9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Teori Komunikasi Massa
Teori menurut Turner seperti yang dikutip oleh Nurudin dalam
bukunya Pengantar Komunikasi Massa merupakan cerita tentang bagaimana
dan mengapa sesuatu itu terjadi. Sementara itu, Bowers dan Courtright
mendefinisikan teori sebagai seperangkat pernyataan yang menyatakan
hubungan antarvariabel. Sedangkan menurut Bailey teori merupakan
penjelasan dan pemprediksian fenomena sosial yang berhubungan dengan
subyek ketertarikan kepada beberapa fenomena (Nurudin, 2007: 161-162).
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Massa yang dimaksud dalam
Komunikasi Massa adalah penerima pesan yang berkaitan dengan media
massa. Misalnya khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.
Sedangkan media massa dalam komunikasi berupa media elektronik (televisi,
radio, film dan internet) dan media cetak (surat kabar, majalah, tabloid).
(Nurudin, 2007: 3-5). Teori komunikasi massa merupakan penjelasan tentang
proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya
menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa,
radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan internet (Suprapto, 2009: 17).
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri komunikasi massa;
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa melembaga
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat heterogen
9
10
3. Pesannya bersifat umum
4. Komunikasinya berlangsung satu arah
5. Komunikasi massa menimbulkan keserampakan
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2007: 19-31).
2.1.2 Uses and Gratifications Theory
Teori Kegunaan dan Kepuasan pertama kali dikenalkan oleh Herbert
Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dan masih banyak digunakan oleh
para ahli sampai saat ini. Teori Kegunaan dan Kepuasan milik Blumer dan
Katz mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk
memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna
media berusaha untuk mnencari sumber media yang paling baik untuk
memenuhi
kebutuhannya.
mengasumsikan
bahwa
Artinya,
penggunanya
teori
Kegunaan
mempunyai
dan
Kepuasan
pilihan
alternatif
untukmemuaskan kebutuhannya.
Teori Kegunaan dan Kepuasan merupakan kebalikan dari teori peluru.
Dalam teori peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience
berada di pihak yang pasif. Sementara itu, dalam teori Kegunaan dan
Kepuasan ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana
yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Teori Kegunaan dan
Kepuasan lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat
media massa.
Banyak asumsi Teori Kegunaan dan Gratifikasi secara jelas
dinyatakan oleh para pencetus pendektaan ini (Katz, Blumler, dan Gurevitch).
11
Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar Teori Kegunaan dan
Gratifikasi:
a. Khalayak Aktif dan Penggunaan medianya berorientasi pada tujuan
b. Inisiatif dalam menguhubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media
tertentu terdapat pada anggota khalayak.
c. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.
d. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,
minat, dan motif sehinngga dapat memberikan sebuah gambaran yang
akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti.
e. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak
(West & Turner, 2008: 141).
2.1.3 Komunikasi Hubungan Masyarakat (Humas)
Sebagian besar pesan yang disampaikan media massa terlewatkan dari
perhatian khalayaknya. Scott Cutlip dan rekan mengemukakan bahwa
perhatian massa merupakan objek persaingan sengit (Morissan, 2010: 40).
Kondisi ini menjadikan masyarakat sangat selektif bahkan menolak untuk
memberikan perhatian terhadap “serbuan” pesan yang datang kepada
khalayak. Beberapa pesan mungkin bisa menarik perhatian perhatian
khalayak, namun lebih sedikit lagi pesan yang mampu memberikan efek atau
dampak.
Praktisi humas adalah salah satu pihak yang turut serta bersaing
dengan memperebutkan perhatian khalayak. Tugas pertama praktisi humas
adalah mendapatkan perhatian dari khalayak sasaran; kedua, menarik minat
(ketertarikan) khlayak terhadap isi pesan; ketiga, membangun suatu keinginan
12
dan niat khalayak untuk bertindak
sesuai dengan pesan; dan keempat
mengarahkan tindakan khalayak agar tetap sesuai dengan pesan yang
disampaikan.
