1 upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK
MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK
BERBENTUK PROCEDURE MELALUI METODE DEMONSTRASI DI
KELAS VII A MTS WALISONGO ULUJAMI
OLEH
M. FAJRU SIDQI, S.Pd (Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Abstract
English Learning – Teaching must made the active students. It hopes his or her
creative in stating meaning in material was given. Procedure text in based is
material can be expressed creatively. The moment was happened blowing on the
text. This expression absolutely based on the capability of teacher in growing up the
confidential in students. Beside, the right - method in teaching has influence in
learning English.
The Method offered in this research is demonstrative method. This made students
observing the situation and moment in related to the text. They could get close with
learning directly. Then, the result of study is the ability of students in stating
meaning on text.
Kata Kunci
:
pembangunan nasional. Pengajaran
PENDAHULUAN
Kemampuan
berbahasa
Inggris
Bahasa Inggris di SMP meliputi
merupakan
komunikasi
keharusan
dan
di
era
keempat
keterampilan
berbahasa
yaitu:
menyimak,
berbicara,
globalisasi.
Pelajaran bahasa Inggris di SMP
membaca dan menulis. Semua itu
berfungsi sebagai alat pengembangan
didukung oleh unsur-unsur bahasa
diri
siswa
dalam
bidang
ilmu
lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata
pengetahuan, teknologi dan seni.
Bahasa dan Pronunciation sesuai
Setelah menamatkan studi, mereka
dengan tema sebagai alat pencapai
diharapkan
dapat
tumbuh
dan
tujuan. Dari ke empat keterampilan
berkembang menjadi individu yang
berbahasa
di
atas,
pembelajaran
cerdas, terampil dan berkepribadian
keterampilan Bebicara (Speaking)
serta
siap
berperan
dalam
1
ternyata
kurang
dapat
berjalan
Kelas
VII
Sekolah
sebagaimana mestinya. Kemampuan
Pertama
mengungkapkan
mengungkapkan
makna
dalam
(SMP).
Menengah
Pembelajaran
makna
dalam
monolog pendek sederhana dengan
monolog pendek sederhana dengan
menggunakan ragam bahasa lisan
menggunakan
secara akurat, lancar, dan berterima
ragam bahasa lisan secara akurat,
untuk berinteraksi dalam konteks
lancar,
kehidupan sehari-hari dalam teks
berinteraksi
berbentuk
report
kehidupan sehari-hari dalam teks
adalah salah satu Kompetensi Dasar
berbentuk procedure telah penulis
(KD) yang harus dikuasai oleh siswa
lakukan secara klasikal.
procedure
Siswa
dan
berterima
dalam
untuk
konteks
teks
rasa tidak percaya diri. Mereka
monolog berbentuk procedure dan
sangat kesulitan dalam mengerjakan
diminta untuk menerjemahkannya.
tugas-tugasnya. Jelas, pembelajaran
Selanjutnya siswa diminta untuk
ini sangat tidak efektif atau dengan
melakukan monolog menggunakan
kata lain pembelajaran tersebut tidak
teks procedure tersebut. 2 Hasil
berhasil (gagal).
pembelajaran
dibawah
dibacakan
dan
tersebut
Kriteria
ternyata
Ketuntasan
Berdasarkan
penulis
saat
pengalaman
mengikuti
berbagai
Minimal (KKM). Dari hasil refleksi
pelatihan dan pendidikan, penulis
penulis diperoleh data bahwa selama
berhipotesis bahwa teknik belajar
proses pembelajaran siswa sangat
(teori
pasif dan mengeluh serta munculnya
sangatlah tepat jika digunakan dalam
belajar)
Kontruktivisme
2
pembelajaran kompetensi dasar ini.
pembelajaran yang efektif, efisien
Hanya
mencoba
dan menyenangkan. 3) Siswa dapat
memadukan pendekatan Contextual
melibatkan diri secara aktif dalam
Teaching
kegiatan
saja
penulis
And
Learning
dengan
komunikasi
dengan
pendekatan Cooperative Learning.
mengemukakan
Penulis
dan perasaannya secara sederhana
mencoba
menggunakan
model pembelajaran Demonstrasi.
gagasan, pendapat
baik lisan maupun tertulis.
