Anwar Syam. SE., M.Ak

advertisement
Anwar Syam. SE., M.Ak | Sunan Kalijaga
Copyright Anwar Syam. SE., M.Ak . [email protected]
http://anwarsyam.staff.ipb.ac.id/biografi/sunan-kalijaga/
Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Wali Songo yang
sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan
pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak.
Riwayat
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan
demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478),
Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang
yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan
Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung
Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan
salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
[ sunting] Kelahiran
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said.
Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden
Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran
Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon,
nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga
berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.
[ sunting] Silsilah
Mengenai asal usul beliau, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa beliau
juga masih keturunan Arab. Tapi, banyak pula yang menyatakan ia orang Jawa asli.
page 1 / 3
Anwar Syam. SE., M.Ak | Sunan Kalijaga
Copyright Anwar Syam. SE., M.Ak . [email protected]
http://anwarsyam.staff.ipb.ac.id/biografi/sunan-kalijaga/
Van Den Berg menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang
silsilahnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sementara itu
menurut Babad Tuban menyatakan bahwa Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil
mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan
ini ia memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Menurut catatan Tome Pires, penguasa
Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban. Sunan
Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Sejarawan lain seperti De
Graaf membenarkan bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan
Ibnu Abbas, paman Muhammad. Sunan Kalijaga mempunyai tiga anak salah
satunya adalah Umar Said atau Sunan Muria.
[ sunting] Pernikahan
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti
Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said ( Sunan Muria), Dewi
Rakayuh dan Dewi Sofiah.
[ sunting] Berda'wah
Menurut cerita, Sebelum menjadi Walisongo, Raden Said adalah seorang perampok
yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi. Dan hasil
rampokan itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin. Suatu hari, Saat
Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat.
Orang itu adalah Sunan Bonang. Karena tongkat itu dilihat seperti tongkat emas, ia
merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang
yang miskin. Tetapi, Sang Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Ia
menasihati Raden Said bahwa Allah tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu,
Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said
ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang
ditunjukkan oleh Sunan Bonang. Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan
Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke Sungai. Raden Said berkata
bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk
bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden
Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang.
Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu,ia menjadi tertidur
dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan
telah menutupi dirinya. Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan
membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan
ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi
pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang. Kalijaga lalu
melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
page 2 / 3
Anwar Syam. SE., M.Ak | Sunan Kalijaga
Copyright Anwar Syam. SE., M.Ak . [email protected]
http://anwarsyam.staff.ipb.ac.id/biografi/sunan-kalijaga/
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat
dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung " sufistik berbasis salaf"
-bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan
kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan
menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap:
mengikuti sambil memengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah
dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Tidak mengherankan, ajaran
Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni
ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa
lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah
menggagas baju takwa, perayaan sekatenan, garebeg maulud, serta lakon
caranganLayang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu ("Petruk Jadi Raja"). Lanskap
pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula
dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk
Islam melalui Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura,
Kebumen, Banyumas, serta Pajang.
[ sunting] Wafat
Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara).
Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang.
Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga
page 3 / 3
Download