pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kinerja

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam persaingan usaha yang semakin meningkat, peran sumber daya
manusia (SDM). yang dimiliki suatu perusahaan dirasakan semakin meningkat. Tidak
dapat dipungkiri bahwa kompetensi pegawai dalam suatu perusahaan seringkali
menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis,khususnya bagi perusahaan yang
bergerak di industri jasa.
Salah
satu sektor industri jasa di Indonesia memerlukan sumber daya
manusia (SDM).
dengan kompetensi yang baik adalah sektor perbankan .
Perkembangan sektor perbankan di negara kita dari tahun ke tahun memberikan
gambaran betapa kompetensi pegawai memiliki peran penting dalam perjalanan usaha
suatu bank .Sebelum dilanda krisis ekonomi tahun 1997-1998 bank- bank besar di
Indonesia umumnya bertumpu pada perbankan korporasi (corporate banking) yang
mengandalkan nasabah-nasabah besar dalam jumlah terbatas. Sayangnya, ketika
krisis melanda Indonesia
segmen korporasi tersebut justru menjadi sector yang
mengalami hantaman ekonomi paling besar dibandingkan segmen-segmen usaha
lainnya.Gejolak bisnis yang dialami perusahaan-perusahaan besar pada masa krisis
1
pada gilirannya telah membawa dampak yang tidak sedikit terhadap perjalanan usaha
bank-bank besar di Indonesia.
Pentingnya peningkatan kompetensi pegawai yang terus menerus kemudian
mendorong perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan/training yang
memampukan pegawainnya untuk memahami kebutuhan nasabah secanra tepat agar
dapat menawarkan dan menjual produk perbankan yang sesuai. Pentingnya peran
training untuk mengembangkan sektor perbankan ritel ini semakin disadari oleh
kalangan perbankan Indonesia, terutama oleh bank-bank milik negara yang selama ini
cenderung kurang menaruh perhatian terhadap hal tersebut.
Bidang ketenagakerjaan yang juga merupakan sumber daya manusia
mencakup semua energi, ketrampilan, bakat, kemampuan dan pengetahuan manusia
yang dapat atau harus digunakan untuk tujuan produksi. Pendekatan sumber daya
manusia menekankan bahwa tujuan dari pembangunan adalah memanfaatkan tenaga
manusia sebanyak mungkin dalam kegiatan produktif. Salah satu konsekuensi dalam
penggunaan pendekatan sumber daya manusia adalah pengembangan kompetensi
sumber daya manusia.
Menurut Sidarto (Swa, 2002),” para knowledge worker dibutuhkan didalam
organisasi untuk membantu kebutuhan organisasi meningkatkan kreativitas dan
produktivitas. Mereka biasannya menjalankan tugas yang sangat kritis terhadap
strategi atau misi organisasi karena pendidikan atau keahlian yang dimiliki.”
Kesiapan indonesia dalam menghadapi tantangan penyediaan knowledge
worker tersebut ternyata belum maksimal. Menurut hasil penelitian lembaga PBB
2
UNDP tahun 2000 dan lembaga riset PERC di Hongkong tahun 2001 tentang kualitas
pendidikan, Indonesia menduduki posisi terendah diantara negara ASEAN. Hal ini
juga di tegaskan oleh menteri tenaga kerja
dan transmigrasi (2002) bahwa
permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam menghadapi pasar global adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusia. Pekerja indonesia sangat memprihatinkan
kualitasnya karena menempati posisi terendah diantara 12 Negara ASEAN.
Mengsikapi hal tersebut, maka mau tidak mau dalam menghadapi era
perdagangan bebas, indonesia harus segera melakukan peningkatan mutu sumber
daya manusianya agar perusahaan-perusahaan di indonesia dapat maju dan mampu
bersaing dengan perusahaan negara lain.
Untuk mengantisipasinnya tentu di butuhkan suatu pelatihan sebagai bentuk
pengembangan sumber daya manusia yang baik, perusahaan-perusahaan tersebut
menggunakan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dari para
karyawannnya. Dengan demikian, peningkatan kompetensi ini, diharapkan dapat
mendukung dalam pencapain tujuan perusahaan yaitu optimal profit.
Untuk mengembangkan sumber daya manusia suatu perusahaan atau
organisasi dan meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja pegawai, pelatihan
karyawan sangat penting dilaksanakan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Kita bisa melihat hubungannya dari dua sisi, yaitu :
3
a. Hubungan antara Pelatihan dengan Tingkat motivasi karyawan dan lalu pada
akhirnya dengan kinerja karyawan.
b. Hubungan antara Pelatihan dengan Tingkat Kompetensi / Kapabilitas karyawan
dan lalu pada akhirnya dengan tingkat kinerja karyawan.
