artikel ilmiah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE
EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA
SISWA KELAS X MIA 6 SMAN 5 KOTA JAMBI
Oleh :
Fitria Aprilia Lestari , Drs. Maison, M.Si, Ph.D2), Nova Susanti, S.Pd, M.Si2)
1)Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
2) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
1)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2014
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here
dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika Siswa
Kelas X MIA 6 SMAN 5 Kota Jambi
Oleh :
Fitria Aprilia Lestari1), Drs. Maison, M.Si, Ph.D2), Nova Susanti, S.Pd, M.Si2)
1)
Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi
Email1) : [email protected]
2)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas siswa dalam belajar
fisika di kelas X MIA 6 SMAN 5 Kota Jambi. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan ketika kegiatan belajar
sedang berlangsung. Siswa juga tidak mau mencoba menjawab dan menjelaskan
pendapatnya jika guru memberikan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang sedang dipelajari. Siswa memiliki kecendrungan untuk cepat melupakan apa
yang telah diberikan dan tidak menemukan penyelesaian masalah sendiri jika
diberikan tugas-tugas melainkan menyalin jawaban siswa lain yang telah
mengerjakan. Untuk itu perlu diterapkan suatu strategi pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan aktivitas dan partisipasi kelas maupun individual dalam pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe
Everyone Is A Teacher Here yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar
fisika siswa sehingga siswa terbiasa mengajukan pertanyaan dan menyampaikan
pendapat serta mampu menyimpulkan suatu permasalahan sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang
diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran
melalui lembar observasi dan data kuantitatif yang diperoleh melalui penilaian hasil
belajar pada aspek pengetahuan , aspek sikap dan aspek keterampilan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa pada setiap
siklus. Peningkatan aktivitas siswa terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa
pada siklus I 59,13% meningkat pada siklus II menjadi 74,99 % dan meningkat lagi
pada siklus III menjadi 82,59 %.
Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is
A Teacher Here
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 1
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan usaha sadar yang sengaja dilakukan agar siswa tertarik
dan nyaman ketika belajar. Sesuai dengan kurikulum pembelajaran saat ini, pembelajaran
terfokus pada siswa sebagai penanggung jawab belajar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Prinsip pembelajaran aktif
yang dikemukakan oleh para ahli menyatakan bahwa pengetahuan berpangkal pada
pengalaman. Dengan kata lain, untuk memperoleh pengetahuan seseorang harus aktif
mengalaminya sendiri. Dalam pembelajaran aktif guru memiliki peran fungsional
sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk belajar dan memiliki keterampilanketerampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran, ini ditujukan agar
siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar dan menumbuhkan daya kreatifitas
sehingga mampu membuat inovasi-inovasi.
Melalui observasi dan wawancara terhadap guru bidang studi fisika, terdapat
beberapa permasalahan yang dialami siswa kelas X MIA 6 yaitu kurang aktifnya siswa
selama proses belajar. Menurut guru, siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan
ketika kegiatan belajar sedang berlangsung. Siswa juga tidak mau mencoba menjawab
dan menjelaskan pendapatnya jika guru memberikan suatu pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa memiliki kecendrungan untuk cepat
melupakan apa yang telah diberikan dan tidak menemukan penyelesaian masalah sendiri
jika diberikan tugas-tugas melainkan menyalin jawaban siswa lain yang telah
mengerjakan.
Salah satu cara untuk merangsang siswa dalam mengajukan pertanyaan adalah
saling lempar pertanyaan pada proses pembelajaran. Untuk memperoleh pemecahan dari
permasalahan yang ada dalam pertanyaan yang diperoleh masing-masing siswa, maka
siswa harus aktif guna menemukan jawabannya sendiri dan dapat menjelaskan serta
menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Untuk meningkatkan aktivitas
pembelajaran di kelas tersebut dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam mengajukan pertanyaan dan menjelaskan pendapat. Guru dapat
menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi yang melibatkan siswa secara aktif.
