teknologi komunikasi dan interaksi sosial (studi

advertisement
TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INTERAKSI SOSIAL
(STUDI KORELASIONAL PENGARUH SMARTPHONE TERHADAP
INTERAKSI SOSIAL REMAJA DI KALANGAN SISWA SMA HARAPAN
1 MEDAN)
VINDY ELSA RAMADHANI
100904036
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Teknologi Komunikasi terhadap Interaksi Sosial.
Sebuah studi korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh penggunaan teknologi komunikasi yaitu smartphone terhadap interaksi
sosial remaja di kalangan SMA Harapan 1 Medan. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: Determinisme Teknologi dan Interaksi Sosial. Penelitian ini
bersifat kuantitatif, metode yang digunakan adalah metode korelasional yakni
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh, seberapa erat pengaruh dan berarti
tidaknya pengaruh antara penggunaan smartphone terhadap interaksi sosial remaja
di kalangan SMA Harapan 1 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X dan XI di SMA Harapan 1 Medan yang berjumlah 437 orang. Teknik
penarikan sampel yang digunakan adalah Proporsional random sampling.
Kuesioner uji Pengolahan dilakukan dengan menggunakan Statistik Produk dan
Layanan Solusi (SPSS) versi 13.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari
hasil uji-t “Independent Samples Test” perhitungan statistik yang diperoleh,
diketahui semua nilai thitung lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ttabel 1,645.
Maka artinya bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan kata lain, hasil Hipotesa
yang diterima adalah Ha yakni Terdapat Pengaruh antara Penggunaan Teknologi
Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Swasta Harapan
1 Medan.
Kata Kunci: Teknologi Komunikasi, Smartphone, Interaksi Sosial, Pelajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah
dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Di era
globalisasi sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang
semakin maju dan cepat mendorong masyarakat untuk lebih memahami
kecanggihan teknologi. Dunia informasi saat ini seakan tidak bisa terlepas dari
teknologi. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan dunia teknologi
semakin lama semakin canggih, komunikasi yang dulunya memerlukan waktu
yang lama dalam penyampaiannya kini dengan teknologi segalanya menjadi
sangat dekat dan tanpa jarak.
Gadget merupakan sebuah inovasi dari teknologi terbaru dengan
kemampuan yang lebih baik dan fitur terbaru yang memiliki tujuan maupun
1
fungsi lebih praktis dan juga lebih berguna. Dari banyaknya gadget yang
diciptakan, salah satu jenis gadget yang paling akrab dalam kehidupan sehari-hari
adalah ponsel cerdas. Seiring dengan perkembangan teknologi, telepon selular
juga mengalami beberapa tambahan fitur-fitur seperti PDA (Personal Digital
Assistant), kamera digital, pemutar multimedia, akses internet, client untuk email,
dan pesan instan, bahkan penyedia perangkat lunak perkantoran. Telepon selular
yang memiliki fitur-fitur tersebut dinamakan dengan smartphone (Lestariya,
2008). Smartphone telah direposisi sebagai media informasi baru dengan kata
lain, smartphone telah memperluas daftar pengolahan informasi (Osman, 2012).
Smartphone adalah perangkat terkemuka mengambil dan memainkan peran
terminal mobile universal. Sebagai strategi pemasaran istilah Smartphone
diperkenalkan di pasar, merujuk kelas baru ponsel yang menyediakan layanan
terpadu dari komunikasi, komputasi dan sektor mobile, termasuk komunikasi
suara, pesan, personal informasi manajemen (PIM) aplikasi dan kemampuan
komunikasi nirkabel (Pei Zheng, 2006).
Menurut McLuhan (dalam Morissan, dkk, 2010: 31), teknologi komunikasi
menjadi penyebab utama perubahan budaya. Kehidupan keluarga, lingkungan
kerja, sekolah, pertemanan, kegiatan keagamaan, politik, dan sebagainya semua
terpengaruh teknologi komunikasi. Interaksi manusia dengan manusia telah
digantikan menjadi interaksi manusia dan seringkali tidak kita sadari teknologi
dapat mengurangi interaksi seseorang secara langsung dengan orang-orang
terdekat yang ada di sekitar (misalnya antara orang tua dan anak di rumah masingmasing sibuk dengan gadget-nya). Saling tegur sapa dengan menghadapkan
senyum pada tetangga semakin berkurang, sedangkan sibuk sendiri di hadapan
komputer dan alat teknologi lainnya sudah dianggap lumrah di masyarakat saat
ini.
Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh potensi yang perlu untuk
dimanfaatkan. Secara psikologis, usia remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang
sama (Hurlock, 2011). Respon kaum remaja terhadap barang-barang baru,
termasuk dalam hal ini adalah kecanggihan smartphone, cukup tinggi. Walaupun
belum tentu penggunaan smartphone tersebut dimanfaatkan seluruhnya secara
optimal dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Penggunaan smartphone yang semakin berkembang di kalangan remaja ini,
menimbulkan berbagai macam perubahan sikap dan perilaku di kalangan remaja
itu sendiri. Remaja lebih memilih untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang
berada dalam satu komunitas pengguna smartphone daripada berkomunikasi
dengan teman yang ada di sebelahnya.
Kecenderungan ini merupakan kondisi yang memprihatinkan karena
ditinjau dari usia sekolah, di usia yang masih labil mereka seharusnya terbiasa
untuk bergaul dan berkomunikasi secara langsung dengan teman atau orang lain di
lingkungan sosialnya. Dengan kebiasaan mereka yang lebih banyak menghabiskan
waktunya dengan berkomunikasi melalui gadget, otomatis waktu yang mereka
gunakan untuk berinteraksi secara langsung akan berkurang.
2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut: “Sejauh manakah ada hubungan antara Penggunaan Smartphone terhadap
Interaksi Sosial Remaja di Kalangan Siswa SMA Harapan 1 Medan?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi penggunaan smartphone pada remaja saat ini.
2. Mengetahui tingkat penggunaan smartphone di kalangan remaja saat ini.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan smartphone pada interaksi sosial
remaja.
URAIAN TEORITIS
Teknologi Komunikasi
Kata teknologi berasal dari kata latin Texere yang berarti to weave
(menenun) atau to construck (membangun) (Rogers, 1986). Kata teknologi tidak
hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit
sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari.
Menurut Saydam (2005), teknologi komunikasi pada hakikatnya adalah
penyaluran informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui perangkat
telekomunikasi (kawat, radio atau perangkat elektromagnetik lainnya). Informasi
tersebut dapat berbentuk suara (telepon), tulisan dan gambar (telegraf), data
(komputer), dan sebagainya. Sedangkan Shiroth dan Amin (1998) mengemukakan
teknologi komunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring
dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi ini
semakin kearah teknologi wireless (tanpa kabel).
Teori Determinisme Teknologi
Determinisme teknologi adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh
tokoh yang bernama Thornstein Veblen (1857-1929) pada tahun 1920 yang
menganggap bahwa teknologi adalah suatu kesatuan yang independen yang
bersifat otonom. Dengan sifat independen, teknologi berkembang sendiri, namun
pada akhirnya akan memberikan pengaruh kepada masyarakat, sehingga adanya
reka baru teknologi yang berkembang akhirnya menghasilkan suatu tipe
masyarakat yang baru, yaitu masyarakat yang sudah beradaptasi mengikuti
perkembangan yang dibawa oleh reka baru teknologi tersebut (Turkmen, 2011).
Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun
1962. Menurut Morissan, dkk (2010) istilah technological determinism
menunjukkan pemikiran McLuhan bahwa teknologi berpengaruh sangat besar
dalam masyarakat. Dengan kata lain, kehidupan manusia ditentukan oleh
teknologi. McLuhan (dalam Nurudin, 2007: 185) melihat pada cara
berkomunikasi yang menentukan sejarah manusia. Ide dasar teori ini adalah
perubahan yang terjadi di berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk
pula keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku
dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk
3
bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi ke abad teknologi lainnya.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita
berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak, antara
lain: penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya.
Perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan
manusia. Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan
untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau memengaruhi
kehidupan kita sendiri.
Gambar 1
Technological Determinism Theory
Sumber: Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (2007).
Teknologi Komunikasi
Pesan
Pembentukan Perilaku
Individu
Kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan
karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu.
Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita
sendiri.
Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini mempunyai arti lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2011).
Apabila digolongkan sebagai anak-anak maka golongan remaja sudah melewati
masa tersebut, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga masih belum
sesuai. Banyak istilah golongan remaja ini dirasakan tumpang tindih
pengertiannya. Istilah lain yang sering digunakan adalah Rumini dan Sundari H. S
(2004), dimana masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa.
Adapun Hurlock (dalam Jahja, 2011) membedakan masa remaja menjadi
masa remaja awal (13 hingga 16 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
hingga 18 tahun), pada periode remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Lingkungan Sosial Remaja
Menurut Gea, dkk (2003), lingkungan sosial yang paling dekat serta
berpengaruh dalam kehidupan remaja adalah lingkungan sosial awal, yakni
keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang paling utama dimana kita mengalami
kedekatan dan kebersamaan yang sangat intensif, serta lingkungan tempat kita
menjalani proses sosialisasi berbaga nilai dasar kemanusiaan. Menurut Soekanto
(2002), orang tua dan saudara melakukan sosialisasi yang biasa diterapkan melalui
kasih sayang. Atas dasar kasih sayang tersebut, seorang individu dididik untuk
mengenal nilai-nilai tertentu. Menurut Hurlock (2011), konsep hubungan keluarga
4
mempengaruhi konsep diri remaja dimana seorang remaja mempunyai hubungan
erat dengan anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
METODOLOGI PENELITIAN
Yayasan Pendidikan Harapan (YASPENDHAR)
Yayasan Pendidikan Harapan Medan berlokasi di jalan Imam Bonjol No.
35. Gedung dan tanah ini mulanya merupakan bekas sekolah Oranye School,
pemiliknya Medansche School Vereeninging dengan Hak Erfpacht, kemudian
setelah kembali ke pemerintah, gedung tersebut diserahkan ke FKIP Negeri, SHD
SMEA Negeri dan PGSLP Negeri. Pada tahun 1958 gedung ini hanya diberikan
kepada IKIP Negeri dan akhirnya IAIN.
Kata Harapan mempunyai makna yang dalam, berupa harapan dari para
pendiri, agar melalui lembaga perguruan ini dapat dilahirkan manusia-manusia
Indonesia Yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. Semboyan “Iman, Ilmu dan Amal” mengandung arti harapan terciptanya
manusia yang penuh iman, mempunyai ilmu yang berkualitas dan dengan iman
dan ilmu itu akan diamalkan bagi kepentingan negara, bangsa dan agama.
Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode korelasional. Metode ini digunakan untuk
menentukan hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Di
sini peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikatnya serta ada tidaknya hubungan yang terjadi. Metode
pengumpulan data yang diambil adalah metode angket atau disebut juga metode
kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Harapan 1 Medan
kelas X dan XI yang berjumlah 437 orang.
Sampel
Gay (dalam Sunyoto, 2013) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel
yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
 Metode deskriptif minimum 10% dari populasinya. Untuk populasi yang
relatif kecil, minimum 20% dari populasi.
 Metode deskriptif-korelasional, minimum 30 subjek.
 Metode ex post facto, minimum 15 subjek per kelompok.
 Metode eksprimental minimum 15 subjek per kelompok.
5
Teknik Penarikan Sampel
Distribusi sampel menggunakan proporsional random sampling,
penggunaan teknik ini memungkinkan untuk member peluang kepada populasi
yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2007: 79).
Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data di lapangan meliputi kegiatan survei di lokasi
penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner (angket), yaitu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk
dijawabnya.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan
data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung
penelitian.
Teknik Analisis Data
a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis Tabel Tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel
penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel
tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri atas dua
kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori
(Singarimbun, 2008: 273).
