mengembangkan pembelajaran manajemen

advertisement
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN PRODUKSI
YANG BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
NEL ARIANTY
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Jl. Kapten Muchtar Basri No 3 Medan
Telp (061) 6624567
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan mata kuliah manajemen produksi
yang berbasiskewirausahaan yang diharapkan akan menunjang minat berwirausaha
mahasiswa, di samping dapat meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran. Metode
pembelajaran yang direkomendasikan adalah pembelajaran kontekstual.
Metode
kontekstual akan membantu mahasiswa membangun sendiri konsep manajemen produksi
berdasarkan keadaan di lapangan. Peran dosen hanyalah sebagai fasilitator dan
motivator dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Desain pembelajaran yang terdiri
dari kurikulum (SAP, GBPP, silabus, media dan metode), implementasi dan evaluasi
pembelajaran memuat secara rinci bagaimana pembelajaran yang akan diaplikasikan.
Penilaian yang dilakukan melalui beberapa metode, baik secara individu maupun
berkelompok. .
Kata kunci : metode pembelajaran, manajemen produksi, kewirausahaan
industri, baik jasa maupun manufaktur.
PENDAHULUAN
Mata kuliah Manajemen Produksi
Akhir-akhir
ini
pemerintah
sedang
merupakan salah satu mata kuliah wajib
menggalakkan program kewirausahaan
dalam
karena
kurikulum
Jurusan
Fakultas
Manajemen
Ekonomi
Universitas
merupakan
perekonomian bangsa yang paling kokoh.
Muhammadiyah Sumatera Utara. Mata
Kegiatan
kuliah ini
dengan
penting karena merupakan
fundamen
kewirausahaan
terkait
manajemen
erat
produksi.
salah satu dari 5 mata kuliah yang
Kompetensi
mahasiswa lemah dalam
diujikan pada saat mahasiswa menjalani
manajemen
produksi,
ujian skripsi/ sidang meja hijau.
merupakan basis bagi kewirausahaan. Hal
Pokok bahasan dalam mata kuliah ini
ini
menjadi
berkaitan dengan pemahaman konsep,
dikembangkan
penalaran, pengambilan kesimpulan dan
manajemen
keputusan yang berhubungan dengan
kewirausahaan.
padahal
alasan
model
produksi
itu
perlunya
pembelajaran
yang
berbasis
proses produksi dan operasi dalam bidang
359
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Berdasar evaluasi pelaksanaan ujian
berbasis kewirausahaan untuk menunjang
serta pengerjaan tugas kelompok tadi,
minat dan kemampuan mahasiswa dalam
dapat diidentifikasi penyebab kegagalan
berwirausaha.
tersebut
khususnya adalah sebagai berikut:
adalah
digunakan
1)
metode
(ceramah)
yang
sangat
Sedangkan
1. Merancang
model
tujuan
dan
strategi
membosankan, sehingga mereka kurang
pembelajaran yang akan menciptakan
bisa
mahasiswa
menangkap
memaknainya
secara
konsep
dan
benar,
2)
yang
kemampuan
memiliki
manajemen
produksi
permasalahan yang dibahas di kelas lebih
berbasis
kewirausahaan
yang
bersifat teoritis, sehingga saat harus
aplikatif,
serta
bagi
terjun ke lapangan mereka kurang paham
pembelajaran manajemen produksi
tentang
informasi
dikumpulkan,
3)
yang
harus
mahasiswa
kurang
modul
2. Merancang kurikulum, media,
evaluasi
yang
sesuai
berminat untuk terlibat dalam proses
mendapatkan
pembelajaran karena kurang memahami
kemampuan
materi yang dibahas serta kurangnya
berbasis kewirausahaan
motivasi
untuk
mengerjakan
tugas
dengan benar dengan alasan terlalu
dan
untuk
keseimbangan
manajemen
3. Menyusun
daftar
produksi
kompetensi
manajemen produksi
banyak tugas dan tidak mengerti (tapi
tidak mau bertanya).