Strategi pembelajaran ini umum disebut dengan strategi pembelajaran aktif.
Strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here merupakan salah
satu strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Sesuai dengan langkah-langkahnya yang menyatakan bahwa strategi ini
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan,
menjawab dan menjelaskan suatu permasalahan sendiri. Strategi tersebut merupakan
strategi yang dapat meningkatkan aktivitas dan partisipasi kelas maupun individual dalam
pembelajaran, dimana setiap siswa diberi kesempatan untuk berperan sebagai guru bagi
siswa lainnya. Dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab,
menjelaskan dan membantu siswa lain dalam proses belajar, diharapkan juga terjadi
peningkatan hasil belajar siswa baik dalam aspek kognitif, afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).
Sesuai dengan permasalahan dan paparan di atas maka yang menjadi arah atau
fokus penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A
Teacher Here dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa kelas X MIA 6
SMAN 5 Kota Jambi melalui desain penelitian tindakan kelas.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada proses belajar yang dialami oleh siswa. Setiap guru perlu memahami
tentang proses belajar yang baik agar dapat menyajikan suatu lingkungan belajar yang
sesuai bagi siswa. Sehingga perlu dirumuskan pengertian belajar yang sudah banyak
dikemukakan oleh para ahli pendidikan.
Soemanto (2012) berpendapat bahwa “Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”. Menurut Sardiman (2012),
“Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
lain sebagainya”.
Beberapa makna belajar di atas merupakan definisi belajar menurut pandangan para
ahli pendidikan. Berdasarkan definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya
baik melalui latihan dan pengalaman dari interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh
tujuan tertentu.
Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Sardiman (2012), ada beberapa
prinsip yang penting untuk diketahui antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
h.
i.
j.
k.
l.
Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.
Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama
motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation,lain
halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan
menderita.
Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan
berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan.
Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi pelajaran.
Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu:
1. Diajar secara langsung
2. Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar
bicara, sopan santun dan lain-lain)
3. Pengenalan dan peniruan
Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif
mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila
dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan
belajar yang bersangkutan.
Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk
dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.
Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan
siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga
anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 3
Dari uraian di atas kita ketahui bahwa belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara,
bisa saja dilakukan secara langsung maupun melaui pengalaman. Pembelajaran yang
bermakna akan mempengaruhi siswa untuk tertarik dalam mempelajarinya dengan
memberi oleh motivasi yang membuat belajar menjadi lebih baik dan efektif.
2.2 Proses Belajar Mengajar
Proses belajar siswa sangat menentukan hasil belajar. Dalam proses belajar inilah
guru dapat melakukan penilaian terhadap masing-masing individu dari siswanya. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru harus memilih tindakan yang tepat untuk meningkatkan
proses belajar siswa.
Menurut Amri dan Ahmadi (2010) proses belajar sangat berpengaruh kepada hasil
belajar siswa, maka dari itu proses belajar harus benar-benar diperhatikan, seperti di
bawah ini :
 Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan
dijiwa mereka.
 Anak belajar dari mengalami dan praktik. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna
dari pengetahuan baru dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
 Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa itu terorganisasi dan
mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan.
 Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang
terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
 Tiap siswa mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
 Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinyadan bergelut dengan ide-ide.
 Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan
terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan siswa.
Di dalam proses belajar mengajar pelajaran siswa tidak dapat dipisahkan dengan
aktivitas guru sebagai pengajar. Guru berperan sebagai pengajar dan pembimbing bagi
siswanya untuk menciptakan kondisi yang kondusif sehingga tercipta pembelajaran yang
bermakna. Siswa perlu dibiasakan menemukan penyelesaian masalah sendiri, tidak hanya
mencatat dan menerima dari guru saja.
