pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai bentuk

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan
dan
kemampuan
setiap
jenjang
pendidikan
dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum
biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan
yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan
pembelajaran secara menyeluruh. Konsep kurikulum sebagai suatu
program atau rencana pembelajaran tampaknya diikuti pula oleh para ahli
kurikulum dewasa ini seperti Donald E. Orlosky dan B.Othanel Smith
daalam bukunya Wina Sanjaya (2006:5) menyatakan bahwa kurikulum
pada dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa
yang diarahkan sekolah. Sebagai suatu rencana kurikulum bukan hanya
berisi tentang program kegiatan akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang
harus dicapai beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan. Kurikulum sebagai rencana tampaknya juga sejalan
dengan rumusan kurikulum menurut Undang-Undang Pendidikan kita
7
yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
yaitu Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serat cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU N. 20 Tahun
2003 Bab 1 pasal 1 Ayat 19). Menurut David Patt (1980 : 4)
mendefinisikan kurikulum secara sederhana yaitu : sebagai pusat
perangkat organisasi pendidikan formal tau pusat latihan dan secara
eksplisit dia membuat implikasinya menjaadi enam hal antara lain :
1. Kurikulum adalah sebagai suatu rencana tidak hanya sebagai rencana
saja namun kurikulum juga dapat di wujudkan melalui tulisan.
2. Kurikulum bukanlah kegiatan melainkan perencanaan atau rencangan
kegiatan.
3. Kurikulum berisi berbagai macam hal seperti masalah apa yang akan
dan harus dikembangkan pada diri siswa, evaluasi untuk menafsirkan
hasil belajar, bahan, dan peralatan yang digunakan, kualitas guru
dituntut dan sebagainya.
4. Kurikulum
melibatkan
maksud
atau
pendidikan
formal
dan
mempromosikan belajar.
5. Sebagai perangkat organisasi pendidikan kurikulum menyatukan
berbagai komponen seperti tujuan, isi, sistem penilaian, dalam suatu
kesatuan yang tak terpisahkan atau dengan kata lain kurikulum adalah
sistem.
8
6. Pendidikan
dan
latihan
dimaksudkan
untuk
menghindari
kesalahpahaman yang terjadi jika suatu hal dilalaikan.
Kurikulum merupakan sesuatu yang yang dijadikan program atau
pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk
kegiatan belajar mengajar dikelas. Dalam hal ini kita dapat memandang
bahwa kurikulum merupakan suatu program yang didesain, direncanakan,
dikembangkan dan akandilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang
sengaja diciptakan disekolah. Dan hal tersebut kemudian dikembangkan
lagi oleh Winarno Surahmad, (1977 : 5) yang mendefinisikan kurikulum
sebagai suatu program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan untuk
mencapai jumlah tujuan pendidikan tertentu.
a. Fungsi Kurikulum
Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal dalam
penyelenggaraan
kegiatan
sehari-harinya
berlandaskan
kurikulum.
Kurikulum itu sendiri dalam hal ini dapat berupa :
1. Rancangan
kurikulum
yaitu
buku
kurikulum
suatu
lembaga
pendidikan.
2. Pelaksanaan kurikulum yaitu proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
3. Evaluasi kurikulum yaitu penilaian tentang hasil-hasil pendidikan.
9
Dalam pendidikan formal, kegiatan merancang, melaksanakan, dan
menilai kurikulum tersebut yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pendidikan dilaksanakan sebagai program pengajaran.
Berbicara masalah fungsi kurikulum kita dapat meninjaunya dari tiga segi
yaitu fungsi bagi sekolah yang bersangkutan, bagi sekolah tingkat atasnya,
dan fungsi bagi masyarakat (Winarno Surahmad : 6).
1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan
Fungsi kurikulum bgi sekolah yang bersangkutan ini paling tidak
dapat disebutkan dua macam yaitu yang Pertama, sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Manifestasi
kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah berupa
program pengajaran. Program pengajaran tersebut merupakan suatu
sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang kesemuanya
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan yang akan dicapai tersebut disusun secara
berjenjang dari mulai tujuan pendidikan yang bersifat nasional sampai
tujuan instruksional. Jika tujuan instruksional tercapai ( hasil langsung
dapat diukur melalui kegiatan belajar mengajar dikelas ) pada
gilirannya akan tercapai pula tujuan-tujuan pada jenjang diatasnya.