METODE
Alternatif pemecahan masalah di atas
adalah merancang model pembelajaran
manajemen
produksi
Penelitian ini penelitian dilakukan
berbasis
dalam waktu 3 tahun dan melalui tahap
kewirausahaan yang diharapkan berguna
uji coba sehingga dapat dikategorikan
untuk menunjang minat berwirausaha di
sebagai
samping
(developmental research).
akan
yang
Desain Penelitian
merubah
pola
penelitian
pengembangan
pembelajaran sehingga berdampak pada
Definisi Operasional
hasil evaluasi. Perancangan model ini
Persepsi yaitu proses di mana individu-
akan dapat diaplikasikan pada kegiatan
individu
wirausaha
menafsirkan kesan indera mereka agar
Tujuan umum dari penelitian ini
adalah
untuk
pembelajaran
mengembangkan
manajemen
Produksi
memberi
mengorganisasikan
makna
kepada
dan
lingkungan
mereka. Persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran
manajemen
produksi
360
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
dengan indicator dan
sub indicator
adalah 3.308, yang berarti berada dalam
sebagai berikut :
kategori
cukup
a. Pebelajar (pihak yang menjadi fokus)
pernyataan
baik.
Beberapa
mengindikasikan
yang perlu diketahui dengan sub
karakteristik
indikator
misalnya latar belakang pendidikan SMA
karakteristik
mereka,
kemampuan awal dan pra syarat
pebelajar
bahwa
cukup
baik,
cukup menunjang proses pembelajaran
b. Instruktur adalah yang mengajar
manajemen produksi, sedangkan sisanya
dengan sub indikator pembimbing,
menyatakan tidak dipengaruhi oleh latar
dinamisator,
belakang SMA.
fasilitator,
dan
motivator
Secara umum, atensi
mahasiswa dalam pembelajaran
c. Tujuan
pembelajaran (umum dan
khusus)
adalah
penjabaran
cukup
baik, misalnya dalam pengerjaan tugas
kelompok, kemampuan individu dalam
kompetensi yang akan dikuasai oleh
mengerjakan
pebelajar
perkuliahan. Nilai cukup baik ini dapat
dengan
sub
indikator
kompetensi
d. Strategi
atensi
dalam
direpresentasikan sebagai kadang-kadang
Pembelajaran,
dilakukan
tugas,
secara
dapat
makro
(dalam
(baik) dan kadang-kadang (tidak baik).
Nilai
rata-rata
variable
instruktur
kurun satu tahun) atau mikro (dalam
sebesar 3,63, yang artinya berada dalam
kurun
kategori
satu
mengajar)
kegiatan
dengan
sub
belajar
indikator
responden
baik/
tinggi.
Mayoritas
memandang
bahwa
adalah kejelasan, variasi, orientasi
keberadaan dosen sudah dalam peran
tugas,
yang disyaratkan.
Dosen berperan
sekaligus
motivator
keterlibatan
siswa
dalam
belajar
e. Bahan
yang
sebagai
ajar, adalah format materi
fasilitator
akan
kepada
kompetensi mahasiswa. Penilaian yang
indikator
dilakukan dirasa sudah baik, sesuai
pebelajar
diberikan
dengan
Ketersediaan
sub
bahan,
kesesuaian,
mudah dipahami
dengan
untuk
dan
kemampuan
meningkatkan
yang
dimiliki
mahasiswa. Dosen menyediakan bahan
ajar, namun tidak menjadikan mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar sebelum memulai kuliah.
Hasil analisis deskriptif dari angket
Nilai rata-rata bahan ajar sebesar 3,71,
yang disebarkan meliputi 5 variabel.
yang berada dalam kategori baik / tinggi.
Nilai rata-rata untuk variable pebelajar
Bahan ajar sudah disediakan oleh dosen,
361
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
dengan menyesuaikan dengan kurikulum
sebesar 3,74,
pada program studi. Mahasiswa kurang
kategori baik/ tinggi.
menanggapi adanya soal-soal latihan
mahasiswa
yang ada di bagian akhir buku. Hal ini
memiliki sikap netral terhadap penjelasan
dikarenakan oleh motivasi belajar yang
yang diberikan dosen, yang artinya
rendah.
Materi yang dicakup dirasa
bahwa mereka kadang-kadang mengerti
sudah sesuai dengan kebutuhan dunia
dan kadang-kadang tidak mengerti. Nilai
industry,
tertinggi
namun
masih
perlu
artinya
yang
pada
berada dalam
Ada sebagian
menyatakan
bahwa
instrument
dosen
disempurnakan dengan meminta saran
memberikan contoh sehingga mudah
dari para ahli, praktisi maupun dosen
dimengerti. Adanya presentasi kelompok
mata kuliah yang sama.
juga sangat mendapat atensi, karena
Variabel tujuan pembelajaran akan
mengkaji sejauh mana mata kuliah
selaras dengan tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Nilai rata-rata variable
bertujuan untuk melatih kemampuan
menjelaskan dan keberanian.
