peningkatan aktivitas pembelajaran matematika

advertisement
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU POSITIF
NEGATIF DI KELAS IV
Rabiah, Mastar Asran dan Marzuki
PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: [email protected]
Abstract: The research conducted is a research action class. The research is about
the activity of learning mathematics by using the media card positive negative in
fourth grade at Elementary School 18 West Pontianak. This research aims to
describe whether using by media positive negative card can increase the activity
of learning math at fourth grade at Elementary School 18 West Pontianak. The
method used is descriptive method. Procedure of class action research has four
steps. They are Planning, Action, Observation and Reflection. The data collecting
technique is direct observation and data collection tool was observation sheet. The
research do by two cycle. Designing and implementing lesson plan using positive
negative media card can increase physical activity, mental and emotional,
especially students in learning mathematics.
Abstrak: Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penetlitian
tentang peningkatan aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan
media kartu positif negatif di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah dengan menggunakan
media kartu positif negatif dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
matematika dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Prosedur penelitian tindakan kelas
mempunyai empat tahapan yaitu; Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan
Refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observasi langsung dan alat
pengumpul data adalah lembar observasi. Penelitian dilakukan dua siklus, satu
siklus dua kali pertemuan. Merancang dan melaksanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran menggunakan media kartu positif negatif dapat meningkatkan
aktivitas fisik, mental dan emosional murid terutama pada pembelajaran
matematika.
Kata Kunci : Aktivitas Matematika, Kartu Positif Negatif.
M
eningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan
pembelajaran aktif. Belajar aktif merupakan langkah cepat,
menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar. Untuk
mempelajari sesuatu dengan menyampaikan pertanyaan tentang pelajaran tertentu
dan menuliskan dengan yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting murid
memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan
dan melaksanakan tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka
miliki atau yang akan dicapai. Pembelajaran merupakan proses belajar antara guru
dan murid, hubungan interaksi antara guru dan murid terlihat jelas dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada murid dan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Perubahan tingkah laku pada murid terjadi apabila dalam proses pembelajaran
murid melakukan aktivitas.
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran, didapati masih
rendahnya aktivitas pembelajaran matematika. Ini disebabkan bukan hanya
kesalahan dari murid saja mungkin saja dari pihak guru umpamanya pembelajaran
terlalu monoton.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan meningkatkan
aktivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif
negatif di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat.
Apakah media kartu positif negatif dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan di kelas IV Sekolah
Dasar. Adapun submasalahnya sebagai berikut; (1) Bagaimana merancang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penjumlahan bilangan bulat dengan
menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas
IV Sekolah Dasar?, (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penjumlahan
bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif pada
pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?, (3) Bagaimana peningkatan
aktivitas fisik tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media
kartu positif negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?,
(4) Bagaimana peningkatan aktivitas mental tentang penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika
di kelas IV Sekolah Dasar?, (5) Bagaimana peningkatan aktivitas emosional
tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif
negatif pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar?.
Tujuan penelitian yang diharapkan adalah agar perencanaan, pelaksanaan
dan peningkatan aktivitas fisik, mental dan emosional tentang penjumlahan
bilangan bulat pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
18 Pontianak Barat. Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal dan
aktivitas pembelajaran matematika tercapai secara optimal.
Penelitian bermanfaat; 1) Bagi murid adalah agar dapat memecahkan
masalah sendiri, (2) Bagi guru agar mampu melakukan model-model
pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid Sekolah Dasar, (3) Bagi sekolah
dapat meningkatkan kualitas pendidikan seiring dengan peningkatan hasil belajar
murid.
Dalam upaya untuk menyamakan persepsi, maka perlu dideskripsikan
beberapa pengertian yang terdapat dalam penelitian, adapun istilah-istilah tersebut
adalah sebagai berikut:
Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (dalam Maha Lastasa 2010:28),
“Merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
murid) dalam rangka mencapai tujuan belajar”.
Menurut Briggs (dalam Sardiman Arif dkk 2010:6) berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
murid untuk belajar contohnya buku, film, kaset dan sebagainya. Media kartu
positif negatif adalah suatu alat bantu yang di gunakan dan di buat dengan
bertuliskan tanda positif negatif oleh guru matematika dalam mengajarkan materi
penjumlahan bilangan bulat. Pembelajaran matematika menurut Romberg (dalam
Abdul Halim Fatani 2009:18) adalah suatu ilmu yang statis disiplin ketat,
merupakan bahasa struktur logika, batang tubuh dan ruang digunakan sebagai
pola berpikirlogis dengan simbol-simbol tertentu.
