Sistem Informasi Akuntansi dan Contoh Penerapannya Dalam

advertisement
Sistem Informasi Akuntansi dan Contoh
Penerapannya Dalam Perusahaan Kecil
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM)
Sistem Informasi : Perspektif Akuntan
Informasi mengalir dalam dua arah dalam perusahaan: secara horizontal dan vertikal. Arus
horizontal mendukung berbagai pekerjaan tingkat operasionaldengan informasi sangat
terperinci mengenai berbagai transaksi bisnisyang mempengaruhi perusahaan. Arus
vertikal mendistribusikan informasiringkas mengenai berbagai aktivitasoperasional dan
lainnya ke para manajer di semua tingkat. Arus ketiga yang ditunjukkan dalm figur 1-1
mewakili interaksi antara perusahaan dengan pengguna dalam lingkungan eksternal. Para
pengguna eksternal dibagi dalam dua kelompok: mitra dagang (tracing partner) dan
pemegang kepentingan (stakeholder).
APA YANG DIMAKSUD SISTEM ?
Bagi banyak orang istilah sistem (system) memunculkan gambaran mental mengenai
berbagai komputer dan pemograman.
BERBAGAI ELEMEN SISTEM
Dari mana pun asalnya, semua sistem memiliki beberapa elemen yang sama. Definisi
berikut ini menjelaskan bahwa :


Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling
berhubungan yang berfungsi dengan tujuan sama.
Definisi umum ini akan dianalisis lebih lanjut dalam bagian berikut untuk
mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana definisi diaplikasikan dalam
perusahaan dan sistem informasi.
1. Banyak komponen. Sebuah sistem harus berisi lebih dari satu bagian. Contohnya,
sebuah yoyo yang dibuat dari kayu dan diselipkan sebuah tali adalah sebuah sistem,
tanpa tali tersebut yoyo itu bukanlah suatu sistem.
2. Berhubungan. Tujuan umum dari suatu sistem adalah menghubungkan berbagai
bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara independen dari
yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang sama. Jika komponen
tertentu tidak memberikan kontribusinya pada tujuan bersama, maka komponen
tersebut bukanlah bagian dari sistem tersebut. Contohnya, sepasang sepatu iceskating dan jaring permainan voli adalah komponen. Akan tetapi, keduanya tidak
memiliki tujuan bersama dan karenanya tidak membentuk sistem.
3. Sistem versus subsistem. Perbedaan antara istilah sistem dan subsistem adalah dari
segi perspektif. Dalam buku ini, kedua istilah tersebut dapat saling menggantikan.
Sistem disebut subsistem ketika dipandang hubungannya dengan sistem yang lebih
besar dimana sistem tersebut hanya menjadi bagian dari sistem yang lebih besar.
Sama halnya, subsistem disebut sistem ketika menjadi fokus perhatian.
4. Tujuan. Sistem harus mengarah ke satu atau beberapa tujuan. Apakah suatu sistem
dapat memberikan ukuran waktu, daya listrik, atau informasi , sistem tersebut tetap
harus mengarah ke suatu tujuan, maka sistem tersebut harus diganti.
5. Dekomposisi sistem. Dekomposisi adalah proses membagi sistemmenjadi berbagai
bagian sistem yang lebih kecil. Ini adalah cara yang paling baik untuk menyajikan,
melihat, dan memahami berbagi hubungan antara subsistem. Dengan
mendekomposisi subsistem, maka dapat disajikan sistem secara keseluruhan
sebagai sebuah hierarki, dan melihat berbagi hubungan antara subsistem serta
subsistem yang lebih tinggi tingkatnya.
6. Interdependensi subsistem. Kemampuan sistem untuk mencapai tujuannya
bergantung pada efektivitas fungsinya dan interaksi yang harmonis antara
subsistemnya. Jika sebuah subsistemyang sangat penting rusak dan tidak dapat lagi
memenuhi tujuan tertentunya, keseluruhan akan gagal memenuhi tujuannya.
Contohnya, jika pompa bahan bakar (subsistem yang sangat penting bagi sisten
bahan bakar) rusak, maka sistem bahan bakar akan gagal memenuhi tujuannya.
KERANGKA KERJA UNTUK SISTEM INFORMASI
Sistem informasi (information sistem) adalah rangkaian prosedur formal diman data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna.
Menunjukkan system informasi sebuah perusahaan manufaktur yang didekomposisikan
menjadi berbagai subsistem dasar. Perhatikan bahwa dua kelas system umum timbul dari
dekomposisi tersebut: system informasi akuntasi (SIA) dan system informasi manajemen
(SIM). Kerangka kerja ini akan digunakan untuk mengidentifikasi bidang SIA dan untuk
membedakannya dari SIM. Harus ditekankan bahwa figure 1-3 adalh tampilan konseptual.
System informasi fisiknya tidak akan diatur menjadi berbagai bagian yang begitu jelasnya.
Sering kali, aplikasi SIM dan SIA diintegrasikan agar dapat mencapai efisiensi
operasional.
Perbedaan antara subsistem SIA dengan SIM berpusat pada konsep transaksi. System
informasi menerima input, yang disebut transakso, yang akan dikonversikan melalui
berbagai proses menjadi informasi output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi
terbagi menjadi dua jenis: transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan. Sebelum
membahas perbedaan ini, pertama-tama akan didefinisikan secara umum mengenai
transaksi :
Transaksi (transaction) adalah kegiatan yang memengaruhi atau merupakan kepentingan
dari perusahaanserta diproses oleh system informasinya sebagai unit pekerjaan.
Transaksi keuangan (financial transaction) adalah kegiatan ekonomi yang mempengaruhi
aktiva dan perubahan ekuitas perusahaan, dan yang dicerminkan dalam berbgai akun, serta
diukur dalam berbagai ukuran keuangan.
Transaksi nonkeuangan (nonfinancial transaction) meliputi semua kegiatan yang
diproses oleh perusahaan melalui system informasi yang tidak memenuhi definisi khusus
dari transaksi keuangan. Contohnya, menambahkan pemasok baru, bahan baku ke daftar
para pemasok valid adalah kegiatan yang dapat diproses oleh sisteminformasi perusahaan
sebagai sebuah transaksi.
Transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan sangat dekat sekali kaitannya dan sering
kali diproses oleh system fisik yang sama.
SISTEM INFORMASI AKUNTASI
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangandan trasaksi nonkeuangan yang
secara lansung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri atas tiga
subsistem:
1. System pemrosesan transaksi (transaction processing type-TPS), yang mendukung
operasi bisnis harian melaui berbagai dokumen srta pesan untuk para pengguna
diseluruh perusahaan.
2. System buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting systemGL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca,
arus kas, pengembaliam pajak, serta berbagai laporan lainnya yang disyaratkan oleh
hokum.
3. System pelaporan manajemen (manajemen reporting system- MRS), yang
menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan
khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti
anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban. Tiap subsistem ini
akan dijelaskan kemudian.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem informasi manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi nonkeuangan yang
biasanya tidak diproses oloh SIA biasa. Tabel 1-1 memberikan beberapa contoh mengenai
berbagi aplikasi SIM umum yang berkaitan dengan berbagi area fungsional di perusahan.
