hubungan kemampuan mengajar guru pai dengan

advertisement
“HUBUNGAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU PAI DENGAN
PRESTASI BELAJAR PAI SISWA DI SMP ISLAM MIFTAHUL HUDA
CIPAYUNG MEGAMENDUNG BOGOR “
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Winda Amaliyana
NIM 809011000156
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang
berjudul “Hubungan Kemampuan Mengajar Guru PAI dengan Prestasi
Belajar PAI Siswa di SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Megamendung
Bogor”, Penulisan karya ilmiah ini ini digunakan sebagai salah satu syarat
kelulusan Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) program studi Dual Mode System.
Dan diharapkan penulis penulisan ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak
untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih
berkualitas.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis
dalam penulisan serta penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1.
Ibu Nurlena Rifai, MA. Ph.D Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Bahrissalim,MA dan Bapak Drs. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah ikhlas membimbing
dan mendidik penulis. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi dalam setiap
langkah serta memberikan keberkahan dalam kehidupannya.
3.
Bapak Drs. Masan, AF, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi, dan telah meluangkan
waktu, tenaga dan pemikiran di sela-sela kesibukannya dalam penyusunan
skripsi ini.
4.
Didin Jalaludin, S.Ag selaku Kepala SMP Islam Miftahul Huda Serta seluruh
dewan guru dan staf yang telah berpartisipasi dalam memperoleh data-data
dan
yang
telah
meluangkan
terselesaikannya skripsi ini.
waktunya
kepada
penulis
sehingga
5.
Pimpinan dan para staf Administrasi Perpustakaan Utama, perpustakaan
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman
buku
6.
kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Suamiku tercinta Ayah Doni Mahathir Anshori, SE dan jagoan kecilku
Delfian Shiddiq Mahathir atas semua do’a, cinta, pengorbanan, motivasi dan
dukungan kasih sayang hingga terselesainya skripsi ini. Ananda mungkin
tidak bisa membalas semuanya itu, ananda hanya bisa mengucapkan syukron
kastiron jazakumullah ahsana jaza. Amin\
7.
Papa Amri Yakub, Mama Eli, Tetehku (Lia & Indri), Adiku (Isti & Vilma),
keponakan yang lucu-lucu dan hebat (Teteh Dada, Kaka Biya, Dede Evan,
Dede Husna & Dede Algan) You Are The Best Family. I Love You So…
8.
Bunda, Wa Papi, Wa Amey plus Aandanya, Tete dan Om Tete serta seluruh
saudara - saudaraku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Jazakumullah
khairon kastiron.
9.
Sahabat-sahabatku (Gajog) dan teman-temanku seperjuangan Dual Mode
System yang telah memberikan dorongan, perhatian, kasih sayang, motivasi
dan semangatyang tak henti-hentinyauntuk penulis, terimakasih untuk
kebersamaannya.
10. Trio Ambisi Plus (Afit, Asep, Dede Plus Ridwan) yang selalu membantu atas
segala sesuatu dan memberikan hiburan gratisnya, cireng, bala-bala dll.
Semoga kalian sukses. Amin
11. Dijow Cafetaria selaku sponsor seumur hidup. Moga sukses.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis
khususnya dan bagi bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, Agustus 2013
Penulis
Winda Ameliyana
Vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….
i
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH………………………………….
Ii
PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI…………………………………...
Iii
ABSTRAK………………………………………………………………………
Iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
V
DAFTAR ISI.............................................................................................
Vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...
Ix
DAFTAR GAMBAR…..……………………………………………………….
X
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
Xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
1
A. Latar Belakang…………………………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………..
8
C. Pembatasan Masalah…………………………………………………….
8
D. Perumusan Masalah……………………………………………………...
9
E. Tujuan Penelitian………………………………………………………...
9
F. Kegunaan Penelitian……………………………………………………..
9
BAB II KAJIAN TEORITIS…………………………………………………..
10
A. Deskripsi Teoritik………………………………………………………..
10
1. Tenaga Pendidik……………………………………………………..
11
2. Prestasi Belajar………………………………………………………
16
a. Pengertian………………………………………………………..
16
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi……………………………….
17
3. Pendidikan Agama Islam sebagai bidang study di tingkat SMP…….
30
B. Hasil Penelitian yang relevan…………………………………………….
33
C. Kerangka Berpikir………………………………………………………..
36
D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………………...
37
vii
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN……………………………
38
A. Tempat dan waktu penelitian…………………………………………….
38
1. Tempat Penelitian……………………………………………………
38
2. Waktu Penelitian……………………………………………………..
38
B. Metode Penelitian………………………………………………………..
39
C. Populasi dan sampel……………………………………………………..
40
D. Teknik pengumpulan data………………………………………………..
41
E. Teknik analisis data………………………………………………………
43
F. Hipotesis Statistik………………………………………………………..
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………
47
A. Kondisi Sekolah………………………………………………………….
47
1. Deskripsi tempat penelitian…………………………………………..
47
2. Sejarah tingkat sekolah………………………………………………
51
3. Sarana dan prasarana…………………………………………………
52
4. Struktur organisasi…………………………………………………...
53
5. Aktivitas SMP Islam Miftahul Huda………………………………...
55
B. Deskripsi data…………………………………………………………….
57
1. Kemampuan mengajar guru PAI…………………………………
57
2. Prestasi belajar PAI siswa SMP Islam Miftahul Huda…………..
59
3. Hubungan kemampuan mengajar guru PAI dengan prestasi
belajar PAI siswa………………………………………………...
63
1. Analisis interpretasi data……………………………………………..
65
BAB V PENUTUP………………………………………………………………
68
A. Kesimpulan………………………………………………………………
68
B. Implikasi …………………………………………………………………
69
C. Saran……………………………………………………………………..
70
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………..
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kondisi keadaan siswa kelas VIII (Delapan) SMP Islam MH………..
41
Tabel 2 : Kisi-kisi angket kemampuan guru dalam mengajar…………………..
42
Tabel 3 : Pilihan Jawaban………………………………………………………..
44
Tabel 4 : Klasifikasi skor angket kemampuan guru dalam mengajar……………
45
Tabel 5 : Kondisi keadaan siswa SMP Islam MH tiga tahun terakhir…………..
50
Tabel 6 : Data pendidik dan kependidikan SMP Islam Miftahul Huda…………
51
Tabel 7: Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan SMP Islam MH tahun
pelajaran 2012/2013…………………………………………………..
57
Tabel 8 : Analisis item skor untuk kemampuan mengajar guru PAI……………
57
Tabel 9:Klasifikasi jumlah skor jawaban siswa dari angket kemampuan
mengajar guru PAI……………………………………………………
59
Tabel 10: Daftar nilai siswa dalam mata pelajaran PAI semester 1…………….
60
Tabel 11: Klasifikasi nilai siswa dalam mata pelajaran PAI……………………
61
Tabel 12: Analisis korelasional Variabel X (Kemampuan mengajar guru PAI)
dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI siswa)………………………
ix
62
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : Struktur Organisasi SMP Islam Miftahul Huda…………………
x
54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Hubungan kemampuan mengajar guru PAI dengan
Prestasi belajar PAI siswa……………………………………..
Lampiran 2 : Surat permohonan izin penelitian…….………………………...
Lampiran 3 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian..………………...
Lampiran 4: Copy daftar nilai siswa kelas VII (Delapan) SMP Islam
MH.….………………………...............................................
Lampiran 5 : Tabel Nilai koefisien Korelasi…..…….………………………...
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi suatu kebutuhan pokok setiap manusia di era dewasa ini untuk
memperoleh pendidikan baik secara formal ataupun informal. Pendidikan
merupakan suatu rangkaian aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan berbagai cara atau metode seperti; Observasi, pelacakan,
penelitian atau penggalian secara intensif dan berkesinambungan terhadap
potensi-potensi diri dan pembawaannya, dengan kata lain proses tersebut dapat
dikatakan sebagai proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa
menjadi bisa. Proses tersebut dapat
berupa jasmani (panca indera serta
keterampilan-keterampilannya) maupun rohani (pikir, cipta, karsa, rasa dan
nurani) sesuai realitas dan nilai-nilai absah yang ada dalam masyarakat.
Pendidikan adalah : “Serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan antara
manusia dewasa dan peserta didik secara tatap muka atau dengan menggunakan
media dalam rangka pemberian bantuan terhadap perkembangan potensinya
2
semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa Potensi disini ialah potensi
fisik, emosi, sosial, sikap moral, pengetahuan dan keterampilan” 1..
Merujuk pada pengertian di atas, pendidikan merupakan proses budaya
untuk menigkatkan harkat dan martabat manusia. Dilihat dari keberlangsungan
dari proses pendidikan yang dapat berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan
pendidikan tersebut, sekolah merupakan pendidikan formal. Pendidikan formal
adalah “pendidikan yang dilaksanakan secara teratur, sistematis, berjenjang dan
dibagi dalam waktu waktu tertentu yang berlangsung dari mulai taman kanakkanak hingga perguruan tinggi” 2.
Lodge
sebagaimana
dikutif.
Ahmad
Tafsir
menyatakan
bahwa
“pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Orang tua mendidik anaknya,
Guru Mendidik muridnya, bahkan Induk binatangpun mendidik anaknya” 3.
Semua yang kita sebut atau yang kita lakukan dapat disebut mendidik kita
begitu juga yang disebut dan dilakukan orang lain terhadap kita, dapat disebut
mendidik kita. Dalam pengertian luas ini kehidupan adalah pendidikan, dan
pendidikan adalah kehidupan. Sedangkan dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa ;
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara4.
Dalam pelaksanaannya aktivitas pendidikan tersbut harus dapat memuat
faktor-faktor pendidikan agar pendidikan senantiasa dapat terlaksana dengan baik,
lancar, efektif serta intensif. Hal tersebut disebabkan oleh karena faktor
1
Idris & Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta. Grasindo 1995 h 4
Idris & Jamal, Pengantar Pendidikan. Jakarta. Grasindo 1995 h 90
3
Ahmad Tafsir, Kependidikan dalam Persfektif Islam . 1991 h 24
4
Undang-undang RI Nomor 20 Tentang SISDIKNAS. Kompilasi Undang-undang & Peraturan
bidang Pendidikan, Abd . Rozak, Fauzan & Ali Nurdin. Jakarta, FITK PRESS 2010 h 4
2
3
pendidikan memuat kondisi-kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan
mendidik, berkaitan dengan hal tersebut, Bernadib menegaskan bahwa faktorfaktor pendidikan terdiri dari lima hal yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor anak didik, yaitu merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dan utama dalam menunjang keberlangsungan pendidikan dan
keberadaaannya tidak dapat digantikan faktor lain.
Faktor pendidik, yaitu salah satu faktor yang sangat penting, karena
pendidik itulah yang akan bertanggung jawab terhadap pendidikan.
Faktor tujuan pendidikan, yaitu faktor yang sangat penting, karena tujuan
merupakan arah yang hendak dituju dalam pendidikan tersebut.
Faktor alat pendidik, yaitu segala sesuatu yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Faktor alam sekitar (lingkungan), yaitu faktor yang dapat mempengaruhi
berhasil atau tidaknya pendidikan5.
Kelima faktor tersebut di atas dalam sebuah sistem pendidikan merupakan
unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain, tiap-tiap faktor dalam sebuah
sistem pendidikan berinteraksi secara fungsional untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dalam pendidikan tersebut. Dalam sebuah sistem pendidikan ada suatu
kelemahan terhadap salah satu unsur dalam sistem pendidikan, faktor pendidik
merupakan salah satu faktor tumpuan utama dalam keberhasilan pendidikan,
karena dengan tenaga pendidik yang berkualitas akan menghasilkan hasil yang
berkualitas pula. Peran guru (pendidik) sangat penting dalam mengajar dan
mendidik siswa, serta dalam memajukan dunia pendidikan. Tercapainya tujuan
pendidikan dan hasil prestasi belajar siswa dan pendidikan bergantung pada
kualitas guru. Karena itu guru harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan
standar nasional pendidikan seperti latar pendidikan yang sesuai, kemampuan
mendidik yang mumpuni, menguasai teknik dan alat
pembelajaran dan lain
sebagainya agar ia dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan
berhasil.