Oleh karena itu, penulis mencoba
Hipotesis
tindakan
dalam
merencanakan melakukan penelitian
penelitian ini adalah sebagai berikut:
tindakan kelas dengan judul, “Upaya
“Jika
Meningkatkan Kemampuan Siswa
Mengungkapkan
Untuk Mengungkakan Makna dalam
monolog
Monolog
Procedure
Procedure
pendek
Berbentuk
Melalui
Metode
dalam
pembelajaran
makna
pendek
dalam
Berbentuk
menggunakan
DEMONSTRASI,
Teknik
maka
kualitas
DEMONSTRASI Di Kelas VII A
proses dan hasil pembelajaran akan
MTs Walisongo Ulujami.”
meningkat”.
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1)
Meningkatkan
PEMBAHASAN
Teks
procedure
bertujuan
untuk memberikan petunjuk tentang
kemampuan siswa untuk melakukan
langkah-langkah
monolog berbentuk procedure. 2)
melakukan sesuatu (Otong Setiawan
Mengembangkan
Djuharie, 2006 :38). Teks procedure
pembelajaran
strategi
dan
model
umumnya
berisi
metoda/cara-cara
tips
atau
3
serangkaian tindakan atau langkah
Berbagai
dalam membuat suatu barang atau
maupun model pembelajaran telah
melakukan
dikembangkan oleh para ahli untuk
suatu
aktifitas.
Teks
pendekatan,
strategi
procedur dikenal pula dengan istilah
mengcover
directory. Teks procedure umumnya
siswa yang berbeda-beda tersebut.
memiliki struktur : 1) goal, tujuan
Pendekatan
kegiatan, 2) materials, bahan-bahan
digunakan di era Kurikulum Tingkat
yang diperlukan untuk membuat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
suatu
suatu
Contextual Teaching and Learning
aktifitas yang sifatnya opsional, 3)
(CTL) yang dikembangkan dalam
steps, serangkaian langkah. Setiap
model
siswa
kemampuan
Pendekatan CTL itu sendiri memiliki
berpikir yang berbeda-beda. Ketika
7 elemen penting, yaitu: inkuiri
siswa melihat sesuatu persoalan ,
(inquiry), pertanyaan (questioning),
maka cara dan intensitas dan berpikir
kontruktivistik
setiap siswa pun berbeda pula.
pemodelan (modeling), masyarakat
Perbedaan-perbedaan tersebut akibat
belajar
dari perbedaan minat, kemampuan,
penilaian
kesenjangan,
assessment) dan refleksi (reflection).
barang/melakukan
mempunyai
pengalaman,
cara
belajar dan sebagainya (Depdiknas,
2002:24).
kemampuan
yang
paling
Cooperative
sering
Learning.
(contruktivism),
(learning
otentik
Penulis
berpikir
community),
(
authentic
menyetujui
bahwa
Perbedaan-perbedaan
pendekatan CTL sangat cocok untuk
tersebut akan berdampak pada proses
digunakan dalam pembelajaran di era
dan
KTSP ini, hanya saja tujuh pilar CTL
hasil
sebuah
pembelajaran.
4
ini dianggap terlalu berat jika akan
akan menjadi metode yang tidak
dilaksanakan
wajar
semua
dalam
apabila
alat
yang
di
pembelajaran di MTs Walisongo
demonstrasikan tidak bisa di amati
Ulujami khususnya di kelas VII-A.
dengan
Maka dari itu, penulis mendesain
Misalnya alatnya terlalu kecil atau
satu teknik pembelajaran yang lebih
penjelasannya
sederhana tanpa mengurangi esensi
Demonstrasi menjadi kurang efektif
dari
bila tidak di ikuti oleh aktivitas di
CTL
itu
sendiri.
Dalam
seksama
oleh
tidak
siswa.
jelas.2)
penelitian ini, penulis menggunakan
mana siswa sendiri
metode pembelajaran Demonstrasi.
memperhatikan dan menjadi aktivitas
Metode Demonstrasi ialah
metode
mengajar
dapat ikut
mereka sebagai pengalaman yang
dengan
berharga. 3) Tidak semua hal dapat
untuk
di Demonstrasikan di kelas karna
memperjelas suatu pengertian atau
sebab alat-alat yang terlalu besar atau
untuk memperlihatkan bagaimana
yang berada di tempat lain yang
berjalannya
tempatnya
menggunakan
peragaan
suatu
proses
jauh
dari
kelas.
4)
pembentukan tertentu pada siswa.
