BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anggaran
Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, sehingga diperlukan suatu perencanaan yang matang dan disertai caracara pengendaliannya agar tujuan tersebut tercapai. Perencanaan merupakan dasar
untuk mengadakan pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan salah satu alat yang digunakan
sebagai perencanaan dan pengendalian semua kegiatan perusahaan yang
dinyatakan
dalam
satuan
kegiatan
dan
satuan
uang,
yang
mencakup
pengembangan dan aplikasi dari tujuan perusahaan, spesifikasi tujuan,
pengembangan strategi jangka pendek dan jangka panjang, pembuatan suatu
pengembangan strategi jangka pendek dan jangka panjang, pembuatan suatu
laporan kinerja periodik dan pengembangan prosedur tindak lanjut. Dengan
demikian, anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengendalikan
kegiatan perusahaan.
2.1.1 Pengertian Anggaran
Anggaran perusahaan atau budget mempunyai definisi yang beraneka
ragam, namun apabila diamati dengan teliti masing-masing definisi tersebut
mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama. Perbedaan yang ada pada
umumnya berkisar kepada isi anggaran yang akan disusun.
Anggaran merupakan rencana manajemen untuk kepentingan perencanaan
dengan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil
oleh pelaksana untuk merealisasikan rencana yang sudah disusun.
Dari beberapa pendapat tentang definisi anggaran yang telah ada, sebenarnya
dapat disusun pengertian yang lebih jelas dan sistematis mengenai definisi
anggaran tersebut. Berikut ini, dikemukakan beberapa definisi anggaran yang
dinyatakan oleh para ahli.
12
13
Munandar (2004:1) mengemukakan bahwa:
“Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (Periode)
tertentu yang akan datang”.
Horngren (2006:1) mengemukakan:
“A budget is quantitative expression of a proposed plan of action by
management for a future time period and is an aid to the coordination
and implementation of the plan”.
Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa penekanan tentang anggaran
adalah sebagai alat bantu yang dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, untuk
merencanakan jumlah sumber yang akan digunakan dan diperoleh serta
mengendalikannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk lebih
jelasnya anggaran dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Anggaran merupakan prestasi yang diharapkan dapat dicapai
oleh perusahaan dan penyusunan anggaran.
2. Anggaran harus mencerminkan secara formal rencana dan tujuan
yang telah digariskan oleh pimpinan untuk keseluruhan
perusahaan, artinya bahwa anggaran disusun dengan sengaja dan
bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
3. Anggaran harus bersifat sistematis, yang artinya bahwa anggaran
disusun dengan berurutan berdasarkan logika.
4. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung
jawab untuk mengambil keputusan, sehingga merupakan suatu
hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan beberapa asumsi
tertentu.
Dari definisi di atas, bahwa anggaran meliputi aspek perencanaan
mengenai kegiatan-kegiatan dimasa yang akan datang, yang disusun oleh
manajemen secara formal dan sistematis dan dinyatakan dalam satuan uang atau
kuantitas lainnya guna membantu manajemen dalam rangka menjalankan
fungsinya terutama dalam fungsi perencanaan, koordinasi dan pengendalian.
2.1.2 Karakteristik Anggaran
Sebagai masyarakat awal tidak dapat membedakan antara anggara dengan
ramalan (forecast), mereka beranggapan bahwa keduanya adalah sama karena
14
keduanya berorientasi ke masa yang akan datang. Untuk mendapatkan konsep
yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan perbedaan karakteristik
anggaran dengan ramalan.
Supriyono (2007:83) menguraikan perbedaan karakteristik anggaran
dengan ramalan sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam ukutan moneter.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi kesanggupan atau komitmen manajemen untuk
mencapainya, yang berarti para manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh penguasa yang
berwenang lebih tinggi daripada penyusun usulan anggaran.
5. Setelah disahkan, tidak dapat diubah kecuali pada kondisi khusus.
6. Secara periodik, realisasi dibandingkan dengan anggaran dan
penyimpangan dianalisis dan dijelaskan.
Sedangkan ramalan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Ramalam dapat dinyatakan dalam ukuran moneter dan bukan
moneter.
2. Ramalam dapat mencakup sembarang waktu.
3. Ramalam tidak selalu disetujui oleh penguasa yang lebih tinggi.
4. Ramalan tidak selalu disetujui oleh penguasa yang lebih tinggi.
5. Ramalan segera diperbaharui jika ada informasi baru yang
menunjukkan perubahan kondisi.
6. Penyimpangan terhadap ramalan tidak dianalisis secara formal
atau periodik.
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa ramalan hanya merupakan
suatu gambaran mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang tanpa si
peramal sendiri dibebani tanggung jawab atas apa yang diperkirakannya.
Sedangkan anggaran merupakan suatu proses memutuskan apa yang aka
dilaksanakan di masa yang akan datang dan jika anggaran telah ditetapkan, maka
para manajer dibebani tanggung untuk mencapainya. Dengan demikian jelaslah
bahwa anggaran dan ramalan itu berbeda. Akan tetapi, ramalan mempengaruhi
penyusunan anggaran.
15
2.1.3 Kegunaan dan Manfaat Anggaran
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam
penyusunan perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan. Ada
beberapa manfaat anggaran menurut Ambarwati dan Jihadi (2005:8-10) yang
cukup besar jika dipergunakan dalam perusahaan, yaitu:
1. Terdapatnya perencanaan
Jika perusahaan mempergunakan anggaran maka akan dapat menyusun
perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini dimungkinkan
dengan mempergunakan anggaran berarti seluruh
kegiatan dalam
perusahaan akan diperhatikan oleh anggaran perusahaan.tidak ada
satupun kegiatan yang dilakukan perusahaan dilaksanakan an
memerlukan biaya.dengan demikian,maka anggaran ini
pencerminan
seluruh
kegiatan
perusahaan,sehingga
merupakan
penyusunan
anggaran akan merupakan penyusunan seluruh rencana kegiatan dalam
perusahaan secara terpadu.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
Perusahaan yang telah menerapkan anggaran, diharapkan
melaksanakan kegiatan yang ada dalam perusahaan dengan lebih pasti,
karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah
ada/disusun. Hal ini akan dapat menghilangkan keragu-raguan atau
ketidakpastian yang ada dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan
sehingga langkah-langkah yang diambil oleh para pelaksanaknan akan
menjadi lebih pasti dan akurat.pelaksanaan dengan mempergunakan
anggaran yang telah ditetapkan akan menghasilkan kegiatan yang
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Dengan demikian,
maka anggaran akan dapat dipergunakan sebagai pedoman yang dapat
dipercaya bagi pelaksana kegiatan dalam perusahaan yang
bersangkutan.
3. Sebagai alat bantu koordinasi dalam perusahaan
Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada,dengan
demikian
akan
melibatkan
seluruh
bagian
dalam
perusahaan.pelaksanaan kegiatan dengan mempergunakan anggaran
sebagai pedoman akan berarti melakukan kegiatan dalam perusahaan
di bawah koordinasi yang baik.hal ini disebabkan karena dalam
penyusunan anggaran sudah dipertimbangkan kaitan kaitan satu bagian
dengan bagian yang lain, sehingga pelaksanaan kegiatan yang
berpedoman kepada anggaran sudah tergantung arti koordinasi yang
sebenarnya.Apa yang sudah digariskan di dalam anggaran berarti
sudah di mempertimbangkan keterkaitan dengan bagian yang lain
16
pelaksanaan operasional meskipun tidak melihat keterkaitan
kegiatannya dengan kegiatan yang lain ,jika melakukan kegiatan
berdasarkan anggaran yang telah ada berartitelah ikut menunjang
tercapainya koordinasi yang baik dalam perusahaan tersebut.
4. Sebagai alat pengawasan yang baik
Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu kegiatan,maka
manajemen perusahaan akan dapat membandingkan (compare)
pelaksanaan kegiatan tersebut sebelumnya. Dalam hal ini anggaran
akan dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan kegiatan yang
sedang dilaksanakan dalam perusahaan.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan
Suatu perusahaan yang telah mempuyai anggaran untuk pelaksanaan
kegiatan operasionalnya,akan dapat melaksanakan evaluasi rutin pada
setiap kali selesai melaksanakan kegiatan.dalam jangka waktu tertentu
(misalnya satu tahun) paling tidak manajemen perusahaan dapat
menyusun evaluasi kegiatan yang telah di lakukan oleh perusahan
dengan mempergunakan anggaran sebagai alat evaluasi.Seberapa jauh
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dari rencana yang telah disusun
serta penyebab apa saja yang menimbulkan penyimpangan kerja
tersebut dapat didiskusikan di dalam perusahaan serta dicarikan jalan
keluarnya.Evaluasi semacam ini merupakan halyang sulit dilakukan
apabila tidak terdapat anggaran di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Dari beberapa macam manfaat anggaran yang
dikemukakan di atas, manfaat anggaran yang paling pokok adalah
sebagai alat perencanaan, alat koordinasi serta alat pengawas dan
evaluasi. Apabila manajemen perusahaan telah merasakan manfaat dari
penggunaan anggaran didalam perusahaannya,maka pada umumnya
manajemen perusahaan tersebut akan berbulat hati untuk menggunakan
anggaran sebagai alat bantu manajemennya.
Meskipun jenis anggaran bermacam-macam serta tergantung pada jenis
usaha perusahaan, namun pada dasarnya setiap anggaran disusun agar segala
kegiatan yang terjadi dalam perusahaan lebih terencana dan terorganisir dengan
baik. Selain itu juga anggaran yang handal dapat dijadikan alat pengendalian dan
alat pengevaluasian hasil dari yang telah dicapai oleh perusahaan dalam jangka
waktu tertentu.
Menurut M. Munandar (2004:10) ada tiga kegunaan pokok anggaran
yaitu:
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan
perusahaan diwaktu yang akan datang.
17
2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan kerja agar semua
bagian yang terdapat di dalam perusahaan yang saling menunjang,
saling bekerja sama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah
ditetapkan.
3. Sebagai alat pengawas kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat perbandingan
untuk untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan. Dari
perbandingan tersebut akan diketahui ketidak sesuaian antara anggaran
dengan realisasinya serta kekuatan dan kelemahan dari perusahaan
tersebut. Hal ini akan sangat berguna untuk penyusunan anggaran
selanjutnya agar dapat lebih akurat.
Anggaran juga dapat merangsang suasana yang bersemangat untuk
memperoleh laba dan meminimalkan biaya. Hal itu dikemukakan oleh Supriyono
(2007:343) mengenai kegunaan anggaran, yaitu:
1. Anggaran merupakan alat bagi manajemen untuk melihat ke
depan dan menentukan tujuan perusahaan, karena dalam
anggaran dicantumkan apa yang menjadi target perusahaan.