Menurut UU no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan
bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi
5
Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis Yogyakarta. 1989 h 35
4
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
6
dasar dan pendidikan menengah”
pelaksannaanya
dilapangan
profesionalisme dan
agar
. Pengertian tersebut diatas dalam
lebih
tertib
serta
dapat
menjunjung
peraturan serta standar yang telah ditetapkan, diperkuat
kembali oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa :
”Kualifikasi guru akademik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimum
Diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1).” (BSNP,2007c: 6). Dalam PMPN ini
juga disebutkan bahwa : “Guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu
pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Keemat kompetensi ini terintegrasi
dalam kinerja guru.” (BSNP, 2007c :8) 7
Rendahnya kualifikasi pendidikan guru tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama rendahnya kesejahteraan guru. Gaji guru hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak ada alokasi dana untuk
melanjutkan pendidikan. Kedua rendahnya kualitas, kualifikasi dan
kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala bagi
guru untuk memperoleh beasiswa (yang jumlahnya terbatas). Ketiga
Rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi. 8
Guru dapat melanjutkan sekolah dan/atau menyelesaikan pendidikannya
manakala dalam dirinya ada komitmen yang tinggi dan pemikirannya jauh
kedepan. Keempat Rendahnya motivasi guru untuk meraih pendidikan lebih
tinggi. Motivasi yang tinggi dapat mengalahkan segala kendala yang melekat pada
guru. Keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan dari berbagai faktor, salah
satunya ditentukan dari faktor Pendidik atau
Guru. Dalam proses belajar
mengajar seorang pendidik harus bisa memberikan ilmu pendidikan yang telah
dimiliki dengan cara menarik agar siswa tertarik dan mudah memahami dalam
mengikuti pelajaran dan siswa menguasai materi yang disampaikan oleh Gurunya.
Apalagi yang dididik disini adalah murid-murid SMP yang masih senang bermain
dan kurang konsentrasi dalam memperhatikan Gurunya yang sedang mengajar.
6
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru & Dosen, Dr Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi
Guru, Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2011 h 3
7
Ibid h 4
8
Ibid h 5
5
Pasti dibutuhkan seorang Guru yang profesional dan memiliki pengalaman yang
bagus sehingga dapat merancang proses-proses pembelajaran yang bisa membuat
siswa tertarik dan nyaman dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Dengan
Guru yang profesional dan pengalaman, maka akan tercapai hasil belajar yang
dapat diukur dengan perolehan prestasi belajar siswa yang maksimal dan sesuai
dengan harapan.
Keberhasilan pendidikan di sekolah yang utama ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara
kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki
dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan
yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar
mengajar. Saat ini salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita adalah dengan pemberlakuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tiap sekolah-sekolah.
Namun, hal yang paling penting dalam hal inipun adalah faktor guru, sebab
secanggih apaun kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan tanpa kualitas
dan kemampuan guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil
yang maksimal. Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kompetensi, latar
pendidikan yang sesuai dan kemampuan yang mumpuni dengan apa yang telah
diamanatkan oleh undang-undang agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
secara efektif dan efisien.
Rendahnya kualifikasi akademik dan kompetensi guru masih terjadi
diberbagai belahan wilayah Indonesia, terlebih lagi berkaitan dengan pelajaran
agama yang notabennya adalah bertujuan mendidik siswa agar memiliki sikap
yang berakhlakul karimah, begitu juga di SMP Islam Miftahul Huda Cipayung
Megamendung Bogor masih terdapat Guru dengan kualifikasi yang masih
dibawah standard nasional pendidikan yang ditunjukan dengan masih terdapatnya
guru yang berijazah SMA (latar pendidikan yang berbeda) dan dari segi
pengalaman dan kemampuan yang sangat minim yang tentunya sangat
6
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang kurang maksimal
dibandingkan dengan Guru yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan standar
pendidikan nasional dan latar belakang pendidikan yang sesuai, akan
lebih
mampu dan berpengalaman dalam pengajaran. Dari perbedaan kualifikasi yang
dimiliki Guru tersebut menjadi suatu masalah yang menarik untuk diteliti apakah
memang benar perbedaan kualifikasi dan kemampuan mengajar Guru memiliki
hubungan terhadap prestasi belajar dan Kemampuan siswa yang diajarnya. Jika
kemampuan dan kualitas guru (guru agama) rendah dengan segala aspeknya
tersebut diatas, maka layak diajukan pertanyaan tentang hubungan kemampuan
mengajar guru dengan prestasi belajar siswa, akhlak siswa serta pencapaian siswa,
sebab bisa jadi, kecerdasan intelektual, kehidupan keluarga, kelas sosial, kawan
bermain siswalah yang lebih erat hubungannya yang merupakan faktor penting
bagi pencapaian siswa, jika guru tidak dapat membuat perubahan pada akhlak dan
prestasi siwa.
Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan profesi, artinya pekerjaan yang
menuntut keahlian khusus. Untuk memperoleh keahlian khusus dituntut pula
pendidikan yang khusus. Pemerintah telah mencanangkan standar nasional
pendidikan (SNP), salah satunya adalah stnadar tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Standar kualifikasi pendidik (guru) pada setiap jenjang pendidikan
di sekolah atau madrasah adalah Sarjana Strata satu (S1). Seorang guru yang
professional harus memiliki ijazah S1 sesuai dengan bidang yang dianjurkannya.
Kondisi kualifikasi guru yang ada di SMP Islam Miftahul Huda khususnya
bidang study Pendidikan Agama Islam (PAI) pada saat ini kirang sesuai dengan
standar nasional pendidikan dan standar tenaga pendidik atau guru. Kualifikasi
akademik dan Kompetensi guru masih
cukup jauh dari standar nasional
pendidikan seperti masih adanya guru PAI yang memiliki latar pendidikan yang
tidak sesuai yakni masih adanya guru yang berijazah SMA, berijazah SMA tetapi
memiliki profesi sebagai Ustadz (guru ngaji) dan ada guru yang memiliki ijazah
S1 tetapi dengan jurusan lain ditambah lagi dengan kurangnya kemampuan dan
pengalaman yang dimilikinya. Kondisi tersebut jelas akan memberikan pengaruh
7
yang negative terhadap hasil belajar atau prestasi belajar siswa khususnya pada
bidang study PAI. Kondisi prestasi belajar siswa pada bidang study PAI di SMP
Islam Miftahul Huda dapat dikatakan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal /
tidak dapat memperoleh nilai yang maksimal atau nilai yang tinggi dan hal ini
dapat dibuktikan dari nilai yang ada pada buku raport, dimana nilai untuk bidang
study PAI rata-rata hanya dapat mencapai nilai ketuntasan minimum saja bahkan
masih cukup banyak yang berada dibawah standar ketuntasan minimum.
Rendahnya nilai yang dicapai oleh siswa tadi tiada lain adalah sebuah
implikasi negative dari tidak sesuainya standar kualifikasi tenaga pendidik dan
kualifikasi akademik serta monotonnya metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru yang bersangkutan atau tidak variatif dalam mengajar, mungkin hal
tersebut terjadi karena terbatasnya pengetahuan guru mengenai system serta
metode pembelajaran yang baik. Dari masalah diatas ternyata dapat dilihat
beberapa bukti nyata antara lain : Rendahnya nilai prestasi belajar siswa,
Perolehan nilai maksimal hanya dapat mencapai nilai ketuntasan minimum atau
sesuai dengan KKM, masih terdapatnya nilai prestasi belajar siswa dibawah nilai
ketuntasan minimum, penerapan hasil belajar yang tidak terwujud, pemahaman
pendidikan keagamaan yang sempit, system pembelajaran yang monoton (hanya
mengandalkan metode ceramah), pengajaran tidak sesuai dengan silabus serta
tidak adanya rencana pembelajaran
Fenomena tersebut diatas menunjukan adanya kesenjangan yang
memerlukan penyelesaian dan pemecahan. Dengan membatasi pada SMP Islam
Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor, penulis merasa tergugah untuk
mencoba mengungkap tabir dan melakukan penelitian mengenai permasalahan
tersebut dengan judul :
‘Hubungan Kemampuan Mengajar Guru PAI dengan Prestasi Belajar PAI
Siswa di SMPI Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor”
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagai mana yang telah
dipaparkan diatas, maka dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Latar belakang pendidikan guru agama tidak sesuai dengan bidangnya.
2. Kurangnya kemampuan mengajar serta minimnya pengalaman yang
dimiliki guru bersangkutan.
3. Masih adanya sebagian guru yang memiliki ijazah S1 tetapi tidak sesuai
dengan bidang study yang diampu olehnya
4. System pengajaran monoton atau tidak menggunakan metode bervariasi.
5. Rendahnya pencapaian hasil belajar atau nilai prestasi belajar siswa
6. Masih terdapatnya nilai prestasi belajar siswa dibawah nilai ketuntasan
minimum.
7. Pemahaman pendidikan keagamaan yang sempit serta penerapan hasil
belajar yang tidak terwujud,
8. Penerapan hasil belajar yang tidak tercapai
9. Pengajaran tidak sesuai dengan syllabus dan rencana pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, untuk lebih memfokuskan
pembahasan, maka dibatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah kemampuan dan kualifikasi guru yang tidak sesuai dengan
bidangnya
2. Masalah prestasi belajar siswa pada mata pelajarn PAI yang masih
rendah.
9
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah
tersebut sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Kemampuan mengajar
guru Agama dengan prestasi belajar PAI siswa pada kelas VIII (delapan) di
SMP Islam Miftahul Huda ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang
Hubungan antara kemampuan mengajar guru dengan prestasi belajar PAI siswa
pada kelas VIII (delapan) di SMP Islam Miftahul Huda.
E. Kegunaan Penelitian
1. Membuktikan kebenaran teori bahwa Hubungan kemampuan mengajar
guru agama dengan prestasi belajar siswa serta pengaruhnya terhadap
sikap dan penerapannya.
2. Menambah wawasan penulis tentang teori hubungan kemampuan
mengajar guru dengan prestasi belajar PAI pada khususnya dan bagi para
yang membaca pada umumnya.
3. Menginformasikan kepada pihak sekolah tentang pentingnya kesesuaian
tenaga pendidik yang sesuai dengan standar kompetensi dan kualifikasi
akademik dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar
4. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar.
5. Meningkatkan motivasi guru untuk dapat meraih pendidikan yang lebih
tinggi serta pengalaman dan kemampuan mengajar yang sesuai dengan
standar akademik dan kompetensi guru.
11
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. DESKRIPSI TEORITIK
Tanaga pendidik memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Sehubungan dengan hal itu, sangat na’if jika kegiatan belajar
mengajar menapikan serta kurang memperhatikan kualitas guru yang sesuai
dengan kualifikasi standar akademik dan kompetensi guru. Terlebih lagi guru
agama karena hal tersebut tidak hanya berhubungan dengan masalah kualitas
pendidikan tetapi juga akan memberikan pengaruh yang langsung terhadap sikap
dan perilaku siswa dalam menjalankan kehidupan dilingkungan sekolah ataupun
dilingkungan masyarakat terutama akan langsung berimplikasi terhadap prestasi
belajar siswa. Tidak sesuainya latar pendidikan guru agama akan berimplikasi
pada kualitas pendidikan serta sikap dan perilaku siswa. Terlepas apakah itu
berupa hasil prestasi belajar ataupun sikap dan perilaku siswa tadi, yang jelas akan
dapat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan dan hasil prestasi yang diraih oleh
siswa. Dalam hal ini perlu sekiranya kita lihat dan kaji lebih dalam apakah
kemampuan mengajar guru PAI tersebut memiliki hubungan yang positif atau
negatif. Apabila terdapat hubungan yang sangat kuat atau signifikan dan positif
antara kemampuan mengajar guru agama dengan prestasi belajar, maka hal
tersebut akan diikuti oleh meningkatnya pula prestasi belajar, tetapi sebaliknya
jika kemampuan mengajar guru agama ini memiliki hubungan yang negatif
terhadap prestasi belajar maka akan rendah pula kualitas dan prestasi belajar.
12
Maka setidaknya harus menjadi suatu kewajiban bagi setiap guru agama agar
dapat menyesuaikan kemampuan dan pendidikannya sesuai dengan standar yang
telah diamanatkan undang-undang demi tercapainya tujuan dan hasil pendidikan
yang berkualitas.