Kegunaan media pembelajaran menurut Sudjana dan Rifai (dalam
Sukiman 2012:43) adalah; (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian murid
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan
lebih jelas maknanya, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) Murid akan
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru.
Media pembelajaran akan mempunyai dampak positif dan negatif.
Menurut Kemp dan Dayton (dalam Sukiman 2012:39) dampak positif dari media
pembelajaran diantaranya; (1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku, (2)
Pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif,
(4) Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat, (5) Kualitas hasil belajar dapat
ditingkatkan, (6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan, (7)
Sikap positif dan negatif murid terhadap apa yang mereka pelajari dapat
ditingkatkan, (8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Sedangkan media pembelajaran juga mempunyai dampak negatif
diantaranya; (1) Apabila tidak terorganisir dengan baik maka tujuan pembelajaran
tidak tercapai dengan optimal, (2) Membutuhkan guru yang benar-benar dapat
mengatur waktu serta mengontrol murid agar kegiatan yang dilakukan tidak
menyimpang dari pembelajaran yang diharapkan, (3) Murid yang belum mendapat
giliran untuk maju kedepan dapat berlomba-lomba sehingga keadaan kelas akan
sedikit ribut.
Menurut Sardiman (dalam Sardiman 2010:100) aktivitas belajar itu adalah
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dan emosional. Pengertian belajar
menurut Abdillah (dalam Aunurrahman 2009:35) belajar adalah suatu proses
usaha sadar individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
untuk memperoleh tujuan tertentu.
Aktivitas belajar menurut Oemar Hamalik (dalam Maha Lastasa 2010:28),
merupakan “segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
murid) dalam rangka mencapai tujuan belajar”.
Menurut Paul D. Diedrich (dalam Oemar Hamalik 2009:172) bahwa jenis
aktivitas akan meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional murid. Untuk
mengetahui aktivitas murid maka di perlukan indikator kinerja aktivitas belajar.
Adapun indikator aktivitas belajar dalam penjumlahan bilangan bulat; (1)
Aktivitas fisik: a. Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang materi
yang diajarkan, b. Memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif, c.
Menyebutkian dan menuliskan kartu tanda positif negatif yang diambil. (2)
Aktivitas mental: a. Membaca kartu positif negatif yang diambil, b. Berani
bertanya tentang materi yang belum dimengerti, c. Menjawab pertanyaan dengan
tepat, d. Terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. (3) Aktivitas
emosional: a. Terampil menghitung, b Berani tampil didepan kelas, c. Bergembira
dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, d.Terlibat dalam
penyimpulan materi pembelajaran.
Matematika adalah cabang dari sekian banyak ilmu yang sistematis teratur
dan eksak. Sedangkan menurut Reys (dalam Karso 2008:140) menyatakan bahwa
matematika adalah telaahan tentang pola hubungan suatu jalan atau pola berpikir,
suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
Adapun teori-teori matematika menurut Brunner menyatakan cara
menyajikan harus disesuaikan dengan derajat berpikir murid dan membagi tahaptahap perkembangan kognitif murid dan membagi tahap-tahap perkembangan
kognitif murid dalam tiga tahap yaitu tahap enaktif yaitu tahapan tentang konsep,
tahap ikonik yaitu tahapan gambar bayangan, dan tahap simbolik yaitu tahapan
dalam bentuk simbol dan angka. Tujuan pembelajaran matematika Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP 2006) Mata pelajaran matematika
bertujuan agar murid memiliki kemampuan diantaranya; (1) Memahami konsep
matematika, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, (3)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, (4)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP 2006), ruang
lingkup pembelajaran matematika di Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek sebagai
berikut; (1) Bilangan, (2) Geometri dan pengukuran, (3) Pengolahan data.
Penggunaan media kartu positif negatif pada penjumlahan bilangan bulat menurut
Azhar Arsyad (dalam Sukiman 2012:28) media adalah suatu alat untuk
menyampaikan pesan kepada penerima pesan (murid) ataupun merupakan alat
bantu untuk menyampaikan pesan.
Maka langkah-langkah penggunaan media kartu positif negatif pada
penjumlahan bilangan bulat; (1) Mempersiapkan kotak kartu positif negatif, (2)
Setiap kotak diberi warna sesuai dengan warna kartu, (3) Setiap kotak bilangan
diisi dengan kartu tanda positif negatif, (4) Guru menjelaskan fungsi kotak, media
kartu positif negatif, cara menyelesaikan soal, cara pengambilan dan penulisan
kartu positif negatif, cara membaca kartu tanda positif negatif.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut
Sugiono (dalam Sugiono 2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan
dibuktikan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkandan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Menurut Nawawi (dalam Hadari Nawawi 2007:67) metode deskriptif
dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) menurut
Suhardjono (dalam Asrori dkk 2007:9) mendefinisikan penelitian tindakan kelas
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki
atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran secara bersama (kolaborasi).