Contoh tabel 1-1
Fungsi
Contoh aplikasi SIM
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi
produksi
Sistem penjadwalan pekerjaan
Sistm manajemen portofolio
keuangan
System pengangaran modal
Analisis pasar
pemasaran
Pengembangan produk baru
Analisi produk
Pengaturan dan penjadwalan gudang
distribusi
Penjadwalan pengiriman
Model pemuatan dan alokasi kendaraan
Sistem penelusuran keahlian kerja
Personalia
System kompensasi karyawan
PERUBAHAN PERAN INFORMASI AKUNTANSI
Untuk memperbaiki efisiensi operasional dan mencapai keunggulan kompetitif dalam
pasar, banyak perusahaan telah merekayasa ulang sisitem informasinya agar
meliputiberbagai fitur SIA dan SIM. Ini berdampak pada peran trdisional akuntan karena
para akuntan kini mendapat tanggung jawab untuk menyediakan data nonkeuangan yang
handal. Dalam bab-bab berikutnya, akan dipelajari berbagai karateristik dalam system
tradisional dan yang rekayasa ulang, serta akan dipelajari berbagai model akuntansi
alternative seperti REA (resource,events,dan agent) dan system ERP (enterpris resource
planning) yang mengintegrasikan data keuangan dengan nonkeuangan.
SUBSISTEM SIA
Sementara ini akan dibahas secara singkat peran tipa subsistem, yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi
System pemrosesan transaksi penting untuk keseluruhan fungsi dari system informasi
karena :
1. a) Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi keuangan.
2. b) Mencatat berbagi transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan
buku besar).
3. c) Mendistribusukan hnformasi keuangan yang penting untuk peronel
operasional dalam mendukung operasi hariannya.
2. System buku besar/pelaporan keuangan
Sistem buku besar (general ledger system-GLS) dan system pelaoran keuangan (financial
reporting system-FRS) adalah dua subsistem yang earat hubungannya satu sama lain. Akan
tetapi, karena interepedensi operasional keduanya, maka keduanya secara umum dipandang
sebagai satu system terintegrasi GL/FRS. System pelaporan keuangan mengukur dan
melaporkan kondisi sumber daya keuangan serta berbagai perubahan atas sumber daya
tersebut. FRS mengkomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal. Jenis
pelaporan ini disebut nondiskresioner karena perusahaan memiliki sedikit atau tidak
memiliki sama sekali pilihan dalam informasi yang disediakannya.
SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
System pelaporan manajemen memberikan informasi keuangan internal yang dibutuhkan
untuk mengelola bisnis. Laporan yang umum dihasilkan oleh MRS meliputi anggaran,
lappran kinerja, analisis biaya-volume-laba, serta berbagai laporan yang menggunakan data
biaya (bukan yang historis). Jenis laporan semacam ini disebut sebagai laporan
deskresioner karena perusahaan dapat memilih informasi apa yang akan dilaporkan dan
cara mrnyajikannya.
MODEL UMU SIA
Berbagai elemen dalam model umum adalah :
1. Pengguna akhir.
Pengguna akhir dibagi ke dalam dua kelompok umum eksternal dan internal. Pengguna
eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham, calon investor, lembaga pemerintahan,
kantor pajak, pemasok dan pelanggan. Para pengguna internal meliputi pihak manajemen
di tiap tingkat dalam perusahaan, serta personel operasional. Berlawanan dengan laporan
eksternal, perusahaan memiliki ukuran untuk memenuhi kebutuhan para pengguna
internalnya. Meskipun terdapat beberapa konvensi dan praktik umum, laporan internal
diatur terutama berdasarkan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Data
versus informasi, data adalah berbagai fakta, yang akan atau mungkin tidak diproses dan
tidak memiliki pengaruh langsung atas pengguna. Sebaliknya informasi menyebabkan
pengguna mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi sering
kali didefinisikan hanya sebagai data yang diproses. Informasi bagi seseorang adalah data
bagi orang lain. Jadi, informasi memungkinkan penggunanya untuk mengambil tindakan
dalam mengatasi masalah, mengurangi ketidakpastian, serta dalam membuat keputusan.
2. Sumber data
Sumber data adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk kedalam system informasi
baik dari sumber internal maupun eksternal. Transaksi eksternal adalah sumber data yang
paling umum untuk kebanyakan perusahaan. Transaksi ini adalah berbagai pertukaran
ekonomi dengan berbagai entitas bisnis dan individu lain di luar perusahaan. Contohnya,
meliputi penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas, serta
pengeluaran kas (termasuk untuk penggajian). Transaksi keuangan internal melibatkan
pertukaran atau perpindahan menjadi barang dalam proses (work in process-WIP),
penggunaan tenaga kerja dan overhead untuk barang dalam proses, konvensi WIP menjadi
persediaan barang jadi serta depresiasi pabrik dan perlengkapan.
3. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah tahap operasional pertama dalam system informasi. Tujuannya
adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk ke dalam system valid, lengkap, dan
bebas dari kesalahan. Terdapat dua aturan yang menentukan dalam desain prosedur
pengumpulan data yaitu relevansi dan efisiensi. System informasi harus hanya menangkap
data yang relevan. Pekerjaan dasar desainersistem adalah menentujan apa saja yang
relevandan tidak relevan. Dia dapat melakukannya dengan menganalisis kebutuhan
pengguna. Hanya data yang pada akhirnya berkontribusi pada informasi yang dianggap
relevan. Tahap pengumpulan data harus didesain agar dapat menyaring berbagai fakta yang
tidak relevan dari system. Prosedur engumpulan data yang efisien di desain untuk
mengumpulkan data sekali saja. System informasi memiliki kemampuan pengumpulan,
pemrosesan, dan penyimpanan.
4. Pemrosesan data
Setelah selesai dikumpulkan, data biasanya membutuhkan pemrosesan agar dapat
menghasilkan informasi. Berbagai pekerjaan dalam tahap pemrosesan data berkisar dari
yang sederhanahingga yang rumit.
MANAJEMEN BASIS DATA
1. Basis data. Basis data perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data keuangan
dan nonkeuangan.
2. Atribut data. Atribut data adalah bagian mendasar dari calon data yang berguna
bagi basis data. Atribut adalah karateristik logis dan relevan dari suatu entitas dan
yang mengenai hal apa perusahaan menangkap datanya. Berbagai atribut yang
ditunjukkan dalam figure 1-6 adalah logis karena semuanya berkaitan dengan
entitas yang sama-piutang usaha.
3. Record. Record adalah serangkaian lengkap atribut untuk satu kejadian dalam
suatu kelas entitas. Contohnya, nama, alamat, adan saldo pelanggan adalah satu
kejadian dalam kelas piutang uasaha. Untuk menemukan record tertentu dalam
basis data, maka pengguna harus dapat mengidentifikasikannya secara unik. Kunci
untuk record piutang usaha adalah nomor rekening pelanggan. Ini adalah satusatunya pengidentifikasiaan unik dalam kelas record tersebut. Berbagai atribut
lainnya memiliki berbagai nilai yang bias saja berada dalam kelas record tersebut.
Berbagai atribut lainnya memiliki berbagai nilai yang bias saja berada dalam
record-record lainnya.