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 2008: 273).
c. Uji Hipotesis
Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka
dengan rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation
Coefficient) oleh Spearman (Arikunto, 2002: 247). Teknik statistik yang
digunakan dalam analisis korelasional pada penelitian ini menggunakan alat bantu
software SPSS versi 13.0.
PEMBAHASAN
Kemajuan teknologi khususnya komunikasi tentunya banyak membantu
penduduk dunia untuk saling terhubung antar yang satu dengan yang lainnya. Kita
dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga maupun relasi dengan harga yang
murah dan kualitas yang cenderung meningkat. Pemanfaatan fasilitas yang tepat
pada teknologi membuat penggunaannya efektif dan efisien. Produktivitas
penggunaan teknologi komunikasi yang efektif dan efisien mempengaruhi
interaksi sosial manusia dengan lingkungannya. Salah satu media komunikasi
yang mudah dan cepat yaitu smartphone, dapat dengan cepat mengirim pesan. Hal
6
ini tentu sangat menguntungkan dimana jarak dan waktu sudah bukan menjadi
masalah.
Remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan cukup aktif
menggunakan smartphone. Dan juga produktivitas penggunaan smartphone di
kalangan siswa SMA Harapan 1 cukup efektif dan efisien. Dapat dilihat dari
frekuensi penggunaan dan produktivitas penggunaan smartphonenya yang
cenderung sedang ke tinggi. Dengan penggunaan smartphone yang efektif dan
efisien, memudahkan siswa bekerja sama dengan orang-orang di lingkungan
sosialnya terutama dengan teman-teman sebayanya di sekolah yang sebagian
besar waktu mereka dihabiskan di sana. Siswa juga mampu beradaptasi dan
menerima bilamana terdapat perbedaan perilaku ataupun pendapat di antara
mereka dengan orang-orang di lingkungan sosialnya.
Smartphone telah menjadi kegiatan sosial para siswa sehari-hari.
Lingkungan sosialnya pun mendukung penggunaan smartphone, sehingga mereka
sering menyapa dan berkomunikasi melalui smartphone. Namun tidak banyak
yang menyadari bahaya radiasi yang dihasilkan dari pemakaian smartphone yang
terlalu sering. Meskipun demikian, smartphone juga berdampak buruk bagi
penggunanya karena manusia cenderung lebih menyukai berkomunikasi melalui
media dari pada berkomunikasi secara tatap muka. Hal ini menimbulkan budaya
baru pada masyarakat terutama pada remaja. Budaya virtual muncul karena
kemajuan teknologi dan munculnya komunikasi baru, yaitu komunikasi virtual.
Perubahan sosial terjadi ketika kehadiran smartphone dengan berbagai
fitur khasnya memungkinkan pengguna bertukar pesan secara langsung dengan
fitur sejenis aplikasi chatting yang terdapat dalam smartphone pada umumnya.
Dengan adanya kemudahan tersebut, proses pergaulan dan hubungan sosial
menjadi lebih mudah karena dapat berkomunikasi secara intensif. Pengguna
smartphone lebih sibuk terhadap smartphone mereka dan terus menerus
berkomunikasi melalui smartphone sehingga berakibatnya pada kurangnya
interaksi secara langsung (tatap muka) terhadap orang-orang di sekitarnya.
Pengguna smartphone lebih nyaman berkomunikasi melalui smartphone
dari pada bertemu secara langsung. Karena beranggapan lebih bisa
mengekspresikan perasaannya atau apa yang ingin dikatakannya saat
berkomunikasi melalui smartphone daripada saat berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka).