Hendaknya dilakukan dalam hal-hal
Untuk
yang bersifat praktis.
memperjelas
pengertian
tersebut dalam prakteknya dapat di
Model
pembelajaran
lakukan oleh guru atau anak didik itu
demonstrasi ini sering dilaksanakan
sendiri. Adapun aspek yang penting
bagi siswa kelas VII MTs Walisongo
dalam
Metode
Ulujami. Tahap awal praktek peneliti
Demonstrasi adalah:1) demonstrasi
agak banyak menjelaskan pada siswa
menggunakan
5
tentang cara belajar di lapangan
1). Disajikan dan dijabarkan KD
untuk
hingga siswa memahami akan apa
memperoleh
belajar;
pengalaman
seperti
bagaimana
menggunakan
mengungkapkan
makna
bahasa
kosakata
yang
akan dipelajari
inggris,
2). Menginterpretasikan materi
bagaimana mencatat hasil penelitian,
pelajaran yang akan dijabarkan
membuat kesimpulan, berdiskusi dan
4). Membentuk kelompok
menyampaikan pendapat
5). Memonitor seluruh tugas siswa
berdasar
item peristiwa yang mereka pahami
6). Mendiagnose kesulitan siswa
dari teks.
7). Melakukan penilaian
cukup
Setelah siswa dianggap
untuk
memahami
pembelajaran
model
Angket siswa terhadap pelajaran
demonstrasi,
bahasa inggris diberikan sebelum
selanjutnya pembelajaran diberikan
memulai pembelajaran.
pada pertemuan berikutnya.
Hasilnya:Kurangberminat
Pertemuan berikutnya ( 2 jam
pelajaran )
Tabel 1 : Frekwensi Penggunaan
1.
Sering sekali
4
7
Metode Demontrasi
2.
Sering
35
58
3.
4.
Kadang-kadang
21
-
35
No
Alternatif Jawaban
Frek
%
Tidak Pernah
Jumlah
Tabel diatas
menunjukkan
bahwa 7% siswa memilih jawaban,
60
100
guru sering sekali menggunakan
metode
demontrasi
materi
teks
6
procedure dan 35% menjawab sering
Hal
selebihnya 58% siswa menjawab
metode demontrasi membutuhkan
kadang-kadang
waktu dan persiapan yang matang
dapat
Dengan
disimpulkan
demikian
bahwa
guru
bidang studi bahasa inggris di MTs.
ini
dapat
dipahami
bahwa
dan tidak ada satu orang pun yang
memilih jawaban tidak pernah
Walisongo Ulujami kadang-kadang
menggunakan metode demontrasi.
Tabel 2. Frekuensi siswa terhadap
memperhatikan
pendemonstrasian
siswa
materi
teks
procedure
No
sedangkan
menjawab
13%
kadang-kadang
memperhatikan pemilihan jawaban
Alternatif
%
Jawaban
Frek
1.
Selalu
46
77
2.
Sering
5
8
3.
Jarang
8
13
4.
Tidak Pernah
1
2
Jumlah
60
100
ini kemungkinan dilakukan oleh
siswa yang telah memahami materi
pelajaran teks procedure yang sedang
didemontrasikan saat itu hanya ada
2% siswa menjawab tidak pernah
memperhatikan, siswa yang memilih
jawaban ini kemungkinan dilakukan
oleh
responden
yang
sedang
Dari tabel diatas diketahui bahwa
menghadapi masalah yang sedang
sebagian besar siswa atau 77%
menghadapi
masalah
seperti
responden menjawab mereka selalu
mengantuk dan malas. Tabel tersebut
memperhatikan apa yang sedang
menunjukkan
bahwa
penerapan
didemontrasikan guru, dan ditambah
metode demontrasi pada materi teks
dengan
8%
menjawab
sering
7
procedure dapat menarik perhatian
mayoritas siswa.
Tabel 2 : Frekuensi pengungkapan
pernah ikut serta disebabkan siswa
makna dan re-telling moment dari
memang tidak mendapat kesempatan
teks procedure
untuk
No
kelas dan siswa yang tidak masuk
Alternatif
mendemontrasikan
didalam
Jawaban
Frek
%
sekolah. Berdasarkan data-data yang
1.
Selalu
22
37
diperoleh
2.
Sering
13
22
disebarkan pada sejumlah responden
3.
Kadang-kadang
24
40
(42 siswa) sebagai sampel yang
4
Tidak Pernah
1
1
Jumlah
60
100
kemudian
melalui
angket
dikumpulkan
yang
serta
dianalisa dengan rumus distribusi
frekuensi, dapat diketahui bahwa
Berdasarkan tabel diatas dapat
penggunaan
metode
demonstrasi
diketahui bahwa 37% siswa memilih
pada
jawaban
selain
ikut
serta
pengajaran
materi
teks
dalam
procedure
di
MTs.