Rancangan penelitian tindakan yang dipilih ialah model siklus yang
dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yang meliputi rencana, tindakan,
observasi dan refleksi.
Setting penelitian adalah dilakukan didalam kelas karena berkaitan dengan
proses pembelajaran yang dilaksanakan didalam kelas yaitu kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 18 Pontianak Barat. Sedangkan subjek penelitian adalah guru dan
murid kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak barat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengumpulan data yang relevan agar dalam mengindentifikasi masalah
maupun memecahkan masalah tersebut dapat tercapai dengan tingkat validasi dan
realibitas yang sesuai dengan keadaan sebenarnya (objektif). Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah tenik observasi langsung. Teknik observasi langsung
dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan
(observasi) ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan RPP dan aktivitas murid
selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan di tuangkan dalam lembar
pengamatan kelaksanaan RPP dan aktivitas murid selama proses pembelajaran.
Hasil pengamatan di tuangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan
aktivitas murid selama pembelajaran.
Alat pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini sesuai dengan
teknik yang telah di pilih yaitu observasi maka alat pengumpulan data yang di
gunakan untuk memperoleh informasi pada penelitian ini adalah lembar observasi.
Teknik analisis data adalah data yang telah di peroleh dalam penelitian ini
kemudian di analisis secara deskriptif, analisa data di lakukan setiap tahap refleksi
sehingga dari hasil analisis refleksi dapat di peroleh sebagai solusi untuk
menentukan rencana tindakan yang akan di terapkan pada siklus penelitian
tindakan berikutnya. Analisis data di lakukan melalui kolaborasi antara peneliti
dengan observer.
Adapun data yang di kumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini
adalah hasil observasi terhadap aktivitas belajar murid dan proses pembelajaran
oleh guru pada tiap siklus yang di lakukan kolaborator.
Kumpulan data yang di peroleh dari hasil observasi di analisis dengan
cara mendeskripsikan catatan kolaborator, kemudian data hasil observasi penilaian
terhadap aktivitas murid di analisis dengan persentase. Untuk menganalisis
aktivitas murid yang di amati di gunakan teknik persentase (%), yakni banyaknya
frekwensi tiap aktivitas di bagi dengan seluruh aktivitas di kalikan dengan 100.
Persentase
100
Dimana : A = Proporsi murid yang memilih, B = Jumlah murid (responden)
(Trianto dalam skripsi Murah 2011: 26)
Indikator kinerja untuk mengukur aktivitas belajar murid dengan
menggunakan media kartu positif negatif menurut Paul D. Diedrich (dalam Oemar
Hamalik 2009:20) dikelompokkan menjadi tiga: 1) Aktivitas fisik adalah kegiatan
yang dilakukan murid, 2) aktivitas mental adalah suatu aktivitas yang dilakukan
murid dengan diikuti oleh kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir, 3)
Aktivitas emosional adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan diikuti dengan
kemampuan emosi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Siklus I dan Penelitian Siklus II
1. Hasil penelitian siklus I. Prosedur penelitian menurut Suharsimi ( dalam
Suharsimi Arianto 2009:16) prosedur penelitian terdiri dari empat tahapan; 1)
Tahapan perencanaan (planning) meliputi pembuatan perangkat pembelajaran,
persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja, 2)
Tahapan pelaksanaan (acting) meliputi segala tindakan yang tertuang dalam
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan bentuk molekul, 3) Tahapan pengamatan
(observing) meliputi pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data berupa
nilai evaluasi murid telah mendapat tindakan, menganalisa data dan menyusun
langkah-langkah perbaikan, 4) Tahapan refleksi (reflecting) melalui diskusi
dengan teman sejawat (observer) dan masukan dari para ahli dibidang penelitian
tindakan kelas melalui email.
Prosedur pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu
positif negatif siklus I terdiri dari; a. Perencanaan terdiri dari; (1) Memilih teman
sejawat yaitu Ibu Rusnani S.Pd sebagai kolaborator, (2) Menentukan standar
kompetensi yang sesuai dengan tingkat satuan pendidikan, (3) menentukan tujuan
penelitian yang akan dicapai yaitu meningkatkan aktivitas pembelajaran
matematika. Pada tahap perencanaan dilampirkan lembar IPKG I skor rata-rata
mencapai 3,34.
b) Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali
pertemuan yaitu hari senin tanggal 18 februari 2013 yang diikuti 35 orang murid
dan pertemuan kedua hari kamis tanggal 28 februari 2013 diikuti 34 orang murid.