Menurut Shanon-Weaver (2007) komunikasi terdiri dari: 1) sumber
informasi (information source); 2) pesan atau signal (message/signal); 3)
saluran (channel); 4) penerima atau tujuan (receiver, destination). Menurut
Wilbur Schramm (2010) melakukan komunikasi dengan khalayak tidaklah
sesederhana sebagaimana yang dikemukakan model komunikasi Shannon dan
Weaver. Schramm mengatakan berkomunikasi dengan khalayak sasaran
(target publics) yang diinginkan kenyataannya bahkan jauh lebih rumit.
Menurut Scrhamm, manusialah yang membuat komunikasi menjadi rumit.
Sebagaimana yang dikemukakan Scrhamm:
“Jika seseorang mempelajari komunikasi, maka ia mempelajari
mengenai bagaimana orang berhubungan dengan orang lain, kelompok orang,
organisasi dan masyarakat yang saling mempengaruhi sama sama lainnya,
namun juga dipengaruhi, memberi tahu dan diberi tahu, mengajarkan dan
diajarkan, menghibur dan dihibur melalui tanda-tanda tertentu” (Morissan,
2010: 42).
Model komunikasi Scrhamm membutuhkan proses komunikasi dua
arah (two-way-process) dimana pengirim dan penerima pesan berkomunikasi
dalam konteks kerangka acuan (frame of reference), hubungan dan situasi
sosial mereka masing-masing. Dengan demikian, komunikasi adalah proses
timbal balik pertukaran tanda untuk memberitahukan, memerintahkan atau
membujuk berdasarkan makna dan kondisi bersama melalui hubungan
komunikator dan konteks sosial (Morissan, 2010: 42).
13
2.1.4 Konsep Dasar Public Relations (PR)
PR merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan
antara
perusahaan/organisasi
dengan
publiknya.
Kebanyakan
perusahaan/organisasi kini mengakui peranan PR cukup menonjol dalam
pengambilan keputusan manajemen. Public Relations memiliki banyak
definisi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in the Word Marketing
mengatakan bahwa PR adalah suatu system komunikasi untuk menciptakan
kemauan baik. L. Bernays dalam bukunya Public Relations menyebutkan
bahwa PR mempunyai tiga arti: (1) penerangan kepada publik; (2) persuasi
ditujukan kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik; (3)
upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga. Prof. Byron
Christian menyebutkan bahwa PR merupakan suatu usaha yang secara sadar
memotivasi agar orang-orang terpengaruh, terutama melalui komunikasi, agar
timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat,
mndukung
dan
bertahan
dengan
berbagai
cobaan
dan
masalah
(Soemirat&Ardianto, 2005: 34).
Public Relations menurut Firsan Nova adalah bidang yang berkaitan
dengan mengelola citra dan reputasi seseorang atau sebuah perusahaan atau
organisasi dimata publik. PR bekerja untuk melakukan fungsi komunikasi,
hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan
karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan investor,
hubungan dengan media, mediasi, publisitas, dan menulis pidato (Nova,
2011: 39).
14
Definisi resmi dari IPRA tentang PR adalah sebagai berikut:
“ PR merupakan fungsi manajemen dari sikap yang direncanakan dan
dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembagalembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina
saling pengertian, simpatidan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan
diduga aka nada kaitannya, dengan cara menilai opini public mereka, dengan
tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan,
guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi
kepentingan bersamayang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang
terencana dan tersebar luas” (Rumanti, 2005:11).
Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
definisi Public Relations (PR). PR merupakan fungsi manajemen yang
mewakili perusahaan untuk memberi penerangan, mempersuasi, menyatakan
sikap dengan publik agar citra dan reputasi perusahaan dapat dikelola dengan
baik di mata publik. PR melakukan beberapa fungsi diantaranya fungsi
komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan,
hubungan karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan
investor, hubungan dengan media, mediasi, publisitas, dan menulis pidato.