2.3 Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku
yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa
yang lain serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Menurut Paul
dalam Sardiman (2012) terdapat 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memerhatikan
gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, didkusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian percakapan, diskusi,
musik, pidato
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 4
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
Beberapa contoh aktivitas belajar antara lain mendengar, memandang,
menulis/mencatat, membaca, membuat ringkasan, mengingat, berpikirdan latihan atau
praktek (Soemanto, 2012). Meskipun aktivitas belajar cukup banyak, akan tetapi ada
beberapa aktivitas yang perlu dilatih misalnya berpikir. Dengan berpikir, siswa
memperoleh penemuan baru tentang hubungan antarsesuatu. Untuk mengajukan sebuah
pertanyaan siswa harus berpikir terlebih dahulu, untuk menjawab suatu pertanyaan siswa
juga memerlukan proses berpikir. Proses-proses tersebut harus sesuai dengan strategi
yang yang akan diterapkan guru untuk melatih siswa untuk berpikir sehingga terbiasa
mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan.
Yamin (2007) mengemukakan bahwa “Mengajukan pertanyaan berarti menunjukkan
pola pikir yang dimiliki oleh seseorang”. Salah satu cara untuk merangsang siswa dalam
mengajukan pertanyaan adalah saling lempar pertanyaan pada proses pembelajaran.
setiap siswa diharuskan menyiapkan pertanyaan tentang materi pelajaran yang telah
dipelajari dan melemparkan pertanyaan terhadap temannya dengan mengetahui jawaban
maupun tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut.
Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain,
mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
diberi tugas belajar dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat
ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil.
2.4 Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam
menentukan strategi yang akan digunakan seorang guru harus mempertimbangkan
keadaan siswa, karena dengan strategi tersebut siswa akan diberi kemudahan dalam
belajar yang mengarah pada keberhasilan belajar.
Dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa
dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Amri dan Ahmadi (2010) mengatakan strategi belajar mengacu pada perilaku dan
proses-proses berpikir yang digunakan siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang
dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Strategi ini merupakan operatoroperator kognitif yang meliputi proses-proses yang terlibat secara langsung dalam
menyelesaikan suatu tugas belajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang berisi rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat membangkitkan siswa untuk belajar.
Strategi yang digunakan oleh guru harus disesuaikan dengan keadaan siswa di dalam
kelas.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 5
2.5 Strategi Pembelajaran Aktif
Untuk membuat siswa aktif dalam belajar, guru perlu menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat agar siswa tertarik. Strategi pembelajaran aktif merupakan dasar
untuk dibangunnya pembelajaran yang aktif. Dengan rangkaian kegiatan yang
mengaktifkan pembelajaran itulah pembelajaran dapat lebih bermakna bagi siswa
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Srategi pembelajaran aktif diterapkan guna membuat suasana belajar lebih kondusif
dan bermakna, atau bisa disebut pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif.
Strategi pembelajaran ada dua macam, yaitu strategi pembelajaran aktif dan strategi
pembelajaran pasif. Namun saat ini strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurukulum
adalah strategi pembelajaran aktif.terpenting, dimana semua siswa diwajibkan untuk aktif
dalam kegiatan belajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Melalui
pembelajaran aktif diyakinkan bahwa siswa dapat mendapatkan suatu materi dengan
maksimal. Dengan strategi pembelajaran aktif ini diharapkan siswa tidak bosan dalam
kegiatan belajar (Zaini, 2008).
Dari pembahasan di atas, suatu pembelajaran aktif sangat menekankan pendekatan
pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang dipusatkan kepada
siswa guna mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Peran guru hanya sebagai fasilitator
yang menguasai teori, metode dan materi ajar pembelajaran sehingga membantu siswa
dalam belajar dan memiliki keterampilan-keterampilan.
2.6. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian pada pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
Everyone is a teacher here ini menggunakan penilaian autentik yang mengacu pada
Permendikbud No.66 tahun 2013 yaitu penilaian yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian autentik yang sangat berkaitan dengan aktivitas pembelajaran.
Mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013, Teknik dan instrumen yang
digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
berikut:
a. Penilaian kompetensi sikap
Mulyasa (2013) menjelaskan bahwa, “pada kurikulum 2013 membagi kompetensi
sikap menjadi dua yaitu: (1) Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta
didik yang beriman dan bertakwa (2) Sikap sosial yang terkait dengan pembentukan
peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab”.
Biasanya dapat disebutkan jika sikap spiritual adalah penjabaran dari KI -1 dan sikap
sosial yaitu penjabaran dari KI-2.
Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian teman sejawat oleh siswa. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar siswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Seperti yang
dikemukakan oleh Kurniasih (2013), aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut:
1)
Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 6
2)
3)
4)
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penilaian antar siswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antar siswa.
Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.
Dalam penelitian ini untuk menilai kompetensi sikap peneliti menggunakan
teknik observasi yaitu berupa lembar observasi dengan menggunakan rubrik penilaian
dan skala penilaian yang dinilai oleh guru.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Kurniasih (2013) mengemukakan bahwa, aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara
berikut:
1)
2)
3)
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes tertulis yaitu berupa soal pilihan
ganda yang dilakukan setiap akhir siklus.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik. Kurniasih (2013)
menjelaskan bahwa, aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara sebagai berikut :
1)
2)
3)
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Projek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
siswa terhadap lingkungannya.
Pada penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan penilaian autentik yang
dinilai dari aspek pengetahuan yaitu dari tes tertulis, aspek sikap menggunakan lembar
observasi dan aspek keterampilan menggunakan tes praktik.
2.7 Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
Strategi Everyone Is A Teacher Here yaitu strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan proses pembelajaran siswa dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 7
ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Strategi ini merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran dimana siswa berperan sebagai guru bagi siswa
lainnya. Strategi ini sangat tepat untuk mengaktifkan siswa secara keseluruhan dan secara
individual, sebab strategi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai
guru bagi siswa lainnya. Dengan strategi ini siswa yang tidak mau terlibat akan ikut serta
dalam pembelajaran secara aktif (Zaini, dkk, 2008).
Langkah –langkah strategi ini menurut Zaini (2008) :
1. Bagikan secarik kertas/kartu indeks kepada seluruh peserta didik. Minta mereka untuk
menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas
atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan di dalam kelas.
2. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa.
Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang ditulis sendiri.
Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian
memikirkan jawabannya.
3. Minta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan
menjawabnya
4. Setelah jawaban diberikan, mintalah peserta didik lainnya untuk menambahkan.
5. Lanjutkan dengan sukarelawan selanjutnya
Untuk memaksimalkan strategi ini, guru perlu menghimbau siswa untuk
mengumpulkan kartu indeks dan menyiapkan siswa yang akan menjawab pertanyaan
tersebut. Kemudian siswa membacakan setiap kertas dan berdiskusi. Gantilah siswa
secara bergantian dan minta siswa untuk menuliskan dalam kertas tersebut pendapat dan
hasil pengamatan mereka tentang materi pelajaran yang diberikan.
Silberman (2009) menerangkan bahwa strategi ini dapat divariasikan dengan guru
membentuk suatu panel responden. Kemudian guru bersama siswa membaca kartu dan
mendiskusikannya. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menulis pendapat atau
pengamatan terhadap materi pelajaran.
Strategi Everyone Is A Teacher Here memiliki kelebihan antara lain :
1) Siswa
lebih banyak berpikir kritis dan menjawab serta menguasai keterampilan dalam
memecahkan masalah, melalui berbagai sumber informasi; 2) Siswa dapat
memaksimalkan potensi yang telah dimiliki; 3) Dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan karena siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif;
4) melatih
keberanian siswa dalam mengungkapkan gagasan maupun pendapatnya sendiri; 5) Dapat
meningkatkan aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan yang dapat dilihat dari respon
siswa; 6) Memotivasi siswa dalam belajar yang lebih baik; 7) Pengetahuan yang
diperoleh siswa akan diingat lebih lama karena telah melakukan serangkaian proses
belajar (Hartono, 2008).