4. File. File adalah serangkaian record yang lengkap dari suatu kelas yang identik.
Contohnya, semua record piutang usaha dari suatu perusahaan akan membentuk file
piutang usaha. Dalam cara yang hamper sama, file dibentuk untuk kelas-kelas lain
dari record seperti untuk persedian, piutang usaha, dan penggajian. Basis data
perusahaan adalah keseluruhan kumpulan berbagai file semacam itu.
5. Pekerjaan manajemen basis data.
Melibatkan tiga pekerjaan dasar yaitu penyimpanan, penarikan, dan penghapusan,
penarikan adalah pekerjaan mencari dan mengekstraksi record yang ada dari basis data
untuk diproses. Penghapusan adalah pekerjaan untuk secara permanen memindahkan
berbagai record yang using atau redundan dari basis data.
PEMBUATAN INFORMASI
Pembuatan informasi adalah proses menyusun, mengatur, menformat, dan menyajikan
informasi ke para pengguna. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan
penjualan, laporan yang terstruktur, atau sebuah pesan dalam layar computer. Apapun
bentuk fisiknya, informasi yang berguna memiliki berbagi karateristik berikut ini :
1. Relevan. Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu tujuan. Ini
dapat berupa dukungan bagi keputusan manajer atau untuk pekerjaan staf
administrasi.
2. Tepat waktu. Umur informasi adalah factor yang sangat penting dalam
menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak melebihi periode waktu dari
tindakan yang didukungnya. Conthnya, jika seorang manajer mmbuat keputusan
secara harian untuk membeli persediaan dari pemasok berdasarkan laporan status
persediaan, maka informasi tersebut dalam laporan tidak boleh lebih dari atu hari.
3. Akurasi. Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi,
signifikasi adalah konsep yang sulit untuk diukur. Konsep ini tidak akan memiliki
nilai absolute, ini adalah konsep yang sangat bergantung pada masalahnya. Kadang
kita harus mengorbankan akurasi yang absolute untuk mendapatkan informasi yang
akurat. Oleh karenanya, dalam menyediakan informasi desainer system harus
mencari keseimbangan yang seakurat mungkin dengan ketetapan waktu yang
memadai agar berguna.
4. Kelengkapan. Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau
pekerjaan harus ada. Contohnya, sebuah laporan harus menyediakan semua
perhitungan yang dibutuhkan dan menyajikan pesannya secara jelas serta tidak
ambigu.
5. Ringkas. Informasi harus diumpulkan deduai dengan kebutuhan pengguna. Para
manajer dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan informasi yang
sangat terperinci. Ketika informasi mengalir melalui perusahaan hingga ke pihak
manajer puncak, maka informasi akan makin ringkas.
UMPAN BALIK
Umpan balik (feedback) adalah suatau bentuk outpiut yang dikirim kembali ke system
sebagai sumber data. Umpan balaik dapat bersifat internal atau eksternal dan digunakan
untuk memulai atau mengubah proses. Contohnya, laporan status persediaan akan
memperingatkan staf pengendali persediaan bahwa suatu barang persediaan telah jatuh kea
tau di bawah, tingkat minimum yang dijijnkan.
TUJUAN SISTEM INFORMASI
Tiap perusahaan harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan penggunanya.
Terdapat tiga tujuan dasar yang umum didapati di semua system. Tujuan-tujuan tersebut
adalah :
1. Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. Administrasi mengacu pada
tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya
perusahaan.
2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. System informasi
memberikan pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut.
3. Mendukung operasional harian perusahaan. System informasi menyediakan
informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan
pekerjaan hariannya dalam cara yang efisin dan efektif.
PEMEROLEHAN SISTEM INFORMASI
1. Mengembangkan system yang disesuahkan dari awal melaui aktivitas
pengembangan system internal.
2. Membeli system komersial yang siap pakai dari para vendor piranti lunak.
Perusahaan yang lebih besar dengan kebutuhan yang lebih unik serta sering kali
berubah harus melakukan pengembangan secara internal.perusahaan yang lebih
kecil dan lebih besar dan yang telah memiliki kebutuhan informasi yang
distandarisasi adalah pasar utama untuk piranti lunak komersial. Tiga jenis piranti
lunak yang tersedia adalah :
3. a) System siap pakai adalah system jadi dan teruji serta siap untuk
diimplementasikan. Biasanya system ini adalah system umum atau system yang
disesuaikan untuk industry tertentu.
4. b) System tulang punggung, terdiri dari struktur system dasar dimana system
akan dikembangkan. Logika pemrosesan utamanya telah deprogram terlebih dahulu
dan vendor kemudian mendesain antar muka pengguna agar sesuai dengan
kebutuhan klien yang berbeda-beda.
5. c) System yang didukung vendor adalah system yang disesuaikan dan dibeli
perusahaan secara komersial sebagai ganti dikembangkansendiri secara internal.
Berdasarkan pendekatan ini, vendor piranti lunak akan mendesain,
mengimplementasikan, serta memelihara system untuk kliennya,
SEGMEN BISNIS
Ada beberapa cara untuk mengatur segmentasi perusahaan. Tiga pendekatan yang paling
umum meliputi segmentasi berdasarkan :
1. Lokasi geografis
2. Lini produk
3. Fungsi bisnis
SEGMENTASI FUNGSIONAL
Segmentasi berdasarkan fungsi bisnis adalah metode pengaturan yang paling umum.
Sebagai gambaran, asumsikan sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan berbagai
sumber daya berikut : bahan baku, tenaga kerja, modal keuangan, dan informasi.
MANAJEMEN BAHAN BAKU
Tujuan dari manajemen bahan baku adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan
bahan baku perusahaan. Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi :
1. Pembeliaan adalah tangung jawab untuk memesan persediaan dari berbagai
pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan ulang. Sifat dari
pekerjaan ini bervariasi antar perusahaan. Dalam beberapa kondisi, pembelian
kepemasok yang ditunjuk. Di kondisi lainnya, pekerjaan ini melibatkan
permintaaan penawaran dari berbagai penjual yang bersaiang. Sifat bisnis serta
jenis persediaan menentukan sejauh mana fungsi suatu bagian pembelian.
2. Penerimaan adalah pekerjaaan menerima persediaan yang sebelumnya dipesan oleg
bagian pembelian. Aktivitas penerimaan meliputi perhitunhan dan pemeriksaan
kondisi fisik berbagai barang ini. Penerimaan adalah peluang pertama, dan
mungkin satu-satunya bagi perusahaan untuk mendeteksi kiriman yang tidak
lengkap dan barang yang rusak sebelum dimasukkan ke dalam proses produksi.
3. Penyimpanan merupakan aktivitas penyimpanan berbagai persediaan yang diterima
dan pelepasan sumber daya ini kedalam proses produksi ketika dibutuhkan.
Produksi
Aktivitas produksi terjadi di siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja, dan
aktiva pabrik digunakan untuk membuat produk jadi. Berbagai aktivita tertentu ditentukan
berdasarkan sifat produk yang diproduksi. Secara umum, aktivitas-aktivitas tersebut terbagi
dalam dua kelas aktivitas pendukung produksi. Tetapi tidak terbatas pada, berbagai jenis
aktivitas berikut ini :
1. Perencanaanproduksi yang melibatkan penjadwalan arus bahan baku, tenaga kerja,
dan mesin untuk secara efisien memenuhi kebutuhan produksi. Kegiatan ini
membutuhkan informasi mengenai status pesanan penjualan, persediaan bahan
baku, persedian barang jadi, serta ketersediaan mesin dan tenaga.