2. Anggaran adalah alat koordinasi kegiatan dalam perusahaan.
Dengan adanya target perusahaan yang jelas, setiap pihak dalam
perusahaan mempunyai persepsi yang sama mengenai apa yang
harus dilakukan untuk mencapai target perusahaan yang jelas.
Setiap pihak dalam perusahaan mempunyai persepsi yang sama
mengenai apa yang harus dilakukan untuk mencapai target
tersebut dalam kapasitasnya masing – masing.
3. Anggaran yang terperinci dapat dijadikan alat kegiatan pengawas
kegiatan
perusahaan.
Dengan
menggunakan
anggaran
manajemen akan lebih mudah mengetahui adany penyimpangan
kegiatan yang tidak searah dengan tujuan perusahaan.
4. Anggaran mempermudah manajemen untuk memeriksa efisiensi
penggunaan sumber daya dalam kegiatan perusahaan.
5. Anggaran mengakibatkan suasana yang bersemangat untuk
memperoleh laba. Tekanan anggaran tidak hanya saja pada
peminimalan biaya tapi memaksimalkan laba.
6. Tambahan biaya akan dibenarkan bila tambahan biaya tersebut
diperkirakan dapat meningkatkan laba.
7. Anggaran dapat mendorong dipakainya standar sebagai sebagai
alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu didalam
organisasi perusahaan.
8. Anggaran membantu manajemen mengambil keputusan,
misalnya keputusan untuk membeli atau memproduksi, membuat,
menyewa, menambah, mengurangi atau sebagainya.
18
Dengan memperhatikan uraian di atas semakin jelaslah bahwa anggaran
merupakan elemen penting dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan dengan
kapasitasnya sebagai pedoman, alat pengendalian, standar efektiitas, dan standar
prestasi.
Menurut Abdul Halim (2007:172) dbahwa anggaran mempunyai dua
peran penting dalam sebuah perusahaan yaitu:
“Sebagai alat untuk perencanaan (Planning) dan sebagai alat untuk
pengendalian (control jangka) jangka pendek bagi organisasi”.
Bardasarkan jenis dan tujuannya, angaran biaya memberikan perincian
alokasi bermacam-macam biaya, seperti pengiklanan, penjualan, administrasi,
penelitian dan manufacturing.
Dari pengertian-pengertian di atas bahwa tujuan dibentuknya anggaran
adalah merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan dan pengendalian.
Anggaran sendiri merupakan rencana manajemen.
Menurut Abdul Halim (2007:174) bahwa anggaran berguna untuk:
1. Memperjelas rencana strategi.
2. Membantu koordinasi kegiatan beberapa bagian dari suatu
organisasi.
3. Melimpahkan tanggung jawab manajer, untuk memberikan
otoritas jumlah yang diizinkan untuk dikeluarkan dan
menginformasikan kinerja yang diharapkan.
4. Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar
penelitian manajer.
Dalam pelaksanaannya penyusunan anggaran penjualan akan menjadi
dasar untuk penyusunan anggaran-anggaran lain yaitu anggaran produksi,
anggaran biaya distribusi, anggaran biaya umum, dan administrasi. Dari
perbandingan antara sukses dengan kurang sukses, maka akan diketahui
penyimpangan – penyimpangan antara anggaran dan realisasi.
2.1.4 Keterbatasan Anggaran
Menurut Supriyono (2007:86) meskipun anggaran mempunyai banyak
manfaat, tetapi terdapat pula beberapa keterbatasannya, yaitu:
19
1. Anggaran didasarkan kepada estimasi atau proyeksi yang
ketepatanya tergantung kepada kemampuan pengestimasi dan
pemroyeksi.
2. Anggaran didasarkan pada kondisi tertentu dan asumsi tertentu,
sehingga jika kondisi atau asumsi yang mendasari berubah maka
anggaran harus di koreksi.
3. Anggaran berpungsi sebagai alat manajemen bila semua
pihak,terutama para manager terus bekerja sama secara
terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan.
4. Anggaran tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan
pertimbangan manajemen.
Oleh karena anggaran hanyalah sebagai alat bagi manajemen,maka
meskipun suatu anggaran telah disusun dengan baik, namun kehadiran manajemen
masih mutlak diperlukan.Anggaran yang baik tidak dapat menjamin bahwa
pelaksanaan serts realisasinya akan baik juga tanpa dikelola oleh tangan-tangan
manajemen, sehingga dalam pelaksanaanya anggaran sangat tergantung pada
manusia-manusia yang menjalankanya. Oleh karena itu bagi para manager
keterbatasan-keterbatasan anggaran ini harus selalu diperhatikan dalam proses
penyusunan anggaran.
Anggaran yang baik dan mendekati sempurna tidak akan menjamin bahwa
realisasinya juga akan sempurna tanpa didukung oleh manajemen yang baik.
Disamping itu bagaimanapun, sebagai suatu alat anggaran masih memiliki
babarapa keterbatasn. Anggaran memiliki beberapa keterbatasn antara lain yang
dikemukakan oleh Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (2007:50) yaitu :
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi
penjualan, kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya
dengan baik kegiatan tergantung pada ketetapan estimasi
tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru
berhasil apabila dilaksanakan sungguh – sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya bukan
menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu perlu memiliki sifat yang
luwes.
20
2.1.5
Jenis - jenis Anggaran
Dengan memandang anggaran dari aspek pengendalian manajemen
Robert. N Anthony yang diterjemahkan oleh Agus Maulana (2006:455),
mengklasifikasikan anggaran sebagai berikut:
1. Anggaran Biaya (Expense Budget) dibagi dua jenis yaitu:
a) Anggaran biaya terhitung (Engineered Expense Budget), di
dalamnya meliputi biaya yang dapat diperhitungkan secara
teknis di pusat tanggung jawab, dimana output dapat diukur.
b) Anggaran biaya pertimbangan (Discretionary Expense Budget),
di dalmnya meliputi biaya pertimbangan di pusat tanggung
jawab yang out putnya tidak dapat diukur.
2. Anggaran Pendapatan (Revenue Budget)
Anggaran ini terdiri dari proyeksi penjualan dalam unit,
dikalikan dengan perkiraan harga jual.
3. Anggaran Rugi Laba (Profit Budget)
Anggaran ini merupakan suatu rencana laba tahunan yang terdiri
dari serangkaian angka-angka proyeksi keuangan untuk tahun
yang akan datang.
Berbagai macam anggaran yang terdapat dalam suatu perusahaan
sesungguhnya saling bergantung, berhubungan dan tergantung dalam anggaran
induk atau master budget, hal ini dikemukakan oleh Supriyono (2007:363)
sebagai berikut:
“Anggaran induk atau master budget adalah suatu jaringan kerja
yang berisi berbagai anggaran yang terpisah namun saling
berhubungan dan bergantungan satu sama lain”.
Anggaran induk yang dimaksud terdiri dari tiga bagian penting yaitu:
1. Anggaran Operasi
Anggaran ini menunjukkan rencana operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan di tahun yang akan datang.
2. Anggaran Kas
Anggaran ini menunjukkan perkiraan sumber dan penggunaan kas dalam
tahun anggaran.
21
3. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran ini menunjukkan rencana investasi perusahaan dalam tahun
anggaran. Selain itu Supriyono (2007:375) menggolongkan jenis anggaran
atas dasar fleksibilitas, periode dan kegiatan operasionalnya. Dijelaskan
sebagai berikut:
Jenis Anggaran berdasarkan fleksibilitasnya:
1. Anggaran tetap atau anggaran statis (Fixed Budget atau Static Budget)
Anggaran tetap berdasarkan kepada estimasi atau tingkat volume kapasitas
tertentu dan akan dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.
2. Anggaran Fleksibel atau anggaran turunan (Flexible Budget atau
Slidingscate Budget)
Anggaran fleksibel adalah anggaran disusun berderet (seri) yang
merupakan perbandingan antara beberapa tingkat volume kapasitas,
dimana anggaran digolongkan kedalam anggaran biaya tetap dan anggaran
biaya variabel. Anggaran biaya tetap jumlah total akan konstan untuk
tingkat kapasitas tertentu, sedangkan anggaran biaya variabel jumlah
totalnya akan berubah secara proposional dengan perubahan tingkat
kapasitas.
Jenis anggaran berdasarkan periodenya:
1. Anggaran Jangka Panjang
Anggaran yang disusun oleh perusahaan untuk beberapa tahun, misalnya
tiga atau lima tahun. Anggaran jangka panjang harus disusun berdasarkan
perspektif atau harapan yang akan terjadi beberapa tahun yang akan datang
tentang jumlah laba yang akan dicapai (anggaran laba), dan sekaligus
menyusun:
a. Anggaran penjualan
b. Anggaran biaya variabeldan anggaran biaya tetap yang meliputi:
• Biaya produksi
• Biaya administrasi dan umum
• Biaya pemasaran
c. Anggaran neraca yang meliputi:
• Anggaran aliran kas
• Anggaran tingkat persediaan
• Anggaran piutang
• Anggaran hutang, dan lain-lain
d. Anggaran ekspansi dan investasi aktiva tetap
Menyusun anggaran jangka panjang bukanlah hal yang mudah karena
manajemen harus mampu memprediksi faktor-faktor yang
mempengaruhi anggaran yang terkadang sulit diduga arah
perubahannya terutama untuk jangka panjang. Faktor-faktor yang
dimaksud antara lain situasi sosial, politik, ekonomi, serta kebijakankebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
22
2. Anggaran Tahunan
Anggaran tahunan adalah anggaran yang disusun untuk jangka waktu satu
tahun ke depan, dan isinya mendukung anggaran jangka panjang.
Anggaran tahunan mengarah pada anggaran operasional yang merupakan
koordinasi dari anggaran penjualan, anggaran biaya produksi, anggaran
biaya administrasi dan umum, anggaran biaya pemasaran, anggaran
(proyeksi) keadaan keuangan (neraca).
3. Anggaran Bulanan
Merupakan Anggaran tahunan yang disusun lebih terperinci untuk setiap
bulan didalam tahun anggaran yang bersangkutan, oleh karena itu sebagai
alat pengendalian atau pengawasan kegiatan perusahaan agar sesuai target
yang telah ditetapkan.
Jenis anggaran berdasarkan kegiatan operasionalnya:
1. Anggaran Penjualan
Anggaran ini dapat disusun berdasarka jenis produk yang dijual. Daerah
penjualan, atau faktor lainnya, atau kombinasi beberapa faktor tersebut.
Dalam meramalkan penjualan yang dianggarkan perlu dipertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
a. Faktor eksternal, meliputi:
Kegiatan industri, kebijakan pemerintah, perkembangan ekonomi
nasional atau dunia, daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup, dan
lain-lain.
b. Faktor internal, meliputi:
Fluktuasi kemampuan penjualan perusahaan, ekspansi pabrik,
kemampun bagian penjualn, dan lain-lain.