2.1.4.1 Tujuan dan Fungsi PR
Berdasarkan penjelasan tentang beberapa definisi PR, maka
dapat dilihat beberapa tujuan dan fungsi PR tersebut. Secara
keseluruhan tujuan PR menurut Mulyana adalah menciptakan citra
baik
perusahaan
sehingga
dapat
menghasilkan
kesetiaan
publikterhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sedangkan
menurut Maria PR bertujuan menciptakan, membina, dan memelihara
sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi pada
satu pihak dan dengan pihak lain dengan komunikasi yang harmonis
dan timbale balik (Nurjaman & Umam, 2012: 114). Dalam hal ini
15
tujuan dari PR atau Humas Pemprov DKI sesuai dengan tujuan yang
diungkapkan oleh Maria. Karena Pemprov DKI merupakan organisasi
non profit dan berusaha untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang
dilayaninya.
Adapun fungsi dari Public Relations dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kegitan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan,
saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat
pada umumnya.
b. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa
diterima dan menguntungkan semua pihak.
c. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang
spesifik, sesuai dengan harapan publik.
d. Usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi
atau
perusahaan
dengan
publiknya.
(Nurjaman&Umam, 2012: 115)
2.1.4.2 E-PR
Menurut Bob Julius Onggo dalam bukunya yang berjudul
Cyber Public Relations, E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan
media internet sebagai sarana publisitasnya. Di Indonesia inisiatif PR
ini lebih dikenal dengan istilah Cyber Public Relations. Jika
diuraikan, E-PR dapat diartikan sebagai berikut:
a. E adalah elektronik.
16
“E” di dalam E-PR sama halnya dengan “e” sebelum kata mail
atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet.
Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini
dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek
(brand) dan memelihara kepercayaan (trust).
b. P adalah public.
“Public” di sini mengacu bukan hanya pada public, namun psar
konsumen. Public juga tidak mengacu hanya pada satu jenis pasa
konsumen, namun pada berbagai pasar atau public audiens. Media
internet bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan
lebih cepat atau sebaliknya, memudahkan mereka untuk
menjangkau kita, mulai dari komunitas mikro atau niche market
hingga hipermarket.
c. R adalah relations.
“Relations” merupakan hubungan yang harus dipupuk antara
pasar dan bisnis. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis
berhasil. Menariknya, melalui media internet hubungan yang
sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat
karena sifat internet yang interaktif. Hal ini berbeda dengan public
konvensional. Pelaku PR harus menjangkau mereka dengan sifat
one-to-many.
Itulah
sebabnya
internet
merupakan
media
pembangun hubungan yang paling ampuh dan cepat serta luas
hingga saat ini (Onggo, 2004: 1-2).
17
2.1.5 Citra
Menurut kamus lengkap Psikologi, image atau citra adalah satu reaksi
sikap atau reaksi pertimbangan terhadap satu usaha (urusan, perusahaan),
lembaga, atau bangsa (Chaplin, 2006: 239). Definisi menurut Danasaputra
dalam Dasar-Dasar Public Relations, citra adalah kesan yang diperoleh oleh
seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengetiannya tentang fakta-fakta
atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat
diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Citra terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi
tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung
mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan
(Soemirat&Ardianto, 2005: 114).
Menurut Bill Canton dalam Dasar-Dasar Public Relations,
“Image: the impression, the feeling, the conception which the public
has of a company; a conciously created impression of an object, person or
organization” (Ardianto&Soemirat, 2010: 111).
Definisi citra menurut Bill canton dapat diartikan sebagai kesan,
perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan
sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi. Jadi citra dengan
sengaja perlu untuk diciptakan agar bernilai positif. Citra merupakan salah
satu asset yang penting dari suatu perusahaan atau organisasi.
Sedangkan menurut Silih Agung Wisesa dan Jim Macnamara,
pencitraan adalah suatu kekuatan dimana perusahaan memiliki sesuatu yang
mampu membahasakan nilai- nilai perusahaan atau organisasi tersebut
kepada publik. Dimensi pencitraan suatu perusahaan atau organisasi akan
18
membantu kerja PR dalam memastikan seberapa jauh harus berperan dalam
pekerjaannya. Silih Agung Wisesa dan Jim Macnamara juga membagi
aktivitas pencitraan menjadi 2 (Wisesa&Macnamara, 2005: 105), yaitu;
1. Internal
Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas pencitraan yang
disebabkan oleh bagian internal perusahaan atau organisasi.