2. Pengendalian kualitas memantau proses produksi di berbagai tahap bentuk
memastikan bahwa produk jadi memenuhi standar kualitas perusahaan.
Pengendalian kualitas yang efktif dapat mendeteksi masalah sedini mungkin untuk
memungkinkan tindakan perbaikan. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat
mengakibatkan banyak bahan baku dn tenaga kerja yang terbuang sia-sia.
3. Pemeliharaan menjaga berbagai mesin dan fasilitas produksi lainnya agar berjalan
dengan baik. Proses produksi bergantung pada pabrik serta perlengkapannya dan
tidak menoleransi kerusakan apapun dalam periode puncak produksi. Oleh
karenanya, kunci dari pemeliharaan adalah pencegahan-menyingkirkan
perlengkapanyang dijadwalkan dari operasi untuk dibersihkan, diservis, dan
diperbaiki.
Pemasaran
Pasar perlu mengetahui dan memilki akses ke berbagai produk perusahaan. Fungsi
pemasaran berhubungan dengan berbagai masalah strategi promosi, periklanan, dan riset
pasar produk. Padad tingkat operasioanal, pemasaran melakukan berbagai aktivitas rutin
seperti memasukkan pesanan penjualan.
Distribusi
Distribusi adalah aktivitas untuk membuat produk sampai ke tangan pelanggan setelah
adanya penjualan. Banyak yang dapat terjadi sebelum pelanggan mengambil alih
kepemilikan dari suatu produk. Lamanya waktu antara memaksukkan dengan memenuhi
pesanan, pengiriman yang salah, atau barang yang rusak dapat mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan serta hilangnya penjualan.
Personalia
Karyawan yang kompeten dan handal adalah sumber daya yang berharga bagi sebuah
perusahaan. Tujuan dari fungsi personalia adalah untuk mengelola secara efektif sumber
daya ini. Fungsi personalia yang dikembangkan secara lengkap meliputi perekrutan,
pelatihan, pendidikan lanjutan, konsiltasi evaluasi, hubungan ketenagakerjaan, dan
administrasi kompensasi.
Keuangan
Berfungsi mengelola sumber daya keuangan perusahaan melalui aktifitas perbankan dan
perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran dan penerimaan kas,
mencatat arus kas harian yang masuk dan keluar dari perusahaan.
FUNGSI AKUNTANSI
Mengelola sumber daya informasi keuangan perusahaan.
Fungsi ini mempunnyai dua peran penting di pemrosesan transaksi, yaitu:
1. Akuntansi menangkap dan mencatat berbagai pengaruh keuangan dari berbagai
transaksi keuangan.
2. Akuntansi mendistribusikan informasi transaksi ke personal operasional untuk
mengkoordinasikan banyak dari tugas mereka.
Nilai Informasi
Tujuan informasi adalah untuk mengarahkan kepada pengguna ke tindakan yang
seharusnya. Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan keandalannya (
reliability ). Agar hal ini dapat terjadi, informasi harus relevan, akurat, lengkap, ringkas,
dan tepat waktu. Jika informasi yang diberikan tidak andal maka, tidak memiliki nilai dan
penggunaan sumber daya akan menjadi sia-sia
Independensi Akuntansi
Keandalan informasi sangat tergantung pada konsep independensi akuntansi. Keputusan
pengguna yang efektif membutuhkan informasi penting oleh sumber yang independen
untuk memastikan integritasnya.
FUNGSI LAYANAN KOMPUTER
Fungsi layanan computer berkaitan dengan sumber daya informasi. Berbagai aktivitasnya
dapat diatur dalam sejumlah cara yang berbeda.
Adapun unsure-unsur yang eksterm dalam fungsi layanan computer adalah:
1. Pemrosesan Data Terpusat (centralized data processing)
Semua data dilakukan oleh satu atau lebih computer besar yang ditempatkan di sebuah
lokasi pusat dan melayani para pengguna di seluruh perusahaan. Fungsi layanan computer
biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya yang biaya operasionalnya dibebankan kembali
kepada para pengguna akhirnya.
2. Administrasi Basis Data
Perusahaan yang diatur secara terpusat memelihara sumberdaya datanya dalam lokasi
terpusat yang digunakan bersama oleh pengguna akhir.
3. Pemrosesan Data
Kelompok pemrosesan data mengelola sumberdaya computer yang digunakan untuk
pemrosesan rutin transaksi. Ini terdiri atas berbagai fungsi organisasional berikut:
–
Pengendalian data ( data control ) : sebagai perantara antara pengguna akhir dengan
pemrosesan data.
–
Konversi data (data conversion) : menyalin data transaksi dari bentuk dokumen
kertas ke dalam media magnetis / disket yang sesuai untuk diproses oleh computer.
–
Perpustakaan data ( data library )
: Ruang yang bersebelahan dengan pusat
computer dan yang menyediakan tempat penyimpanan yang aman bagi file data yang tidak
aktif
4. Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem
Kebutuhan sistem informasi para pengguna dipenuhi melalui dua fungsi yang saling
berhubungan. Para partisipan dalam pengembangan sistem meliputi :
–
Professional sistem meliputi analisis sistem, desainer basis data, dan pemograman
yang mendesain dan membangun sistem. Hasil usaha mereka adalah sistem informasi yang
baru.
–
Pengguna akhir adalah bagi siapa sistem dibangun. Mereka adalah para manajer
yang menerima lpaoran dari sistem dan para personel operasional yang bekerja secara
langsungdengan sistem tersebut sbagai tanggungjawab harian mereka.
–
Pemegang kepentingan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan atas sistem
tersebut tapi bukan pengguna akhirnya. Meliputi: akuntan,auditor internal dan eksternal,
dan pihak lain yang mengamati perkembangan sistem.
5. Pemrosesan Data Terdistribusi
Alternative dari model terpusat adalah konsep pemrosesan data terdistribusi ( distributed
data processing – DDP). DDp melibatkan pengaturan ulang fungsi layanan computer
menjadi unit pemrosesan informasi (information processing unit – IPU) kecil yang
didistribusikan ke para pengguna akhir dan ditempatkan di bawah kendali mereka. IPU
dapat didistribusikan berdasarkan fungsi bisnis, lokasi geografis. Dalam tahun-tahun
terakhir ini, DDP telah menjadi kemungkinan ekonomi dan operasional dan telah
mengubah secara revolusioner operasi bisnis.
Kelemahan DDP :
–
Hilangnya kendali
–
Perusakan jejak audit
–
Pemisahan pekerjaan yang tidak memadai
–
Peningkatan potensi kesalahan pemograman dan kegagalan sistem
–
Kurangnya standart
Keuntungan DDP :
–
Penghematan biaya
Mikrokomputer dan minicomputer yang canggih tetapi mahal,yang dari segi biaya efektif
untuk melakukan fungsi khusus, telah mengubah nilai nilai ekonomi pemrosesan data
secara dramatis. Perpindahan ke DDP dapat mengurangi biaya dalam dua area lainnya:
1) data dapat dimasukkan dan diedit dalam IPU, dan
2) kompleksitas aplikasi dapat dikurangi.
