkan keramba yang lair
kemungkinan disebabkan oleh berbagai macar
faktor antara lain kadar oksigen terlarut dalam air
dan penyakit ikan.
Hematokrit merupakan perbandingan antarr
volume sel darah dan plasma darah. Data padr
Tabel 1 menunjukkan nilai hematokrit terendat
dimiliki oleh ikan nila pada lokasi 2 (20,16 yo',
dan tertinggi pada lokasi 3 (42,42%). Datr
tersebut menunjukkan bahwa pada ikan nila padz
keramba 2 yang berada dekat pabrik beradr
dalam kondisi anemia. Hal ini sesuai dengar
Wederneyer dan Yasutake 1977 dalam Zainur
(2007) yang menyatakan bahwa
kisarar
henratokrit lkan Rainbow throut antara 24-4301
dan menurut Sucipto (2007), apabila
P;:su},rlran Parameter Hematologi Untuk Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit,
- ..., \{CH, MCV
..(
d.-.:ttrt
:-'
.: ;
Lokasi
1
12,78
+
Lokasi 2
7,38
1,68 a
42,42 + 8,98 a
t,654*362651a
263,35 +72,36 a
79,53 + 17,19 a
30,74 +3,77 a
*
1,62b
20,16 + 9,71b
0,994 + 184463 b
209,02 + 101,58 a
76,11 *.18,64 a
44.85 +28.0',1 a
'Lokap-|l'';.,;;.'|l
10,72 + 0,33 c
38,5 + 1,13 a
1,823 + 139568 a
212,18 + 17,69 a
59,06 + 4,46 a
27.88 + 1,56 a
-" : :- :",am nilai rata-rata * standar deviasi. Huruf yang berbeda untuk nilai dalam baris
- , - ; - - .. -itan berbeda nyata untuk (P< 0,05)
' . : * r :i lr B anj ar S erasan, berada dekat pemukiman penduduk
.
..
..:'
yang
berada dekat pemukiman penduduk dan kerdmbr
3 yang berada jauh dari pabrik dan pemukimar
penduduk.
Hemoglobin (Hb) merupakan protein darat
yang berfungsi mengikat oksigen hasi
respirasi.Apabila dibandingkan dengan kadar Ht
ikan nila sehat, maka kadar Hb ikan nila pad:
-:..:an Parit Mayor, berada dekat daerah industri
Arans Limbuns- berada iauh dari nemukiman nenduduk dan industri
nilar
Edisi Telonlogi Volume 04 Nomor 02 Tahun 2009
hematokrit kurang
dari 22%
menunjukkan
terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini
bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur
ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa
pemijahan.
Jumlah eritrosit terendah dimiliki oleh ikan
nila budidaya keramba 2 yakni 994.000 sel /pL.
Menurut Adeyemo (2007)jumlah eritrosit normal
pada ikan teleost adalah 1,05x106 - 3,0x106 sel/
pL. Hasser 1960 dalam Bastiawan dkk (2006)
menyatakan bahwa persentase hematokrit lebih
dipengaruhi oleh jumlah eritrosit dibandingkan
leukoJit sehingga kedua parameter helmatologis
tersebut saling berkorelasi. Namun korelasi nilai
hematokrit dan jumlah eritrosit harus dianalisis
melalui parameter nilai MCV, MCH dan MCHC
darah.
Mean Corpuscular Volume
(MCV)
menunjukkan rasio antara hematokrit dan jumlah
eritrosit. Mean Corpuscular Haemoglobir (MCH)
menunjukkan kandungan hemoglobin dalam
eritrosit dan Mean Corpuscular Haemoglobin
Concentration (MCHC) menunjukkan kandungan
Hb dalam darah total. Berdasarkan hasil
penelitian (Tabel l) diperoleh nilai MCV, MCH
dan MCHC yang tidak berbeda nyata, namun
nilai MCV terkecil dimiliki oleh ikan nila pada
lokasi keramba 2.lkan nila pada kerambak 2 juga
mempunyai nilai MCH dan MCHC yang relatif
tinggi. Hal ini menandakan bahwa kandungan Hb
dan hematokrit dalam darah ikan nila keramba 2
memang rendah namun sebenarnya kandungan
hemoglobin dalam tiap eritrosit berada dalam
kondisi yang ideal. Nilai MCV yang rdndah dan
nilai MCH, MCHC yang tinggi menunjukkan
bahwa nilai hematokrit pada tambak 2 tidak
dipengaruhi oleh jumlah eritrosit namun lebih
Tabel2.
dipengaruhi oleh jumlah leukosit yang tinggi.