Nilai rata-rata keseluruhan variable
adalah sebesar 3,61, yang artinya berada
tujuan pembelajaran sebesar 3,65, artinya
dalam kategori baik / tinggi.
berada dalam kategori baik/ tinggi.
keseluruhan
Mahasiswa
menerima
kuliah
tidak
menganggap
manajemen
pembelajaran
mampu
manajemen
sebagai
produksi dengan baik. Namun itu tidak
menghadapinya
sejalan dengan nilai yang diperoleh serta
dengan sikap yang biasa. Pemberian
pemahaman yang mereka miliki ketika
tugas dilakukan dalam bentuk individu
mahasiswa yang bersangkutan diajak
maupun
mahasiswa
berkomunikasi/ditanya
mampu menyelesaikan persoalan yang
manajemen produksi.
diberikan.
muncul ketika mahasiswa menghadapi
tantangan,
secara
produksi
mata
mahasiswa
Secara
sehingga
kelompok
agar
Dengan memberikan tugas
berkelompok,
diharapkan
sidang
meja
hijau.
dengan rekannya untuk memecahkan
kebermaknaan
dalam
masalahnya.
manajemen produksi.
adalah
strategi
topic
Permasalahan
sidang komprehensif sebagai bagian dari
mahasiswa mampu saling bekerja sama
Variabel yang ingin dikaji lainnya
tentang
Tak
ada
pembelajaran
Permasalahan yang timbul diduga
pembelajaran
yang
disebabkan oleh motivasi belajar yang
diimplementasikan oleh dosen.
Nilai
rendah, metode belajar yang kurang
rata-rata variable strategi pembelajaran
diapresiasi
oleh
mahasiswa
karena
362
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
kurangnya pemahaman terhadap proses
bekerja
pembelajaran.
yang
sesuatu yang baru bagi anggota kelas
didiskusikan
(mahasiswa). Sesuatu yang baru datang
dengan beberapa pihak yang mengerti
dari menemukan sendiri bukan dari apa
tentang kebutuhan manajemen produksi,
kata dosen. Begitulah peran dosen di
terutama
kelas yang dikelola dengan pendekatan
disediakan
Bahan
masih
perlu
ajar
yang diadaptasikan dengan
kemampuan kewirausahaan.
relevan
dengan
program
struktur
studi
mata
produksi
akan
penguatan
kurikulum
adalah konsep belajar yang membantu
yang
dosen mengaitkan antara materi yang
Pada
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
manajemen
mahasiswa dan mendorong mahasiswa
salah
satu
membuat hubungan antara pengetahuan
kurikulum
yang dimilikinya dengan penerapannya
kuliah
dari
struktur
kewirausahaan.
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Metode pembelajaran yang diduga
Tujuh
komponen
sesuai dengan manajemen produksi yang
pembelajaran
diadaptasikan
konstruktivisme
kepada
kewirausahaan
kontekstual.
menemukan
kontekstual. Pembelajaran kontekstual
Manajemen
menjadi
untuk
Hal ini
berorientasi pada kewirausahaan.
akhirnya
bersama
kompetensi
adalah
metode
Metode
bertanya
utama
dalam
kontsektual,
yakni:
(constructivism),
(questioning),
menemukan
kontekstual
(inquiri), masyarakat belajar (learning
merupakan sebuah system belajar yang
community), pemodelan (modeling), dan
didasarkan
penilaian
pada
filosofi
bahwa
mahasiswa mampu menyerap pelajaran
sebenarnya
(authentic
assessment).
bila mereka menangkap makna dalam
Adapun strategi dalam pembelajaran
materi akademis yang mereka terima dan
kontekstual ini, kegiatan yang akan
menangkap
dilakukan adalah :
makna
bila
mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan dan
1. Dosen
menyusun
silabus,
satuan
pengalaman yang sudah mereka miliki
acara perkuliahan, garis-garis besar
sebelumnya.
pendidikan dan pengajaran, yang
Dalam kelas kontektual,
tugas dosen adalah membantu mahasiswa
memuat :
mencapai tujuannya. Dosen lebih banyak
a. Kompetensi dasar yang diharapkan
berurusan
dengan
b. Materi pokok setiap pertemuan
memberi
informasi.
strategi
Tugas
daripada
dosen
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
c. Indikator pencapaian setiap materi /
sub materi
363
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
d. Penilaian, yang terdiri dari jenis
tugas
(individu
bentuk
atau
instrument
dalam
kelompok),
(portofolio,
perspektif
manajemen
produksi.