–
Peningkatan kepuasan pengguna
Hal ini didasarkan dari tiga area kebutuhan yang seringkali dibiarkann tak terpenuhi dalam
pendekatan terpusat:
1)pengguna berkeinginan untuk mengendalikan sumberdaya yang mempengaruhi
profitabilitasnya
2)pengguna menginginkan professional sistemyang responsive sesuai situasi pengguna.
3)pengguna ingin terlibat lebih aktif dalam pengembangan dan implementasi sistem yang
digunakannya.
–
Peningkatan efisiensi operasional.
EVALUASI MODEL SISTEM INFORMASI
1. Model Proses Manual
Adalah bentuk sistem yang paling tua dan paling tradisional. Sistem ini terdiri dari
berbagai kegiatan, sumberdaya,dan personel fisik yang merupakan ciri banyak proses
bisnis. Meliputi: pencatatan pesanan,penggudangan bahan baku, produksi barang untuk
dijual,pengiriman barang ke pelanggan, penempatan pesanan ke pemasok.
1. Model File Datar
Menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling berhubungan dengan
file lainnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki sendiri file datanya
sebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi, pemrosesan datanya dilakukan
oleh aplikasi yang berdiri sendiri dan bukan melalui sistem terintegrasi.
Masalah signifikan dalam file datar adalah:
–
Penyimpanan data : sistem informasi yang efisien hanya menangkap dan
menyimpan data sekali serta membuatnya menjadi sebuah sumber yang tersedia bagi
semua pengguna yang membutuhkannya.
–
Pembaruan data
: perusahaan memilki banyak sekali data yang disimpan
dalam berbagai file dan yang membutuhkan pembaharuan berkala untuk mencerminkan
berbagai perubahan.
–
Kekinian informasi : Jika informasi yang baru tidak disebarkan secara tepat,
perubahan tersebut tidak akan tercermin dalam data pengguna, hingga mengakibatkan
adanya keputusan yang didasarkan pada informasi yang kadaluwarsa.
–
Dependensi pekerjaan-data : adalah ketidakmampuan penggunanya untuk
mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan pengguna tersebut berubah.
–
File flat membatasi integrasi data : strukturisasi semacam ini dapat tidak
memasukkan atribut data yang berguna bagi pengguna lainnya, sehingga menghambat
keberhasilan integrasi data di perusahaan.
1. Model Basis Data
Perusahaan dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file datar dengan
mengimplementasikan model basis data untuk manajemen data. Akses ke sumber daya
data dikendalikan melalui sistem manajemen basis data (database management sistemDBMS). DBMS adalah peranti lunak sistem khusus yang deprogram untuk mengetahui
elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya.
1. Model REA
Adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan sumber daya (resources), kegiatan
(events), pelaku (agents). Kemajuan dalam teknologi basis data telah berfokus pada
ketertarikan yang baru pada REA sebagai alternative praktis untuk kerangka kerja
akuntansi yang klasik.
–
Sumber daya : didefinisikan sebagai berbagai objek yang tidak mudah didapat serta
di bawah kendali perusahaan.
–
Kegiatan
: fenomena yang mempengaruhi berbagai perubahan dalm sumber
daya. Kegiatan bernilai ekonomi adalah elemen informasi yang sangat penting dalam
sistem akuntansi serta harus ditangkap dalam bentuk yang sangat terperinci untuk
menyediakan basis data yang lengkap.
–
Pelaku
: pihak dalam dan luar perusahaan dengan kemampuan untuk
memilih sendiri menggunakan atau membuang sumber daya yang bernilai ekonomi.
Rea adalah model konseptual,bukan fisik. Akan tetapi, banyak dari prinsipnya dapat
ditentukan dalam sistem basis data lain yang lebih canggih. Aplikasi dari filosofi REA
yang paling berharga dapat dilihat dalam sistem pembuatan ERP.
1. Sistem ERP
Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resourse planning) adalah model sistem
informasi yang memungkinkanperusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan
berbagaia proses bisnis utamanya. Implementasi sistem ERP dapat berupa pengambilalihan
besar-besaran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun. Karena kompleksitas dan
ukurannya, sedikit perusahaan yang bersedia atau dapat menyediakan sumber daya
keuangan serta fisik dan menanggung resiko untuk mengembangkan sistem ERP secara
internal. Jadi, semua ERP adalah produk komersial. Paket peranti lunak ERP sangatlah
mahal,tetapi penghematan dari segi efisiensi akan sangat signifikan.
PERAN AKUNTAN
1. Akuntansi Sebagai Pengguna
Fungsi akuntansi adalah pengguna layanan computer yang terbanyak. Sebagai pengguna
akhir, para akuntan harus menyediakan gambaran yang jelas mengenai berbagai kebutuhan
mereka pada para ahli yang mendesain sistem mereka. Penyebab utama kesalahan desain
yang mengakibatkan kegagalan sistem adalah akibat dari tidak adanya keterlibatan
pengguna.
1. Akuntansi Sebagai Desainer
Tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dengan ahli computer. Fungsi
akuntansi bertanggungjawab atas sistem konseptual, melibatkan spesifikasi criteria untuk
mengidentifikasi pelanggan yang lewat masa bayar dan informasi yang perlu dilaporkan
akuntan menentukan sifat dari informasi yang dibutuhkan, sumbernya, tujuannya,serta
kebijakn yang perlu diterapkan. Dan fungsi computer sebagai sistem fisiknya adalah media
dan metode untuk menangkap dan menyajikan informasi tersebut.
1. Akuntan Sebagai Auditor Sistem
Audit adalah bentuk dari pembuktian independen yang dilakukan oleh ahli auditor yang
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan secara
internal bergantubg langsung pada validasi oleh auditor ahli yang independen.
–
Audit eksternal : sebagai auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian dan yang
dijelaskan sebelumnya. Jasa kepastian adalah layanan professional, termasuk fungsi
pembuktian,dan yang di desain untuk meningkatkan kualitas informasi baik yang keuangan
maupun nonkeuangan, yang digunakan oleh para pembuat keputusan.
–
Audit Internal : adalah fungsi penilaian yang berada dalam perusahaan. Auditor
internal mel`kukan banyak sekali aktivitas atas nama perusahaan, termasuk melakukan
audit laporan keuangan, mempelajari kesesuaian operasional perusahaan dengan kebijakan
perusahaan, mengkaji kesesuaian perusahaan dengan kewajiban hokum, mengevaluasi
efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar pelaku penipuan dalam perusahaan serta
melaksanakan audit.
Perbedaan antara audit eksternal dan internal adalah konstituennya. Auditor
eksternalmewakili pihak ketiga dari luar. Sementara audit internal mewakili pihak
kepentingan pihak manajemen.
Contoh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Kripik Tempe
Ainier
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Umum Home Industry
Nama Home Industry : Keripik Tempe “Ainier”
Tahun berdiri
: 1999
Badan hukum
: Perusahaan Perseorangan
Bidang usaha
: Pembuatan Keripik Tempe
Alamat
: Jalan Sanan 124
Keripik tempe “Ainier” adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan
keripik tempe. Pada mulanya, keripik tempe “Ainier” hanya memproduksi satu jenis
keripik tempe yaitu keripik tempe original saja. Namun seiring berkembangnya selera
konsumen, keripik tempe “Ainier” menambah jumlah variasi produknya. Hingga saat ini,
keripik tempe “Ainier” telah memproduksi lebih dari dua puluh rasa keripik tempe.