Dengan demikian, Everyone Is A Teacher Here tersebut merupakan suatu strategi
dimana diharapkan setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat
(menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya
berdasarkan sumber, mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan
menyatakannya di depan kelas. Selain itu siswa lain dapat menghargai teman yang
menjelaskan dan menyatakan sanggahan terhadap kesalahan jawaban dari siswa lain jika
kurang tepat dan tentunya terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada
masalah yang dikaji.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 8
III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka desain penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus
yang terdiri dari siklus I, II, dan III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan
guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Pada setiap siklus memiliki
tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yaitu: 1)
perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi (pengamatan) dan
evaluasi, 4) analisis dan refleksi (reflecting).
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X MIA 6 SMAN 5 Kota Jambi
semester 1 tahun ajaran 2014/2015.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 6 SMAN 5 Kota Jambi yang
berjumlah 28 siswa.
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
1. Data kualitatif, yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar
mengajar.
2. Data kuantitatif adalah data tentang hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh
dari 3 aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan
di kelas X MIA 6.
3.4.2 Cara Pengambilan Data
Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan
aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan diambil melalui tes
(ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Selanjutnya untuk
menilai aspek sikap dan keterampilan dengan cara observasi yang dilaksanakan setiap
pertemuan dalam satu siklus yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar
penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian.
3.4.3 Analisis Data
Analisis kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar
mengajar, menurut Arikunto (2013) untuk data hasil observasi aktivitas siswa dihitung
dengan menggunakan rumus :
𝐴=
Na
𝑥 100%
N
Keterangan : A= Aktivitas siswa
𝑁𝑎 = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 9
Dimana perhitungan penilaian sebagai berikut :
0 – 20 = Tidak aktif
21 – 40 = Kurang aktif
41 – 60 = Cukup aktif
61 – 80 = Aktif
81 – 100 = Sangat aktif
Analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pemberian tes pada
tahap evaluasi dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Arikunto (2013),
dengan menggunakan persamaan berikut :
W 

S   R 
xWt
n 1

Keterangan : S = Skor
R = Jumlah jawaban yang benar
Wt = Bobot
W = Jumlah jawaban yang salah
n = Jumlah option (banyaknya pilihan jawaban)
Selanjutnya penilaian sikap dan penilaian keterampilan dilakukan setiap setiap
siklus saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar format
penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan
rating skala 1-4 untuk penilaian keterampilan dan 1-5 untuk penilaian sikap. Nilai akhir
untuk penilaian keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Kurniasih (2013), sebagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑥4
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Lembar Observasi
Pada penelitian ini dilakukan observasi proses pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here terhadap guru dan aktivitas siswa.
Lembar observasi dibuat berdasarkan sintak pembelajaran yang ada di RPP. Sebelum
melakukan observasi maka pengamat harus memahami betul kriteria dalam menganalisa
gejala yang terlihat pada objek sehingga tidak keliru dalam mengambil keputusan. Selain
itu agar hasil oberservasi dapat lebih objektif maka observasi dilakukan pada setiap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh rekan guru pengamat.
3.5.2 Tes Hasil Belajar
Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berupa tes objektif dengan
alternatif pilihan yang memenuhi syarat standar soal yaitu validitas, taraf kesukaran,
reliabilitas dan daya beda. Agar soal tes yang digunakan berkualitas, soal dilakukan
analisis sebagai berikut:
a. Validitas Tes
Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes. Sehubung dengan penelitian ini maka
validitas yang digunakan adalah validitas isi. Tujuan digunakan validitas isi yaitu untuk
menguji ketepatan isi dan keabsahan soal sebagai instrumen penelitian sehingga data
yang diperoleh dari hasil tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Oleh sebab itu
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 10
penulis membuat kisi-kisi soal dan soal tes yang sesuai dengan materi yang telah
diberikan berdasarkan kurikulum 2013 SMA.