Dari uraian diatas, jelas kemampuan mengajar guru memiliki hubungan
serta pengaruh terhadap prestasi belajar dan tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar. kemampuan mengajar guru dapat menghidupkan kembali
apa yang telah diamati dimasa lampau terhadap suatu objek dan dapat diantispasi
kedalam ruang dan waktu. Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum
merupakan figur atau tokoh utama di sekolah yang diberi tugas, tanggung jawab
dan wewenang secara penuh untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam
bidang pendidikan agama islam1. Hadirja paraba menyatakan terdapat tujuh unsur
pokok seorang guru dalam meningkatkan kualitas peserta didik, yaitu : Keimanan,
Ibadah, Al-Qur’an, Akhlak, Syariah, Muamalah dan Tarikh, sehingga mereka
(Peserta didik) meyakini memahami dan mengamalkan ajaran islam dalam
kehidupa sehari-hari baik sebagai pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara2.
Keberhasilan guru pendidikan agama dalam menanamkan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta mengembangkan akhlak mulia
(Akhlakul karimah) kepada peserta didik melalui pengelolaan dan pengembangan
proses belajar mengajar di sekolah, merupakan cermin keberhasilan pendidikan
agama islam khususnya dan pendidikan nasional pada umumnya.
1.
Tenaga Pendidik (Guru)
Seperti telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa Pekerjaan guru adalah
pekerjaan profesi sebagai tenaga pendidik yang memiliki peranan sangat penting
dalam tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar, karena peranannya yang
1
Hadirja Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam, Jakarta,
Friska Agung Insani 1999 h
2
Ibid h 3
13
sangat penting tersebut maka setiap guru harus didukung oleh kemampuan yang
mumpuni, pendidikan yang sesuai serta pengalaman yang cukup agar dapat
menjalankan fungsinya dengan profesional.
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
perundang-undangan,
Peraturan
pemerintah
mengenai
Standar
Nasional
Pendidikan nomor 19 tahun 2005 (PP RI NO.19 Tahun 2005) pada bagian kesatu
pasal 28 menyatakan :
Pasal 28
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan / atau sertfikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
a. Kompetensi pedagigik
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau serifikat keahlian sebagai mana
maksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan dan
diperlikan dapat diangakat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan
dan kesetaraan.
5. Kualifikasi akademi dan kompetensi sebagai agen pelbagai pembelajaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampi dengan (4) dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri.3
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tantang Standar Nasional
Pendidikan pasal 28 yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasionel Pendidikan
(BSNP). Kompetensi yang dimaksudkan disini adalah meliputi :
3
Lekdis, Standar Nasional Pendidikan,PP RI NO.19 Tahun2005, Jakarta, LEKDIS 2005 h 27-31
14
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagodik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang mutlak
harus dimiliki seorang guru. Dalam 4Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 pasal 28 ayat 3 dinyatakan bahwa kompetensi profesional adalah
“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa setiap tenaga pendidik atau guru harus
mampu menjalankan tugasnya secara profesional dengan segala bentuk
ketentuan yang diamanatkan oleh undang-undang. Terdapat tiga tingkatan
kualifikasi profesional guru sebagai tenaga kependidikan:
4
5

Tingkatan Capability personal, maksudnya guru diharapkan memiliki
pengetahuan kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap
dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara
efektif.

Guru sebagai Inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki
komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan
memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang tepat
terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan penyebar ide
pembaharuan yang efektif.

Guru sebagai visioner, selain menghayati kualifikasi yang tadi, guru juga
harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas perspektifnya. 5
Fachrudin & Ali Idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta, Gaung Persada 2011 h 34
Ibid h 49
15
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi social adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyaakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Berdasarkan hal tersebut diatas hendaknya setiap guru harus mampu
melihat jauh kedepan dalam menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh
sektor pendidikan, atau dengan kata lain bahwa setiap tenaga pendidik atau guru
harus dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Menurut surya dalam
Fachrudin S dan Ali Idrus mengungkapkan bahwa guru yang profesional akan
tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik materil maupun metode6. Dengan kata lain guru profesional adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru untuk
merencanakan program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar,
melakukan evaluasi hasil belajar, memenuhi standar kompetensi serta dapat
melakukan proses belajar mengajar secara aktif dan efektif.
Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta
memiliki pengalaman dibidangnya, seorang guru profesional dituntut dengan
sejumlah persyaratan minimal antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi
yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidangnya,
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa yang
kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap
profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus melalui
organisasi profesi, pendidikan, pelatihan, buku, seminar dan semacamnya.
Fachrudin S dan Ali Idrus mengemukakan delapan ciri guru yang profesional,
antara lain:
a. Lebih mementingkan pelayanan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
6
Fachrudin & Ali Idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta, Gaung Persada 2011 h 51
16
b. Sebagai seorang pekerja profesional secara relatif memerlukan waktu
yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep seperti rinsip-prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggitaan, tingkah laku, sikap
dan cara kerja.
e. Membutuhkan kegiatan intelektual yang tinggi
f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan ,
dipilin diri dalam profesi dan kesejahtaraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian
h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup dan menjadikan diri
sebagai profesional yang permanen7.
Berdasarkan uraian diatas dapat kita pahami bahwa pada dasarnya guru
adalah ujung tombak dari pendidikan dimana guru harus dapat menjalankan
perannya secara profesional dalam melaksanakan fungsi dan tugas keguruannya
dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan agar dapat tercapainya tujuan pendidikan yang maksimal
dan prestasi belajar siswa yang tinggi. Kualifikasi akademik dan kompetensi guru
sebagai agen pembelajaran berdasarkan Undang-undang yang dikembangkan oleh
BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.23 Dalam PERMENDIKNAS RI
No. 16 Tahun. 2007 (Pasal 1 dan 2) mengenai Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru dijelaskan pula bahwa:
Pasal 1
a. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru yang
berlaku secara nasional.
b. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
7
Robert W R dalam Fachrudin & Ali Idrus Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta, Gaung
Persada 2011 h 52
17
Pasal 2
Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi
akademik diploma (D-IV) atau Sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri
tersendiri.24 8
Uraian di atas jelas mengungkapkan seitap tenaga pendidik harus dapat
menjalankan fungsinya secara profesional. Profesionalisme guru kiranya
merupakan kunci pokok kelancaran dan kesuksesan proses pembelajaran
disekolah. Karena hanya guru yang profesional yang dapat menciptakan situasi
aktif
serta diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk
menemukan, mengeloa dan memadukan perolehannya dan memecahkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan nilai maupun
keterampilan hidupnya9. Guru profesional diyakini mampu memungkinkan siswa
berpikir, bersikap dan bertindak kreatif. Dengan kata lain bahwa setiap guru
hendaknya memiliki kualifikasi yang mumpuni agar dapat tercapainya mutu
pendidikan yang berkualitas.
2. Prestasi Belajar
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan sangat erat kaitannya dengan
kualitas yang berarti akan berimplikasi terhadap hasil yang diukur oleh perolehan
prestasi belajar. Berarti dalam pendidikan hasil yang dimaksud disini adalah
lulusan yang berkualitas dan berprestasi tinggi. Lulusan yang berkualitas dapat
dihasilkan jika didukung oleh berbagai aspek pendidikan yang berkualitas pula
yang diciptakan atau didukung oleh tenaga pendidik yang profesional sesuai
dengan latar belakang dan keahliannya.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok
10
dalam keterangan lainnya
disampaikan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan
8
http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005_STANDAR_NAS_PENDDKN.P
DF/2008/01/09/
9
Fachrudin & Ali Idrus Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta, Gaung Persada 2011
Djamarah, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru. Surabaya, Usaha Nasional 1994 h 19
10
18
kerja11. Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat
perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu
hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individual
maupun
secara
kelompok
dalam
bidang
kegiatan
tertentu.
Menurut Slameto bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya12.
Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan
oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari
aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Sedangkan menurut Nurkencana mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran13.
Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan
tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan
dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi Prestasi belajar
siswa antara lain :
1. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
2. Faktor dari luar (faktor ekstern) 14
11
Mas’ud dalam Djamarah, Prestasi Belajar & Kompetensi Guru. Surabaya, Usaha Nasional
1994 h 21
12
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 2
Nurkencana, Evaluasi hasil belajar mengajar, Surabaya, Usaha Nasional 2005 h 62
14
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 54
13
19
1. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas yaitu
faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
a.
Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1. Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa,
jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah
dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2. Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa
buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lainlain.
b. Faktor psikologis
Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan,
kesiapan.
1. Intelegensi
Intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan
cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
2.
Perhatian
perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan
semata-mata kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek.
Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan
20
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik,
usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
3.
Bakat
Bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain, bakat adalah
kemampuan
untuk
belajar.
Kemampuan
itu
akan
terealisasi
pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. bakat
adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk
mencapai
4.
keberhasilan
pada
masa
yang
akan
datang15.
Minat
Minat adalah menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas
oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar
siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan
bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau
pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena
siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu pelajaran akan
mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya.
5.
Motivasi
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai
dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai
daya penggerak atau pendorongnya.
15
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya Jakarta, Rieneka Cipta.2003 h 136
21
6.
Kematangan
Kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan
seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan
kecakapan baru.
Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu organ
atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri
makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya
masing-masing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan
sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu
sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.
7.
Kesiapan
Preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan
respon atau reaksi16.
Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa
dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar
siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif
bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima
suatu mata pelajaran dengan baik.
c. Faktor kelelahan
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam
tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu. Sedangkan
kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan masalah yang
16
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta
2003 h 59
22
berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai
dengan minat dan perhatian”.
Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat
mempengaruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya
seperti lemah lunglainya tubuh. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang
bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa
istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat
dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian
prestasi belajar siswa. Agar siswa selaku pelajar dengan baik harus tidak
terjadi kelelahan fisik dan psikis.
2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah
dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.
a.
Faktor keluarga
Faktor keluarga sangat
berperan
aktif bagi
siswa
dan dapat
mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan
ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
1. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi
belajar anak, hal ini dikarenakan keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama17. Keluarga yang sehat besar
artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
17
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 60
23
menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa dan negara.
Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan
keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik
anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
2.
Relasi antar anggota keluarga
yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.
Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga
yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah
apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau
sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
3.
Keadaan keluarga
keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat
menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan
orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap
keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa
mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang
memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan
prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar
yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang
tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya.
4.
Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadangkadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
24
pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi
kesulitan yang dialaminya.
5.
Keadaan ekonomi keluarga
keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya,
misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
6.
Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar
Oleh karena itu perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya
hasil belajar yang optimal.
7. Suasana rumah
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, bahwa
suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar18. Suasana
rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan
ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak
penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,
pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan
anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya
belajarnya kacau serta prestasinya rendah.
18
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rieneka Cipta 2003 h 63
25
b.
Faktor sekolah
Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran,
kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah,
dan media pendidikan, yaitu :
1.
Guru dan cara mengajar
faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting,
bagaimana
sikap
dan
kepribadian
guru,
tinggi
rendahnya
pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut
menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Mengajar
pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar.
Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam
perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan
dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang
kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru harus efektif dan
dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model,
tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan
kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan
disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan
siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Model pembelajaran
Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh
sekali terhadap prestasi belajar siswa,. Dalam hal ini model atau
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya terpaku
pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang
disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan
26
kebutuhan siswa,. Dimana guru harus bisa menilih dan menentukan
metode
pembelajaran
yang
tepat
untuk
digunakan
dalam
pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya :
model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, problem
solving dan lain sebagainya, dimana model atau metode ini
berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa
3.
Alat-alat pelajaran
Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar
adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan
sebagaianya.
sekolah
yang
cukup
memiliki
alat-alat
dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara
mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat
belajar anak.
4.
Kurikulum
Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa,
kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap
proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
5.
Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam
hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.
27
6.
Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim,
menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena
itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara
aktif di dalam belajar.
7.
Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa
dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah ini
misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam
pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas,
gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.
8.
Media pendidikan
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk
sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya
belaajr anak dalam jumlah yang besar pula. Media pendidikan ini
misalnya seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau
media lainnya yang dapat mendukung tercapainya prestasi belajar
dengan baik.
c.
Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain
teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan
keluarganya.
1.
Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam
kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi,
28
kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu,
lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
2.
Teman Bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan
sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan
teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah
berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa
mereka bergaul.
Agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh
baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang
jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka
perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik
dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua
dan pendidik harus bijaksana.