Beberapa variasi rasa keripik tempe antara lain, rasa udang, sapi panggang, pedas manis,
seafood, barbeque, dan masih banyak variasi lainnya. Keseluruhan dari hasil keripik tempe
ini dapat dikatagorikan baik, karena memiliki berbagai macam rasa, bentuk yang cukup
bervariasi, serta kemasan yang menarik. Bila dibandingkan dengan produk keripik tempe
sejenis (bahkan yang merupakan produk buatan pabrik), keripik tempe “Ainier” tidak kalah
dari dalam segi bentuk, kemasan, rasa, hingga harganya meskipun produk keripik tempe
“Ainier” ini di proses secara manual.
Cara penjualan yang dilakukan oleh keripik tempe “Ainier” yaitu dengan membuat keripik
tempe sendiri dan memasarkannya melalui toko kecil yang dimiliki pemilik. Selain
menjualnya di toko tersebut, pemilik juga menitipkan produk keripik tempe “Ainier” ke
beberapa toko lain di berbagai tempat yang tersebar di beberapa daerah di Malang. Tidak
berhenti sampai tahap tersebut, pemilik juga melayani pemesanan produk keripik tempe
“Ainier” ini, untuk pemesanan produk keripik tempe “Ainier” ini biasanya dalam jumlah
yang cukup besar dan tidak hanya dari kawasan Malang saja, terdapat pula pemesanan
untuk luar kota bahkan luar pulau. Secara aliran finansial, keripik tempe “Ainier” ini lebih
memfokuskan diri pada proses penyediaan barang jadi keripik tempe, namun tidak
menutup kemungkinan pula fokus pada pesanan dari pelanggan pada waktu atau kondisi
tertentu seperti hari raya, dll.
Keripik tempe “Ainier” terletak di kota Malang, lokasi tepatnya yaitu di jalan Sanan nomor
124. Untuk dapat menuju ke lokasi keripik tempe “Ainier” dari Universitas Brawijaya
dapat di tempuh dengan sarana kendaraan bermotor atau kendaraan umum. Keadaan
lapangan keripik tempe “Ainier” telah memenuhi standar kualitas, prasarana komunikasi,
listrik, air, bersih serta transportasi cukup baik, hanya saja lokasi keripik tempe “Ainier”
kurang strategis karena lokasinya yang tidak berada pada poros jalan raya melainkan dalam
gang gapura industri keripik tempe Sanan. Keripik tempe “Ainier” tergabung dalam
paguyuban industri keripik tempe di kawasan Sanan tersebut, di kawasan itu terdapat
belasan bahkan puluhan pabrik UKM keripik tempe.
Keripik tempe “Ainier” memiliki toko yang berfungsi sebagai sarana pemasaran dan
penjualan produk keripik tempe, meskipun ukuran tokonya tidak terlalu besar, toko ini
cukup efektif untuk dapat melayani penjualan kripik tempe. Selain itu, pada bagian
belakang toko, kita dapat melihat langsung proses pembuatan keripik tempe tersebut.
Peralatan yang digunakan untuk menunjang proses produksi keripik tempe “Ainier” antara
lain panci, alat pengaduk, pisau, penggorengan, kompor minyak tanah, kompor gas, mesin
pres, dan beberapa alat lainnya. Peralatan yang digunakan memang tidak sepenuhnya
merupakan peralatan yang modern. Hal ini dikarenakan proses pembuatan keripik tempe
yang dikalukan secara manual.
Guna menunjang proses produksi, keripik tempe “Ainier” mempekerjakan beberapa
karyawan. Karyawan yang dipekerjakan merupakan orang-orang yang berasal dari
kalangan keluarga maupun beberapa dari tetangga atau warga sekitar. Karyawan yang
dipekerjakan dalam proses terbagi menjadi empat bagian pekerjaan, bagian pengolahan
bahan baku, bagian pemotongan tempe, bagian penggorengan, dan bagian pengemasan.
Bagian pengolahan bahan baku terdiri dari dua pekerja, bagian pemotongan tempe terdiri
dari satu orang pekerja, bagian penggorengan tempe terdiri dari dua orang pekerja, dan
bagian pengemasan terdiri dari tiga orang pekerja. Alasan mengapa bagian pengemasan
mendapatkan bagian jumlah pekerja lebih banyak yaitu karena bagian pengemasan
dilakukan secara satu per satu, berbeda dengan bagian lain yang dapat melakukan
prosesnya sekaligus. Upah yang diberlakukan pada keripik tempe “Ainier” ini terbagi ke
dalam dua jenis, upah harian untuk bagian pengolahan bahan baku, pemotongan, dan
penggorengan, sedangkan untuk bagian pengemasan upahnya tergantung dari berapa hasil
kemasan yang dapat dihasilkan dalam sehari kerja. Jam kerja yang berlaku pada industri
keripik tempe “Ainier” adalah jam kerja yang tergolong baku, jam kerja tersebut
merupakan jam kerja rutin bagi para pekerja. Meskipun memiliki pekerja-pekerja yang
terampil, pemilik keripik tempe “Ainier” tetap melakukan pemantauan dan pengecekan
proses pembuatan keripik tempe secara saksama. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir
kerusakan, kecacatan, kehilangan, pengembalian produk, dan hal-hal sejenisnya.
1.2 Studi Kasus
Yang menjadi fokus pada studi kasus ini adalah proses produksi dari keripik tempe
“Ainier”. Dalam proses produksinya keripik tempe “Ainier” menggunakan metode
“Process Costing” dengan memfokuskan pada aliran biaya produksi FIFO, dan
mengidentifikasi masalah yang timbul dengan praktik akuntansi biaya.
1.3 Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data terkait dengan
proses produksi keripik tempe “Ainier”, guna menunjang hal tersebut dilakukan beberapa
metode pengumpulan data. Metode yang dipakai dalam hal ini meliputi :
1. Metode wawancara
Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan mengenai
proses produksi dan praktik akuntansi biaya dari industri keripik tempe “Ainier”. Proses
wawancara dilakukan dengan mendatangi keripik tempe “Ainier” secara langsung dan
bertanya langsung pada pemilik serta melihat secara langsung pula proses pembuatan
keripik tempe “Ainier”.
1. Metode literatur
Terdapat beberapa bagian yang tidak dapat ditemukan jawabannya melalui metode
wawancara sehingga diperlukan mengkaji beberapa literature guna kerelevanan data dan
informasi yang diperoleh.
2.1 Proses Produksi Keripik Tempe Ainier
Pada hari Kamis, tanggal 20 Oktober 2011, telah dilakukan pengamatan di pabrik UKM
keripik tempe Malang tepatnya di jalan Sanan nomor 124. Pabrik keripik tempe milik ibu
Etik Rahmawati tersebut berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dapat disimpulkan
bahwa UKM tersebut masih menggunakan cara perhitungan biaya produksi yang
tradisional. Ibu Etik hanya mengitung berapa pengeluaran biayanya untuk sekali proses
produksi dan berapa penghasilan jualannya tanpa memperhatikan detail atau rincian dari
biaya-biayanya.