2. Eksternal
Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas eksternal perusahaan atau
organisasi dan memiliki kedekatan pengaruh terhadap model pencitraan.
2.1.5.1 Jenis- jenis Citra
Menurut Frank Jeffkins dalam Firsan Nova, ada 6 jenis citra, yaitu:
a. Mirror Image (citra bayangan): Citra yang dianut oleh anggota
organisasi terhadap publik eksternal dalam melihat organisasinya
b. Current Image (citra yang berlaku): Citra yang dianut oleh public
eksternal mengenai suatu organisasi. Citra ini ditentukan oleh
banyak atau sedikitnya informasi yang mereka peroleh
c. Wish Image (citra yang diinginkan): Citra yang diinginkan atau
diharapkan oleh pihak organisasi. Citra ini biasanya diterapkan
untuk sesuatu yang baru, sebelum publik eksternal memperoleh
informasi secara lengkap
d. Corporate Image (citra perusahaan): Citra dari organisasi secara
keseluruhan yang dapat terbentuk dari banyak hal seperti sejarah,
kinerja perusahaan, stabilitas keuangan, kualitas produk, dan lainlain
19
e. Multiple Image (citra majemuk): Publik (individu, kantor cabang
atau organisasi lain) yang membentuk suatu citra yang belum
tentu seragam dengan citra organisasi
f. Good and Bad Image (citra yang baik dan buruk): Kedua citra ini
bersumber dari current image atau citra yang berlaku yang bersifat
positif dan negatif (Nova, 2011: 299-300).
2.1.5.2 Proses Pembentukan Citra
Menurut Danasaputra dalam buku Dasar-Dasar Public
Relations, citra adalah suatu kesan yang dapat diperoleh oleh
seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta
atau kenyataan yang ada. Citra dapat terbentuk berdasarkan
pengetahuan dan informasi- informasi yang diterima oleh individu.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu,
tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra
kita tentang lingkungan (Sumber: Soemirat, Ardianto 2010; 115).
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto mengutip John S.
Nimpoeno tentang proses pembentukan citra dalam struktur kognitif
yang sudah sesuai dengan pengertian sistem komunikasi sebagai
berikut:
20
Model Pembentukan Citra
Pengalaman mengenai stimulus
Gambar 2.1 Model Pembentukan Citra
(Sumber: Soemirat, Ardianto 2010: 115)
Model pembentukan citra diatas menunjukkan bagaimana stimulus
yang berasal dari luar dapat mempengaruhi respon perilaku suatu individu.
Model pembentukan citra diatas mempunyai empat komponen penting dalam
citra, yaitu:
1. Persepsi
Persepsi merupakan hasil dari pengamatan terhadap unsur lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Sehingga individu
akhirnya akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan
pengalamannya mengenai rangsang.
2. Kognisi
Kognisi adalah suatu keyakinan diri suatu individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan muncul apabila individu telah mendapatkan dan
21
mengerti rangsang tersebut. Individu harus diberikan informasi informasi
yang cukup sehingga dapat mengembangkan kognisinya tersebut.
3. Motif
Motif adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu tersebut untuk melakukan suatu aktivitas tertentu untuk
mencapai suatu tujuan.
4. Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dalam
menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Sikap merupakan kecenderungan
untuk berperilaku dengan cara- cara tertentu (2010: 116).
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra
merupakan suatu pandangan atau penghargaan yang didapat oleh perusahaan
atau suatu organisasi karena adanya nilai positif dan keunggulan- keunggulan
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya citra positif dari
publik maka perusahaan atau organisasi dapat terus menciptakan inovasiinovasi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.1.6 Media Sosial
Media sosial merupakan media untuk interaksi sosial, sebagai suatu
rangkaian terus menerus tanpa henti di balik komunikasi sosial. Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein (2010: 56-57) mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content”.