Setiap kurikulum sekolah pasti didalamnya tercantum tujuan-tujuan
pendidikan yang akan dicapai melalui kegiatan pengajaran.
10
Yang kedua kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan sekolah, dalam pelaksanaan pengajaran
misalnya, telah ditentukan macam-macam studi, alokasi waktu, pokok
bahasan, atau materi pelajaran untuk tiap semester, sumber bahan,
metode atau cara pengajaran, alat dan media pengajaran yang
diperlukan. Disamping itu kurikulum juga mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan jenis program, cara penyelenggaraan, strategi
pelaksanaan,
penanggung
jawab,
sarana
dan
prasarana,
dan
sebagainya.
2. Fungsi bagi sekolah tingkat atasnya
Dalam hal ini kurikulum dapat untuk mengontrol atau memelihara
keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum pada
tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat
mengadakan penyesuaian. Misalnya jika suatu bidang studi telah
diberikan pada kurikulum sekolah di tingkat bawahnya, harus
dipertimbangkan lagi pemilihannya pada kurikulum sekolah tingkatan
diatasnya terutama dalam pemilihan bahan pengajaran. Penyesuaian
bahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari keterulangan yang
bisa berakibat pemborosan waktu dan yang lebih penting lagi adalah
untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu. Disamping itu,
terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan tenaga
kerja, bila suatu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan
11
menyiapkan atau menghasilkan tenaga guru (LPTK), maka lembaga
tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat dibawahnya
tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengajar. Misalnya
murid SPG harus mengetahui kurikulum SD, mahasiswa IKIP/FKG
harus menguasai kurikulum SMTP dan SMTA, jika di SD, SMP, dan
SMA kegiatan pengajaran disampaikan dengan sistem PPSI, maka
sekolah-sekolah yang bertugas mengadakan guru untuk sekolahsekolah tersebut harus membekali calon-calonnya dengan kemampuan
membuat PPSI.
3. Fungsi bagi masyarakat.
Para tamatan sekolah memang dipersiapkan untuk terjun di
masyarakat atau tegasnya untuk bekerja sesuai dengan keterampilan
profesi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kurikulum sekolah haruslah,
mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat atau para pemakai keluaran sekolah. Untuk keperluan itu
perlu adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak luar dalam
hal pembenahan kurikulum yang diharapkan. Dengan demikian,
masyarakat atau pemakai lulusan sekolah dapat memberikan bantuan,
kritik, atau saran yang berguna bagi penyempurnaan program
pendidikan di sekolah.
12
b. Komponen-komponen kurikulum
Seperti yang di kemukakan Pratt diatas (1980 : 4) kurikulum
adalah sebuah sistem, sebagai sistem tentunya kurikulum mempunyai
komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling mendukung dan
membentuk kesatuan yang tak terpisahkan. Kurikulum sebagai program
yang direncanakan mempunyai komponen-komponen pokok, tujuan, isi,
organisasi, dan strategi. (Winarno Surahmad : 9).
1. Tujuan
Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk
mencapai sebuah tujuan pendidikan tujuan itulah yang dijadikan arah
atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau
tidaknya program pendidikan atau pengajaran disekolah dapat diukur
dari seberapa jauh dan banyak pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Dalam setiap kurikulum sekolah, pasti dicantumkan tujuan-tujuan
pendidikan yang akan dan harus dicapai oleh sekolah yang
bersangkutan.
2. Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan pada
anak dalam pengajaran dan kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
disampaikan dan diajarkan dan isi program masing-masing bidang
13
studi tersebut. Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan
institusional sekolah yang bersangkutan. Jadi, ia berdasarkan criteria
apakah suatu bidang studi meenopang tujuan itu atau tidak.
Berdasarkan criteria itu maka jenis bidang studi yang diberikan pada
suatu sekolah misalnya SMA akan berbeda dengan sekolah lain,
misalnya SPG. Isi program bidang studi yang diajarkan sebenarnya
adalah isi kurikulum itu sendiri atau ada juga yang menyebutnya
sebagai silabus. Silabus biasanya dijabarkan ke dalam bentuk pokokpokok bahasan dan sub pokok bahasan serta uraian materi pelajaran
dalam setiap proses belajar mengajar dikelas.