b. Tingkat Kesukaran
Menghitung tingkat kesukaraan tes soal adalah mengukur seberapa besar kesukaran
butir-butir soal tes jika suatu tes soal memiliki tingkat kesukaran seimbang maka soal tes
tersebut baik. Dengan kata lain suatu butir soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak
terlalu mudah.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan
menggunakan
rumus
yang
dikemukakan
oleh
Arikunto
(2013),yaitu:
B
P
Js
Dengan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
Js = Jumlah siswa peserta tes
Arikunto (2013) mengklasifikasikan indeks kesukaran soal di bawah ini sebagai berikut:
0.00<P≤0.30 = Soal Sukar
0.30<P≤0.70 = Soal sedang
0.70<P≤1.00 = Soal mudah
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan
rendah). Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan oleh
Arikunto (2013), sebagai berikut:
BA BB
D

JA JB
Dengan
D = Daya pembeda
BA= Banyak perserta atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta bawah yang menjawab benar
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
Besar daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan mengenal tanda negative (-)
dengan ketentuan menurut Arikunto (2013), besar daya pembada suatu soal, maka setiap
soal dapat dikategorikan sebagai berikut :
0.00< D ≤0.20 = Jelek
0.20< D ≤0.40 = Cukup
0.40< D ≤.70 = Baik
0.70< D ≤1.00 = Baik sekali
D : negative ( semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai nilai D
negative sebaiknya dibuang).
d. Reliabilitas Soal
Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya dan
bertujuan untuk melihat apakah soal yang akan diberikan tersebut dapat diberikan skor
yang sama setiap digunakan. Reabilitas berhubungan dengan ketepatan suatu alat ukur
(Arikunto:2013). Tes yang baik atau tes yang mempunyai tingkat kepercayaan yang
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 11
tinggi adalah tes yang dapat memberikan hasil yang tepat atau reliabel. Atau dengan kata
lain reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama.
Menurut Arikunto (2013) untuk menentukan reliabilitas suatu soal yang dibentuk objektf
maka dapat digunakan rumus Kuder Rchardson (K_R21) di bawah ini :
 n  M n  M  
r11  
1 

nSt 2 
 n  1 
X
Dengan : M 
N
2
∑𝑋 2 −
∑𝑋 2
𝑁
St =
𝑁
Keterangan :
r11 = Reliabilitas
n = Banyaknya butir soal
M = Skor rata-rata
St2 = Varian total
X = Jumalah skor yang dijawab seluruh siswa yang benar
N = Jumlah peserta tes
∑X = Jumlah skor total
Koefisien reliabilitas tes berkisar antar 0,00 sampai 1,00 dengan rincian korelasi di
bawah ini :
0.00< r11 ≤0.20 = Sangat rendah
0.20< r11 ≤0.40 = Rendah
0.40< r11 ≤0.60 = Sedang
0.60< r11 ≤1.80 = Tinggi
0.81< r11 ≤1.00 = Sangat tinggi
3.6 Indikator Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang
dilakukan adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar
dilihat berdasarkan peningkatan proses aktivitas belajar siswa yang diambil dari hasil
data lembar observasi aktivitas siswa. Jika kriteria tersebut terpenuhi, maka penerapan
strategi pembelajaran aktif tipe Everyone is A Teacher Here dalam memahami materi
pelajaran khususnya pada materi gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan
konstan dapat dijadikan upaya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 12
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dari 50 soal yang diujicobakan, setelah dianalisis tingkat
kesukaran didapatkan 18 pada kategori soal mudah , 19 pada kategori sedang dan 13
soal pada kategori soal sukar. Setelah dianalisis daya beda terdapat 1 soal pada kategori
sangat baik, 18 soal pada kategori baik, 7 soal pada kategori cukup dan 23 soal pada
kategori jelek. Soal-soal yang daya bedanya pada kategori jelek dibuang sehingga soal
yang dipakai adalah 27 soal. Setelah disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan
materi maka didapatkan 8 soal untuk evaluasi siklus I, 11 soal untuk evaluasi siklus II
dan 8 soal untuk evaluasi siklus III. setelah dianalisis reliabilitas didapatkan reliabilitas
r11=0.89. Sehingga dapat dikatakan bahwa soal yang diujicobakan memiliki reliabilitas
sangat tinggi.