Untuk yang pertama, berbagai studi memperlihatkan bahwa ada korelasi yang
positif antara tingkat motivasi dan komitmen karyawan dengan beberapa faktor-faktor
tertentu didalam organisasi, seperti gaji/kompensasi
(compensation), kesempatan
untuk mengembangkan karier (training and career development) termasuk
didalamnya pelatihan karyawan,kepemimpinan didalam organisasi (leadership),
komunikasi (communication), lingkungan kerja fisik (physical working environment),
hubungan kerja antar pegawai (working relationship,culture), visi, misi dan tujuan
organisasi (sense of direction). Faktor-faktor lain, seperti reputasi perusahaan atau
organisasi juga penting.
Yang perlu diingat adalah hasil studi atau modelling mengenai hubungan antara
motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat motivasi.
Sehingga para
peneliti yang berbeda bisa saja datang dengan faktor-faktor dan definisi yang tidak
sama persis mengenai faktor-faktor yang mepengaruhi tingkat motivasi karyawan,
namun pengamatan penulis atas berbagai model yang ada, faktor-faktor yang
disebutkan diatas, termasuk program pelatihan karyawan , umumnya terlihat pada
berbagai model yang ada.
4
Berikutnya studi dan intuisi kita juga mempelihatkan bahwa ada hubungan
yang positif antara tingkat motivasi dan komitmen kerja karyawan dengan kinerja
mereka. Dengan kemampuan yang sama, karyawan yang memiliki motivasi dan
komitmen yang lebih tinggi dapat diperkirakan akan memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan karyawan yang lain.
Untuk yang kedua, kinerja karyawan tentu dipengaruhi oleh kompetensi
karyawan tersebut. Seorang karyawan yang memiliki kompetensi, misalnya dibidang
teknologi informasi, tentu memiliki kinerja yang lebih baik bila mengerjakan hal-hal
yang berhubungan dengan teknologi Informasi, dibandingkan dengan karyawan yang
tidak memiliki kompetensi didalam bidang tersebut. Pelatihan akan membantu
karyawan meningkatkan kompetensi mereka.
Namun sebenarnya sebuah program pelatihan tidak hanya berasal dari
eksternal perusahaan, tetapi juga internal perusahaan misalnya dengan memilih
trainer dari para senior perusahaan itu yang memang sudah sangat berpengalaman
dibidangnya. Hal ini menurut penulis justru akan lebih efektif dan efisien karena
secara otomatis nara sumber tersebut sudah familiar dengan budaya diperusahaan
tersebut sehingga akan terasa lebih personal danaplikatif.
Beberapa metode yang banyak dilakukan adalah dengan metode in house
training, seminar, workshop sampai e-learning (self study) yang dapat diakses dari
sistem informasi sumber daya manusia (HRIS).
5
Mengenai peserta dari program pelatihan, idealnya tidak hanya karyawan baru
yang diberikan program ini, tetapi juga karyawan lama yang sudah bertahun-tahun
mengabdi pada perusahaan juga dapat mengikuti program pelatihan, karena
disamping sebagai sarana meningkatkan kompetensi, program inijuga sebagai salah
satu upaya meningkatkan motivasi karyawan. Melihat dari pentingnya pengaruh
antara pelatihan terhadap kinerja karyawan, maka penulis mengambil tema
“.Pengaruh Program Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan.”
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada skripsi ini meliputi :
1.2.1
Bagaimana program pelatihan karyawan yang dilakukan di PT.Bank Panin
Tbk divisi EDC.
1.2.2
Bagaimana kinerja karyawan PT.Bank Panin Tbk divisi EDC.
1.2.3
Berapa besar pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan PT.Bank Panin
Tbk divisi EDC.
1.3 Batasan Masalah
Pada skripsi ini, akan membahas mengenai konsep dari pelatihan serta menganalisa
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Pada skripsi ini tidak membahas mengenai
6
program pengembangan karyawan, tingkat kesulitan dalam implementasi dan caracara untuk mengatasi kendala teknis yang mungkin terjadi khususnya dalam hal elearning.
Responden skripsi ini juga hanya pada karyawan Sub Divisi Electronic Delivery
Channels (EDC).
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan :
a. Mempelajari program pelatihan karyawan yang melandasi peningkatan kinerja
karyawan.
b. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT.Bank Panin Tbk divisi EDC.
c. Untuk menganalisa pengaruh pelatihan karyawan terhadap peningkatan
kinerja karyawan pada PT.Bank Panin Tbk divisi EDC.
1.4.2
Manfaat Penelitian:
a. Untuk penulis
1)
Mengaplikasikan berbagai ilmu yang diperoleh penulis selama
masa pendidikan dan juga akan menambah wawasan dan
pengetahuan penulis.
7
2)
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi,
Program Manajemen, konsentrasi manajemen Sumber Daya Manusia.
b. Untuk pihak lain
1)
Bagi perusahaan menjadikan masukan dalam hal perencanaan dan
pelaksanaanprogram pelatihan yang efektif dan efisien sehingga
peningkatan kinerja khususnya dibidang pelayaanan dapat terwujud.
2)
Bagi peneliti lain dapat sebagai bahan informasi yang berharga dan
untuk peneliti lain agar lebih menyempurnakan metode yang akan
digunakan.
8
Download