3.
Cara Hidup Lingkungan
Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar
pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Hal ini misalnya anak tinggal
di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan
berpengaruh rajin juga tanpa disuruh.
Faktor eksternal ini dapat menimbulkan pengaruh positif antara lain dilihat dari :
1.
Ekonomi keluarga,
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya
makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis
29
menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika
keluarga mempunyai cukup uang.
2.
Guru dan cara mengajar
Guru dan cara mengajar merupakan faktor yang penting bagaimana sikap dan
kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan
bagaimana cara guru itu menyampaikan pengatahuan itu kepada anak-anak
didiknya. Ini sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena guru
yang berpengetahuan tinggi dan cara mengajar yang bagus akan
memperlancar proses belajar mengajar sehingga siswa dengan mudah
menerima pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya.
3.
Interaksi guru dan murid
Interaksi guru dan murid dapat mempengaruhi juga dengan prestasi belajar,
karena interaksi yang lancar akan membuat siswa itu tidak merasa segan
berpartisipasi secara aktif di dalam proses belajar mengajar.
4.
Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegaiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial,
kegiatan keagamaan, dan lain-lain.
5.
Teman bergaul
Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisainya
karena siswa dapat belajar dengan baik apabila teman bergaulnya baik tetapi
perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk
perangainya.
6.
Cara hidup lingkungan
Cara hidup tetangga di sekitar rumah besar pengaruhnya pada pertumbuhan
anak Hal ini misalnya anak yang tinggal di lingkungan orang-orang yang
30
rajin belajar otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin belajar tanpa
disuruh.
Faktor eksternal yang dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi prestasi
anak adalah:
a.
Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anaknya sekolah akan
menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi
tantangan atau kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras
maka anak tersebut manjadi penakut dan tidak percaya diri.
b.
Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intern menyebabkan
proses balajar mengajar menjadi kurang lancar juga anak merasa jauh dari
guru maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya. Guru yang
mengajar bukan pada keahliannya, serta sekolah yang memiliki fasilitas dan
sarana yang kurang memadai maka bisa menyebabkan prestasi belajarnya
rendah.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mutu pendidikan
yang berkualitas dan prestasi belajar siswa dapat tercipta dari proses kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh sistem, organisasi serta tenaga yang
profesional. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor serta
pengaruhnya, baik internal (siswa) ataupun eksternal termasuk disitu adalah guru
sebagai tenaga pendidik yang dapat mempengaruhi segala ketercapaian siswa
dalam memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
Pendidikan dianggap suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk
peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa.
Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauh mana masyarakatnya
mengenyam pendidikan. semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh
31
masyarakatnya, maka semakin majulah bangsa tersebut.
Kualitas pendidikan
tidak saja dilihat dari kemegahan fasilitas pendidikan yang dimiliki, tetapi sejauh
mana output (lulusan) suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang
sempurna sebagaimana tahapan pendidikan.
Pada hakikatnya pendidikan yang menyumbang terhadap pembangunan
bangsa adalah pendidikan yang dilakukan secara terstruktur (dalam arti memiliki
kurikulum dan pengelolaan yang sistematis). Sumbangan pendidikan terhadap
pembangunan bangsa tentu bukan hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan,
tetapi pendidikan yang berkualitas yang dapat menghasilkan lulusan yang
beprestasi, baik dari sisi input, proses, output, maupun outcome.
19
Input
pendidikan yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu (profesional), peserta
didik yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai
aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang
bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang
bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan, dan outcome
pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang berprestasi tinggi yang mampu
melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau terserap pada dunia usaha
atau dunia industri.
3. Pendidikan Agama Islam sebagai Bidang Study di Tingkat SMP
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
pendidik dalam rangka menanamkan dan mempersiapkan anak didik dalam
meyakini, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Dalam pendidikan yang lebih dipentingkan
adalah pembentukan pribadi anak. Disamping itu Zuhairini memberikan “batasan
pendidikan agama islam sebagai suatu usaha, sistematis da pragmatis dalam
membantu anak didik supaya mereka dapat hidup dengan ajaran islam”20.
Selanjutnya Zakiyah Darajat mengartikan pendidikan agama islam sebagai
berikut :
19
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, 2002
20
Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 47
32
a. Pendidikan agama islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama isalam serta menjadikannnya
sebagai pandangan hidupnya.
b. Pendidikan agama islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan
ajaran islam.
c. Pendidikan agama islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai pendidikannya ia dapat
memahami,
Menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang telah
diyakininya itu debagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.21
Pengertian tersebut
merupakan
penjabaran
dari pengertian
pendidikan agama islam yang terdapat dalam undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang sisitem pendidikan Nasioanal, pada pasal 30 ayat 2
yang dalam penjelasannya dikatkan:
“pedidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan niali-nilai
ajaran agamanya dan/atau menjadi ilmu ahli agama”22.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama
islam adalah pendidikan yang amenyeluruh yakni menyangkut pendidikan
materi dan immateri serta menyangkut kehidupan dunia dan akherat. Di
samping itu pendidikan agama islam merupakan suatu mata pelajaran
dilaksanakan pada suatu lembaga pendidika tertantu dengan harapan
setelah selesai pendidikan agam islam dapat dijadikannya sebagai
pedoman dan penghayatan selama hidupnya sehingga dapat menuju kearah
yang diridoi oleh Allah SWT. Sekalipun dalam rumusannya pendidikan
agama islam sabai mata pelajaran tetapi dalam pelaksanaannya tidak
menyangkut pemberian ilmu pengetahuan semata, melainkan yang lebih
utama adalah pembantukan, bembinaan dan pengembangan pribadi
musllim yang taat kepada Allah SWT serta dapat mengamalkan seluruh
ajaran agama islam.
21
22
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam,1999 hal 86
Undang-undang Sisdiknas no 20 Tahun 2003 pasal 30 ayat 2
33
2. Dasar pendidikan agama islam
Pada dasarnya pendidikan pelaksanaan agama islam mempunyai dasardasar yang kuat, dalam hal ini bahwa dasar tersebut dapat ditinjau dari tiga
aspek, yuridis/hukum, religius dan social psikilogi. Untuk lebih jelasnya
akan dikemukakan dasar-dasar tersebut, yaitu :
a. Segi yuridis atau hukum yaitu dasar-dasar pelaksanaan pendidikan
agama yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara
langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam
melaksanakan pendidikan agama disekolah atau lembaga pendidikan
formal di Indonesia. Dasar dari segi yuridis formal sebagai pada tiga
bagia, yaitu :
1. Dasar ideal, yaitu dasar dari falsafah Negara pancasila di mana sila
yang pertama adalah “ketuhanan yang maha esa”.
2. Dasar struktur atau konstitusoanal, yaitu dasar dari UUD 1945
pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai berikut :
b. Negara berdasarkan atas ketuhana Yang Maha Esa
c. Negara menjamin tiap-tiap kemerdakaan penduduk untuk
memeluk agama dan memeluk dan kepercayaan itu.
3. Dasar operasional, yaitu dasar secara langsung mengatur
pelaksanaan pendidikan sakolah-sekolah di Indonesia, hal tersebut
terdapat dalam ketetapan MPR No.IV tahun 1978 yang kemudian
dikokohkan kembali pada tap. MPR No.IV/MPR/19718 ketetapan
MPR No. II/MPR/1983.
b. Dasar raligius adalah dasar-dasar yang bersumber daru agama islam
yang tertera dalam al-Quran dan al-Hadits.
c. Dasar sosial psikologis yaitu semua manuasi dalam hidupnya
membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama,
demikian juga orang-orang muslim memerlukan pendidikan islam
agar dapat mengarahkan fitrah mereka kea rah yang benar.23
3. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan umum, yaitu bimbingan anak
didik agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. Tujuan
Pendidikan Agama tersebut adalah “merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh
setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Karena dengan menanamkan
23
Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 21
34
keimanan beragama dalam diri seseorang akan menambah ketaatan dalam
menjalankan kewajiban agama”24.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan aspek ketaqwaan kepada Allah SWT
yang merupakan tujuan umum pendidikan agama islam dalam bidang study
pendidikan agama islam ditempuh dengan cara :
a.
b.
c.
Membina manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran dengan baik,
sempurna, sehingga mencerminkan sikap dan tindakan dalam seluruh
kehidupannya.
Mendorong manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Mendidik ahli-ahli agama yang cukup terampil dibidangnya.
Adapun tujuan khusus Pendidikan Agama Islam untuk SMP menurut
Zulhairinni adalah :
a.
b.
c.
d.
Memberikan Ilmu Pengetahuan Agama Islam
Memberikan pengertian agama islam yang sesuai dengan tingkat
kecerdasannya.
Memupuk jiwa agama anak.
Membimbing anak didik agar mereka mampu beramal shaleh dan berakhlak
mulia25.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
1
PENULIS
: DIAN MAYA SHOFIANA
JUDUL PENELITIAN
PROFESIONALISME
GURU
DAN
HUBUNGANNYA
: DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DI MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA
CIDOLOG SUKABUMI
JENIS KARANGAN ILMIAH
: SKRIPSI
TEMPAT PENELITIAN
:
PERGURUAN TINGGI
:
MTS AL-JAMII.AH TEGALLEGA
CIDOLOG SUKABUMI
UIN SYARIF HIDAYATULLOH
24
25
JAKARTA
Ibid 2001 h 45
Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara 2001 h 47
35
2
HASIL PENELITIAN
1. Dari
jawaban
siswa
mengenai
profesionalisme guru dalam bidang
studi Fiqih, sebagian besar siswa
berpendapat bahwa guru bidang studi
Fiqih MTs Al-Jamii.ah Tegallega
Cidolog Sukabumi berada pada
kualifikasi sedang. Sedangkan menurut
pendapat sebagian iswa yang lain, guru
empunyai
tingkat
kompetensi
profesional yang rendah. Dengan
demikian, sesuaidengan data yang ada,
profesionalisme guru dalam bidang
studi Fiqih di MTs Al-Jamii.ah
Tegallega Cidolog Sukabumi adalah
:
berada pada rata-rata sedang atau cukup
baik.
2. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar
Fiqih siswa kelas VII dan VIII MTs AlJamii.ah Tegallega Cidolog Sukabumi
tergolong cukup baik atau sedang.
3. Terdapat
korelasi
positif
yang
signifikan antara rofesionalisme guru
dalam bidang studi Fiqih dengan
prestasi hasil belajar Fiqih siswa MTs
Al-Jamii.ah
Tegallega
Cidolog
Sukabumi.
Profesionalisme
guru
tersebut dapat mempengaruhi prestasi
hasil belajar siswa 50%. Adapun 50%
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.
PENULIS
: ERIK SUKMAWAN, S.Pd.I
JUDUL PENELITIAN
PENGARUH LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN GURU DAN
KOMPENSASI TERHADAP MUTU
PENDIDIKAN DI MADRASAH
: IBTIDAIYAH MIFTAHUL HUDA
CIPAYUNG GIRANG
MEGAMENDUNG KABUPATEN
BOGOR
JENIS KARANGAN ILMIAH
: TESIS
TEMPAT PENELITIAN
: HUDA CIPAYUNG GIRANG
MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL
MEGAMENDUNG KABUPATEN
36
PERGURUAN TINGGI
HASIL PENELITIAN
BOGOR
PROGRAM PASCA SARJANA
: SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
IMMIJAKARTA
1. Terdapat pengaruh positif antara
variabel Latar Belakang Pendidikan
Guru (X1) terhadap Mutu Pendidikan
(Y) diperoleh nilai hasil analisa sebesar
0,727 sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil analisis bernilai positif,
tingkat pengaruhnya Kuat. Maka
dilakukan uji hipotesis yang diperoleh
dengan nilai thitung sebesar = 2.327 >
t0,05 (30) = 1,697, maka Ho ditolak dan
Ha diterima artinya ada pengaruh
signifikan.
2. Terdapat pengaruh positif antara
variabel Kompensasi (X2) terhadap
variabel Mutu Pendidikan (Y)
diperoleh nilai sebesar 0,823 sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil analisis
bernilai positif dan pengaruhnya sangat
kuat. Maka dibuktikan melalui uji
hipotesis variabel Kompensasi (X2)
yang diperoleh yakni karena nilai thitung
:
= 4.607 > t0,05 (30) = 1,697, maka Ho
ditolak dan Ha diterima artinya ada
pengaruh yang nyata dan signifikan.