3. Organisasi
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang
berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan
kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu struktur vertical dan struktur horizontal. Struktur vertical
adalah berhubungan dengan masalah pelaksanaan kurikulum di
sekolah, misalnya apakah kurikulum dilaksanakan dengan sistem
kelas, tanpa kelas atau gabungan antara keduanya dengan sistem unit
semester atau catur wulan. Sedangkan struktur horizontal berhubungan
dengan
masalah
pengorganisasian
kurikulum
dalam
bentuk
penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan disampaikan. Bentuk-
14
bentuk tersebut bisa secara terpisah dan kelompok mata pelajaran atau
penyatuan seluruh pelajaran.
4. Strategi
Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan
kurikulum di sekolah. Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat
dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian,
bimbingan, dan konseling, pengaturan kegiatan disekolah secara
keseluruhan, metode pengajaran alat atau media pengajaran yang
lainnya. Dalam pelaksanaan pengajaran misalnya dilakukan dengan
pendekatan PPSI atau dengan cara lain seperti sistem pengajaran
modul, paket pelajaran, dan sebagainya.
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )
Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan
bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perang katrencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini
berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri
peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan
keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya untuk
mencapai kompetensi yang telah ada. kompetensi tersebut menurut
15
McAschan dalam bukunya Wina Sanjaya (2006:6) kompetensi itu adalah
suatu pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai
perilaku kognitif, afectif, dan psikomotoriknya. Artinya bahwa jelas suatu
kompetensi harus di dukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi. Dan
tanpa hal tersebut maka tidak akan muncul suatu kompetensi tertentu.
Sejalan dengan pendapat tersebut adalah Gordon dalam bukunya
Wina Sanjaya ( 2006:7) menjelaskan bahwa kompetensi juga harus
memiliki berbagai aspek antara lain yaitu :
1. Pengetahuan ( Knowledge ) yaitu pemahaman atau pengetahuan
seseorang untuk melakukan sesuatu apabila dia memiliki pengetahuan
yang memadai.
2. Pemahaman ( Understanding ) yaitu kedalaman kognitif dan afektif
yang dimiliki oleh setiap individu.
3. Ketrampilan ( Skill ) sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas yang dibebankan.
4. Nilai ( Value ) suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menjadi bagian dirinya sehingga akan mewarnai
segala tindakannya.
5. Sikap ( Attitude ) yaitu perasaan terhadap suatu rangsangan yang
datang dari luar.
16
6. Minat ( Interest ) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau perbuatan.
Pengertian Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan
dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi
dapat menjawab
mengembangkan
tantangan
atau
yang
mengadopsi
muncul.
Artinya,
pemikiran
pada
kurikulum
waktu
berbasis
kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan
filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab
tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan.
Harus diingat bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan
tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun dunia ilmu (Suyanto,
2005)
a. Konsep Dasar KBK
Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan,
berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan
seseorang menjadi kompeten,
dalam
arti memiliki
ketrampilan dan nilai-nilai dasar melakukan sesuatu.
17
pengetahuan,
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam
kurikulum ( Depdiknas, Puskur-Dit-PLP-2003 adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan
sesuatu dalam berbagai konteks.
2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa
untuk menjadi kompeten.
3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning out comes) yang
menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
4. Kehandalan
kemampuan
siswa
melakukan
sesuatu
harus
didefinasikan secara jelas dan luas dalam suatu standart yang dapat
dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
b. Kurikulum KBK berorientasi pada :
1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang beraneka ragam.
2. Keberagaman
yang
dapat
dimanifestasikan
sesuai
dengan
kebutuhan.
Rumusan
kompetensi
dalam
kurikulum
Berbasis
Kompetensi
merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui , disikapi,
atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah,
18
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara
bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
c. Kurikulum KBK mempunyai ciri-ciri :
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal. Ketercapaian tujuan pembelajaran
dapat diketahui dan hasil belajar peserta didik baik secara
individual mapun klasikal, dapat ditunjukkan dengan hasil belajar
yang berupa pemahaman materi pelajaran, proses kerja dalam
pembelajaran, dan nilai hasil belajar minimal yang disyaratkan.
b. Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes ) hasil belajar
yang dimaksud dalam kurikulum berbasis kompetensi bukan hanya
ditunjukkan bernilai angka saja, namun yang dimaksud adalah nilai
proses pembelajaran, pemahaman materi pembelajaran, perubahan
sikap akibat pembelajaran, yang ditunjukkan dengan ketercapaian
hasil belajar yang beragam sesuai kompetensi masing-masing
peserta didik.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi. Pendekatan dalam mata pelajaran
pengetahuan social menggunakan pendekatan belajar kontekstual
untuk mengembangkan dengan meningkatkan kecerdasan, sikap,
dan keterampilan social. Pendekatan belajar kontekstual dapat
diwujudkan antara lain, dengan metode dan model pembelajaran
19
yang tepat, metode dan pendekatan yang dapat dilakukan dengan
metode : inquiri, eksploratif dan pemecahan masalah. Metode
tersebut dapat tersampaikan dengan cara ceramah, ceramah
bervariasi, diskusi informasi, penugasan, karya wisata, dan
penelitian.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Media pembelajaran
pengetahuan social dapat dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai media sehingga, guru bukan merupakan satu-satunya
sumber belajar dengan cara demikian guru bukan bertindak sebagai
sumber belajar tetapi bertindak sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran berbagai media yang mempunyai potensi untuk
menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan hasil
belajar, media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
diantaranya : Slide, film, radio, televisi, dan computer yang
dilengkapi dengan CD-room dan media lainnya yang dapat
mengakses informasi baik local maupun internasional.
e. Penilaian menekannkan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan
atau
pencapaian
suatu
kompetensi.
Penilaian
pembelajaran dilakukan dengan sistem penilaian berbasis kelas
bertujuan untuk mengukur pencapaian indicator hasil belajar.
Selain penilaian tertulis (pencil and paper test) dapat juga
menggunakan
model
penilaian
20
berdasarkan
perbuatan
(performance
based
assessment)
penugasan
atau
penilaian
portofolio. (Puskur-Dit-PLP-2003:1-3)
d. Karakteristik KBK
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain mencakup
seleksi kompetensi yang sesuai spesifikasi indikator-indikator evaluasi
untuk
menentukan
kesuksesan
pencapaian
kompetensi
dan
pengembangan sistem pembelajaran.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara
individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Pelaksanaan KBK diperlukan tenaga guru yang sungguh-sungguh
profesional. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan
suasana edukatif yang bermakna menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis. Tuntutan lain yang harus dipenuhi seorang pendidik yaitu
memiliki komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
21
pendidikan dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukannya sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (
UUD. No.20,2003 : 22 ). Pendidik atau guru harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang mengajar. Dalam
pelaksanaan KBK ini tidak cukup hanya guru yang rajin, akan tetapi
diperlukan guru yang terbaik dan memiliki kemampuan kompeten
terhadap tugas keguruannya, kreatif, inovatif, dinamis, dialogis sekaligus
visioner dan missioner. Profesionalitas dan kompetensi guru sesuai dengan
tuntutan kurikulum berbasis kompetensi 2004 adalah sebagai berikut :
1. Memiliki pemahaman yang mendalam mengenai visi, misi sekolah.
2. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan KBK dan sistem
evaluasinya.
3. Menguasai bahan ajar dan strategi pembelajaran.
4. Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemantapan kemajuan
belajar siswa.
5. Memiliki kesanggupan belajar secara sistematik dalam kaitannya
dengan pelaksanaan KBK.
e. Prinsip Pelaksanaan KBK
Adapun prinsip dalam pelaksanaan KBK adalah sebagai berikut :
1. Kesamaan Memperoleh Kesempatan
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa melalui KBK penyediaan
tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis
dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
22
sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik baik dari kelompok
social dan ekonomi yang kurang beruntung namun berbakat dan
unggul berhak mendapat pendidikan yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya.
2. Berpusat Pada Anak
Upaya mendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan
menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun
kemauan dan kemampuan seerta pemahaman dan pengetahuan.
Peningkatan tersebut perlu diupayakan secara terus menerus terhadap
peserta didik.
3. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai
dari Taman Kanak-Kanak dan kelas 1 sampai dengan kelas XII.
Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman
berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama
dari peserta didik dan seluruh elemen yang terlibat dalam dunia
pendidikan dan masyarakat luas.