Pada penelitian siklus I guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dinilai oleh observer dan dilampirkan instrumen penilaian kinerja guru II
dengan skor rata-rata 2,86.
Adapun pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I (pertemuan I); 1)
Kegiatan pendahuluan (10 menit) terdiri dari; a) Salam, berdoa mengabsen dan
mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga, b) Memotivasi murid
mengeluarkan pendapat, c) Mengkondisikan murid untuk siap belajar, d)
Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti (40 menit) terdiri dari a)
Eksplorasi: 1) Murid mengamati media kartu positif negatif, 2) menyebutkan
kartu tanda positif negatif, 3) Murid menjawab pertanyaan guru tentang media
kartu positif negatif, b) Elaborasi; 1) Murid memperhatikan guru memperagakan
media kartu positif negatif, 2) Murid menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru, 3) Murid memperhatikan penjelasan guru tentang cara
mengerjakan penjumlahan dengan teknik menggabung (menambah), 4) Murid
menyebutkan kartu tanda positif yang diambil dalam kotak positif, murid yang
lain menuliskan kartu tanda positif yang diambil oleh temannya, 6) Salah satu
murid membacakan hasil penjumlahan, 7) Satu persatu murid disuruh maju ke
depan kelas mengerjakan penjumlahan bilangan bulat yang disebutkan oleh guru,
8) Murid secara bersama-sama membacakan hasil penjumlahan, c) Konfirmasi; 1)
Murid diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, 2)
Guru memperbaiki jawaban murid yang salah, 3) Guru memberi penguatan
berupa pujian, 4) Guru dan murid melakukan refleksi diri untuk memperbaiki
kekurangan yang terjadi. 3) Kegiatan penutup; a) Murid dan guru merangkum
materi pembelajaran, b) Guru memberikan evaluasi kepada murid, c) Guru
memberikan motivasi pada murid agar belajar lebih giat lagi, d) Tindak lanjut.
Alat dan sumber pelajaran yang digunakan adalah kotak dan kartu positif
negatif. Sumber belajar yang digunakan adalah 1) BSNP, KTSP 2006, 2) Burhan
Mustaqim dan Ary Astuti 2008, Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan MI Kelas
IV (Bse) Hal. 146 – 147 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siklus I (pertemuan II) seperti halnya pertemuan I peneliti menyiapkan
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan dilampirkan lembar instrumen
penilaian kerja II dengan skor rata-rata 2,86.
Dalam lembar IPKG II terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan dan
ditingkatkan antara lain: 1) pada waktu melakukan appersepsi kurang
mengarahkan murid dan kurang membuat keterkaitan pada pembelajaran (materi)
sehingga murid kurang optimal menjawab pertanyaan appersepsi, 2) Kurang
mengaitkan materi dengan pengetahuan yang relevan hal ini menyebabkan murid
sulit untuk memahami tujuan pembelajaran, 3) Kurang mengaitkan materi dengan
realitas kehidupan menyebabkan murid kurang memahami bahwa dalam
kehidupan sehari-hari diperlukan keterampilan menghitung, 4) Pada waktu proses
pembelajaran kurang memberikan kesan yang menarik sehingga sebagian murid
kurang memperhatikan proses pembelajaran, 5) Pada saat mengembangakn
kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan/tulisan) melalui
simbol, bilangan, diagram, grafik dan lain-lain guru melakukannya belum
maksimal sehingga sebagian murid belum dapat mencapai hasil yang maksimal.
c) Tahap observasi (Peningkatan Hasil Aktivitas Murid Siklus I) dalam
observasi aktivitas murid siklus I dilampirkan tabel yang berisi; 1) Aktivitas fisik
skor rata-rata 52%, 2) Aktivitas mental skor rata-rata 61%, 3) Aktivitas emosional
skor rata-rata 70%.
Karena masih rendahnya aktivitas pemebelajaran matematika, maka
peneliti harus melanjutkan penelitian kembali jika dilihat kembali dari aktivitas
yang diamati antara lain;
1) Aktivitas fisik; a) Aspek menyimak dan memperhatikan penjelasan guru
tentang materi yang diajarkan belum mencukupi hasil maksimal yang diharapkan
yaitu hanya 18 orang (51%). Hal ini masih banyak murid yang berbicara dengan
teman sebangku, ada yang sibuk sendiri, b) Sedangkan jika dilihat dari aspek
memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif hanya mencapai 17 orang
murid (49%) ini disebabkan murid masih merasa bingung dalam memilih dan
mengambil kartu tanda positif dan negatif, c) Pada aspek menyebutkan dan
menuliskan kartu tanda positif atau negatif yang diambil jumlah murid mencapai
20 orang murid (57%) keadaan ini belum mencapai nilai maksimal yang
diharapkan. Ini disebabkan murid masih belum mengerti cara menuliskannya
dipapan tulis.