3. Secara simultan ada pengaruh positif
antara variabel independen Latar
Belakang Pendidikan Guru (X1) dan
Kompensasi (X2) terhadap variabel
dependen Mutu Pendidikan (Y) dengan
komputer program SPSS Versi 12 for
Windows diperoleh nilai Model
Summary atau nilai R sebesar 0,853 dan
sedangkan nilai R Square sebesar 0,727
atau 72,7%, jadi tingkat pengaruhnya
kuat. Sedangkan hasil uji ANOVA
atau Fhitung di dapat nilai sebesar 38.698
dimana > dari Ftabel (31) sebesar 2,91
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000
karena 0,000 < 0,05, maka dapat
dikatakan secara bersama-sama
berpengaruh sangat signifikan terhadap
37
variabel Mutu Pendidikan (Y) di MI
Miftahul Huda Megamendung
Kabupaten Bogor.
C. KERANGKA BERPIKIR
Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu
dan memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena
guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan
anak didik yang berada dibawah pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan
sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru
profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif yang berkenaan
dengan keberhasilan prestasi belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, tanggung
jawab guru tidak hanya terbatas kepada proses dalam pentransferan ilmu
pengetahuan. Banyak hal yang menjadi tanggung jawab guru, yang salah satunya
adalah memiliki kompetensi idealnya sebagaimana guru profesional. Kompetensi
di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang
bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, guru yang
profesional ini memiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia
mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal dan terarah.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru profesional harus
terlebih
dahulu
mampu
merencanakan
program
pengajaran.
Kemudian
melaksanakan program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil
pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, seorang
guru profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu menguasai
pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik. Dengan
demikian, seorang guru dikatakan profesional apabila mampu menciptakan proses
belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan prestasi belajar yang baik.
Demikian pula dengan siswa, mereka baru dikatakan memiliki prestasi belajar
yang maksimal apabila telah menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu
38
mengaktualisasikannya. Prestasi itu akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan
perbuatan.
Kehadiran guru profesional tentunya akan berakibat positif terhadap
perkembangan siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh
sebab itu, siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang
bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu
terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh
terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Karena, disadari ataupun tidak,
bahwa guru adalah faktor eksternal dalam kegiatan pembelajaran yang sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan proses kegiatan pembelajaran itu. Untuk
itu, kualitas guru akan memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap proses
pembentukan prestasi anak didik. Maka oleh karena itu, dengan keberadaan
seorang guru profesional diharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif
terhadap kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar serta mampu
memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya.
D. Hipotesis Penelitian
Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan mengajar guru
dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam Miftahul Huda Cipayung
Megamendung Bogor.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah SMP Islam
Miftahul Huda yang beralamat di Jl. Raya Puncak Cipayung No. 58
Kelurahan Cipayung Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten
Bogor 16770.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan terhitung mulai awal
maret 2013 sampai dengan akhir Mei 2013 dengan membagi kedalam
tiga tahap sebagai berikut :
38
NO
Tahap Ke
Waktu
Keterangan
1
I (satu)
01 – 31 Maret 2013
Pengumpulan Informasi awal
2
II (Dua)
01 – 30 April 2013
Pengumpulan data
3
III (tiga)
01 – 20 Mei 2013
Pengolahan Data
4
IV (Empat)
21 – 31 Mei 2013
Penyelesaian Penulisan
Laporan Penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan adalah metode survey dengan teknik korelasional. Metode
survey adalah sebuah metode yang digunakan dengan cara terjun langsung
ke lapangan atau tempat penelitian untuk dapat mengetahui kondisikondisi yang berhubungan dengan penelitian secara langsung dan
melakukan pengamatan-pengamatan serta digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu secara alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuisioner, wawancara terstruktur dan lain-lain.
Sedangkan teknik korelasional adalah teknik analisis statistik yang
mengenai hubungan antar dua variable atau lebih. digunakan dengan
melakukan berbagai perhitungan statistic untuk dapat mengetahui
hubungan antar variabel. Selanjutnya untuk melakukan teknik korelasional
terdapat tiga tujuan sebagai berikut :
a. Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah
memang benar antara variabel yang satu dan variabel yang lain
terdapat hubungan atau korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antara variabel itu (jika
memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang cukup kuat,
cukupan, ataukah lemah.
c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik), apakah
hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau
39
meyakinkan (signifikan), ataukah hubungan yang tidak berarti atau
tidak meyakinkan.1
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”2.
Populasi target dalam penelitian ini seluruh siswa SMP Islam Miftahul
Huda Cipayung Megamendung Bogor yang berjumlah 313 orang
siswa, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh kelas VIII
(delapan) SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor
yang berjumlah 113 orang siswa (Lihat Tabel ).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”3.
Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi terjangkau berjumlah
40 orang siswa yang dipilih secara acak. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampel acak sederhana (Sample Random
Sampling). Pengambilan sampel secara acak sederhana ini dipilih
karena :
a. Seluruh siswa kelas VIII (Delapan) memiliki karakteristik yang
sama baik dari sisi kemampuan dan latar belakang ekonomi
keluarga, oleh sebab itu, semua siswa yang ada di kelas VIII
1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta 2011 h 188
Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2010 h 117
3
Ibid h 118
2
40
(Delapan) SMP Islam Miftahul Huda memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sampel.
b. Seluruh siswa kelas VIII (Delapan) berada dalam masa pengenalan
yang cukup terhadap lingkungan sekolah, mata pelajaran, guru
bidang study dan lain-lain, sehingga tetap memiliki peluang yang
sama untuk dijadikan sampel.
Tabel 1 : Kondisi Keadaan Siswa Kelas VIII (Delapan) SMP Islam
Miftahul Huda
No
Kelas
1
A
2
B
3
C
Jenis Kelamin
Jumlah
Total
Laki-laki
22
39
Perempuan
17
Laki-laki
18
Perempuan
19
Laki-laki
17
Perempuan
20
Total Siswa Kelas VIII (delapan)
37
37
113
Pengambilan sampel ini akan diambil secara acak dengan cara
setiap nama siswa kelas VIII (delapan) yang berjumlah 113 siswa
diberi nomor, kemudian dari 113 nomor itu diambil secara acak
sebanyak 40 orang siswa yang kemudian dijadikan sebagai sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan
secara
tertulis yang akan dibagikan kepada responden dalam penelitian yakni siswa.
41
Dalam hal ini penulis menggunakan angket sistem tertutup yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif-alternatif jawaban yang telah
disediakan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam bentuk kuesioner
diberikan kepada responden dengan tujuan agar responden dalam memberikan
jawaban sesuai dengan tema sentral penilaian ini.
Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru dalam proses belajar
mengajar. Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat
kemungkinan jawaban yaitu ; selalu, sering, kadang-kadang dantidak pernah.
Empat jawaban tersebut berarti berjumlah genap, yang berjumlah genap ini
dimaksud untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan
tidak mempunyai jawaban yang jelas. Penyusunan angket kompetensi guru
mengacu kepada aspek-aspek kemampuan guru (kompetensi profesionalisme
guru) yang terdiri dari 25 item dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 2 : Kisi-kisi angket Kemampuan Guru dalam Mengajar
Sub Variabel
Indikator
Fase Persiapan Kemampuan
Guru
Nomor Angket
memencanakan 1, 7, 9, 11, 12,
(Kegiatan Awal)
program pembelajaran
21
Fase
a. Menguasai bahan pelajaran
2, 3, 4, 5, 6, 8,
Pelaksanaan
(Kegiatan Inti)
10, 13, 14, 15,
b. Melaksanakan/mengelola
belajar mengajar
Fase
Evaluasi
(Kegiatan Alhir)
proses 16, 17, 18, 19,
20
c. Menilai kemajuan proses belajar 22, 23, 24, 25
mengajar
42
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu tehnik yang dilakukan untuk
memperoleh data mengenai hal-hal variabelyang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti dan lain-lain. Tehnik ini digunakan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan secara autentik seperti data tentang nilai
prestasi belajar.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek penelitian dengan tujuan agar dapat diperoleh data-data secara
obyektif dan untuk mendukung data yang diperoleh dari hasil penyebaran
angket.
4. Wawancara
Adalah teknik pengumpulan data secara langsung untuk mendapatkan data atau
informasi yang valid yang berkenaan dengan penelitian. Wawancara ini
dilakukan hanya untuk mendukung data hasil angket.
E. Tehnik Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan korelasional,
yang memecahakan suatu kasus yang diteliti. Data yang dikumpulkan berasal
dari hasil wawancara secara langsung maupun dari data-data tertulis seperti
kusioner di sebaran pada siswa yang bersangkutan Untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini akan menggunakan ukuran dan teknik pengujian secara
statistik agar dapat diperoleh kesimpulan yang valid dengan menggunakan
metode korelasi.
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat
dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh
orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
43
1. Editing
Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini
berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan
dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan
kesalahan.
2. Scoring
Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor
terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Selanjutnya kuesioner diberikan
bobot sesuai dengan tingkat kepentingan model skala Likert. “Skala Likert ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial
ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian:4. Untuk mengetahui nilai dari ketiga instrumen
penelitian ini mempunyai empat kemungkinan jawaban yakni sebagai berikut :
Tabel 3 : Pilihan Jawaban
No
Jawaban
Disingkat
Bobot
1
Selalu
S
4
2
Sering
Sr
3
3
Kadang-kadang
K
2
4
Tidak Pernah
TP
1
Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-rata jumlah skor,
dengan klasifikasi sebagai berikut:
4
Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2010 h 134
44
Tabel 4 : Klasifikasi Skor Angket Kemampuan Guru dalam Mengajar
Klasifikas
Keterangan Jumlah Skor Jawaban
25 – 50
Rendah
51 – 75
Sedang
76 – 100
Tinggi
F. Hipotesis statistic
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Karena
penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara kemampuan
mengajar guru dengan prestasi belajar siswa, maka yang dipakai adalah rumus
‘‘ r ’’ product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
N xy – ( X ) (  Y )
rxy =
√ { N X² - (  X )² } { N Y² - (  Y )²}
rxy : Angka indeks korelasi .r. product moment
N : Jumlah responden
xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
x : Jumlah seluruh skor x
y : Jumlah seluruh skor y
Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi .r. product
moment dengan interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan
perhitungan dengan angka indeks korelasi .r.product moment. Selanjutnya untuk
menentukan data penelitian ini signifikan atau tidak, interpretasi juga
menggunakan tabel nilai .r. (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya
(db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:
45
df = N - nr
df : degrees of freedom
N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variabel (kemampuan mengajar guru dan Prestasi belajar PAI
Siswa).
Rumus selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel
Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100 %
KD
: Koefision Determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y).
R
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Sekolah
1. Deskripsi Tempat Penelitian
Lembaga pendidikan formal SMP Islam Miftahul Huda berlokasi di
desa Cipayung girang salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor, desa ini merupakan pemekaran dari desa
cipayungyang dilakukan pada tahun 1978 dan telah dikukuhkan sebagai
desa otonom pada tahun 1981 dengan nomor statistik 350. Berdasarkan
klimatologi di daerah ini memiliki iklim sedang dan berada pada
ketinggian 610 diatas permukaan laut, jarak dari Ibu kota Jakarta adalah 60
km, 110 km jarak dari Ibu Kota Propinsi, 34 km dari Ibu Kota Kabupaten
dan 5 km dari Ibu kota Kecamatan.
Luas daerah desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung
Kabupaten Bogor adalah 135 Ha yang berbatasan dengan :
47
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Desa Megamendung
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Desa Cipayung Datar
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Desa Cilember Kecamatan
Cisarua
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Desa Kopo Kecamatan Cisarua
Berkenaan dengan hal tersebut, Lembaga pendidikan formal SMP
Islam Miftahul Huda tepatnya berlokasi di Desa Cipayung Girang RT. 01
RW. 03 yang berjarak kurang lebih 100 m dari jalan raya puncak Bogor
yang menempati areal tanah seluas 1040 M² yang masing – masing berasal
dari tanah wakaf Almukarrom KH. Abdusyukur, H. Akhmad Tamin Said
dan Ir. HM. Sanusi.