Dalam partisipasi politik antara
aktivis muda, media baru termasuk media sosial memberikan anggaran yang
22
murah untuk: (1) menginformasi, menyosialisasikan atau berkampanye; (2)
berkoordinasi antara partisipan; (3) merekrut dan memobilisasi partisipan;
dan (4) membangun komunitas online dan keanggotaan partisipan politik
secara virtual. (Irwansyah, 2012: 103)
Saat ini media massa dapat berkembang dengan pesat. Hal ini
dikarenakan hampir semua orang telah memiliki media sosial sendiri. Untuk
memiliki media sosial, seseorang tidak membutuhkan modal besar seperti
jika untuk memiliki media tradisional. Jika untuk memiliki media tradisional
seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal besar dan tenaga kerja
yang banyak, seorang pengguna media sosial hanya memerlukan jariangan
internet untuk mengakses media sosial. Dalam media sosial, kita dapat
melakukan berbagai aktivitas dua arah seperti berkenalan, kolaborasi, dan
berbagai bentuk pertukaran baik secara tulisan, visual maupun audiovisual
(Marindo, Puntoadi, & Sutedja, 2011: 2)
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut :
a.
Media sosial memiliki sifat viral
Media sosial bersifat viral, viral dalm hal ini mempunyai arti “sifat
seperti virus” yaitu menyebar dengan cepat.
b.
Media sosial dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online.
c.
Media Sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat
dengan masyarakat (Marindo, Puntoadi, & Sutedja, 2011: 21-25).
23
2.1.6.1Fungsi Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu dari sistem komunikasi.
Maka dari itu, ada beberapa fungsi media sosial jika dikaitkan dengan
system komunikasi, antara lain:
a. Administrasi
Media sosial dapat digunakan untuk mengorganisasikan profil
karyawan perusahaan dalam jariangan sosial yang relevan dan
relatif dimana posisi pasar anda sekarang. Dengan membentu
sebuah media sosial, masyarakat dapat dengan mudah
menemukan
perusahaan
dan
segala
jenis
bentuk
administratifnya.
b. Mendengarkan dan Belajar
Melalui media sosial, perusahaan dapat mendengarkan dan
belajar dari apa yang ada di media tersebut. Informasi dari
media sosial membuat perusahaan tahu mnegenai apa yang
pasar inginkan dan bagaimana memuaskan mereka. Informasi
yang relevan dapat membantu perusahaan untuk mebcapai visi
dan misi mereka.
c. Berpikir dan Perencanaan
Dengan melihat tahap 1 dan 2 apa yang akan organisasi
lakukan untuk memuaskan pasar, maka organisasi bisa
berpikir dan menetapkan perencanaan berkomunikasi ke pasar.
Bagaimana teknologi sosial dapat meningkatkan efisiensi
operasional hubungan pasar.
24
d. Pengukuran
Setelah melihat langkah 1-3, Perusahaan dapat memiliki
pengetahuan dan data yang relevan dengan pasar. Dari data
tersebut, perusahaan dapat mengukur dan dapat menetapkan
langkah-langkah efektif untuk mengkur apakah metode yang
digunakan adalah metode yang terbaik (Wijaya, 2013)
2.1.6.2 Peran Media Sosial
Media sosial seperti YouTube, blog, facebook, twitter
memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari
media konvensional seperti media cetak, iklan, TV, brosur dan
selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media
konvensional, antara lain :
a. Kesederhanaan
Sederhana dalam hal ini berarti simple atau mudah digunakan.
Jika dibandingkan dengan media lainnya, oaring tanpa latar
belakang IT pun dapa menggunakan media sosial, yang
dibutuhkan hanya computer dan koneksi internet.
a. Membangun Hubungan
Media konvensional seperti TV dan radio hanya bisa menjalin
komunikasi satu arah, namun media sosial dapat melakukan
komunikasi 2 arah. Perusahaan dapat langsung memperoleh
feedback atau umpan balik secara langsung sehingga hubungan
terlihat lebih interaktif.