2. Anggaran Produksi, meliputi:
a. Anggaran biaya produksi
b. Anggaran persediaan
c. Anggaran pembelian
3. Anggaran Biaya Komersil dan Finansial, meliputi:
a. Anggaran biaya distribusi atau pemasaran
b. Anggaran biaya administrasi dan umum
c. Anggaran biaya finansial
4. Anggaran Kas, meliputi:
a. Anggaran penerimaan kas
b. Anggaran pengeluaran kas
5. Anggaran Pengeluaran Modal, meliputi:
a. Anggaran penggantian aktiva
b. Anggaran penambahan aktiva tetap
c. Anggaran ekspansi
2.1.6
Prinsip Dalam Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran
Setiap perusahaan memiliki kegiatan yang berbeda antar satu dengan yang
lainnya. Anggaran yang dibuat oleh perusahaan jasa berbeda dengan anggaran
23
yang dibuat perusahaan dagang, karena kegiatan perusahaan jasa berbeda dengan
kegiatan di perusahaan dagang. Meskipun demikian dalam penyusunan anggaran
masih terdapat pesamaan yang mendasar. Agar anggaran dapat disusun dan
dilaksanakan dengan sebaik baiknya, ada beberapa prinsip yang harus ditaati
seperti yang dikemukakan oleh Welsch (2007:30) dan Anthony dan
Govindarajan (2006:7-9), seperti:
1. Managerial Involvement Comitment
Keterlibatan manajemen itu menyangkut: dukungan, keyakinan,
partisipasi, dan orientasi dalam pelaksanaan manajemen agar anggaran
dapat berjalan efektif. Semua tingkatan manajemen, terutama
manajemen puncak harus: (a) memahami sifat dan ciri anggaran; (b)
yakin bahwa pendekatan khusus kearah pengelolaan dipilih sesuai
dengan situasi ; (c) berkemauan untuk melakukan usaha yang
dibutuhkan bagi terselenggaranya anggaran tersebut; (d) mendukung
program dengan segala percabangannya; (e) memandang hasil-hasil
proses perencanaan sebagai ketentuan-ketentuan untuk dilaksanakan.
2. Organizational Adaption
Program anggaran berlandaskan pada struktur organisasi yang sehat.
Garis wewenang atau tanggung jawab ditetapkan dengan jelas
sehingga tujuan perusahaan akan dapat dicapai secara terkoordinir dan
efektif. Untuk ini unit organisasi dibagi secara struktural menjadi sub
unit yang biasa disebut pusat keputusan atau pusat tanggung jawab.
Tapi pimpinan sub unit diserahi wewenang atau tanggung jawab
tertentu atas aktifitas operasional sub unit yang bersangkutan.
3. Reasponsibility Accounting
Perencanaan disusun berdasarkan informasi data historis yang sebagian
besar dihasilkan oleh sistem akuntansi. Demikian pula pelaksanaan
pengendalian dimana hasil-hasil sebenarnya diambil dari data
akuntansi, oleh karena itu dapat diselenggarakannya budget yang baik.
Sistem akuntansi harus berdasarkan pertanggung jawaban organisasi
sehingga data historis yang akan dihasilkan akan cocok untuk tujuan
budget.
4. Full Communication
Agar anggaran sebagai alat bayar dalam melakukan perencanaan dan
pengendalian dapat berjalan efektif, baik pimpinan maupun bawahan
harus mempunyai perngertian yang sama tentang tanggung jawab,
tujuan, sasaran, dan rencana. Untuk ini diperlukan sistem komunikasi
yang memungkinkan untuk pertukaran informasi timbal balik yang
baik antara pimpinan dan bawahan. Komunikasi sangat diperlukan
untuk perumusan tujuan, penyusunan rencana, pembuatan laporan dan
tindak lanjut.
24
5. Realistic Expectation
Dalam anggaran diharapkan manajemen bersifat realistis, menghindari
sifat pesimisme yang berlebihan maupun optimisme yang tidak
rasional. Sasaran yang ditetapkan terlalu tinggi tidak mungkin dicapai,
dan jika terlalu rendah tidak ada usaha khusus untuk mencapainya.
6. Time Dimention
Dalam anggaran pengambilan keputusan manajemen itu mempunyai
tujuan kemasa yang akan datang. Untuk itu manajemen harus
menyusun dan menetapkan suatu dimensi waktu yang tegas untuk
setiap keputusan tertentu, misalnya untuk rencana proyek ditetapkan 5
tahun, 20 tahun dan seterusnya: untuk rencana berkala disusun setiap
bulan, tiap kwartal atau tiap tahun.
7. Fleksibilitas Application
Anggaran menekankan fleksibilitas dalam penerapanya sehingga
memungkinkan untuk meraih dan memanfaatkan kesempatan yang
mengutungkan walaupun tidak tertera dalam anggaran serta
dimungkinkan untuk diadakan penyesuaian dan perancanaan kembali
jika terjadi perubahan.
8. Individual and Group Recognation
Konsep anggaran yang menghendaki agar manajemen tidak hanya
memahami dan melaksanakan aspek prosedur dan mekanismenya saja,
akan tetapi juga harus memperhatikan tingkah laku anggota organisasi
maupun kelompok.
9. Follow Up
Dasar ini menyatakan bahwa baik prestasi diatas maupun dibawah
standar, keduanya harus dievaluasi dengan tujuan :
a. Dalam hal prestasi ini bahwa standar akan digunakan untuk
mengambil tindakan koreksi.
b. Dalam hal prestasi diatas standar digunakan untuk memotivasi.
c. Selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk perncanaan dan
pengendalian yang lebih baik untuk waktu yang akan datang.
Secara singkat Supriyono (2007:345) mengemukan langkah-langkah yang
ditempuh manajemen dalam menyusun anggaran, yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Menentukan pedoman perncanaan.
Menyiapkan anggaran penjualan.
Menyiapkan anggaran komonen lainnya.
Perundingan untuk menyelesaikan rencana final setiap komponen
anggaran.
5. Mengkoordinasi dan menelaah komponen – komponen anggaran.
6. Pengesahan anggaran final.
7. Pendistribusian anggaran yang telah disahkan.
25
2.1.7
Syarat-syarat Anggaran
Agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan
menekan keterbatasannya sekecil mungkin, maka anggaran yang baik menurut
Supriyono (2007:87) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggungjawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai
Sistem akuntansi yang memadai meliputi :
a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan
realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung
penyimpangannya.
b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi
anggaran.
c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggung jawaban.
3. Adanya penelitian dan analisis
Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi.
4. Adanya dukungan para pelaksana
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif dari pelaksanaan tingkat atas maupun bawah.
Dengan terpenuhinya syarat-syarat anggaran tersebut, diharapkan agar
anggaran yang disusunj oleh manajemen perusahaan cukup memadai sehingga
dapat membantu manajemen dalam menjalankan fungsi manajerialnya dengan
lebih efektif sehingga efektivitas setiap kegiatan perusahaan dapat tercapai.
2.1.8
Penggolongan Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran mempunyai lingkup yang luas
seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran
perusahaan. Oleh karena itu, ada berbagai macam anggaran yang mempunyai
kagiatan masing-masing. Anggaran yang satu dengan yang lain akan berbeda baik
dari segi isinya mapun kegunaannya. Untuk itu perlu diketahui penggolongan
yang benar sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dalam memisahkan masingmasing anggaran yang ada di dalam perusahaan.
26
Penggolongan anggaran menurut Christina (2006:12-17) adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya,
anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran parsial, yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas,
misalnya anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan
saja.
b. Anggaran komprehensif, yaitu anggaran dengan ruang lingkup
menyeluruh, karena jenis kegiatannnya meliputi seluruh ativitas
perusahaan dibidang marketing, produksi, keuangan, personalia
dan administrasi.
2. Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran disusun untuk
periode waktu tertentu dengan volume yang sudah ditentukan dan
berdasarkan volume tersebut disusun mengenai revenue, cost dan
expense.
b. Anggaran kontinyu (continuous budget), yaitu anggaran yang
disusun untuk periode waktu tertentu, dengan volume tersebut
diperkirakan besarnya revenue, cost dan expense, namun secara
periodik dilakukan penilaian kembali.
3. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran jangka pendek (tactical plan), merupakan rencana
kegiatan perusahaan secara rinci dalam satu tahun anggaran yang
dituangkan dalam anggaran operasional dan anggaran keuangan.
Anggaran operasional merupakan rencana kegiatan perusahaan
yang ditangani oleh masing-masing departemen, meliputi :
• Anggaran laba/rugi
• Anggaran pembantu laba/rugi: anggaran penjualan, anggaran
produksi, anggaran biaya distribusi, anggaran biaya umum dan
administrasi.
• Anggaran tipe apropiasi, yaitu anggaran yang memberikan
batas pengeluaran yang diijinkan untuk melakukan kegiatan
tertentu, seperti anggaran untuk penelitian dan pengembangan
(R&D), anggaran untuk promosi.
Anggaran keuangan adalah anggaran yang memproyeksikan
anggaran modal, anggaran kas, anggaran neraca dan anggaran
aliran kas perusahaan.
b. Anggaran jangka panjang (strategic plan), merupakan rencana
perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang dengan
penekanan pada pengembangan profil perusahaan pada masa yang
akan datang, meliputi :
• Proyeksi penjualan
• Proyek utama dan penambahan modal
• Aliran kas dan pembiayaan
• Kebutuhan personil
27
Berdasarkan klasifikasi tersebut, anggaran biaya promosi digolongkan
dalam tactital plan yang dituangkan dalam anggaran operasional yang disusun
setiap tahun. Anggaran biaya promosi merupakan anggaran tipe apropiasi
(apropiation-type budget), dimana penerapannya terbatas karena sangat
membatasi kegiatan perusahaan. Pembatasan tersebut muncul untuk besarnya
jumlah maksimum yang diperkenalkan untuk melakukan kegiatan promosi.
2.1.9
Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian program. Oleh karena itu, anggaran yang
sudah disusun dan disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajer
pusat pertanggung jawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang telah
tercantum dalam anggaran tersebut.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:81) menyatakan secara
teoritis proses penyusunan anggaran yang meliputi urutan kegiatan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setting planning guide lines
Preparing the budget
Negotiation to agree on final plans for each component
Coordination and review of the component
Final approval
Distribution of the approval budget
Dari proses penyusunan anggaran yang telah disebutkan, dapat dijelaskan
tahap-tahap penyusunan anggaran sebagai berikut :
1. Merupakan program perencanaan pada tahap pertama, manajemen puncak
menetapkan kebijakan dan pedoman untuk mempersiapkan anggaran,
pedoman ini berbeda-beda di setiap perusahaan.