2) Aktivitas mental; a) spek membaca kartu positif atau negatif yang
diambil mencapai 28 orang murid (80%) ini sudah melampaui batas hasil
maksimal maka peneliti harus melanjutkan penelitiannya, b) Aspek berani
bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Pada aspek ini keaktifan murid
paling sedikit yaitu mencapai 15 orang murid dari 35 jumlah murid (43%) ini
disebabkan murid masih malu bertanya ataupun merasa takut, c) Aspek menjawab
pertanyaan dengan tepat. Pada aspek ini keaktifan murid untuk menjawab
pertanyaan mencapai 18 orang murid (51%) ini disebabkan beberapa hal yaitu
mungkin murid belum mengerti ataupun sebagian murid tidak memperhatikan
dengan baik materi yang diajarkan, d) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek
berani tampil didepan kelas. Mencapai 25 orang murid (71%). Jika diperhatikan
sepertinya murid senang disuruh tampil kedepan kelas karena pada saat tampil
mereka sering diberikan penguatan berupa pujian. Hal tersebut belum mencapai
hasil maksimal.
3) Aktivitas emosional; a) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek
terampil menghitung. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 24 orang murid
(69%) ini disebabkan ada beberapa murid yang merasa kebingungan dalam
menghitung, b) Aspek bergembira dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 26 orang murid (74%) hal
tersebut disebabkan karena murid sudah merasa senang bahwa pembelajaran
menggunakan media kartu positif negatif yang berwarna warni. Tetapi aspek ini
perlu ditingkatkan, c) Aspek aktivitas yang terakhir adalah aspek terlibat dalam
penyimpulan materi pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 23
orang murid (68%) hal tersebut disebabkan oleh beberapa murid belum mengikuti
pada saat guru mengajak dan memotivasi murid agar mengucapkan secara
bersama-sama. Sehingga aktivitas ini juga masih perlu ditingkatkan.
d) Refleksi siklus I. Berdasarkan hasil refleksi diatas peneliti perlu
mengupayakan juga beberapa hal sebagai berikut: 1) Dalam memberikan
appersepsi peneliti akan mengoptimalkan materi prasarat yang terkait dengan
materi baru dan mengarahkan murid dengan baik, 2) Membuat murid agar
memahami pemahaman konsep yang berhubungan dengan pengetahuan yang
relevan agar mudah memahami tujuan pembelajaran, 3) Selalu memberikan
latihan-latihan soal agar murid terampil dalam menghitung.
4) Memberikan kesan yang menarik dengan menggunakan media yang
tepat dan memberikan penguatan,agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik, 5) Dalam kemampuan berkomunikasi atau menyampaikan informasi (lisan
atau nonlisan) melalui simbol, bilangan, diagram, grafik dan lain-lain guru
melakukannya dengan bahasa yang baik, lambat tapi dapat dimengerti oleh murid
dan dengan menggunakan simbol-simbol yang mudah dimengerti oleh murid.
Sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh murid.
Setelah mengetahui hasil aktivitas murid dan guru pada siklus I peneliti
bersepakat dengan observer untuk melakukan tindakan pada siklus II karena
belum merasa puas pada hasil siklus I sebab aktivitas belajar murid dan guru
belum meningkat.
2. Hasil penelitian siklus II. Seperti halnya pada hasil penelitian siklus II
peneliti melakukan empat tahapan yang terdiri dari; a) Tahap perencanaan.
Setelah penelitian siklus I dilanjutkan dengan penelitian siklus II karena ada halhal yang perlu ditingkatkan dan guru harus membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) antara lain; 1) Melakukan kolaborasi dengan observer
tentang hal-hal yang perlu di tingkatkandan cara yang diupayakan dalam
mengatasi permasalahan pada siklus I, 2) Penggunaan media kartu positif negatif
pada penjumlahan bilangan bulat diupayakan harus meningkatkan aktivitas murid,
3) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, 4) Pada siklus II
dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin
tanggal 11 maret 2013 diikuti sebagai 35 orang murid. Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 maret 2013 diikuti 35 orang murid, 5)
Selain itu guru mempersiapkan instrumen penilaian kinerja guru (IPKG) I skor
rata-rata menjadi 3,73.