Gambaran mengenai peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh dari penerapan
dapat dilihat pada tabel 4.20 di bawah ini:
Tabel 1 Rata-rata peningkatan persentase aktivitas siswa dalam setiap siklus
Variabel yang diamati
Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa
Jumlah/ persentase (%)
Siklus I
Siklus II
Siklus III
59,13
74, 98
82,59
Dari tabel 4.10 dapat dilihat rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswa
masih berada pada kategori cukup aktif. Selanjutnya pada siklus II mengalami
peningkatan rata aktivitas siswa menjadi aktif. Selanjutnya pada siklus III rata-rata
persentase aktivitas siswa meningkat lagi menjadi sangat aktif.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah diterapkankan dengan
strategi pembelajarana aktif tipe Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan
aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas yang di alami siswa dari
siklus I yaitu, 59,13% ,menjadi 74,98% pada siklus II dan 82,59% pada siklus III dengan
indikator ketercapaiannya 75%. Dimana siswa telah aktif mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan dan menyampaikan pendapat selama proses pembelajaran.
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek pengetahuan dari siklus I
adalah 2,23 (C-) dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 11 siswa (39,29%), siklus
II 2,80 (B-) dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 17 siswa (60,71%) dan untuk
siklus III 3,07 (B-)dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 23 siswa (82,14%).
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sikap dari siklus I adalah 3,3
dengan jumlah siswa yang berhasil 19 siswa (67,86%), siklus II 3,4 dengan jumlah siswa
yang berhasil 22 siswa (78,57%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 3,5 dengan
jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66 sebanyak 24 siswa
(85,71%).
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 13
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek keterampilan dari siklus I
adalah 2,89 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 20 siswa ( 71,43%), siklus II
adalah 3,12 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 siswa (75% ) dan untuk
siklus III adalah 3,42 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 28 siswa (100% ).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus di SMA
Negeri5 Kota Jambi. Siswa sudah termasuk kategori aktif dalam mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, menjelaskan pendapat dan membuat kesimpulan. Hasil belajar
meningkat dalam aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek sikap.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan
hasil belajar fisika siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal:
1). Guru fisika dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A
Teacher Here untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar fisika siswa,
terutama pada materi gerak lurus pada kecepatan konstan dan percepatan konstan.
2). Karena penelitian ini hanya dilakukan pada gerak lurus, maka diharapkan penelitian
yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain.
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 14
DAFTAR RUJUKAN`
Amstrong, Thomas., 2013. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Anonim. 2013. Diakses 1 Januari 2014. Strategi Pembelajaran. http://www.raseko.com/2013/11/apa-bedanya-model-metode-strategi.html
Amri,S dan Ahmadi, I.K . 2013. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, S Dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Kanginan, Marthen. 2014. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kurniasih dan Berlin, 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan penerapan.
Surabaya: Kata Pena
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Rosdakarya
Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sekarningrum, A. 2011.Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here
Berbasis Kontekstual untuk Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi siswa
Kelas X2 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/201, skripsi,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani
Subagya, Hari. 2013. Sains Fisika SMA/MA kelas X. Jakarta: Bumi Aksara
Sukardjo, M. 2009. Landasan pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Pers
Soemanto, W. 2012. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Supinah. Diakses tanggal 7 Maret 2014. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran.(http://www.academia.edu/4816292/BAGAIMANA
MENGUKUR_AKTIVITAS_SISWA_DALAM_PEMBELAJARAN)
Warsono dan Hariyanto. 2012.Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Yamin, Marthinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani
Zain dan Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fitria Aprilia Lestari : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi
Page 15
Download