5. Dosen
mempraktekkan
role
play
makalah, laporan, penyelesaian soal /
untuk beberapa materi manajemen
kasus) beserta dengan soal yang
produksi
diberikan, serta alokasi waktu
secara sederhana.
2. Dosen menyusun buku ajar yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan
yang
dengan
metode
mahasiswa
dalam
Dengan
manajemen
produksi ukm
kontekstual
langkah-langkah
dari
strategi
aplikasi metode kontekstual, diharapkan
3. Dosen memberikan motivasi yang
lebih besar kepada mahasiswa
mahasiswa
kelompok) untuk :
proses
masuk kelas
memahami
b. Melakukan pre tes untuk mengetahui
Hasil
menjadi
lebih
dari
proses
pembelajaran tidak sekedar angka yang
baik
sebelum
lebih
pembelajaran
bermakna.
a. Mempelajari bahan ajar sebelum
belajar
akan
manajemen produksi secara utuh dan
4. Mahasiswa diberikan tugas (individu/
hasil
dipraktekkan
6. Dosen melakukan evaluasi terkait
industry dan juga kewirausahaan
mengelola
bisa
di
atas
kertas
(nilai)
namun
pemahaman dan kompetensi manajemen
dosen
produksi berbasis kewirausahaan.
untuk
Kompetensi
proses
Yang Diperlukan Dunia Industri Dan
menerangkan
c. Melakukan
post
mengetahui
hasil
tes
setelah
perkuliahan
Manajemen
Produksi
UKM
d. Melakukan field trip ke ukm dan
Pengumpulan data untuk identifikasi
industry yang menjadi mitra belajar
kompetensi manajemen produksi yang
untuk
diperlukan dilakukan pada :
mempelajari
aplikasi
manajemen produksi
1. PT. Coca Cola Amatil Medan, Bank
e. Menganalisis hasil field trip yang
ditemukan
sehubungan
dengan
manajemen produksi
f. Mempresentasikan
Syariah Mandiri, RS Materna dengan
hasil sebagai berikut :
a. Kompetensi
hasil
manajemen
produksi
temuan
dapat diperoleh melalui pelatihan
selama field trip dan menganalisis
(artinya bahwa tidak selalu manajer
produksi berasal dari program studi
364
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
manajemen),
namun
kemampuan
6) Kemampuan mengelola persediaan,
dasarnya adalah kemampuan teknis
yang
dan konseptual dalam merumuskan
tingkat produksi dan pemenuhan
program yang berkenaan dengan
permintaan konsumen.
proses operasional perusahaan
c. Karyawan
b. Untuk menunjang poin a, maka
kompetensi
manajemen
produksi
yang perlu dimiliki adalah :
karena
berpengaruh
harus
pada
mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik
karena membutuhkan kerja sama
yang baik dengan pihak lain dalam
1) Kemampuan merumuskan strategi
produksi,
sangat
permintaan
perencanaan kapasitas produksi
d. Kemampuan
analisis
seringkali bersifat fluktuatif sehingga
adalah
memerlukan perencanaan kapasitas
haruslah cepat tanggap terhadap
dan peramalan yang baik
segala
2) Kemampuan
dalam
mendesain
produk yang sesuai dengan beberapa
aspek,
yaitu
aspek
harapan
bahwa
yang baik,
manajer
persoalan
sehingga
produksi
yang
mampu
dihadapi,
mengambil
keputusan yang tepat.
e. Kemampuan
pembelajaran
yang
konsumen dan aspek ergonomis.
baik, karena segala hal yang dihadapi
3) Kemampuan dalam mengorganisasi
perusahaan bisa jadi merupakan hal
manusia dan sistem kerja, sehingga
yang dinamis dan memerlukan satu
mampu mendesain sistem kerja yang
konsep pemecahan yang baru.
efektif dan efisien serta memenuhi
2. UKM, dengan hasil sebagai berikut:
tingkat kepuasan karyawan.