25
b. Jangkauan Global
Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten
anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan
bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
Pengiriman pesan melalui media sosial tidak dibatasi dengan
waktu dan lokasi geografis.
c. Terukur
Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat
terukur,
sehingga
perusahaan
langsung
dapat
mengetahui
efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional
yang membutuhkan waktu yang lama (Wijaya, 2013)
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Konsep Humas Pemerintah
Public Relations atau yang biasa disebut Humas di dalam sebuah
instansi pemerintah adalah sebagai suatu divisi yang nonprofit. Public
Relations atau Humas dalam instansi pemerintah bukan hanya sekedar
membangun dan mempertahankan citra instansi tersebut namun juga harus
mencerminkan citra negara, bangsa dan pemerintahan dimata masyarakat
setempat dan dunia internasional. (Morissan, 2010: 90).
Kesimpulannya, Public Relations dalam instansi pemerintah sebagai
komunikator yang memback-up organisasinya untuk mencapai tujuan instansi
tersebut, membangun dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat dan
menciptakan
citra
dan
opini
positif
masyarakat.
Instansi-instansi
pemerintahan selalu dilengkapi oleh adanya divisi Humas untuk mengelola
26
informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijaksanaan dan peraturan
pemerintah disebarluaskan kepada publik dan opini publik pun diteliti dan
dibahas secara efektif utnuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan
kebijaksanaan berikutnya (Sunarto, 2003: 23).
2.2.2 Corporate Image/Citra Perusahaan
Corporate Image atau Citra Perusahaan di mata publik dapat terlihat
dan didapat dari pandangan, pendapat dan pola pikir publik. Satu hal yang
penting sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah
adanya persepsi yang berkembang di benak publik terhadap realitas (2011:
297). Menurut Santoso dalam buku Structural Equation Modelling, citra
perusahaan dapat diperoleh publik melalui:
1. Perhatian yang diberikan pegawai atau pihak perusahaan itu sendiri kepada
pelanggan
2. Kejujuran pihak perusahaan kepada pelanggan.
3. Kinerja pegawai
4. Kredibilitas perusahaan (2011: 16).
Katz mengatakan bahwa citra perusahaan dapat datang dari berbagai
pihak, yaitu dari pelanggan, perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf
perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan
pelanggan disektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap suatu
perusahaan atau organisasi. Menurut Veronica Napoles, citra perusahaan
adalah cara dimana kehadiran dan keeksisan perusahaan itu dirasakan oleh
publik, yaitu konsumen, kompetitor, pemasok, dan pemerintah. Citra dalam
pandangan publik dapat dikembangkan melalui kontak dengan perusahaan
27
dan dengan menginterpretasikan informasi tentang perusahaan. Citra dapat
berubah seiring dengan bertambahnya informasi, dan perubahan tren pada
bisnis perusahaan (Santoso, 2011: 18).
Berdasarkan paparan di atas, maka keempat poin citra perusahaan
yang diperoleh publik menurut Santoso dalam buku Structural Equation
Modelling akan dijadikan oleh peneliti sebagai indikator dari variabel citra
instansi pemerintah dimana masing-masing indikator akan dideskripsikan
pada bab selanjutnya dalam operasionalisasi konsep.
2.2.3 YouTube
Menurut Kaplan and Haenlein (2010:65) ada enam tipe dari media
sosial: (1) collaboration project (Wikipedia), (2) micro blogs (Twitter), (3)
content community (YouTube), (4) Social Networking sites (Facebook), (5)
virtual game world (World of Warcraft), dan social virtual world (Second
Life). Berdasarkan hal tersebut, maka YouTube dapat dikategorikan sebagai
media sosial.