UKM keripik tempe “Ainier” ini menggunakan sistem Process Costing dalam proses
produksinya, namun terkadang UKM ini juga menerima pesanan baik itu dari kota Malang
maupun luar kota Malang bahkan sampai ke luar pulau. Karena itu setiap hari ibu Etik
Rahmawati dan pekerjanya tidak pernah berhenti memproses pembuatan keripik tempe
untuk persediaan barang jadi yang dijual melalui tokonya dan melayani pesanan yang
dadakan. Dalam pembuatan keripik tempenya, toko “Ainier” memproduksi bahan baku
tempenya sendiri dari kedelai karena demi menjaga dan menjamin mutu dari keripik
tempenya.
Berikut adalah tahapan pembuatan kripik tempe di toko “Ainier”, yaitu:
1. Proses pengolahan bahan baku tempe
Perebusan kedelai, pembuangan kulit, perendaman semalaman, pada hari berikutnya
dilakukan pergantian air kedelai dan perebusan kembali, pendinginan, penaburan ragi lalu
didiamkan hingga dua hari berikutnya.
2. Proses pemotongan tempe
Tempe yang sudah jadi dari proses pengolahan bahan baku tempe tadi kemudian dipotong
tipis-tipis dan dibumbui dengan tepung, kanji dan bumbu-bumbu dasar.
3. Proses penggorengan
Tempe yang dari proses pemotongan tempe kemudian digoreng hingga berwarna coklat
keemasan kemudian disaring dan diangin-anginkan.
4. Proses pengemasan
Tempe dari proses penggorengan kemudian dikemas dalam ukuran plastik yang kecil dan
besar dengan bumbu rasa-rasa yang bervariasi.
Dalam tahapan pembuatan keripik tempe di toko “Ainier” tersebut, perhitungan biaya atas
setiap tahapan atau departemen yang satu dengan yang lainnya tidak dilakukan sehingga
cukup menyulitkan untuk mengidentifikasi rincian biaya produksi lain-lain di setiap
departemen. Dari proses pengolahan bahan baku tempe hingga proses pemotongan tempe
jarang ditemukan kecacatan produksi, namun dalam proses penggorengan mungkin terjadi
tempe yang hancur sehingga tidak mungkin dimasukkan dalam proses pengemasan.
Akhirnya keripik tempe yang hancur tadi biasanya oleh pemilik dijadikan sebagai sampel
keripik tempe untuk pembeli yang datang ke tokonya.
2.2 Pengamatan Akuntansi Biaya
Keripik tempe “Ainier” ini pada konsepnya membebankan biaya pada setiap hasil
produksinya yang mana merupakan aliran perhitungan biaya berdasarkan proses atau
berdasarkan departemen tahapan-tahapan pembuatan keripik tempe. Pada praktiknya, toko
“Ainier” melakukan perhitungan biaya dengan mengakumulasikan semua biaya operasi
dari setiap proses pembuatan keripik tempe setiap kali proses produksi, kemudian
membagi keseluruhan biaya tersebut dengan jumlah unit keripik tempe yang dihasilkannya
(dalam kilogram), sehingga diperoleh biaya per kilogram. Untuk mengetahui labanya, yang
dilakukan oleh Ibu Etik adalah menghitung pendapatan penjualannya dikurangi biaya yang
telah dikeluarkannya tersebut.
1. Peninjauan unsur bahan baku
Aliran fisik dari persediaan bahan baku yang dilakukan oleh pemilik toko “Ainier” ini
adalah menggunakan FIFO yaitu kedelai, ragi, tepung, dan kanji yang dibeli pertama oleh
pemiliklah yang digunakannya dalam proses produksi setiap harinya. Hal ini dilakukan
karena kedelai, ragi, tepung, dan kanji bila disimpan terlalu lama mungkin menjadi busuk,
berjamur dan mungkin dapat merubah rasa keripik tempe nantinya sehingga akan
merugikan UKM “Ainier”.
1. Peninjauan unsur tenaga kerja
Pabrik keripik tempe “Ainier” memperkerjakan pekerja tetap yang berasal dari tetangga
dan keluarganya sendiri. Total pekerjanya adalah 9 orang dimana pemilik tidak termasuk di
dalamnya meskipun terkadang pemilik juga ikut membantu proses produksi keripik tempe.
Sembilan tenaga kerja tersebut bekerja dalam tahapan yang berbeda. Pada departemen
pengolahan bahan baku tempe, Ibu Etik mempekerjakan dua orang pekerja, pada bagian
pemotongan tempe terdiri dari satu orang pekerja, pada bagian penggorengan tempe terdiri
dari dua orang pekerja, dan pada bagian pengemasan terdiri dari tiga orang pekerja. Upah
yang diberikan oleh ibu Etik ini terbagi ke dalam dua jenis: 1) upah harian untuk bagian
pengolahan bahan baku, pemotongan, dan penggorengan, dan 2) upah yang tergantung dari
berapa hasil kemasan yang dapat dihasilkan dalam sehari kerja di departemen pengemasan.
Jam kerja para tenaga kerja ini adalah jam kerja tetap setiap harinya pada umumnya.
1. Peninjauan unsur Overhead
Perhitungan overhead pabrik tidak diperhatikan oleh pabrik keripik tempe “Ainier”
tersebut karena pada umumnya biaya overhead yang dikeluarnya termasuk biaya
overheadnya sehari-hari dalam urusan rumah tangga pemilik. Biaya-biaya yang ada juga
tidak pernah dilakukan perhitungan terpisah antara biaya langsung dan biaya tidak
langsungnya dan semua hanya berdasarkan pada perkiraan seperti biaya untuk minyak gas,
bumbu-bumbu, minyak goring, gas, utilitas dan peralatan masak lainnya.
2.3 Implementasi Akuntansi Biaya
Dalam proses produksi bahan baku tempe yang dilakukan oleh keripik tempe “Ainier” ini
adalah membutuhkan bahan baku berupa kedelai 200 kilogram @ Rp 5.600,-/kg dan ragi
400 gram sebesar Rp 5.000,-. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
tempe ini adalah 2 orang yang umumnya mereka bekerja dari jam 08.00 sampai jam 14.00
atau sekitar 6 jam dengan gaji setiap harinya adalah Rp 45.000,-. Dalam tahapan ini
dibutuhkan waktu selama 4 hari untuk membuat tempe namun mereka hanya bekerja pada
2 hari kerja yaitu hari proses pengolahan kedelai sedangkan 2 hari sisanya mereka tidak
bekerja karena menunggu kedelai yang telah diragi tadi menjadi tempe. Karena pada
tahapan ini mereka hanya bekerja 2 hari kerja maka total biaya tenaga kerja langsung
dalam tahapan ini setiap sekali proses produksinya adalah Rp 180.000. Mengenai biaya
FOH di departemen ini, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
diperkirakan bahwa biayanya adalah biaya utilitas 100.000, biaya kompor 150.000 untuk 5
tahun, biaya peralatan masak 300.000 untuk 5 tahun dan biaya minyak gas untuk merebus
kedelai satu kali proses produksi sebesar 100.000.