DiKecamatan Megamendung
49 Kabupaten Bogor sendiri terdapat
beberapa sekolah lain yang berada pada tingkat lanjutan yang sama
(Sekolah Menengah Pertama) yakni :
1. SMP Atthairiin
2. MTs Miftahul huda
3. SMP Negri 1 Megamendung
4. SMP Negri 2 Megamendung
5. SMP Sejahtera 1
6. SMP PGRI Gadog
Namun demikian SMP Islam Miftahul Huda tetap memiliki tempat
tersendiri
dihati masyarakat serta kepercayaan dari masyarakat
Desa
Cipayung Girang pada khususnya dan Kecamatan Megamendung pada
umumnya untuk tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Lokasi SMP Islam Miftahul Huda
meskipun terdapat beberapa Sekolah Menengah Pertama, pada dasarnya
SMP Islam Miftahul Huda berada pada lokasi yang cukup strategis karena
disekitarnya terdapat beberapa sekolah dasar yaitu :
48
1. MI Miftahul Huda
2. MI Baeturrahman
3. SD Negri Cipayung 1
4. SD Negri Cipayung 2
5. SD Negri Cipayung 3
6. SD Negri Cipayung 4
7. SD Negri Cilember 2
8. SD Negri Cilember 4
SMP Islam Miftahul Huda menempati bangungan milik Yayasan
Miftahul Huda yang penggunaan serta pengelolaannya diserahkan
sepenuhnya kepada SMP Islam Miftahul Huda. Bangunan yang ditempati
SMP Islam Miftahul Huda terdiri dari 9 (sembilan) lokal yang terdiri dari :
1. Empat lokal digunakan untuk ruang belajar
2. Satu lokal digunakan untuk kantor & ruang BP
3. Satu lokal digunakan untuk ruang guru dan perpustakaan
4. Satu lokal digunakan untuk laboratorium komputer
5. Satu lokal digunakan untuk laboratorium bahasa
6. Dan satu mejid untuk kegiatan ibadah
SMP Islam Miftahul Huda dalam melaksanakan berbagai kegiatn
belajar mengajarnya memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Mewujudkan mutu lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi didasari iman yang taqwa serta beramal ilmiah.
Misi
:
1. Terwujudnya mutu lulusan yang berkualitas dan berakhlakul karimah.
2. Terciptanya siswa atau siswi yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta beramal ilmiah
49
3. Terciptanya siswa atau siswi yang beriman dan bertaqwa dengan
penguasaan ilmu dan teknologi.
Kegiatan belajar-mengajar di SMP Islam Miftahul Huda ini
dilaksanakan dilaksanakan dua shift yakni pagi dan siang hari. Sebagian
siswa ada yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di pagi hari untuk
kelas VII (tujuh) dan IX (Sembilan), dan sebagian siswa yang lain
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada siang hari untuk kelas VII
(tujuh) dan VIII (delapan). Hal itu dilakukan secara bergantian mengingat
tempat yang tersedia tidak mencukupi untuk seluruh jumlah siswa yang
ada. Keseluruhan siswa-siswi SMP Islam Miftahul Huda tahun pelajaran
2012/2013 tercatat berjumlah 313 orang, dengan jumlah siswa setiap kelas
sebanyak 30 - 40 orang. Adapun kondisi siswa di SMP Islam Miftahul
Huda tahun terakhir adalah sbegai berikut :
Tabel 5 : Kondisi Keadaan siswa SMP Islam Miftahul Huda tiga
tahun terakhir
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jml. Total
Siswa (Kls.
VII,VIII &
IX
2010/2011
101
2
80
2
71
2
252
2011/2012
111
3
92
2
74
2
277
2012/2013
108
3
113
3
92
2
313
Kelas VII
Tahun
Ajaran
Sumber
Kelas VIII
Kelas IX
: Administrasi SMP Islam Miftahul Huda
Tenaga pengajar dan pengelola sekolah SMP Islam Miftahul Huda
Cipayung Megamendung Bogor secara keseluruhan berjumlah 17 orang
dengan klasifikasi sebagai berikut:
50
Tabel 6 : Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Islam
Miftahul Huda
Jumlah Guru/Staf
Jumlah
L
P
11
7
4
Guru Bantu
-
-
-
Guru PNS
-
-
-
Guru Tidak Tetap
5
3
2
Tata Usaha
1
1
-
Guru Tetap Yayasan
Sumber
: Administrasi SMP Islam Miftahul Huda
2. Sejarah Singkat Sekolah
Berdirinya SMP Islam Miftahul Huda di Desa Cipayung Girang
Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat
didirikan pada 13 September 1980 dan sebagai pendirinya adalah :
1. Drs. AZ Arifin M.Pd.I
2. H. Zeinal Muttaqien, SH
3. Dra. Yati Supriyati, M.Pd.I
4. Dra. Aluh Mariam
Kepemilikan Tanah Milik dengan status tanah Wakaf dengan Luas
Tanah Seluruhnya 1040 m2 dan Luas Seluruh Bangunan 650 m2 milik
yayasan Mftahul Huda. SMP Islam Miftahul Huda di Desa Cipayung
Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor berdiri dengan
Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 204 02 05 31 097dan Nonor Pokok
Statistik Nasional (NPSN) : 20230159. Beroperasi sejak tahun 1988
dengan SK Izin Pendirian : No. 097/102.5/R/1988 Tgl, 6 Juli 1988 dan
Akte Pendirian : No. 273/180 – ANP Tgl, 13 September 1980
SMP Islam Miftahul Huda di Desa Cipayung Girang Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor saat ini berjenjang Akreditasi ”B”
dengan SK akreditasi nomor 02.00/534/BAP-SM/XI/2010, beralamat di
51
Jalan
Simpang
Megamendung
Cipayung
Girang
Megamendung
Kabupaten Bogor Jawa Barat Kode Pos 16770. Keberadaan SMP Islam
Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor selain mengadakan
kegiatan rutin, dalam kegiatan belajar mengajar juga memberikan materi
khusus berkaitan dengan study keislaman seperti ; pengajian rutin,
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Islam Miftahul Huda di
Desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
merupakan salah satu penunjang dalam proses belajar mengajar. Adapun
sarana prasarana yang ada di SMP Islam Miftahul Huda di Desa Cipayung
Girang Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor adalah sebagai
berikut :
1. Alat Praktek IPA
Alat praktek IPA yang ada di SMP Islam Miftahul Huda yaitu:
a. Mikroskop.
b. Alat peraga tubuh/kerangka manusia.
c. Alat peraga elektronik sederhana
d. Jenis batu-batuan alam.
e. Alat Pengujian teori IPA sederhana.
2. Gedung sekolah milik sendiri (Yayasan) terdiri dari 9 lokal
3. Mesjid / sarana ibadah
4. Lapangan multi fungsi ( Volley Ball, Bulu tangkis & Basket)
5. Lapangan Tenis Meja
6. Perpustakaan
7. Laboratorium Bahasa dengan fasilitas :
a. 20 unit Monitor
b. Sistem Komputerisasi
c. Wireless
d. 20 Ear phone
8. Laboratorium Komputer dengan fasilitas :
52
a. 20 unit komputer Pentium 3
b. 1 unit printer HP deskjet
c. Sistem jaringan LAN
9. Jaringan Wifi Yayasan Miftahul Huda
10.Alat oleh raga terdiri dari :
a. 4 buah bola sepak
b. 4 buah Racket bulu tangkis
c. 4 buah Bet Tenis Meja
d. 2 buah bola basket
e. 3 buah bola voley
f. 2 buah matras
g. seperangkat alat atletik
Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi SMP
Islam Miftahul Huda Cipayung Girang Megamendung Bogor yaitu:
a. Pramuka
b. Paskibra
c. Sepak bola
d. Volley Ball
e. Sanggar seni
f. Majlis Shalawat dan Taqorruban
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
akan pembagian tugas dan bidang-bidang tugas yang diberikan lebih
jelas. Tujuan dari pembagian tugas dan bidang-bidang tugas yang jelas
agar lebih terjaminnya tata kerja organisasi.
Struktur organisasi SMP
Islam Miftahul Huda di Desa Cipayung Girang Kecamatan Megamendung
53
Kabupaten Bogor dalam menjalankan roda kegiatannya menggunakan
sistem organisasi garis (line) dan staf. Adapun struktur organsiasi di SMP
Islam Miftahul Huda Megamendung Kabupaten Bogor sebagai berikut :
Gambar .1 : STRUKTUR ORGANISASI
Komite
Sekolah
KEPALA
SEKOLAH
KETUA
YAYASAN
TATA
USAHA
WAKIL KEPALA
SEKOLAH
Waka
Kurikulum
GURU
GURU
GURU
KELAS
Bidang
KELASStudy
Waka
Kesiswaan
GURU
GURU
Wali
KELAS
Kelas
KELAS
SISWA
Sumber : Administrasi SMP Islam Miftahul Huda Tahun 2013
54
GURU
GURU
Laboran
KELAS
KELAS
5. Aktivitas SMP Islam Miftahul Huda
Secara garis besar aktivitas SMP Islam Miftahul Huda Megamendung
Kabupaten Bogor, diantaranya adalah : Memberikan pendidikan formal
ditingkat SMP. Proses belajar mengajarnya pada pagi hari, setiap siswa
diharapkan memiliki ilmu pengetahuan yang lebih baik untuk melanjutkan
jenjang selanjutnya. Menghasilkan para lulusan SMP yang kreatif dalam
berkarya, terampil dalam bekerja, dan berakhlak mulia berguna
mencerdaskan kehidupan bangsa negara dan membangun manusia
Indonesia, menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berkualiatas.
Gambaran Umum Guru SMP Islam Miftahul
Huda Cipayung
Megamendung Bogor
Jumlah guru SMP Islam Miftahul Huda berjumlah 17 orang dengan
latar belakang pendidikan sebagai berikut:
Tabel 7 : Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Islam
Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor Tahun
Pelajaran 2012/2013
Mata
No
Latar Belakang
Nama
Pendidikan
Jabatan
Pelajaran
yang
diampu
1
Didin Jalaludin, S.Ag
2
Yusuf Ruslani, S.Pd
3
Euis Sutinah, S.Ag,
S1. Syari’ah UIN Sunan Kepala
IPS
Gunung Djati
Sekolah
S1.
Wakil
STAI Sukabumi
Kesiswaan Indonesia
S1. Tarbiah UIN Sunan Wakil
55
Bhs.
Bahasa
4
Dudung Abdulah, SP
Gunung Djati
Kurikulum Inggris
S1. Pertanian
Guru
IPA
UNWIM
5
Ernisa Isnawati, S.Pd
S1. STAI Laa Roiba
Guru
Bhs. Sunda
6
Erni Nuraeni, S.Pd
S1. PKN
Guru
PKN
Guru
PAI
Guru
Seni
STKIP Arrahmaniyah
7
8
Alis Karmunah,
S1. Tarbiah
S.Pd.I
UIN Sunan Gunung Djati
Ade Halimah
Madrasah Aliyah
Budaya
9
10
Hamdani, SE
Drs. Dedi Hermana
S1.Ekonomi
Guru
TIK
S1. Admin Perkantoran
Tata
Matematika
Universitas Pasundan
Usaha
Universitas Pakuan
Guru
11
Yayat Ruhiyat
SMA
Guru
Matematika
12
Winda Ameliyana
SMA
Guru
PAI
13
Puteri Sri R, S.Pd
S1. Sastra Indonesia
BP, Guru
Bhs.
Universitas Pakuan
Indonesia
PAI
14
Asep Burhan, Lc
Al-Azhar kairo Mesir
Guru
(Bhs.
Arab, ta’lim
mutalim)
15
Lukmanul Hakim
SMA
Guru
PAI (BTQ)
16
Cecep Subhan
Madrasah Aliyah
Guru
Olah Raga
17
Feri Anwarudin
Madrasah Aliyah
Guru
PLH
Dari tabel di atas, guru PAI yang ada di SMP Islam Miftahul Huda
berjumlah 4 orang. Dari keempat guru tersebut dua orang merupakan lulusan
Strata 1 (S1) Sarjana Pendidikan Agama Islam dan dua orang lainnya
merupakan lulusan SMA dan Madrasah Aliyah.