YouTube hingga kini menjadi situs Video Content Sharing terbesar di
dunia yang telah menguasai 60 persen dari jumlah total penikmat video
online. Saat ini pengguna YouTube rata-rata telah mengunggah 72 jam video
ke situs YouTube setiap menitnya, ini meningkat drastis bila dibandingkan
satu tahun lalu yang hanya 48 jam per menitnya. YouTube telah memiliki 4
miliar video (per Januari 2012) yang disaksikan dari situs tersebut setiap
harinya, pada saat bersamaan sudah ada rata-rata 60 jam video yang diunggah
setiap menitnya. YouTube yang dibeli oleh google di tahun 2006 ini juga
menjadi search engine nomor dua di dunia (comScore data). Berarti
28
perkembangan YouTube cukup signifikan hingga kini telah memiliki 800 juta
pengguna yang mengakses dari berbagai belahan dunia (Marindo, Puntoadi,
& Sutedja, 2011: 42).
YouTube adalah situs jejaring sosial dimana lebih memusatkan pada
kegiatan berbagi video. Dengan kata lain, YouTube berfungsi dimana para
pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis.
Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video klip ), film,
TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Berdasarkan jurnal
berjudul “Tantangan Jurnalisme di Era Globalisasi Informasi” aplikasi
YouTube memungkinkan siapa saja mengupload file audio video, sementrara
podcasting yang memberi fasilitas upload audio telah memungkin user untuk
berperan sebagai penyebar informasi layaknya jurnalis profesional. (Hasfi,
2010: 34-35)
Hal menarik dari YouTube saat ini adalah fungsinya yang secara
langsung dapat mempopulerkan seseorang bahkan melahirkan beberapa
bintang contohnya sebut saja Justin Biebber. Tidak hanya dapat mengangkat
nama secara personal, dengan YouTube perusahaan-perusahaan pun kini
mulai melirik dang membuat beberapa video tentang perusahaan mereka
sebagai nilai promosi dan keeksistensian.
PR memang dituntut memiliki wawasan apapun yang sedang terjadi
pada saat ini. Dengan “Nge-Yotube” (istilah untuk yang sedang membuka
situs YouTube) PR mampu melihat berbagai macam video baik itu untuk
wawasan dirinya dan untuk mengetahui profile perusahaan lain baik itu
pesaing atau perusahaan yang lebih maju.
Berikut analisis kelebihan YouTube sesuai dengan pernyataan Mc Quaill :
29
a.
Interactivity, kemampuan sifat interaktif yang hampir sama dengan
kemampuan interaktif komunikasi antarpersonal. Dengan YouTube
seorang PR dapat berinteraksi menggunakan media audio visual yaitu
berupa video.
b.
Social presence (sociability), yaitu berperanan besar membangun sense of
personal contact dengan partisipan komunikasi lain. Melalui YouTube
seseorang dapat memiliki pendapat sendiri yang terbangun dari melihat
cuplikan video yang ada.
c.
Media richness, yaitu menjadi jembatan bila terjadi perbedaan kerangka
referensi, mengurangi ambiguitas, memberikan isyarat-isyarat, serta lebih
peka dan lebih personal. Melalui YouTube seseorang dapat membela
suatu pemahamannya dengan membuat sebuah penggambaran dan
penjelasan yang detail melalui video dan share.
d.
Autonomy, yaitu memberikan kebebasan tinggi bagi pengguna untuk
mengendalikan isi dan penggunaannya. Melalui media tersebut, peserta
komunikasi dapat bersikap independen terhadap sumber komunikasi.
Misalnya dalam YouTube pengguna dapat mengupload video apapun dan
share videonya dengan tujuan masing-masing.
e.
Playfulness, yaitu sebagai hiburan dan kenikmatan. Di YouTube banyak
orang-orang yang kreatif yang mengupload video yang sangat lucu dan
menghibur seperti halnya stand up comedy.
f.
Privacy, yaitu fasilitas yang bisa membuat peserta komunikasi
menggunakan media dan isi sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang
dijelaskan tadi pengguna YouTube memiliki hak bebas meng upload
video untuk keperluannya sendiri.
30
g.
Personalization, Kelebihan terakhir itu menekankan bahwa isi pesan
dalam komunikasi dan penggunaannya bersifat personal dan unik.