Pada lembar observasi guru atau IPKG I pada siklus II tidak ada hal-hal
yang harus diperhatikan lagi bahkan kalo dilihat pada skor nilai rata-rata IPKG I
pada siklus I mencapai nilai 3,34 dan skor rata-rata nilai IPKG I pada siklus II
mencapai 3,73 berarti sudah mengalami peningkatan sekitar 0,39.
b) Tahap pelaksanaan, seperti halnya pada pelaksanaan siklus I peneliti
harus mempersiapkan RPP yang dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi
waktu (2x35).
Siklus II (pertemuan I) tanggal 11 maret 2013. 1) Kegiatan pendahuluan
(10 menit), a) salam, berdoa, mengabsen, mempersiapkan materi ajar dan model
dan alat peraga, b) memotivasi murid dengan melakukan appersepsi, c)
mengkondisikan murid, d) menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti (40 menit), a) Eksplorasi; 1) murid memgamati peragaan
media kartu positif negatif, 2) murid menyimak tujuan pembelajaran, 3) murid
memperhatikan penjelasan guru cara mengerjakan penjumlahan dengan teknik
menggabung, 4) murid menyebutkan kartu positif negatif yang diambil, 5) murid
yang lain menuliskan kartu tanda positif negatif yang diambil oleh temannya, 6)
murid yang lain membacakan hasil penjumlahan, 7) satu persatu murid maju ke
depan kelas untuk mengerjakan penjumlahan bilangan bulat.
b) Elaborasi; 1) murid memperhatikan peragaan media kartu positif
negatif, 2) murid menjawab pertanyaan yang diajukan guru, 3) murid menyimak
tujuan pembelajaran, 4) murid memperhatikan penjelasan guru cara mengerjakan
penjumlahan, 5) salah satu murid mengambil kartu tanda positif negatif, 6) murid
yang lain membacakan hasil penjumlahan, 7) satu persatu murid maju kedepan
kelas mengerjakan soal yang disebutkan guru, 8) murid secara bersama-sama
membacakan hasil penjumlahan.
c) Konfirmasi; 1) murid diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami, 2) guru memperbaiki jawaban murid yang salah, 3)
guru memberikan penguatan dengan memberikan pujian.
3) Kegiatan penutup (20 menit). 1) murid dibimbing guru untuk
merangkum materi pembelajaran yang telah disampaikan. Pada saat merangkum
materi pembelajaran murid melakukannya dengan baik, 2) Guru memberikan
evaluasi kepada murid. Murid mengerjakannya tenang dan teliti, 3) Guru
memberikan motivasi kepada murid agar belajar lebih giat lagi, 4) Tindak lanjut.
Alat dan sumber pelajaran yang digunakan adalah kotak dan kartu tanda
positif negatif. Sumber belajar yang digunakan adalah 1) BSNP, KTSP 2006, 2)
Burhan Mustaqim dan Ary Astuti 2008, Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan
MI Kelas IV (Bse) Hal 146-147 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Siklus II (pertemuan II) dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18 maret
2013 setelah membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang
dilakukan pada pertemuan pertama maka di lampirkan instrumen penilaian kinerja
guru (IPKG) II dengan skor rata-rata 3,38.
Jika dilihat dari tabel observasi guru siklus I, instrumen penilaian kinerja
guru (IPKG) II hasil rata-ratanya adalah 2,86 dan IPKG II pada siklus II 3,38.
Berarti menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan media kartu positif negatif pada pembelajaran matematika
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat sebesar 0,52.
c) Tahap observasi (Peningkatan Hasil Aktivitas Siklus II) seperti halnya
pada siklus I peneliti bersama observer telah melakukan pengamatan tentang
pelajaran matematika dengan menggunakan media kartu positif negatif dikelas IV
Sekolah Dasar Negeri 18 Pontianak Barat dengan menggunakan lembar observasi
sebanyak dua kali pertemuan di dapat hasil observasi yang sudah diambil rata-rata
ternyata aktivitas fisik mencapai 87%. Hasil yang diharapkan minimal 70%.
Kemudian aktivitas mental mencapai 85%. Hasil yang diharapkan minimal 70%.
Kemudian aktivitas emosional mencapai 86%, ini semua telah mencapai nilai
minimal yang diharapkan, jadi peneliti menghentikan penelitian pada siklus II ini.