Walisongo
mengucapkan kalimat yang ada dalam
Ulujami sangat efektif sebagai model
materi dan 22% siswa menjawab
pembelajaran. Hal ini didasarkan
sering dan 40% siswa menjawab
kadang-kadang
ikut
mendemontrasikan.
serta
dalam
Hal
ini
dikarenakan guru mengambil beberapa
orang saja untuk mendemontrasikan
dalam mengungkapkan makna didalam
pada
jawaban responden seperti
tertera dalam tabel pembahasan dan
dapat dilihat dari kemampuan siswa,
baik dalam memahami pelajaran
maupun mempraktekkannya.
kelas, 10% siswa yang menjawab tidak
8
pelaksanaannya,
ditabulasi, dianalisa dan ditafsirkan
metode demonstrasi tidak berdiri
serta didukung adanya study pustaka
sendiri. Akan tetapi metode ini
maka dapat disimpulkan bahwa : 1)
sangat
Penerapan
Dalam
terkait
dengan
metode
ceramah. Dan pada saat-saat tertentu
metode
demonstrasi
ini
juga
membutuhkan dukungan dari metode
lainnya, misalnya metode diskusi,
tanya jawab dan lain-lain. Yang
meliputi
metode
demonstrasi
perencanaan,
penerapan atau
uji
coba,
pelaksanaan dan
evaluasi. Guru bidang studi bahasa
inggris di MTs. Walisongo Ulujami
dalam penerapan metode demonstrasi
pertama kali memberikan penjelasan
semua
metode
tersebut
harus
terlebih dahulu mengenai materi yang
disesuaikan dengan materi pelajaran,
akan
didemonstrasikan,
kemudian
tujuan pelajaran, situasi dan kondisi
guru memberikan contoh melakukan
serta kecenderungan siswa.
demonstrasi yang baik dan benar
Penggunaan
metode
mengenai materi pelajaran tersebut,
demonstrasi mutlak sangat diperlukan
setelah itu guru memerintahkan siswa
untuk memahamkan siswa perihal
untuk mempraktekkan kembali. Jika
materi teks. Pemahaman yang berasal
pendemonstrasian yang dilakukan oleh
dari objek konkret membantu siswa
siswa belum baik dan benar maka guru
melakukan
pembelajaran
nyata
–
langsung
memperbaikinya
sebagai
kontekstual.
langkah evaluasi.2) Dari pengelolaan
PENUTUP
data dapat diketahui bahwa metode
Berdasarkan hasil penelitian
demontrasi merupakan metode yang
yang telah penulis lakukan, yaitu
efektif.
setelah
data-data
Keefektifan
metode
ini
dikumpulkan,
9
disebabkan
Metode
untuk mendemontrasikan karena ingin
demontrasi memberi kemudahan pada
lebih paham. d) Daya ingat siswa pun
siswa kelas satu dalam
sangat terbantu dengan penggunaan
pelajaran. b)
oleh
:a)
memahami
Dengan menggunakan
metode demontrasi
dan siswa pun
metode demontrasi pada materi teks
mempunyai pengalaman dan kesan
procedure di MTs Walisongo Ulujami
yang banyak.3) Seperti dalam langkah-
ternyata perhatian dan minat siswa
langkah metode demontrasi, untuk
dalam mengungkapkan makna sangat
melaksanakan metode
posistif .c) Dengan penerapan metode
yang baik dan efektif di perlukan
demontrasi dalam bidang studi materi
beberapa langkah yang harus dipahami
teks procedure di MTs Walisongo
dan digunakan oleh guru lain diikuti
Ulujami mayoritas siswa menyenangi
oleh murid dan diakhiri dengan adanya
dan responnya pun sangat baik, hal ini
evaluasi.
demontrasi
didukung dengan sebagian besar siswa
menjalankan semua perintah guru
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.
2005.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Dirjen PMPTK
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan: Lampiran
Permendiknas no 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi.
Jakarta: ---------Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan: Lampiran
Permendiknas no 23 Tahun
2006
Tentang
Standar
Kompetensi Lulusan. Jakarta: ---------.
Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988.
The Action Research Planner.
Deakin: Deakin
University.
Mulyana, Slamet.2007. Penelitian
Tindakan
Kelas
Dalam
Pengembangan Profesi
Guru. Bandung: LPMP.
Suhardjono et.al. 2005. Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Di Bidang Pendidikan Dan
10
Angka Kredit Pengembangan
Profesi Guru.Jakarta: Dirjen
Dikgu dan Tentis.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian
Tindakan
Kelas.
Jakarta:
Depdiknas Dirjen
Pendasmen Dirtendik: 2003.
11
Download