Keunikan YouTube yang tidak dimiliki oleh jejaring sosial lainnya dalah
dari isi pesan melalui video dan komentar (Apriliani, 2013)
Dari beberapa analisis tadi, sudah terlihat bahwa dengan nge YouTube
seorang PR dapat melakukan salah satu fungsinya berupa menjaga citra
perusahaannya dengan membuat video tentang perusahaannya dengan baik.
YouTube pun dapat digunakan sebagai media langsung yang mempermudah
PR dalam kegiatan press conference.
Berdasarkan teori uses and gratifications dan konsep mengenai media
sosial dan YouTube, maka ada enam poin untuk dijadikan indikator dari
varibel media sosial YouTube antara lain: kesederhanaan (simple); jangkauan
global; terukur; social presence (sociability); khalayak yang aktif; dan media
richness; dimana masing-masing indikator akan dideskripsikan pada bab
selanjutnya dalam operasionalisasi konsep. Sedangkan indkator dari variabel
citra instansi pemerintah digunakan 4 poin dari citra perusahaan yang
diperoleh publik menurut Santoso, yaitu: (1) Perhatian dari pemerintah
kepada masyarakat; (2) Kejujuran dari pemerintah kepada masyarakat; (3)
Kinerja pegawai; (4) Kredibilitas pemerintah.
2.3
State of the Art
Berdasarkan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Online Terhadap
Citra Instansi Pemerintah di Mata Mahasiswa Binus University” media online
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap citra instansi pemerintah.
31
Dalam hal ini media online yang dimaksud adalah website resmi
Kementerian Pemuda dan Olahraga. (Yudardhea, 2011)
Sedangkan menurut jurnal internasional yang berjudul “Online Video
and Participatory Culture” munculnya YouTube sebagai budaya partisipatif
telah menjelaskan peran YouTube sebaggi ajang kritik sosial. YouTube
merupakan situs media yang sangat kuat untuk menampilkan bakat produsen
dan konsumen sebuah budaya. (Rosati, 2010)
Menurut jurnal internasional yang berjudul "Media Use, Social
Capital, And Civic Participation In South Korea” media internet dapat
mempengaruhi partisipasi positif dari masyarakat di Korea Selatan terhadap
pemerintahan. Melalui mdia internet, masyarakat mendapatkan interpersonal
trust and informal socializing sehingga mereka merasa terhibur dengan
pemerintah. (Kim, 2007)
Setelah meninjau paparan di atas, terlihat bahwa penelitian akan
media sosial, internet dan instansi pemerintah telah banyak dilakukan. Yang
membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya adalah penelitian ini meneliti tentang media sosial YouTube
yang baru digunakan pertama kali oleh Pemprov DKI Jakarta. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa media sosial YouTube yang dapat disebut juga sebagai
media
internet
mempunyai
peran
yang
sangat
signifikan
untuk
menyebarluaskan sebuah informasi. Salah satunya adalah yang dimanfaatkan
oleh Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta yaitu melakukan transparansi
kinerja dengan mengunggah video semua kegiatan pegawai Pemprov DKI
Jakarta melalui situs YouTube.
32
2.4
Kerangka Pikir
VARIABEL X
VARIABEL Y
MEDIA SOSIAL
CITRA INSTANSI
YOUTUBE
PEMERINTAH
Uses and Gratifications
PERHATIAN DARI
Theory
PEMERINTAH
KHALAYAK YANG
KEPADA
AKTIF
MASYARAKAT
Berpengaruh
Konsep tentang Media
Sosial
Atau
Tidak Berpengaruh
KEJUJURAN DARI
PEMERINTAH
SEDERHANA
KEPADA
(SIMPLE)
MASYARAKAT
JANGKAUAN
GLOBAL
KINERJA
SOCIAL PRESENCE
PEGAWAI
(SOCIABILITY)
Konsep tentang YouTube
KREDIBILITAS
TERUKUR
PEMERINTAH
MEDIA RICHNESS
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
Sumber: penulis
Download