Aspek-aspek yang terdapat pada siklus II terdiri dari;
1) Aktivitas fisik; a) Aspek menyimak dan memperhatikan penjelasan
guru tentang materi yang diajarkan murid yang aktif mencapai 33 orang murid
(94%), artinya mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 15 orang (43%)
karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan media kartu positif negatif
sehingga sesuai dengan karakteristik murid, b) Sedangkan jika dilihat dari aspek
memilih dan mengambil kartu tanda positif dan negatif mencapai 28 orang murid
(80%) dari siklus I mengalami peningkatan sebanyak 11 orang murid (31%) ini
disebabkan murid sudah memahami cara menggunakan media kartu positif
negatif, c) Pada aspek menyebutkan dan menuliskan kartu tanda positif atau
negatif yang diambil jumlah murid mencapai 30 orang murid (86%) dari siklus I
mengalami peningkatan sebanyak 10 orang murid (29%) ini disebabkan murid
telah memamahami cara menuliskan tanda kartu positif negatif yang diambil.
2) Aktivitas mental; a) Aspek membaca kartu positif atau negatif yang
diambil mencapai 34 orang murid (97%) berarti mengalami peningkatan sebesar 6
orang murid (17%) ini disebabkan murid selalu dilatih apabila akan menuliskan
tanda positif negatif harus dibaca terlebih dahulu, b) Aspek berani bertanya
tentang materi yang belum dimengerti mencapai 29 orang murid (83%) ini
mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 14 orang (40%). Ini disebabkan
murid telah dimotivasi apabila belum mengerti harus berani bertanya, c) Aspek
menjawab pertanyaan dengan tepat mencapai 26 orang murid (74%) ini berarti
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 8 orang murid (23%). Ini disebabkan
murid sudah mulai berani mengeluarkan pendapat, d) Aspek aktivitas selanjutnya
adalah aspek berani tampil didepan kelas mencapai 30 orang murid (86%) ini
mengalami peningkatan sebesar 5 orang murid (15%). Hal tersebut disebabkan
murid sudah merasa lebih percaya diri karena di motivasi dengan penguatan
berupa pujian-pujian.
3) Aktivitas emosional; a) Aspek aktivitas selanjutnya adalah aspek
terampil menghitung. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 26 orang murid
(74%) ini berarti mengalami peningkatan sebesar hanya 2 orang murid (5%) ini
disebabkan murid selalu diberikan latihan-latihan soal, b) Aspek selanjutnya
adalah aspek bergembira dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran. Pada aspek ini aktivitas murid mencapai 31 orang murid (89%) ini
berarti mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 5 orang murid (15%). Hal
tersebut dikarenakan murid mulai merasa senang dengan permainan media kartu
positif negatif yang di tampilkan didepan kelas, c) Aspek aktivitas yang terakhir
adalah aspek terlibat dalam penyimpulan materi pembelajaran. Pada aspek ini
aktivitas murid mencapai 33 orang murid (94%) ini berarti mengalami
peningkatan sebesar 10 orang murid (26%). Hal tersebut disebabkan murid telah
dibimbing guru dalam menyimpulkan materi pembelajaran.
d) Refleksi siklus II. Dari lembar observasi guru siklus II tidak ada hal-hal
yang diperhatikan karena menurut observer tindakan guru sudah sesuai dengan
tahapan-tahapan pada pembelajaran jadi sudah dianggap lebih baik bahkan jika
dilihat pada IPKG II di siklus I nilai skor rata-rata 2,86 dan IPKG II pada siklus II
skor rata-rata mencapai 3,38 ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 0,52.
Pada lembar observasi murid siklus I skor rata-rata aktivitas fisik mencapai 52%
dan lembar observasi aktivitas fisik murid siklus II skor rata-rata 87%. Ini
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 35%. Kemudian lembar observasi
aktivitas mental siklus I skor rata-rata mencapai 61% sedangkan lembar observasi
aktivitas mental siklus II skor rata-rata 85%. Ini berarti mengalami peningkatan
sebesar 24%. Lembar observasi aktivitas emosional siklus I skor rata-rata
mencapai 70% sedangkan lembar observasi aktivitas emosional siklus II skor ratarata 86%. Ini berarti mengalami peningkatan sebesar 16%. Jadi lembar observasi
guru dan murid menunjukkan adanya peningkatan maka penelitian di hentikan
pada siklus II.
Pembahasan
Pembahasan yang diuraikan disini berdasarkan atas hasil pengamatan yang
dilakukan selama penelitian yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Hasil
pengamatan siklus I (didalam melakukan tindakan siklus I didapat beberapa
temuan-temuan) diantaranya; a) Pada lembar aktivitas murid tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan menggunakan media kartu positif negatif adalah; 1) Masih
banyak murid yang berbicara dengan teman sebangkunya dan ada pula yang sibuk
sendiri, 2) Murid masih merasa bingung dalam memilih dan menuliskan kartu
tanda positif negatif, 3) Murid masih merasa malu untuk bertanya, 4) Sebagian
murid belum mengerti tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan
media katru positif negatif sehingga sebagian belum dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat.