2. Mempersiapkan anggaran yang pada dasarnya terdapat dua cara untuk
membuat perkiraan sebagai dasar untuk anggaran, yaitu :
a. Membuat ramalan statistik, yaitu analisis matematik tentang kondisi bisnis
secara umum, kondisi pasar serta pertumbuhan penduduk.
28
b. Membuat perkiraan keputusan dengan cara mengumpulkan opini-opini
eksekutif.
Pedoman anggaran yang telah dipersiapkan oleh manajemen tingkat atas
disebarkan ke berbagai tingkat di perusahaan. Manajer di setiap tingkatan
tersebut dapat menambah informasi lain yang lebih terperinci sebagai
pedoman bagi bawahan mereka.
3. Negosiasi untuk menyetujui rencana akhir setiap komponen anggaran. Pada
tahap ini dilakukan negosiasi antara manajer yang mempersiapkan budget
dengan manajemen yang lebih tinggi. Nilai anggaran sebagai rencana atas apa
yang akan dilakukan sebagai alat pemotivasi dan sebagai standar
perbandingan kinerja yang sesungguhnya, akan diukur tergantung pada seluas
apakah dan secakap apakah negosiasi dilakukan.
4. Mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran. Negosiasi dapat
menyebabkan perubahan dalam anggaran. Jika perubahan dalam anggaran
tersebut signifikan, anggaran harus direvisi. Dalam proses negosiasi dan
pemeriksaan, mereka juga menguji hubungan antara yang satu dengan yang
lainnya.
5. Pengesahan anggaran final. Pada tahap ini anggaran yang diajukan, diserahkan
kepada manajer senior untuk disetujui.
6. Pendistribusian anggaran yang telah disetujui kemudian diserahkan ke unitunit dalam pemisahan dan disajikan bagi pusat-pusat pertanggung jawaban
untuk melaksanakan rencana tersebut.
Menurut Christina (2006:3) dalam menyusun suatu anggaran perusahaan
perlu diperhatikan beberapa syarat, yaitu bahwa anggaran tersenut harus ralisti,
luwes dan kontinyu.
1. Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.
2. Luwes, artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk
disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.
3. Kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus,
dan bukan merupakan suatu usaha yang insidentil.
Suatu perusahaan menyusun anggaran karena perusahaan tersebut yakin
bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan berbagai relevant
29
variable dalam mencapi tjuan, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
sistem manajemen ilmiah, mempunyai kemampuan utnuk berkomunikasi secara
efektif, mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi kepada anggotanya
dan mempunyai kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi.
Menurut Supriyono (2007:92) langkah-langkah penyusunan anggaran
dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang
akan mempengaruhi masa depan.
2. Menentukan perencanaan strategis dan program, yaitu penentuan
tujuan organisasi dan rencana masa depan.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi dan rencana jangka
panjang ke manajer di bawahnya serta komite anggaran sehingga
mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai cara-cara pokok
untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegitan dan mengawasi
kegiatan (supervision)
5. Meyusun anggaran dari tiap divisi yang selanjutnya akan
diserahkan kepada komite organisasi.
6. Menarankan revisi usulan anggaran dari setiap divisi agar
terdapat sinkronisasi dengan anggaran divisi yang lain,dan agar
sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
7. Menyutujui revisi usulan anggaran dari setiap divisi dan
merakitnya menjadi anggaran perusahaan
8. Setelah
dilakukan
revisi,anggaran
tersebut
disahkan
didistribusikan ke setiap divisi dan bagian organisasi di bawahnya
sebagai pedoman pelaksanaan kegitan dan sekaligus sebagai alat
pengendalian.
Angaran yang telah disusun dan disahkan tersebut merupakan tanggung
jawab manajer setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya dan harus diambil
langkah-langkah
positif
untuk
mencapai
rencana
yang
telah
disusun
tersebut,dalam menyusun suatu anggaran,dan tidak hanya memperhatikan
kontribusu yang dapat diberikan anggaran terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.10 Oganisasi Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya pihak yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
penyusunan anggaran dan pelaksanaan kegiatann penganggaran adalah pimpinan
tertinggi
perusahaan,
karena
pimpinan
tertinggi
perusahaanlah
yang
30
bertanggungjawab atas kegiatann perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi,
tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan penggangaran lainnya
dapat didelegasikan kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan.
Menurut Munandar (2004:17) secara garis besar tugas mempersiapkan
dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada:
1. Bagaian administrasi, bagi perusahaan kecil.
Dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak terlalu kompleks
sederhana, dengan ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan
anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian dari perusahaan
yang bersangkutan tanpa melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan
secara aktif.
2. Komite anggaran, bagi perusahaan besar.
Kegiatan-kegiatan perusahaan lebih kompleks dan beraneka ragam
dengan ruang lingkup yang lebih luas sehingga dalam penyusunan
anggaran dibutuhkan partisipasi aktif semua bagian yang ada dalam
perusahaan.
Menurut Syafri (2007:83) ditinjau dari siapa yang menyusun, maka
penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:
1. Otoriter atau Top-down
Dalam metode otoriter penyusunan dan penetapan anggaran dilakukan
oleh pimpinan tertinggi perusahaan, dengan sedikit bahkan tanpa
keterlibatan bawahan dalam penyusunananya singkat dan
terkoordinasinya antar bagian. Kelemahannya adalah tidak
memperhitungkan kebutuhan tiap bagian
dengan tepat, karena
semuanya merupakan keputusan sepihak dari manajemen puncak.
2. Demokrasi atau Bottom-up
Dalam metode demokrasi prosedur penyusunan anggaran disiapkan
oleh pihak yang melaksanakan anggaran tersebut, kemudian anggaran
akan diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan
persetujuan dan pengesahan. Kelemahannya adalah waktu penyusunan
yang lama dan kurangnya koordinasi antar bagian. Keuntungannya
adalah tiap-tiap bagian dalam perusahaan tinggi.
3. Campuran atau Top-down dan Bottom-up
Dalam metode campuran, prosedur penyusunan anggaran dimulai dari
pimpinan tertinggi menetapkan target departemen menuju pencapaian
sasaran akhir, perusahaan dan untuk selanjutnya dilengkapi dan
dilanjutkan oleh pihak yang melaksanakan anggaran.
31
Kebanyakan perusahaan menggunakan demokrasi atau bottom-up, dengan
pertimbangan pihak yang melaksanakan anggaran lebih mengetahui apa yang
dibutuhkan perusahaan, sehingga dapat disiapkan suatu perincian yang lebih
realistis untuk mendukung anggaran yang mereka susun. Dengan demikian
anggaran yang tersusun merupakan hasil kesepakatan bersama yang sesuai dengan
kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu.
2.2
Biaya
2.2.1
Pengertian Biaya
Sebelum membahas lebih jauh mengenai biaya promosi maka terlebih
dahulu perlu diketahui arti dari biaya itu sendiri. Pada disiplin ilmu akuntansi
pengertian biaya dapat disimpulkan dari berbagai definisi sebagai berikut:
Menurut Milton F. Usry dan Lawrence (2007:25) mendefinisikan biaya
adalah :
“Suatu nilai tukar prasyarat, pengorbanan yang dilakukan guna
memperoleh manfaat”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2007:8) mendefinisikan biaya di dalam arti
luas adalah :
“Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Dari pendapat di atas, terlihat adanya suatu yang dikorbankan untuk
memperoleh manfaat atau mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan yang dilakukan
dapat diukur dengan uang tunai yang dibelanjakan, jasa yang diberikan, atau
pengurangan atas harta. Pengorbanan yang dilakukan untuk manfaat sekarang dan
yang akan datang
Untuk mengelola suatu perusahaan, diperlukan informasi biaya yang
sistematik dan komparatif. Informasi ini membantu manajemen untuk dapat
menetapkan sasaran laba perusahaan dimasa yang akan datang, mengevalusi
keefektifan rencana, dan lain sebagainya.
32
Seringkali orang menyamakan istilah cost dan expense, namun kedua
istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda dan untuk membedakan kedua
istilah tersebut perlu diberikan batasan yang jelas. Karena anggaran berbicara
mengenai biaya, maka kita perlu mengetahui pengertian biaya itu sendiri.
Horngren (2006:30) menerangkan pengertian biaya sebagai berikut:
“As a resource sacrified or achieve objective. A cost (such as a direct
materials or advertising) is usually measured as monetary amount that
mist be paid to acquiere good services. An actual cost is the cost incurred
(a historical ), as distinguished from a budgetted (or forecasted) cost”.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) yang
ditulis ulang oleh Masiyah Kholmi dan Yuningsih (2007:11), menyebutkan
definisi biaya sebagai berikut:
“Pengurangan pada aktiva netto sebagai akibat digunakannya jasajasa ekonomi untuk menciptakan penghasilan”.
Pengertian biaya menurut Hansen & Mowen (2007:40) adalah sebagai
berikut:
“Biaya adalah kas atau ekivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
saat ini atau dimasa datang bagi organisasi”.
Dari definisi di atas, terdapat beberapa unsur yang tersirat dalam definisi
biaya, yaitu:
1.
Pengorbanan sumber ekonomi guna mencapai tujuan yang diharapkan serta
dapat diukur dengan satuan moneter (satuan uang)
2.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu yaitu untuk memperoleh barang
dan jasa dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan (manfaat) baik pada
saat ini maupun dimasa yang akan datang.
3.
Sebagai penggunaan atas aktiva perusahaan untuk memperoleh penghasilan.
Sementara itu biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa
depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya
berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan
pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa (expired). Menurut
Hansen & Mowen (2007:41) biaya yang kadaluarsa tersebut disebut beban.
33
Menurut Mulyadi (2007:8) definisi biaya adalah sebagai berikut:
“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonom, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”
Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia (2002:18) dalam SAK 2002
mendefinisikan beban sebagai berikut:
“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suati periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian penanaman modal”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa cost berbeda
dengan expense. Cost merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan
uang atas pemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu, yang jangka
waktu tertentu atau masa manfaat dari pengorbanan tadi melebihi satu periode
akuntansi, sedangkan expense merupakan beban untuk periode berjalan.
2.2.2
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya secara lengkap dan utuh adalah sangat penting bagi
manajemen sehingga manajemen akan dapat menggunakannya secara efektif dan
efisien. Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai cara.
Umumnya pengklasifikasian biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan pengklasifikasian tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal
konsep: “different costs for different purpose“.
Menurut
Mulyadi
(2007:14)
menerangkan
bahwa
biaya
dapat
diklasifikasikan menurut:
1.
2.
3.
4.
Obyek pengeluaran.