56
B. Deskripsi Data
1. Kemampuan Mengajar Guru PAI
Angket yang disebar kepada siswa kemudian dianalisis dan diberikan skor
jawaban per item soal sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh siswa dalam
hal ini adalah responden dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 8 : Analisis Item untuk Skor Angket Kemampuan Mengajar Guru
SUBYEK
ITEM ANGKET
JUMLAH SKOR
PAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
2
1
3
2
3
3
2
3
2
1
2
3
3
1
3
1
2
1
2
2
2
2
3
3
4
56
2
1
3
3
3
3
3
2
3
2
1
2
3
2
3
2
3
2
2
1
2
3
2
3
4
4
62
3
4
3
3
3
4
2
4
1
2
3
2
4
2
3
3
2
2
4
3
4
2
2
4
4
4
74
4
1
3
3
3
3
3
2
3
2
1
2
3
3
3
2
1
2
1
2
2
3
2
4
4
4
62
5
2
3
3
3
3
4
4
1`
1
4
2
3
3
2
1
1
2
3
4
3
1
2
3
4
4
65
6
1
2
3
2
4
3
1
1
1
3
2
3
3
1
1
1
1
3
2
3
2
1
4
4
3
55
7
2
3
3
3
3
3
2
1
2
2
4
2
2
3
3
1
2
4
2
3
2
2
3
4
4
65
8
3
2
3
2
3
3
4
1
2
3
1
3
3
2
1
1
1
3
4
2
1
3
3
4
4
62
9
2
3
4
2
3
2
3
1
3
2
1
3
3
2
1
2
1
2
3
2
3
1
3
4
4
60
10
2
2
2
2
3
3
3
1
2
3
1
1
4
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
2
4
56
11
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
1
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
4
4
2
63
12
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
1
3
2
3
2
2
1
2
2
3
2
2
4
4
2
62
13
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
1
1
3
2
2
2
3
4
3
3
61
14
4
2
2
2
2
3
2
1
2
4
1
1
4
2
2
1
1
2
3
4
2
2
2
2
4
57
15
1
2
2
2
2
4
4
1
2
4
2
3
4
1
1
1
1
3
4
2
2
3
4
4
3
62
16
3
2
2
2
2
3
3
1
1
3
1
1
4
2
2
1
2
2
3
4
2
2
2
2
4
56
17
1
2
3
2
1
4
4
1
1
4
2
3
4
1
1
1
1
3
4
2
3
3
4
3
3
61
18
1
3
2
3
2
3
3
2
3
1
2
3
2
1
3
1
2
1
2
2
2
2
3
3
3
55
19
3
4
2
3
3
2
3
1
2
3
2
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
66
20
2
3
3
2
2
3
3
1
3
3
1
2
4
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
4
62
21
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
1
3
4
1
2
1
1
3
3
2
3
3
4
3
4
63
57
22
3
3
2
2
2
2
2
1
2
3
2
4
1
1
2
2
1
4
2
2
2
2
3
4
2
56
23
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
1
2
3
2
2
2
3
4
2
3
60
24
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
1
2
1
1
2
3
2
3
1
4
3
4
58
25
2
2
1
2
2
3
2
2
4
4
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
1
3
2
3
62
26
3
3
2
3
3
2
3
1
2
3
2
4
2
1
2
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
64
27
2
2
2
2
3
3
3
1
2
3
1
1
4
2
2
1
2
2
3
3
2
2
2
2
4
56
28
3
4
3
3
3
2
3
1
2
3
2
4
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
68
29
2
4
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
4
2
3
3
2
2
3
3
1
3
3
1
62
30
1
2
3
2
4
3
1
1
1
3
2
3
3
1
1
1
1
3
2
3
2
1
4
4
3
55
31
1
2
3
2
4
3
1
1
1
3
2
3
3
1
1
1
1
3
2
4
2
1
3
3
3
54
32
4
2
2
1
2
2
3
4
2
2
2
2
4
3
2
2
2
2
3
3
1
1
3
1
1
56
33
4
1
1
4
2
2
1
1
2
3
4
2
2
2
2
4
4
2
2
2
2
3
2
1
2
57
34
3
2
2
2
2
3
3
1
1
3
1
1
4
2
2
1
2
2
3
4
2
2
2
2
4
56
35
2
3
3
3
3
4
4
1`
1
4
3
3
3
2
2
1
2
3
4
3
1
2
3
4
4
67
36
1
2
1
2
2
2
2
2
3
3
1
2
2
3
2
3
3
1
2
1
2
2
2
1
3
50
37
2
4
3
3
3
2
2
3
3
2
3
1
4
3
2
3
4
3
1
4
2
1
3
2
4
67
38
2
2
2
2
3
3
1
1
3
1
1
1
2
3
1
4
3
1
1
1
3
2
3
3
1
50
39
2
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
3
4
2
3
3
2
3
1
2
3
66
40
=40
3
4
3
1
4
2
1
3
2
4
2
4
2
2
2
2
JUMLAH SKOR
2
3
2
4
2
3
2
3
4
66
= 2415
Dari jumlah responden sebanyak 40 orang, setelah dijumlahkan jumlah
skor yang diperoleh adalah 2415. Jumlah skor ini kemudian akan dibagi dengan
jumlah responden (2415 : 40) maka diperoleh hasil adalah 60,375. Dengan
demikian, berdasarkan jumlah skor rata-rata kemampuan mengajar guru PAI di
SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor adalah berada pada
tingkat menengah/sedang dan atau cukup.
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor
jawaban siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
58
Tabel 9. : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket
Kemampuan Mengajar Guru PAI
Keterangan Jumlah
Klasifikasi
Jumlah Siswa
25 – 50
2 Siswa
Rendah
51 – 75
38 Siswa
Sedang
76 – 100
-
Tinggi
Skor Jawaban
Jadi, berdasarkan klasifikasi tersebut di atas, tingkat kemampuan mengajar
guru PAI di SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor menurut
pendapat para siswa yang dijadikan responden dianggap masuk kedalam kategori
sedang. Yakni berada diantara 51 – 75 yang dinyatakan oleh 38 orang responden
dari total responden sebanyak 40 orang sedangkan 2 orang lainnya dianggap
rendah, yakni berada diantara 25 – 50.
2.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai siswa pada buku daftar nilai
(legger), adapun nilai prestasi belajar siswa yang diambil oleh penulis adalah nilai
raport siswa pada semester ganjil pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai
berikut :
59
Tabel 10. : Daftar Nilai Siswa dalam Mata Pelajaran PAI Semester 1
No
Nama
Jenis
Kelamin
(L/P)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Abdul Hadi Musadad
Alamsyah Darmawan
Andrian
Ariniar Agustin
Arwan Maulana
Bachtiar
Deni Cahyo Saputra
Dhea Rahma
Dila Safitri
Farhan Maulana
Fitri Agustin
Fuja Fauziani Fajrina
Giri Jaya Pratama
Indah Purnamasari
Indriyani
Ipah Widiyanti
Irfan Novian
Leni Juliani
Lina Mauliani
Lutfi Rahmana
Lulu Nurhasanah
M. Yusuf
Muhamad Damar Fadilah
Muhamad Djaelani
Muhamad Djajang Irwansyah
Muhamad Galih
Muhamad Ridwan
Muhamad Sutiana
Muhamad Topik
Muhamad Agung Gumelar
Nada
Nova Septia Yunengsih
Rifkah
Riki Hermansyah
L
L
L
P
L
L
L
P
P
L
P
P
L
P
P
P
L
P
P
L
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
L
60
Nilai
75
75
80
75
75
70
75
70
80
65
80
65
75
75
80
65
75
70
75
80
80
75
80
70
80
75
70
80
75
70
65
70
75
75
35
36
37
38
39
40
ΣN=40
Rinawati
Santi Susanti
Siti Nur Fitriani
Siti Sopiah Rahmawati
Sri Wulandari
Vani Putri
Jumlah Total
P
P
P
P
P
P
80
65
80
65
80
80
ΣNilai=2970
Jumlah nilai keseluruhan mata pelajaran PAI siswa/siswi SMP
Islam Miftahul Huda Cipayung Girang Megamendung Bogor kelas delapan
yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 2970. Jumlah tersebut
kemudian akan dirata-ratakan sehingga menjadi nilai rata-rata PAI
siswa/siswa SMP Islam Miftahul Huda kelas delapan yang dijadikan
responden yang berjumlah 40 orang, dengan cara membagi jumlah nilai
dengan jumlah siswa/responden, (2970 : 40). Dengan demikian maka
diperoleh hasil 74,25 yang merupakan nilai rata-rata PAI siswa/siswi SMP
Islam Miftahul Huda kelas delapan. Berdasarkan hal tersebut maka nilai ratarata prestasi belajar siswa kelas delapan dalam mata pelajaran PAI di SMP
Islam Miftahul Huda berada dalam kategori cukup baik.
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada
bidang study PAI di SMP Islam Miftahul Huda kelas delapan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
\
Tabel 11. : Klasifikasi Nilai Siswa dalam Mata Pelajaran PAI
Klasifikasi
Jumlah Siswa
Kriteria
80 – 89
13 Siswa
Tinggi
70 -79
21 Siswa
Sedang
60 – 69
6 Siswa
Rendah
61
Berdasarkan tabel data di atas, menunjukan
tingkat
prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran PAI dianggap atau termasuk kedalam
kriteria sedang, yakni berada pada klasifikasi antara 70 – 79 dengan jumlah
siswa sebanyak 21 orang siswa dari 40 orang siswa yang dijadikan responden.
Tabel 12. : Analisis Korelasi Variabel X (Kemampuan mengajar guru
PAI) dengan Variabel Y (Prestasi Belajar PAI Siswa)
Responden
X
Y
X²
Y²
XY
1
56
75
3136
5625
4200
2
62
75
3844
5625
4650
3
74
80
5476
6400
5920
4
62
75
3844
5625
4650
5
65
75
4225
5625
4875
6
55
70
3025
4900
3850
7
65
75
4225
5625
4875
8
62
70
3844
4900
4340
9
60
80
3600
6400
4800
10
56
65
3136
4225
3640
11
63
80
3969
6400
5040
12
62
65
3844
4225
4030
13
61
75
3721
5625
4575
14
57
75
3249
5625
4275
15
62
80
3844
6400
4960
16
56
65
3136
4225
3640
17
61
75
3721
5625
4575
18
55
70
3025
4900
3850
19
66
75
4356
5625
4950
20
62
80
3844
6400
4960
21
63
80
3969
6400
5040
62
22
56
75
3136
5625
4200
23
60
80
3600
6400
4800
24
58
70
3364
4900
4060
25
62
80
3844
6400
4960
26
64
75
4096
5625
4800
27
56
70
3136
4900
3920
28
68
80
4624
6400
5440
29
62
75
3844
5625
4650
30
55
70
3025
4900
3850
31
54
65
2916
4225
3510
32
56
70
3136
4900
3920
33
57
75
3249
5625
4275
34
56
75
3136
5625
4200
35
67
80
4489
6400
5360
36
50
65
2500
4225
3250
37
67
80
4489
6400
5360
38
50
65
2500
4225
3250
39
66
80
4356
6400
5280
40
66
80
4356
6400
5280
ΣN=40
ΣX= 2415
ΣY=2970
ΣX²=146829
ΣY²=221600 ΣXY=180060
3. Hubungan Kemampuan Mengajar Guru PAI dengan Prestasi Belajar PAI
Siswa
Untuk menguji data yang diperoleh tadi di atas, yakni skor angket
Kemampuan mengajar guru PAI ( X ) dengan Prestasi belajar PAI siswa ( Y )
kelas delapan di SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Girang Megamendung
Bogor, dilakukan perhitungan sebagai berikut :
63
N xy – ( X ) (  Y )
rxy =
√ { N X² - (  X )² } { N Y² - (  Y )²}
40 . 180060 – (2415) . (2960)
=
√ {40 .