Analisis ini dapat dilihat dari Tabel 2 dimana
jumlah leukosit total tertinggi dimiliki oleh ikan
nila keramba 2 atau dapat pula dikatakan kondisi
anemia ikan pada kerainba 2 lebih disebabkan
oleh infeksipenyakit.
Ikan nila hasil budidaya keramba 3 yang jauh
dari pemukiman mempunyai nilai hemoglobin,
hematokrit dan eritrosit yang'normal (Tabel l).
Namun dari hasil penghitungan nilai MCV,
MCH, MCH yang rendah, ternyata diketahui
bahwa kandungan rata-rata hemoglobin dalam
tiap sel eritrosit lebih rendah meskipun nilai
hemoglobin darah yang sebenarnya berada dalam
kondisi normal. Data ini menunjukkan bahwa
ikan mulai mengalami gejala anemia akibat
kekurangan oksigen. Analisis ini didukung oleh
hasil analisis oksigen terlarut (DO) pada lokasi
keramba 3 ternyata lebih rendah dibandingkan
keramba lainnya (Tabel 3).
Leukosit atau sel darah putih merupakan jenis
sel darah yang terlibat langsung dalam sistem
pertahanan tubuh dari partikel asing dan
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh
(Ganong, 2005). Oleh sebab itu peningkatan
jumlah leukosit dalam darah sering diasumsikan
sebagai respon imunitas tubuh terhadap penyakit.
Jumlah leukosit ikan nila berbeda nyata untuk
ketiga lokasi keramba yang berbeda yakni
berkisar antara 31500-58050 sel per pL darah
(Tabel 2). Sedangkan menurut Salasia dkk
(2001), jumlah leukosit darah ikan nila normal
sekitar 11.975-11.730 sel per pL darah. Hal ini
menunjukkan bahwa infeksi penyakit.
Jenis leukosit dalam penelitian terlihat bahwa
persentase limfosit lebih banyak dibandingkan
jenis leukosit lainnya. Menurut Smith et al.,
Hasil Pengukuran Parameter Hematologi Untuk Leukosit, Granulosit, Monosit, Limfosit
=',Parameter
Leukosit total (/pL)
Granulosit (%)
Monosit (%)
Limfosit (%)
Lokasi
58050
Lokasi 2
1
+
6,0
10230 a
*
4,06 a
4,6+2,70
a
89,40 + 3,65 a
31500 + 4834 b
8,4 + 5,39 4
25,20 + 14,34b
66,40 * 13,33 b
:Lokasi 3i:
49550 +9663
4,8 * 5,26
8,4 * 6,77
86,80 + 5,36
a
a
a
a
*
standar deviasi. Huruf yang berbeda untuk nilai dalam baris yang sama
menunjukkan berbeda nyata untuk (P< 0,05)
Lokasi I : Kelurahan Banjar Serasan, berada dekat pemukiman penduduk
Lokasi 2 : Kelurahan Parit Mayor, berada dekat daerah industri
Lokasi 3 : Kelurahan Arang Limbung, berada jauh dari pemukiman penduduk dan industri
Data ditampilan dalam nilai rata-rata
JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Edisi Teknologi Volume
::.',\a jumlah limfosit pada
: '-. ak dibandingkan pada
: limfosit pada ikan
" : ,-'59h dari total leukosit
': -rlgkan menllrut Salasia
:. :imtbsit pada ikan nila
. .,a dibandingkan dengan
i,,'1
I'L
Nomor 02 Tahun 2009
M
L
'; :;but. maka persentase
r. o1eh ikan nila hasil
. -::uns di sungai Kapuas
lli,
A4
G
lvl
Limfosit berfungsi
'':
ilodi dalam fungsi imunitas
:ersentase limfosit darah
-899/n).
:
::r.kan oieh
meningkatnya
"::"rk melawan infeksi penyakit
t'
:'
,rr
,i,'
,t
r
i,*i
i
;
-
.rf
!r&r.1
jenis sel darah putih
.iilasosit benda asing temasuk
:atogen. Persentase mOnosit
: -;ida1'a keramba apung
sungai
' - -::' o. berbeda nyata untuk lokasi
: . I Jumlah monosit paling rendah
. .. niia di kerarnba 1 (4"6Yo) dan
,
.
,.:.
keramba 2 (25,2AYo). Menurut
,
.,
L
l, persentase monosit normal
. -.,r niia sekitar 12-29 % sedangkan
:
,,,irr --.:;hii sekitar 0-3%. Tingginya
- ; ' :-.:;it pada keramba 2 menandakan
r
:.lang terinfeksi penyakit.
- :-:- dit-erensial leukosit dapat
- -dilihat
, '-,:- preparat apus darah dengan
' -.: Giemsa (Gambar 1)" Eritrosit
'f
,.