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan instrument kuesioner
penelitian mengenai teknologi komunikasi dan interaksi sosial remaja, maka
teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel
tunggal, analisis tabel slang, dan uji hipotesis melalui rumus Spearman Rho
Coefficient. Perhitungan menggunakan pirant lunak SPSS versi 13.0 dan
menggunakan skala Guilford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan
koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford, dimana hasil yang didapat
0,882 terletak antara 0,70-0,90, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan
Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Remaja menunjukkan
hubungan yang tinggi; kuat. Nilai probabilitas (sig. (2-tailed)) adalah 0,000
dengan demikian nilai probabilitas yang didapat yaitu 0,000, dimana:
 Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ha diterima, Ho ditolak
7
 Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Maka dapat diambil keputusan bahwa nilai probabilitas yang diperoleh 0,000 <
0,05 sehingga hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,
yakni Terdapat Hubungan antara Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi
Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan. Dimana dari angka tersebut
dapat dilihat Penggunaan Smartphone mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan terhadap Interaksi Sosial Remaja di Kalangan SMA Harapan 1 Medan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian (data, fakta, informasi objektif) dapat diambil
beberapa bagian penting yang merupakan kesimpulan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Sebagian besar remaja menggunakan smartphone sebagai media sosialisasi
dan hiburan
2. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan
smartphone pada remaja cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
smartphone sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap
menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja. Penggunaan
smartphone pada remaja cukup efektif dan efisien. Hal ini memudahkan
mereka untuk mencari informasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di
lingkungan sosialnya. Dan juga memudahkan mereka untuk bekerja sama
satu sama lain, serta beradaptasi dan menerima perbedaan perilaku atau
pendapat di antara mereka dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Hasil analisis antara variabel penggunaan smartphone dengan variabel
interaksi sosial remaja menunjukkan bahwa variabel penggunaan
smartphone mempunyai korelasi yang cukup berarti dan arah hubungan
yang positif atau searah. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel
penggunaan smartphone mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
terhadap variabel interaksi sosial remaja, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan smartphone mempunyai pengaruh terhadap interaksi
sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan.
Saran
Adapun saran-saran yang hendak disampaikan oleh peneliti berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Dengan diketahuinya terdapat pengaruh antara penggunaan smarphone
terhadap interaksi sosial remaja di kalangan siswa SMA Harapan 1 Medan,
maka sebaiknya siswa tidak terlalu sering berkomunikasi melalui
smartphone, tetapi lebih mendahulukan komunikasi secara langsung (tatap
muka), smartphone sebaiknya digunakan oleh pengguna yang smart pula
sehingga tidak melupakan interaksi sosial dengan orang lain.
2. Untuk mengembangkan Ilmu Komunikasi terkait mengenai permasalahan
serupa, diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan
untuk meneliti objek yang sama, yaitu pengaruh smartphone terhadap
interaksi sosial remaja agar dapat melakukan penelitian di luar faktor yang
8
telah disajikan dalam penelitian dan hendaknya menggunakan lokasi dan
sampel dari populasi yang berbeda. Sehingga hasil dari penelitian nantinya
akan lebih melengkapi dan beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gea, Antnius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. 2003.
Character Building II, Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Gramedia.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Lestariya, Amin Widada. 2008. Studi Perbandingan Smartphone-GPS terhadap
Beberapa Tipe GPS Receiver. Jurnal Ilmiah Geomatika, 14(2), pp: 9-16.
Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid. 2010. Teori Komunikasi Massa.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurudin. 2005. Sistem-Sistem Komunikasi di Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Osman, Mohd A., Abdullah Zawawi T., ZainalA.S., TanShiang-Yen, Abdullah
Sani A. 2012. A Study of the Trend of Smartphone and its Usage Behavior
in Malaysia. International Journal on New Computer Architectures and
Their Applications, 2(1), pp: 275-286.
Pei Zheng, Lionel M. Ni. 2006. Smart Phone and Next Generation Mobile
Computing
II.
http://www.sciencedirect.com/science/book/9780120885602.
Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rogers, Everett M. 1986. Communication Technology: The New Media in Society.
USA: The Free Press A Division of Macmillan, Inc.
Saydam, Gouzali. 2005. Teknologi Telekomunikasi, Perkembangan dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia.
Sunyoto, Danang. Metode dan Instrumen Penelitian (Ekonomi dan Bisnis).
Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Turkmen, Doruk. 2011. Paper : Thoughts on Technological Determinism &
Cultural Materialism. posted by selcukartut on 2011.11.17, under VA533
Art Culture Technology.
9
Download