Dalam proses pemotongan tempe hanya dibutuhkan biaya tenaga kerja sebanyak 1 orang
dengan biaya tenaga kerja langsungnya adalah Rp 45.000,-/hari kerja, karena dalam satu
kali proses produksi hanya butuh satu hari untuk proses pemotongan maka biaya yang
dikenakan di departemen tahapan ini adalah Rp 45.000,Untuk departemen atau bagian proses penggorengan tempe setiap kali proses produksi
tempe dibutuhkan bahan baku berupa tepung sekitar 20 kg sebesar Rp 75.000,-, kanji
sekitar 30 kg sebesar Rp 150.000,- dan bumbu-bumbu sebesar Rp 75.000,-. Untuk tenaga
kerjanya pada tahapan ini butuh 1 orang pembumbu dan 2 orang penggoreng, total 3 orang
dengan bayaran masing-masing Rp 45.000,- per harinya, karena di dalam satu kali proses
produksi, tenaga kerja ini hanya dibutuhkan 1 hari kerja maka total biaya tenaga kerjanya
adalah Rp 135.000,- Dalam departemen ini menurut pengamatan saat proses, dibutuhkan
biaya FOH seperti minyak goreng 17 kg sebesar 100.000, kompor gas 250.000 untuk 5
tahun, gas 75.000 untuk satu kali proses produksi, peralatan masak 150.000 untuk 5 tahun
dan utilitas 50.000.
Di departemen atau tahapan proses akhir hanya dibutuhkan bahan baku plastik untuk
pembungkus seharga 50.000 dan biaya FOH berupa mesin press seharga 500.000 yang
ditaksir memiliki umur ekonomis sampai 10 tahunan. Selain itu masih ada 3 orang pekerja
yang membungkus tempenya dimana gaji mereka dihitung sebesar Rp 150,00 /
bungkusnya.
Mengenai barang jadi yang dihasilkan oleh keripik tempe “Ainier” ini adalah sebesar 50
kilogram keripik tempe dengan bervariasi rasa dan ukuran kemasan setiap sekali proses
produksinya. Menurut pemiliknya, usaha ini mampu laris dan terjual karena keuntungan
yang ditargetnya hanya sebesar kira-kira 30% dari total biaya kumulatifnya. Harga jual
keripik tempenya tersebut adalah tetap tergantung pada ukurannya bukan pada jenis
rasanya.
EVALUASI
Home Industry Keripik Tempe Ainier
Di dalam praktik akuntansi biaya yang diterapkan oleh Home Industri Keripik Tempe
Ainier tersebut, penulis dapat mengidentifikasi beberapa keunggulan dan kelemahan
ataupun masalah yang dapat terjadi baik dari segi keuangan maupun manajemen.
3.1. Sistem Akuntansi Biaya berdasarkan Proses (Process Costing)
1. Keunggulan :



Karena sifat barang yang diproduksi adalah homogen atau sejenis, penggunaan
sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dinilai lebih praktis, ekonomis, dan
efisien dalam penyusunan laporan biaya produksi.
Biaya proses yang dikeluarkan masing-masing dibebankan pada setiap departemen,
yakni departemen pengolahan bahan baku, departemen pemotongan, departemen
penggorengan, dan departemen pengemasan keripik tempe, sehingga biaya yang
dikeluarkan oleh Home Industry Keripik Tempe Ainier tersebut dapat dianalisis
lebih jelas melalui biaya per departemen.
Dengan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, dapat diketahui
semua unsur yang tercantum di tiap departemen, misalnya barang dalam prosesnya,
bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, biaya overhead, dll dengan lebih
rinci dan jelas, sehingga lebih mudah untuk mengetahui unit apa saja yang akan
ditransfer ke departemen selanjutnya.
1. Kelemahan :




Walaupun sistem akuntansi biaya berdasarkan proses lebih mudah diterapkan,
namun metode ini hanya bisa diterapkan jika barang produksinya bersifat homogen
atau sejenis.
Dalam pengidentifikasian dan pengklasifikasian biaya masih kurang tepat karena
Home Industry Keripik Tempe Ainier masih menggunakan cara perhitungan biaya
secara tradisional.
Industri tidak menyediakan format laporan biaya produksi yang lebih terperinci.
Dalam praktiknya industri tersebut hanya menghitung biaya berdasarkan perkiraan
biaya yang digunakan dalam proses produksi.
Dalam pengklasifikasian biaya overhead, Home Industry Keripik Tempe Ainier
belum menerapkan klasifikasi yang runtut dan rinci, sebab hampir semua biaya
overhead masih berdasarkan perkiraan.
3.2. Asumsi Aliran Biaya First In First Out (FIFO Cost Method)
1. Keunggulan :
Lebih praktis, mudah diterapkan, dan dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi laba, sebab
laba yang dihasilkan oleh metode FIFO lebih besar daripada metode lainnya (AVERAGE
dan LIFO). Dengan menggunakan metode FIFO, dimana laba dihasilkan adalah lebih
besar, diharapkan dapat menjadi tolak ukur dan motivasi bagi Home Industry Keripik
Tempe Ainier untuk terus berusaha agar labanya tidak sampai menurun di periode
berikutnya.
Dengan menggunakan metode FIFO, dimana asumsinya adalah barang yang pertama kali
masuk adalah barang yang pertama kali keluar, lebih cocok digunakan oleh Home Industry
Keripik Tempe Ainier, karena bahan baku keripik tempe adalah jenis bahan baku yang
mudah rusak apabila terus dibiarkan terlalu lama.
1. Kelemahan
Home Industry Keripik Tempe Ainier belum menerapkan metode FIFO secara konsisten.
Dalam penerapannya, pemilik hanya menilai berdasarkan perkiraan saja.
Untuk mengetahui total laba yang dihasilkan masih belum sesuai dengan prinsip akuntansi
biaya, sebab Home Industry Keripik Tempe Ainier tidak mempunyai format laporan laba
rugi yang baku dan angka-angka yang digunakan masih menggunakan angka perkiraan.
3.3
Keunggulan dan Kelemahan Dilihat dari Manajamen
1. Keunggulan



Home Industry Keripik Tempe merupakan home industry yang prospeknya bagus
di masa depan, karena peminat keripik tempe dari berbagai daerah jumlahnya
cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan pemasaran keripik tempe Ainier sudah
menjangkau hingga luar kota Malang.
Inovasi terhadap produk keripik tempe sudah cukup baik, yakni dengan
menyediakan berbagai pilihan rasa, sehingga menambah nilai keunikan terhadap
produk tersebut serta mampu menarik minat pembeli untuk mencoba rasa-rasa yang
baru.
Seluruh tenaga kerja yang digunakan adalah berasal dari kerabat dekat, sehingga
diharapkan mampu membangun kepercayaan dan kerjasama yang solid antar tenaga
kerja.
1. Kelemahan



Promosi untuk produk keripik tempe Ainier masih kurang gencar.
Daerah pemasaran terbilang cukup terbatas, karena Home Industry Keripik Tempe
Ainier memasarkan produk hingga keluar kota Malang jika ada pesanan saja.
Banyaknya pesaing dalam produksi keripik tempe, mengingat lokasi home industry
ini berada di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan.
Download