Fungsi pokok dalam perusahaan.
Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan.
5. Jangka waktu manfaat.
34
Klasifikasi dari biaya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Objek Pengeluaran.
Dalam penggolongan ini nama obyek pengeluaran merupakan dasar
pengglongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar,
maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar“.
2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan.
Biaya pokok yang ada pada perusahaan manufaktur yaitu:
• Biaya produksi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku
menjadi barang jadi yang siap dijual.
• Biaya
pemasaran,
merupakan
biaya–biaya
yang
terjadi
untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contonya biaya iklan; biaya
promosi.
• Biaya
administrasi
umum,
yaitu
biaya
yang
digunakan
untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, yaitu biaya yang digolongkan
menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yaitu
biaya yang digolongkan menjadi biaya variabel, biaya semivariabel, biaya
semifixed, dan biaya tetap.
5. Jangka waktu pemanfaatannya, yaitu biaya yang dapat dibagi menjadi
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
Sedangkan menurut Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer
(2007:352) menerangkan bahwa:
“Biaya digolongkan ke dalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya
semivariabel”.
1. Biaya Tetap
Adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan bisnis
meningkat atau menurun. Misalnya biaya sewa, penyusutan dan pajak bumi
dan bangunan.
35
2. Biaya Variabel
Adalah biaya yang meningkat secara proporsional dengan peningkatan
kegiatan dan menurun secara proporsional dengan penurunan kegiatan.
Meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya karena
kerusakan yang normal.
3. Biaya Semivariabel
Biaya yang memiliki kedua sifat, baik tetap maupu variabel. Contohnya bahan
bakar, perlengkapan tertentu, pajak atas upah.
2.3
Pemasaran
2.3.1
Pengertian Pemasaran
Di dalam pasar global dengan persaingan yang ketat, sebuah perusahaan
harus melakukan fungsi-fungsinya dengan sempurna untuk memperoleh
pengakuan dari pelanggan maupun pesaing. Keunggulan yang dimiliki pesaing
bias juga turut menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Semua konsumen
mempunyai cara yang berbeda untuk memuaskan kebutuhannya. Untuk
mengetahui dan memuaskan kebutuhan konsumen itu diperlukan kegiatan
pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam mempertahankan keberadaannya,
dan karena promosi merupakan salah satu bauran pemasaran menurut Kotler
(2003:9) menjelaskan kegiatan pemasaran sebagai berikut:
“Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain
what they need and want through creating offering, and freely
exchanging products and services of value with other”.
Artinya:
“Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu atau
kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain”.
Sedangkan menurut Stanton, Etzel dan Walker (2007:2), marketing adalah:
“ Marketing is a total system of business designed to plan, price promote,
dan distribute want satisfying products to target markets to achieve
organizational objective”.
36
Artinya:
“Pemasaran adalah suatu sistim total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat
memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan
organisasi”.
Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pemasaran adalah suatu
proses social dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan individu atau kelompok melalui penciptaan, penawaran,
dan pertukaran (nilai) produk dengan (nilai) produk lain.
2.3.2 Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Unsur-unsur marketing yang dikenal dengan nama marketing mix atau
bauran pemasaran, merupakan kombinasi empat kegiatan yang diinginkan
perusahaan untuk mencapai sasaran. Bagi penjual hal ini berfungsi untuk
mempengaruhi pembeli sehingga pembeli atau pelanggan dapat merasakan
manfaat atau kepuasan dari produk yang ditawarkan. Dalam pemasaran jasa, ada
elemen-elemen lain yang bisa di control dan dikoordinasikan untuk keperluan
komunikasi dengan dan memuaskan konsumen jasa. Berikut ini bauran pemasaran
jasa yang diperluas menjadi 7 P menurut Yazid (2006:18-21), yaitu:
1. Product
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa akan menawarkan produk
berupa fasilitas jasa pelayanan. Dalam suatu produk jasa yang
ditawarkan perusahaan terhadap seperangkat produk tangible yang
perlu diperhatikan untuk membedakannya dengan produk pesaing,
misalkan perusahaan perhotelan, jasa yang ditawarkan meliputi
penggunaan kamar fasilitasnya.
2. Price
Hanya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk pengguna jasa
imbalan atas apa yang telah mereka peroleh dari menggunakan jasa
yang ditawarkan perusahaan.
3. Place
Tempat tidak hanya berarti lokasi dimana perusahaan berada, tetapi
juga mengenai accessibility dan availability dimaksudkan untuk
memberi kemudahan dengan calon pelanggan untuk memperoleh jasa
perusahaan.
4. Promotion
Promosi merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk
mengkonsumsikan jasa atau produk yang ditawarkan.Alat yang
disediakan untuk melakukan promosi bertujuan untuk memberikan
37
informasi, membujuk serta mengingatkan pelanggan akan produk atau
jasa yang ditawarkan perusahaan.
5. People
Orang adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa
dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli. Yang termasuk dalam
elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain
dalam lingkungan jasa.
6. Physical Evidence
Bukti fisik adalah lingkungan fisik di mana jasa disampaikan dan di
mana perusahaan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponen
tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.
7. Process
Proses yaitu semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas
dengan mana jasa disampaikan yang merupakan system penyajian atau
operasi jasa. Desain jasa mencakup sejak dari desain proses jasa
sampai dengan bagaimana jasa disampaikan. Penyajian jasa actual
akan menentukan tahapan pengalaman konsumen, bahkan aliran jasa
dapat dijadikan bukti yang bisa dinilai konsumen. Pada akhirnya
proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran
dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang
diberikan kepada konsumen. Dengan demikian pemasaran harus
dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasaran juga
sering terlibat dalam, atau bertanggung jawab terhadap pengawasan
kualitas jasa.
Seperti dituliskan di atas, promosi merupakan unsur penting dari bauran
pemasaran.
Dengan
promosi
perusahaan
dapat
memberikan
informasi,
menghimbau serta mempengaruhi masyarakat agar tertarik untuk membeli produk
atau jasa yang dipasarkan. Promosi juga menjadi unsure pokok dalam pemasaran
modern. Seperti yang terdapat dalam Kamus Pemasaran karangan Solihin
(2006:153) berikut ini:
“Promosi, berasal dari bahasa Latin “promo vere” yang berarti “to
move forward”. Apabila promosi digabungkan dengan kegiatan
advertising, maka akan berarti setelah konsumen dicuri perhatiannya,
selanjutnya perusahaan perlu mendorong konsumen tersebut untuk
membeli produk atau jasa perusahaan. Caranya adalah dengan
memberi bonus, potongan harga, voucher, sample, mengirim personal
selling yang akan semakin meneguhkan minat konsumen untuk
melakukan pembelian.
Pada
perusahaan,
kegiatan
melaksanakan
promosi
adalah
untuk
menciptakan permintaan terhadap produk atau jasa yang akan dipasarkan. Oleh
38
karena itu kegiatan promosi harus dikoordinasikan dengan kegiatan-kegiatan
marketing lainnya. Dalam hal ini penjelasan mengenai mengapa kegiatan promosi
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Bertambahnya jarak antara produsen dan konsumen, berkembangnya
langganan potensial.
b. Komunikasi tidak hanya dengan konsumen akhir saja, tetapi dengan para
perantara juga
c. Persaingan yang ketat antar perusahaan yang berbeda dan antara perusahaan
dalam satu industri.
d. Promosi juga diperlukan pada masa resesi.
e. Promosi diperlukan untuk memelihara standar hidup material yang tinggi dan
tingkat kesempatan kerja yang dilanjutkan suatu Negara.
2.4
Promosi
Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi
persaingan yaitu dengan mengadakan promosi. Dengan melakukan promosi
perusahaan dapat menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para
konsumen akan adanya suatu produk.
2.4.1
Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran yang memegang
peranan penting didalam membantu meningkatkan penjualan produk. Seiring
dengan diluncurkannya suatu produk dipasar, maka diperlukannya suatu usaha
perusahan untuk menginformasikan segala hal yang berhubungan dengan produk
tersebut kepada konsumen. Segala informasi mengenai produk tersebut, bersifat
membujuk dan dikemas dalam bentuk yang komunikatif sesuai dengan selera
konsumen inilah yang disebut promosi. Pengertian Promosi menurut Carthty
(2006:346) yaitu :
“Promotion is communicating information between seller and potential
buyer to influences attitudes and behavior“.
39
Maksudnya promosi adalah komunikasi antar produsen dengan konsumen
mengenai suatu produk dengan tujuan mempengaruhi perilaku konsumen agar
menkonsumsi produk tersebut sehingga dapat meningkatkan penjualan. Lebih
lanjut oleh Basu Swasta (2007:345) menerangkan bahwa:
“Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
Kotler (2003:125) juga mengemukakan mengenai definisi promosi yaitu:
“Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose major
role is persuasive communications”.
Pengertian di atas menyatakan bahwa promosi merupakan usaha yang
meliputi penggunaan seluruh “alat” dalam bauran pemasaran dengan tujuan untuk
melakukan komunikasi persuasif.
Sedangkan pendapat Marwan (2007:357) menjelaskan mengenai promosi
sebagai berikut:
“Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan
pemasaran suatu barang. Kegiatan promosi adalah segala usaha yang
dilkukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon
konsumen (informing), membujuk mereka agar membeli (persuading),
serta mengungatkan kembali (remainding). Promosi juga merupakan
kegiatan untuk menyebarluas informasi tentang barang/jasa untu
maksud untuk”.
Dari definisi yang telah dikemukakan di atas maka penulis menarik
kesimpulan bahwa promosi adalah elemen bauran pemasaran yang dilakukan
penjual melalui aktivitas-aktivitas komunikasi satu arah yang bertujuan untuk
memberikan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen akan produk,
sehingga tercapai suatu pertukaran yang memuaskan dalam pemasaran
2.4.2 Fungsi dan Tujuan Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi sebenarnya mempunyai tiga informasi utama menurut
Asri (2006:358) yaitu:
40
1. Mencari dan mendapatkan perhatian (attention) dari calon
pembeli.
Perhatian calon pembeli harus diperoleh karena ini merupakan titik
awal proses pengambilan keputusan pembelian barang dan jasa.
Seserang yang tidak menaruh perhatikan pada sesuatu dapat dipastikan
tidak akan membelinya.
2. Menciptakan dan menumbuhkan rasa tertarik (interest) pada diri
calon pembeli.
Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang makin akan dilanjutkan
dengan tahap berikutnya atau makin berhenti. Tahap selanjutnya dalah
tumbuhnya rasa tertarik atas jasa yang ditawarkan. Menimbulkan dan
menumbuhkan rasa tertarik inilah yang menjadi bagian dari fungsi
utama promosi. Proses timbulnya rasa tertarik atas jasa yang
ditawarkan. Menimbulkan dan menumbuhkan rasa tertarik inilah yang
menjadi bagian dari fungsi utama promosi. Proses timbulnya rasa
tertarik pada sesuatu ternyata antara satu dengan lainnya.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk
memilih barang yang ditawarkan.
Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah
seseorang tertarik pada sesuatu maka akan timbul rasa ingin
memilikinya. Dan bila ia merasa memiliki ini semakin besar akan
diikuti untuk sesuatu keputusan positif.
Promosi merupakan salah satu komponen di dalam bauran pemasaran yang
menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran, promosi
juga merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan suatu
produk/jasa perusahaan tersebut. Oleh karena itu betapapun tingginya kualitas
produk tanpa disertai aktivitas promosi yang optimal atau proses komunikasi
produk yang baik kepada konsumen, maka peningkatan volume penjualan tidak
akan pernah terjadi.
2.4.3
Alat-alat Promosi
Terdapat beberapa jenis alat promosi yang harus dipahami oleh setiap
pemasar untuk mempelancar komunikasi produk kepada konsumen yang ditarget,
yang setiap bentuknya mempunyai keunikan sendiri baik biaya maupun
karakteristiknya.
Alat-alat promosi utama yang digunakan menurut Kotler dan Amstrong
(2003:112) adalah sebagai berikut:
41
1.
2.
3.
4.
5.
Periklanan (advertising).
Penjualan Personal (personal selling).
Promosi Penjualan (sales promotion).
Hubungan Masyarakat (public relation).
Pemasaran Langsung (direct marketing).
1. Periklanan (advertising): Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk
melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang,
atau jasa.
2. Penjualan Personal (personal selling): Presentasi pribadi oleh para wiraniaga
perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan
degan pelanggan.
3. Promosi Penjualan (sales promotion): Intensif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa
4. Hubungan Masyarakat (public relation): Membina hubungan baik dengan
publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun ”citra perusahaan”
yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa
yang dapat merugikan.
5.
Pemasaran Langsung (direct marketing): Komunikasi langsung dengan
pelanggan yang di incar secara khusus untuk memperoleh tanggapan
langsung.
2.4.4
Biaya Promosi
Pengertian biaya promosi menurut Syahrul dan Afdi Nizar (2006:56)
adalah:
“Biaya yang tersedia untuk item-item sample atau contoh promosi
yang dilakukan pada public dalam jumlah besar”.
Pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya promosi merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk setiap usaha perusahaan dalam memperkenalkan
produknya pada public (konsumen) dalam jumlah yang besar dengan harapan
perusahaan dapat meningkatkan jumlah pesanan terhadap produk yang
dipromosikan, sehingga target penjualan dapat dipenuhi bahkan ditingkatkan.
42
Kegiatan promosi sebagai alat pemasaran untuk memperkenalkan produk
kepada masyarakat membutuhkan biaya yang harus dikendalikan dengan cermat
supaya hasil yang dicapai dapat disesuaikan dengan pengorbanan yang telah
dikeluarkan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:114) menerangkan bahwa :
“Kegiatan pemasaran-pemasaran produk dimulai jauh sebelum
produk tersebut siap dijual”.
Kegiatan advertensi biasanya mengawali kegiatan dengan pemasaran
produk. Perlu diketahui biaya pemasaran tidak hanya meliputi biaya penjualan
saja tetapi termasuk di dalamnya biaya advertensi dan biaya pergudangan. Untuk
mendapatkan pesanan perusahaan melakukan kegiatan advertensi dan promosi.
Menurut Mulyadi (2007:530) menjelaskan bahwa dalam arti luas biaya
pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
(1) Biaya untuk mendapatkan pesanan
(2) Biaya untuk memenuhi pesanan.
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order-getting costs), yaitu semua biaya
yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh: biaya gaji
wiraniaga (sales person), komisi penjualan, advertensi, dan promosi.
2. Biaya untuk memenuhi pesanan (order-filling costs), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan
pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh:
biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan
biaya penagihan.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa biaya promosi
merupakan salah satu unsur dari biaya pemasaran yang dapat digolongkan dalam
biaya untuk mendapatkan pesanan yang dikeluarkan telah dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kepuasan konsumen, penjualan dan
pangsa pasar untuk produk penjualan, sehingga tujuan perusahaan untuk
memperoleh laba dalam menghadapi persaingan yang ketat ini dapat tercapai.
43
2.4.5
Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Biaya Promosi
Menurut Alma (2006:155) faktor ini terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
2.5
Kebijakan yang diambil perusahaan
Besar kecilnya perusahaan dan jenis prosuk atau jasa yang
diusahakan turut menentukan jumlah biaya yang diperlukan.
Keadaan pesaing merupakan suatu factor yang perlu
dipertimbangkan
Berdasarkan aangka-angka anggaran dimasa lalu sebagai standar
persentase dari penjualan
Menetapkan apa tujuan promosi itu, dan media massa yang harus
digunakan.
Anggaran Biaya Promosi
Berdasarkan uraian-uraian tentang definisi, tujuan, fungsi anggaran, dan
promosi diatas diketahui bahwa anggaran biaya promosi yang disusun tergantung
besar kecilnya perusahaan, jenis produk yang dihasilkan dan ragam kegiatan yang
ada pada masing-masing perusahaan. Dalam anggaran promosi terkadang
dipergunakan taksiran-taksiran yang selalu tepat dan sangat sulit diprediksi, yang
mempertimbangkan berbagai data, informasi dan faktor baik yang controllable
maupun uncontrollable. Anggaran promosi yang disusun harus realistis,
berdasarkan analisis yang diteliti mengenai setiap tindakan yang akan dilakukan
dan mungkin untuk dicapai, luwes atau tidak kaku sehingga memungkinkan
perubahan sesuai situasi dan kondisi, selalu disesuaikan dengan keadaan yang
berubah-ubah secara periodik dan harus kontinyu, artinya kelangsungan
perencanaan anggaran terjaga dan bukan merupakan kegiatan insidental.
Karena anggaran promosi bersifat formal, disusun secara resmi dan
tertulis, sistematis, berurutan dan berdasarkan suatu fakta atau logika, dan
memutuskan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, maka isinya
menyangkut komitmen manajemen dimana para manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan serta
memanfaatkan kesempatan yang ada dan menghindari ancaman yang datang baik
dari dalam maupun luar organisasi. Proposal anggaran dikaji, dinilai dan disetujui
oleh pejabat yang mempunyai wewenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
Jika anggaran ditetapkan, para manajer dibebani tanggung jawab untuk
44
mencapainya. Anggaran akan melaporkan hasil aktual prestasi yang dicapai pada
atasan dan dibandingkan, kemudian apabila terjadi penyimpangan akan ditelususri
penyebabnya dan dianalisis sehingga dapat secepatnya diambil tindakan koreksi.
Anggaran promosi yang disususun secara realistis akan menciptakan rasa
memiliki (sence of belonging) serta mendapat dukungan dari manajer, mandor,
karyawan dan pekerja tingkat bawah yang ikut dilibatkan dalam perencanaan dan
penyususnan anggaran, sebagai alat yang memiliki kekuatan motivasi kerja.
Anggaran promosi dapat dikatakan efektif, bila anggaran promosi tersebut
dikomunikasikan pada bawahan tentang tujuan yang ingin dicapai dan koordinasi
aktivitas agar terarah pada rencana tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
2.5.1
Fungsi Anggaran Biaya Promosi
Fungsi pokok angaran adalah sebagai pedoman kerja, alat koordinasi kerja
dan alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan, sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya yang terpadu,
penyusunan anggaran promosi yang baik akan menyentuh semua bagian kegiatan
dalam perusahaan yang merupakan pencerminan seluruh kegiatan oiperasional
secara terpadu.
Telah diketahui bahwa biaya pemasaran terbagi dua golongan yaitu biaya
untuk memperoleh pesanan dan (misalnya biaya untuk promosi) dan biaya untuk
memenuhi pasanan (misalnya biaya transportasi). Anggaran biaya pemasaran
dalam perusahaan dapat dipecah menjadi sub-sub anggaran untuk setiap unsur
biaya pemasaran, sehingga biaya promosi dapat pula dianggarkan. Menurut
Stanley (2007:349) menerangkan fungsi anggaran adalah sebagai berikut:
“Budget are used for specific planning and control purpose. They make
bach promotion manager consider how much will be spent for each
promotion activity on each market“.
Anggaran promosi digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian
dalam ruang lingkup yang lebih khusus yang dalam perencanaan dan
pengendalian biaya promosi dan bagaimana cara pengendalian biaya promosi
tersebut.
45
Selanjutnya dari pandangan tersebut diketahui informasi sebab terjadinya
penyimpangan dan sumber-sumber penyimpangan antara anggaran dengan
realisasinya, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan yang ada pada
akhirnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna
dalam menyususn rencana anggaran selanjutnya.
Berhasil tidaknya penggunaan, modifikasi dan pelaksanaan atau realisasi
anggaran sangat tergantung pada manusia pelaksananya, anggaran yang baik dan
sempurna tidak akan menjamin bahwa realisasi anggaran juga akan baik tanpa
keterlibatan pengelolaan manajemen yang terampil dan berbakat.
2.5.2
Metode Penetapan Anggaran Biaya Promosi
Sebelum melaksanakan kegiatan promosi, setiap perusahaan harus
melakukan perhitungan yang tepat mengenai jumlah anggaran yang tersedia dan
target yang ingin dicapai, agar pelaksanaan kegiatan promosi berjalan dengan
efektif dan efisien. Menurut Kotler (2003:561) ada 4 metode umum yang
digunakan untuk menentukan anggaran biaya promosi adalah:
1)
2)
3)
4)
Metode Kemampuan Perusahaan
Metode Persentase Penjualan
Metode Sama Pesaing
Metode Tujuan dan Tugas.
Metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Metode Kemampuan Perusahaan ( Affordable Method )
Penetapan anggaran biaya promosi sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Metode ini mengabaikan peran promosi sebagai suatu investasi dan dampak
promosi terhadap penjualan. Dengan metode ini, anggaran promosi yang
ditetapkan setiap tahun menjadi tidak pasti jumlahnya dan mempersulit
perencanaan komunikasi bisnis.
2) Metode Persentase Penjualan ( Percentage of Sales Method )
Biaya promosi ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari penjualan
tertentu dari penjualan saat ini atau penjualan yang diharapkan. Keuntungan
dari metode ini adalah pengeluaran biaya promosi berbeda dengan apa yang
mampu dilakukan oleh perusahaan sehingga mendorong eksekutif pemasaran
46
untuk memikirkan hubungan antara biaya promosi, harga jual, dan laba per
unit.