a) Kemampuan melakukan inovasi dan
Di
samping itu memahami dengan baik
pengembangan
akan kriteria penilaian kinerja.
diferensiasi
produk
serta
4) Kemampuan penilaian tata letak,
b) Kemampuan memilih bahan baku
yang berguna untuk mengevaluasi
yang berkualitas, sesuai dengan jenis
tata letak fasilitas dan departemen
produk dan segmentasi pasar
untuk meminimalisir perpindahan
5) Kemampuan dalam manajemen mutu
c) Kemampuan
mengelola
kapasitas
produksi, yang disesuaikan dengan
dan penilaian mutu, hal ini sangat
keadaan
diperlukan karena mutu merupakan
mengalami
hal utama yang akan diberikan
penurunan.
ketika
kenaikan
permintaan
maupun
kepada konsumen.
365
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
d) Kemampuan mengelola tenaga kerja,
manusia
mempengaruhi
dalam
cara
memberikan upah dan insentif yang
mendesain pekerjaan yang efektif dan
memotivasi
efisien, seperti dalam mengatur kondisi
e) Kemampuan menentukan persediaan
lingkungan kerja fisik, kelelahan dan cara
sehingga tidak terjadi kekurangan
kerja yang ergonomis.
persediaan,
sama
terutama
ketika
permintaan meningkat
yang
baik
Adanya kerja
antara
manajemen
produksi dan manajemen sumber daya
f) Kemampuan melakukan perencanaan
manusia
akan
meningkatkan
kinerja
tata letak sehingga mengoptimalkan
karyawan, meningkatkan motivasi dan
penggunaan
meminimalisir dampak kelelahan dan
ruang
dan
meminimalkan perpindahan dalam
ruangan.
stres kerja.
Dalam
Pada hakikatnya kemampuan satu
hubungannya
manajemen
pemasaran,
dengan
manajemen
akan saling terkait dengan kemampuan
produksi berada di tengah, di antara
yang lain.
aktifitas
Misalnya saja perencanaan
pemasaran
dan
riset
kapasitas akan didahului oleh peramalan,
pengembangan, di mana pemasaran akan
yang akan dilanjutkan dengan penentuan
berusaha mengidentifikasi aspek produk
persediaan. Keterkaitan ini menyebabkan
apa saja yang dapat dikembangkan,
manajer produksi harus peka terhadap
sedangkan
perkembangan yang terjadi, baik di
pengembangan
tingkat
internal
Manajer
ketajaman
departemen
akan
riset
dan
mengembangkan
maupun
eksternal.
teknik untuk menjadi prototipe dan
harus
memiliki
dilanjutkan
dan
mampu
produksi
analisis
oleh
produksi
departemen produksi.
pada
Di samping itu,
memperkirakan tren yang akan terjadi,
manajemen mutu dikelola bersama antara
bahkan untuk beberapa tahun yang akan
manajemen pemasaran dan manajemen
datang, jika perusahaan ingin terus
produksi.
bertahan dan memenangkan persaingan.
Manajemen
produksi
Manajemen
keuangan
akan
memiliki
berpengaruh pada manajemen produksi
keterkaitan dengan fungsi perusahaan
dalam segi penyediaan aset, dan rencana
yang lain, yaitu manajemen sumber daya
ke depan (investasi dan invasi). Di mana
manusia, manajemen pemasaran dan
manajemen keuangan akan melakukan
manajemen
Dalam
peramalan dari segi keuangan, yang akan
manajemen produksi, aspek sumber daya
ditindaklanjuti dengan kegiatan investasi
keuangan.
366
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
atau invasi yang melibatkan manajemen
manajemen produksi yang dihadapi ukm
produksi dalam hal perencanaan kapasitas
maupun industry besar.
dan lokasi untuk perluasan.
perkuliahan,
Kurikulum Manajemen Produksi
pemahaman
Sejak menggunakan kurikulum tahun
Dalam proses
dosen
dan
kemampuan
memberikan
penekanan
mahasiswa,
akan
sehingga
2011, mata kuliah manajemen produksi
memotivasi mahasiswa untuk berpikir
tidak lagi diberikan dalam 2 semester
kreatif, analitis dan inovatif. Karena pada
(manajemen produksi dan manajemen
dasarnya mahasiswa sudah memiliki
produksi lanjutan). Manajemen produksi
pengetahuan dari segala pengalaman
diberikan dalam tempo 1 semester,
yang dialaminya serta pembelajaran yang
dengan beban materi yang merupakan
telah dijalaninya.