::rtihat
"-;ibandr:..l .-
Snith E;
r
-
*
- : :,ndingkan eritrosit mamalia. Pada
.'- j: is dengan pewarnaan Giernsa, nukleus
:. Limfos.:
kasi 3
i
i
1:S VanS S1*,-
-..\.IBANG.:.
: - irl histologis eritrosit pada preparat
---.- ":renunjukkan bahwa eritrosit ikan nila
:. nukieus tunggal yang berada di
= , berbentuk oval dan dua kali lebih
'"
=:pulas biru gelap-ungu dan sitoplasnea
,- ::pah disekeliling nukleus, rnengikuti
, " - -'ieus dan terpulas biru pucat.
:-:aran histologis leukosit darah ikan nila
-. - -:.um hampir sama dengan leukosit darah
' - : Limfosit darah ikan berbentuk bulat
:, ,nti besar hampir nternenuhi seluluh
- sel dan terpulas biru geiap. Monosit
"* ,
--r:rin jenis leukosit yang berukuran paling
-"' 3entuk sel sferis" bulat tidak beraturan, inti
"
"
11 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Gambar 1. Sel Darah ikan Nila (Oreochromis sp.)
Ket : E (eritrosit), M (monosit), L (lirnfosit), G (granulos$
lresar menganbilYz bagian sel dan terpulas ungu.
Sitopiasma biru keruh dengan granul kecil atau
vakuola. Kadang-kadang tepian sitoplasma
rnembentuk pseudopodia atau sitoplasmic
protrusions. Granulosit merupakan jenis leukosit
yang paling sedikit jumlahnya sehingga .jarang
diternukan dalarn darah periftr ikan. Bentuk sel
bulat bentuk inti oval, memanjang dan kadng
berlobus, inti terpulas ungu terang. Sitoplasma
tidak keruh berwarna rnerah rnuda pucat dengan
granul besar yang berwarna merah rnuda terang
(Gambar l).
Kualitas lingkungan perairan rnenjadi syarat
mutlak keberhasilan budidaya ikan karena
mempengaruhi pros€s pertumbuhan
dan
reproduksi ikan. Menurut Roberts (1978)" faktor
fisik dan kirnia yang berperan penting
menentukan kualitas perairan adalah suhu.
intensitas cahaya, kelarutan gas-gas dalam air.
keasaman
dan
pencen'raran dalam
keberadaan bahan-bahan
air. Data pada Tabel 3
menggambarkan keadaan air sungai Kapuas yang
menjadi tempat hidup ikan nila yang diarnbil
sebagai sampel.
Menurut Sucipto (2007), kisaran oksigen
terlarut yang dibufuhkan ikan nitra umumnya
sekitar 3-5 ppm, derajat keasaman (pH) sekitar
6,5 - 8,5 pprn dan suhu optimal adalah 25-28"C.
Data hasil pengukuran kualitas air sungai Kapuas
pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kualitas air
sungai Kapuas ternpat budidaya ikan nila masih
rnemenuhi kisaran optirnum kualitas air untuk
Edisi Telcnologi Volume 04 Nomor 02 Tahun 2009
paftrmeter pH air, oksigen terlarut (DO) dan CO2
bebas, hanya saja parameter suhu
berada di atas kisaran optimum.
Parameter lingkuugan
Suhu
('C)
pH
Do(ppm)
Karbondioksida bobas (ppm)
Lokasi
I:
air
sedikit
Lokasi
Lokesi
)
Lokasi
3
30
29
30,5
8
7
4,4
4A
I
0,14
I
0,1
I
4,0
0,10
Kelurahan Banjar Serasa4 berada dekat pemukiman
Pondlduk
Lokasi 2
tnkasi 3
: Kelurahan Parit Mayor, berada dekat daerah indusni
: Kelurahan Arang Limbung beradajauh dari pemukiman
normal yakni kadar Hb, hematokrit, eritrosir
dan MCV yang rendah dan jumlah leukosir
yang tinggi. Ikan nila hasil budidaya keramba
apung lokasi 3 (Kelurahan Arang Limbungr
dan lokasi I (Kelurahan Banjar Serasan) yang
jauh dari pabrih mempunyai kadar Hbhematokrit, eritrosit, MCV dan leukosit dalarn
kisaran normal dan parameter kualitas
lingkungan yang mendukung. Hasil penelitian
ini perlu dilengkapi dengan data parameter
kualitas lingkungan lain terutama kandungan
logam berat dalam air sungai Kapuas.