3) Metode Sama Pesaing ( Competitive Perity Method )
Dalam metode ini penetapan anggaran biaya promosi disesuaikan dengan
pengeluaran pesaing untuk biaya promosi sebagai eksekutif pemasaran
percaya bahwa bila mereka mengeluarkan biaya promosi yang besarnya sama
dengan pesaing, maka mereka dapat menjaga kedudukannya di pasar.
4) Metode Tujuan dan Tugas ( Objective and Task Method )
Penetapan besarnya anggaran biaya promosi berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai oleh pemasar, cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, dan
pikiran biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.5.3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Promosi
Untuk suksesnya suatu rencana yang tertuang dalam anggaran, tidak lepas
dari
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
Stanley
(2007:350)
juga
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya
anggaran biaya promosi yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Research guidance.
Time period.
Company earning.
Inflation by promotion managers.
Competitor’s expenditure.
Product class.
Economics conditions.
Previous expenditures.
Money available for promotion.
1. Reseach guidance, yaitu survei pasar, studi gambaran perusahaan, studi media
dan pembaca, efektifitas pengukuran serta penentuan hasil penjualan yang
merupakan informasi yang berguna untuk membuat anggaran biaya promosi.
2. Time period, umumnya perusahaan menetapkan anggaran promosinya untuk
suatu periode waktu yang spesifik.
47
3. Company earning, yaitu untuk mencapai laba yang memuaskan pada tahun
yang akan datang, perusahaan berusaha membatasi anggaran biaya
promosinya.
4. Inflation by promotion managers, manajer produksi memperkirakan anggaran
yang dibuat akan diperkecil oleh top manajemen, jadi mereka membuat
anggaran lebih tinggi dari seharusnya untuk kemungkinan memperbaiki posisi
anggaran promosi dan program final.
5. Competitor’s expenditures, yaitu perusahaan menggunakan pengeluaran biaya
promosi para pesaing sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran mereka.
6. Product class, yaitu biaya promosi yang dikeluarkan untuk masing-masing
alat promosi harus disesuaikan dengan jenis produknya.
7. Economics conditions, yaitu perusahaan cenderung mengurangi dana untuk
promosi pada saat kondisi ekonomi lesu dan meningkatkan anggaran promosi
pada saat kondisi ekonomi mengalami “boom”.
8. Previous expenditures, yaitu penetapan anggaran promosi yang stabil dari
tahun ke tahun, tetapi perlu juga diperhatikan kecendrungan inflasi seperti
biaya media cetak yang semakin meningkat.
9. Money available for promotion, yaitu batas ketersediaan dana perusahaan
untuk kegiatan promosi yang dilakukan.
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran biaya
promosi, maka kita dapat menyusun anggaran biaya promosi. Menurut Stanley
(2007:350) ada dua faktor yang mempengaruhi biaya promosi dan perlu
diperhatikan dalam menyusun dan menetapkan anggaran biaya promosi yaitu:
1.
2.
Total jumlah uang yang dikeluarkan untuk promosi.
Bagaimana dana yang tersedia tersebut dianggarkan untuk setiap
alat promosi, produk, daerah pemasaran, pelanggan dan lainlain”.
2.6
Penjualan
2.6.1
Pengertian Penjualan
Setiap fungsi manajemen mempunyai banyak masalah yang beraneka
ragam serta rumit untuk dilaksanakan. Tentunya manajemen penjualan juga
48
menghadapi problem-problem yang khas. Hal ini sama seperti yang dikemukakan
James D. Wilson dan John B. Campbel yang dialihbahasakan oleh Tjintjin
Fenix Tjendra (2006:257) adalah sebagai berikut:
“Penjualan merupakan suatu bidang yang dinamis, disertai dengan
kondisi yang selalu berubah-rubah, sehingga selalu terjadi masalah
yang baru dan berbeda”.
Penjualan dalam arti sederhana adalah proses memindahkan kepemilikan
suatu barang, dan pemilik pertama mendapatkan uang senilai barang yang
berpindah kepemilikan tersebut.
Pengertian penjualan semakin berkembang dari waktu ke waktu, kini
penjualan tidak hanya merupakan proses “menemukan barang dengan uang“ tetapi
di dalamnya sudah terdapat membujuk calon pembeli agar membeli barang
tersebut.
Menurut Kotler (2003:448), definisi tentang penjualan adalah :
“A business transaction involving the delivery (the giving) of a
commodity, an item of merchandise or property, a right on a service in
axchange for (the receipt of) cash, a promise to pay or money equivalent
or for any combination of this item; it is recorded and reported terms of
the ammount of such cash, promise to pay or money”.
Penjualan adalah transaksi usaha yang melibatkan pengiriman untuk suatu
komoditi, barang dagang atau hak milik, suatu hak atas jasa yang ditukarkan
dengan tunai, janji untuk membayar atau sejenisnya atau dengan gabungan hal
tersebut, transaksi usaha tersebut dicabut dan dilaporkan dalam suatu jumlah uang
tunai untuk membayar atau sejenisnya.
Definisi di atas menunjukan bahwa proses penjualan memerlukan
penanganan khusus dalam pengelolaannya, karena sifatnya yang dinamis dan
masalah-masalah yang selalu timbul dalam pelaksanaannya.
Suatu analisis yang ekstensif dan obyektif terhadap penjualan dapat
membantu pimpinan perusahaan atau bagian penjualan mengambil keputusan
yang bijaksana, sejalan dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan baik dengan cara melakukan
49
pengendalian intern yang memadai terhadap penjualan yang dilakukan
perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan penjualan dalam perusahaan terlebih dahulu
direncanakan dengan baik agar pada pelaksanaan di lapangan dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kegagalan dalam menetapkan kegiatan
penjualan dengan baik memungkinkan akan mengakibatkan proses penjualan dan
hasil penjualan.
2.6.2
Sifat Aktivitas Penjualan
Penjualan merupakan suatu kegiatan yang dinamis disertai dengan kondisi
yang selalu menjadi masalah yang baru dan berbeda. Banyak masalah yang
tercakup didalam fungsi penjualan. Namun ada beberapa masalah umum yang
dapat ditemukan pada setiap perusahaan atau badan usaha baik perusahaan
tersebut perusahaan besar ataupun perusahaan kecil. Mengenai hal ini James D.
Wilson dan John B. Campbel yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix
Tjendra (2006:259) mengemukakan enam masalah umum dalam aktivitas
penjualan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Produk
Penetapan harga
Distribusi
Metode penjualan
Organisasi
Perencanaan dan Pengendalian
Keenam hal tersebut dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
1. Produk
Produk apakah yang akan dijual dan berapa jumlahnya? Apakah kualitasnya
harus yang tinggi atau yang rendah dalam bidang yang bersangkutan? Apakah
produk tersebut sesuatu yang khusus atau yang umum?
2. Harga
Berapakah harga jual produk? Apakah perusahaan akan mengikuti suatu
kebijakan
untuk
memenuhi
setiap
dan
semua
Bagaimanakah syarat penjualan yang akan diberikan?
persaingan
harga?
50
3. Distribusi
Kepada siapakah produk akan dijual? Yaitu apakah perusahaan akan menjual
langsung kepada konsumen terakhir atau melalui saluran lain, seperti grosir?
Saluran distribusi apakah yang harus dipergunakan?
4. Metode penjualan
Bagaimanakah produk yang akan dijual? Apakah melalui penjualan pribadi,
advertensi atau pengiriman langsung? Alat promosi penjualan apakah yang
akan digunakan?
5. Organisasi
Bagaimanakah menseleksi salesman, dan bagaimanakah melatih mereka?
Bagaimanakah mengenai organisasinya? Apakah diadakan kantor-kantor
cabang? Apakah pengawasan penjualan akan menangani semua jenis produk,
atau dispesialisasikan? Dalam departemen-departemen apakah organisasi
penjualan akan dibagi-bagi? Berapa tenaga salesman (wiraniaga) yang akan
dipekerjakan?
6. Perencanaan dan Pengendalian
Bagaimanakah daerah penjualan ditetapkan? Apakah norma standar penjualan
akan
dipergunakan
sebagai
alat
pengukur
prestasi?
Bagaimanakah
memberikan imbalan kepada tenaga penjual? Apakah dengan gaji? Komisi?
Bonus? Pengendalian apakah yang akan diterapkan?
2.6.3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan
Perusahaan perlu menetapkan target penjualan yang akan dicapai untuk
suatu periode waktu, biasanya dalam satu tahun. Target penjualan ini sangat
penting untuk kegiatan perencanaan keuangan dan manajer promosi pemasaran.
Juga merupakan pedoman dalam menetapkan kegiatan promosi yang akan
dilakukan untuk mencapai penjualan yang ditargetkan. Untuk menetapkan target
penjualan perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan.
Menurut Basu Swasta (2007;129) faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
antara lain:
51
1) Kondisi dan kemampuan penjual
2) Kondisi pasar
3) Modal.
Penjelasannya sebagai berikut:
1) Kondisi dan kemampuan penjual
Dalam transaksi jual belidimana terjadi perpindahan kepemilikan melibatkan
dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak
kedua. Disini penjual harus mampu meyakinkan pembeli agar dapat mencapai
sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk itu ada beberapa masalah penting
yang sangat berkaitan yaitu:
a. Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan.
b. Harga pokok
c. Syarat penjualan
2) Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
• Jenis pasar
• Kelompok pembeli atau segmen pasar
• Daya beli
• Frekuensi pembeli
• Keinginan dan kebutuhannya
3) Modal
Modal yang dimaksudkan dalam hal ini termasuk biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan, memperoleh penjualan. Dalam menjual
produk akan mengalami kesulitan apabila produk tersebut belum dikenal oleh
calon pembeli. Untuk itu penjual harus memperkenalkan produk terlebih
dahulu. Untuk memperkenalkan produk diperlukan aktivitas-aktiviats yang
mana aktivitas ini membutuhkan biaya, salah satunya adalah biaya promosi.
Semua ini dapat dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang
diperlukan.
52
a. Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar masalah penjualan ditangani oleh bagian tersendiri
yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang tertentu atau ahli
dalam bidang penjualan. Lain halnya dengan pada perusahaan kecil yang
dipegang oleh fungsi lain disebabkan sumber daya yang terbatas,
organisasi yang simpel dan masalah yang dihadapinya pun tidak terlalu
kompleks. Pada umumnya ditangani oleh pimpinan.
b. Faktor lain
Antara lain: periklanan, pemberian hadiah, peragaan, namun untuk dapat
melaksanakannya doperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan
yang besar hal ini dapat dilakukan secara rutin.
Berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi penjualan menurut
Kotler (2003:365) yaitu:
1. Analisa pasar yang mencakup:
a. Analisa perubahan selera konsumen.
b. Analisa perkembangan model yang mutakhir.
c. Kondisi perekonomian.
d. Kebijakan pemerintah.
2. Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan harus selalu mengembangkan produknya agar konsumen
tidak jenuh dan perusahaan tidak tertinggal oleh pesaing lain.
3. Promosi
Perncanaan pelaksanaan kegiatan promosi yang tepat dan sesuai
4. Komunikasi regulasi
Dalam melaksanakan kegiatan penjualannya, perusahaan harus selalu
mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku, seperti peraturan
eksportir, importer, peraturan penanaman modal dan sebagainya.
5. Sistem packaging
Terutama pada industri yang membutuhkan kemasan menarik untuk
produk yang dihasilkan.
6. Sistem pengiriman atau ekspedisi
Sistem pengiriman harus baik, kondisi barang harus tetap utuh dan
paling penting adalah tepat waktu sesuai dengan kesepakatan.
7. Pengendalian dan Evaluasi
Perusahaan secara rutin harus melakukan evaluasi untuk melihat
kembali apakah pelaksanaan kegiatan penjualan telah sesuai dengan
rencana sebagai tolak ukur pengendalian dimasa yang akan datang.
53
Adapun yang termasuk penjualan dalam jasa perhotelan adalah tingkat
hunian hotel. Karena dengan adanya tingkat hunian hotel, maka terciptalah
penjualan. Yang dimaksud dengan tingkat hunian hotel itu sendiri adalah
banyaknya pengunjung yang menginap di hotel/tempat penginapan lainnya dalam
jangka waktu tertentu, atau merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah
kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu
untuk dijual. Tingkat hunian akan sangat penting dalam penjualan jasa perhotelan.
Karena tingkat hunian dapat menciptakan laba.
2.7
Pengendalian
Di dalam proses perencanaan, perusahaan menetapkan sasaran, tujuan,
kebijakan dan standar yang aka digunakan oleh perusahaan, sedangkan proses
pengendalian dilaksanakan untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai
sasaran, tujuan, kebijakan dan standar yang telah ditetapkan secara efisien.
2.7.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan penting dalam perusahaan untuk
mengusahakan agar tujuan , rencana, kebijakan dan standar yang telah ditetapkan
perusahaan dapat dicapai dengan baik dan semaksimal mungkin. Oleh karena itu
pengendalian perlu dilaksanakan secara terus menerus. Defenisi pengendalian
menurut Welsch yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih (2007:13):
“Proses pengendalian didefenisikan sebagai proses mengukur dan
mengevaluasi kinerja actual dan setiap bagian organisasi dari suatu
perusahaan dan kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila
diperlukan”.
Jadi dalam proses pengendalian dilakukan perbandingan antara hasil yang
sesungguhnya dengan yang direncanakan, yang kemudian dijadikan masukan bagi
proses perencanaan berikutnya (sebagai feed back). Jika terdapat perbedaan atau
penyimpangan yang cukup berarti harus dilakukan analisis untuk mengetahui
penyebabnya kemudian diambil tindakan perbaikan atau penyesuaian.
54
2.7.2 Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian menurut Welsch yang dialihbahasakan oleh
Purwatiningsih (2007:14) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membandingkan kinerja actual untuk periode yang bersangkutan
dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil actual, hasil yang
direncanakan, dan selisih antara dua angka tersebut.
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil actual dengan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan
tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternative untuk
mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang
telah sukses di bidang tertentu.
5. Memilih tindakan koreksi dari kumpulan alternative yang ada
dan menerapkan tindakan tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari
tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan
maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya.
Pelaporan kinerja meruapakan tahap yang penting dalam proses
pengendalian karena berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana sasaran dan
tujuan organisasi yang direncanakan dapat tercapai. Maka sebaiknya laporan
kinerja (performance record) dibuat setiap bulan.
2.7.3 Jenis-jenis Pengendalian
Menurut Welsch yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih (2007:14),
jenis-jenis pengendalian terdiri atas 3 macam yaitu:
1. Pengendalian awal
Dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk
menjamin bahwa sumber daya manusia dan bahan baku telah disiapkan
serta perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan
2. Pengendalian berjalan
Pemantauan terhadap efektivitas berjalan untuk menjamin bahwa
tujuan dapat dicapai dan kebijaksanaan serta prosedur telah ditetapkan
dengan benar selama proses operasi
3. Pengendalian umpan balik
Tindakan pasca operasi memfokuskan pada hasil periode sebelumnya
untuk mengendalikan aktivitas dimasa yang akan datang.
55
2.7.4
Pengendalian Kegiatan Promosi
Semua kegiatan yang ada dalam perusahaan perlu dikendalikan, demikian
juga dengan kegiatan promosi perlu dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen yang baik
untuk mengkoordinasikan kegiatan promosi agar sesuai dengan tujuan perusahaan
yang diharapkan. Dalam proses pengendalian yang sedang berlangsung tersebut
dibuat untuk membantu kegiatan berkala suatu perusahaan, dan hal ini perlu
ketepatan pemilihan media promosi yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan promosi. Oleh karena itu di dalam kegiatan promosi ini
perlu dilakukan perencanaan sebaik-baiknya dan memperhatikan factor-faktor
yang berkaitan dengan kegiatan promosi, sehingga kegiatan promosi yang
dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2.8
Pengaruh Anggaran Biaya Promosi Terhadap Efektifitas Tingkat
Hunian Hotel.
Anggaran biaya promosi berperan dalam kegiatan promosi baik dalam
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian, sehingga dapat diketahui secara
dini penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan yang telah ditetapkan
sehingga dapat diusahakan cara penanganannya. Dasar dari pengendalian adalah
agar apa yang telah direncanakan terhindar dari penyimpangan atau kesalahan
yang mungkin terjadi selama kegiatan berlangsung.
Seperti kita ketahui pendapatan perusahaan akan bersumber kepada
penjualan produk perusahaan tersebut, sehingga keberhasilan pemasaran produk
akan merupakan keberhasilan perusahaan. Dengan demikian maka penjualan
produk ini akan merupakan rangkaian kegiatan dalam perusahaan yang cukup
memegang peran bagi kelangsungan perusahaan tersebut.
Supaya pelaksanaan penjualan produk ini dapat berjalan dengan lancar,
diperlukan berbagai macam upaya untuk melakukan penjualan produk
perusahaan, mulai dari penjualan produk perusahaan kepada calon konsumen,
kemudian mengadakan pelayanan yang memadai kepada para pembeli. Semua ini
ditujukan untuk terdapatnya peningkatan produk perusahaan tersebut.
56
Di dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung penjualan ini diperlukan
dana yang cukup. Tanpa adanya dana yang tersedia untuk menunjang penjualan
produk perusahaan ini maka penjualan produk perusahaan tidak dapat berjalan
baik. Sehingga target penjualan sulit tercapai. Jika suatu perusahaan telah
mengalami kesulitan dalam penjualan produknya dan tidak dapat mengatasi
kesulitan tersebut maka kelangsungan hidup perusahaan ini akan terancam pula.
Halini terjadi karena kesulitan penjualan produk perusahaan akan berarti pula
kesulitan untuk memperoleh pendapatan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Oleh karena hal tersebut di atas, maka kegiatan pendukung penjualan
produk perusahaan merupakan bagian yang penting bagi perusahaan tersebut.
Meskipun kegiatan ini tidak berhubungan dengan pembuatan produk, namun
sangat erat hubungannya dengan penjualan produk. Supaya kegiatan pendukung
penjualan produk ini dapat dilakukan dengan sebaik – baiknya, maka dalam
penjualan produk ini dengan terinci dan menyusun anggaran sebagai pengendalian
yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dengan sebaik – baiknya.
Salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan dalam perusahaan
sehubungan dengan usaha untuk menaikkan penjualan produk perusahaan ini
adalah kegiatan promosi, tentunya semua kegiatan ini membutuhkan biaya. Dalam
hal ini biaya promosi yang dikeluarkan benar – benar untuk kegiatan promosi
yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produk perusahaan.
Tetapi bila promosi gagal maka justru dapat menurunkan nilai penjualan yang
diperoleh. Biaya yang telah dikeluarkan untuk fungsi promosi tidak mampu
menarik banyak konsumen.
Oleh karena itu biaya promosi yang akan dikeluarkan perlu direncanakan
denga cermat dan terpadu. Kebijaksanaan yang diambil harus selalu mengacu
pada tujuan dilaksanakannya promosi untuk meningkatkan hasil penjualan. Maka
besar kecilnya anggaran yang disediakan untuk membiayai kegiatan ini pada
akhirnya yang menentukan tinggi rendahnya penjualan yang diharapkan.
Seperti telah kita bahas dalam sub bab sebelumnya bahwasanya modal
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penjualan. Biaya promosi
merupakan salah satu bentuk implementasi modal yang dikeluarkan oleh
57
perusahaan untuk memperoleh penjualan. Pengeluaran biaya promosi yang baik
adalah yang diatur berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan. Tanpa adanya
anggaran yang baik dalam mengatur pelaksanaan biaya promosi maka biaya
promosi yang dikeluarkan tidak akan ada artinya dalam mendukung peningkatan
volume penjualan.
Dalam hal ini data yang diolah dan diproses adalah biaya promosi yang
akan dianggarkan dan dikeluarkan dalam rangka meningkatkan hasil penjualan
perusahaan. Dengan melihat sumber – sumber yang memiliki perusahaan seperti
modal, jenis kegiatan yang dilakukan, dan kondisi perusahaan serta tujuan atau
hasil yang ingin dicapai yang semuanya tercantum dalam anggaran perusahaan.
Tujuan dari suatu kegiatan promosi yaitu memperkenalkan produk
perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan. Untuk dapat
mencapai volume yang diharapkan tersebut, maka kegiatan promosi haruslah
memperhatikan faktor-faktor yang mendukung dilaksanakannya kegiatan promosi
dengan cara pemilihan media promosi yang tepat. Suatu kegiatan promosi
dikatakan baik apabila penjualan meningkat seperti target yang diharapkan, selain
itu juga terdapat pengendalian biaya promosi agar biaya promosi tidak melebihi
dari budget yang dianggarkan sebelumnya. Bilamana hal itu terjadi maka perlu
dilakukan tindak lanjut yaitu dengan mengambil tindakan yang tepat agar masalah
dapat teratasi. Dan untuk mencapi tujuan promosi tersebut dapat dilakukan dengan
cara memberikan informasi, membujuk calon konsumen dan mengingatkan
konsumen akan produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Jadi dengan
adanya anggaran, maka dapat memberikan gambaran dan standar yang dapat
mengendalikan kegiatan promosi, sehingga usaha pencapaian volume penjualan
yang diharapkan perusahaan dapat mendekati target bahkan tercapainya target
penjualan.
Download