4. Kesatuan dalam Kabijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan
Standar
kompetensi
disusun
pusat
dan
cara
pelaksanaannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing
sekolah di daerah-daerah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan
23
penyusunan kurikulum berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi
daerah, dan
peserta didik, serta taraf internasional.
f. KBK Pilihan Kurikulum 2004
Ada beberapa alasan mengapa KBK menjadi pilihan dalam kurikulum
2004 sebagai upaya perbaikan kondisi pendidikan tanah air
diantaranya :
1. Potensi siswa berbeda-beda dan potensi tersebut akan berkembang
jika stimulusnya tepat
2. Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta diabaikan aspekaspek moral serta life skill.
3. Persaingan global yang menyebabkan siswa atau anak yang
mampu akan berhasil dan yang kurang mampu akan gagal.
4. Persaingan pada kemampuan SDM produk lembaga pendidikan
serta,
5. Persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga perlu
rumusan yang jelas mengenai standar kompetensi kelulusan.
Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan KBK mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
model
model kurikulum sebelumnya.
1.
KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus
dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan
24
berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
2. KBK
boleh
jadi
mendasari
pengembangan
kemampuan-
kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian
tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya
lebih
tepat
menggunakan
pendekatan
kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.
4. Kunci keberhasilan pembelajaran berbasis kompetensi adalah :
a. Fokus pada kemampuan apa sebenarnya yang dapat dilakukan
oleh siswa didik.
b. Penekanan lebih kepada praktik lapangan yang mutakhir dan
terbaik.
c. Mengajarkan aplikasi secara riil.
d. Mencocokkan keterampilan melalui observasi kinerja siswa
didik dalam kerja-praktik.
25
C. Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
Sebagai
Penyempurnaan KBK
Adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau
daerah dan sosial budaya masyarakat setempat dan serta karakteristik
peserta didik. Kurikulum KTSP ini adalah merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK),
penyempurnaan
yang
berkelanjutan ini merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional
selalu relevan dan kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang
menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai
acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
a. Konsep Dasar KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan ( SNP Pasal 1, ayat 15)
dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan
dan
berdasarkan
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan ( BSNP ). KTSP disusun dan dikembangkan
berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 ) dan 2 ) sebagai berikut:
26
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan
untuk
mewujudkan
Tujuan
Pendidikan
Nasional.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
b. Tujuan KTSP
Secara
umum
tujuan
penerapan
KTSP
adalah
untuk
memandirikan dan memperdayakan satuan pendidikan melalui
pemberian kewenangan atau otonomi kepada lembaga pendidikan
dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara perspektif dan partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan penerapan KTSP adalah untuk :
1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola
dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam
pengembangan
kurikulum
melalui
pengambilan
keputusan bersama.
3.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
27
c. Landasan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undangundang dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
bahwa Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan
prasarana,
pengelolaan,
pembiayaan
dan
penilaian
pendidikan harus ditingkatkan secara berancana dan berkala.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP
dikemukakan bahwa kurikulum adalah merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi yang digunakan untuk satuan pendidikan
Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi yang
mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
pendidikan tertentu.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan, SKL ini meliputi SKL
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL minimal
28
kelompok mata pelajaran yang bermuara pada kompetensi
dasar. Mulyasa ( 2006 : 18 )
d. Karakteristik KTSP
KTSP
merupakan
bentuk
operasional
pengembangan
kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi
daerah yang memberikan wawasan baru terhadap sistem yang
sedang berjalan selama ini. Karakteristik KTSP ini bisa dilihat dari
antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat
mengoptimalkan
kinerja,
proses
pembelajaran,
pengelolaan
pembelajaran sumber belajar, profesionalisme tenaga pendidikan
serta sistem pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta
didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta untuk memahami dan menghayati,
2. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
3. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
4. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui
proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Komponen KTSP terdiri dari:
1. Tujuan Pendidikan Sekolah
2. Struktur dan Muatan Kurikulum
3. Kalender Pendidikan dan Silabus serta RPP
29
D. IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial )
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah merupaka intergrasi dari cabang
ilmu-ilmu social seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum dan budaya.