pen&dukdan indushi
DAFTAR PUSTAKA
Toleransi ikan terhadap fluktuasi
belpengmuh dalam proses pertumbuhan,
dan daya tahan terhadap s€rangan
Menurut Roberts (1978), peningkatan
suhu air
makanan
penyakit.
suhu air
menyebabkan penurunan kelarutan gas oksigen dan
karbondioksida dalam air. Hal ini dapat dilihat pada
lokasi keramba 3 yang memiliki suhu air relatif
lebih tirgg dibandingkan lokasi lain ternyata
memiliki kadar DO dan COz bebas yang lebih
rendah. Derajat keasaman air (pH) disebabkan
oleh kandungafl asam karbonat dan asam-asam
organik yang berasal dari tanah, gambut dan
rawa. Jenis tanah yang berada di sepanjang DAS
sungai Kapuas sebagian besar merupakan tanah
gambut yang banyak mengandung asam-asam
organik seperti asam humat yang menyebabkan
air sungai relatif asam dan berwama kuning
kecoklatan. Namun pada lokasi keramba
budidaya ikan nil4 pH air sungai Kapuas berada
pada kisaran pH netral dan sedikit basa (7-8).
Sifat basa ini kemungkinan disebabkan oleh
intrusi air laut ke dalam muara sungai Kapuas
pada saat penganrbilan sampel dilakukan.
Adeyemo O.K. 2007. Ilaemathological Profile of
Clmias gwiepinus @urchell, 1822\
Exposed
To kad. Twkish Journal of
Fisheries md Aquntic Sciences.
7
:163-169.
Anonim. 2A06. Info Daerah: Perkembangan
Potensi dan Peluang Investasi Sektor
Kelautan dan Perikanan Provinsi
Kalimantan Barat. http://dkp.go.id
Anonim. 2009. Smgai Kapuas. http://
wrvw.ppkrnlb.page.tli
Akses
Sun gai-Kapuas.htm.
2l Jurrr}}A9.
Bastiawan D., Taukhid, Alifuddin M., Dermawati
T.S. 2006. Perubahan Hematologi dan
Jaringan Ikan Lele Dumbo Clarias
gmiepinus yang Diinfeksi Cendawan
Aphanomyces sp.
I. 2003.Ikan Sebagai Alat Monitor
Pencemaran. Fakultas Kesehatan
Chahaya
Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Medan.
Dickinson, V.M., Jarchow,J.L., TruebloodJvl.H.
2002. Hematolory and Plasma Biochemistry
Reference Range Values For Free-Ranging
Desert Tortoises
KESIMPULAN DAI\ SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa parameter hematologi ikan nila
mampu memberikan gambaran kualitas air sungai
Kapuas tempat budidaya ikan. Ikan nila hasil
budidaya keramba apung lokasi 2 (Kelurahan Parit
Mayor) yang berada dekat pabrik sehingga
potensial terpapar oleh bahan pencemar
mempunyai nilai hematologi di luar kisaran nilai
ih
ln
Arizona. Jownal of
Wildlife Deseases. 36:143-1
5
l.
Ganong W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi ke-22. Penerbit Buku
Kedotteran EGC. Jakarta.
Gunarso W. 1989. Mikroteknik. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Studi
Ilmu Hayati, IPB. Bogor.
Hadi A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan
Sampel Lingkungran. Gramedia Pustaka
JURNAL PENELITAN DAN PENGEMBANGAN
Edisi Telonlogi Volume 04 Nomor 02 Tahun 2009
L eritrocl
t
Iblft Perfomance {Haematology)
h Fistl Cultrne in Sea Cages at
E
rm)
dil
Fit
rg Coasf Bontang. Aquaculture
&pt5-153.
G
Ake J.E.G., Idoge E.
izl
2005.
Chmacteristics of the African
Psachanna obscura.
A,frican
B.E. and Svaberg O. 1976.
for Hematologys and BioFi$. Chambridge University
NewYork. Melboume.
1978. Fish Patology. Bailliere
Sfrjari
I
d
H63-
D., Rahawati A. 2001.
Ikan Air Tawar. Jurnal
D., Thoney D., Hueter R
The Elasmobranch Husbandry
bBiological Survey Inc. USA
Tdmik Pemeriksaan Darah Ikan
Buletin Teloik Litknyasa
}t4.
Menihan
Ikan Nila (Oreochromis
Jenderal Budidaya Perikanan
hgembangan Budidaya Air
2008. Clinical Hematology
Practice. Lippincott Williams
Ls. USA.
N7. Pengamatan Parameter
Pada Insang Ikan Mas yang
hrrostimulan, Buletin
Teknik
.6:45-49.
l
agfl
r hcfr
UEiM
DAN PENGEMBANGAN
Download