Sehingga aktivitas murid pada siklus I dan siklus II dalam dua kali
pertemuan, aktivitas fisik mengalami peningkatan sebesar mencapai 35%,
aktivitas mental mengalami peningkatan sebesar 24%, aktivitas emosional
mengalami peningkatan 16%, hal tersebut sudah dapat dikatgorikan meningkat
tinggi sehingga penelitian tindakan dihentikan pada siklus II. aktivitas murid telah
mencapai 86% berarti mengalami peningkatan sebesar 23%, hal tersebut sudah
dapat dikatagorikan meningkat tinggi sehingga penelitian tindakan dihentikan
pada siklus II ini dapat dilihat pada rekapitulasi hasil observasi murid pada siklus
I dan siklus II.
b) Observasi kinerja guru yang dilakukan pada siklus I masih didapati
temuan-temuan yang harus diperhatikan dan ditingkatkan diantaranya; 1) Pada
waktu melakukan appersepsi guru kurang mengarahkan murid dan kurang
menbuat keterkaitan pada pembelajaran (materi) yang lalu dan yang akan
dipelajari sehingga murid kurang optimal dalam menjawab pertanyaan appersepsi,
2) Kurang mengaitkan materi yang relevan hal ini menyebabkan murid sulit untuk
memahami pembelajaran, 3) Guru kurang mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan, 4) Kurang memberikan kesan yang menarik kepada murid dalam
proses pembelajaran menyebabkan murid kurang memperhatikan proses
pembelajaran.
Dengan demikian pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan media kartu positif negatif di kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 18 Pontianak Barat pada siklus I dan siklus II aktivitas murid meningkat
sebesar 22%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Bedasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas secara umum dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media kartu positif negatif tentang penjumlahan
bilangan bulat pada pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar Negeri
18 Pontianak Barat terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar murid.
Selanjutnya dapat disimpulkan beberapa aspek khusus sebagai berikut: (1)
Rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sudah sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) silabus dan Peraturan Menteri Nomor 41
Tahun 2007 proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada murid untuk
mendorong, memotivasi serta membangkitkan minat, kreativitas agar
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran disusun
dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar. (2) Pelaksanaan
pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media kartu
positif negatif telah dilaksanakan menurut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) oleh observer serta melampirkan pembelajaran menarik, menyenangkan
dan bermakna, 3) Peningkatan aktivitas fisik pada siklus I diantaranya aktivitas
fisik mencapai 52% dan aktivitas fisik pada siklus II mencapai 87% menunjukkan
peningkatan sebesar 35%, 4) Peningkatan aktivitas mental pada siklus I mencapai
61% pada siklus II mencapai 85% menujukkan peningkatan 24%, 5) Peningkatan
aktivitas emosional pada siklus I mencapai 70% pada siklus II 60% menunjukkan
peningkatan sebesar 16%.
Saran
Setelah melakukan penelitian sebanyak dua siklus dalam empat kali
pertemuan dan dapat mengetahui adanya peningkatan aktivitas pembelajaran
matematika maka peneliti menyarankan: (1) Pada waktu melakukan proses
pembelajaran peneliti (guru) harus menggunakan media atau alat peraga agar
pesan yang di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh si penerima pesan
(murid), (2) Hendaknya peneliti (guru) menggunakan media yang sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran. (3) Pada saat memberikan penjelasan atau
informasi kepada murid hendaknya secara runtut, jelas dan tidak terlalu cepat atau
monoton agar murid cepat memahami apa yang harus dilakukannya, (4) Dalam
mengatasi murid yang mempunyai keterlambatan dalam menerima pembelajaran
guru harus membimbingnya, (5) Peneliti (guru) harus dapat menciptakan
pembelajaran yang menarik, bermakna, berkesan dan menyenangkan.
DAFTAR RUJUKAN
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University
Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Karso dkk. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka
Rusyan, Tabrani. 2008. Mengajar Matematika Berdasarkan KTSP. Bandung:
Sinergi
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-ruzz
Media
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Asrori dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Multi Press
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika Untuk SD dan
MI Kelas IV. Jakarta: Adhi Aksara Abadi Indonesia
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Indeks
Sardiman, Arief dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers
Murah. 2011. Skripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas I SDN 17 Mempawah
Timur. Pontianak: Untan
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Download