146829 – (2415)²} {40 . 221600 – (2970)²}
7202400 – 7172550
=
√ {5873160 – 5832225}{8864000 – 8820900}
29850
=
√ {40935}.{43100}
29850
=
√ 1764298500
29850
=
42003,55
= 0,710654218
= 0,710
64
4. Analisis Interpretasi data
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil angka korelasi
antara Variabel X (Kemampuan mengajar guru PAI) dengan variabel Y
(prestasi belajar PAI siswa) yakni sebesar 0,710 yang berarti kolerasi
tersebut bertanda positif. Untuk melihat interpretasi terhadap angka
indeks korelasi product moment secara kasar atau sederhana yakni
terletak pada angka 0,70 – 0.90 yang berarti korelasi antara Variabel X
(Kemampuan mengajar guru PAI) dengan variabel Y (prestasi belajar
PAI siswa) itu adalah terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan Variabel X
(Kemampuan mengajar guru PAI) dengan variabel Y (prestasi belajar
PAI siswa) itu signifikan atau tidak, maka “ r “ hasil perhitungan
dibandingkan dengan “ r “ tabel. Sebelum membandingkannya, maka
harus dicari terlebih dahulu “ df “ atau “ db “ nya dengan rumus :
df = N - nr
Berdasarkan tabel perhitungan tabel di atas, siswa yang diteliti
atau yang menjadi sampel/responden dalam penelitian ini adalah 40
orang ( N = 40 ). Variabel yang dicari korelasinya adalah berjumlah dua
variabel yakni Variabel X (Kemampuan mengajar guru PAI) dengan
variabel Y (prestasi belajar PAI siswa),
jadi
( nr = 2 ). Dengan
demikian, maka dengan mengacu kepada rumus di atas dapat dicarai df
nya yaitu :
65
df = N – nr
= 40 – 2
= 38
Dari hasil perhitungan df tersebut, dapat diketahui bahwa df yang
diperoleh adalah sbesar 38. Dengan jumlah df = 38 kemudian
dikonsultasikan dengan tabel nilai “ r “, baik pada taraf signifikansi 5 %
maupun taraf signifikansi 1 %.
Merujuk pada “ rt “ diperoleh hasil sebagai berikut :
 Pada taraf signifikan si 5 % = 0,304
 Pada taraf signifikansi 1 % = 0,393
Ternyata, “ rxy “ atau “ rho “ lebih besar dari “ r “ tabel atau “ rt “
baik pada taraf signifikansi 5 % maupun taraf signifikansi 1 % yaitu
( 0,710 > 0,304 atau 0,710 > 0,393 ). Dengan demikian maka hipotesis
nihil (Ho) ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha) diterima. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif dan
signifikan antara Kemampuan mengajar guru
PAI dengan prestasi
belajar PAI siswa pada SMP Islam Miftahul Huda Cipayung Girang
Megamendung Bogor.
Kemudian, untuk mengetahui seberapa besar Variabel
X
(Kemampuan mengajar guru PAI) berkontribusi terhadao variabel Y
(prestasi belajar PAI siswa) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Koefisien Determinasi dengan rumus sebagai berikut :
66
KD = r² x 100 %
Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
KD = r² x 100 %
= ( 0,710 )² x 100 %
= 0,50 x 100 %
= 50 %
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, dapat di ambil
kesimpulan bahwa, prestasi belajar PAI siswa ditentukan atau
dipengaruhi oleh Kemampuan mengajar guru
sedangkan 50 % lagi ditentukan oleh factor lain.
67
PAI
sebesar
50 %
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari jawaban siswa mengenai Kemamapuan mengajar guru bidang studi PAI,
sebagian besar siswa berpendapat bahwa guru bidang studi PAI di SMP Islam
Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor berada pada kriteria sedang.
Sedangkan menurut pendapat sebagian siswa yang lain, guru mempunyai
tingkat yang rendah. Dengan demikian, sesuai dengan data yang ada,
Kemamapuan mengajar guru bidang studi PAI di SMP Islam Miftahul Huda
Cipayung Megamendung Bogor adalah berada pada rata-rata sedang atau
cukup baik.
2. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar PAI siswa kelas VIII SMP Islam Miftahul
Huda Cipayung Megamendung Bogor tergolong cukup baik atau sedang.
68
3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara Kemamapuan mengajar guru
dalam bidang studi PAI dengan prestasi hasil belajar PAI siswa SMP Islam
Miftahul Huda Cipayung Megamendung Bogor. Kemamapuan mengajar guru
tersebutdapat mempengaruhi prestasi hasil belajar PAI siswa 50%. Adapun
50% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Implikasi
Faktor pendidik merupakan salah satu faktor tumpuan utama dalam
keberhasilan pendidikan, karena dengan tenaga pendidik yang berkualitas akan
menghasilkan hasil yang berkualitas pula adapun implikasi yang muncul adalah
sebagai berikut :
1.
Peran guru (pendidik) sangat penting dalam mengajar dan mendidik siswa,
oleh sebab itu Kemampuan mengajar guru akan berpengaruh terhadap manu
mujdurnya dunia pendidikan.
2. Kemampuan mengajar guru menjadi factor penentu tercapainya tujuan
pendidikan dan hasil prestasi belajar siswa.
3. Pendidikan bergantung pada kualitas guru dan kualitas guru akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan atau kualitas pendidikan.
4. Input yang baik, Proses yang baik tentunya akan menghasilkan Output dan
Outcome yang baik pula. Demikian juga untuk menghasilkan hasil belajar
70
69
yang baik dan maksimal harus diiringi oleh kegiatan belajar mengajar dengan
berbagai aspeknya yang baik.
C. Saran
Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran
kepada sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya
dan kualitas pendidikan pada umumnya. Peningkatan dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun saran yang diajukan
penulis adalah sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kemamapuan mengajar
guru berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI siswa dengan persentase yang
cukup baik, akan tetapi bukan berarti guru bidang studi maupun siswa merasa
puas dengan situasi yang ada. Penulis mengharapkan, baik guru maupun
murid lebih berorientasi pada kualitas belajar, sehingga prestasi belajar atau
hasil pembelajaran akan lebih maksimal.
2. Meskipun prestasi belajar siswa dapat dikualifikasikan cukup baik, akan tetapi
siswa diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajar baik secara konseptual
maupun praktis. Karena khusus dalam bidang studi PAI, penguasaan siswa
tidak hanya terbatas kepada penguasaan konsep, melainkan siswa harus
mampu mempraktekkan dan menghayatinya terlebih dapat menerapkannya
dalam lehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah atau
masyarakat. Dengan demikian, apabila hal tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, maka tujuan perestasi belajar akan lebih optimal.
3. Bagi kepela sekolah atau bidang kurikulum, setelah penelitian ini dilakukan,
diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan. Pembinaan
70
terhadap siswa lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa adanya pengawasan yang
intens tidak menutup kemungkinan kinerja guru akan menurun. Khusus untuk
tenaga pengajar, penulis berharap bisa lebih meningkatkan kualitasnya baik
secara personal, profesional, maupun secara sosial. Dengan demikian
diharapkan akan memberikan iklim pembelajaran yang harmonis dan
berkualitas baik secara akademik maupun non akademik.
Dikarenakan masih terdapatnya guru yang memiliki Kemamapuan mengajar
yang berbeda atau masih dibawah yang distandarkan olah undang-undang,
hendaknya demi tercapainya kualitas pendidikan yang bermutu, untuk guru
hendaknya dapat melnjutkan pendidikan kejenjang berikutnya, mnggali
kemampuan personal dalam mengajar serta meningkatkan kualitas mengajar
dan bagi pihak sekolah setidaknya dapat memfasilitasi dengan memberikan
beasiswa atau mengikutsertakan dalam program beasiswa pemerintah agar
guru yang bersangkutan dapat memenuhi standar undang-undang pendidikan
nasional.
4. Meskipun dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak memberikan
kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yang
bersangkutan, penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.
71
74
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rozak, Fauzan & Ali Nurdin. Kompilasi Undang-undang & Peraturan
Bidang Pendidikan, Jakarta : FITK PRESS, 201
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta : Prenada Media, 2003
Ahmadi, Abu & Umar. Psikologi Umum. Surabaya : Bina Ilmu, 1990.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2011
Barnadib, Sutari Imam. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta :
1989.
Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya :
Usaha Nasional. 1994.M R
Fachrudin & Ali Idrus. Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta : Gaung
Persada, 2011
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi, Jakarta : 2011
Hadirja Paraba,. Wawasan Tugas Tenaga Guru dan pembina Pendidikan Agama
Islam, Jakarta :Friska Agung Insani, 1999
Idris, Zahara & Jamal, Lisna. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo, 1995
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru : Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011
Lekdis, Standar Nasional Pendidikan, PP RI No.19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta : Lekdis, 2005
Nurkencana.. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. 2005
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2003.
Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima, 2008
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D, Bandung : Alfabeta, 2010
74
75
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1999
Zulhairinni, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2001
75
76
LAMPIRAN - LAMPIRAN
76
Lampiran 1
Angket Penelitian
Hubungan Latar Belakang Pendidikan Guru PAI dengan Prestasi Belajar
PAI Siswa SMP Islam Miftahul Huda
Nama
:…………………………
No. Responden
:……
Kelas
:…………………………
Jenis Kelamin
: (P/L)
Petunjuk Pengisian :
Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan berilah tanda cek list ( √ ) pada
kolom jawaban sesuai dengan jawaban yang anda kehendaki.
Alternativ jawaban dan skor yang disediakan adalah sebagai berikut :
Untuk skor jawaban adalah sebagai berikut :
Selalu ( S )
:4
Kadang-kadang (KK) : 2
Sering (SR)
:3
Tidak Pernah
No
1
:1
Pertanyaan & Pernyataan
S
Sebelum menjelaskan materi pembelajaran,
apakah guru PAI memberitahu terlebih dahulu
mengenai tujuan pembelajaran?
2
Apakah
guru
bidang
study
PAI
dalam
menjelaskan materi pembelajaran melihat isi
buku yang berkaitan dengan materi?
3
Apakah guru bidang study PAI mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas
sehingga mudah dipahami siswa?
SR KK TP
4
Dalam menyampaikan bahan pelajaran, apakah
guru bidang study PAI memberikan contoh,
sehingga
apa
yang
disampaikan
mudah
mengerti?
5
Apakah guru bidang study PAI mampu
menjawab
dengan
jelas
pertanyaan
yang
diberikan siswa dalam proses kegiatan belajar?
6
Apakah
guru
menggunakan
PAI
dalam
mengajar
metode
secara
bervariasi
(ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, kerja
kelompok)?
7
Setiap memulai pelajaran, apakah guru PAI
mengulas dan menanyakan pelajaran yang lalu?
8
Dalam menyajikan materi pelajaran, apakah
guru PAI menciptakan kegiatan atau perlakuan
yang berbeda antara karakteristik siswa yang
memiliki kemampuan rendah dengan siswa
yang memiliki kemampuan tinggi?
9
Apakah guru PAI memberikan salam serta
menyapa (menanyakan kabar siswa)
ketika
masuk kedalam kelas?
10
Apakah guru PAI memberikan teguran kepada
siswa yang mengganggu kegiatan belajar
mengajar?
11
Sebelum memulai pelajaran, apakah guru PAI
mengatur kerapihan tata ruang kelas terlebih
dahulu serta kesiapan siswa untuk belajar
12
Apakah
guru
PAI
mengalami
kesulitan
mengatur siswa dalam kelas?
13
Selain buku pegangan, apakah guru PAI
menggunakan buku-buku lain yang menunjang
materi pembelajaran?
14
Selain buku, papan tulis, apakah guru PAI
menggunakan alat bantu belajar yang lain
seperti karton, peta dan sarana prasarana
lainnya?
15
Dalam kegiatan belajar mengajar, apakah guru
PAI menggunakan laboratorium atau alat
peraga?
16
Apakah guru PAI melakukan praktek unjuk
kerja pada saat kegiatan belajar mengajar?
17
Apakah guru PAI memanfaatkan perpustakaan
dalam mengajar?
18
Dengan alat peraga yang digunakan oleh guru
PAI, apakah kamu lebih mengerti materi yang
diajarkan ?
19
Apakah guru PAI memberikan pujian kepada
siswa ketika menjawab pertanyaan dengan tepat
serta mengarahkan bagi siswa yang menjawab
pertanyaan kurang tepat?
20
Apakh guru PAI memberikan motivasi, nasihat
dan ide cemerlang kepada murid ketika
mengajar?
21
Dalam mengajar, apakah guru PAI menanyakan
kembali pembahasan yang telah dipelajari
sebelumnya?
22
Setelah selesai pembelajaran, apakah guru PAI
mampu menyimpulkan materi pelajaran dengan
baik ?
23
Apakah soal-soal yang diberikan guru PAI
dalam ulangan sesuai dengan materi yang
diajarkan?
24
Bila guru PAI member tugas, apakah selalu
dinilai dan diberikan kepada siswa?
25
Apabila hasil test siswa rendah, apakah siswa
diberikan kesempatan memperbaiki?
Download