Dalam karakteristiknya IPS memiliki beberapa
konsep yaitu antara lain adalah :
1. Interaksi
2. Saling ketergantungan
3. Kesinambungan
4. Keragaman, kesamaan, perbedaan
5. Konflik dan konsesus
6. Pola atau patron
7. Tempat
8. Kekuasaan
9. Nilai kepercayaan
10. Keadilan dan pemerataan
11. Budaya
12. Nasionalisme
Triyanto ( 2010:173).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai bakat, minat dan kemampuan agar pembelajaran IPS benarbenar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan bagi siswa
untuk menjadi manusia yang lebih baik sebab dikarenakan pengkondisian
30
iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan
pendidikan. Azis Wahab dalam bukunya Trianto ( 2010:174 ).
a. Karakteristik Mapel IPS
Dalam pembelajaran mata pelajaran IPS di SMP memiliki
beberapa karakteristik antara lain adalah:
a. Ilmu pengetahuan social merupakan gabungan dari unsure-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora.
b. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic tertentu.
c. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS juga menyangkut
masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
d. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan social masyarakat dengan prinsip
sebab akibat kewilayahan adaptasi dan pengolahan lingkungan,
struktur, proses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan
hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan dan
jaminan keamanan.
Standar kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta kehidupan
manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8).
31
b. Tujuan Mapel IPS
Tujuan Mempelajari IPS Menurut Depdiknas dalam bukunya
Sunardi (2011: 78) adalah :
1. Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian,
keekonomian dan kesejarahan.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir inquiri, pemecahan masalah
dan ketrampilan sosial.
3. Membangun
komitmen
dan
kesadaran
terhadap
nilai-nilai
kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam
masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun
internasional.
Selain itu dalam pembelajaran IPS juga terdapat tujuan kognitif
yaitu tujuan yang berkenaan dengan ingatan dan pengenalan kembali
kemampuan intelektuals secara umum yang terbagi dalam beberapa
kelompok besar yaitu penngetahuan, pengertian, penerapan, analisa,
sintesa,
dan
evaluasi.
Dalam
pembelajaran
SMP
menggunakan
pembelajaran IPS terpadu. Model pembelajaran tersebut pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
atau siswa baik secara individu maupun kelompok, aktif mencari dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic dan otentik
(Depdikbud,1996:3).
Salah
satu
diantaranya
adalah
memadukan
kompetensi dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat
32
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan
untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan tentang
hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian peserta didik terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajarinya.( Depdiknas
2006 ).
E. Kerangka Pikir
Penelitian ini berjudul Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Sebagai
Bentuk
Penyempurnaan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi Terhadap Kelas VIII Mata Pelajaran IPS ( Suatu Kajian
Pendidikan di SMP N I Kedungjati Kabupaten Grobogan Jawa Tengah ).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP
Pelaksanaan KTSP Sebagai Penyempurna KBK
di SMP N 1 Kedungjati Kelas VIII Mapel IPS
Hambatan pelaksanaan KBK kelas VIII Mapel
IPS SMP N 1 Kedungjati
Cara mengatasi hambatan pelaksanaan KBK
kelas VIII Mapel IPS SMP N 1 Kedungjati
Penjelasan Singkat :
1. KTSP adalah merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau
33
daerah dan sosial budaya masyarakat setempat dan serta karakteristik
peserta didik. Kurikulum ini adalah merupakan penyempurnaan KBK.
2. Pelaksanaan KBK di SMP N I Kedungjati belum terlaksana secara
sempurna sesuai pedoman yang ada karena banyak terdapat kendala,
3. Kendala tersebut antara lain adalah banyaknya materi yang disampaikan
namun waktunya kurang, kondisi dan infrastruktur sekolah yang kurang
mendukung, adanya kelas unggulan, penggabungan nilai akhir khususnya
mata pelajaran IPS dan lain sebagainya.
4. Kurikulum KBK belum terlaksana dengan baik sehingga dibentuklah
kurikulum yang baru yaitu KTSP sebagai penyempurnaan KBK.
F. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan bahasan dalam
penelitian ini : Slamet Widodo dalam penelitiannya yang berjudul, Tingkat
Kesesuaian Penggunaan Metode Mengajar Bidaang Studi IPS Menurut
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 Pada Siswa Kelas I SLTP N 3 Getasan
Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurut analisa data yang
dilakukan dalam penelitian ini
tingkat kesesuaian penggunaan metode
mengajar dalam bidang IPS menurut kurikulum berbasis kompetensi pada
siswa kelas 1 semester 1 SLTP N 3 Getasan dapat disimpulkan sangat sesuai
karena hasil penelitian diperoleh prosentase kesesuaian rata-rata diatas 76%.
34
Download