Permasalahan yang
gabungan dari manajemen produksi dan
sering
mahasiswa
manajemen
produksi
kesulitas dalam melakukan konstruksi
(sebelumnya).
Hal ini menyebabkan
terlalu
beratnya
lanjutan
beban
dihadapi
pengalaman
ke
adalah
dalam
konsep.
mahasiswa
Kurikulum dan metode pembelajaran
mempelajari materi dan dosen dalam
yang tepat akan membantu mahasiswa
memberikan materi.
mengatasi permasalahan tersebut.
Namun beban itu
bisa diatasi dengan melakukan metode
Mahasiswa akan mengetahui tujuan
pembelajaran yang tepat, yang mampu
pembelajaran, kompetensi yang akan
membentuk kemampuan analitis, dan
dibentuk,
membentuk
mempelajari
konsep
atas
dasar
dan
diharapkan
manajemen
dengan
produksi.
pengetahuan yang dibangun berdasarkan
Adanya kuliah yang aplikatif, yang
pengalamannya terjun ke lapangan. Oleh
membutuhkan
sebab
mahasiswa, baik pada industri besar
itu,
pembelajaran
akan
menggunakan metode kontekstual, yang
maupun
ukm,
bermaksud akan membangun pemahaman
meningkatkan
dari aplikasi yang ditemui. Metode yang
mahasiswa.
intensitas
diharapkan
motivasi
aktifitas
dapat
belajar
tepat diharapkan akan membantu proses
pembelajrana,
terutama
dalam
memfokuskan pada aspek kewirausahaan.
Metode kontekstual yang digunakan
diharapkan
wawasan
akan
yang
lebih
memberikan
mendalam
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Secara umum kondisi pembelajaran
manajemen produksi sudah baik,
terhadap
367
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
namun diperlukan pengembangan
dalam hal model pembelajaran
2. Metode
yang
sesuai
digunakan
adalah metode kontekstual
3. Komponen kurikulum pembelajaran
manajemen
produksi
harus
disesuaikan dengan kebutuhan dunia
industry dan ukm
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sad Kurnianto dan Sulistya Ika
Putra,
2012,
Menumbuh
Kembangkan Minat Berwirausaha
Bagi
Para
Mahasiswa
Di
Lingkungan Perguruan Tinggi,
Prosiding Seminar & Konferensi
Nasional Manajemen Bisnis, 26
Mei 2012
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan
Pembelajaran. Semarang : CV.
IKIP Semarang Press.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008,
Strategi
Pembelajaran
Dan
Pemilihannya,
DIREKTORAT
TENAGA
KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENINGKATAN
MUTU
PENDIDIK
DAN
TENAGA
KEPENDIDIKAN
Depdiknas (2006). Pengembangan Model
Pembelajaran Yang Efektif, Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdiknas, Jakarta.
Indarti, N dan Rokhima Rostiani, 2008,
Intensi Kewiausahaan Mahasiswa,
Studi
Perbandingan
Antara
Indonesia, Jepang dan Norwegia,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Yogyakarta : UGM No.4 Volume
23, 369-384
Irfan (2007). Penerapan Pembelajaran
Contextual
Teaching
and
Learning dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Akuntansi
Perbankan. Laporan Penelitian
Teaching Grant TPDSP-P3AIDikti-UMSU..
Muladi Wibowo, 2011, Pembelajaran
Kewirausahaan
Dan
Minat
Wirausaha
Lulusan
SMK,
Ekplanasi Volume 6 Nomor 2
Edisi September 2011
Nur, Muhammad. 2001. Strategi-Strategi
Pembelajaran. Surabaya: Pusat
Studi Matematika dan IPA
Sekolah, Unesa.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta :
PT.Bina Aksara.
Supinah, 2008, Pembelajaran Matematika
SD
Dengan
Pendekatan
Kontekstual Dalam Melaksanakan
KTSP,
Paket
Fasilitasi
Pemberdayaan
Kkg/Mgmp
Matematika, Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Matematika, Yogyakarta
Elaine B Johnson. 2002. Contextual
Teaching
and
Learning.
California: Corwin Press, Inc
368
Download